SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Sholawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rosulullah SAW, Kami bersyukur kepada
Illahi Robbi yang memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami
sehingga makalah yang berjudul “ALIRAN-ALIRAN KLASIK DALAM
PENDIDIKAN DI INDONESIA” dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan makalah kami mendapatkan bantuan dati beberapa
beberapa pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rohmat dan Karunia-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.
2. Ibu Hj. Sriminarti M.Pd.I selaku dosen pengajar yang telah banyak
membimbing dan memberi petunjuk kepada kami.
3. Pihak pengelola perpustakaan dan teman-teman yang telah
menyelesaikan dan meminjamkan buku-buku tentang aliran-aliran klasik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin...
Bojonegoro, 14 Desember 2011
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya
Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia 2
a. Aliran Empirisme 2
b. Aliran Nativisme 7
c. Aliran Naturalisme 7
d. Hukum Konvergensi 9
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan
Praktek Pendidikan di Indonesia 13
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan 14
Daftar Pustaka 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tulisan ini membahas tentang “Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan
Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia” setiap aliran
mempunyai ciri masing-masing dan pengaruhnya aliran-aliran klasik
terhadap pemkiran indonesia yakni aliran-aliran tersebut dimulai dari
upaya-upaya pendidikan utamanya persekolahan dari penguasa penjajah
belanda kemudian disusul oleh orang-orang indonesia yang belajar di
negeri belanda pada masa penjajahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Ada berapapakah Aliran-aliran klasik di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Aliran-Aliran Klasik di Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-
hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang
dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
Aliran empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa
tu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan
pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik
menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun kearah yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam pendidikan,
pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis.
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan
akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti
coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah
lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan
tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal,
melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu
mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah
sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:
1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang
dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan
bukan akal atau rasio.
3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data
inderawi.
4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara
tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika).
5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang
realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca
indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang
di peroleh dari pengalaman.
6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Tokoh-Tokoh Empirisme
Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas
Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh
berikutnya, John Locke dan David Hume.
a. John Locke (1632-1704)
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates
Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John
termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human
understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun
1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran
ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme
mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris,
dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera.
Dengan ungkapan singkat Locke :
Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak).
Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui
pengalamanlah kertas itu terisi.
Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang
bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber
dari empiri).
b. David Hume (1711-1776).
David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan wafat tahun 1776
di kota yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan
juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen
understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of
moral yang terbit tahun 1751.
Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat
yaitu I never catch myself at any time without a perception (saya selalu
memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume
menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari
rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju
selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai
dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri manusia
(impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi
pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha
analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan
ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan
uji coba (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan,
kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya pengetahuan, rangkaian
pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
Beberapa Jenis Empirisme
1. Empirio kritisisme
Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-
idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini
adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep
substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian
apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai
kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi
(pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan
kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena
dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.
2. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan
problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada
pandangan-pandangan berikut :
a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan
prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada
pengalaman.
b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada
proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan
data indera yang ada seketika
c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam
pada dasarnya tidak mengandung makna.
3. Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak
sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara
demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan
kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah
menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum
dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa
memberikan kepada kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable).
Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat
diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya
lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam
situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel
certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak
ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas
data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba
sampai habis sama sekali.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh
sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan
pendidikan anak.
Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tdak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita
mendidik; atau dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu
pendidikan, hal ini disebut pesimisme pedagogis
c. Aliran Naturalisme
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai
keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan
bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh
manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu.
Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam.
Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang
mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya
kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus
e.al. 1984).
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua
anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik
akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan (tangan manusia).
Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak
pembawaan baik anak itu. Oleh karena itu sebagai pendidik Rosseau
mengajukan “ pendidikan alam”, artinya anak hendaklah di biarkan
tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau
masyarakat jangan banyak mencampurinya. Pendapat Rosseau ini terlihat
pula pada pendiriannya tentang hukuman dalam pendidikan.
Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran
filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad
ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme
berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa
"Learned heavily on the knowledge reported by man's sense". Filsafat
pendidikan ini didukung oleh tiga aliran besar yaitu Realisme, Empirisme
dan Rasionalisme. Semua penganut Naturalisme merupakan penganut
Realisme, tetapi tidak semua penganut Realisme merupakan penganut
Naturalisme.2) Imam Barnadib menyebutkan bahwa Realisme merupakan
anak dari Naturalisme.3) Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran
Realisme sejalan dengan Naturalisme.
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan
Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai
dengan perkembangan alam.
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling
alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu,
pendidikan bagi naturalis dimulai jauh hari sebelum anak lahir, yakni
sejak kedua orang tuanya memilih jodohnya. Tokoh filsafat pendidikan
naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak
mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh
seperti Herman Harrell Horne, dan Herbert Spencer yang menulis buku
berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical. Herbert menyatakan
bahwa sekolah merupakan dasar dalam keberadaan naturalisme. Sebab,
belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal
itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga.
Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan
mengajar murid.
Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal
yang diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal
berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”. Kelima tujuan
itu adalah (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3)
Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik; (5)
Menikmati waktu luang.
Spencer juga menjelaskan enam prinsip dalam proses pendidikan
beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah (1) Pendidikan
harus menyesuaikan diri dengan alam; (2) Proses pendidikan harus
menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan
spontanitas dari aktivitas anak; (4) Memperbanyak imlu pengetahuan
merupakan bagian penting dalam pendidikan; (5) Pendidikan
dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak; (6)
Praktik mengajar adalah seni menunda; (7) Metode instruksi dalam
mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan sebagai
konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan
hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik. (J. Donald Butler :tt)
d. Hukum Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat
penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.
Dengan adanya pendapat William Stern itu dapatkah kita katakan bahwa
persoalan tentang pembawaan dan lingkungan itu sudah selesai? Belum!.
Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu masih terdapat dua
aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan
kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan, dan
dipihak lain mereka yang lebih menekankan pengaruh lingkungan atau
pendidikan.
Sementara itu, kita belum puas pula atas jawaban dari hukum
konvergensi itu, yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan (merupakan hasil) dari dua buah faktor, yaitu pembawaan dan
lingkungan. Kalau hal itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah,
kiranya hal itu diperuntukan bagi perkembangan manusia. Mungkin kata
itu lebih tepat dan benar jika kita katakan terhadap perkembangan hewan
dari pada terhadap manusia.
Benarkah kalau kita mengatakan, “saya ini adalah hasil pembawaan saya
dan lingkungan saya”? Jika pertanyaan itu benar, seolah-olah manusia itu
hanya merupakan hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan
lingkungan belaka. Jika pembawaannya itu dan lingkungannya begitu,
manusia akan demikian; dan jika pembawaanya itu dan lingkungannya
begini, manusianya adalah lain lagi, dan sebagainya. Jadi seolah-olah
proses perkembangan pada manusia itu sama halnya dengan proses yang
terjadi dalam ilmu kimia.
Kalau begitu soalnya, tentu akan lebih mudah lagi tugas ahli-ahli pendidik
itu, yaitu tinggal mencari jalan untuk mengetahui pembawaan seseorang
(kalau memang pembawaan itu dapat diketahui dengan pasti dan
segera), dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan atau pedidikan
yang baik dan sesuai.
Tetapi tidak hanya itu! Binatang memanglah hasil dari pembawaan dan
lingkungannya. Binatang hanya terserah kepada pembawaan keturunnya
dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada binatang
seluruhnya ditentukan oleh kodrat, oleh hukum-hukum alam.
Tetapi perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaan dan
lingkungannya; manusia tidak hanya diperkembangkan, tetapi ia
memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat
dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya
sendiri dengan bebas. Karena itulah, ia bertanggung jawab terhadap
segala perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang lain dari
apa yang pernah diambilnya.
Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor
pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam
perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga.
Hasil perkembanganseseorang tidak mungkin dapat dibaca dari
pembawaan dan lingkungan saja.
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan bahwa jalan perkembangan
manusia sedikit banyaknya ditentukan oleh pembawaan yang turun-
teurun, yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri
yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor
lingkungan tertentu, berkembang menjadi sifat-sifat.
Sebuah contoh sebagai penjelasan: ada seseorang anak yang mempunyai
cacat badan dan mempunyai perasaan rendah diri (M.C.) dan pemalu.
Kalau kita katakan tentang anak itu: ia mempunya perasaan kurang
harga diri dan pemalu karena mempunyai cacat badan, mungkin betul
dan dapat kita setujui. Tetapi, kalau kita mengatakan bahwa badan yang
cacat itu tentu menimbulkan perasaan kurang harga diri dan pemalu, kita
tidak dapat membenarkan. Sebab, akibat-akibat dari cacat itu semata-
mata bergantung kepada bagaimana si anak itu mengalami cacatnya.
Mungkin juga adanya cacat bagi anak itu bahkan menjadi pendorong
untuk mempertinggi prestasi-prestasinya, sehingga setelah berhasil
menjadikan anak itu seorang yang berjiwa besar, tidak lekas putus-asa,
dan tidak pemalu.
Dari uraian diatas nyatalah sekarang bahwa pertanyaan, “Manakah yang
menentukan perkembangan itu, pembawa ataukah lingkungan?” atau,
“Manakah yang lebih kuat, dasar atau ajar?” bukanlah persoalan yang
perlu dicari jawabannya, suatu pertanyaan yang jawabnya tidak ada.
Semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh
pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-
kata karena ia mempunyai pembawaan berkata-kata, tetapi karena ia
mempunyai kesempatan melatih dii untuk berkata-kata (lingkungan).
Jika, salah satu dari kedua faktoritu tidak ada, tidaklah mungkin
kepandaian berkata-kata dapat berkembang.
Mungkin akan lebih berati jika pertanyaan tersebut di atas diubah sebagai
berikut, “sampai dimanakah pembawaan dan lingkunganitu bertanggung
jawab pada suatu perkembangan tertentu?” Jika demikian, jawabannya
dapat kita rumuskan dengansingkat sebagai berikut: tiap-tiap sifat dan
ciri-ciri manusia, dalam perkembangan ada yang lebih ditentukan oleh
pembawaannya dan ada pula yang lebih ditentukan oleh lingkungannya.
Dari rumusan tersebut jelaslah bahwa tidak perlu kita mempersoalkan
manakah yang lebih kuat atau lebih menentukan diantara pembawa dan
lingkungan, tehadap perkembangan manusia.
Biarpun demikian, dari pelajaran ilmu jiwa kita mengetahui bahwa
kebanyakan para ahli psikologi individual (antara lain Alferd Adler dan
Kunkel) lebih menitikberatkan kepada pengaruh lingkungan, sedangkan
ahli-ahli biologi dan ahli ahli ilmu jiwa yang lain lebih menekankan kepada
kekuatan atau pengaruh pembawaan atau keturunan.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di
Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan,
penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional
yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar
pandangan yang konvergensi.
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai di kenal di Indonesia melalui
upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa
penjajah belanda dan di susul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang
belajar di negeri belanda pada masa penjajahan. Setelah kaemerdekaan
Indonesia, gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke
Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang belajar di berbagai Negara
di eropa, amaerika serikat dan lain-lain. seperti yang di ketahui, sistem
persekolahan di perkenalakn oleh pemerintah colonial belanda di
Indonesia, sebelum masa itu pendidikan di Indonesia terutama oleh
keluarga dan oleh masyarakat (kelompok belajar/padepokan, lembaga
keagamaan/pesantren, dan lain-lain).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Aliran-aliran klasik dalam pendidikan adalah empirisme, nativisme,
naturalisme dan konvergensi.
Aliran klasik pendidikan tersebut juga mempengaruhi pola pendidikan
masyarakat Indonesia yang rendah. Mereka yang berpendidikan, juga
menanamkan konsep aliran klasik dalam pendidikan anaknya.
Menurut pandangan Islam, dari aliran klasik pendidiikan yang ada,
konvergensi lah yang memenuhi syarat pendidikan. Walaupun kalau
menurut Islam masih harus berpijak pada Al-Qur’an sebagai landasan
pendidikan.
Pendidikan islam dengan berbagai model dan corak metode aliranya
harus berupaya membangun pendidikan yang relevan dan bermutu sesuai
dengan kebutuhan masyarakat islam Indonesia, menyelenggarakan
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,
pendidikan yang demokratis dan profesional, berusaha mengurangi peran
pemerintah dalam implementasi pendidikan dan merampingkan birokrasi
pendidikan sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaan pendidikan.
Konsep pendidikan islam senantiasa terus berkembang dan menghendaki
pembaruan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan
peradapan serta persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Purwanto, Ngalim, Drs. M., 1972, Ilmu Pendidikan, Paket Pengajaran
pada Proyek Kerjasama PT Stanvac-Indonesia, Pendopo, dengan IKIP
Jakarta
2. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/filsafat-
naturalisme/
3. http://re-searchengines.com/0308hakiki.html
4. http://astaqauliyah.com/2007/01/20/filsafat-naturalisme

More Related Content

What's hot

Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...DIANTO IRAWAN
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianwafazaenal
 
Makalah filsafat pak sigit
Makalah filsafat pak sigitMakalah filsafat pak sigit
Makalah filsafat pak sigitDwiAyu41
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012D066567
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSISUFINA SHUKRI
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikanalvianica nanda
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
Falsafah pragmatisme
Falsafah pragmatismeFalsafah pragmatisme
Falsafah pragmatismeSiti Zulaikha
 

What's hot (20)

Ciri-ciri Sains
Ciri-ciri SainsCiri-ciri Sains
Ciri-ciri Sains
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
 
Peta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologiPeta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologi
 
Aliran realisme
Aliran realismeAliran realisme
Aliran realisme
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
PENGANTAR FALSAFAH
 PENGANTAR FALSAFAH PENGANTAR FALSAFAH
PENGANTAR FALSAFAH
 
Tajuk 4 Konsep Insan
Tajuk 4 Konsep InsanTajuk 4 Konsep Insan
Tajuk 4 Konsep Insan
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Makalah filsafat pak sigit
Makalah filsafat pak sigitMakalah filsafat pak sigit
Makalah filsafat pak sigit
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
 
Note 1
Note 1Note 1
Note 1
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
idealisme
idealismeidealisme
idealisme
 
Dualisme Pendidikan
Dualisme PendidikanDualisme Pendidikan
Dualisme Pendidikan
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
Falsafah pragmatisme
Falsafah pragmatismeFalsafah pragmatisme
Falsafah pragmatisme
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Hans apradh visheshank pankaj subeer kahani
Hans apradh visheshank pankaj subeer kahaniHans apradh visheshank pankaj subeer kahani
Hans apradh visheshank pankaj subeer kahani
 
Aquatic Osteoporosis
Aquatic OsteoporosisAquatic Osteoporosis
Aquatic Osteoporosis
 
Autacoid1
Autacoid1Autacoid1
Autacoid1
 
Prostaglandins
ProstaglandinsProstaglandins
Prostaglandins
 
Gout
GoutGout
Gout
 
Surgical instruments
Surgical instrumentsSurgical instruments
Surgical instruments
 
Bronchial asthma (2)
Bronchial asthma (2)Bronchial asthma (2)
Bronchial asthma (2)
 
Teoría lingüística G D
Teoría lingüística G DTeoría lingüística G D
Teoría lingüística G D
 
Bro metal detection_Sartorius
Bro metal detection_SartoriusBro metal detection_Sartorius
Bro metal detection_Sartorius
 

Similar to Aliran pendidikan

Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUSeptiTirta
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdf
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdfMAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdf
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdfSalasatiramadani
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxMakalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxIppang4
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalismeWarnet Raha
 

Similar to Aliran pendidikan (20)

Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
Tugas 1 paper aliran empirisme
Tugas 1  paper aliran empirismeTugas 1  paper aliran empirisme
Tugas 1 paper aliran empirisme
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Artikel FKI.docx
Artikel FKI.docxArtikel FKI.docx
Artikel FKI.docx
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMU
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdf
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdfMAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdf
MAKALAH LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME-REALISME.pdf
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxMakalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
 
Materi 4.pptx
Materi 4.pptxMateri 4.pptx
Materi 4.pptx
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

Aliran pendidikan

  • 1. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rosulullah SAW, Kami bersyukur kepada Illahi Robbi yang memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “ALIRAN-ALIRAN KLASIK DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA” dapat diselesaikan. Dalam penyusunan makalah kami mendapatkan bantuan dati beberapa beberapa pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan Rohmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. 2. Ibu Hj. Sriminarti M.Pd.I selaku dosen pengajar yang telah banyak membimbing dan memberi petunjuk kepada kami. 3. Pihak pengelola perpustakaan dan teman-teman yang telah menyelesaikan dan meminjamkan buku-buku tentang aliran-aliran klasik. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin... Bojonegoro, 14 Desember 2011 penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan Masalah 1 BAB II PEMBAHASAN MASALAH Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia 2 a. Aliran Empirisme 2 b. Aliran Nativisme 7 c. Aliran Naturalisme 7 d. Hukum Konvergensi 9 e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia 13
  • 2. BAB III PENUTUP - Kesimpulan 14 Daftar Pustaka 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tulisan ini membahas tentang “Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia” setiap aliran mempunyai ciri masing-masing dan pengaruhnya aliran-aliran klasik terhadap pemkiran indonesia yakni aliran-aliran tersebut dimulai dari upaya-upaya pendidikan utamanya persekolahan dari penguasa penjajah belanda kemudian disusul oleh orang-orang indonesia yang belajar di negeri belanda pada masa penjajahan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Ada berapapakah Aliran-aliran klasik di Indonesia ? 2. Bagaimana pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui Aliran-Aliran Klasik di Indonesia 2. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia. BAB II PEMBAHASAN MASALAH Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia. a. Aliran Empirisme Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari- hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke. Aliran empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa tu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam pendidikan,
  • 3. pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis. Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia. Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu: 1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami. 2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio. 3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi. 4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika). 5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman. 6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Tokoh-Tokoh Empirisme Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume. a. John Locke (1632-1704) Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke : Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak).
  • 4. Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi. Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri). b. David Hume (1711-1776). David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan wafat tahun 1776 di kota yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of moral yang terbit tahun 1751. Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never catch myself at any time without a perception (saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut: Beberapa Jenis Empirisme 1. Empirio kritisisme Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif- idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik. 2. Empirisme Logis Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut : a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan
  • 5. prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman. b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna. 3. Empiris Radikal Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali. b. Aliran Nativisme Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tdak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik; atau dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut pesimisme pedagogis c. Aliran Naturalisme Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu.
  • 6. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus e.al. 1984). Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan (tangan manusia). Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu. Oleh karena itu sebagai pendidik Rosseau mengajukan “ pendidikan alam”, artinya anak hendaklah di biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Pendapat Rosseau ini terlihat pula pada pendiriannya tentang hukuman dalam pendidikan. Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa "Learned heavily on the knowledge reported by man's sense". Filsafat pendidikan ini didukung oleh tiga aliran besar yaitu Realisme, Empirisme dan Rasionalisme. Semua penganut Naturalisme merupakan penganut Realisme, tetapi tidak semua penganut Realisme merupakan penganut Naturalisme.2) Imam Barnadib menyebutkan bahwa Realisme merupakan anak dari Naturalisme.3) Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran Realisme sejalan dengan Naturalisme. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi naturalis dimulai jauh hari sebelum anak lahir, yakni sejak kedua orang tuanya memilih jodohnya. Tokoh filsafat pendidikan naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horne, dan Herbert Spencer yang menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical. Herbert menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam keberadaan naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
  • 7. Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”. Kelima tujuan itu adalah (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik; (5) Menikmati waktu luang. Spencer juga menjelaskan enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah (1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam; (2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak; (4) Memperbanyak imlu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan; (5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak; (6) Praktik mengajar adalah seni menunda; (7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik. (J. Donald Butler :tt) d. Hukum Konvergensi Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu. Dengan adanya pendapat William Stern itu dapatkah kita katakan bahwa persoalan tentang pembawaan dan lingkungan itu sudah selesai? Belum!. Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan, dan dipihak lain mereka yang lebih menekankan pengaruh lingkungan atau pendidikan. Sementara itu, kita belum puas pula atas jawaban dari hukum konvergensi itu, yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan (merupakan hasil) dari dua buah faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan. Kalau hal itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah, kiranya hal itu diperuntukan bagi perkembangan manusia. Mungkin kata itu lebih tepat dan benar jika kita katakan terhadap perkembangan hewan dari pada terhadap manusia. Benarkah kalau kita mengatakan, “saya ini adalah hasil pembawaan saya
  • 8. dan lingkungan saya”? Jika pertanyaan itu benar, seolah-olah manusia itu hanya merupakan hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan belaka. Jika pembawaannya itu dan lingkungannya begitu, manusia akan demikian; dan jika pembawaanya itu dan lingkungannya begini, manusianya adalah lain lagi, dan sebagainya. Jadi seolah-olah proses perkembangan pada manusia itu sama halnya dengan proses yang terjadi dalam ilmu kimia. Kalau begitu soalnya, tentu akan lebih mudah lagi tugas ahli-ahli pendidik itu, yaitu tinggal mencari jalan untuk mengetahui pembawaan seseorang (kalau memang pembawaan itu dapat diketahui dengan pasti dan segera), dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan atau pedidikan yang baik dan sesuai. Tetapi tidak hanya itu! Binatang memanglah hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Binatang hanya terserah kepada pembawaan keturunnya dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada binatang seluruhnya ditentukan oleh kodrat, oleh hukum-hukum alam. Tetapi perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaan dan lingkungannya; manusia tidak hanya diperkembangkan, tetapi ia memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya sendiri dengan bebas. Karena itulah, ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang lain dari apa yang pernah diambilnya. Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungan yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Hasil perkembanganseseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan dan lingkungan saja. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan bahwa jalan perkembangan manusia sedikit banyaknya ditentukan oleh pembawaan yang turun- teurun, yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu, berkembang menjadi sifat-sifat. Sebuah contoh sebagai penjelasan: ada seseorang anak yang mempunyai cacat badan dan mempunyai perasaan rendah diri (M.C.) dan pemalu. Kalau kita katakan tentang anak itu: ia mempunya perasaan kurang harga diri dan pemalu karena mempunyai cacat badan, mungkin betul dan dapat kita setujui. Tetapi, kalau kita mengatakan bahwa badan yang cacat itu tentu menimbulkan perasaan kurang harga diri dan pemalu, kita tidak dapat membenarkan. Sebab, akibat-akibat dari cacat itu semata-
  • 9. mata bergantung kepada bagaimana si anak itu mengalami cacatnya. Mungkin juga adanya cacat bagi anak itu bahkan menjadi pendorong untuk mempertinggi prestasi-prestasinya, sehingga setelah berhasil menjadikan anak itu seorang yang berjiwa besar, tidak lekas putus-asa, dan tidak pemalu. Dari uraian diatas nyatalah sekarang bahwa pertanyaan, “Manakah yang menentukan perkembangan itu, pembawa ataukah lingkungan?” atau, “Manakah yang lebih kuat, dasar atau ajar?” bukanlah persoalan yang perlu dicari jawabannya, suatu pertanyaan yang jawabnya tidak ada. Semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata- kata karena ia mempunyai pembawaan berkata-kata, tetapi karena ia mempunyai kesempatan melatih dii untuk berkata-kata (lingkungan). Jika, salah satu dari kedua faktoritu tidak ada, tidaklah mungkin kepandaian berkata-kata dapat berkembang. Mungkin akan lebih berati jika pertanyaan tersebut di atas diubah sebagai berikut, “sampai dimanakah pembawaan dan lingkunganitu bertanggung jawab pada suatu perkembangan tertentu?” Jika demikian, jawabannya dapat kita rumuskan dengansingkat sebagai berikut: tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia, dalam perkembangan ada yang lebih ditentukan oleh pembawaannya dan ada pula yang lebih ditentukan oleh lingkungannya. Dari rumusan tersebut jelaslah bahwa tidak perlu kita mempersoalkan manakah yang lebih kuat atau lebih menentukan diantara pembawa dan lingkungan, tehadap perkembangan manusia. Biarpun demikian, dari pelajaran ilmu jiwa kita mengetahui bahwa kebanyakan para ahli psikologi individual (antara lain Alferd Adler dan Kunkel) lebih menitikberatkan kepada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli ahli ilmu jiwa yang lain lebih menekankan kepada kekuatan atau pengaruh pembawaan atau keturunan. e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi. Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai di kenal di Indonesia melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah belanda dan di susul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar di negeri belanda pada masa penjajahan. Setelah kaemerdekaan Indonesia, gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke
  • 10. Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang belajar di berbagai Negara di eropa, amaerika serikat dan lain-lain. seperti yang di ketahui, sistem persekolahan di perkenalakn oleh pemerintah colonial belanda di Indonesia, sebelum masa itu pendidikan di Indonesia terutama oleh keluarga dan oleh masyarakat (kelompok belajar/padepokan, lembaga keagamaan/pesantren, dan lain-lain). BAB III PENUTUP KESIMPULAN : Aliran-aliran klasik dalam pendidikan adalah empirisme, nativisme, naturalisme dan konvergensi. Aliran klasik pendidikan tersebut juga mempengaruhi pola pendidikan masyarakat Indonesia yang rendah. Mereka yang berpendidikan, juga menanamkan konsep aliran klasik dalam pendidikan anaknya. Menurut pandangan Islam, dari aliran klasik pendidiikan yang ada, konvergensi lah yang memenuhi syarat pendidikan. Walaupun kalau menurut Islam masih harus berpijak pada Al-Qur’an sebagai landasan pendidikan. Pendidikan islam dengan berbagai model dan corak metode aliranya harus berupaya membangun pendidikan yang relevan dan bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat islam Indonesia, menyelenggarakan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, pendidikan yang demokratis dan profesional, berusaha mengurangi peran pemerintah dalam implementasi pendidikan dan merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaan pendidikan. Konsep pendidikan islam senantiasa terus berkembang dan menghendaki pembaruan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan peradapan serta persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia. DAFTAR PUSTAKA : 1. Purwanto, Ngalim, Drs. M., 1972, Ilmu Pendidikan, Paket Pengajaran pada Proyek Kerjasama PT Stanvac-Indonesia, Pendopo, dengan IKIP Jakarta 2. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/filsafat- naturalisme/ 3. http://re-searchengines.com/0308hakiki.html 4. http://astaqauliyah.com/2007/01/20/filsafat-naturalisme