13, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, GLOBALIZATION AND BUSINESS ETHICS, UNIVERSITAS MERCUBUANA, 2018
1. Globalization and Business Ethics
Globalisasi dan Etika Bisnis
Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai
dimensi, meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang
lancar. Penting juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap,
sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan
pekerjanya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang
makin meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang
penting untuk memiliki daya saing strategis. Hanya dengan bersedia
menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya
dan para pekerja dapat mempertahankan keahlian mereka. Pasar global
adalah pilihan strategis yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah
sumber daya saing satu-satunya.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
Sistematik Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-
pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan
sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
Korporasi Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaanpertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu.
Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas,
kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai
keseluruhan.
Individu Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah
pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan.
Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan
karakter individual.
Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai
modal untuk meraih keberhasilan :
Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi
sesuatu produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari
Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki
kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat
menjual minyak lebih murah.
Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang
dengan lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi
barang yang sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam
penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah :
Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai
aktivitas kontrol. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
Etika Bisnis dalam Persaingan
2. Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan
dari nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin
berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika.
Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam upaya menegakkan iklim
persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis
yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar
moral. Para pelaku bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu
dengan tidak lagi mengindahkan sopan-santun berbisnis. Keadaan ini
semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang memberi peluang
kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke
hilir.
Persaingan usaha dalam Bisnis
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi
adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang
disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang
diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi
pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan
oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau
menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah
sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika
terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya
menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Peran Etika Bisnis di Era Global
Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa
batas antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.”
Sehingga dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku
bisnis menghadapi tantangan utama, yakni : ‘15 9 Business Ethics & Muncul
ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya
manusia, misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan
bermacammacam latar belakang pendidikannya, bagaimana mendapatkan
karyawan yang berkualitas, cerdas, berwawasan luas dalam lingkup domestic
dan internasional. Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga
atau memang sulit diduga, misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC
di AS oleh teroris, pasar modal dunia menjadi lesu dan bergejolak tak
menentu, yang pasti dampaknya ke aspek bisnis yang sangat mengejutkan
bagi setiap pelaku bisnis. Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat
tinggi, baik secara domestic maupun internasional, begitu suatu produk
muncul di pasaran dan „booming‟ , pasti dalam sekejap ada produk lain yang
meniru, entah halal maupun tidak. Ditentukan adanya standar mutu tertentu
yang diputuskan secara bersamasama oleh suatu komite yang ditunjuk,
misalnya ISO. Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka
tidak hanya melihat harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau
kualitas produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk
yang dibelinya. Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku
bisnis yang memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja,
sehingga terjadilah pengkotak-kotakan kepada pelaku bisnis menurut suku,
etnis ataupun agama. Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan
budaya instant sudah menjadi trend masa kini. Hal ini menjadikan waralaba
3. yang laris adalah yang dapat menyediakan makanan cepat saji. GG Pusat
Bahan Ajar dan eLearning Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
http://www.mercubuana.ac.id
Etika Bisnis dalam Bisnis Global
Untuk strategi nasional dan percepatan kemajuan industri dan
ekonomi makro, maka penguasaan monopoli dapat dilakukan pada sektor –
sektor produksi yang sangat vital bagi kepentingan masyarakat, seperti
Telkom, PLN, PT KAI, Pertamina, PDAM. 1. Etika bisnis dalam pasar
monopoli
Dalam hal ini kompetisi akan menimbulkan persaingan usaha yang
sehat dan akan menimbulkan nilai manfaat yang positif bagi masyarakat
konsumen, selain itu perusahaan dapat berpacu untuk efisiensi melalui
pemanfaatan sumber daya dan produktivitas secara optimal2. Etika bisnis
dalam pasar kompetitif
Keunggulan Moral Pasar Bebas
Dari segi moral, sistem ekonomi pasar bebas mengandung beberapa
hal yang sangat positif
1. Sistem ekonomi pasar bebas menjamin keadilan melalui jaminan perlakuan
yang sama dan fair bagi semua pelaku ekonomi, agara terhindar dari politik
distorsif yang mengarah pada manipulasi birokrasi pemerintah terhadap satu
kepentingan elite pengusaha.
2. Ada aturan yang jelas dan fair, artinya aturan diberlakukan secara fair,
transparan, konsekuen, dan objektif. Jadi pihak yang memenangkan pasar
memang sesuai kriteria, sehingga secara progresif terbuka untuk
memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi. 3 Etika Bisnis dalam Bisnis Global
3. Pasar memberi peluang yang optimal dalam persaingan bebas yang sehat
dan fair, artinya semua pihak dapat diuntungkan termasuk usaha rakyat kecil.
4. Dari segi pemerataan ekonomi mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
teknologi.
5. Pasar juga memberi peluang yang optimal bagi perwujudan kebebasan
manusia, dalam hal ini penjual dan pembeli bebas masuk dan keluar pasar,
karena tidak ada praktek monopoli dalam pasar tersebut.
CONTOH ETIKA GLOBALISASI DI PERUSAHAAN
FOXCONN
Latar Belakang
Era globalisasi telah menyebar keseluruh dunia, dalam dunia bisnis, bila
tidakikut dalam hiruk pikuk globalisasi maka perusahaan mereka akan tergilas
dantertinggal. Globalisasi bisa mencakup dalam bidang ekonomi komersil,
sosial, danlingkungan politik, namun menurut Andrew Ghillyer, globalisasi (
globalization)
4. adalah lebih kepada ekspansi perdagangan internasional ke titik di mana
pasar-pasarnasional telah diambil alih oleh blok perdagangan regional
(Amerika Latin, Eropa dan Afrika) yang pada akhirnya menuju ke suatu pasar
global.Sebuah perusahaan domestik yang maju suatu ketika pasti akan
memasukipersaingan bisnis di tingkat internasional atau global. Dari
perubahan lingkunganbisnis tersebut tentunya akan secara dramatis
mempengaruhi etika bisnis perusahaantersebut, dari sebelumnya hanya etika
bisnis domestik, dengan hanya melakukantransaksi bisnis dalam lokal suatu
Negara, yang berbahasa sama, memilikikebudayaan yang sama, perilaku
yang sama, memiliki aturan dan norma-norma yangsama, kebijakan
pemerintah yang sama, kemudian berubah total menjadi lingkunganbisnis
global, dimana transaksi bisnis dilakukan sudah lintas negara, dengan
bahasayang berbeda, budaya yang berbeda, norma dan aturan yang berbeda
pula, makadisinilah masalah dimulai dimana prinsip-prinsip dan kebijakan
yang akan digunakan dalam melakukan bisnis akan jauh berbeda,
perusahaan tersebut akan mengambil etika bisnis yang sangat berbeda untuk
dapat bersaing di Negara-negara yangberbeda hukum, peraturan dan
lingkungan sosialnya.
Dalam hal Negara-negaratujuan bisnis adalah Negara-negara kurang
berkembang dan Negara-negaraberkembang, etika bisnis yang ada di
Negara-negara kurang berkembang tentuberbeda dengan etika bisnis pada
Negara-negara berkembang, seperti diketahuinegara yang kurang
berkembang memiliki kekurangan dalam segi ekonomi, sosial,teknologi dan
infrastruktur, sedang Negara berkembang sudah dapat menikmatistandar
hidup yang tinggi yang diukur dari kriteria ekonomi, sosial dan
teknologinya.Perusahaan yang berkecimpung dalam dunia bisnis yang
semakin global disebutsebagai Perusahaan Multinasional (Multinational
Corporation /MNC), yaitu sebuahperusahaan yang menyediakan dan menjual
produk serta jasa mereka dengan skupsangat luas, yang melewati batas-
batas Negara, perusahaan ini mejalankan bisnisnyadi beberapa negara,
perusahaan ini juga disebut sebagai Perusahaan Transnasional(Transnational
corporations).
Bagaimana dengan standar etika yang digunakan oleh perusahaan
multinasionaltersebut saat mereka menjalankan kegiatannya dimana
kebudayaan dan lingkungansosialnya bermacam-macam? Beberapa kritik
memiliki pendapat bahwa kebanyakanperusahaan multinasional itu
mengabaikan semua etika standarnya demi mengejar “dollar ” berdasarkan 2
argumen berikut :1. Bila perusahaan mereka tidak mendapatkan bisnis
tersebut karena memakaistandar etika yang seharusnya, maka mereka akan
kalah oleh perusahaan lain.2. Mereka menjalankan perusahaannya dengan
kepatuhan yang tinggi terhadaphukum dan aturan lokal yang mana
pelaksanaan sangat mudah dan jauh lebihlonggar dari hukum dan aturan
di Negara mereka sendiri.Dalam rangka mengejar keuntungan besar,
seringkali menjadi alasan perusahaanmultinasional untuk mengesampingkan
etika bisnis, sehingga sering terjadipelanggaran etika dalam menjalankan
bisnis globalnya, terutama seringkalibersinggungan dengan budaya dan
lingkungan sosial serta aturan hukum yangberbeda-beda di setiap Negara.
B. Kasus
Banyaknya Kasus Bunuh diri para pegawai FoxconnFoxconn adalah sebuah
perusahaan Taiwan Hon Hai, yang merupakan industrimanufaktur elektronik
5. terbesar di dunia, Foxconn memproduksi sebagian besarproduk raksasa
teknologi besar di seluruh dunia, termasuk Apple, Sony, Microsoft,HP, dan
Nokia. Foxconn memiliki 800.000 orang pegawai yang separuhnya bekerja
dikawasan industri yang sangat luas di Shenzhen, Cina dengan 15 buah
gedungbertingkatnya. Foxconn dengan bangganya mengumumkan bahwa
perusahaan telahmemberikan upah minimum sebesar 900 yuan atau S$130
perbulan juga menawarkankepada para pegawainya makanan dan
penginapan gratis, serta fasilitas rekreasiyang luas.Pada pertengahan tahun
2010 sebanyak 12 pegawai Foxconn ditemukandalam kondisi bekerja yang
membuat mereka secara serentak untuk melakukanbunuh diri bersama-sama
dengan melompat dari atap gedung pabrik.
Berdasarkan laporan yang masuk, 2 pegawai lainnya mengalami luka
yang serius dalam usahabunuh diri tersebut dan 20 orang lainnya sempat
diselamatkan sebelumnya merekaterjun dari atap gedung. Serentetan
peristiwa yang tiba-tiba tersebut telah menimbulkan perhatian yang tidak
diinginkan, yang menggambarkan kenyataansesungguhnya tentang
bagaimana lingkungan kerja di pabrik-pabrik Foxconn, yangmenurut beberapa
pendatang merupakan pabrik yang suram dan menyeramkan. Paraaktivis
buruh menerangkan bahwa perputaran pegawai setiap tahunnya dimana
lebihdari 40% memilih keluar dari pabrik daripada harus bekerja di lorong-
lorong pabrikyang mereka anggap lorong perakitan yang berbahaya, dimana
disana diterapkanmenajemen dengan gaya militer, pelecehan verbal yang
dilakukan oleh para senior,dan tekanan yang sangat tinggi dalam pekerjaan
dimana mereka harus bekerja dipabrik selama 13 hari berturut-turut harus
secara terus menerus untuk memenuhiorder konsumen besar mereka,
sampai mereka kelelahan dan tertidur diatas lantai.
Kasus lain adalah meninggalnya pegawai Ma Xiangqian yang
berusia 19 tahunyang harus menemui ajalnya pada 23 Januari 2010, menurut
keluarganya diameninggal karena kelelahan setelah bekerja 11 jam lembur
setiap malam, 7 hariseminggu bekerja ditengah uap dan debu dari barang-
barang elektronik tersebut. Matelah bekerja selama 286 jam, termasuk 112
jam lembur, 3 kali melewati batas yangdiperbolehkan.
Berita negatif tentang pelanggaran etika ini secara cepat tersebar olehmedia,
terbukti pada saat peluncuran Ipad di Hongkong, yang diwarnai oleh
perusakangambar Iphone dan seruan boikot untuk semua produk Apple yang
dirakit olehFoxconn, hal ini akan mengancam keberlangsungan para
customer Apple, Dell danHP dimana produk mereka sebagian di rakit oleh
Foxconn yang telah menerapkanlingkungan kerja yang buruk
sehingga menimbulkan banyak korban jiwa pegawainya,hal ini juga
mengancam keberlangsungan perusahaan Foxconn untuk
diputuskankontraknya oleh perusahaan besar tersebut.
Foxconn merespon dengan membuat jaring yang besar
disekitar gedung untukmencegah pegawai yang berupaya terjun dari atas
gedung, selain itu juga menyewapara konselor untuk para pegawainya untuk
mengatasi rasa stress mereka dari kondisikerja yang dianggap tidak
menyenangkan, Foxconn juga membagi pegawainyamenjadi 50 grup untuk
dapat saling mengawasi bila mereka sedang tertekan ataustress dalam
pekerjaannya, sehingga lebih mudah diatasi, kemudain Foxconnmelakukan
demonstrasi motivasi dengan menggaungkan kata-kata motivasi seperti :
6. “Hidup itu sangat berharga, Sayangi Keluargamu, Peduli kepada sesama
untukmembangun masa depan yang indah”, yang di sebarkan kep ada
pegawainya denganmenggunakan seluruh fasilitas Foxconn.
Dengan banyaknya kasus yang terjadi, tersirat, secara jelas ancaman
ataspemutusan kontrak oleh para konsumen, namun reputasi Foxconn
sebagaiperusahaan kelas dunia telah membuktikan bahwa perusahaan
tersebut mampumempertahankan kualitas barang sekaligus bis menekan
biaya upah para pekerjanya,dan itu yang membuat para konsumen tersebut
akan berpikir dua kali untuk mencarisupplier lain, karena pilihannya sangat
terbatas.
Perusahaan telah meminta FLA (Fair Labor Association) untuk
melakukan auditterhadap Foxconn, tim FLA mengunjungi pabrik Foxconn
yang di Shenzhen dan diChengdu dan melakukan survei terhadap 35.000
pekerja yang merakit produk-produkdari Apple termasuk Iphone dan Ipads.
Laporan audit tersebut dirilis pada tanggal 29Maret 2012 dan menemukan
kenyataaan bahwa : selama 12 bulan para pekerja telah melampaui 60 jam
kerja seminggu seperti yang ditetapkan dalam kontrak antara Appledengan
Foxconn, FLA juga melaporkan bahwa banyak pekerja juga telah
melampauibatas jam lembur yang diperbolehkan di Cina, yaitu 36 jam
perbulan. Sebagai kesimpulannya, FLA menyatakan bahwa kondisi di
Foxconn tidak lebih buruk daripabrik lainnya di Cina.
Daftar pustaka
Etika-Bisnis-dalam-Bisnis-Global.pdf
ETIKA & GLOBALISASI Studi Kasus FOXCONN : Kisia R.A
http://eprints.ums.ac.id/52174/13/BAB%20I.pdf