Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk penyebabnya, gejalanya, dan cara mencegahnya. Obesitas disebabkan oleh asupan kalori yang lebih besar dari yang dibakar tubuh, sehingga terjadi penumpukan lemak berlebihan. Gejala obesitas antara lain sesak nafas, ngantuk, dan nyeri punggung. Cara mencegah obesitas adalah dengan mengatur pola makan, olahraga, berjalan kaki,
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk definisi, penyebab, dampak kesehatan, klasifikasi, dan tips mencegah obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar dari 30 kg/m2. Penyebab obesitas antara lain gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, konsumsi obat tertentu, dan penuaan. Obesitas dapat memengaruhi ke
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk penyebabnya, gejalanya, dan cara mencegahnya. Obesitas disebabkan oleh asupan kalori yang lebih besar dari yang dibakar tubuh, sehingga terjadi penumpukan lemak berlebihan. Gejala obesitas antara lain sesak nafas, ngantuk, dan nyeri punggung. Cara mencegah obesitas adalah dengan mengatur pola makan, olahraga, berjalan kaki,
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk definisi, penyebab, dampak kesehatan, klasifikasi, dan tips mencegah obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar dari 30 kg/m2. Penyebab obesitas antara lain gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, konsumsi obat tertentu, dan penuaan. Obesitas dapat memengaruhi ke
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita, meliputi penentuan umur anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penetapan status pertumbuhan dan gizi, serta tindak lanjut hasil pemantauan yang dapat berupa konseling, pengobatan, atau rujukan ke fasilitas kesehatan. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masalah gizi pada anak melalui deteksi dini di posy
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian status gizi dan monitoring pertumbuhan balita. Secara singkat, dokumen ini menjelaskan indikator-indikator status gizi seperti antropometri, status berat badan, tinggi badan, dan berat badan terhadap tinggi badan serta cara menentukan status gizi individu dan masyarakat berdasarkan batas-batas ambang yang ditetapkan.
Modul ini membahas penggunaan program WHO Anthro versi 3.2.2 dan WHO AnthroPlus versi 1.0.1 untuk mengolah data antropometri anak. Program ini memiliki dua fitur utama yaitu anthropometric calculator untuk penilaian status gizi individu dan individual assessment untuk pemantauan pertumbuhan anak. Modul ini juga menjelaskan ketentuan umum dan kategori status gizi berdasarkan SK Menteri Kesehatan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet dan hubungannya dengan penyakit. Terdapat diet biasa untuk pasien tanpa gangguan sistem tubuh, diet lunak untuk pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta diet cair untuk pasien yang sulit makan."
Dokumen tersebut membahas penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita dalam memantau pertumbuhan anak. KMS Balita digunakan untuk menentukan apakah pertumbuhan berat badan anak sesuai dengan standar normal berdasarkan grafik dan garis acuan yang tertera. Hasil pemantauan menggunakan KMS digunakan untuk mengidentifikasi risiko gangguan pertumbuhan atau kelebihan berat badan pada anak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Pasien bernama Nn. Selly berusia 18 tahun menderita gastritis erosiva akibat keracunan Baygon. Diet yang diberikan adalah diet lambung I dengan tujuan memberikan makanan dan cairan yang tidak membebani lambung serta mencegah sekresi asam berlebihan. Diet terdiri dari energi 1359 kkal, protein 51 gram, lemak 23 gram, karbohidrat 238 gram yang diberikan 8 kali sehari dalam bentuk cair.
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Obesiti disebabkan oleh pemakanan berlebihan dan kurang aktiviti fizikal yang menyebabkan penumpukan lemak berlebihan dalam badan. Obesiti merupakan faktor risiko utama penyakit jantung disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Terapi utama untuk mengurangkan risiko kesihatan termasuklah mengurangkan berat badan, mengamalkan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita, meliputi penentuan umur anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penetapan status pertumbuhan dan gizi, serta tindak lanjut hasil pemantauan yang dapat berupa konseling, pengobatan, atau rujukan ke fasilitas kesehatan. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masalah gizi pada anak melalui deteksi dini di posy
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian status gizi dan monitoring pertumbuhan balita. Secara singkat, dokumen ini menjelaskan indikator-indikator status gizi seperti antropometri, status berat badan, tinggi badan, dan berat badan terhadap tinggi badan serta cara menentukan status gizi individu dan masyarakat berdasarkan batas-batas ambang yang ditetapkan.
Modul ini membahas penggunaan program WHO Anthro versi 3.2.2 dan WHO AnthroPlus versi 1.0.1 untuk mengolah data antropometri anak. Program ini memiliki dua fitur utama yaitu anthropometric calculator untuk penilaian status gizi individu dan individual assessment untuk pemantauan pertumbuhan anak. Modul ini juga menjelaskan ketentuan umum dan kategori status gizi berdasarkan SK Menteri Kesehatan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet dan hubungannya dengan penyakit. Terdapat diet biasa untuk pasien tanpa gangguan sistem tubuh, diet lunak untuk pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta diet cair untuk pasien yang sulit makan."
Dokumen tersebut membahas penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita dalam memantau pertumbuhan anak. KMS Balita digunakan untuk menentukan apakah pertumbuhan berat badan anak sesuai dengan standar normal berdasarkan grafik dan garis acuan yang tertera. Hasil pemantauan menggunakan KMS digunakan untuk mengidentifikasi risiko gangguan pertumbuhan atau kelebihan berat badan pada anak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Pasien bernama Nn. Selly berusia 18 tahun menderita gastritis erosiva akibat keracunan Baygon. Diet yang diberikan adalah diet lambung I dengan tujuan memberikan makanan dan cairan yang tidak membebani lambung serta mencegah sekresi asam berlebihan. Diet terdiri dari energi 1359 kkal, protein 51 gram, lemak 23 gram, karbohidrat 238 gram yang diberikan 8 kali sehari dalam bentuk cair.
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Obesiti disebabkan oleh pemakanan berlebihan dan kurang aktiviti fizikal yang menyebabkan penumpukan lemak berlebihan dalam badan. Obesiti merupakan faktor risiko utama penyakit jantung disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Terapi utama untuk mengurangkan risiko kesihatan termasuklah mengurangkan berat badan, mengamalkan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, patofisiologi, penyebab, dan tatalaksana obesitas.
2. Beberapa tatalaksana obesitas yang disebutkan adalah diet energi rendah, aktivitas fisik, terapi perilaku, farmakologi, dan terapi bedah.
3. Diberikan contoh menu harian untuk pasien obesitas dengan diet energi rendah tingkat II.
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan berat badan melalui pemakanan seimbang dan gaya hidup aktif. Topik utama meliputi definisi obesitas, faktor risiko berat badan, penentuan berat badan ideal, piramid makanan, dan pengurusan diet yang seimbang untuk menurunkan berat badan secara beransur-ansur.
Obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan akibat akumulasi lemak berlebih dalam tubuh. Faktor penyebabnya antara lain genetik, lingkungan, gaya hidup dan perilaku. Penanganannya meliputi modifikasi pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik serta pemantauan komplikasi penyakit.
Makanan seimbang penting untuk kesihatan dan berat badan ideal. Ia terdiri daripada karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral mengikut piramid makanan. Keperluan kalori berbeza mengikut umur, jantina dan aktiviti fizikal seseorang."
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang pengaturan makan bagi penderita diabetes meliputi jenis, jumlah, dan waktu makanan; serta daftar menu makanan yang sesuai beserta porsinya. Dianjurkan asupan karbohidrat kompleks, serat, protein nabati dan hewani, serta lemak sehat dalam jumlah yang seimbang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gizi pada obesitas, meliputi penjelasan tentang obesitas, patofisiologi obesitas, sindrom metabolik, dan intervensi gizi untuk penanganan obesitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan diabetes melitus. Keluarga perlu mengatur jenis, jumlah, dan jadwal makan; memberikan dorongan untuk mengkonsumsi obat dan mengontrol gula darah; serta menemani olahraga. Tanpa dukungan keluarga, diabetes akan sulit dikendalikan dan berisiko menimbulkan komplikasi."
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus untuk menjaga kadar gula darah dan berat badan serta mencapai kesehatan yang optimal. Dietnya meliputi porsi karbohidrat, protein, lemak, dan serat yang seimbang serta menghindari makanan yang mengandung gula sederhana, lemak berlebih, dan natrium berlebih. Prinsip utama diet bagi diabetes adalah mengonsumsi makanan tepat jenis, juml
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus. Dietnya meliputi asupan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, mineral, serta jenis dan jadwal makanan. Diet diabetes melitus menganjurkan makanan kompleks, protein rendah lemak, sayuran dan buah. Sedangkan yang tidak dianjurkan adalah makanan manis, lemak, dan natrium. Penderita diabetes juga harus taat akan aturan 3J: jadwal, jumlah, dan jen
Similar to 519886700-Konseling-Gizi-Dan-Obesitas-Power-Point.ppt (20)
2. Usia bertambah Proses Penuaan Penyakit bertambah
•Teratur & tidak
dipaksakan
• Dengan porsi
yang optimal
• Mengenali
kategori
aktivitas
• Zat Gizi Seimbang
NUTRISI AKTIVITAS
OLAHRAGA
ISTIRAHAT
TUBUH
SEHAT
4. 4
Jumlah
Jumlah Kalori sesuai kebutuhan
Jadwal
Waktu Makan Terjadwal dengan baik
Jenis
Komposisi karbohidrat, Protein dan Lemak
Seimbang
Nutrien spesifik Terpenuhi
PERENCANAAN MAKAN
5. ZAT GIZI
Obesitas/Kegemukan
Penyakit Diabetes
Penyakit Jantung
Penyakit Rematik
Stroke
• Mudah terserang penyakit
Anemia
Mudah Lelah
Penuaan dini
Osteoporosis
Vitalitas menurun
Kekurangan
Kelebihan
GIZI SEIMBANG
6. <15%
Saturated fatty
acids
Polyunsaturated
fatty acids
Monounsaturated
fatty acids
8%-10%
<10%
Komposisi makronutrien yang dianjurkan
Carbohydrate
>55%
Protein
15%
Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in
Adults– The Evidence Report. Obes Res. 1998;6 (suppl 2).
Fat
<30%
Calories: 500-1000 kcal/d reduction
Cholesterol: <200 mg/d
Fiber: 20-30 g/d
6
7. Karbohidrat
• 55 -70% dari kalori total
• Karbohidrat kompleks dari biji2an, buah2an dan
sayuran
• Pilih karbohidrat dengan serat tinggi
7
9. Lemak
• Hindari makanan yang berlemak, goreng-gorengan
• Asupan omega 3 dapat terpenuhi dengan konsumsi ikan 2-3
kali seminggu
• Sumber kolesterol adalah sea food (selain ikan), jerohan,
kuning telur dianjurkan tidak melebihi 300 mg/hari
• Minyak goreng tidak mengandung kolesterol
9
10. Menghindari lemak jenuh
Merubah cara memasak dari
menggoreng menjadi mengukus dan
merebus
10
Konsumsi sayur / buah minimal 5 porsi / hari
1 porsi sayur = 1 mangkok sayur
1 porsi buah = - pisang 1 bh sedang
- apel 1 bh sedang
14. Jumlah kalori sesuai kebutuhan
Berdasarkan berat badan ideal
Berat ideal : (TB – 100) x 1 kg
Berat idaman : 90% (TB – 100) X 1 kg
Berat badan lebih : 110% (TB – 100) X 1 kg
Tentukan Berat badan ideal/normal
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan(m)2
15. Klasifikasi Index Massa Tubuh (IMT)
Kategori IMT (kg/m2)
BB Kurang < 18,5
BB Normal 18,5 – 22,9
BB dengan Risiko 23 – 24,9
Obesitas Tk.1 25 – 29,9
Obesitas Tk. 2 > 30
15
Kriteria
(IMT)
Aktifitas Ringan Aktifitas Sedang Aktifitas Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-45
Tentukan Kebutuhan Kalori per Kg BB Idaman
16. Diet Penurunan Berat Badan
• Diet rendah kalori seimbang tinggi serat
• Mencapai penurunan BB ½ - 1 kg per minggu
(mengurangi 500 – 1000 kalori asupan energi)
• Dianjurkan : makanan rendah kalori dan tinggi
serat seperti : sayuran, buah-buahan.
• Dibatasi sumber KH : nasi, roti, mie,
kentang,singkong, ubi, dll.
• Dihindari : makanan berlemak dan banyak
gula
17. CONTOH PERHITUNGAN
Laki-laki, usia 42 tahun dengan BB 83 kg dan TB
165 cm dan aktivitas fisik sedang.
IMT = 83 = 83 = 30,48 Obesitas
(1,65)2 2,72
BB Ideal = (165 – 100) – 10% (165 – 100)
= 65 – 6,5 = 58,5 kg
Kebutuhan kalori : 30 x 83 = 2.490 kkal / hari
18. • Penurunan BB = 2.490 – 500
= 1.990 kkal / hari
Buat contoh menu 2000 kkal