2. Unsur-unsur golongan VIIIA di dalam tabel periodik, yaitu unsur
He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn disebut unsur-unsur gas mulia. Unsur-
unsur tersebut sulit bereaksi dengan unsur-unsur lain dan
terdapat sebagai unsur-unsur yang bebas di alam (sebagai gas
monoatomik), yaitu gas yang molekulnya tersusun dari satu atom
saja.
Hal itu disebabkan karena susunan elektronnya sudah stabil.
Susunan elektron atom gas mulia terdiri atas 8 elektron valensi
yang disebut oktet, kecuali helium yang hanya mempunyai 2
elektron valensi yang disebut duplet.
Atom unsur selain gas mulia cenderung untuk mencapai susunan
elektron yang stabil seperti gas mulia. Untuk mencapai susunan
elektron stabil dapat dilakukan dengan melepas atau menerima
elektron dari satu atom ke atom yang lainnya. Cara lainnya
dengan membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama.
3. Atom unsur logam, seperti unsur pada golongan IA dan
golongan IIA cenderung melepaskan elektron valensinya untuk
mencapai kestabilan seperti gas mulia. Atom yang cenderung
melepaskan elektron tersebut berubah menjadi ion positif.
Unsur-unsur tersebut disebut unsur elektropositif.
Contoh:
Li Li + 1 e
(2,1) (2)
Mg Mg + 2 e
(2,8,2) (2,8)
4. Atom unsur nonlogam, seperti unsur pada golongan VIA dan VIIA
cenderung menerima elektron untuk mencapai kestabilan seperti
atom gas mulia. Atom yang menerima elektron berubah menjadi
ion negatif. Unsur seperti itu disebut unsur elektronegatif.
Contoh:
O + 2 e O
(2,6) (2,8)
Cl + e Cl
(2,8,7) (2,8,8)
5. Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut
ikatan ion. Senyawa-senyawa yang terbentuk disebut senyawa
ionik, misalnya: LiF, CaCl2, NaCl, dan AlF3. Ikatan ion ini sangat
kuat sehingga titik didih dan titik leleh senyawa ion relatif tinggi.
Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan unsur nonlogam.
Contoh:
Senyawa LiF
Li Li + 1e
(2,1) (2)
F + 1e F
(2,7) (2,8)
Li + F LiF
Ikatan yang terjadi antara Li
dengan F adalah ikatan ion.
Rumus kimianya: Lif.
Senyawa CaCl2
Ca Ca + 2e
(2,8,8,2) (2,8,8)
Cl + 1e Cl × 2
(2,8,7) (2,8,8)
Ca + 2 Cl CaCl2
Diperlukan 2 atom Cl (dikalikan 2)
sehingga elektron yang dilepas sama
dengan elektron yang diterima.
6. Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut
ikatan ion. Senyawa-senyawa yang terbentuk disebut senyawa
ionik, misalnya: LiF, CaCl2, NaCl, dan AlF3. Ikatan ion ini sangat
kuat sehingga titik didih dan titik leleh senyawa ion relatif tinggi.
Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan unsur nonlogam.
Contoh:
Senyawa LiF
Li Li + 1e
(2,1) (2)
F + 1e F
(2,7) (2,8)
Li + F LiF
Ikatan yang terjadi antara Li
dengan F adalah ikatan ion.
Rumus kimianya: Lif.
Senyawa CaCl2
Ca Ca + 2e
(2,8,8,2) (2,8,8)
Cl + 1e Cl × 2
(2,8,7) (2,8,8)
Ca + 2 Cl CaCl2
Diperlukan 2 atom Cl (dikalikan 2)
sehingga elektron yang dilepas sama
dengan elektron yang diterima.
7. Untuk dapat menggambarkan struktur molekul senyawa secara
sederhana biasanya digunakan model elektron dari Lewis.
Hasilnya adalah lambang Lewis untuk atom tersebut.
Gabungan lambang Lewis dari kation dan anion senyawa ionik
membentuk struktur Lewis untuk molekul senyawa ionik.
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion.
Contoh:
8. Pembentukan senyawa ionik dapat digambarkan dengan
perubahan konfigurasi elektron yang terlibat pada reaksi.
Contoh:
Pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.
Atom Na
11 proton + 11 elektron
Atom Cl
17 proton + 17 elektron
Ion Na
11 proton + 10 elektron
Ion Cl
17proton + 18 elektron
9. Lewis mengusulkan bahwa susunan elektron atom gas mulia
dapat pula dicapai dengan pembentukan pasangan elektron
yang digunakan secara bersama. Ikatan demikian disebut ikatan
kovalen.
Dalam hal ini atom-atom nonlogam bergabung dan saling
menggunakan sepasang elektron. Elektron pada senyawa
kovalen tidak dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya, tetapi
atom-atom tersebut berbagi elektron untuk membentuk ikatan
kovalen.
Atom-atom pada molekul senyawa kovalen pada umumnya
membentuk susunan elektron gas mulia yaitu pada kulit
terluarnya terdapat 8 elektron (oktet) dan khusus untuk atom
hidrogen mempunyai 2 elektron (duplet).
10. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan sepasang
elektron bersama disebut ikatan kovalen tunggal.
Contoh:
1. Ikatan kovalen dalam molekul H2
Konfigurasi elektron H (1) untuk memperoleh 2 elektron (duplet)
pada kulit terluarnya dibutuhkan 1 elektron lagi.
Pasangan elektron yang di tengah merupakan pasangan elektron
bersama. Tiap sepasang elektron ikatan digambarkan dengan garis.
11. Masing-masing atom menggunakan pasangan elektron bersama,
sehingga masing-masing kulit atom mempunyai satu pasang
elektron yang dipakai secara bersama-sama yang disebut
pasangan elektron terikat. Pasangan elektron tak bersama di
sekitar atom dalam struktur Lewis disebut pasangan elektron
bebas. Senyawa kovalen yang terjadi tersusun atas molekul.
2. Ikatan kovalen dalam molekul Cl2
Atom klorin dengan nomor atom 17 mempunyai konfigurasi
elektron 2,8,7. Elektron valensi atom Cl = 7. Untuk memperoleh 8
elektron (oktet) pada kulit terluarnya dibutuhkan 1 elektron.
12. 3. Ikatan kovalen antara atom H dan Cl dalam molekul HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah
H (1) memerlukan 1 elektron; Cl (2,8,7) memerlukan 1 elektron.
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron sehingga 1 atom
H akan berpasangan dengan 1 atom Cl.
4. Ikatan kovalen antara atom H dan Cl dalam molekul H2O
Konfigurasi elektron H dan O adalah
H (1) memerlukan 1 elektron; O (2,6) memerlukan 2 elektron.
Satu atom O dapat berikatan dengan 2 atom H.
13. Lewis mengusulkan bahwa susunan elektron atom gas mulia
dapat pula dicapai dengan pembentukan pasangan elektron
yang digunakan secara bersama. Ikatan demikian disebut ikatan
kovalen.
Dalam hal ini atom-atom nonlogam bergabung dan saling
menggunakan sepasang elektron. Elektron pada senyawa
kovalen tidak dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya, tetapi
atom-atom tersebut berbagi elektron untuk membentuk ikatan
kovalen.
Atom-atom pada molekul senyawa kovalen pada umumnya
membentuk susunan elektron gas mulia yaitu pada kulit
terluarnya terdapat 8 elektron (oktet) dan khusus untuk atom
hidrogen mempunyai 2 elektron (duplet).
14. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan dua pasang
elektron bersama disebut ikatan kovalen rangkap dua dan yang
menggunakan tiga pasang elektron bersama disebut ikatan kovalen
rangkap tiga.
Contoh:
1. Ikatan rangkao dalam molekul O2
Oksigen dengan nomor atom 8 mempunyai susunan elektron (2,6).
Untuk mencapai konfigurasi oktet harus memasangkan 2 elektron.
15. 2. Ikatan rangkao dalam molekul CO2
Atom C dengan nomor atom 6, konfigurasi elektronnya (2,4)
memerlukan 4 elektron, sedangkan oksigen bernomor atom 8,
konfigurasi elektronnya (2,6) memerlukan 2 elektron.
3. Ikatan rangkao dalam molekul N2
Nitrogen dengan nomor atom 7, konfigurasi elektronnya (2,5)
memerlukan 3 elektron.
16. Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen
nonpolar. Hal tersebut berdasarkan pada perbedaan keelektroneg-
atifan antara atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta
memerhati-kan bentuk molekul senyawa kovalen yang terjadi.
Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang terbentuk dari atom
unsur yang mempunyai keelektronegatifan berbeda, sehingga
elektron lebih tertarik ke salah satu atom unsur.
Senyawa kovalen nonpolar adalah senyawa yang terbentuk dari
dua atom unsur yang keelektronegatifannya sama, atau resultan
elektronegatifan atom unsur penyusunnya = 0, sehingga
kemampuan atom unsur untuk menarik elektron sama.
17. 1. Molekul Nonpolar
Pada molekul nonpolar elektron tersebar merata sehingga molekul
itu tidak bermuatan.
Contoh:
Molekul gas H2
Molekul H2 terdiri atas dua atom yang sama dan mempunyai
keelektronegatifan yang sama, sehingga kemampuan untuk
menarik pasangan elektron antara kedua atom hidrogen itu sama
kuat. Molekul H2 ini bersifat nonpolar.
Dapat dikatakan bahwa molekul diatomik (molekul yang terdiri dari
dua atom) yang unsurnya sama akan bersifat nonpolar. Contoh
lainnya adalah molekul Cl2, N2, dan O2. Ikatan yang terjadi pada
dua molekul nonpolar disebut ikatan kovalen nonpolar.
18. Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom
molekul diatomik, makin polar molekul itu.
Kepolaran suatu molekul dapat diketahui dari harga momen
dipolnya. Momen dipol adalah hasil kali muatan dan jarak antara
kedua muatan tersebut.
µ = q . d
µ = momen dipol dalam satuan D (Debye)
q = muatan dalam satuan s.e.s (satuan elektrostatis)
d = jarak dalam satuan Å (angstrom)
Makin besar harga momen dipol, makin polar senyawa yang
bersangkutan. Senyawa nonpolar mempunyai momen dipol nol.
19. Amoniak (NH3) dapat bereaksi dengan boron trifluorida (BF3)
membentuk senyawa NH3BF3.
Atom N dalam NH3 yang sudah membentuk struktur oktet
mempunyai sepasang elektron bebas, sedangkan atom B dalam
BF3 belum oktet. Atom N dari NH3 dan atom B dari BF3 dapat
berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron
bebas yang berasal dari atom N.
20. Atom N dari NH3 disebut atom donor dan atom B dari BF3
disebut atom akseptor. Ikatan yang terbentuk dari penggunaan
bersama pasangan elektron bebas yang berasal dari salah satu
atom yang berikatan disebut ikatan kovalen koordinat atau
ikatan dativ atau ikatan semipolar.
Contoh:
Ikatan kovalen koordinat dalam ion H3O
Ikatan kovalen koordinat dalam ion SO3
21. Atom unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Oleh karena
itu, banyak ruang yang kosong pada kulit terluarnya. Hal itu
memungkinkan elektron valensi atom unsur logam dapat
bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu ruang ke ruang
lainnya dalam atom yang berlainan.
Perpindahan elektron-elektron tersebut juga disebabkan karena
atom logam cenderung mempunyai energi ionisasi yang lebih
kecil daripada atom unsur golongan lain.
Dapat dikatakan bahwa elektron valensi selalu berpindah-pindah
dari satu atom ke atom lainnya. Hal ini menyebabkan atom
logam bermuatan positif.
22. Karena atom logam berubah menjadi ion maka logam merupakan
kumpulan ion-ion positif yang berenang dalam lautan elektron
valensi.
Partikel yang bermuatan positif
tertarik ke awan elektron yang
bermuatan negatif, begitu juga
sebaliknya.
Tarikan elektrostatis ini
mengikat seluruh kristal
sebagai satu kesatuan. Bila
diberikan energi, elektron akan
dapat dipindahkan dari satu
atom ke atom lainnya.
23. Sistem ikatan khas logam itu dikenal sebagai ikatan logam.
Ikatan ini sangat kuat dan sukar untuk diputuskan sehingga titik
leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Akibatnya daya hantar
panas dan listrik juga sangat tinggi karena elektron-elektron
terluarnya bebas bergerak.
Unsur-unsur logam merupakan
penghantar listrik yang baik.
Bila sebatang logam diberi beda
potensial, akan terjadi arus listrik
tetapi atom-atom tidak berpindah.
Hal itu menunjukkan bahwa
elektron-elektron logam sangat
mudah berpindah.
Energi yang diberikan pada logam tidak
merusak ikatan logam yang ada