Pasien wanita paritas 4 mengalami perdarahan berulang akibat plasenta previa totalis pada kehamilan trimester ketiga. Diagnosis ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik, USG, dan dilakukan tindakan bedah sesar sebagai penatalaksanaan.
Pengenalan pemeriksaan USG dalam kehamilan oleh dr. Hendrik Sutopo, M.Biomed, SpOG
obstetric basic ultrasound examination
Informasi dikemas secara singkat agar mudah dipahami oleh orang awam, namun tetap cukup untuk memberikan gambaran bagi tenaga kesehatan mengenai USG dalam kehamilan.
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen). Pembimbing : dr. David R. Christanto, Sp.OG, KFM., M.Kes. Retensio plasenta (placental retention) merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Menimbulkan perdarahan postpartum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan postpartum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lamanya kala III adalah ≤ 30 menit
Pengenalan pemeriksaan USG dalam kehamilan oleh dr. Hendrik Sutopo, M.Biomed, SpOG
obstetric basic ultrasound examination
Informasi dikemas secara singkat agar mudah dipahami oleh orang awam, namun tetap cukup untuk memberikan gambaran bagi tenaga kesehatan mengenai USG dalam kehamilan.
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen). Pembimbing : dr. David R. Christanto, Sp.OG, KFM., M.Kes. Retensio plasenta (placental retention) merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Menimbulkan perdarahan postpartum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan postpartum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lamanya kala III adalah ≤ 30 menit
Ketidakmampuan janin mempertahankan pertumbuhan yang diharapkan sesuai dengan kurva pertumbuhan yang telah terstandarisasi dengan atau tanpa adanya KMK.
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAsri wahyuni
ASMA
Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua Negara dunia, diderita oleh anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang.
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olahraga,infeksi,alergi,perubahan suhu,asap rokok,dan lain lain. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma.
Pengaruh penyakit Asma bronkiale dalam kehamilan
Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui berpengaruh terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa membesarnya uterus, elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan pada mekanik paru-paru dan lain-lain.
Pada ibu-ibu hamil yang menderita AB, Bahna dan Bjerkedal mendapatkan bahwa insiden hiperemis, perdarahan, toksemia gravidarum, induksi persalinan dengan komplikasi dan kematian ibu secara bermakna lebih sering terjadi dibandingkan dengan ibu-ibu hamil tanpa penyakit AB. Hal ini dapat diduga erat hubungannya dengan obat-obat anti asma yang diberikan selama kehamilan ataupun akibat efek langsung daripada memberatnya asma
Hormon Masa Kehamilan
Progesteron
Estrogen
Kortisol
Pengaruh Obat-obatan Anti Asma Terhadap Kehamilan
Golongan Xanthin
Golongan simptomatik
Adrenalin
Efedrin
Obat-obat Beta Agonis
Kromoglikat
Kortikosteroid
Antihistamine, Ekspektoran dan Antibiotika
Penatalaksanaan Asma Bronkial pada kehamilan
Penderita Rawat Jalan
Pada serangan AB yang ringan , teofilin peroral atau rektal dapat merupakan pilihan atau kalau perlu aminofilin intravenous 250 – 500 mg secara bolus pelan-pelan atau isopreterinol inhalasi atau nebulizer, atau adrenalin subkutan 0,2-0,5 ml yang dapat diulang dalam 15 sampai 30 menit kemudian.
Penderita Rawat Inap
Diperuntukkan penderita dengan Ab yang berat atau status asthmaticus. Diberikan aminofilin IV 250-500 mg secara bolus pelan-pelan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian aminoflin perinfus IV dengan dosis 0,9 mg/kg BB/hari. Hidrokortison sodium suksinat diberikan 100-200 mg IV/4-6 jam, oksigen melalui kateter hidung, cairan dan elektrolit yang cukup dan eliminasi faktor-faktor presipitasi.
PENYAKIT JANTUNG
Perubahan hemodinamik dalam kehamilan
Hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah, curah jantung dan resistensi vaskuler. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara tidak langsung dengan auskultasi atau secara langsung dengan kateter intra-arterial.
Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut jantung dan stroke volume meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan curah jantung sangat tergantung pada denyut jantung. Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan awal trimester kedua. Denyut jantung, tekanan darah dan curah jantung akan meningkat pada saat ada kontraksi uterus.
Diagnosis
Klasifikas
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
• Salah satu penyebab perdarahan pada wanita hamil adalah
plasenta previa.
• Perdarahan yang diakibatkan oleh plasenta previa termasuk
pendarahan yang berat,
• Umumnya plasenta previa berlangsung tanpa disertai rasa nyeri
dan terjadi pada waktu yang tidak tertentu, tanpa trauma.
• Sering disertai oleh kelainan letak janin
3. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum.
5. ETIOLOGI
• Blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim
• Vaskularisasi desidua yang tidak memadai
• Paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun
• Cacat rahim
• Merokok,
• Kehamilan kembar dan eritroblastosis fetalis
7. GEJALA KLINIK
• Perdarahan tanpa nyeri, tiba – tiba, tanpa penyebab,
biasanya darah berwarna segar
• Pemeriksaan luar, bagian janin belum masuk PAP ,
sering terjadi gangguan presentasi dan letak janin
8. DIAGNOSA
• Anamnesis
• USG : Penentuan letak plasenta secara tidak
langsung
• Inspekulo : Untuk mengetahui sumber perdarahan
• VT : Penentuan letak plasenta secara langsung
9. DIAGNOSA BANDING
• Solutio Plasenta
• Kehamilan dengan :
1. Trauma pada vagina
2. Varises yang pecah
3. Ca serviks
4. Polip endoserviks
12. TERAPI AKTIF
• 1. Langsung SC :
• Gawat Janin dengan TBJ > 1500 gr
• Perdarahan aktif dan banyak
• HB < 6 gr% , bayi hidup, TBJ > 1500 gr, perdarahan terus
• KU ibu jelek
• 2. DSU
• Kehamilan aterm
• Kehamilan prematu dengan TBJ > 2000 gr
• Perawatan konservatif gagal
13. IDENTITAS
• Nama : Ny. R
• Umur : 32 tahun
• Status : Menikah 1 x 8th
• Suami : Tn. M. R
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMP
• MRS : 24-08-2016
• KRS : 26-08-2016
14. ANAMNESIS
• Pasien merasa hamil 8 bulan, dengan keluhan keluar darah jalan lahir sejak tanggal
23 agustus 2016.
• Darah yang keluar berupa flek-flek berwarna merah segar, tanggal 24 Agustus dini
hari jam 01.30 keluar darah yang banyak seperti haid.
• Keluarnya darah tanpa disertai rasa nyeri ataupun mual-muntah. Riwayat minum
jamu (-) Riwayat pijat (+) 1x umur kehamilan 3 bulan.
• Sebelumnya tanggal 12-17 Agustus 2016 pasien sempat MRS di RSUD Bangil
dengan keluhan yang sama tetapi tidak seberat yang sekarang.
• Dokter hanya memberikan terapi konservatif kemudian setelah stabil pasien
dipulangkan.
15. ANAMNESIS
• HPHT : 05-01-2016,
• TP : 12-10-2016.
• Saat ini usia kehamilan 32 – 34 minggu.
• Riwayat penggunaan KB :
• Ya, dengan cara suntik tiap 3 bulan lamanya 6 th dan pil lamanya 2 tahun
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat darah tinggi, kencing manis,asma,TB disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• DM (+) HT (+)
16. ANAMNESIS
• Ante Natal Care :
• Bidan praktek swasta sebanyak 4x
• Riwayat Sosial Ekonomi :
• Suami merokok (+) + 1 pak
17. ANAMNESIS
N
O
Keadaan Bayi Umur Keterangan
1 Abortus 3 bulan
2 Abortus 3 bulan curet
3 Perempuan / aterm / 3000 9 tahun Sc ec KPD
4 Hamil ini
18. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-5-6
• Tanda vital : Tensi : 110/70 mmHg (berbaring)
• Nadi : 86 x/mnt, reguler,
• RR : 22 x/mnt
• Suhu : 36,°C (aksiler)
• TB : 150 cm BB : 55 kg BMI: 24,4 (normoweight)
19. PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala Leher : Anemis (+/+), icterus (-), Cyanosis(-), Dyspneu (-)
Pembesaran KGB (-)
• Hidung : Epistaksis (-), Deformitas (-), deviasi septum (-),
• sekret (-/-),nafas cuping hidung (-)
• Mulut : Bibir pucat (-), hipertrofi gingiva (-), perdarahan gusi (-)
• Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tak teraba membesar,
• Thorax : Bentuk normal, emfisematus (-), sela iga tidak melebar
Retraksi intercosta dan supraclavicula (-), spider nevi (-)
• Extremitas : Dalam batas normal
20. PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen (obstetri) :
• Tinggi Fundus Uteri : 29cm Letak : U
• DJJ : 138x/menit HIS : negatif
• TBJ : 2480 gr
• Leopold
• I : teraba lunak,tidak bulat dan tidak dapat digerakan
Fundus terletak pada pertengahan antara pusar dengan xiphoid
• II : punggung janin teraba di sisi kiri ibu
• III : teraba keras, bulat dan dapat digerakan
• IV : bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
21. PEMERIKSAAN FISIK
• Genitalia Eksterna : Fluxus (+) minimal, clot (+)
• Vaginal Toucher : Tidak dilakukan
• Inspekulo : Vulvovagina fluxus (+) minimal
Clot (+) di fornix posterior
Laserasi (-), Varises (-)
Portio multipara tertutup licin
• Extremitas : Dalam batas normal
33. PEMBAHASAN
• RL 20 tpm? Tidak syok, mengurangi aktifitas kontraksi dari uterus
• Cinam 1,5 g iv ( AB broad spectrum sbg profilaksis)
• Ranitidine & Metoclopramide sbg anti emetic untuk mencegah
aspirasi