Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gizi pada obesitas, meliputi penjelasan tentang obesitas, patofisiologi obesitas, sindrom metabolik, dan intervensi gizi untuk penanganan obesitas.
1. Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita
2. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks
3. KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA
4. MIKRONUTRIEN (Zat Gizi Mikro)
5. PEMBERIAN MAKAN
6. MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA
1. Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita
2. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks
3. KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA
4. MIKRONUTRIEN (Zat Gizi Mikro)
5. PEMBERIAN MAKAN
6. MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA
Gerd (Gastroesofageal Reflux Dideade) murupakan penyakit saluran cerna atas, dimana refluks yang tidak normal dari isi lambung ke esofagus yang disebabkan ketidaknormalan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah.
Suatu karya besar dari ahli bedah digestif , Profesor Graham L. Hill. Buku ini berisi pedoman-pedoman untuk memahami dukungan nutrisi dan metabolik pada pasien bedah dan rawat krtisi.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Nutrisi Artifisial merupakan kelengkapan terapi
Idealnya nutrisi memenuhi kebutuhan total, namun nutrisi total sukar dilakukan dan banyak resiko penyulit, namun
-->
Some nutrition is better than no nutrition
Give the patient maximal benefit
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
Gerd (Gastroesofageal Reflux Dideade) murupakan penyakit saluran cerna atas, dimana refluks yang tidak normal dari isi lambung ke esofagus yang disebabkan ketidaknormalan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah.
Suatu karya besar dari ahli bedah digestif , Profesor Graham L. Hill. Buku ini berisi pedoman-pedoman untuk memahami dukungan nutrisi dan metabolik pada pasien bedah dan rawat krtisi.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Nutrisi Artifisial merupakan kelengkapan terapi
Idealnya nutrisi memenuhi kebutuhan total, namun nutrisi total sukar dilakukan dan banyak resiko penyulit, namun
-->
Some nutrition is better than no nutrition
Give the patient maximal benefit
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
2. AL A’RAF : 30
واُلُكَاو
ا ٓوُف ِ
رْسُت َ
َلَو واُبَرْشاَو
“MAKAN DAN MINUMLAH, TETAPI JANGAN BERLEBIHAN.”
3. OBESITAS
•Penyakit kronik dengan multifaktor komplek yang berkembang dari suatu
bentuk interaksi sosial, perilaku,budaya, psikososial, metabolik dan faktor
genetik (stump, se .nutr. and diagnosis related care, 6th ed, lippincott
williams & wilkins, philadelphia, 2008)
•kelebihan bb dan obesitas sebagai akumulasi lemak tubuh secara
berlebihan (barasi, me. at a glands ilmu gizi, penerbit erlangga, jakarta, 2009 )
4. OBESITAS
• Suatu kondisi dimana BB berlebih 20 % dari BB ideal atau IMT > 30 kg/m²
untuk dewasa. ( peckenpaugh. nutrition essentials and diet therapy. saundres
elsevier, st. louis, 2010)
• Kelebihan lemak tubuh atau jaringan adiposa atau dapat juga dikatakan
proporsi jaringan adiposa lebih dari standar.
• Obesitas pada anak dan remaja bila IMT/U ≥ dari 95 percentile
(berdasarkan grafik pertumbuhan) (nelms, marcia etal. nutrition therapy and
pathophysiology. 2nd ed. wadsworth. australia. 2011) atau > 2 SD menurut
standar WHO 2005
6. PATOFISIOLOGI OBESITAS
•Konsekwensi kelebihan BB dapat diuraikan menjadi 2 bagian.
pertama akibat yang berhubungan dengan bertambahnya asupan
kalori dan / atau kurangnya aktifitas fisik. konsekwensi kedua adalah
pada berbagai sistem organ tubuh.
•Pada bagian patofisiologi obesitas memperlihatkan asupan makanan
yang bertambah dapat mempengaruhi sistem beberapa organ tubuh
7. PATOFISIOLOGI OBESITAS
•Pertama mempengaruhi simpanan triasilgliserol dan jaringan adiposa.
bertambahnya /meningkatnya BB juga akan memperbesar sel lemak. bila
ukuran maksimum telah dicapai, maka jaringan adiposa akan bertambah
sebagai tempat menyimpan triasilgliserol yang jumlahnya banyak.
•Bila IMT > 35 kg/m² atau 75 % diatas bb normal, hampir semua bentuk
kelebihan BB adalah hiperselular. salah satu konsekwensi kegemukan
hiperselular adalah bertambahnya lipase lipoprotein, sejalan dengan
meningkatnya IMT secara linear sampai 50 kg/m²
8. PATOFISIOLOGI OBESITAS
•Simpanan triasilgliserol di subkutan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. bertambahnya simpanan lemak
diabdomen disebabkan adanya aktifitas simpatetik dan
kortikosteroid
•Peningkatan cadangan trigliserida dihubungkan dengan ↑
produksi kolesterol. hal ini berhubungan juga dengan
bertambahnya pengeluaran kolesterol dari kantong
empedu sehingga menjadi risiko pembentukan batu
empedu dan penyakit kantung empedu.
9. PATOFISIOLOGI OBESITAS
•meningkatnya sirkulasi triasilgliserol pada obesitas dihubungkan dengan ↓
konsentrasi HDL kolesterol. ↓ HDL kolesterol dan meningkatnya kerja
jantung berhubungan juga dengan suplai darah ke organ periferal, hal ini
yg mungkin menyebabkan adanya penyakit kardiovaskuler dan
serangan jantung pd obesitas.
•bertambahnya BB juga berhub dg ↑ konsentrasi insulin, yg tergantung
pada pengeluaran insulin dari pankreas, shg terjadi insulin resisten, serta
↑ kebutuhan insulin mungkin diikuti gagalnya pankreas menghslkan insulin
timbul DM .
10. PATOFISIOLOGI OBESITAS
•Pada hiperinsulinemia mungkin penting karena berhubungan dgn retensi
natrium dan penyakit hipertensi pd obesitas. meningkatnya insulin yg
dilepas sebagai akibat tertundanya metabolisme protein pd obesitas.
•akhirnya ↑asupan makanan dan obesitas mungkin dihubungkan dengan
perubahan pengendalian metabolisme energi. meningkatnya produksi t3
dari tiroksin berhubungan juga dengan ↑ asupan mkn. sama halnya
perubahan sistim saraf simpatik karena obesitas bersamaan dengan
hiperinsulinemia yg mungkin berperan dalam ↑ risiko hipertensi
13. MULTIPLE FACTORS CONTRIBUTE TO OBESITY
PSYCHOSOCIAL
BEHAVIORAL
ENVIRONMENTAL
INSEL PAUL ET AL. DISCOVERING NUTRITION, 2NDED, ADA,JONES & BARLETT PUBLISHERS, ONTARIO, 2004
Obesity
Genetic
Psychosocial
Sociocultural Hormonnal
Metabolik
14. PENGKAJIAN
KRITERIA SKOR ( KG/M²)
BB KURANG < 19
NORMAL 19 - < 25
KELEBIHAN BB 25 - < 30
OBESITAS RINGAN 30 - < 35
OBESITAS SEDANG 35 - < 40
OBESITAS BERAT > 40
SUMBER : LAGUA RT & VS CLAUDIO . NUTR AND DIET THERAPY DICTIONARY (PHILIPPINES
ED). MERRIAM & WEBSTER BOOKSTORE, MANILA, 2004.
15. IMT (MENURUT WHO/IASO/IOTF U/ ASIA PACIFIC)
KRITERIA SKOR (KG/M²)
BB KURANG < 18,5
BB NORMAL 18,5 – 22,9
BB LEBIH ≥ 23,0
DENGAN RISIKO 23,0 – 24,9
OBESE I 25,0 - 29,9
OBESE II > 30
SUMBER : PERKENI. KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DM TIPE 2DI INDONESIA TAHUN 2015
16. PENGKAJIAN
2. RASIO LINGKAR PINGGANG /PANGGUL (W/H RATIO)
# LAKI-LAKI CENDERUNG TIMBUNAN LEMAK
DIDAERAH PERUT (TIPE ANDROID) W/H RATIO > 0,95
# PADA PEREMPUAN TIMBUNAN LEMAK DIDAERAH PANGGUL ( TIPE
GINOID) W/H RATIO > 0,8
3. MENGUKUR LINGKAR PINGGANG /PERUT : UNTUK ASIA
LAKI – LAKI > 90 CM
PEREMPUAN > 80 CM
18. ANJURAN DARI NATIONAL HEART, LUNG, AND BLOOD
INSTITUTE (TH 2005)
dengan hipertensi menurunkan tekanan darah
dengan dislipidemia menurunkan kadar total
kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida serta
meningkatkan kadar HDL kolesterol
dengan dm tipe 2 menurunkan kadar glukosa darah
19. INTERVENSI GIZI
Tujuan Diet:
1. Menurunkan BB dengan cara mengurangi asupan
kalori sebanyak 500 kkal – 1000 kkal / hari
2. Mencapai dan mempertahankan BB ideal – normal
dengan cara penurunan BB 0,5 kg – 1 kg/ minggu
20. INTERVENSI GIZI
Syarat Diet
1. Energi rendah untuk menurunkan BB
2. Karbohidrat 45 – 60% total kalori sehari, utamakan karbohidrat
kompleks dan pilih lah makanan dengan rendah indeks glikemik
3. Protein 15 – 20 % total kalori sehari
4. Lemak 20 - < 30 % total kalori sehari, lebih ditekankan pada sumber
lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda
21. SYARAT DIET
5. Makanan tinggi serat lama dikunyah, rendah kalori dan
meningkatkan kepuasan, co/ sarapan dgn sereal tinggi serat
akan sedikit menekan nafsu makan pada siang hari, anjuran
asupan serat 25 – 35 gram/hari
6. Anjuran makan : 6 – 8 kali dengan porsi kecil untuk menghindari
makan yang berlebihan.
7. Diet sebaiknya cukup asupan cairan , rule of thumb 1 cc/kkal,
atau 30 cc/kg bb
(Stump,se, Nutritin and Diagnosis Related Care, 2008)
22. SYARAT DIET
8. Bila kadar trigliserida ↑, kurangi asupan makanan yang
manis, gula, lemak dan alkohol.
9. Minuman mengandung soda, minuman beralkohol, juice
dan minuman tinggi kalori perlu dimonitor dengan baik
karena dapat menaikkan asupan kalori dengan cepat.
10.Ikuti anjuran diet dengan pola seimbang zat gizi
23. LOW CARBOHYDRATE DIETS
•Komposisi :
Protein 10-20 % , Lemak 25 – 35 % dan Karbohidrat 55 – 65 %
•penekanan dengan mengganti makanan yang mengandung refine
CHO ( nasi, pasta, roti putih, desserts, chips, sweetened soft drinks)
•mengontrol makanan dg densitas CHO ( nonstarchy vegetables,
buah dan produk gandum utuh)
24. LOW CARBOHYDRATE DIETS
Hipotesa ini menekankan bahwa asupan makanan yang banyak refine
carbohydrate menyebabkan hiperinsulinemia dan insulin resisten yang
akhirnya diikuti dengan peningkatan BB. walaupun asupan makanan
yang tdk mengandung CHO (unggas, daging, ikan, minyak dan
mentega) tidak dibatasi, tetapi tetap asupannya dianjurkan tidak
berlebihan
sumber: makris, ap and gary d.foster dalam treatment of the obese patients (kushner rf & daniel hb editor),
human press, new jersey, 2007
25. CONTOH DIET TIDAK SEIMBANG ZAT GIZI
• Atkins diet ( diet harimau) :
tinggi protein rendah karbohidrat ( 800 kkal)
•Pritikin diet:
tinggi KH (tidak diproses), rendah lemak. menghindari makanan
yang dimasak, telur, margarin, minyak, dairy products, kopi, teh,
alkohol, minuman dit, kacang2an, biji2an. ( 600 kkal)
•Scarsdale diet:
Rendah karbohidrat tinggi protein. sangat tidak seimbang karena
rendah kalsium
26. BAHAN MAKANAN DIANJURKAN
• Susu tanpa lemak
• Keju dari susu skim
• Sumber protein: telur, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, unggas lain,
protein nabati
• Sayuran , buah2an segar
• Sereal, roti berserat
• Teh, kopi , minuman tanpa gula
27. BAHAN MAKANAN DIHINDARKAN
• Cream saos
• Sup krim ( dengan susu )
• Makanan penutup yang banyak lemak
• Minuman ringan
• Permen, jelly yang berkalori
• Daging berlemak
• Susu full cream
28. HAL HAL YANG PERLU DITEKANKAN PADA
PENANGANAN OBESITAS
Adanya motivasi dari pasien sendiri
Menjalankan diet tidak untuk waktu tertentu
Makan secara perlahan dan tidak perlu terburu-buru
Olah raga secara teratur, untuk ↓ BB
Tidak perlu menggunakan obat untuk menekan nafsu makan
Makan hanya di satu tempat
Jangan makan sambil nonton TV
29. Tahap Pendekatan Manajemen Individu
1. Riwayat penambahan bb dan upaya penurunan bb yang dilakukan
sebelumnya
2. Keluarga dan riwayat medis (apakah terdpt ko-morbiditas, misalkan
diabetes)
3. Evaluasi asupan : alasan makan, asupan mkn saat ini, pola makan,
pilihan makanan
4. Evaluasi aktifitas fisik: alasan mengapa tdk aktif lagi, merokok
5. Tingkat motivasi: apakah individu sudah siap untuk berubah?
6. Pilihan untuk mengatur bb dan dukungan individu
7. Pengukuran fisik : imt dan lingkar pinggang/lingkar perut