SlideShare a Scribd company logo
MOTORMOTOR
INDUKSIINDUKSI
Klasifikasi Motor Listrik
PENDAHULUAN
• Arus rotor motor induksi bukan diperoleh dari sumber tertentu.
• Arus pada rotor terinduksi akibat adanya perbedaan relatif
antara putaran rotor dan medan putar pada stator
BAGIAN-BAGIAN MOTOR
KOMPONEN STATOR
• Rangka.
• Inti stator
• Kumparan/gulungan
• Pelat penutup
KONSTRUKSI STATOR
• Dibuat dari pelat-pelat tipis dengan slot.
• Belitan ditempatkan pada slot
• Gulungan tiga fasa dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu
• Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120° antar phasa
INTI STATOR
• Terbuat dari lempeng-lempeng baja silikon berlaminasi.
• Untuk memperkecil rugi-rugi besi akibat arus pusar
KONSTRUKSI ROTOR
• Fungsi :mengubah daya dari stator menjadi tenaga mekanik.
• Terdapat dua tipe, yaitu :
1. Rotor sangkar
2. Rotor belitan
• Komponen-komponen Rotor:
 Inti besi rotor,
 Kumparan/batang penghantar,
 Cincin
 Poros (shaft).
ROTOR SANGKAR
• Terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakkan
pada petak-petak slot paralel
• Kedua ujungnya dihubungsingkat dengan cincin
ROTOR BELITAN
• Konduktor yang digunakan adalah belitan
• Belitan terhubung ke cincin geser yang dipasang pada shaft
• Belitan terhubung ke resistor melalui sikat karbon
Besarnya arus yang mengalir
pada rangkaian secara
pendekatan adalah:
PRINSIP KERJA
• Prinsip kerja motor induksi mirip trafo
• Rangkaian primer (stator) dan sekunder (rotor) tidak satu inti.
• Rangkain sekunder berputar
PRINSIP KERJA
• Listrik dipasok ke stator sehingga menghasilkan medan magnet
yang berputar dengan kecepatan sinkron
• Pada rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel
• Rotor berputar searah putaran medan stator
SLIP
• Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan
sinkron
• Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan
rotor disebut slip
Ns Nr
Slip(%) x100
Ns
−
=
Ns = kecapatan putaran sinkron/ stator (rpm)
Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
15
• Slip menghasilkan kopel motor untuk memutar rotor.
• Bila ns = nr  tidak menghasilkan arus induksi pada kumparan jangkar
rotor sehingga tidak dihasilkan kopel.
• Hubungan antara kopel motor (T) , slip (S) dan tahanan rotor ( R).
%100x
n
nn
S
s
rs −
=
Slip
S
T
Tmaks
R1<R2<R3
S=0S=1
KONSEP MEDAN PUTAR
t6
ib
ia ic
t5
ic
iaib
t4
ia
ic ib
t3
ib
ia
ic
t2
ic
iaib
t1
x
xx
a
-b
c
-c
-a
bibic
t0
ia
FT Fa
Fb
Fc
F
T
F
c
F
a
F
b
FT
Fb
Fc
Fa
FTFa
Fb
Fc
F
T
F
c
Fa
Fb
FT
Fa
Fb
Fc
Prinsip Kerja
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
FT
Fb
Fc
Fa
Prinsip Kerja
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
FT Fa F
b
Fc
Fb
F
TF
c
F
a
F
b
FTFaFb
Fc
F
T
F
c
Fa
Fb
FT
Fa
Fb
Fc
x
xx
a
-b
c
-c
-a
b
FT Fa
Fb
Fc
t0 t1 t2 t3
t4 t5
t6
ib
ia ic
t5
ic
iaib
t4
ia
ic ib
t3
ib
ia
ic
t2
ic
iaib
t1
ibic
t0
ia
Mode Operasi
1.0 0 -1.0
+T
-T
S
Motor
Generator
Bila ns > nr mesin berfungsi
Sebagai motor.
Bila ns < nr mesin berfungsi
Sebagai generator.
Plugging
RANGKAIAN EKIVALEN
V1 = tegangan stator
R1 = tahanan stator
X1 = reaktansi bocor stator
RC = reaktansi inti besi
E1 = tegangan (ggl) stator
R2 = tahanan rotor
X2 = reaktansi bocor rotor
Xm = reaktansi magnetisasi
VEKTOR DIAGRAM RANGKAIAN MOTOR INDUKSI
( )1 1 1 1 1V E I R X= + +
( )1 2 2 2E I R X= +
2 2
m0 CI I I= +
RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR INDUKSI
Harga primer dipindah ke sekunderHarga sekunder dipindah ke primer
a= rasio/perbandingan ggl pada stator (E1) terhadap ggl pada
rotor (E2)
KOPEL MOTOR INDUKSI
kopel = torque: tanaga putaran
R XZ= +
' 1
2
E
=
Z
I
( )
' 1
2 22
222
2
E
=
a R
a X
I
s
 
+ ÷
 
( )
2
2
22
222
2
a R
a R
a X
cos =
s
s
φ
 
 ÷
 
 
+ ÷
 
P = Tω× '
1 2
P = 3 E I cosφ× × ×
'1
2
P 3 E
T = = I cos
ω ω
φ
×
× ×
'1
1 2
P 3 V
Bila Z dianggap kecil T = = I cos
ω ω
φ
×
⇒ × ×
KURVA TORSI DAN SLIP
maks
dT
= 0
ds
T diperoleh bila
2
2
R
=
X
saat : s
2
1
maks 2
2
3 V
2 a X
T =
×
×
( ) ( )
2
2 2
2 21 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X
×
× ×
+ ×
1. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan rotor dan
reaktansi rotor masing-masing 20,5 Ohm dan 6,48 Ohm. Jika
pada rotor dilalui arus sebesar 3,62 A. Hitunglah tegangan (ggl)
pada Stator
 E1 = 3,65 (20,5 + 6,48) = 98,5 Volt
2. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan dan reaktansi
stator masing-masing 5,73 Ohm dan 1,6 Ohm. Jika pada motor
diberi arus sebesar 10 A, Pada Stator muncul ggl sebesar
45,82Volt. Tentukan sumber tegangan yang diberikan motor
tersebut.
V1= 45,82 + 10(5,73 + 1,6) = 119,12 Volt
3. Sebuah motor induksi bekerja dengan daya 125W dan
frekuensi 60 HZ. Hitunglah torsi motor tersebut.
T = 125 / (2 x 3,14 x 60) = 0,33 Nm
4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi 0,86 Nm dan
frekuensi 60 HZ. Bila motor diberi sumber tagangan 200 V dan
arus yang masuk ke kumparan atator sebesar 1,25 A. Hitunglah
faktor daya motor tersebut.
cosф = 0,86 ( 2) (3,14) (60) / 3 (200) (1,25) = 0,43
3. Sebuah motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan
220 V. Jika reaktansi bocor pada rotor sebesar 500 Ohm, dan
rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 8. Hitunglah torsi
maksimum motor tersebut.
T maks= 3x2202
/ (2 x 82
x 500) = 2,27 Nm
4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi maksimum 1,86
Nm , dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 12. Hitunglah
reaktansi bocor pada rotor, jika motor tersebut diberi tegangan
320V.
X2= 3x 3202
/ 2 x122
x 1,86 =573 Ohm
Daya motor Induksi
ϕcos3 111 IVP =
( ) 





=
S
R
aIP 222'
22 3
( ) 




 −
=
S
S
RaIPm
1
3 2
22'
2
Daya masuk Stator :
Daya masuk rotor :
Daya keluar rotor ( P mekanis )
Rugi-rugi daya :
( ) 2
22'
23 RaIPr =
Sehingga P2 : Pm : Pr = 1 : ( 1 - S ) : S
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
• Umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati
kecepatan sinkronnya.
• Pada penggunaan tertentu dikehendaki adanya pengaturan
putaran.
• Pengaturan kecepatan putaran motor induksi dapat dilakukan
dengan beberapa cara :
1. Mengubah jumlah kutub motor
2. Mengubah frekuensi masukan
3. Mengatur teganan masukan
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH JUMLAH
KUTUB
Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan
stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan
masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.
120f
n =
p
S
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH FREKUENSI
1. Pengaturan putaran motor dapat dilakukan dengan mengubah-
ngubah harga frekwensi jala
2. Hanya saja untuk menjaga kesimbangan kerapatan fluks,
3. Pengubahan tegangan harus dilakukan bersamaan dengan
pengubahan frekwensi
Pengaturan Motor Induksi
Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup :
p
f
ns
120
=
Bila p ( jumlah kutup ) semakin besar maka
semakin lambat kecepatan putaran dan se
baliknya.
Jumlah kutup dapat diubah2
dengan meren
canakan kumparan stator sedemikian shg
dapat menerima tegangan masuk pada posisi
yang berbeda-beda .
Dari persamaan diatas diketahui bahwa dengan mengubah f semakin besar maka
Menyebabkan kecepatan motor akan semakin besar juga dan sebaliknya.
Pengaturan Motor Induksi
Mengatur tegangan jala – jala :
( ) ( )
2
2 2
1 2 22 2 2
2 2
3 Sa RP
T V
a R S a Xω ω
= =
+
Besarnya kopel motor induksi sebanding
dengan pangkat dua tegangan yang di
berikan ( V1) T = k V2
.
Karakteristik beban dapat dilihat seperti
gambar disamping, kecepatan akan be
rubah dari n1 ke n2 untuk tegangan
masuk setengah dari tegangan semula.
T
V1
0.5V1
beban
n2 n1 n
Harmonic tinggi dan power factor ren
dah , pengaturan ini biasanya dipakai
untuk peralatan starting torque rendah
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH TEGANGAN
( ) ( )
2
2 2
2 21 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X
×
× ×
+ ×
PENGARUH PENGATURAN TEGANGAN
Diagram Dasar Sistem Daya dan Beban
Kurva Perubahan Arus Terhadap Tegangan
Pengaturan motor induksi
Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2
 Penambahan tahanan luar
R2 pada rotor belitan sampai
harga tertentu dapat torka
Start maksimum.
 Penambahan tahanan luar
juga diperlukan untuk memba
tasi arus awal yg besa saat
Start.
 Dengan mengubah2
tahanan
luar juga diperlukan untuk me
ngatur kecepatan motor.
Pengaturan tahanan luar
T
n
R2 naik
n4
n3 n2 n1
 Cara ini mengakibatkan rugi
daya yang cukup besar pada
rotor
PENGATURAN DENGAN TAHANAN LUAR
( ) ( )
2
2 2
2 21 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X
×
× ×
+ ×
Pembangkitan GGL
Besarnya tegangan yang dibangkitkan tergantung pada:
1.Jumlah lilitan kumparan
2.Kuat medan
3.Kecepatan putaran kumparan atau medan magnet
MOTOR INDUKSI SATU FASA
• Motor satu fasa tidak dapat self-starting
• Perlu metode start khusus
Rangkaian Pengganti Satu Fasa
• Rangkaian Pengganti Motor Satu Fasa Berbeban
• Torsi Motor
MOTOR KAPASITOR
• Banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
• Contoh : motor pada pompa air, mesin cuci lemari es, AC
Motor kapasitor start terdiri dari kumparan utama dan kumparan bantu
serta sebuah kapasitor. Kumparan bantu terangkain secara seri dengan
kapasitor dan terhubung dengan kumparan utama melalui saklar
centyfugal. Rangkaian ini berfungsi memberikan konfigurasi kumparan 2
fasa yang menimbulkan beda sudut fasa antara arus pada kumparab utama
dan arus pada kumparan bantu. Kapasitor dimaksudkan untuk
menimbulkan torsi awal yang tinggi agar motor dapat berputar ketika
mendapat catu daya.
KONFIGURASI BELITAN MOTOR KAPASITOR
• U1 dan U2 : Terminal belitan utama
• Z1 dan Z2 : Terminal belitan bantu
• Condenser berfungsi agar belitan utama dan belitan bantu berbeda 90°
MOTOR KAPASITOR DENGAN CENTRIFUGAL
SWITCH
• Digunakan pada motor kapasitor dengan kapasitas diatas 1kW
• Terdapat 2 buah kondensor
• Saat 70% putaran nominal, saklar centrifugal membuka untuk
memutuskan satu kondensor
MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Hubungan Delta
Hubungan Bintang
NAMEPLATE MOTOR INDUKSI
INFORMASI PADA NAMEPLATE
• Horse Power =: Kemampuan putaran rotor menggerakkan beban
makimum.1HP = 746 W
• Volt : biasanya mempunyai toleransi 10 %
• AMPS : Kemampuan motor dengan beban maksimum
• HERZT : Frekuensi jaringan listrik
• RPM : Kecepatan putaran rotor saat tersambung beban maksimum
• Service Factor : Faktor perkalian kemampuan daya mekanik dimana motor
bisa dioperasikan
INSULATION CLASS
Pembagian Kelas Isolasi :
• Class A, kemampuan isolasi hanya 105°C
• Class B, kemampuan isolasi hanya 130°C
• Class C, kemampuan isolasi hanya 155°C
• Class D, kemampuan isolasi hanya 180°C
NEMA DESIGN
Menerangkan Karakteristik kemampuan torsi ouput rotor:
• Nema A, motor mempunyai arus start tinggi dan torsi awal normal
• Nema B, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal normal
• Nema C, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal tinggi
• Nema D, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal sangat tinggi
ARUS START
• Mereferensikan terjadinya lock rotor,
• Rotor terkunci sehingga akan menarik sumber sangat besar sekali
• Biasanya untuk motor Nema Design B sebesar 600 – 650 % arus beban penuh
KONVERSI ENERGI PADA MOTOR
EFISIENSI MOTOR INDUKSI
Ditentukan oleh kehilangan dasar yang hanya dapat dikurangi oleh
perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi
daya keluaran
η =
daya masukan
Jenis kehilangan
Persentase kehilangan total
(100%)
Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25
Kehilangan variabel: kehilangan stator I2R 34
Kehilangan variabel: kehilangan rotor I2R 21
Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15
Kehilangan beban yang menyimpang 5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFISIENSI
• Usia
• Kapasitas
• Kecepatan
• Jenis
• Suhu
• Penggulungan ulang
• Beban
BEBAN MOTOR
Eff. = Efisiensi operasi motor dalam %
HP = Nameplate untuk HP
Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya
Pi = Daya tiga phasa dalam kW
1
Px eff
Beban=
HP x0,746
METODE UNTUK MENENTUKAN BEBAN MOTOR
1. Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai
perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis
daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.
2. Pengukuran jalur arus beban ditentukan dengan
membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis
daya) dengan laju amper.
3. Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip
yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor
dengan beban penuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
MOTOR LISTRIK
1. Mengganti motor Standar dengan motor efisiensi tinggi
2. Penurunan Pembebanan (menghindari motor yang
ukurannya berlebih).
3. Ukuran Motor untuk Beban Yang Bervariasi
4. Memperbaiki Kualitas Daya
5. Penggulungan Ulang (Rewinding)
6. Koreksi Faktor Daya Dengan Memasang Kapasitor
MOTOR EFISIENSI TINGGI
1. Efisiensinya sekitar 3% - 7% lebih besar dari motor standar
2. Desain motor disesuaikan untuk menurungkan kehilangan
dasar motor
3. Karakteristik motor efisiensi tinggi :
• Menggunakan baja silikon
• Inti lebih panjang
• Kawat lebih tebal
• Laminasi lebi tipis
• Celah udara lebih tipis
• Bearing lebih bagus, dll
PERBANDINGAN MOTOR EFISIENSI TINGGI DENGAN MOTOR
STANDAR
PENURUNAN PEMBEBANAN
1. Beban yang kurang akan menurunkan efisiensi motor.
2. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban
dengan hati-hati
3. Penyebab ketidak efisienan :
a. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang
besar bila memilih motor
b. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang
semestinya.
c. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat
yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan
tidak
UKURAN MOTOR UNTUK BEBAN YANG
BERVARIASI
• Motor industru sering beroperasi pada beban bervariasi
• Biasanya dipilih motor dengan antisipasi paling tinggi
• Alternatifnya: memilih motor sedikit lebi rendah dari beban
antisipasi tertinggi
• Hal ini memungkinkan karena motor biasanya dirancang 15 %
diatas nilai beban
• Kriteria pemilihan motor :
Kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak
lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%)
MEMPERBAIKI KUALITAS DAYA
• Fluktuasi tegangan dan frekuensi dapat merigikan kinerja motor
• Ketidakseimbangan tegangan akan lebih merugikan .
Dapat terjadi akibat penggunaan kabel dengan ukuran yang
berbeda
• Keseimbangan fasa maksimum 1%
• Minimisasi ketidakseimbangan dapat dilakukan dengan
1. Menyeimbangkan setiap beban phasa tunggal diantara
seluruh tiga phasa
2. Memisahkan setiap beban phasa tunggal yang mengganggu
keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah
PENGGULUNGAN ULANG (REWINDING)
• Biasanya dilakukan pada motor yang terbakar
• Faktor yang dapat mempengaruhi efisisensi motor:
a. Desain slot dan gulungan
b. Bahan gulungan
c. Kinerja pengisolasi
d. Suhu operasi
• Indikator keberhasilan penggulungan ulang adalah
perbandingan arus dan tahanan sator tanpa sesudanh digulung
ulang dan kondisi orisinil
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SAAT
REWINDING
• Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota
dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik.
• Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari
harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli
motor yang baru
• Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15
tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang)
sebaiknya diganti.
• Untuk motor dibawah 15 HP sebaiknya mengganti motor baru,
agar lebih ekonomis
KOREKSI FAKTOR DAYA DENGAN MEMASANG
KAPASITOR
• Faktor daya motor induksi < 1
• Efisiensi seluruh sistem pabrik akan rendah
• Kapasitor yang dihubung paralel dapat digunakan untuk
memperbaiki faktor daya.
• Kapasitas kapasitor ditentukan kVA R tanpa beban yang diserap
motor
• Kapasitas kapasitor tidak boleh lebig dari 90% kVAR motor
tanpa beban.
• Kapasitas terlalu besar dapat menyebabkan motor terbakar
PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi
• Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatkan
gesekan motor dan penggerak transmisi peralatan
• Kondisi ambien juga akan mempengaruhi kinerja motor
 suhu ekstrim,
 kadar debu yang tinggi,
 atmosfir yang korosif,
 dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi
Pengereman Motor Induksi Tiga Fasa
1. Pengereman Secara Mekanik adalah dengan
memegang poros dari rotor. Hal ini dapat
menggunakan suatu alat rem yang langsung menekan
poros.
2. Pengereman Secara Dinamik adalah dengan memberikan
suplai daya tegangan arus searah (DC) misalkan pada baterai
pada kumparan stator yaitu setelah memutuskan hubungan
dengan sumber daya tegangan bolak-balik. Baterai akan
menjadi suplai bagi motor AC. Energi DC baterai menjadikan
kumparan stator seperti suatu rangkain short circuit dan
sistem motor berubag menjadi sebuah rangkaian magnetik
bias, tanpa tegangan induksi dan menghasilkan fluks medan
magnet DC yang menimbulkan torsi lawan dan menahan
putaran motor hingga membuat motor mengerem dan
berhenti berputar. Kecepatan pengereman cara ini akan
bergantung pada besar tegangan baterai.
3. Pengereman Cara Plugging ysitu pengereman dengan car
menukar dua fasa sumber tegangan tiga fasa ke input
motor.
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR
1. Motor dengan beberapa kecepatan
2. Variable Speed Drives (VSDs)
3. Penggerak Arus Searah (DC)
4. Penggerak motor AC dengan gulungan rotor (motor
induksi cincin geser)
PERIKSA PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan
• Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor
tidak kelebihan atau kekurangan beban
• Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar
dan peralatan yang digerakkan
• Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal
dan pemasangannya benar
• Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran
pendingin motor bersih
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkronEko Supriyadi
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkronRahmat Dani
 
Motor induksi
Motor induksiMotor induksi
Motor induksi
Bambang Haryono
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
Simon Patabang
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
Simon Patabang
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkron
Novia Putri
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
NurFauziPamungkas
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Rio Afdhala
 
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisah
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisahIii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisah
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisahprayogo07
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
Andri Ebo
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
Simon Patabang
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
Eko Prapitag
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
ahmad haidaroh
 
Generator dc
Generator dcGenerator dc
Generator dc
Frenki Niken
 
TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
Mulia Damanik
 

What's hot (20)

Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkron
 
Motor induksi
Motor induksiMotor induksi
Motor induksi
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkron
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisah
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisahIii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisah
Iii. generator-arus-searah-berpenguat-terpisah
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Generator dc
Generator dcGenerator dc
Generator dc
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 

Similar to Mesin induksi

motor induksi
motor induksimotor induksi
motor induksi
BatriAs1
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
noval66
 
3666400.ppt
3666400.ppt3666400.ppt
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
Mura Mura
 
Umum generator
Umum generatorUmum generator
Umum generator
sihotangbernad
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Andrean Yogatama
 
Motor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasaMotor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasa
uti kurnia
 
Mesin Arus Searah.ppt
Mesin Arus Searah.pptMesin Arus Searah.ppt
Mesin Arus Searah.ppt
BatriAs1
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkronKevin Adit
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrik
Aryo Guno
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
Kang Nabil
 
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Kang Nabil
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikPutri Berlian Abadi
 
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamotor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
diniragita
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Devaldiferdiansyah
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
Ardhy Antek
 

Similar to Mesin induksi (20)

motor induksi
motor induksimotor induksi
motor induksi
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
 
3666400.ppt
3666400.ppt3666400.ppt
3666400.ppt
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
 
6 motor-induksi
6 motor-induksi6 motor-induksi
6 motor-induksi
 
Motor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkarMotor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkar
 
Ml2 f001626
Ml2 f001626Ml2 f001626
Ml2 f001626
 
Umum generator
Umum generatorUmum generator
Umum generator
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
 
Motor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasaMotor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasa
 
Mesin Arus Searah.ppt
Mesin Arus Searah.pptMesin Arus Searah.ppt
Mesin Arus Searah.ppt
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkron
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrik
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
 
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
 
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamotor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
 

More from Novia Putri

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Novia Putri
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
Novia Putri
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Novia Putri
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Novia Putri
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton Circuit
Novia Putri
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuit
Novia Putri
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power system
Novia Putri
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15
Novia Putri
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14
Novia Putri
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13
Novia Putri
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushing
Novia Putri
 
Trafo arus
Trafo arusTrafo arus
Trafo arus
Novia Putri
 
Trafo tegangan
Trafo teganganTrafo tegangan
Trafo tegangan
Novia Putri
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7
Novia Putri
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6
Novia Putri
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4
Novia Putri
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3
Novia Putri
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Novia Putri
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15
Novia Putri
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
Novia Putri
 

More from Novia Putri (20)

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton Circuit
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuit
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power system
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushing
 
Trafo arus
Trafo arusTrafo arus
Trafo arus
 
Trafo tegangan
Trafo teganganTrafo tegangan
Trafo tegangan
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
 

Mesin induksi

  • 3. PENDAHULUAN • Arus rotor motor induksi bukan diperoleh dari sumber tertentu. • Arus pada rotor terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan medan putar pada stator
  • 5. KOMPONEN STATOR • Rangka. • Inti stator • Kumparan/gulungan • Pelat penutup
  • 6. KONSTRUKSI STATOR • Dibuat dari pelat-pelat tipis dengan slot. • Belitan ditempatkan pada slot • Gulungan tiga fasa dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu • Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120° antar phasa
  • 7. INTI STATOR • Terbuat dari lempeng-lempeng baja silikon berlaminasi. • Untuk memperkecil rugi-rugi besi akibat arus pusar
  • 8. KONSTRUKSI ROTOR • Fungsi :mengubah daya dari stator menjadi tenaga mekanik. • Terdapat dua tipe, yaitu : 1. Rotor sangkar 2. Rotor belitan • Komponen-komponen Rotor:  Inti besi rotor,  Kumparan/batang penghantar,  Cincin  Poros (shaft).
  • 9. ROTOR SANGKAR • Terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakkan pada petak-petak slot paralel • Kedua ujungnya dihubungsingkat dengan cincin
  • 10. ROTOR BELITAN • Konduktor yang digunakan adalah belitan • Belitan terhubung ke cincin geser yang dipasang pada shaft • Belitan terhubung ke resistor melalui sikat karbon
  • 11. Besarnya arus yang mengalir pada rangkaian secara pendekatan adalah:
  • 12. PRINSIP KERJA • Prinsip kerja motor induksi mirip trafo • Rangkaian primer (stator) dan sekunder (rotor) tidak satu inti. • Rangkain sekunder berputar
  • 13. PRINSIP KERJA • Listrik dipasok ke stator sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron • Pada rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel • Rotor berputar searah putaran medan stator
  • 14. SLIP • Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan sinkron • Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan rotor disebut slip Ns Nr Slip(%) x100 Ns − = Ns = kecapatan putaran sinkron/ stator (rpm) Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
  • 15. 15 • Slip menghasilkan kopel motor untuk memutar rotor. • Bila ns = nr  tidak menghasilkan arus induksi pada kumparan jangkar rotor sehingga tidak dihasilkan kopel. • Hubungan antara kopel motor (T) , slip (S) dan tahanan rotor ( R). %100x n nn S s rs − = Slip S T Tmaks R1<R2<R3 S=0S=1
  • 16.
  • 17.
  • 19. t6 ib ia ic t5 ic iaib t4 ia ic ib t3 ib ia ic t2 ic iaib t1 x xx a -b c -c -a bibic t0 ia FT Fa Fb Fc F T F c F a F b FT Fb Fc Fa FTFa Fb Fc F T F c Fa Fb FT Fa Fb Fc Prinsip Kerja
  • 20. x xx a -b c -c -a b FT Fb Fc Fa Prinsip Kerja x xx a -b c -c -a b x xx a -b c -c -a b x xx a -b c -c -a b x xx a -b c -c -a b x xx a -b c -c -a b FT Fa F b Fc Fb F TF c F a F b FTFaFb Fc F T F c Fa Fb FT Fa Fb Fc x xx a -b c -c -a b FT Fa Fb Fc t0 t1 t2 t3 t4 t5 t6 ib ia ic t5 ic iaib t4 ia ic ib t3 ib ia ic t2 ic iaib t1 ibic t0 ia
  • 21. Mode Operasi 1.0 0 -1.0 +T -T S Motor Generator Bila ns > nr mesin berfungsi Sebagai motor. Bila ns < nr mesin berfungsi Sebagai generator. Plugging
  • 22. RANGKAIAN EKIVALEN V1 = tegangan stator R1 = tahanan stator X1 = reaktansi bocor stator RC = reaktansi inti besi E1 = tegangan (ggl) stator R2 = tahanan rotor X2 = reaktansi bocor rotor Xm = reaktansi magnetisasi
  • 23. VEKTOR DIAGRAM RANGKAIAN MOTOR INDUKSI ( )1 1 1 1 1V E I R X= + + ( )1 2 2 2E I R X= + 2 2 m0 CI I I= +
  • 24. RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR INDUKSI Harga primer dipindah ke sekunderHarga sekunder dipindah ke primer a= rasio/perbandingan ggl pada stator (E1) terhadap ggl pada rotor (E2)
  • 25. KOPEL MOTOR INDUKSI kopel = torque: tanaga putaran R XZ= + ' 1 2 E = Z I ( ) ' 1 2 22 222 2 E = a R a X I s   + ÷   ( ) 2 2 22 222 2 a R a R a X cos = s s φ    ÷     + ÷   P = Tω× ' 1 2 P = 3 E I cosφ× × × '1 2 P 3 E T = = I cos ω ω φ × × × '1 1 2 P 3 V Bila Z dianggap kecil T = = I cos ω ω φ × ⇒ × ×
  • 26. KURVA TORSI DAN SLIP maks dT = 0 ds T diperoleh bila 2 2 R = X saat : s 2 1 maks 2 2 3 V 2 a X T = × × ( ) ( ) 2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X × × × + ×
  • 27. 1. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan rotor dan reaktansi rotor masing-masing 20,5 Ohm dan 6,48 Ohm. Jika pada rotor dilalui arus sebesar 3,62 A. Hitunglah tegangan (ggl) pada Stator  E1 = 3,65 (20,5 + 6,48) = 98,5 Volt 2. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan dan reaktansi stator masing-masing 5,73 Ohm dan 1,6 Ohm. Jika pada motor diberi arus sebesar 10 A, Pada Stator muncul ggl sebesar 45,82Volt. Tentukan sumber tegangan yang diberikan motor tersebut. V1= 45,82 + 10(5,73 + 1,6) = 119,12 Volt
  • 28. 3. Sebuah motor induksi bekerja dengan daya 125W dan frekuensi 60 HZ. Hitunglah torsi motor tersebut. T = 125 / (2 x 3,14 x 60) = 0,33 Nm 4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi 0,86 Nm dan frekuensi 60 HZ. Bila motor diberi sumber tagangan 200 V dan arus yang masuk ke kumparan atator sebesar 1,25 A. Hitunglah faktor daya motor tersebut. cosф = 0,86 ( 2) (3,14) (60) / 3 (200) (1,25) = 0,43
  • 29. 3. Sebuah motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V. Jika reaktansi bocor pada rotor sebesar 500 Ohm, dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 8. Hitunglah torsi maksimum motor tersebut. T maks= 3x2202 / (2 x 82 x 500) = 2,27 Nm 4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi maksimum 1,86 Nm , dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 12. Hitunglah reaktansi bocor pada rotor, jika motor tersebut diberi tegangan 320V. X2= 3x 3202 / 2 x122 x 1,86 =573 Ohm
  • 30. Daya motor Induksi ϕcos3 111 IVP = ( )       = S R aIP 222' 22 3 ( )       − = S S RaIPm 1 3 2 22' 2 Daya masuk Stator : Daya masuk rotor : Daya keluar rotor ( P mekanis ) Rugi-rugi daya : ( ) 2 22' 23 RaIPr = Sehingga P2 : Pm : Pr = 1 : ( 1 - S ) : S
  • 31.
  • 32. PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI • Umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. • Pada penggunaan tertentu dikehendaki adanya pengaturan putaran. • Pengaturan kecepatan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Mengubah jumlah kutub motor 2. Mengubah frekuensi masukan 3. Mengatur teganan masukan
  • 33. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH JUMLAH KUTUB Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda. 120f n = p S
  • 34. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH FREKUENSI 1. Pengaturan putaran motor dapat dilakukan dengan mengubah- ngubah harga frekwensi jala 2. Hanya saja untuk menjaga kesimbangan kerapatan fluks, 3. Pengubahan tegangan harus dilakukan bersamaan dengan pengubahan frekwensi
  • 35. Pengaturan Motor Induksi Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup : p f ns 120 = Bila p ( jumlah kutup ) semakin besar maka semakin lambat kecepatan putaran dan se baliknya. Jumlah kutup dapat diubah2 dengan meren canakan kumparan stator sedemikian shg dapat menerima tegangan masuk pada posisi yang berbeda-beda . Dari persamaan diatas diketahui bahwa dengan mengubah f semakin besar maka Menyebabkan kecepatan motor akan semakin besar juga dan sebaliknya.
  • 36. Pengaturan Motor Induksi Mengatur tegangan jala – jala : ( ) ( ) 2 2 2 1 2 22 2 2 2 2 3 Sa RP T V a R S a Xω ω = = + Besarnya kopel motor induksi sebanding dengan pangkat dua tegangan yang di berikan ( V1) T = k V2 . Karakteristik beban dapat dilihat seperti gambar disamping, kecepatan akan be rubah dari n1 ke n2 untuk tegangan masuk setengah dari tegangan semula. T V1 0.5V1 beban n2 n1 n Harmonic tinggi dan power factor ren dah , pengaturan ini biasanya dipakai untuk peralatan starting torque rendah
  • 37. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH TEGANGAN ( ) ( ) 2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X × × × + ×
  • 39. Diagram Dasar Sistem Daya dan Beban Kurva Perubahan Arus Terhadap Tegangan
  • 40. Pengaturan motor induksi Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2  Penambahan tahanan luar R2 pada rotor belitan sampai harga tertentu dapat torka Start maksimum.  Penambahan tahanan luar juga diperlukan untuk memba tasi arus awal yg besa saat Start.  Dengan mengubah2 tahanan luar juga diperlukan untuk me ngatur kecepatan motor. Pengaturan tahanan luar T n R2 naik n4 n3 n2 n1  Cara ini mengakibatkan rugi daya yang cukup besar pada rotor
  • 41. PENGATURAN DENGAN TAHANAN LUAR ( ) ( ) 2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X × × × + ×
  • 42. Pembangkitan GGL Besarnya tegangan yang dibangkitkan tergantung pada: 1.Jumlah lilitan kumparan 2.Kuat medan 3.Kecepatan putaran kumparan atau medan magnet
  • 43.
  • 44.
  • 45. MOTOR INDUKSI SATU FASA • Motor satu fasa tidak dapat self-starting • Perlu metode start khusus
  • 47.
  • 48. • Rangkaian Pengganti Motor Satu Fasa Berbeban
  • 50. MOTOR KAPASITOR • Banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga • Contoh : motor pada pompa air, mesin cuci lemari es, AC
  • 51. Motor kapasitor start terdiri dari kumparan utama dan kumparan bantu serta sebuah kapasitor. Kumparan bantu terangkain secara seri dengan kapasitor dan terhubung dengan kumparan utama melalui saklar centyfugal. Rangkaian ini berfungsi memberikan konfigurasi kumparan 2 fasa yang menimbulkan beda sudut fasa antara arus pada kumparab utama dan arus pada kumparan bantu. Kapasitor dimaksudkan untuk menimbulkan torsi awal yang tinggi agar motor dapat berputar ketika mendapat catu daya.
  • 52. KONFIGURASI BELITAN MOTOR KAPASITOR • U1 dan U2 : Terminal belitan utama • Z1 dan Z2 : Terminal belitan bantu • Condenser berfungsi agar belitan utama dan belitan bantu berbeda 90°
  • 53. MOTOR KAPASITOR DENGAN CENTRIFUGAL SWITCH • Digunakan pada motor kapasitor dengan kapasitas diatas 1kW • Terdapat 2 buah kondensor • Saat 70% putaran nominal, saklar centrifugal membuka untuk memutuskan satu kondensor
  • 54. MOTOR INDUKSI TIGA FASA Hubungan Delta Hubungan Bintang
  • 56. INFORMASI PADA NAMEPLATE • Horse Power =: Kemampuan putaran rotor menggerakkan beban makimum.1HP = 746 W • Volt : biasanya mempunyai toleransi 10 % • AMPS : Kemampuan motor dengan beban maksimum • HERZT : Frekuensi jaringan listrik • RPM : Kecepatan putaran rotor saat tersambung beban maksimum • Service Factor : Faktor perkalian kemampuan daya mekanik dimana motor bisa dioperasikan
  • 57. INSULATION CLASS Pembagian Kelas Isolasi : • Class A, kemampuan isolasi hanya 105°C • Class B, kemampuan isolasi hanya 130°C • Class C, kemampuan isolasi hanya 155°C • Class D, kemampuan isolasi hanya 180°C
  • 58. NEMA DESIGN Menerangkan Karakteristik kemampuan torsi ouput rotor: • Nema A, motor mempunyai arus start tinggi dan torsi awal normal • Nema B, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal normal • Nema C, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal tinggi • Nema D, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal sangat tinggi
  • 59. ARUS START • Mereferensikan terjadinya lock rotor, • Rotor terkunci sehingga akan menarik sumber sangat besar sekali • Biasanya untuk motor Nema Design B sebesar 600 – 650 % arus beban penuh
  • 61. EFISIENSI MOTOR INDUKSI Ditentukan oleh kehilangan dasar yang hanya dapat dikurangi oleh perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi daya keluaran η = daya masukan Jenis kehilangan Persentase kehilangan total (100%) Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25 Kehilangan variabel: kehilangan stator I2R 34 Kehilangan variabel: kehilangan rotor I2R 21 Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15 Kehilangan beban yang menyimpang 5
  • 62. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI • Usia • Kapasitas • Kecepatan • Jenis • Suhu • Penggulungan ulang • Beban
  • 63. BEBAN MOTOR Eff. = Efisiensi operasi motor dalam % HP = Nameplate untuk HP Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya Pi = Daya tiga phasa dalam kW 1 Px eff Beban= HP x0,746
  • 64. METODE UNTUK MENENTUKAN BEBAN MOTOR 1. Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%. 2. Pengukuran jalur arus beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper. 3. Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh.
  • 65. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTOR LISTRIK 1. Mengganti motor Standar dengan motor efisiensi tinggi 2. Penurunan Pembebanan (menghindari motor yang ukurannya berlebih). 3. Ukuran Motor untuk Beban Yang Bervariasi 4. Memperbaiki Kualitas Daya 5. Penggulungan Ulang (Rewinding) 6. Koreksi Faktor Daya Dengan Memasang Kapasitor
  • 66. MOTOR EFISIENSI TINGGI 1. Efisiensinya sekitar 3% - 7% lebih besar dari motor standar 2. Desain motor disesuaikan untuk menurungkan kehilangan dasar motor 3. Karakteristik motor efisiensi tinggi : • Menggunakan baja silikon • Inti lebih panjang • Kawat lebih tebal • Laminasi lebi tipis • Celah udara lebih tipis • Bearing lebih bagus, dll
  • 67. PERBANDINGAN MOTOR EFISIENSI TINGGI DENGAN MOTOR STANDAR
  • 68. PENURUNAN PEMBEBANAN 1. Beban yang kurang akan menurunkan efisiensi motor. 2. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hati-hati 3. Penyebab ketidak efisienan : a. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang besar bila memilih motor b. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya. c. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak
  • 69. UKURAN MOTOR UNTUK BEBAN YANG BERVARIASI • Motor industru sering beroperasi pada beban bervariasi • Biasanya dipilih motor dengan antisipasi paling tinggi • Alternatifnya: memilih motor sedikit lebi rendah dari beban antisipasi tertinggi • Hal ini memungkinkan karena motor biasanya dirancang 15 % diatas nilai beban • Kriteria pemilihan motor : Kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang berkesinambungan (100%)
  • 70. MEMPERBAIKI KUALITAS DAYA • Fluktuasi tegangan dan frekuensi dapat merigikan kinerja motor • Ketidakseimbangan tegangan akan lebih merugikan . Dapat terjadi akibat penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda • Keseimbangan fasa maksimum 1% • Minimisasi ketidakseimbangan dapat dilakukan dengan 1. Menyeimbangkan setiap beban phasa tunggal diantara seluruh tiga phasa 2. Memisahkan setiap beban phasa tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah
  • 71. PENGGULUNGAN ULANG (REWINDING) • Biasanya dilakukan pada motor yang terbakar • Faktor yang dapat mempengaruhi efisisensi motor: a. Desain slot dan gulungan b. Bahan gulungan c. Kinerja pengisolasi d. Suhu operasi • Indikator keberhasilan penggulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan sator tanpa sesudanh digulung ulang dan kondisi orisinil
  • 72. HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SAAT REWINDING • Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik. • Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru • Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang) sebaiknya diganti. • Untuk motor dibawah 15 HP sebaiknya mengganti motor baru, agar lebih ekonomis
  • 73. KOREKSI FAKTOR DAYA DENGAN MEMASANG KAPASITOR • Faktor daya motor induksi < 1 • Efisiensi seluruh sistem pabrik akan rendah • Kapasitor yang dihubung paralel dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya. • Kapasitas kapasitor ditentukan kVA R tanpa beban yang diserap motor • Kapasitas kapasitor tidak boleh lebig dari 90% kVAR motor tanpa beban. • Kapasitas terlalu besar dapat menyebabkan motor terbakar
  • 74. PERAWATAN MOTOR INDUKSI • Perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi • Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatkan gesekan motor dan penggerak transmisi peralatan • Kondisi ambien juga akan mempengaruhi kinerja motor  suhu ekstrim,  kadar debu yang tinggi,  atmosfir yang korosif,  dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi
  • 75. Pengereman Motor Induksi Tiga Fasa 1. Pengereman Secara Mekanik adalah dengan memegang poros dari rotor. Hal ini dapat menggunakan suatu alat rem yang langsung menekan poros.
  • 76. 2. Pengereman Secara Dinamik adalah dengan memberikan suplai daya tegangan arus searah (DC) misalkan pada baterai pada kumparan stator yaitu setelah memutuskan hubungan dengan sumber daya tegangan bolak-balik. Baterai akan menjadi suplai bagi motor AC. Energi DC baterai menjadikan kumparan stator seperti suatu rangkain short circuit dan sistem motor berubag menjadi sebuah rangkaian magnetik bias, tanpa tegangan induksi dan menghasilkan fluks medan magnet DC yang menimbulkan torsi lawan dan menahan putaran motor hingga membuat motor mengerem dan berhenti berputar. Kecepatan pengereman cara ini akan bergantung pada besar tegangan baterai.
  • 77. 3. Pengereman Cara Plugging ysitu pengereman dengan car menukar dua fasa sumber tegangan tiga fasa ke input motor.
  • 78. PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR 1. Motor dengan beberapa kecepatan 2. Variable Speed Drives (VSDs) 3. Penggerak Arus Searah (DC) 4. Penggerak motor AC dengan gulungan rotor (motor induksi cincin geser)
  • 79. PERIKSA PERAWATAN MOTOR INDUKSI • Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan • Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban • Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan • Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar • Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih