1. Ikatan Kimia ANTAR ATOM ION KOVALEN LOGAM L-NL NL-NL, M-NL M-M L-L ANTAR MOLEKUL I. HIDROGEN G. van der Waals NP-NP (E. dispersi) P-P NP-P (E. imbasan) H terikat N, O, F Khusus gas mulia P-P (E. orientasi)
2. IKATAN KIMIA KESTABILAN ATOM DALAM IKATAN KIMIA Ikatan kimia menggambarkan cara atom-atom bergabung membentuk molekul, senyawa atau ion. Ikatan antar atom dapat terjadi karena ada i nt e raksi elektron antara atom yang satu dengan yang lain sehingga terbentuk suatu molekul, senyawa atau gugusan atom.
3. TERJADINYA IKATAN Atom-atom unsur memiliki kecenderungan ingin stabil seperti gas mulia terdekat yang memiliki susunan 8e pada kulit terluar ( oktet ), kecuali helium dengan 2e ‑ pada kulit terluar ( duplet ). Untuk mencapai kestabilan, atom-atom unsur saling mengadakan ikatan yang disebut Ikatan kimia. Pembentukan ikatan kimia dapat terjadi berdasarkan serah terima atau pemasangan elektron, bergantung pada jenis unsur yang berikatan.
4. Tabel Konfigurasi Elektron Gas Mulia (Gol VIII A) 8 8 18 32 18 8 2 86 Rn 8 8 18 18 8 2 54 Xe 8 8 18 8 2 36 Kr 8 8 8 2 18 Ar 8 8 2 10 Ne 2 2 2 He P O N M L K Jumlah Elektron Valensi Jumlah Elektron pada Kulit Lambang Atom
5. a. Melepas Elektron Kecenderungan melepaskan elektron terjadi pada unsur logam yang mempunyai energi ionisasi relatif kecil (bersifat elektropositif). Atom unsur logam cenderung melepas elektron valensinya mebentuk ion+x dengan x = nomor golongan utama. Atom-atom melepaskan elektron agar elektron valensinya menjadi 8 (oktet) atau agar elektron valensinya menjadi 2 (duplet), seperti gas mulia (golongan VIIIA/ gas inert).
6. Atom yang melepas elektron dari Gol IA dan IIA Atom yang menangkap elektron dari Gol IVA, VA, VIA, VIIA Gol IA elektron valensi= 1 melepas satu elektron, membentuk ion +1 Li + , Na + , K + , Rb + , Cs + Gol IIA elektron valensi= 2 melepas 2 elektron membentuk ion +2 Mg +2 , Ca +2 , Sr +2 , Ba +2 , Ra +2
7. OKTET 11 Na (2. 8. 1) ion Na + (2 . 8) melepas 1e 19 K (2.8.8.1) melepas 1 elektron ion K + : 2.8.8 sesuai struktur 18 Ar 12 Mg (2. 8. 2) ion Mg 2+ (2 . 8) melepas 2 e 20 Ca (2.8.8.2) melepas 2 elektron ion Ca +2 : 2.8.8 sesuai struktur 18 Ar Li (2. 1) ion Li + (2) melepas 1e struktur He Duplet
8. b. Menangkap Elektron Pencapaian kestabilan dengan menangkap elektron dilakukan oleh unsur non logam karena mempunyai afinitas elektron atau kelektronegatifan yang relatif besar (bersifat elektronegatif). Atom-atom menyerap/ mengikat elektron supaya memiliki elektron valensi 8 (oktet) atau 2 (duplet) seperti gas mulia (gas inert/ golongan VIIIA).
9. Contoh : 9 F (2.7) + 1e ion F - (2.8) struktur Ne 8 O (2. 6) + 2 e ion O -2 (2 . 8) struktur Ne 16 S (2.8.6) + 2 e ion S -2 (2.8.8) struktur Ar 7 N (2. 5) + 3 e ion N -3 (2 . 8) struktur Ne
10. Tabel Konfigurasi Elektron Atom-atom Bukan Gas Mulia Elektron valensi pada suatu atom digambarkan dengan lambang titik ( . ) atau silang kecil ( x ) disebut struktur Lewis. Contoh : 7 7 8 2 17 Cl 3 3 8 2 13 Al 2 2 8 2 12 Mg 1 1 8 2 11 Na P O N M L K Jumlah Elektron Valensi Jumlah Elektron pada Kulit Nomor Atom Lambang Atom
11. Untuk memenuhi hukum oktet / duplet, atom-atom unsur cenderung melakukan salah satu dari cara-cara berikut : 1. Melepas Elektron Kecenderungan melepaskan elektron terjadi pada unsur logam yang mempunyai energi ionisasi relatif kecil (bersifat elektropositif). Atom unsur logam cenderung melepas elektron valensinya mebentuk ion +x dengan x = nomor golongan utama. Atom-atom melepaskan elektron agar elektron valensinya menjadi 8 (oktet) atau agar elektron valensinya menjadi 2 (duplet), seperti gas mulia (golongan VIIIA/ gas inert). Contoh : Oktet Atom Na (2. 8. 1) ion Na + (2 . 8) + 1e Atom Mg (2. 8. 2) ion Mg 2+ (2 . 8) + 2e Duplet Atom Be (2. 2) ion Be 2+ (2) + 2e Atom Li (2. 1) ion Li + (2) + 1e
12. 2. Menyerap Elektron Pencapaian kestabilan dengan menyerap elektron dilakukan oleh unsur non logam karena mempunyai afinitas elektron atau kelektronegatifan yang relatif besar (bersifat elektronegatif). Jumlah elektron yang diserap adalah = x dan terbentuk ion – x Atom-atom menyerap/ mengikat elektron supaya memiliki elektron valensi 8 (oktet) atau 2 (duplet) seperti gas mulia (gas inert/ golongan VIIIA). Contoh : O (2. 6) + 2 e ion O 2- (2 . 8) Oktet N (2. 5) + 3 e ion N 3- (2 . 8)
13. Pembentukan Ikatan Ion Ikatan ion terbentuk melalui gaya elektrostatis antara ion yang berbeda muatan sebagai akibat serah terima elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion terjadi antara atom yang melepaskan elektron ( unsur logam ) dengan atom yang menangkap elektron ( unsur non logam ). Contoh : Pembentukan NaCl dari unsur natrium dan klorin dapat digambarkan dengan rumus elektron ( rumus Lewis ) sebagai berikut :
14. TERJADINYA IKATAN KOVALEN Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari atom-atom yang berikatan. Ikatan ini terjadi antara unsur nonlogam dengan nonlogam yang sama-sama ingin menangkap elektron. Contoh : Pada senyawa FCl Perhatikan elektron ikatan ( bonding electron ) yang berada di antara F dan Cl. Pasangan elektron ikatan ini berasal dari F dan Cl. Sepasang elektron ikatan tersebut digunakan bersama sehingga setelah berikatan elektron valensi kedua atom “seolah-olah” menjadi 8 ( oktet ) seperti gas mulia.
15. IKATAN KOVALEN RANGKAP Ikatan ini melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen rangkap/ ganda dibedakan menjadi dua yaitu ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap tiga. Ikatan kovalen rangkap dua Contoh :
16. Ikatan kovalen rangkap tiga Contoh : Ikatan antara atom oksigen dengan atom nitrogen dalam molekul NO Ikatan ganda tiga yang dimiliki N 2 (g) sangat kuat sehingga di udara N 2 sulit bereaksi, N 2 merupakan unsur terbanyak. N 2 keluar masuk tubuh manusia tanpa mengalami perubahan kimia. Pada suhu dan tekanan tinggi N 2 baru bisa bereaksi membentuk senyawa.
17. Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar Jika dua atom ( dwiatomik ) yang berbeda berikatan kovalen, maka molekulnya memiliki kutub (positif dan negatif), disebut polar. Hal ini akibat momen dipol. Momen dipol ialah perkalian jarak ikatan antar atom yang berikatan dengan perbedaan keelektronegatifan antar dua atom yang berikatan. Makin besar momen dipolnya, makin polar senyawanya. Senyawa yang memiliki momen dipol nol (0), disebut senyawa non polar. Molekul polar memiliki bentuk molekul ( struktur ruang ) yang tidak simetris : atom yang elektronegatifitasnya besar tidak berimpit dengan atom yang elektronegatifnya kecil. Sehingga seakan-akan molekul tersebut bermuatan.
18.
19.
20. Ikatan Kovalen Koordinasi Ikatan Kovalen Koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi jika pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan, sedang atom yang lain tidak ikut menyumbang. Contoh : N 2 O, SO 2 , SO 3 , H 2 SO 4 , NH 4 + ,