SlideShare a Scribd company logo
A R I E F E B R I A N T O M
J U R T I P – F T P – U B
w w w . a r i e f e b r i a n t o m u l y a d i . b l o g s p o t . c o m
Pengendalian Mutu Produk
Agroindustri
Latar Belakang
Pengembangan agroindustri memandang
pengendalian mutu sangat strategis karena :
Mutu terkait dengan kepuasan konsumen
Mutu terkait dengan biaya produksi
Mutu terkait dengan kemampuan mempertahankan
pasar dan menjadi modal untuk meraih pasar baru
Definisi
Dari definisi konvensional & strategik, KUALITAS
pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok:
 Kualitas terdiri dari keistimewaan produk, baik
langsung maupun atraktif yang memenuhi
keinginan pelanggan dan kepuasan penggunaan
produk tsb.
 Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari
kekurangan dan kerusakan.
Intisari elemen-elemen mutu dapat dipahami
sebagai berikut:
Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan
Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan
Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya
yang dianggap merupakan bermutu saat ini mungkin
dianggap kurang bermutu pada masa mendatang)
Mutu adalah Fitness for use, memiliki dua aspek
utama:
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi
permintaan pelanggan.
 Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan
meningkatkan kepuasan pelanggan,
 Membuat produk laku terjual,
 Dapat bersaing dengan pesaing,
 Meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan,
 Serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
2. Bebas dari kekurangan.
 Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat
mengurangi tingkat kesalahan,
 Mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan,
 Mengurangi biaya garansi,
 Mengurangi ketidakpuasan pelanggan,
 Mengurangi inspeksi dan pengujian,
 Memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar,
 Meningkatkan hasil dan kapasitas, dan
 Memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
Sejarah Mutu
 Konsep mutu yang berlaku umum maupun khusus
pada bidang pangan erat kaitannya dengan era
mutu, dimulai dengan inspeksi atau pengawasan
pada tahun 1920-an yang menekankan pada
pengukuran.
 Pada tahun 1960 mengarah ke pengendalian mutu
dengan pendekatan teknik statistika berupa grafik,
histogram, tabel, diagram pencar dan perancangan
percobaan.
 Sedangkan tahun 1980-an berorientasi pada
jaminan mutu (quality assurance)
 Tahun 1990-an terfokus pada manajemen mutu total
(Total Quality Management atau TQM).
 Dalam kontek mutu produk pangan, suatu produk
pangan itu bermutu sesuai dengan tuntutan pasar
global, apabila produk pangan tersebut memenuhi
standar ISO,  pangan yang diproses secara
higienis, tidak mengandung/tercemar bahan kimia
yang berbahaya, sesuai dengan selera pasar lokal
dan/atau global.
 Banyak perusahaan menginginkan adanya
peningkatan mutu dan telah mencurahkan berbagai
upaya untuk mewujudkan keinginannya. Akan tetapi
upaya-upaya ini sering lebih mengarah kepada
kegiatan-kegiatan inspeksi serta memperbaiki cacat
dan kegagalan selama proses produksi.
 Kegiatan inspeksi saja tidak dapat membangun mutu
kedalam suatu produk.
 Mutu harus dirancang dan dibentuk kedalam
produk.
 Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat
awal yaitu gagasan konsep produk, setelah
persyaratan-persyaratan konsumen diidentifikasi.
 Kesadaran upaya membangun mutu ini harus
dilanjutkan melalui berbagai tahap pengembangan
dan produksi, sampai setelah pengiriman produk
kepada konsumen untuk memperoleh umpan balik.
Pengendalian Mutu Pangan
 Kegiatan Pengendalian Mutu mencakup kegiatan
menginterpretasikan dan mengimple-mentasikan
rencana mutu. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari
pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses
produksi yang dimaksudkan untuk memastikan
kesesuaian produk terhadap persyaratan mutu.
Mengacu Kadarisman (1994), sesuai dengan standar ISO
9000, maka kegiatan Pengendalian memiliki fungsi
antara lain:
 Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada
berbagai titik dalam proses produksi.
 Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian
proses.
 Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan
masalah mutu selama produksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang
diterima.
 Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan
uji dan analisa.
 Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses
dan spot checks bilamana diperlukan.
 Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk
akhir dan efektivitas pengukuran pengendalian mutu.
 Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk
mampu menahan dampak transportasi dan
penyimpanan.
 Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk
yang diterima akibat tuntutan konsumen.
 Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan
konsumen kepada bagian rekayasa mutu.
 Pengendalian mutu produk pangan menurut Hubeis
(1999), erat kaitannya dengan sistem pengolahan
yang melibatkan bahan baku, proses, pengolahan,
penyimpangan yang terjadi dan hasil akhir.
 Sebagai ilustrasi, secara internal (citra mutu pangan)
dapat dinilai atas ciri fisik (penampilan: warna,
ukuran,bentuk dan cacat; kinestika: tekstur,
kekentalan dan konsistensi; citarasa: sensasi,
kombinasi bau dan cicip) serta atribut tersembunyi
(nilai gizi dan keamanan mikroba).
 Sedangkan secara eksternal (citra perusahaan)
ditunjukkan oleh kemampuan untuk mencapai
kekonsistenan mutu (syarat dan standar) yang
ditentukan oleh pembeli, baik di dalam maupun di
luar negeri.
Upaya Mempertahankan Mutu Produk
Pangan
1. Pengadaan bahan baku. Baik bahan penolong maupun
bahan tambahan industri harus direncanakan dan
dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang
perlu diperhatikan, yaitu
 Persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian,
 Pemilihan pemasok mampu,
 Kesepakatan tentang jaminan mutu,
 Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi,
 Penyelesaian perselisihan mutu,
 Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan
 Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.
2. Pengendalian Produksi.
Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus
meliputi kegiatan antara lain:
1) Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan
inti kegiatan adalah inventory system, dengan tujuan
pengendalian kerusakan bahan,
2) Pengendalian dan pemeliharaan alat,
3) Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan
pengendaliannya merupakan hal yang sangat penting
terhadap mutu produk, dan
4) Pengendalian dan perubahan proses.
3. Pengemasan.
Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi
persyaratan teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi.
Dalam industri pangan, pengemasan merupakan tahap
terakhir produksi sebelum didistribusikan. Pengemasan
berfungsi sebagai:
1) Wadah untuk memuat produk,
2) Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama
penyimpanan dan distribusi,
3) Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan
manusia,
4) Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi,
5) Media komunikasi atau promosi.
4. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.
Penyimpanan dan penanganan produk jadi
bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat vibrasi,
shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan
sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan
penyimpanan.
5. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan
Produk Akhir. Tujuan utama adalah untuk
mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan
memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
6. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.
Karakteristik mutu keamanan dalam industri
pangan semakin hari semakin penting karena
banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di
luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan
metode atau peraturan tentang praktek pengolahan
pangan yang baik.
MANAJEMEN MUTU TOTAL
(TOTAL QUALITY MANAGEMENT
 Pada tahun 1980-an beberapa perusahaan besar
Amerika Serikat memperkenalkan konsep perbaikan
yang terus menerus (quality thinking) yang dikenal
Total Quality Management (TQM) atau Integrated
Quality Control (IQT).
 TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi/perusahaan
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungannya
Pendekatan mutu total ini hanya akan dapat dicapai
dengan memperhatikan karakteristik TQM sebagai
berikut:
 Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupuun
eksternal.
 Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
 Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
 keputusan dan pemecahan masalah
 Memiliki komitmen jangka panjang
 Membutuhkan kerjasama tim
 Memperbaiki proses secara berkesinambungan
 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
 Memberikan kebebasan yang terkendali
 Memiliki kesatuan tujuan
 Adanya keterlibatan dan pemberdayaan
 TQM juga dapat dikatakan sebagai perkembangan
atau proses lanjutan dari pengendalian mutu
(sistem) yang berorientasi ke standar jaminan mutu
(keunggulan kompetitif) untuk meningkatkan
kualitas produksi dan efisiensi kerja di segala bidang
(mengurangi kegagalan), terutama pada sektor yang
menghasilkan produksi dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia untuk memuaskan konsumen
secara menyeluruh
 Diperlukan adanya critical mass (perencanaan
strategik), yaitu kondisi dimana 90 persen karyawan
perusahaan mengerti dan menyadari arti penting
TQM bagi mereka (arah) serta mengenal konsep-
konsep dasarnya (pengetahuan dan kerjasama tim)
bagi pengembangan mutu dan produktivitas dari
produk yang dihasilkannya.
13. pengendalian mutu produk agroindustri

More Related Content

What's hot

Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
Agnescia Sera
 
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemenLecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemenUniversity of Brawijaya
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
University of Brawijaya
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
Agnescia Sera
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
Universitas Al-Azhar Indonesia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaFransiska Puteri
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
WitmanS1
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
agronomy
 
Perencanaan pengendalian produksi
Perencanaan pengendalian produksiPerencanaan pengendalian produksi
Perencanaan pengendalian produksi
Arina Nur Laili
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
Agnescia Sera
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Sutyawan
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
Ratnawati Sigamma
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
agronomy
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
Tidar University
 
5. manajemen operasional
5. manajemen operasional5. manajemen operasional
5. manajemen operasional
wawawawawaw
 

What's hot (20)

Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
 
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemenLecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
Haccp
HaccpHaccp
Haccp
 
Perencanaan pengendalian produksi
Perencanaan pengendalian produksiPerencanaan pengendalian produksi
Perencanaan pengendalian produksi
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
5. manajemen operasional
5. manajemen operasional5. manajemen operasional
5. manajemen operasional
 

Viewers also liked

1 pertemuan
1 pertemuan1 pertemuan
1 pertemuan
hernosa
 
IPB Science Park Indonesia
IPB Science Park IndonesiaIPB Science Park Indonesia
IPB Science Park Indonesia
Unang Ridwan
 
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnisKuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
samsul alam
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Imo Priyanto
 
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 halEkonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Achmad Ridha
 
Manajemen agribisnis
Manajemen agribisnisManajemen agribisnis
Manajemen agribisnisMario Banoet
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
Haniatur Rohmah
 
حديقة الملك الحسين العلمية
حديقة الملك الحسين العلميةحديقة الملك الحسين العلمية
حديقة الملك الحسين العلمية
Yasmin AL Masri
 
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASJURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
Nila Aulia
 
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
JFE Project
 
Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Efi Sari
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
Agnescia Sera
 
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارىArchitecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
Galala University
 
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:201513 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
Ekhsan Hari Nuryanto
 
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 PerusahaanContoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 

Viewers also liked (15)

1 pertemuan
1 pertemuan1 pertemuan
1 pertemuan
 
IPB Science Park Indonesia
IPB Science Park IndonesiaIPB Science Park Indonesia
IPB Science Park Indonesia
 
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnisKuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
Kuliah+2+ +ruang+lingkup+sistem+agribisnis
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 halEkonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
 
Manajemen agribisnis
Manajemen agribisnisManajemen agribisnis
Manajemen agribisnis
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
 
حديقة الملك الحسين العلمية
حديقة الملك الحسين العلميةحديقة الملك الحسين العلمية
حديقة الملك الحسين العلمية
 
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASJURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
 
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
 
Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارىArchitecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
Architecture Design Introduction Arabic مقدمة فى التصميم المعمارى
 
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:201513 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
13 langkah penerapan sistem manajamen mutu iso 9001:2015
 
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 PerusahaanContoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
Contoh Lengkap Manual Mutu ISO 9001 Perusahaan
 

Similar to 13. pengendalian mutu produk agroindustri

Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.pptPengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
MohammadFarid30
 
HACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdfHACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdf
IkaWahyuni43
 
Jaminan mutu
Jaminan mutuJaminan mutu
Jaminan mutu
Ksr Pmi Unimed
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agro
quingessa
 
1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx
SetyaAdiSimpel
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
rsd kol abundjani
 
Konsep tqm
Konsep tqmKonsep tqm
Konsep tqm
Lia Azizi
 
Cppb
CppbCppb
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )nurulllah
 
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASITOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
Lisa Fransisca
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Isi laporan
Isi laporanIsi laporan
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitas
dodi mulya
 
mutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
mutu-dalam-industri-pangan (2).pptmutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
mutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
shxxkiki0
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
Herlindamn
 

Similar to 13. pengendalian mutu produk agroindustri (20)

Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.pptPengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
 
HACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdfHACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdf
 
Jaminan mutu
Jaminan mutuJaminan mutu
Jaminan mutu
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agro
 
1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Konsep tqm
Konsep tqmKonsep tqm
Konsep tqm
 
Cppb
CppbCppb
Cppb
 
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASITOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) - MANAJEMEN OPERASI
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Isi laporan
Isi laporanIsi laporan
Isi laporan
 
1653794497.pdf
1653794497.pdf1653794497.pdf
1653794497.pdf
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
 
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitas
 
mutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
mutu-dalam-industri-pangan (2).pptmutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
mutu-dalam-industri-pangan (2).ppt
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
 

More from University of Brawijaya

Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
University of Brawijaya
 
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)University of Brawijaya
 
1. definisi dan arti penting agroindustri
1. definisi dan arti penting  agroindustri1. definisi dan arti penting  agroindustri
1. definisi dan arti penting agroindustriUniversity of Brawijaya
 

More from University of Brawijaya (20)

Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Pertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product managementPertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product management
 
Pertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuriesPertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuries
 
Pertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deteriorationPertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deterioration
 
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh producePertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
 
15. analisa kelayakan
15. analisa kelayakan15. analisa kelayakan
15. analisa kelayakan
 
13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan
 
12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri
 
11.manajemen perawatan
11.manajemen perawatan11.manajemen perawatan
11.manajemen perawatan
 
11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri
 
10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan
 
7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri
 
7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan
 
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
 
6. manajemen produksi
6. manajemen produksi6. manajemen produksi
6. manajemen produksi
 
5. teknologi produksi agroindustri
5. teknologi produksi agroindustri5. teknologi produksi agroindustri
5. teknologi produksi agroindustri
 
5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi
 
2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri
 
1. definisi dan arti penting agroindustri
1. definisi dan arti penting  agroindustri1. definisi dan arti penting  agroindustri
1. definisi dan arti penting agroindustri
 
1. agroindustri peluang dan kendala
1. agroindustri peluang dan kendala1. agroindustri peluang dan kendala
1. agroindustri peluang dan kendala
 

13. pengendalian mutu produk agroindustri

  • 1. A R I E F E B R I A N T O M J U R T I P – F T P – U B w w w . a r i e f e b r i a n t o m u l y a d i . b l o g s p o t . c o m Pengendalian Mutu Produk Agroindustri
  • 2. Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen Mutu terkait dengan biaya produksi Mutu terkait dengan kemampuan mempertahankan pasar dan menjadi modal untuk meraih pasar baru
  • 4. Dari definisi konvensional & strategik, KUALITAS pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok:  Kualitas terdiri dari keistimewaan produk, baik langsung maupun atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan kepuasan penggunaan produk tsb.  Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.
  • 5. Intisari elemen-elemen mutu dapat dipahami sebagai berikut: Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya yang dianggap merupakan bermutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang)
  • 6. Mutu adalah Fitness for use, memiliki dua aspek utama: 1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan.  Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan,  Membuat produk laku terjual,  Dapat bersaing dengan pesaing,  Meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan,  Serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
  • 7. 2. Bebas dari kekurangan.  Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan,  Mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan,  Mengurangi biaya garansi,  Mengurangi ketidakpuasan pelanggan,  Mengurangi inspeksi dan pengujian,  Memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar,  Meningkatkan hasil dan kapasitas, dan  Memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
  • 8. Sejarah Mutu  Konsep mutu yang berlaku umum maupun khusus pada bidang pangan erat kaitannya dengan era mutu, dimulai dengan inspeksi atau pengawasan pada tahun 1920-an yang menekankan pada pengukuran.  Pada tahun 1960 mengarah ke pengendalian mutu dengan pendekatan teknik statistika berupa grafik, histogram, tabel, diagram pencar dan perancangan percobaan.
  • 9.  Sedangkan tahun 1980-an berorientasi pada jaminan mutu (quality assurance)  Tahun 1990-an terfokus pada manajemen mutu total (Total Quality Management atau TQM).
  • 10.  Dalam kontek mutu produk pangan, suatu produk pangan itu bermutu sesuai dengan tuntutan pasar global, apabila produk pangan tersebut memenuhi standar ISO,  pangan yang diproses secara higienis, tidak mengandung/tercemar bahan kimia yang berbahaya, sesuai dengan selera pasar lokal dan/atau global.
  • 11.  Banyak perusahaan menginginkan adanya peningkatan mutu dan telah mencurahkan berbagai upaya untuk mewujudkan keinginannya. Akan tetapi upaya-upaya ini sering lebih mengarah kepada kegiatan-kegiatan inspeksi serta memperbaiki cacat dan kegagalan selama proses produksi.  Kegiatan inspeksi saja tidak dapat membangun mutu kedalam suatu produk.
  • 12.  Mutu harus dirancang dan dibentuk kedalam produk.  Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat awal yaitu gagasan konsep produk, setelah persyaratan-persyaratan konsumen diidentifikasi.  Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan melalui berbagai tahap pengembangan dan produksi, sampai setelah pengiriman produk kepada konsumen untuk memperoleh umpan balik.
  • 13. Pengendalian Mutu Pangan  Kegiatan Pengendalian Mutu mencakup kegiatan menginterpretasikan dan mengimple-mentasikan rencana mutu. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses produksi yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian produk terhadap persyaratan mutu.
  • 14. Mengacu Kadarisman (1994), sesuai dengan standar ISO 9000, maka kegiatan Pengendalian memiliki fungsi antara lain:  Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada berbagai titik dalam proses produksi.  Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian proses.  Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan masalah mutu selama produksi.  Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang diterima.  Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan uji dan analisa.
  • 15.  Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses dan spot checks bilamana diperlukan.  Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk akhir dan efektivitas pengukuran pengendalian mutu.  Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk mampu menahan dampak transportasi dan penyimpanan.  Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk yang diterima akibat tuntutan konsumen.  Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan konsumen kepada bagian rekayasa mutu.
  • 16.  Pengendalian mutu produk pangan menurut Hubeis (1999), erat kaitannya dengan sistem pengolahan yang melibatkan bahan baku, proses, pengolahan, penyimpangan yang terjadi dan hasil akhir.  Sebagai ilustrasi, secara internal (citra mutu pangan) dapat dinilai atas ciri fisik (penampilan: warna, ukuran,bentuk dan cacat; kinestika: tekstur, kekentalan dan konsistensi; citarasa: sensasi, kombinasi bau dan cicip) serta atribut tersembunyi (nilai gizi dan keamanan mikroba).
  • 17.  Sedangkan secara eksternal (citra perusahaan) ditunjukkan oleh kemampuan untuk mencapai kekonsistenan mutu (syarat dan standar) yang ditentukan oleh pembeli, baik di dalam maupun di luar negeri.
  • 18. Upaya Mempertahankan Mutu Produk Pangan 1. Pengadaan bahan baku. Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu  Persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian,  Pemilihan pemasok mampu,  Kesepakatan tentang jaminan mutu,  Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi,  Penyelesaian perselisihan mutu,  Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan  Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.
  • 19. 2. Pengendalian Produksi. Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan antara lain: 1) Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan inti kegiatan adalah inventory system, dengan tujuan pengendalian kerusakan bahan, 2) Pengendalian dan pemeliharaan alat, 3) Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk, dan 4) Pengendalian dan perubahan proses.
  • 20. 3. Pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi. Dalam industri pangan, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum didistribusikan. Pengemasan berfungsi sebagai: 1) Wadah untuk memuat produk, 2) Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan distribusi, 3) Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia, 4) Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, 5) Media komunikasi atau promosi.
  • 21. 4. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi. Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
  • 22. 5. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir. Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
  • 23. 6. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk. Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan yang baik.
  • 24. MANAJEMEN MUTU TOTAL (TOTAL QUALITY MANAGEMENT  Pada tahun 1980-an beberapa perusahaan besar Amerika Serikat memperkenalkan konsep perbaikan yang terus menerus (quality thinking) yang dikenal Total Quality Management (TQM) atau Integrated Quality Control (IQT).  TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi/perusahaan melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya
  • 25. Pendekatan mutu total ini hanya akan dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM sebagai berikut:  Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupuun eksternal.  Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas  Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan  keputusan dan pemecahan masalah  Memiliki komitmen jangka panjang  Membutuhkan kerjasama tim
  • 26.  Memperbaiki proses secara berkesinambungan  Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan  Memberikan kebebasan yang terkendali  Memiliki kesatuan tujuan  Adanya keterlibatan dan pemberdayaan
  • 27.  TQM juga dapat dikatakan sebagai perkembangan atau proses lanjutan dari pengendalian mutu (sistem) yang berorientasi ke standar jaminan mutu (keunggulan kompetitif) untuk meningkatkan kualitas produksi dan efisiensi kerja di segala bidang (mengurangi kegagalan), terutama pada sektor yang menghasilkan produksi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memuaskan konsumen secara menyeluruh
  • 28.  Diperlukan adanya critical mass (perencanaan strategik), yaitu kondisi dimana 90 persen karyawan perusahaan mengerti dan menyadari arti penting TQM bagi mereka (arah) serta mengenal konsep- konsep dasarnya (pengetahuan dan kerjasama tim) bagi pengembangan mutu dan produktivitas dari produk yang dihasilkannya.