Proses investasi terdiri dari tahapan penentuan tujuan investasi, analisis fundamental dan teknikal, pembentukan portofolio, evaluasi kinerja portofolio, dan revisi kinerja portofolio.
Menurut Jogiyanto dalam Sulistyorini (2009), adanya hubungan positif antara return dan resiko dalam berinvestasi dikenal dengan high risk-high return, yang artinya semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return yang dihasilkan.
Ada beberapa model perhitungan return sesuaian risiko (risk-adjusted return) seperti reward to variability (Sharpe Measure), reward to volatility (Treynor Measure), reward to market risk, reward to diversification, Jensen’s alpha, M2, dan rasio informasi (information ratio) (Hartono, 2010: 640)
Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan return portofolionya saja, namun karena adanya tukaran (trade-off) antara return dan risiko, maka faktor risiko pun perlu dipertimbangkan oleh investor. Pengukuran yang melibatkan faktor return dan risiko disebut return sesuaian risiko (risk-adjusted return).
Pengukuran kinerja portofolio penting untuk dilakukan guna mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai atau tidak. Menurut Hartono (2010: 637) pencapaian sasaran investor perlu diukur setiap saat melalui perbandingan kinerja portofolio dengan benchmark sasaran investor.
Tujusn akhir:
Mengukur perbandingan rangking kinerja dari model Sharpe, Treynor, dan Jensen dari portofolio saham-saham IDX30 tersebut apakah hasil yang didapat sama atau ada perbedaan antara ke tiga model tersebut.
2. Latar Belakang
Proses investasi terdiri dari tahapan
penentuan tujuan investasi, analisis
fundamental dan teknikal, pembentukan
portofolio, evaluasi kinerja portofolio, dan
revisi kinerja portofolio.
Pengukuran kinerja portofolio penting untuk
dilakukan guna mengetahui apakah sasaran
investor masih tercapai atau tidak. Menurut
Hartono (2010: 637) pencapaian sasaran
investor perlu diukur setiap saat melalui
perbandingan kinerja portofolio dengan
benchmark sasaran investor.
Kinerja portofolio dapat dihitung
berdasarkan return portofolionya saja,
namun karena adanya tukaran (trade-off)
antara return dan risiko, maka faktor risiko
pun perlu dipertimbangkan oleh investor.
Pengukuran yang melibatkan faktor return
dan risiko disebut return sesuaian risiko
(risk-adjusted return).
Ada beberapa model perhitungan return
sesuaian risiko (risk-adjusted return) seperti
reward to variability (Sharpe Measure),
reward to volatility (Treynor Measure),
reward to market risk, reward to
diversification, Jensen’s alpha, M2, dan rasio
informasi (information ratio) (Hartono, 2010:
640)
Menurut Jogiyanto dalam Sulistyorini
(2009), adanya hubungan positif antara
return dan resiko dalam berinvestasi
dikenal dengan high risk-high return, yang
artinya semakin besar resiko yang harus
ditanggung, semakin besar pula return
yang dihasilkan.
3. Sumber: https://max.miraeasset.co.id
Berdasarkan fluktuasi kinerja tahunan menurut
indeks di samping maka penulis tertarik untuk
menganalisis kinerja portofolio perusahaan yang
tergabung dalam IDX30, karena dengan statusnya sebagai
indeks yang terdiri dari perusahaan-perusahaan dengan
tingkat likuiditas tinggi, perlu diketahui apakah return dan
risiko yang diterima investor sudah sesuai dengan
preferensi investor. Untuk itu penulis bermaksud menulis
penelitian dengan judul:
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE
SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN
(Saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 sampai
2018)
Latar Belakang
4. Rumusan Masalah
01 Bagaimana kinerja portofolio saham
perusahaan menggunakan metode Sharpe?
02 Bagaimana kinerja portofolio saham
perusahaan menggunakan metode Jensen?
03 Bagaimana kinerja portofolio saham
perusahaan menggunakan metode Treynor?
04
Apakah ada perbedaan kinerja portofolio saham
IDX30 yang dievaluasi dengan menggunakan
Metode Sharpe,Treynor, dan Jensen?
5. 4
Mengukur kinerja portfolio saham
yang dibentuk dari saham-saham
IDX30 yang diukur dengan
menggunakan model Sharpe.
Mengukur kinerja portfolio
saham yang dibentuk dari
saham-saham IDX30 yang
diukur dengan
menggunakan model
Treynor.
Mengukur kinerja portfolio
saham yang dibentuk dari
saham-saham IDX30 yang
diukur dengan menggunakan
model Jensen.
Mengukur perbandingan rangking
kinerja dari model Sharpe, Treynor,
dan Jensen dari portofolio saham-
saham IDX30 tersebut apakah hasil
yang didapat sama atau ada
perbedaan antara ke tiga model
tersebut.
1
2
3
Tujuan Penelitian
6. Manfaat Penelitian
A. Manfaat Empiris
1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait analisis kinerja portofolio optimal.
2. Menambah referensi terkait analisis kinerja portofolio optimal menggunakan metode
Sharpe, Treynor, dan Jensen dan uji Kruskal Wallish.
B. Manfaat Teoritis
1. Bagi Investor
Memberikan masukan dan pertimbangan bagi investor dan calon investor
dalam melakukan investasi di pasar modal.
2. Bagi Pihak Reksa dana
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk membandingkan kinerja reksa dana
saham yang dikelola untuk usaha pengembangan jasa keuangan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan rujukan pengembangan ilmu pengetahuan
terutama di bidang manajemen investasi.
7. Teori Portofolio dan Penetapan Harga Aset Keuangan
Konsep portofolio aset: menghitung risiko investasi yang dipengaruhi oleh biaya
modal sehingga portofolio berpengaruh terhadap risiko, dan rate of return yang
diharapkan tergantung pada risiko yag dihadapi sehingga menentukan cost of
capital
Harry Markowitz (1952): risiko dapat dikurangi dengan melakukan kombinasi aset
berisiko dalam portofolio daripada hanya berinvestasi secara individual.
(Wiyono & Kusuma, 2017: 22)
Teori Portofolio dan Penetapan Harga
Aset Keuangan
Landasan teori
Landasan Teori
8. PENELITIHAN TERDAHULU
9
No. Peneliti Judul Hasil
1.
Suryania, Arna &
Eva Herianti (2015)
The Analysis of Risk Adjusted Return
Portofolio Performance Share for LQ
45 Index in Indonesia Stock
Exchange in 2010-2014 Periods
Tidak ada perbedaan kinerja portofolio
saham antara metode Sharpe, Treynor, dan
Jensen dengan menggunakan metode
Kruskal-Walliish.
2.
Esa Fitriani
Komara (2015):
Perbandingan Kinerja Portofolio
Saham dengan Metode Sharpe,
Treynor, dan Jensen (Kajian
Empiris Berdasarkan LQ-45 dan
JII) pada
Metode Kruskal Wallish dan perbandingan
treatment menghasilkan persamaan hasil
penilaian terhadap kinerja portofolio saham.
Uji ANOVA menghasilkan penilaian yang
berbeda terhadap kinerja portofolio saham.
10. H0 = Tidak ada perbedaan kinerja
portofolio saham IDX30 yang dievaluasi
dengan menggunakan Metode
Sharpe,Treynor,dan Jensen.
H1 = Ada perbedaan kinerja portofolio
saham IDX30 yang dievaluasi dengan
menggunakan Metode Sharpe,Treynor, dan
Jensen.
Hipotesis Penelitian
12. = Sharpe (Sp) = (Rp−Rf)/ σp
Keterangan:
- Sp = indeks kinerja Sharpe
- Rp = return portofolio atau
tingkat pengembalian pasar pada
periode tertentu.
- Rf = return investasi bebas
resiko tingkat bunga bebas
resiko pada periode tertentu.
- σp = total resiko yaitu hasil
jumlah dari resiko sistematik dan
resiko unsistematik (deviasi
standar).
Indeks kinerja Treynor
dihitung dengan formula
berikut (Manurung, 2000):
Treynor (Tp) = (Rp-Rf)/ βp
- Rp = return portofolio
atau tingkat pengembalian
asar pada periode tertentu.
- Rf = return investasi
bebas resiko tingkat bunga
bebas resiko pada periode
tertentu.
- βp = resiko pasar dari
portofolio atau resiko
sistematik portofolio
(koefisien beta pasar)
Variabel Operasional
13. • Formula Jensen menurut Manurung (2000):
Jensen (ap) = Rp-[Rf+bp(Rm-Rf)]
Keterangan:
- ap = indeks jensen
- Rp = return portofolio pada periode
tertentu
- Rf = return pada investasi bebas resiko
pada periode tertentu.
Variabel Operasional
14. POPULASI
Persahaan go public
yang terdaftar di BEI
SAMPEL
Persahaan go public
yang terdaftar di
IDX30 pada periode
2014-2018 sebanyak
30 perusahaan.
POPOLASI DAN SAMPEL
15. KRITERIA PENGAMBILAN PERUSAHAAN
No. Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah
1
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling yang terdaftar di IDX30 periode 2016-2018 30
2
Saham-saham yang tidak konsisten terdaftar di IDX30
selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 2016-2018 (11)
3
Tidak melakukan stock split, dikarenakan akan
menyebabkan bias dalam perhitungan return saham.
(0)
Jumlah Sampel yang digunakan 19 x 3 = 57
16. Instrumen atau Alat Pengumpulan
Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang
didapatkan dari pihak lain. Dalam
hal ini yaitu data yang telah diolah
dan dipublikasikan oleh
perusahaan. Data tersebut dapat
diperoleh dari BI, Yahoo Finance,
dan IDX.
16
18. DAFTAR PUSTAKA
18
• (https://max.miraeasset.co.id/id/news/read/equity-index-fund-monthly-performance)
• Wiyono, Gendro & Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan (Berbasis Corporate Value Cretion).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
• Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. BPFE.
• Komara, Esi Fitriani. 2015. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen
(Kajian Empiris Berdsarkan Indeks LQ-45 dan Jakarta Islamic Indeks). Proceedings Seminar Nasional Ekonomi dan
Bisnis UNJANI 2015 hal.43.
• Suryania, Arna & Eva Herianti. 2015. The Analysis of Risk Adjusted Return Portofolio Performance Share for LQ 45
Index in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014 Periods. Social and Behavioral Science 211(2015) hal. 634-643.
• Agus Sulistyorini (2009): ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN
JENSEN (Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 sampai 2007) menggunakan metode Kruskal Wallish.
Hasil penelitian: tidak ada perbedaan kinerja portofolio saham antara metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.
20. • 1) Ukuran Kinerja Sharpe
• Salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio
dengan menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal/ Capital Market Line (CML)
atau lebih dikenal dengan istilah Reward to Variability Rasio (RVAR). Dimana
Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih
dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi
simbol Sp. Indeks kinerja Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut
(Manurung, 2000):
• Jika portofolio sangat diversifikasi maka total risiko hampir sama dengan risiko
sistematik dikarenakan risiko unsistematik mendekati nol. Hal ini juga dapat
disebut bila portofolio sama dengan portofolio pasar maka total risiko sama
dengan risiko sistematis atau risiko pasar atau dapat disebut dengan beta.
21. • 2) Ukuran Kinerja Treynor
• Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio,
Treynor mengansumsikan bahwa portofolio sangat diversifikasi dikenal dengan istilah
Reward to Valatility Ratio (RVOR). Oleh karenanya indeks Treynor menyatakan series
kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat suku
bunga bebas risiko per unit risiko pasar portofolio tersebut dengan diberi simbol Tp. Indeks
kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut (Manurung,
• 2000):
• Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus diperhatikan bahwa
hasilnya memberikan evaluasi pada satu periode, karena tingkat pengembalian portofolio
dan risiko membutuhkan periode yang panjang. Bila periode yang dipergunakan
cukup pendek maka risiko yang dihitung dengan beta memberikan hasil yang tidak wajar
atau tidak representatif. Disamping itu asumsi normalitas dari tingkat pengembalian perlu
juga diperhatikan.
22. • 3) Ukuran Kinerja Jensen
• Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen sangat memperhatikan CAPM
dalam mengukur kinerja portofolio tersebut yang sering disebut dengan Jesen ALPHA
(differential return measure). Jesen ALPHA merupakan sebuah ukuran absolut yang
mengestimasikan tingkat pengembalian konstan selama periode investasi dimana
memperoleh tingkat Jesen ALPHA pengembalian diatas (dibawah) dari buy-hold strategy
dengan risiko sistematik yang sama. Adapun formula Jensen ALPHA sebagai berikut
(Manurung, 2000):
• Semakin tinggi ap yang positif maka kinerja portofolionya semakin baik.
• Persamaan diatas memperlihatkan adalah risiko premium portofolio dipengaruhi oleh risiko
market premium. Nilai a dan b pada persamaan diatas diestimasikan sesuai dengan model
yang dikenal dengan regresi. Oleh karenanya data asli runtun waktu dari portofolio, tingkat
pengembalian pasar dan tingkat bunga bebas risiko harus tersedia. Nilai a yang tertinggi
dan siginifikan merupakan portofolio yang terbaik dari portofolio yang ada