2, si & pi,mislia, hapzi ali, si definisi dan jenis penyerangan dan penya...
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
ANCAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh:
NAMA : Mislia
NIM : 55518120050
PROGRAM MEGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2019
2. 1. Jenis-jenis Sitem Informasi: (farid, 2018)
a. Sistem Informasi Akuntasi
Sistem Informasi Akuntasi Adalah Kumpulan sumber data yang dirancang
untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi.
b. Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan adalah system untuk mendukung bagiana
keuangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut persoalan keuangan
sekolah pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam
lingkungan sekolah. Sepertu ringkasan arus kad, informasi kepada orang tua atau
kelompok baik dalama perusahaan maupun diluar perusahaan mengenai masalah
keuangan perusahaan.
c. Sistem Informasi manufaktur
System infromasi manufaktur adalah system yang digunakan untuk
mendukung fungsi produksi yang mencangkup seluruh kegiatan yang terkait
dalam pembayaran dan pembelian inventaris sekolah dan alat -alat tulis.Sistem
Informasi Manufaktur merupakan subset dari Sistem Informasi Manajemen yang
menyediakan informasi untuk digunakan dalam pemecahan masalah manufaktur.
Manajer dalam area manufaktur menggunakan komputer sebagai komponen
sistem fisik maupun sistem informasi konseptual. Manajer pada area manufaktur
menggunakan komputer dalam sistem produk fisik untuk aplikasi seperi CAM
(Computer Aided Manufacturing) dan CAD (Computer Aided Design).
d. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informsi Sumber daya manusia adalah sistem informasi yang
menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia. Misalnya : berisi
informasi gajiHubungan antara teknologi dan sumber daya manusia sangat erat
kaitannya. Dengan berkembangnya teknologi maka akan mengefisiensikan
tenaga manusia dalam proses operasi suatu perusahaan. Dalam hal ini harus ada
sinkronisasi antara tenaga kerja manusia dengan perkembangan teknologi
supaya peran tenaga manusia tidak tergantikan oleh teknologi yang ada.Melihat
hal tersebut harus adanya peningkatan kualitas para karyawan dalam bekerja
yaitu mampu berinovasi dan berkreasi dalam pekerjaannya agar sumber daya
manusia (tenaga kerja) tidak tergantikan oleh teknologi yang semakin hari
semakin berkembang.
e. Sistem Informasi Psikologi
3. Sekarang ini banyak tersedia website Sumber Daya Manusia terutama
proses pencarian tenaga kerja On-Line, website tersebut dapat meningkatkan
efisiensi proses pencarian tenaga kerja serta meningkatkan proses penempatan
tenaga kerja dengan lowongan kerja yang sesuai dengan keahliannya.
f. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management
information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis
yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemenuntuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk,
layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem
informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara
akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap
pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem
pakar, dan sistem informasi eksekutif.
2. Manfaatnya Sistem Informasi dalam Pengendalian internal : (hazistrihartoyo, 2015)
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem
informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.
4. 9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
3. Jenis-jenis ancaman Sistem Informasi Akuntansi adalah: (ultima, 2019)
1. Bencana Alam
Banjir, gempa bumi, badai, kebakaran dan bencana-bencana alam besar
lainnya dapat menghancurkan perangkat komputer dan tentu saja dapat
menghapus data-data Sistem Informasi Akuntansi yang ada.
2. Bencana Politik
Sistem Informasi Akuntansi perusahaan bisa diserang oleh teroris yang
merupakan lawan politik
3. Kerusakan perangkat keras
Hardisk bisa saja tiba-tiba rusak sehingga semua data hilang dan
menghapus data transaksi Sistem Informasi Akuntansi.
4. Kerusakan perangkat lunak
Aplikasi bisa saja tiba-tiba terkena virus dan menyebabkan aplikasi Sistem
Informasi Akuntansi tidak dapat diakses.
5. Ketidaksengajaan manusia
Ada kemungkinan petugas salah input nilai ke dalam aplikasi karena tidak
hati-hatinya karyawan memasukkan data transaksi.
6. Ketidaksengajaan aplikasi
Meskipun sudah diprogram sebaik-baiknya, mungkin saja ada bug
kesalahan logika pemrograman.
7. Aktivitas kriminal
Ini biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti celah dalam keamanan
teknis atau mengerti celah dari sistem prosedur Sistem Informasi Akuntansi
4. Definisi Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakuan secara sengaja
untuk tujuan pribadi atau kelompok, dimana tindakan yang di sengaja tersebut telah
menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau instansi tertentu. (myfraudrisk. 2017)
5. Dalam kata fraud itu sendiri dapat diartikan dengan baerbagai makna yang terkandung
di dalamnya seperti:
1. Kecurangan
2. Kebohongan
3. Penipuan
4. Kejahatan
5. Penggelapan barang-barang
6. Manipulasi data-data
7. Rekayasa informasi
8. Mengubah opini dengan pemutarbalikan fakta yang aa
9. Menghilangkan barang bukti secara sengaja
Pelaku Fraud (kecurangan)
Pelaku kecurangan diatas dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu
manajemen/karyawan pegawai. Pihak manajemen biasanya melakukan kecurangan
untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan Keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting).
Sedangkan pegawai/karyawan melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan
individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva. (arezky125, 2013)
Ada beberapa perilaku pelaku fraud yang harus menjadi perhatian karena dapat
merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti
biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal.
b. Gaya hidup di atas rata-rata.
c. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja.
d. Penjudi berat.
e. Peminum berat.
f. Sedang dililit utang.
5. Pencegahan Fraud
6. Upaya untuk memberantas adannya segala bentuk kecurangan, perlu
ditingkatkan adanya suatu budaya kejujuran, keterbukaan dan saling membantu
antara pihak internal perusahaan, dan pihak Auditor yang ditunjuk untuk
mengurusi laporan keuangan perusahaan, budaya kejujuran, keterbukaan dan
saling menbantu ini terbagi menjadi empat faktor, yakni : (khairoelanwar, 2013)
a. Merekrut karyawan yang jujur dan menyediakan pelatihan akan kesadaran
fraud
b. Membentuk lingkungan kerja yang positif
c. Menyebarkan pemahaman yang baik dan kode etik yang dapat diterima
d. Mengimplementasikan Employee Assistance Programs (EAPs).
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi peluang terjadinya fraud
dan menindak pelaku farud bisa dilakukan dengan: (khairoelanwar, 2013)
a. Mempunyai internal control yang baik: (lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, aktivitas pengendalian, pengawasan, dan komunikasi dan informasi.
b. Meminimalkan kolusi diantara karyawan
c. Menginformasikan dengan jelas kepada supplier dan pihak terkait lainnya
tentang kebijakan perusahaan dalam melawan fraud
d. Mengawasi karyawan
e. Memberikan sangsi terhadap para pelaku fraud
f. Melakukan audit secara proaktif: mengidentifikasi risiko yang muncul,
mengidentifikasi gejala dari masing-masing risiko, membangun program
audit untuk secara proaktif melihat gejala/tanda dan kemunculannya, serta
mengidentifikasi setiap tanda yang teridentifikasi.
Pendeteksian Fraud
Fraud bisa dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang yang
baik dan dapat dipercaya. Apabila pelaku fraud tidak segera ditindak, maka kerugian
perusahaan semakin besar dan memberi cerminan yang buruk bagi karyawan lain.
(khairoelanwar, 2013)
Kemungkinan besar suatu kecurangan terjadi ketika lingkungan pekerjaan
integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau
mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri seseorang akan melakukan
ketidakjujuran. Tetapi, organisasi punya pilihan, mereka dapat membentuk lingkungan
7. pekerjaan dimana kemungkinan terjadinya fraud sangat kecil, atau lingkungan
pekerjaan yang brepeluang kemungkinan terjadinya fraud sangat besar. (khairoelanwar,
2013)
Terdapat empat cara dalam memerangi kecurangan, yaitu dengan pencegahan,
pendeteksian dini, investigasi, dan tindakan hukum. Kedua poin pertama merupakan
tindakan yang lebih efektif dan murah. Selain itu dalam memerangi kecurangan terdapat
lima elemen penting, yaitu:
a. Top manajemen memberikan contoh perilaku yang tepat: manajemen
harus menekankan pada karyawan apabila ada ketidakjujuran, kejadian
yang dipertanyakan, dan perilaku tidak etis maka perbuatan tersebut tidak
dapat ditoleransi.
b. Merekrut karyawan baru melalui proses penerimaan yang tepat: apabila
akan merekrut karyawan harus sesuai prosedur seperti melakukan
penyelidikan mengenai latar belakang calon pekerja, mengetahui
bagaimana respon calon pekerja terhadap pertanyaan yang diajukan saat
wawancara dan sebagainya.
c. Mengkomunikasikan harapan-harapan mengenai: nilai-nilai dan etika;
pelatihan kepedulian terhadap fraud yang akan membantu karyawan
untuk memahami masalah yang mungkin muncul, bagaimana cara
menghadapi, mengatasi, serta melaporkannya; dan memberikan sangsi
terhadap pelaku fraud. Untuk penerapannya, perusahaan bisa membuat
kode etik secara tertulis dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
d. Membudayakan kejujuran meliputi pengembangan lingkungan yang
positif. Bisa dilakukan dengan membayar gaji atau upah karyawan secara
realistis, dan adanya keterbukaan antar sesame karyawan.
e. Menerapkan kebijakan organisasi untuk menangani saat kasus fraud
terjadi. Penerapannya adalah membuat kebijakan mengenai
sangsi/hukuman yang jelas kepada setiap pelaku fraud di perusahaan.
Pada dasarnya kecurangan dapat terlebih dahulu dideteksi keberadaanya, hal ini
menuntut pihak perusahaan ataupun pihak auditor lebih peka terhadap segala aktivitas
yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini terdapat beberapa faktor ciri-ciri yang
menunjukkan adanya suatu kecurangan dalam suatu perusahaan. yaitu sebagai berikut :
a. Penyimpangan akuntansi
Penyimpangan akuntansi yang biasa terjadi biasanya meliputi masalah asal
dokumen, kesalahan entry jurnal, dan ketidakakuratan buku besar. Contoh: Dokumen
8. yang terlewatkan, Stale Items, Duplikasi pembayaran, Tulisan tangan yang patut
dipertanyakan dalam dokumen, Entry jurnal tanpa dokumen pendukung, Penyesuaian
yang tidak dapat dijelaskan, Entry jurnal dibuat dekat dengan akhir periode akuntansi,
Buku besar tidak balance, dll.
b. Kelemahan dalam pengendalian internal
Salah satu tujuan utama dari pengendalian internal adalah penjagaan aset. Ketika
pengendalian internal lemah, hal ini berarti perusahaan memberikan peluang terjadinya
fraud.
c. Penyimpangan analitis
Adalah prosedur atau hubungan yang tidak biasa atau terlalu tidak realistis untuk
dapat dipercaya. Contoh: Penyesuaian persediaan yang tidak dapat dijelaskan,
Penyimpangan spesifikasi, Kenaikan potongan, Kelebihan pembelian, dan Terlalu banyak
memo debit atau kredit.
d. Gaya hidup boros dan berlebihan
pelaku fraud jenis disini dalam memenuhi kebutuhannya tergolong boros, sehingga
hal ini memotivasinya untuk melakukan fraud. Biasanya para pelaku akan terus mencuri
dan kemudian menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang
mewah.
e. Perilaku-perilaku yang tidak seperti biasanya
Ketika orang-orang terlibat dalam kejahatan, mereka dilanda perasaan takut dan
merasa bersalah. Emosi yang keluar inilah yang akhirnya mengekspresikan perilaku-
perilaku yang tidak biasa dari diri pelakunya.
f. Petunjuk dan aduan
Orang yang dalam posisi mendeteksi fraud biasanya dekat dengan sang pelaku.
Mereka ini secara individu biasanya memberikan petunjuk atau aduan bahwa fraud telah
terjadi. Meski aduan dan petunjuk biasanya jarang logis, tapi mereka dapat termotivasi
oleh dendam, atau frustasi, atau banyak alasan yang lain.
9. DAFTAR PUSTAKA
Syaumi,Farid, 2018. https://www.weare.id/pengertian-sitem-informasi-dan-jenis-jenis-
sistem-informasi/, (26 maret 2018)
hazistrihartoyo,2015. https://hazistrihartoyo.wordpress.com/2015/10/15/pengertian-
dan-manfaat-sistem-informasi- manajemen-sim/, (15 Oktober 2015)
Proweb,Indonesia,2019. https://www.ultima-erp.id/article/sia/ancaman/, (10 Februari
2019)
Maya,Setyo,Budi,2017. http://myfraudrisk.blogspot.com/2017/08/definisi-fraud.html,
(21 Agustus 2017)
arezky125,2013. https://arezky125.wordpress.com/, (27 May 2013)
khairoelanwar,2013.http://khairoelanwar.blogspot.com/2013/09/pendeteksian-dan-
pencegahan-fraud.html , (23 September 2013)