SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
MAKALAH AUDIT PERUSAHAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Audit Perusahaan yang di ampu oleh :
Dr. Sri Rahayu, SE, Ak, M.SA, CA
Disusun oleh :
Eri Noprianto (P2C316017)
Fuad Rahardi (P2C316018)
Hanna Septiani (P2C316019)
Hazmi Arimiko Satria (P2C316020)
Ibnu Reza Syahbudi (P2C316021)
Zesmi Kusmila (P2C316033)
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI
PASCA SARJANA UNIVERSITAS JAMBI
2017
Pendahuluan
Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material
dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva
perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan
(fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernya- taan Standar Auditing (PSA)
No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan
dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32.
Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan
adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (IAI, 2001).
Terjadinya kecurangan– suatu tindakan yang disengaja - yang tidak dapat terdeteksi oleh
suatu pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses pelaporan
keuangan. Adanya kecurangan berakibat serius dan membawa banyak kerugian.
Fraud dalam audit merupakan proses audit yang memfokuskan pada keanehan/keganjilan
(sesuatu yang tampaknya di luar kebiasaan kemudian menlusuri dan mendalami transaksi untuk
merekonstruksi bagaimana terjadinya dan apa akibat yang ditimbulkannya). Dalam Fraud audit,
proses pengumpulan bukti audit lebih fokus pada apakah fraud memang tejadi, dan jika terjadi,
maka audit mengarah pada pengumpulan bukti untuk mengetahui dan membuktikan siapa
pelakunya (pejabat yang terlibat), bagaimana fraud itu terjadi (modus operandinya), dimana
tempat terjadinya fraud tersebut, kapan waktu terjadinya, hukum apa yang dilanggar, berapa
kerugian yang diakibatkannya, siapa yang dirugikan dan diuntungkan, serta hal lain yang
berkaitan dengan bukti investigasi.
Pembahasan
Fraud atau kecurangan adalah berbagai macam carakecerdikan manusia yang
direncanakan dan dilakukan secara individual maupun berkelompok untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan dari pihak lain dengan cara yang tidak benarsehingga menimbulkan kerugian
bagi pihak lain. Dengan kata lain, kecurangan dalah penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan
untuk mengambil aset atau hak orang lain.
Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, maka fraud atau kecurangan adalah suatu
kekeliruan atau penggambaran yang salah dari fakta material dalam penyajian fakta pembukuan
dan akhirnya dalam laporan keuangan. Kecurangan akuntansi ini dibagi menjadi dua kelompok
utama, yaitu kecurangan laporan dan kecurangan aseti.Kecurangan laporan mencakup kesalahan
pelaporan yang disengaja sehingga terlihat kondisi keuangan perusahaan lebih baik dari pada
kenyataannya dan akhirnya menipu para pemegang saham, investor dan kreditur.
Kecurangan laporan yang paling banyak terjadi adalah pendapatan dan persediaan yang
“ditinggikan” atau biasa disebut pola Income Maximization, perataan laba (Income Smoothing),
serta pengaturan laba (Earnings Management). Adapun Kecurangan aset biasanya dilakukan
untuk mempermudah pencurian atau konversi aset entitas atau perusahaan menjadi aset pribadi.
Kecurangan aset contohnya adalah pengalihan aset perusahaan menjadi aset milik pribadi dan
hutang fiktif.
Jenis – jenis Kecurangan
Dalam konteks audit atas laporan keuangan,kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah
kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.
1. Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap
jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para
penggunanya. Sebagian besar kasus ,melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan
dibandingkan terhadap pengungkapan. Sebagai contoh, WorldCom yang dilaporkan telah
mengapitalisasi jutaan dolar pengeluaran sebagai aset tetap, yang semestinya harus dibebankan.
Penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan,
namun sebuah perusahaan dapat melebihsajikan pendapatan dengan menghapus utang dagang
dan liabilitas lainnya
Sementara dalam sebagian besar kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan
sebuah usaha untuk melebihsajikan pendapatan. Pada perusahaan-perusahaan nonpublik, hal
tersebut mungkin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan. Perusahaan-
perusahaan juga dapat dengan sengaja mengurangsajikan pendapatan ketika labanya tinggi untuk
menciptakan cadangan laba atau sebagai ”celengan”, yang dapat digunakan untuk menaikkan
laba di kemudian hari. Prkatik semacam itu dikanal dengan ”peralatan laba” dan manajemen
laba. Manajemen laba (earning manajemen) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang
sengaja dilakukan untuk memenuhi target laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan
salah satu bentuk manajemen laba di mana pendapatan-pendapatan dan beban-beban
dipindahkan di antara beberapa periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk
memuluskan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan dan aset lainnya yang diperoleh
perusahaan pada saat akuisisinya, yang mengakibatkan laba yang lebih tinggi ketika aset tersebut
dijual di kemudian hari. Perusahaan-perusahaan juga dapat dengan sengaja melebihsajikan
cadangan keusangan persediaan dan penyisihan piutang tak tertagih untuk mengurangi laba yang
lebih tinggi.
Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam laporan
keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak memadai. Sebagai contoh, masalah utama dalam
kasus Enron adalah apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap perusahaan afiliasi
yang dikenal dengan entitas bertujuan khusus (special purpose entities) secara memadai. E. F.
Hutton, perusahaan pialang yang saat ini sudah tidak ada lagi, telah dihukum karena dengan
sengaja telah melakukan kelebihan penarikan uang di beberapa rekening bank dengan tujuan
untuk menaikkan pembayaran bunga. Kelebihan penarikan tersebut dimasukkan sebagai liabilitas
dalam neraca, namun deskripsi di neraca mengenai kewajiban tersebut tidak jelas.
2. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas aset milik
suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak senuanya, jumlah nominal yang terlibat tidak
material terhadap laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali
menjadi perhatian penting manajemen, tanpa melihat tingkat meterialitasnya, karena pencurian-
pencurian kecil dapat dengan mudah meningkat ukurannya setiap saat.
Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang
dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak internal lainnya di dalam suatu organisasi. Menurut
perkiraan Association of Certified Fraud Examiners, rata-rata perusahaan merugi 6 persen dari
pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut
melibatkan pihak-pihak eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan
penipuan yang dilakukan oleh pemasok.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada di tingkat hierarki organisasi yang lebih
rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat
dalam pencurian aset perusahaan. Karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali
terhadap aset-aset perusahaan, penggelapan yang melibatkan manajemen puncak dapat
melibatkan jumlah yang signifikan. Suatu survei mengenai kecurangan yang diselenggarakan
oleh Association of Certified Fraud Examiners menemukan bahwa rata-rata jumlah kerugian
yang disebabkan oleh kasus-kasus kecurangan yang melibatkan manajemen puncak tiga kali
lebih besar daripada kecurangna yang melibatkan pegawai lainnya.
Kondisi yang Menyebabkan Kecurangan
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
dan penyalahgunaan aset. Tiga kondisi tersebut dinamakan dengan segitiga kecurangan (fraud
triangle). Berikut adalah pembahasan mengenai fraud triangle ini :
1. Insentif/Tekanan Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi
laporan keuangannya adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan.
Sebagai contoh, penurunan laba dapat mengancam kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan pendanaan. Perusahaan mungkin juga melakukan manipulasi laba untuk
memenuhi proyeksi analis pasar, atau untuk menggelembungkan harga saham. Dalam
beberapa kasus, manajemen dapat memanipulasi laba hanya untuk menjaga reputasi
mereka.
2. Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi
manipulasi, risikonya menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam
industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Sebagai
contoh, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan bagi perusahaan-perusahaan
yang memiliki persediaan yang terletak di beberapa tempat yang berbeda. Risiko salah
saji persediaan lebih meningkat jika terjadi kemungkinan keusangan persediaan.
Pergantian pegawai di bagian akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses akuntansi
dan informasi dapat menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah saji. Banyak
kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh komite audit dan
dewan direksi yang tidak efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan
keuangan.
3. Sikap/Rasionalisasi Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan
faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan
keuangan. Jika CEO atau manajer puncak lainnya menunjukkan dominasi terhadap
proses penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi laba
para analis pasar, kemungkinan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan menjadi
lebih besar. Karakter manajemen atau seperangkat etika juga dapat membuat manajemen
lebih mudah dalam membenarkan perilaku kecurangan.
Mengukur Risiko Kecurangan
Auditor memiliki tanggung jawab untuk menghadapi risiko kecurangan dengan
merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa salah
saji material, baik disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, dapat terdeteksi.
1. Skeptisme Profesional. Dalam praktiknya menjaga skeptisme professional dapat
menjadi sulit, karena meskipun terdapat beberapa contoh kasus kecurangan dalam
laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang terjadi dibandingkan dengan
jumlah audit atas laporan keuangan yang dilakukan setiap tahun.
2. Berpikir Kritis. Selama merencanakan audit dalam setiap pengauditan, tim kerja harus
membahas kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepangjang pengauditan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti
audit.
3. Evaluasi Kritis atas Bukti Audit. Auditor harus berhati-hati untuk tidak membenarkan
atau mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah. Sebagai
contoh, katakanlah seorang auditor menemukan adanya penjualan ditahun berjalan yang
seharusnya secara tepat diakui sebagai penjualan pada tahun berikutnya. Auditor haruss
mengevaluasi alas an salah saji tersebut, menentukan apakah hal tersebut disengaja atau
tidak, dan mempertimbangkan apakah salah saji lainnya mungkin juga telah terjadi.
Sumber-Sumber Informasi untuk Mengukur Risiko Kecurangan
Adapun sumber-sumber informasi yang digunakan untuk mengukur resiko kecurangan
adalah :
1. Komunikasi Antara Sesama Tim Audit. PSA 70 mengharuskan tim audit untuk
melakukan diskusi untuk berbagi pemahaman dari anggota tim audit yang lebih
berpengalaman dan untuk “urun rembug” ide-ide yang menyangkut hal berikut.
• Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai
terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
• Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan
keuangan.
• Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
• Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh kecurangan
2. Tanya Jawab dengan Manajemen. Tanya jawab dengan manajemen dan pihak lainnya
dalam perusahaan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk memberitahukan
informasi yang mungkin tidak dapat dikomunikasikan dengan pihak lain. Selain itu,
jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan auditor seringkali membuka informasi
atas kemungkinan adanya kecurangan.
3. Faktor-Faktor Risiko. PSA 70 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah faktor-
faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan atau sikap atau rasionalisai
digunakan untuk membenarkan tindakan kecurangan. Keberadaan factor-faktor risiko
tidak berarti telah terjadi kecurangan, melainkan bahwa kemungkinan terjadinya
kecurangan lebih tinggi. Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut beserta
informasi lainnya yang digunakan untuk mengukur risiko kecurangan.
4. Prosedur analitis. Karena terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan sering kali
melibatkan manipulasi pendapatan, PSA 70 mengharuskan auditor untuk melakukan
prosedur analitis pada akun-akun pendapatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
hubungan-hubungan yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan ekspetasi dalam akun-akun
pendapatan yang mengindikasikan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan.
5. Informasi Lainnya. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang telah
mereka dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur
risiko kecurangan.
Pengawasan Tata Kelola Perusahaan Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur
pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi
antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan program-program
dan pengendalian antikecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi
kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu manajemen dan
dewan direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan beberapa
organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan bagi
Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi, dan Mendeteksi
Kecurangan.
Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah,mengantisipasi dan
mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, Tanggung jawab
manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan pengawasan dari komite Audit.
1. Budaya Kejujuran dan Etika yang Bernilai Tinggi
Cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan mengantisipasinya yaitu dengan
menerapkan program-program dan pengendalian antikecurangan yang berdasarkan pada nilai-
nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Dengan adanya nilai-nilai tersebut dapat membantu
menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang dapat menjadi dasar bagi tanggung jawab
para pegawai. Terdapat 6 elemen untuk menciptakan budaya kejujuran dan etika yang bernilai
tinggi, yaitu :
• Teladan Dari Pimpinan
Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk meberikan teladan dalam perilaku
yang beretika dalam perusahaan melalui komunikasi yang baik terhadap bawahannya serta
meyakinkan bahwa perilaku tidak jujur atau tidak etis tifak dapat diterima,walaupun itu
menguntungkan bagi perusahaan.
• Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih baik sehingga
akan mengurangi kemungkinan dilakukannya kecurangan terhadap perusahaan. Caranya
yaitu dengan mengurangi tekanan yang berlebihan terhadap pegawai dan memberikan suatu
proses pengaduan jika ada kecurigaan atau ada kecurangan atau potensi pelanggaran kode
etik lainnya.
• Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat
Perlu adanya kebijakan pemilihan yang efektif terkait dengan penempatan orang yang
nantinya akan memegang posisi-posisi penting. Kebijakan mencakup latar belakang kandidat
yang akan dipekerjakan atau yang dipromosikan untuk posisi penting.
• Pelatihan
Pelatihan disini terkait pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap kecurangan dalam
perusahaan sesuai dengan tanggungjawab spesifik pegawai (sesuai posisi pegawai dalam
perusahaan) sehingga nantinya akan mampu mengkomunikasikan jika terdapat kecurangan
dalam bagiannya masing-masing.
• Konfirmasi
Para pegawai diminta untuk membuat pernyataan bahwa mereka memahami ekspetasi
perusahaan dan telah mematuhi kode etik, serta mewaspadai segala bentuk pelanggaran.
Dengan konfirmasi ini dapat membantu penegakan kebijakan kode etik.
• Disiplin
Menyangkut penyelidikan menyeluruh atas semua pelanggaran beserta penanganannya yang
tepat dan konsisten dan pertanggungjawaban pegawai jika tidak mematuhi kode etik
perusahaan serta pemberian punishment atas pelanggaran kode etik tanpa
mempertimbangakan jenjang pegawai yang melakuakn tindakan tersebut.
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi resiko-resiko kecurangan
Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan
menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
• Mengidentifikasi dan mengukur resiko kecurangan
Dimulai dari kesadaran manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi dan hamper setiap
pegawai mampu melakukan tindakan yang tidak jujur pada kondisi lingkungan yang normal
serta mengidentifikasi factor-faktor yang dapat menimbulkan kecurangan dalam
perusahaann.
• Menangani Resiko Kecurangan
Manajemen bertanggung jawab untuk mrancang dan menerapkan program-program dan
pengendalian untuk menangani resiko kecurangan. Dapat dilakukan dengan cara mengubah
aktivitas dan proses bisnis yang rentan terhadap terjadinya kecurangan.
• Pengawasan dalam program-program dan pengendalian pencegahan kecurangan
Manajemen secara berkala harus mengevaluasi apakah program-program pengendalian
antikecurangan telah diterapkan dan berjalan secara efektif, tentunya melalui pengendalian
internalnya.
3. Pengawasan dari Komite Audit
Komite Audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan
keuangan dan pengendalian internal organisasi. Komite audit juga membantu menciptakan suatu
teladan yang efektif mengenai kejujuran dan etika dalam perusahaan dengan tidak memberikan
toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kecurangan. Pengawasan yang dilakukan komite
audit juga bertindak sebahgai pencegah kecurangan oleh manajemen senior.
Kesimpulan
Fraud dalam audit merupakan proses audit yang memfokuskan pada keanehan/keganjilan
(sesuatu yang tampaknya di luar kebiasaan kemudian menlusuri dan mendalami transaksi untuk
merekonstruksi bagaimana terjadinya dan apa akibat yang ditimbulkannya). Dalam Fraud audit,
proses pengumpulan bukti audit lebih fokus pada apakah fraud memang tejadi, dan jika terjadi,
maka audit mengarah pada pengumpulan bukti untuk mengetahui dan membuktikan siapa
pelakunya (pejabat yang terlibat), bagaimana fraud itu terjadi (modus operandinya), dimana
tempat terjadinya fraud tersebut, kapan waktu terjadinya, hukum apa yang dilanggar, berapa
kerugian yang diakibatkannya, siapa yang dirugikan dan diuntungkan, serta hal lain yang
berkaitan dengan bukti investigasi.
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur
pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi
antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan program-program
dan pengendalian antikecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi
kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu manajemen dan
dewan direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan beberapa
organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan bagi
Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi, dan Mendeteksi
Kecurangan.
Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah,mengantisipasi dan
mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, Tanggung jawab
manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan pengawasan dari komite Audit.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 1993. Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 32: Tanggung
Jawab Auditor untuk Mendeteksi dan Melaporkan Kekeliruan dan Ketidakberesan.
Jakarta: IAI.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70:
Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
Karyono. 2002. Fraud Auditing. Journal The Winners. Jakarta.
Sayyid, Annisa. 2014. Pemeriksaan Fraud Dalam Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif.
Al-Banjari Vol.13 No.2 Juli-Desember. Banjarmasin.

More Related Content

What's hot

Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrsalif radix
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positifAditya Rizky
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesSuryo Aji Saputro
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualFair Nurfachrizi
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganArif Misgiyanto
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditingdewi masita
 
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1Amrulloh naman
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifDwi Wahyu
 
Teori akuntansi
Teori akuntansiTeori akuntansi
Teori akuntansiMaya Rusli
 
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1Fauzan Wahyuabdi
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 

What's hot (20)

Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positif
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditing
 
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1
Teknik penipuan dan penyalahgunaan komputer1
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantif
 
Teori akuntansi
Teori akuntansiTeori akuntansi
Teori akuntansi
 
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1
Mengevaluasi dan Meningkatkan Pengendalian Internal - Bagian 1
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 

Similar to Makalah Audit perusahaan (fraud)

326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.pptannisasutra
 
Earning Management
Earning ManagementEarning Management
Earning Managementpadlah1984
 
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...Trisnadi Wijaya
 
Kecurangan karyawan & manajemen
Kecurangan karyawan & manajemenKecurangan karyawan & manajemen
Kecurangan karyawan & manajemenn0ysk1
 
Analisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditingAnalisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditingdewimita
 
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingHow to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingSri Apriyanti Husain
 
KELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdfKELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdfyuhelmi2
 
Makalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraudMakalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraudPutry Camilie
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...Eka Yulianto
 
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...Vhiie Audi
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...WINDAYANI RAJAGUKGUK
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Muhammad Ramlan
 
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTModus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTKanaidi ken
 

Similar to Makalah Audit perusahaan (fraud) (20)

326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
 
Earning Management
Earning ManagementEarning Management
Earning Management
 
PPT AKUN FORENSIK.pdf
PPT AKUN FORENSIK.pdfPPT AKUN FORENSIK.pdf
PPT AKUN FORENSIK.pdf
 
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
 
Kecurangan karyawan & manajemen
Kecurangan karyawan & manajemenKecurangan karyawan & manajemen
Kecurangan karyawan & manajemen
 
Analisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditingAnalisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditing
 
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingHow to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
 
KELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdfKELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdf
 
Makalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraudMakalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraud
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
 
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
 
Perancangan fraud
Perancangan fraudPerancangan fraud
Perancangan fraud
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
 
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTModus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Fraud dalam Audit
Fraud dalam AuditFraud dalam Audit
Fraud dalam Audit
 
Fraud auditing
Fraud auditingFraud auditing
Fraud auditing
 
Borobudur 11
Borobudur 11Borobudur 11
Borobudur 11
 

Recently uploaded

Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (20)

Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 

Makalah Audit perusahaan (fraud)

  • 1. MAKALAH AUDIT PERUSAHAAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Audit Perusahaan yang di ampu oleh : Dr. Sri Rahayu, SE, Ak, M.SA, CA Disusun oleh : Eri Noprianto (P2C316017) Fuad Rahardi (P2C316018) Hanna Septiani (P2C316019) Hazmi Arimiko Satria (P2C316020) Ibnu Reza Syahbudi (P2C316021) Zesmi Kusmila (P2C316033) PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI PASCA SARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2017
  • 2. Pendahuluan Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernya- taan Standar Auditing (PSA) No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32. Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (IAI, 2001). Terjadinya kecurangan– suatu tindakan yang disengaja - yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses pelaporan keuangan. Adanya kecurangan berakibat serius dan membawa banyak kerugian. Fraud dalam audit merupakan proses audit yang memfokuskan pada keanehan/keganjilan (sesuatu yang tampaknya di luar kebiasaan kemudian menlusuri dan mendalami transaksi untuk merekonstruksi bagaimana terjadinya dan apa akibat yang ditimbulkannya). Dalam Fraud audit, proses pengumpulan bukti audit lebih fokus pada apakah fraud memang tejadi, dan jika terjadi, maka audit mengarah pada pengumpulan bukti untuk mengetahui dan membuktikan siapa pelakunya (pejabat yang terlibat), bagaimana fraud itu terjadi (modus operandinya), dimana tempat terjadinya fraud tersebut, kapan waktu terjadinya, hukum apa yang dilanggar, berapa kerugian yang diakibatkannya, siapa yang dirugikan dan diuntungkan, serta hal lain yang berkaitan dengan bukti investigasi.
  • 3. Pembahasan Fraud atau kecurangan adalah berbagai macam carakecerdikan manusia yang direncanakan dan dilakukan secara individual maupun berkelompok untuk memperoleh manfaat atau keuntungan dari pihak lain dengan cara yang tidak benarsehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Dengan kata lain, kecurangan dalah penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil aset atau hak orang lain. Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, maka fraud atau kecurangan adalah suatu kekeliruan atau penggambaran yang salah dari fakta material dalam penyajian fakta pembukuan dan akhirnya dalam laporan keuangan. Kecurangan akuntansi ini dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu kecurangan laporan dan kecurangan aseti.Kecurangan laporan mencakup kesalahan pelaporan yang disengaja sehingga terlihat kondisi keuangan perusahaan lebih baik dari pada kenyataannya dan akhirnya menipu para pemegang saham, investor dan kreditur. Kecurangan laporan yang paling banyak terjadi adalah pendapatan dan persediaan yang “ditinggikan” atau biasa disebut pola Income Maximization, perataan laba (Income Smoothing), serta pengaturan laba (Earnings Management). Adapun Kecurangan aset biasanya dilakukan untuk mempermudah pencurian atau konversi aset entitas atau perusahaan menjadi aset pribadi. Kecurangan aset contohnya adalah pengalihan aset perusahaan menjadi aset milik pribadi dan hutang fiktif. Jenis – jenis Kecurangan Dalam konteks audit atas laporan keuangan,kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset. 1. Kecurangan dalam Laporan Keuangan Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para penggunanya. Sebagian besar kasus ,melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap pengungkapan. Sebagai contoh, WorldCom yang dilaporkan telah mengapitalisasi jutaan dolar pengeluaran sebagai aset tetap, yang semestinya harus dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan,
  • 4. namun sebuah perusahaan dapat melebihsajikan pendapatan dengan menghapus utang dagang dan liabilitas lainnya Sementara dalam sebagian besar kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan sebuah usaha untuk melebihsajikan pendapatan. Pada perusahaan-perusahaan nonpublik, hal tersebut mungkin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan. Perusahaan- perusahaan juga dapat dengan sengaja mengurangsajikan pendapatan ketika labanya tinggi untuk menciptakan cadangan laba atau sebagai ”celengan”, yang dapat digunakan untuk menaikkan laba di kemudian hari. Prkatik semacam itu dikanal dengan ”peralatan laba” dan manajemen laba. Manajemen laba (earning manajemen) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilakukan untuk memenuhi target laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk manajemen laba di mana pendapatan-pendapatan dan beban-beban dipindahkan di antara beberapa periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk memuluskan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan dan aset lainnya yang diperoleh perusahaan pada saat akuisisinya, yang mengakibatkan laba yang lebih tinggi ketika aset tersebut dijual di kemudian hari. Perusahaan-perusahaan juga dapat dengan sengaja melebihsajikan cadangan keusangan persediaan dan penyisihan piutang tak tertagih untuk mengurangi laba yang lebih tinggi. Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak memadai. Sebagai contoh, masalah utama dalam kasus Enron adalah apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap perusahaan afiliasi yang dikenal dengan entitas bertujuan khusus (special purpose entities) secara memadai. E. F. Hutton, perusahaan pialang yang saat ini sudah tidak ada lagi, telah dihukum karena dengan sengaja telah melakukan kelebihan penarikan uang di beberapa rekening bank dengan tujuan untuk menaikkan pembayaran bunga. Kelebihan penarikan tersebut dimasukkan sebagai liabilitas dalam neraca, namun deskripsi di neraca mengenai kewajiban tersebut tidak jelas. 2. Penyalahgunaan Aset Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas aset milik suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak senuanya, jumlah nominal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen, tanpa melihat tingkat meterialitasnya, karena pencurian- pencurian kecil dapat dengan mudah meningkat ukurannya setiap saat.
  • 5. Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak internal lainnya di dalam suatu organisasi. Menurut perkiraan Association of Certified Fraud Examiners, rata-rata perusahaan merugi 6 persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut melibatkan pihak-pihak eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan penipuan yang dilakukan oleh pemasok. Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada di tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan. Karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali terhadap aset-aset perusahaan, penggelapan yang melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan. Suatu survei mengenai kecurangan yang diselenggarakan oleh Association of Certified Fraud Examiners menemukan bahwa rata-rata jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus-kasus kecurangan yang melibatkan manajemen puncak tiga kali lebih besar daripada kecurangna yang melibatkan pegawai lainnya. Kondisi yang Menyebabkan Kecurangan Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Tiga kondisi tersebut dinamakan dengan segitiga kecurangan (fraud triangle). Berikut adalah pembahasan mengenai fraud triangle ini : 1. Insentif/Tekanan Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan. Sebagai contoh, penurunan laba dapat mengancam kemampuan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan. Perusahaan mungkin juga melakukan manipulasi laba untuk memenuhi proyeksi analis pasar, atau untuk menggelembungkan harga saham. Dalam beberapa kasus, manajemen dapat memanipulasi laba hanya untuk menjaga reputasi mereka. 2. Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi manipulasi, risikonya menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Sebagai contoh, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan yang terletak di beberapa tempat yang berbeda. Risiko salah
  • 6. saji persediaan lebih meningkat jika terjadi kemungkinan keusangan persediaan. Pergantian pegawai di bagian akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses akuntansi dan informasi dapat menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah saji. Banyak kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh komite audit dan dewan direksi yang tidak efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan. 3. Sikap/Rasionalisasi Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan. Jika CEO atau manajer puncak lainnya menunjukkan dominasi terhadap proses penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi laba para analis pasar, kemungkinan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan menjadi lebih besar. Karakter manajemen atau seperangkat etika juga dapat membuat manajemen lebih mudah dalam membenarkan perilaku kecurangan. Mengukur Risiko Kecurangan Auditor memiliki tanggung jawab untuk menghadapi risiko kecurangan dengan merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa salah saji material, baik disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, dapat terdeteksi. 1. Skeptisme Profesional. Dalam praktiknya menjaga skeptisme professional dapat menjadi sulit, karena meskipun terdapat beberapa contoh kasus kecurangan dalam laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah audit atas laporan keuangan yang dilakukan setiap tahun. 2. Berpikir Kritis. Selama merencanakan audit dalam setiap pengauditan, tim kerja harus membahas kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepangjang pengauditan untuk mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti audit. 3. Evaluasi Kritis atas Bukti Audit. Auditor harus berhati-hati untuk tidak membenarkan atau mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah. Sebagai contoh, katakanlah seorang auditor menemukan adanya penjualan ditahun berjalan yang seharusnya secara tepat diakui sebagai penjualan pada tahun berikutnya. Auditor haruss
  • 7. mengevaluasi alas an salah saji tersebut, menentukan apakah hal tersebut disengaja atau tidak, dan mempertimbangkan apakah salah saji lainnya mungkin juga telah terjadi. Sumber-Sumber Informasi untuk Mengukur Risiko Kecurangan Adapun sumber-sumber informasi yang digunakan untuk mengukur resiko kecurangan adalah : 1. Komunikasi Antara Sesama Tim Audit. PSA 70 mengharuskan tim audit untuk melakukan diskusi untuk berbagi pemahaman dari anggota tim audit yang lebih berpengalaman dan untuk “urun rembug” ide-ide yang menyangkut hal berikut. • Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan. • Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan keuangan. • Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut. • Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan 2. Tanya Jawab dengan Manajemen. Tanya jawab dengan manajemen dan pihak lainnya dalam perusahaan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk memberitahukan informasi yang mungkin tidak dapat dikomunikasikan dengan pihak lain. Selain itu, jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan auditor seringkali membuka informasi atas kemungkinan adanya kecurangan. 3. Faktor-Faktor Risiko. PSA 70 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah faktor- faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan atau sikap atau rasionalisai digunakan untuk membenarkan tindakan kecurangan. Keberadaan factor-faktor risiko tidak berarti telah terjadi kecurangan, melainkan bahwa kemungkinan terjadinya kecurangan lebih tinggi. Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut beserta informasi lainnya yang digunakan untuk mengukur risiko kecurangan. 4. Prosedur analitis. Karena terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan sering kali melibatkan manipulasi pendapatan, PSA 70 mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur analitis pada akun-akun pendapatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
  • 8. hubungan-hubungan yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan ekspetasi dalam akun-akun pendapatan yang mengindikasikan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan. 5. Informasi Lainnya. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang telah mereka dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur risiko kecurangan. Pengawasan Tata Kelola Perusahaan Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan program-program dan pengendalian antikecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi, dan Mendeteksi Kecurangan. Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah,mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan pengawasan dari komite Audit. 1. Budaya Kejujuran dan Etika yang Bernilai Tinggi Cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan mengantisipasinya yaitu dengan menerapkan program-program dan pengendalian antikecurangan yang berdasarkan pada nilai- nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Dengan adanya nilai-nilai tersebut dapat membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang dapat menjadi dasar bagi tanggung jawab para pegawai. Terdapat 6 elemen untuk menciptakan budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, yaitu : • Teladan Dari Pimpinan Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk meberikan teladan dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan melalui komunikasi yang baik terhadap bawahannya serta meyakinkan bahwa perilaku tidak jujur atau tidak etis tifak dapat diterima,walaupun itu menguntungkan bagi perusahaan.
  • 9. • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih baik sehingga akan mengurangi kemungkinan dilakukannya kecurangan terhadap perusahaan. Caranya yaitu dengan mengurangi tekanan yang berlebihan terhadap pegawai dan memberikan suatu proses pengaduan jika ada kecurigaan atau ada kecurangan atau potensi pelanggaran kode etik lainnya. • Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat Perlu adanya kebijakan pemilihan yang efektif terkait dengan penempatan orang yang nantinya akan memegang posisi-posisi penting. Kebijakan mencakup latar belakang kandidat yang akan dipekerjakan atau yang dipromosikan untuk posisi penting. • Pelatihan Pelatihan disini terkait pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap kecurangan dalam perusahaan sesuai dengan tanggungjawab spesifik pegawai (sesuai posisi pegawai dalam perusahaan) sehingga nantinya akan mampu mengkomunikasikan jika terdapat kecurangan dalam bagiannya masing-masing. • Konfirmasi Para pegawai diminta untuk membuat pernyataan bahwa mereka memahami ekspetasi perusahaan dan telah mematuhi kode etik, serta mewaspadai segala bentuk pelanggaran. Dengan konfirmasi ini dapat membantu penegakan kebijakan kode etik. • Disiplin Menyangkut penyelidikan menyeluruh atas semua pelanggaran beserta penanganannya yang tepat dan konsisten dan pertanggungjawaban pegawai jika tidak mematuhi kode etik perusahaan serta pemberian punishment atas pelanggaran kode etik tanpa mempertimbangakan jenjang pegawai yang melakuakn tindakan tersebut. 2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi resiko-resiko kecurangan Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : • Mengidentifikasi dan mengukur resiko kecurangan Dimulai dari kesadaran manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi dan hamper setiap pegawai mampu melakukan tindakan yang tidak jujur pada kondisi lingkungan yang normal
  • 10. serta mengidentifikasi factor-faktor yang dapat menimbulkan kecurangan dalam perusahaann. • Menangani Resiko Kecurangan Manajemen bertanggung jawab untuk mrancang dan menerapkan program-program dan pengendalian untuk menangani resiko kecurangan. Dapat dilakukan dengan cara mengubah aktivitas dan proses bisnis yang rentan terhadap terjadinya kecurangan. • Pengawasan dalam program-program dan pengendalian pencegahan kecurangan Manajemen secara berkala harus mengevaluasi apakah program-program pengendalian antikecurangan telah diterapkan dan berjalan secara efektif, tentunya melalui pengendalian internalnya. 3. Pengawasan dari Komite Audit Komite Audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan keuangan dan pengendalian internal organisasi. Komite audit juga membantu menciptakan suatu teladan yang efektif mengenai kejujuran dan etika dalam perusahaan dengan tidak memberikan toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kecurangan. Pengawasan yang dilakukan komite audit juga bertindak sebahgai pencegah kecurangan oleh manajemen senior.
  • 11. Kesimpulan Fraud dalam audit merupakan proses audit yang memfokuskan pada keanehan/keganjilan (sesuatu yang tampaknya di luar kebiasaan kemudian menlusuri dan mendalami transaksi untuk merekonstruksi bagaimana terjadinya dan apa akibat yang ditimbulkannya). Dalam Fraud audit, proses pengumpulan bukti audit lebih fokus pada apakah fraud memang tejadi, dan jika terjadi, maka audit mengarah pada pengumpulan bukti untuk mengetahui dan membuktikan siapa pelakunya (pejabat yang terlibat), bagaimana fraud itu terjadi (modus operandinya), dimana tempat terjadinya fraud tersebut, kapan waktu terjadinya, hukum apa yang dilanggar, berapa kerugian yang diakibatkannya, siapa yang dirugikan dan diuntungkan, serta hal lain yang berkaitan dengan bukti investigasi. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan program-program dan pengendalian antikecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi, dan Mendeteksi Kecurangan. Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah,mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan pengawasan dari komite Audit.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 1993. Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 32: Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi dan Melaporkan Kekeliruan dan Ketidakberesan. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70: Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. Jakarta: IAI. Karyono. 2002. Fraud Auditing. Journal The Winners. Jakarta. Sayyid, Annisa. 2014. Pemeriksaan Fraud Dalam Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif. Al-Banjari Vol.13 No.2 Juli-Desember. Banjarmasin.