1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien abortus. Abortus adalah proses berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Terdapat beberapa klasifikasi abortus yaitu abortus spontan, provokatus, dan komplikasinya seperti perdarahan dan infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes kehamilan
Obstruksi Biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan. (Ngastiyah,2005). Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) di dalam feses.
Obstruksi Biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan. (Ngastiyah,2005). Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) di dalam feses.
Mata pelajaran yang membahas tentang panca indra pada tubuh manusia yang terdiri dari mata, telinga, hidung, dan kulit. pada mata pelajaran ini akan dibahas anatomi dan fisiologi dari panca indra tersebut
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di setiap usia kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (hamil muda). Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Tetapi, yang paling sering adalah abortus. Penyebab lainnya adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Semoga artikel ini membantu :)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. PENDAHULUAN
• Menggugurkan kandungan atau dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” berarti
mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.
3. Abortus
Abotus adalah suatu proses berakhirnya suatu
kehamilan, dimana janin belum mampu hidup di luar
rahim (belum viable), dengan kriteria usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang
500 gram.
4. Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1.Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi.
Kelainan pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan
kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil
konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil kosepsi
dapat terjadi karena:
a.Faktor kromosom
b.Faktor lingkungan endometritum.
c.Pengaruh luar
5. Cont..
2.Kelainan Pada Plasenta
a.Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga
palsenta tidak dapat berfungsi.
b.Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada
diabetes melitus.
c.Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta
sehingga menimbulkan keguguran.
6. 3.Penyakit Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:
a.Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria,
sifilis.
b.Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2menuju
sirkulasi retroplasenter.
c.Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit hati, penyakit diabetes melitus.
7. 4.Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai
keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus,
uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas
operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum.
5.Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.
6.Penyebab Dari Segi Janin
a. Kematian janin akibat kelainan bawaan.
8. KLASIFIKASI
1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
Yaitu:
•Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilataksi serviks
•Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
•Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
•Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
9. 2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi
belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan
bayi belum 1000 gram
11. TANDA DAN GEJALA
1. Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a.Terdapat keterlambatan datang bulan
b.Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c.Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan
umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
d.Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis,
dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi
otot rahim.
e.Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
12. 2. Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
a.Perdarahan lebih banyak
b.Perut mules atau sakit lebih hebat
c.Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih
banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
atau hasil konsepsi dapat diraba
13. 3. Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a.Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan
anemis.
b.Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan
gawat
c.Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d.Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)
14. 4. Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a.Uterus telah mengecil
b.pendarahan sedikit
c.Canalis servikalis telah tertutup
5. Tanda dan gejala Missed Abortion :
a.Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air
ketuban dan maserasi janin
b.Payudara mengecil kembali
15. MANIFESTASI KLINIS
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering
nyeri pingang akibat kontraksi uterus
16. 5. Pemeriksaan ginekologi :
a.Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b.Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari
ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
c.Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
17. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif. Positif bila janin
masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup
3. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10
mg%) dan Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed
abortion.
4. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningkat(>10.000 U/dl)
5. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman.
18. PENATALAKSANAAN
1. Abortus Imminen
•Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
merangsang mekanik berkurang.
•Tes kehamilan dapat dilakukan.
•Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
•Bersihkan vulva minimalkan 2 kali sehari dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi.
•Berikan obat penenang biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
19. 2. Abotus Insipien
•Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai
perdarahan dengan pengosongan uterus memakai kuret vakUun
atau cunam abortus.
•Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin
10 iu dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit.
•Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan
tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
•Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
20. 3. Abortus Inkompletus
•Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI
fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.
•Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu
suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
•Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
•Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
21. 4. Abortus Kompletus
•Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet
selama 3 sampai 5 hari.
•Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus
atau tranfuse darah.
•Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
•Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
22. 5. Abortus Infeksiosus Atau Septik
•Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit
•Penangulangan infeksi
•Tingkatkan asupan cairan.
•Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah.
•Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik
atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus
dikeluarkan dari uterus.
23. 6. Habitual Abortus
•Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat.
•Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang,
vitamin mineral. Pembatasan obat-obatan yang diketahui
mempuyai pengaruh jelek kepada janin.
•Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi emosional
yang tenang, dan menghilangkan rasa cemas.
24. 7. Missed Abortion.
•Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan
konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
•Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau
segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
•Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan serviks
dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi
serviks dengan dilatator hegar.
•Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x
5 mg lain infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak
500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada
kontraksi uterus.
26. FAKTOR RISIKO / PREDISPOSISI YANG (DIDUGA)
BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ABORTUS.
1. Usia ibu yang lanjut
2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan
(misalnya diabetes, penyakitgh Imunologi sistemik dsb).
5. berbagai macam infeksi (variola,toxoplasma, dsb)
6. paparan dengan berbagai macam zat kimia
7. trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama
8. kelainan kromosom (
28. A. PENGKAJIAN
1. Data subjektif
a. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama: pada pasien dengan abortus,
kemungkinan pasien akan datang dengan keluhan utama
perdarahan pervagina disertai dengan keluarnya bekuan
darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut.