Dokumen tersebut membahas mengenai ancaman terhadap sistem informasi akuntansi, termasuk kehancuran akibat bencana alam, kesalahan pada perangkat lunak dan peralatan, tindakan tidak disengaja, dan tindakan sengaja seperti sabotase dan pencurian data. Dokumen tersebut juga membahas mengenai fraud akuntansi, pencegahan fraud melalui tata kelola perusahaan yang baik, dan pentingnya peningkatan sumber daya manusia agar d
1, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, ancaman terhadap sistem informasi akuntansi, universitas mercu buana, 2019
1. ANCAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
(SISTEM INFORMASI & PENGENDALIAN INTERNAL)
Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Hapzi Ali .MM.CMA
Disusun Oleh:
Fizar Rivaldy
55518120026
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. 1 . Jenis – jenis Sistem Informasi
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi akuntansi (departemen atau
bagian akuntasi). Sistem ini mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam
perusahaan.
Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi yang menyediaklan informasi pada fungsi keuangan (departemen atau bagian
keuangan) Yang menyangkut keuangan perusahaan. Misalnya berupa ringkasan arus kas (cash flow
dan informasi pembayaran).
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung manajemen
perusahaan (baik dalam hal perencanaan maupun pengendalian) Dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya berupa data
bahan mentah, profil vendor baru dan jadwal produksi.
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran. Misalnya berupa
rangkaian penjelasan.
Sistem Informasi SDM
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia. Misalnya berisi
informasi gaji, ringkasan pajak dan tunjangan-tunjangan hingga kinerja pegawai.
2. Manfaat Sistem Informasi dalam Pengendalian Internal
Pengendalian internal bermanfaat untuk organisasi disebabkan kemampuannya untuk (1) mencegah
atau setidaknya mengurangi kejadian perilaku yang tidak diinginkan atau menghilangkan perilaku
yang terjadi dan (2) menurunkan biaya yang tidak diinginkan atau meniadakan biaya yang terjadi.
Masalah yang ada dalam pengendalian internal adalah masalah perilaku, adanya pemahaman
mengenai cara kinerja pengendalian internal (perilaku) yang dilakukan sehingga disiplin ilmu yang
sebaiknya mendasari adalah psikologi.
3. Ancaman Terhadap SIA
Adapun ancaman yang akan menimbulkan risiko dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
Kehancuran karena bencana alam dan politik.
(Kebakaran, banjir, gempa bumi, badai angin. peperangan kerusuhan, serangan teroris)
Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan
(Kegagalan hardware, kerusakan pada software kegagalan sistem operasi, gangguan listrik).
Tindakan tidak disengaja.
(Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia seperti personal tidak terlatih, kegagalan
mengikuti prosedur: penghapusan data karena ketidaktahuan: hilang- nya data; kesalahan pada
logika sistem: sistem tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan).
Tindakan sengaja.
(Sabotase: penipuan melalui komputer: pencurian).
3. 4. FRAUD
Fraud adalah sebuah istilah di bidang IT yang artinya sebuah perbuatan kecuranganyang melanggar
hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat merugiakan pihak lai. Istilah
keseharian adalah kecurangan diberi nama yang berlainan seperti pencurian, penyerobotan,
pemerasaan, penjiplakan, penggelapan, dan lain-lain. Orang awam sering kali mengartikan bahwa
fraud secara sempit adalah tindak pidana atau perbuatan korupsi.
Pelaku kecurangan diatas dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu manajemen/karyawan
pegawai. Pihak manajemen biasanya melakukan kecurangan untuk kepentingan perusahaan, yaitu
salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan Keuangan (misstatements arising from
fraudulent financial reporting). Sedangkan pegawai/karyawan melakukan kecurangan bertujuan untuk
keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva. Ada beberapa perilaku
pelaku fraud yang harus menjadi perhatian karena dapat merupakan indikasi adanya kecurangan
yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya, gaya hidup
mewah, mobil atau pakaian mahal.
b. Gaya hidup di atas rata-rata.
c. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja.
d. Penjudi berat.
e. Peminum berat.
f. Sedang dililit utang.
5. Pencegahan dan Pendeteksian Fraud
a. Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang dirancang dalam rangka mengeliminasi
atau setidaknya menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate governance meliputi budaya
perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan pendelegasian wewenang.
b. Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh auditor internal, pada dasarnya adalah
proses yang lebih bersifat preventif dan pengendalian yang bertujuan untuk memastikan bahwa
hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan melindungi
perusahaan dari kerugian.
c. Retrospective Examination yang dilakukan oleh Auditor Eksternal diarahkan untuk
mendeteksi fraud sebelum menjadi besar dan membahayakan perusahaan.
d. Investigation and Remediation yang dilakukan forensik auditor. Peran auditor forensik adalah
menentukan tindakan yang harus diambil terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud, tanpa
memandang apakah fraud itu hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan
ataukah pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau
penyalahgunaan aset.
Implementasi Pada Perusahaan
Dalam implementasinya perusahaan di indonesia sudah baik dengan sistem operasional prosedur
yang dilakukan oleh setiap perusahaan dengan melakukan pemisahan fungsi dalam berbagai
departemen, namun yang perlu dikhawatirkan adanya fraud dikarenakan sumber daya manusia yang
mengabaikan prinsip prinsip dalam etika profesi. Sebaiknya perusahaan mengupayakan dalam
mencegah terjadinya fraud dengan meningkatkan sumber daya manusia, salah satunya dengan
mengadakan pelatihan dan pengarahan agar menjadikan sumber daya manusia yang professional
dan berkualitas serta mengawasi dan melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.
4. Daftar Pustaka
Anggraeni, Elisabet Yunaeti. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Supriyono, R.A. 2016. Akuntansi Keperilakuan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Fauzi, Rizki Ahmad. 2017. Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi). Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
https://arezky125.wordpress.com/