BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
TAUHID DALAM AL-QURAN
1. 3. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan
Uluhiyyah dalam kehidupan
A. Surat Al-Fatihah serta kandungannya yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah
dan Uluhiyah
Surah Al Fatihah berasal dari kata kerja fataha yang berarti “membuka” atau
“memulai”. Sedangkan “al-“ adalah kata sandang, artikel definitif, itu, penunjuk
suatu kata benda. Al Fatihah disini berarti “Pembuka” atau “Pemula”. Surah ini
dinamakan “Al-Fatihah” karena dengan surah inilah dimulai susunan surah-surah Al
Qur’an. Peletakkannya ini berdasarkan tauqifi, artinya perintah dari Allah yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Surah Al Fatihah diturunkan di Mekah, dan
termasuk kedalam surah Makiyyah. Surah ini diturunkan dengan lengkap, yang
diturunkan pada waktu pertama kali disyariatkan shalat dan diwajibkan membacanya
didalam shralat. Dalam surah ini terdapat kesimpulan dari ini keseluruhan Al Qur’an,
sehingga ia merupakan intisari dari isi Al Qur’an yaitu salah satunya tentang tauhid
Rububiyyah dan Uluhiyyah.
Isi Kandungan Surah Al Fatihah yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan
Uluhiyah
1. Tauhid Rububiyyah
Ar-Rububiyyah berasal dari kalimah ar-Rabb. Ar-Rabb (ّّبّ)الر bermaksud yang
memiliki, yang menguasai dan yang mentadbir. Tauhid Rububiyyah bermaksud
mengesakan Allah sebagai ar-Rabb, yaitu meyakini bahwa Allahlah satu-satunya
Tuhan yang mencipta alam ini, yang memilikinya, yang mengatur perjalanannya,
yang menghidup dan mematikan, yang menurunkan rezki kepada makhluk, yang
berkuasa mendatangkan manfaat dan menimpakan mudharat, yang mengabulkan doa
dan permintaan hamba tatkala mereka terdesak, yang berkuasa melaksanakan apa
yang dikehendakinya, yang memberi dan menegah, di tanganNya segala kebaikan dan
bagiNya penciptaan dan juga segala urusan, sebagaimana Ia berfirman tentang
diriNya
Dalam surah Al Fatihah, Kata Rabb, selain itu juga berarti “Pendidik” atau
“Pengasuh. Dengan ini jelas apa yang ada dalam alam semesta ini adalah milik Allah.
2. Dialah yang menciptakan, mendidik, mengasuh, menumbuhkan dan memeliharanya.
Tidak ada yang bersekutu dengan Dia dalam hal ini. Sejalan dengan ini, maka
makhluk itu bagaimanapun kecil dan halusnya dan jauh tempatnya tetap berada
dibawah pengetahuan, lindungan, dan pemeliharaan Allah SWT. Allah telah
memberikan kepada makhlukNya suatu bentuk, lalu dikaruniakanNya akal, naluri,
kodrat lamiah yang dapat dipergunakan untuk kelanjutan hidupnya. Sesudah itu
berbagai nikmat tersebut tidak dilepaskan begitu saja oleh Allah, melainkan selalu
dipelihara, dilindungi dan dijagaNya.
()رب artinya : Tuhan yang memelihara. Dalam arti kata mengatur kehidupan
yang ada dalam kekuasaanNya. Seperti halnya dalam : Pemeliharaan terhadap
eksistensi manusia, pemeliharaan terhadap agama dan akhlak
Kata Rabbun dipakai untuk manusia. Karena dapat dikatakan Rabbun-Dar
(Pemelihara/pemilik rumah), atau Rabbul An’am (pemilik ternak). Hal ini seperti
ungkapan Allah menceritakan perihal Abdul Muthalib berkata kepada raja Abraham
(panglima tentara kerajaan Najasyi ketika terjadi ‘Amul Fil :
امااالبلّفاّناربها,واماملبيتّفانّلهّرباّيحميه
“Unta-unta itu saya lah pemiliknya (rabb-nya), sedangkan Ka’bah mempunyai
Rab (pemillik) sendiri yang akan menjaga dan memeliharaNya.
2. Tauhid Uluhiyah
Al-Uluhiyyah pula berasal dari kalimah al-Ilah. Al-Ilah ()اإلله bermaksud yang
berhak disembah di mana kepadanya ditujukan segala ibadah (pengabdian diri). Jadi,
Tauhid al-Uluhiyyah bermaksud mengesakan Allah sebagai Ilah, yaitu meyakini
bahawa Allahlah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan diqasadkan segala
ibadah, tidak ditunaikan ibadah melainkan kepadaNya saja dan tidak
mensyirikkanNya dengan sesuatu apapun di langit maupun di bumi.
Pendapat dalam pentawilan firman Allah (هللا ), Abu Ja’far berkata: Adapun
penta’wilan firman Allah ta’ala. Sesungguhnya didasarkan atas makna yang telah
diriwayatkan kepada kami, dari Abdullah bin Abbas: Dialah (هللا ) yang mana segala
sesuatu mentuhankanNya dan setiap makhluk menyembahNya. Dan demikian bahwa
Abu Karib telah menceeritakan kepadaku, Ustman bin Sa’id berkata: Basyar bin
Umarah menceritakan kepadaku dari Al Dlahak dari Abdullah bin Abbas beliau
3. berkata: (Allah) yang memiliki Uluhiyyah dan Ma’budiyyah atas segala seluruh
makhlukNya.
Ibnu Abbas berkata, Dialah (Allah) yang mana setiap segala sesuatu
mentuhankanNya dan menyembahNya. Asalnya (Allah) adalah lafal ()االه yang berarti
“yang disembah”, Apabila dimasukkan huruf ال maka hilanglah ( أ ) untuk
memudahkan dalam pengucapan dan setelah di idghomkan memiliki makna
pengakuan. Ini adalah pembenaran secara bahasa.
B. Surat An-Nas serta kandungannya yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan
Uluhiyah
(ّ ِاسَّنّال ِّبَرِبُّذوُعَأّْلُق١)
(ّ ِاسَّنّالِكِلَم٢(ّ ِاسَّنّالِهَلِإ)٣)ّ
(ّ ِاسَّنَخْلّا ِاس َوْس َوْلّاَِّرشّ ْنِم٤)ّ
َُّويّيِذَّلا(ّ ِاسَّنّال ُِوردُصّيِفّ ُسِوْس٥)ّ
2. Katakanlah, “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia.
3. . Raja manusia.
4. Sembahan manusia.
5. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
6. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin
dan manusia.
7. Dari (golongan) jin dan manusia.”
Isi Kandungan Surah An Naas yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan Uluhiyah
1. Tauhid Rubuubiyah
Ayat-ayat yang mendahulukan kata Rabb (pendidik) dari kata Malik dan Illah
karena pendidikan adalah nikmat Allah yang paling utama dan terbesar bagi manusia.
Kemudian yang kedua diikuti dengan kata Malik (Raja) karena manusia harus tunduk
kepada kerajaan Allah sesudah mereka dewasa dan berakal. Allah menjelaskan bahwa
Tuhan yang mendidik manusia itu adalah yang memiliki dan yang mengatur semua
4. syariat, yang membuat undang-undang, peraturan-peraturan, dan hukum-hukum
agama. Barang siapa yang mematuhinya akan berbahagia hidup di dunia dan akhirat.
Allah menambah keterangan tentang Tuhan pendidik manusia ialah yang
menguasai jiwa mereka dengan kebesaranNya. Mereka tidak mengetahui kekuasaan
Allah itu secara keseluruhan, tetapi mereka tunduk kepadaNya dengan sepenuh hati
dan mereka tidak mengetahui bagaimana datangnya dorongan hati kepada mereka itu,
sehingga dapat mempengaruhi seluruh jiwa raga mereka.
2. Tauhid Uluuhiyah
Disini kata Ilah (sembahan), karena manusia sesudah berakal menyadari bahwa
hanya kepada Allah mereka harus tunduk dan hanya Dia saja yang berhak untuk
disembah. Allah menyatakandalam ayat-ayat Dia Raja manusia. Pemilik manusia dan
Tuhan manusia, bahkan Dia adalah Tuhan segala sesuatu. Tetapi dilain pihak,
manusialah yang membuat kesalahan dan kekeliruan dalam dalam menyifati Allah
sehingga mereka tersesat dari jalan lurus.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus”. (al-Bayyinah: 5)
Manusia itu adalah umat yang satu(setelah timbul perselisishan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan . Akan tetapi
masih banyak orang-orang yang sesat dan tidak mendapatkan hidayah dari Allah
karena mereka mencari perlindungan selain kepada-Nya.
Padahal sesuatu selain Allah adalah tidak abadi dan tidak bisa berkehendak
sendiri. Sehingga orang yang mencari perlindungan dan pertolongan selain kepada
Allah, tingkah lakunya sesat, dzalim, kufur dan musyrik.
Agar kita terjauh dari kedzaliman,kekufuran, kemusyrikan dan sifat buruk lainnya
kita perlu bertauhid dan menyelaraskan antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah.
C. Surat Al-Falaq serta kandungannya yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan
Uluhiyah
(ِّقَلَفْلّا ِّبَرِبُّذوُعَأّْلُق١)
(ّ َقَلَخّاَمَِّّرشّ ْنِم٢)ّ
5. (ّ َبَق َاّوَذِإٍّقِسَاغَِّّرشّ ْنِم َو٣)ّ
(ّ ِدَقُعْليّاِفِّتاَثاَّفَّنّالَِّرشّ ْنِم َو٤)ّ
(َّدَسَحّاَذِإٍّدِساَحَِّّرشّ ْنِم َو٥)ّ
1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. Dari kejahatan makhluk-Nya,
3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita,
4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-
buhul,
5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”
Isi kandungan surat Al-Falaq yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan Uluhiyah
Tauhid rububiyyah pada surat ini hanya terdapat pada ayat 1, yaitu tentang
peringatan agar kaum muslimin selalu berlindung kepada Tuhan pencipta semua
makhluk dengan tujuan supaya mereka terpelihara dari segala macam kejahatan atau
akibat kejahatan yang ditimbulkan oleh mekhluk-makhluk yang telah diciptakanNya.
sedangkan ayat-ayat selanjutnya berisi tentang jenis-jenis kejahatan
D. Surat Al-Ikhlas serta kandungannya yang berkaitan dengan tauhid Rububiyah dan
Uluhiyah
Surat al-Ikhlas ini berisi tentang pengesaan Allah seperti yang disebutkan dalam
ayat 1. Dan pada ayat 2 dijelaskan mengenai adanya tauhid uluhiyah yakni pengakuan
bahwa hanya Allah lah tempat bergantung dan tempat memohon pertolongan setiap
makhluk dan Dia pula yang menciptakan semua makhluk. Pada ayat 3 dan 4
menjelaskan bahwa Allah itu berdiri sendiri dan tidak ada yang dapat menyamai Zat-
Nya.