1. BIOTEKNOLOGI
PENAMBANGAN LOGAM
Kelompok 3
Nuraeni
Ade Imroatus SH Torikul Fauzi
Fhiani Anggun K Tri Setiowati H
M. Sofwatul. H Tuti Alwiyah
Nihayatul Ukhri Sutisna
Yusnia Amalia
3. Bioteknologi dalam penambangan logam
memanfaatkan mikroorganisme yang berkaitan
dengan proses penambangan itu sendiri, sehingga
secara keseluruhan proses pertambangan
melibatkan agen biologi berupa mikroba atau
organisme mikroskopik.
Untuk mengetahui pemanfaatan agen biologi
dalam penambangan logam diperlukan suatu ilmu
yang mengkaji dan menganalisis proses
pertambangan tersebut. Diantaranya adalah
melalui metalurgi, yang merupakan ilmu dan
teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan
perekayasaan mineral dan logam.
4. Bioteknologi dalam
Penambangan Logam
Perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-
ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matemati
ka, dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
Dalam kaitannya ini, bioteknologi memiliki
peranan nyata dalam kegiatan pengendalian dan
perbaikan mutu lingkungan melalui berbagai cara.
5. Bioteknologi, dengan memanfaatkan agen biologi
seperti bakteri dan virus bermanfaat dalam
pengolahan logam murni yang berasal dari bijih
logam seperti tembaga .
Di Indonesia, sampai saat ini pemanfaatan
mikroorganisme untuk bidang pertamabangan
logam masih belum optimal atau bisa dikatakan
belum dimulai, atau sekadar wacana. Sementara
potensi atau kemampuan mikroganisme dalam
membantu menambang logam di alam sudah
terbukti nyata.
6. Indonesia sebagai negara tropis yang kaya
akan cadangan berbagai mineral, tambang dalam
jumlah banyak dan berlimpah dengan berbagai
mikroorganisme, mempunyai peluang yang cerah
untuk melaksanakan Bioleaching
8. Bakteri yang digunakan dalam proses
tersebut antara lain adalah bakteri
Pseudomonas fluorescens, Escherichia
coli, Thiobacillus ferrooxidans dan Bacillus
sp sebagai bakteri leaching yang mampu
melarutkan senyawa timbal sulfida sukar
larut menjadi senyawa timbal sulfat yang
dapat larut melalui proses biokimia.
9.
10. Proses Bioleaching merupakan teknologi
altematif yang dapat dikembangkan sebagai salah
satu teknologi untuk memperoleh (recovery) logam
di masa mendatang. Salah satu penerapan proses ini
adalah untuk melepaskan dan mengekstraksi logam
berat yang ada dalam sedimen, sehingga sedimen
tersebut bebas logam berat dan aman terhadap
lingkungan.
11. Namun, proses Bioleaching
(bacterial leaching) dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
Dimana proses tersebut menyisakan
suatu unsur atau senyawa ke dalam air
dan masuk ke tanah sehingga akan
mempengaruhi unsur hara dalam tanah.
12. Peranan Mikroba dalam
Siklus Logam
Mikroba mempunyai peranan dalam
pentransformasi logam yaitu dalam
pembentukan tanah dan produksi biji logam.
Mikroorganisme memiliki peranan penting
dalam mengekstrak logam-logam menjadi bijih
logam grade rendah, mengasamkan
limbah, dan mencemari penyediaan air. Logam
Fe merupakan salah satu contoh dari logam
dalam tanah.
13. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi
untuk memperoleh sumber energi an reaksi
yang menggunkan logam tersebut sebagai
elektron aseptor. Besi juga mengubah bahan-
bahan organik (asimilasi/imobilisasi) dan
bentuk organik kembali ke bentuk anorganik
(mineralisasi).
14. Mikrobiologi Geologi dan
Pertambangan
Di dalam bidang pertambangan, mikroba
berperan dalam usaha mendapatkan mineral
dari bijih. Kemungkinan besar perananya adalah
dalam proses ekstraksi logam dan dari biji
logam, dengan alasan-alasan.
Deposit-deposit mineral yang lain kaya sudah
banyak yang berkutrnag. Bijih bermutu lebih
rendah kini banyak diolah dan mengembangkan
taknik-teknik yang dapt mengekstraksi logam
dengan lebih sempurna lagi.
Metode pengolahan biji logam secara
tradisional, yakni dengan peleburan, merupakan
penyebab utama polusi udara.
15. Mikroba tertentu mampu untuk memperbaikai
keadan diatas, misalnya dgn menggunakan
beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu
Thiobacillus ferrooxidans
16.
17. Penggunaan bakteri untuk mengatasi
limbah logam berat
Limbah pabrik yang banyak mengandung
logam berat dapat dibersihkan oleh
mikroorganisme yang dapat menggunkan logam
berat sebagai nutrien atau hanya menjerab
(imobilisasi) logam berat. Mikrooganisme yang
dapat digunakan dianatranya adalah Thiobacillus
ferroxidans .
19. Mekanisme Pemanfaatan Thiobacillus
ferrooxidans dalam pemisahan logam besi
Bakteri ini mampu mendapatkan energi
dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan menjadi
ferri Fe3+ dan dengan mengoksidasi
bentuk tereduksi sulfur menjadi asam
sulfat.
Bakteri ini memiliki kemampuan untuk
menyerang sulfida yang mengandung
mineral sulfida larut dan mengkonversi
logam seperti tembaga dan seng ke dalam
sulfat larut mereka logam. Logam
dipulihkan melalui proses bioleaching
termasuk tembaga, uranium dan emas.
22. Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan Bakteri Thiobacillus
ferrooxidans
Keuntungan :
1. Dapat meningkatkan kecepatan proses pencucian
secara keseluruhan
2. Dapat mengoksidasi senyawa belerang
disekelilingnya
3. Dapat mengubah tembaga sulfida yang tidak larut
dalam air menjadi tembaga sulfat yang larut dalam
air.
23. LANJUTAN…
4. Sebagai bakteri kemolitotrof yaitu bakteri
yang dapat mengambil dan mengumpulkan
racun ion – ion logam beracun yang
bermanfaat memindahkan polutan dari air
limbah dengan bantuan bioremediasi
dapat membantu produsen logam
menghemat energi, mngurangi polusi dan
demikian menekan biaya produksi.
24. Kerugian
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans
dapat mengoksidasi Fe (mengubah
Fe3+ yang bersifat sebagai ion
terlarut menjadi Fe (OH)3) yang
bersifat tidak larut) sehingga dapat
menimbulkan korosi.