Berdasarkan materi yang disajikan, dokumen tersebut membahas tentang resiko likuiditas dan resiko fraud dalam manajemen risiko sistem informasi. Resiko likuiditas adalah risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban finansial akibat kurangnya likuiditas, sedangkan resiko fraud terjadi akibat kecurangan dalam laporan keuangan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara mengidentifikasi, menguk
3. Materi
Presentasi
identifikasi dan ukuran
resiko likuiditas
dampak resiko likuiditas
mengelola dan mengurangi
resiko likuiditas
identifikasi resiko fraud
dampak resiko fraud
pencegahan dan mengurangi resiko fraud
4. Pendahuluan
Manajemen risiko sistem informasi adalah proses identifikasi, evaluasi,
dan pengendalian risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi
informasi dan sistem informasi dalam suatu organisasi. Tujuan utama
dari manajemen risiko sistem informasi adalah untuk membantu
organisasi mengurangi risiko dan meningkatkan keamanan sistem
informasi mereka.
6. Definisi
Resiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat didefinisikan sebagai risiko ketidakmampuan untuk
melikuidasi secara tepat waktu dengan harga yang wajar. Bank
menghadapi risiko likuiditas apabila mereka tidak melikuidasi aset mereka
pada harga yang wajar. Aset ditawarkan dengan harga jual murah,
sementara kebutuhan melikuidasi aset bank mendesak. Hal ini dapat
mengakibatkan kerugian dan penurunan yang signifikan dalam
pendapatan.
7. Jenis Resiko Likuiditas
Likuiditas endogen
(endogenous liquidity)
Likuiditas eksogen
(exogenous liquidity)
Berhubungan dengan kemampuan
bank untuk menjual aset di pasar
yang likuid secara cepat dan pada
bid/offer spread yang kecil dan
tidak terlalu dipengaruhi oleh
besarnya transaksi.
Likuiditas yang diciptakan
melalui struktur kewajiban
bank, bank dapat melihat
mismatch pendanaan tersebut
dengan menggunakan liquidity
ladder.
8. Perubahan kondisi pasar,
seperti penurunan harga
saham atau turunnya nilai
tukar mata uang, dapat
mempengaruhi nilai aset
perusahaan dan memperburuk
resiko likuiditas.
Faktor Resiko Lukuiditas
Kurangnya arus kas Perubahan kondisi pasar
Kebijakan
manajemen risiko
yang buruk
Jika perusahaan tidak memiliki
arus kas yang cukup untuk
memenuhi kewajiban finansialnya,
maka dapat terjadi resiko
likuiditas. Hal ini dapat terjadi jika
perusahaan mengalami
penurunan pendapatan atau
penjualan yang tiba-tiba, atau jika
perusahaan membiayai proyek-
proyek yang membutuhkan
investasi besar.
Jika perusahaan tidak memiliki
kebijakan manajemen risiko
yang efektif dan tidak
memantau risiko likuiditas
dengan cermat, maka dapat
terjadi resiko likuiditas yang
tidak terduga.
9. Identifikasi Resiko Likuiditas
Pada Perusahaan
Rasio arus kas yang rendah: Rasio arus kas (cash flow ratio) adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya
dengan arus kas yang dihasilkan dari operasi bisnisnya.
Keterlambatan pembayaran: Keterlambatan pembayaran kepada pemasok
atau kreditor dapat menjadi tanda adanya resiko likuiditas.
Perubahan kebijakan bank: Perubahan kebijakan bank terkait suku bunga atau
aturan kredit dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
sumber dana atau memperolehnya dengan biaya yang lebih tinggi.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko likuiditas di
suatu perusahaan antara lain:
10. Mengukur Resiko Likuiditas di
Suatu Perusahaan
Rasio utang terhadap modal: Rasio utang terhadap modal (debt-to-equity ratio)
mengukur seberapa besar proporsi modal yang didanai dengan utang.
Analisis skenario: Analisis skenario dapat dilakukan dengan mensimulasikan
situasi ekstrem yang dapat terjadi pada perusahaan, seperti fluktuasi
pendapatan atau biaya yang tidak terduga, dan melihat bagaimana perusahaan
dapat memenuhi kewajiban finansialnya dalam situasi tersebut
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur resiko likuiditas di suatu
perusahaan antara lain:
11. Dampak dari terjadinya Resiko
Likuiditas pada perusahaan
Kesulitan memenuhi kewajiban finansial: Resiko likuiditas dapat menyebabkan
perusahaan kesulitan untuk memenuhi kewajiban finansialnya pada waktu
yang ditentukan.
Penurunan harga saham: Jika investor merasa bahwa perusahaan mengalami
resiko likuiditas yang tinggi, maka harga saham perusahaan dapat turun.
Kesulitan dalam memperoleh pembiayaan tambahan: Jika perusahaan terus-
menerus mengalami resiko likuiditas yang tinggi, maka perusahaan dapat
kesulitan dalam memperoleh pembiayaan tambahan dari bank atau investor.
Beberapa dampak dari terjadinya resiko likuiditas pada perusahaan antara lain:
12. Cara Mengelola dan Mengurangi Resiko
Likuiditas Dalam Suatu Perusahaan
Membuat rencana manajemen kas: Perusahaan harus membuat rencana manajemen
kas yang baik untuk mengelola arus kas perusahaan dan meminimalkan risiko
likuiditas..
Diversifikasi sumber pendanaan: Perusahaan harus mempertimbangkan diversifikasi
sumber pendanaannya, sehingga tidak tergantung pada satu jenis sumber pendanaan
saja.
Memiliki cadangan likuiditas yang cukup: Perusahaan harus memiliki cadangan
likuiditas yang cukup untuk menghadapi kemungkinan terjadinya resiko likuiditas.
Untuk mengelola dan mengurangi resiko likuiditas dalam suatu perusahaan, terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
14. Definisi Resiko Fraud
Fraud atau kecurangan adalah suatu Tindakan yang disengaja oleh satu
individu atau lebih dalam manajemen atau pihak yang bertanggung jawab
atas tata Kelola,karyawan,dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan
tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau
melanggar hukum.Fraud pada dasarnya merupakan serangkaian ketidak
beresan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act)yang
dilakukan oleh orang luar atau orang dalam perusahaan guna mendapatkan
keuntungan dan merugikan orang lain.
15. Jenis Resiko Fraud
Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation), Asset misappropriation
meliputi penyalahgunaan/pencurian asset atau harta perusahaan atau pihak
lain.Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang
tangible atau dapat diukur.dihitung (defined value).
Korupsi (corruption), Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkun
kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi,dimana hal ini merupakan
jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemar dan masih kurang kesadaran akan tata Kelola yang baik sehingga
factor integritasnya masih dipertanyakan.
Jenis Fraud menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE):
16. Faktor Resiko Fraud
Opportunity, ketika terdapat peluang,maka disitulah ada kesempatan yang dilakukan
oleh pelaku kecurangan.Faktor ini biasanya didorong karena lemahnya internal control
atau penyalahgunaan wewenang dalam perusahaan.
Pressure, terjadinya dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan
kecurangan yang dipicu oleh beberapa alas an,mulai dari dorongan seseorang untuk
melakukan kecurangan yang dipicu oleh alas an ekonomi,emosional,atau nilai.
Rationalization, faktor ini terjadi ketika seseorang melakukan resionalisme atau
mencari pembenaran atas terjadinya kecurangan.Hal ini biasanya terjadi karena
pelaku mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya,sehingga ia akan
mencari pembenaran atas Tindakan tersebut.
17. IdentifikasiResiko Fraud di
Suatu Perusahaan
·Melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi area atau departemen yang
rentan terhadap fraud. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko fraud
adalah terlalu banyak kepercayaan pada orang tertentu, kurangnya transparansi
dan akuntabilitas, serta kurangnya pemisahan tugas yang jelas.
·Melakukan investigasi secara internal untuk memverifikasi adanya tindakan fraud.
Pada tahap ini, bisa dilakukan wawancara dan pemeriksaan dokumen, serta
penggunaan teknologi yang dapat membantu menemukan bukti fraud.
Menganalisis kebijakan dan prosedur yang ada dalam perusahaan atau organisasi
untuk melihat apakah sudah ada tindakan pencegahan terhadap fraud, seperti
penggunaan sistem kontrol internal yang baik dan audit yang teratur
Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi resiko fraud yaitu:
18. Mengukur Resiko Fraud di Suatu
Perusahaan
dentifikasi resiko fraud: Langkah pertama adalah mengidentifikasi potensi
resiko fraud yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menganalisis proses bisnis yang ada di perusahaan, identifikasi area
yang rentan terhadap fraud, serta memperhatikan pengalaman dan laporan
fraud di perusahaan tersebut atau di industri sejenis.
·Monitoring dan evaluasi: Langkah terakhir adalah monitoring dan evaluasi
terhadap efektivitas rencana pengelolaan resiko fraud. Perusahaan harus
memonitoring tingkat kepatuhan dan efektivitas rencana tersebut, dan
melakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi risiko fraud di
perusahaan.
19. Dampak Dari Terjadinya Resiko
Fraud Pada Perusahaan
Kerusakan reputasi: Terjadinya fraud juga dapat merusak reputasi perusahaan di
mata pelanggan, investor, dan karyawan.
Kerugian keuangan: Tindakan fraud dapat menyebabkan kerugian keuangan yang
signifikan bagi perusahaan.
Kehilangan aset: Tindakan fraud dapat menyebabkan perusahaan kehilangan aset
berharga seperti uang tunai, saham, atau aset fisik lainnya
Penurunan produktivitas: Terjadinya fraud dapat mengganggu operasi perusahaan
dan memakan waktu dan sumber daya untuk menangani masalah tersebut.
Tuntutan hukum: Jika terjadi fraud, perusahaan dapat dihadapkan pada tuntutan
hukum dari pihak yang merasa dirugikan.
20. Cara Mengelola dan Mengurangi Resiko
Fraud Dalam Suatu Perusahaan
·Memperkuat sistem kontrol internal: Perusahaan harus memiliki sistem kontrol
internal yang kuat untuk memastikan kepatuhan dan mencegah fraud. Sistem ini
dapat mencakup prosedur pengawasan, pemisahan tugas, validasi dan verifikasi
data, serta penggunaan teknologi keamanan informasi.
·Mengadakan audit internal dan eksternal secara teratur: Audit internal dan
eksternal dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dalam sistem kontrol
internal dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
·Menerapkan sistem pelaporan keuangan yang transparan: Perusahaan harus
menerapkan sistem pelaporan keuangan yang transparan dan terbuka untuk
mencegah manipulasi data keuangan.
21. KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan
bahwa resiko likuiditas dan resiko fraud merupakan dua hal yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan perusahaan. Resiko
likuiditas terjadi ketika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban finansialnya karena kurangnya likuiditas, sedangkan
resiko fraud terjadi ketika terjadi kecurangan dalam laporan
keuangan yang dapat menimbulkan kerugian finansial dan
reputasi bagi perusahaan.