Penarikan kesimpulan dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya yang disebut premis. Kemudian, dengan menggunakan prinsip-prinsip logika diperoleh pernyataan baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Penarikan kesimpulan seperti ini disebut juga argumentasi.
Ada tiga metode atau cara dalam melakukan penarikan kesimpulan, yaitu :
1. Modus Ponens
2. Modus Tollens
3. Silogisme
Penarikan kesimpulan dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya yang disebut premis. Kemudian, dengan menggunakan prinsip-prinsip logika diperoleh pernyataan baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Penarikan kesimpulan seperti ini disebut juga argumentasi.
Ada tiga metode atau cara dalam melakukan penarikan kesimpulan, yaitu :
1. Modus Ponens
2. Modus Tollens
3. Silogisme
Logika predikat diperkenalkan oleh Sir William Hamilton (1788-1856) dengan doktrinnya yang dinamakan “Quantification Theory”. Oleh karena itu, logika predikat sebenarnya adalah logika proposisional yang ditambah dengan hal-hal baru, yaitu pengkuantoran.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Logika predikat diperkenalkan oleh Sir William Hamilton (1788-1856) dengan doktrinnya yang dinamakan “Quantification Theory”. Oleh karena itu, logika predikat sebenarnya adalah logika proposisional yang ditambah dengan hal-hal baru, yaitu pengkuantoran.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Sistem Komputer (Hardware, Software, Interaksi antarperangkat Komputer, Kodifikasi Data pada Komputer, Permasalahan pada komputer) - Informatika
SMP/MTs Kelas 7 semester ganjil
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Ekuivalen Logis
Pada tautologi dan juga kontradiksi, dapat dipastikan
bahwa jika dua buah ekspresi logika adalah tautologi,
maka kedua ekspresi logika tersebut Ekivalen secara
logis, demikian juga jika keduanya kontradiksi.
Persoalannya ada pada contingent, karena memiliki
semua nilai T dan F. Tetapi jika urutan T dan F atau
sebaliknya pada tabel tetap pada urutan yang sama,
maka tetap disebut Ekivalen secara Logika
3. Contoh 1
(1). Dewi sangat cantik dan peramah.
(2). Dewi Peramah dan sangat cantik.
4. Penyelesaian
Dalam Bentuk Ekspresi Logika
A = Dewi sangat cantik.
B = Dewi Peramah.
Maka Ekspresi Logika tersebut adalah:
AB
BA
).2(
).1(
5. Jika dikatakan kedua buah Ekspresi Logika tersebut
Ekivalen secara logis, maka dapat ditulis:
Ekivalensi logis dari kedua ekspresi logika tersebut
dapat dibuktikan dengan Tabel Kebenaran berikut ini:
ABBA
A B
T T T T
T F F F
F T F F
F F F F
BA AB
6. Contoh 2
(1). Badru tidak pandai, atau dia tidak jujur.
(2). Adalah tidak benar Jika Badru pandai dan jujur.
7. Penyelesaian
Dalam Bentuk Ekspresi Logika
A = Badru pandai.
B = Badru Jujur.
Maka Ekspresi Logika tersebut adalah:
)().2(
).1(
BA
BA
8. Jika dikatakan kedua buah Ekspresi Logika tersebut
Ekivalen secara logis, maka dapat ditulis:
Ekivalensi logis dari kedua ekspresi logika tersebut
dapat dibuktikan dengan Tabel Kebenaran berikut ini:
)()( BABA
A B
T T F F T F F
T F F T F T T
F T T F F T T
F F T T F T T
A B BA BA )( BA
9. Komutatif
Jadi
Demikian juga dengan V, maka
Demikian juga dengan V, maka
Akan tetapi , perangkai tidak
memiliki sipat komutatif .
)()( ABBA
)()( ABBA
)()( ABBA
)(Implikasi
10. Pembuktian dengan menggunakan tabel kebenaran:
A B
T T T T
T F F T
F T T F
F F T T
BA AB
11. Asosiatif
Penempatan tanda kurung biasa pada suatu ekspresi
logika memegang peranan penting, karena tanda
kurung berarti meminta proses dikerjakan terlebih
dahulu pada tanda kurung terdalam.
Contoh :
))(())(( CBAdanCBA
12. Maka Tabel kebenarannya adalah sebagai berikut:
Jadi :
A B C
T T T T T T T
T T F T F F F
T F T F F F F
T F F F F F F
F T T F F T F
F
F
T
F
F
T
F
F
F
F
F
F
F
F
F F F F F F F
BA CBA )( CB )( CBA
))(())(( CBACBA
13. Akan tetapi jika perangkainya berbeda pada satu
ekspresi logika, akan menghasilkan nilai kebenaran
yang berbeda.
Contoh. 3
))(())(( CBAdanCBA
14. A B C
T T T T T T T
T T F T T T T
T F T F T T T
T F F F F F F
F T T F T T F
F T F F F T F
F F T F T T F
F F F F F F F
))(())(( CBAdanCBA
BA CBA )( CB )( CBA
16. Contoh.4
(1). Jika Badru tidak sekolah, maka Badru tidak akan
pandai.
(2). Jika Badru pandai, maka Badru pasti sekolah
17. Penyelesaian
Dalam Bentuk Ekspresi Logika
A = Badru sekolah.
B = Badru Pandai.
Maka Ekspresi Logika tersebut adalah:
AB
BA
).2(
).1(
18. Pembuktian Ekuivalensi dengan Tabel Kebenaran
berikut ini:
Jadi, terbukti bahwa:
)()( ABBA
A B
T T F F T T
T F F T T T
F T T F F F
F F T T T T
A B AB BA
20. Pembuktian Ekuivalensi dengan Tabel Kebenaran
berikut ini:
Jadi, terbukti bahwa:
)()()( ABBABA
A B
T T T T T T
T F F F T F
F T F T F F
F F T T T T
BA BA )()( ABBA AB
21. Dalam Tautologi, Nilai kebenaran dapat diganti
seperti berikut:
True (T) = 1
False (F) = 0
Tabel kebenaran :
A 1 0
T T F T F
F T F F F
1A 0A
22. Tugas
Buktikan bahwa ekspresi-ekpresi logika berikut ini
ekuivalen dengan menggunakan tabel kebenaran:
1)))(())().((7(
0)(().6(
)().5(
)()().4(
)()).(3(
1)().2(
)()().1(
ACBACBA
BBA
BABA
CBACBA
CBACBA
BAA
ABBABA