SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
i
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
“TEKNOLOGI BERSIH”
PABRIK TAHU SARI MURNI MOJOSONGO
Dosen Pembimbing
Ir. Haryanto AR, MS
NIP. 19630705 199003 1 002
KELOMPOK 8
1. ABDUL AZIS (D500130055)
2. SABDA AJI KURNIAWAN (D500130058)
3. DENITA RAYANIE S. (D500130064)
4. MOCHAMMAD RENDRA P. (D500130077)
5. KEKSI LUKITA SIWI (D500130086)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
JUDUL : LAPORAN TEKNOLOGI PENCEGAHAN
PENCEMARAN TEKNOLOGI BERSIH PABRIK TAHU
SARI MURNI MOJOSONGO
Kelompok : Abdul Azis D500130055
Sabda Aji Kurniawan D500130058
Denita Rayanie S. D500130064
Mochammad Rendra P. D500130077
Keksi Lukita Siwi D500130086
Dosen Pembimbing : Ir. Haryanto AR, MS
Surakarta, 9 Juni 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Ir. H. Haryanto AR, MS
NIP. 19630705 199003 1 002
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Teknik Kimia
Tri Widayatno, ST, M.Sc
NIK. 960
Bapak Aco Warso
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga laporan ini dapat diselesaikan untuk memenuhi syarat
Praktikum Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Limbah (PTPPL) jurusan
Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 2015. Praktikum ini
telah dilaksanakan di Pabrik Tahu Sari Murni Mojosongo. Dengan tujuan utama,
yaitu untuk mengetahui proses pembuatan dan pengolahan limbah pabrik tahu
Sari Murni.
Dalam menyusun laporan ini ada beberapa kendala yang ditemui, namun
berkat kerjasama tim dan bimbingan dari para pembimbing kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini sudah disiapkan oleh penulis dengan segenap hati, tetapi
penulis sadar masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
laporan ini. Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan
oleh penulis ke depannya.
Surakarta, 4 Juni 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar isi ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
BAB III LIMBAH TAHU...................................................................................... 4
BAB IV HASIL DISKUSI.................................................................................... 7
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
LAMPIRAN ....................................................................................................... 13
A. TUGAS KHUSUS.................................................................................. 13
B. DOKUMENTASI.................................................................................... 15
C. LOG BOOK........................................................................................... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahu merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat di
Indonesia, yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Selain
mengandung gizi yang baik, rasanya yang enak serta harganya terjangkau,
disamping itu pembuatan tahu juga relatif murah dan sederhana. Hal
tersebut menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia memilih untuk
menjalankan bisnis industri pembuatan tahu skala rumahan tangga
(industri kecil), dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) dirasakan masih
rendah dan dapat dipastikan tingkat produksi limbah yang dihasilkan juga
sangat tinggi.
Kegiatan industri tahu di Indonesia di dominasi oleh usaha-usaha
kecil dengan skala terbatas. Dari segi lokasi, usaha ini juga sangat tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Sumber daya manusia yang terlibat pada
umumnya bertaraf pendidikan yang relatif rendah, serta belum banyak
yang melakukan pengolahan limbah. Limbah hasil sisa produksi tahu pada
umumnya dibuang langsung ke lingkungan sehingga mengakibatkan
dampak pencemaran yang cukup besar. Limbah produksi tahu yang
berupa limbah cair dan limbah padat bila dibuang langsung ke lingkungan
tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu dapat mengakibatkan berbagai
masalah seperti polusi (air, udara), kesehatan masyarakat disekitar
industri, serta dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem dalam
batasan ekosistem lokal hingga biosfer. Sebelum limbah di buang ke
lingkungan, sangat perlu adanya suatu proses pengolahan pada limbah
untuk menghilangkan atau paling tidak meminimalisisr dampak dari limbah
sisa industri tahu terhadap ekosistem sekitar, terutama terhadap kesehatan
masyarakat sekitar industri.
Hal itulah yang telah di terapkan oleh home industry yang dimiliki
bapak Aco Warso. Beliau telah berinisiatif untuk mendirikan usaha yang
dapat memenuhi salah satu kebutuhan masyarakat sekitar, yaitu industri
tahu Sari Murni yang terletak di Mojosongo dengan jumlah pegawai 16
orang. Industri tersebut berkapasitas 8 kwintal per hari yang beroperasi tiap
hari. Industri tahu Sari Murni milik bapak Aco Warso tersebut, telah
menerapkan prinsip 3R yaitu Reuse, Recycle dan Recovery. Dengan
bantuan pemerintah dan mahasiswa UMS, limbah cair yang dihasilkan oleh
industri tahu tersebut sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas, dan
limbah padatnya dapat digunakan sebagai bahan baku tempe gembus,
makanan ternak, dan lain-lain.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum teknologi bersih, sebagai berikut :
1. Mempelajari diskripsi proses produksi tahu dengan tujuan untuk
menemukan peluang untuk meningkatkan efisiensi proses produksi.
2. Mencari penyelesaian atas peluang yang telah ditemukan dengan
memanfaatkan dasar-dasar teknologi kimia.
‘
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tahu
Menurut Hardjo, 1964 dalam Suhaidi, 2003 pengertian kedelai
(Glycine max Merr) merupakan salah satu hasil pertanian yang sangat
penting artinya sebagai bahan makanan, karena jumlah dan mutu protein
yang dikandungnya sangat tinggi yaitu sekitar 40 % dan susunan asam
amino essensialnya lengkap serta sesuai sehingga protein kedelai
mempunyai mutu yang mendekati mutu protein hewani
Tahu menurut standar industri Indonesia, adalah makanan padat
yang dicetak dari susu kedelai dengan proses pengendapan protein pada
titik isoelektriknya tanpa atau dengan penambahan bahan lain yang
diijinkan (Anonim, 1990).
Sarwono dan Saragih, 2003 dalam Pamungkas dan Brahmana, 2015
berpendapat bahwa tahu merupakan salah satu komoditas potensial di
Indonesia. Karena selain harganya yang relatif terjangkau, apabila
dibandingkan dengan produk lain seperti daging, tahu juga memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi, selaras dengan bahan bakunya yaitu
kedelai yag juga mengandung protein yang tinggi.
Jenis-jenis tahu Menurut Sarwono dan Saragih 2003, dalam Saputra,
2006, menyatakan bahwa tahu terdiri dari berbagai jenis, yaitu tahu putih,
tahu kuning, tahu sutra, tahu cina, tahu keras, dan tahu kori. Perbedaan
dari berbagai jenis tahu tadi adalah pada proses pengolahannya dan jenis
penggumpal yang digunakannya.
Tahu merupakan merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai
gizi yang tinggi, terutama karena mutu protein dan daya cerna yang tinggi.
Akan tetapi tahu termasuk bahan pangan yang mudah rusak sehingga
digolongkan dalam High Perisable Food (Saputra, 2006).
Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi pada 100 g Tahu Segar (Depkes, 1996) :
Komposisi Jumlah
Energi (kal)
Air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Abu (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1(mg)
Vitamin B2 (mg)
Niacin (mg)
6
86,7
7,9
4,1
0,4
0,1
0,9
150
0,2
0,04
0,02
0,4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Tahu
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan
mikrobiologis pada tahu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Mustafa,
2006). :
1. Adanya bakteri yang tahan panas seperti golongan pembentuk
spora dan bersifat termodurik
2. Adanya bakteri kontaminan yang mencemari tahu pada saat proses
pembuatan tahu sampai selesai
3
3. Suhu penyimpanan
4. Adanya enzim tahan panas yang dihasilkan oleh jenis mikroba
tertentu yang dapat menghidrolisis lemak tahu
Berdasarkan Suprapti, 2005 dalam Rosida, dkk, 2011 beberapa hal yang
menyebabkan kondisi (kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai
berikut :
1. Tingkat kepadatan
Pembuatan tahu padat seperti halnya tahu kediri, memerlukan
bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan yang
diperlukan dalam pembuatan tahu gembur.
2. Adanya bau asam
Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih
mudah rusak (karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu,
umumnya tahu gembur dipasarkan atau dijual dalam keadaan
direndam air. Selain mengawetkan, perlakuan ini juga dapat
mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan airnya
keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut
harus diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir,
berbau dan berasa asam.
3. Penampilan
Penampilan produk tahu menyangkut warna serta
keseragaman bentuk dan ukurannya. Warna yang biasa digunakan
untuk tahu adalah kuning, disamping warna aslinya (putih).
Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang sama
dapat digunakan cetakan.
4. Cita rasa tahu
Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam
bakal tahu (sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat
berfungsi sebagai penyedap rasa, seperti garam dan flavour
buatan.
Sedangkan pemanfaatkan limbah tahu yang berupa padat yaitu
dapat dapat diolah kembali menjadi tempe gembus, oncom atau dapat pula
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing
dan sebagainya.
4
BAB III
LIMBAH TAHU
Industri tahu saat ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu
industri rumah tangga yang tersebar luas, baik dikota besar maupun kecil.
Industri tahu dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair dan padat
Limbah padat dari hasil proses produksi tahu berupa ampas tahu. Sedangkan
limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan
pencetakan tahu sehingga kuantitas limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi
(Husni dan Esmiralda, 2010).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam limbah industri tahu yakni
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi kekeruhan, zat padat,
suhu, bau, dan lain-lain. Sedangkan karakteristik kimia dibedakan menjadi dua,
yaitu (Husin, 2008) :
1. Kimia Organik, yang meliputi kandungan organik (BOD, COD,
TOC), oksigen terlarut (DO), minyak/lemak, nitrogen total,dan lain
lain.
2. Kimia Anorganik, yang meliputi pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, Sulfur, H2S,
dan lain lain.
Menurut MetCalf dan Eddy, 2003 Beberapa karakteristik limbah cair
industri tahu antara lain:
1. Padatan tersuspensi, yaitu padatan yang melayang layang dan
tidak terlarut dalam air. Padatan tersuspensi sangat erat
hubungannya dengan kekeruhan air. Semakin tinggi nilai padatan
tersuspensi, maka air semaik keruh.
2. BOD (Biological Oxygen Demand), parameter untuk menilai
jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah Oksigen
yang diperlukan untuk mengurai zat organik.
3. COD (Chemical Oxygen Demand), jumlah oksigen yang
diperlukan oleh oksidator untuk mengoksidasi seluruh material, baik
organik maupun non organik yang terdapat dalam air.
4. Nitrogen-Total (N-Total), terdiri atas campuran N-Organik, N-
amonia, nitrat dan nitrit (Sawyer et al, 1994 dalam Husin, 2008).
Dapat dihitung dengan analitik dengan metode Kjeldahl.
5. Derajat keasaman (pH), Air limbah tahu sifatnya cenderung asam,
Hal ini mengakibatkan air limbah tahu mengeluarkan bau busuk.
Menurut Nuriswanto, 1995 yang diacu dalam Sudaryati, dkk, 2007 dalam
penelitiannya bahwa air limbah industri tahu memiliki angka COD (Chemical
Oxygen Demand) antara 1940-4800 mg/L, BOD (Biological Oxygen Demand)
antara 1070-2600 mg/L, padatan tidak larut antara 2100-3800 mg/L dan pH
antara 4,5 – 5,7. Air limbah tersebut dihasilkan dari ± 875 L per 35 kg bahan
baku kedelai. Sementara menurut kajian analisis resiko dari limbah tahu oleh
Damayanti, dkk, 2004 diperoleh rata-rata kandungan pencemaran limbah tahu
yaitu COD 7050 mg/l, BOD 5389,5 mg/l, N-Total 161,5 mg/l, P-Total 81,6 mg/l,
dan pH 4,11. Adapun standar baku mutu limbah air tahu yang dapat dilepas ke
badan sungai menurut Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004, dapat
dilihat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Tahu
No. Parameter Industri Tahu
Kadar Maks (Mg/l) Beban Pencemaran
(Kg/ton kedelai)
1. Temperatur 38 -
2. BOD 150 3
3. COD 275 5,5
4. TSS 100 22
5. pH 6,0 – 9,0
6. Debit Maksimal 20 m2/ton kedelai
Sumber: Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004
Menurut Husni dan Esmiralda, 2010 Selain bahan bahan diatas, pada
pabrik tahu umumnya juga memproduksi gas-gas yang biasa ditemukan seperti
gas nitrogen (N2), oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3),
karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari
dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan.
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri-industri masih menjadi
masalah bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri-industri,
terutama industri rumah tangga mengalirkan langsung air limbahnya ke selokan
atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Demikian pula dengan industri tahu
yang pada umumnya merupakan industri rumah tangga (Husni dan Esmiralda,
2010).
Keadaan ini akibat masih banyaknya pengrajin tahu yang belum mengerti
akan kebersihan lingkungan dan disamping itu pula tingkat ekonomi yang masih
rendah, sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi
mereka. Namun demikian keberadaan industri tahu harus selalu didukung baik
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat karena makanan tahu merupakan
makanan yang digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia,
disamping nilai gizinya tinggi harganya pun relatif murah (Husni dan Esmiralda,
2010).
Herlambang, 2002 dalam Husni dan Esmiralda, 2010 menyatakan bahwa
dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu
adalah gangguan terhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya
bahan organik. Apabila konsentrasi bahan organik terlalu tinggi, maka akan
tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa
amonia, karbondioksida, asam asetat, hidrogen sulfida, dan metana. Senyawa
tersebut sangat toksit bagi sebagian besar hewan air, dan dapat menimbulkan
gangguan terhadap keindahan yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan
bau. Bila kondisi anaerobik terus dibiarkan maka air limbah akan berubah warna
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk.
Di pabrik tahu Sari Murni untuk pengolahan limbah cair menggunakan
bak penampung air limbah dengan proses anaerob, sehingga akan
6
menghasilkan gas metan yang kemudian dimanfaatkan kembali sebagai gas
rumah tangga yang dipergunakan untuk mendukung proses pemasakan/
pembuatan tahu. Gas ini dialirkan melalui pipa-pipa yang tersambang dalam
suatu rangkaian ke bak penampung air limbah tersebut. Dalam skala rumah
tangga gas ini sangatlah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
namun dalam skala industri seperti pembuatan tahu sendiri masih kurang dan
membutuhkan gas lain/ bahan bakar lain. Kelemahannya penggunaan gas ini
hanya dapat dimanfaatkan dalam jarak yang berdekatan dari suatu bak
penampung air limbah tahu, maksimal jarak yang dapat memanfaatkan gas ini
yaitu sekitar 30 meter. Untuk pengolahan limbah padat yaitu memanfaatkan
limbah padat tersebut untuk pakan ternak dan pupuk kompos.
Pengolahan dalam pabrik Sari Murni dapat juga melakukan inovasi
dengan menggunakan lumpur aktif untuk menurunkan kadar BOD, seperti yang
ttertera dalam jurnal Sudaryati, dkk, 2007. Ia meneliti bahwa pengolahan limbah
tahu cair dapat dilakukan dengan pembuatan lumpur aktif dengan bahan 50%
bahan limbah cair tahu, 25% lumpur aktif dari rumah pemotongan
hewanpesanggrahan, dan 25% lumpur dari sungai Badung. Pembuatan lumpur
aktif ini terbukti dapat menurunkan kadar COD hingga 46,645 mg/L, kadar VSS
2.265 mg/L.
7
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI
A. Karakteristik Pabrik Tahu Sari Murni
Pada umumnya tahu dibuat oleh para pengrajin atau industri rumah
tangga dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Urutan proses
atau cara pembuatan tahu pada semua industri kecil tahu pada umumnya
hampir sama dan kalaupun ada perbedaan hanya pada urutan kerja atau
jenis zat penggumpal protein yang digunakan.
Pada pabrik tahu yang dikunjungi, Pabrik Sari Murni tidak ada
perbedaan dengan pabrik tahu pada umumnya. Dengan teknologi yang
sudah maju sejak berdirinya pada tahun 1993, pengembangan terdapat
pada cara pemasakan menggunakan steam yang lebih efisien. Selain itu
mesin penggiling dimodifikasi agar dapat menambah kapasitas bahan
baku.
Dari proses, kendala yang dihadapi hampir tidak ada. Yang menjadi
faktor kendala yaitu mutu kedelai yang berbeda-beda. Dapat terlihat dari
pati (sari tahu) yang dihasilkan, jika dihasilkan lapisan pati tahu yang
kurang tebal maka pati dari tahu tersebut kurang bagus. Dan untuk
mengatasi hal tersebut, biasanya Pabrik Sari Murni menambah bahan baku
pembuatan tahu, sehingga dihasilkan tahu yang sesuai dengan resep
resep pabrik.
Pabrik Tahu Sari Murni memproduksi lebih dari satu jenis tahu.Tahu
yang diprooduksi yaitu, Tahu Solo, Tahu Sumedang, dan Tahu Keras
(Tahu Wonogiri). Produksi tahu Sari Murni selalu menyesuaikan dengan
permintaan konsumen sekitar. Permintaan konsumen yang tinggi, pabrik
tahupun juga memadai dengan fasilitas yang ada, dengan lahan yang luas
dimanfaat untuk 4 proses pembuatan tahu sekaligus.
Spesifikasi alat pada Pabrik Sari Murni yang digunakan pada proses
pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
1. Ketel
 Bahan : stainless steel
 Tinggi : 110 cm
 Diameter : 120 cm
 Motor : 7,5 kW
 Penggilingan (healer) : 10 inchi
2. Filtrasi
 Bahan : Kain Sifon
 Ukuran : 1,5m x 1,5m
3. Pencetakan
 Bahan : Kayu dan Besi
 Ukuran : 52 x 52 cm yang berisi 90 tahu setelah dicetak
8
Adapun diagram alir proses pembuatan tahu pada Pabrik Tahu Sari
Murni, sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Alir proses pembuatan tahu di Pabrik Tahu Sari Murni
SISA
AIR ASAM
AMPAS
TAHU
ASAM
CUKA
Penyaringan
Bak
Pengasam
an
Pencetakan
Penggilingan
Bahan
baku
(kedelai)
STEAM
AIR
Bubur
Kedelai
Perebusan
Perendaman
(sekaligus pencucian)
AIR
CUCIAN
9
B. Pengolahan Limbah Tahu
Gambar 2. Diagram Alir Proses pengolahan limbah tahu Pabrik Sari Murni
Pada Pabrik tahu Sari Murni, sudah terdapat pengolahan limbah cair
yang dimanfaatkan sebagai biogas seperti gambar di atas. Pada awalnya, dana
diperoleh dari bantuan pemerintah (Kementrian Lingkungan Hidup) serta
banyaknya akademika yang tertarik untuk mengembangkan pengolahan limbah
tahu. Dan pada tahun 1999, dibangun sistem bak anaerob untuk menampung
gas yang dihasilkan dari limbah cair tahu.
Untuk limbah cair, ada dua sumber (seperti pada Gambar 1.), air cucian
dan sisa air asam. Untuk air cucian, langsung mengalir pada pipa yang menuju
pada sistem pengolahan limbah. Sedangkan 50% air asam digunakan kembali
untuk pengasaman pada pengolahan tahu esok hari, dan 50% lainnya langsung
dialirkan menuju sistem pengolahan limbah.
Pengolahan limbah yang ada yaitu proses biologi anaerobik
merupakan sistem pengolahan air limbah tahu yang banyak digunakan.
Pertimbangan yang dilakukan adalah mudah, murah dan hasilnya bagus.
Proses biologi anaerobik merupakan salah satu sistem pengolahan air
limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bekerja pada kondisi
anaerob. Kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri, terlibat dalam
transformasi senyawa komplek organik menjadi metana. Selebihnya
terdapat interaksi sinergis antara bermacammacam kelompok bakteri yang
berperan dalam penguraian limbah. Kelompok bakteri non metanogen yang
bertanggung jawab untuk proses hidrolisis dan fermentasi terdiri dari bakteri
anaerob fakultatif dan obligat. Mikroorganisme yang diisolasi dari digester
anaerobik adalah Clostridium spp., Peptococcus anaerobus, Bifidobacterium
spp., Desulphovibrio spp., Corynebacterium spp., Lactobacillus, Actonomyces,
Staphylococcus, and Eschericia coli.
Ada tiga tahapan dasar yang termasuk dalam keseluruhan
proses pengolahan limbah secara oksidasi anaerobik, yaitu : hidrolisis,
fermentasi (yang juga dikenal dengan sebutan asidogenesis), dan
metanogenesis. Selama proses hidrolsis, bakteri fermentasi mengubah materi
organik kompleks yang tidak larut, seperti selulosa menjadi molekul-molekul
yang dapat larut, seperti asam lemak, asam amino dan gula. Materi polimer
komplek dihidrolisa menjadi monomer-monomer, contoh : selulosa menjadi gula
atau alkohol. Molekul-molekul monomer ini dapat langsung dimanfaatkan
10
oleh kelompok bakteri selanjutnya. Hidrolisis molekul kompleks dikatalisasi
oleh enzim ekstra seluler seperti selulase, protease, dan lipase. Walaupun
demikian proses penguraian anaerobik sangat lambat dan menjadi terbatas
dalam penguraian limbah selulolitik yang mengandung lignin.
Pada proses fermentasi (asidifikasi), bakteri asidogenik
(pembentuk asam) merubah gula, asam amino, dan asam lemak menjadi asam-
asam organik (asam asetat, propionate, butirat, laktat, format) alkohol dan
keton (etanol, methanol, gliserol dan aseton), asetat, CO2 dan H2. Produk
utama dari proses fermentasi ini adalah asetat. Hasil dari fermentasi ini
bervariasi tergantung jenis bakteri dan kondisi kultur seperti pH dan suhu.
Tahap ketiga yaitu tahap metagogenesis (metanasi), merupakan
tahap pembentukan gas metan dari asam asetat dan H2 serta CO2. Proses
Metanasi dilakukan oleh dua grup mikroorganisme yang secara kolektif disebut
metanogenik. Kelompok pertama, aceticlastic methanogens, membagi asetat
ke dalam metan dan karbondioksida. Kelompok kedua, hydrogen
memanfaatkan metanogen, yaitu menggunakan hidrogen sebagai donor
elektron dan CO2 sebagai aseptor elektron untuk memproduksi metan.
Bakteri di dalam proses anaerobik, yaitu bakteri acetogens, juga mampu
menggunakan CO2 untuk mengoksidasi dan bentuk asam asetat. Dimana
asam asetat dikonversi menjadi metan. Sekitar 72% metan yang diproduksi
dalam digester anaerobik adalah formasi dari asetat.
Salah satu contoh pengolahan limbah secara anerob adalah
system anaerobik biogas. Penggunaan system anaerobik biogas ini
merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan, karena
dengan fermentasi bakteri anaerob (bakteri metan) maka tingkat
pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter BOD, COD akan
berkurang sampai 90%. Sistem ini banyak dipakai dengan pertimbangan ada
manfaat yang bisa diambil yaitu pemanfaatan biogas yang sangat
memungkinkan digunakan sebagai sumber energi karena gas metan sama
dengan gas elpiji (liquid petroleum gas/LPG).
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari praktikum pencemaran lingkungan dengan konsentrasi teknologi
bersih, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari kunjungan ke Pabrik Tahu, limbah yang ada berupa padat, cair, dan
udara. Padat berupa ampas tahu dari sisa penyaringan. Limbah cair ada
dua sumber, yaitu air cucian kedelai, dan air sisa pengasaman. Untuk
udara yaitu asap hitam dari hasil pembakaran kayu untuk penghasil steam.
2. Sistem pengolahan limbah yang ada baru lingkup limbah cair berupa
sistem bak anaerob. Selain bak anaerob, air pengasaman juga dapat
digunakan kembali sebagai bahan lumpur aktif dengan penambahan
lumpur sungai, dan lumpur rumah pemotongan hewan. Lumpur ini dapat
mengurangi kadar COD, sehingga 50% air tahu yang dibuang ke sungai
pada pabrik Sari Murni mengalami treatment ini dan kandungan
berbahayanya dapat berkurang. Selain itu untuk limbah padat digunakan
untuk kebutuhan ternak dan untuk udara belum ada penanganan
limbahnya.
3. Saran untuk pabrik Tahu Sari Murni yaitu, tempat yang digunakan harus
dalam keadaan yang bersih agar sterilnya tahu terjaga. Penggantian filter
pada bak anaerob harus dikontrol dan pemasangan elektrostatis
presipitator (ESP) untuk pengelolaan asap hitam (karbon).
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Mutu dan Cara Uji Tahu. Jakarta: Depatemen Perindustrian RI.
Damayanti A, J Hermana, A Masduqi. 2004. Analisis Resiko Lingkungan dari
Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.).
Jurnal Purifikasi, (4)5:151-156.
Darsono V. 2007. Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob.
Jurnal Teknologi Industri 1 1(1): 9-20.
Depkes. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Husin, Amir. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Biofiltrasi
Anaerob dalam Reaktor Fixed-Bed. Tesis. Universitas Sumatra Utara.
Husni, Hayatul dan Esmiralda. 2010. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri
Tahu terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin). Universitas Andalas.
MetCalf dan Eddy. 1930. Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and
Reuse, 4th ed. McGraw Hill Book Co. New York.
Mustafa, R. M. 2006. Studi Efektivitas Bahan Pengawet Alami dalam
Pengawetan Tahu. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal: 9-12.
Pamungkas, R. B., Brahmana, R. K. M. R. 2015 Analisa Strategi Pengembangan
Bisnis Melalui Metode Competitive Posiotioning Analysis Terhadap
Perusahaan Tahu Eka Sari. Jurnal Agora 3 (1) : 105-112
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004.
Rosida, D. F., Hardiyanti, Qomariah., Murtiningsih. 2011. Kajian Dampak
Substitusi Kacang Tunggak pada Kualitas Fisik dan Kimia Tahu. Jurnal
UPN Veteran 5(2):138-149.
Saputra, Sigit Jaya. 2006 Pemilihan Bahan Pengawet yang Sesuai pada
Produk Tahu Putih. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Suhaidi, I. 2003. Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat
Penggumpal terhadap Mutu Tahu . Fakultas Pertanian. Jurusan
Teknologi Pertanian. Universitas Sumatra Utara, USU Digital Library.
Sudaryati NLG, IW Kasa, IWB Suyasa. 2007. Pemanfaatan Sedimen Perairan
Tercemar sebagai Bahan Lumpur Aktif dalam Pengolahan Limbah Cair
Industri Tahu. Ecotrophic 3(1 ):21 -29.
13
LAMPIRAN
A. TUGAS KHUSUS
SOAL
1. Carilah 2 masalah yang dialami eoleh pabrik tahu tersebut yang
berkaitan dengan kurang efisiennya proses produksi sehingga tidak
sesuai dengan teknologi bersih
2. Berdasarkan masalah yang ada maka carilah solusi dengan
memanfaatkan teknologi kimia
JAWAB
Dari survei di Mojosongo, didapatkan dua permasalahan pencemaran
limbah ke lingkungan. Yang pertama adalah masalah limbah pabrik di Sari
Murni, yang kedua adalah tidak sesuai dengan green technologi.
Dari pengolahan pabrik tahu Sari Murni di Mojosongo, limbah
buangan yang dihasilkan ada tiga, yaitu limbah padat (ampas tahu), sisa air
asam, dan air cucian yang banyak mengandung protein. Sayangnya,
limbah cair yang ada tidak semuanya diolah oeleh Pabrik Sari Murni, hanya
50% yang diolah dari limbah cair dan 100% untuk ampas tahu.
Pada pabrik tahu Sari Murni, limbah padat (ampas tahu) diolah
sebagai pakan ternak, sedangkan hanya 50% limbah cair yang diolah
menjadi bahan baku pembuatan biogas. Sehingga 50% air limbah di
pabrik tersebut dibuang ke kali.
Sedangkan untuk kaitannya dengan green chemistry adalah
lingkungan sekitar yang terpapar limbah. Ada dua bagian lingkungan yang
terkena, yaitu udara dan air. Untuk udara, penyebaran asap hitam hasil
pembakaran kayu yang panasnya dimanfaatkan untuk pengasil steam.
Dalam asap hitam yang langsung dilepas ke udara lingkungan
mengandung karbon, karbon monoksida, dan pengotor lainnya. Selain itu,
dari lingkup air ada sisa pembuatan tahu yang tidak melewati sistem
pengolahan limbah. Dari kunjungan ke pabrik, terlihat pada kali yang
terletak tepat dibelakangnya, air yang mengalir keruh dan banyak sampah
yang tertumpuk pada kali tersebut. Ini jelas sangat merugikan lingkungan
yang ada disekitar pabrik tahu, belum lagi bila ada sumur yang digunakan
didekat kali tersebut.
Solusi untuk permasalahan diatas adalah dengan pemasangan
elektrostatis presipitator (ESP) pada proses pembakaran kayu untuk
penghasil steam. Dengan adanya ESP ini, partikel partikel mikron sisa
pembakaran kayu bisa tertangkap, karena tingkat efisiensi ESP ini bisa
mencapai 99%. Sehingga udara yang dihasilkan bisa tidak mencemari
lingkungan, khususnya lingkungan pabrik tahu yang memapari karyawan.
Tetapi, pemasangan ESP di Indonesia masih belum bisa digunakan,
dikarenakan kondisi pengrajin tahu yang menengah ke bawah dan tempat
yang teerbatas. Sedangkan harga ESP sendieri yang cukup mahal
menyebabkan sulit dijagkau oleh masyarakate pengrajin tahu.
Sedangkan untuk pemecahan masalah green chemistry adalah
dengan pembersihan saluran menuju ke sungai secara beerkala oleh
warga sekitar. Selain sungai, kontrol terhadap sistem pengolahan limbah
yang harus terjaga. Sebab, jika tidak dikontrol, filter yang ada pada sistem
dapat menumpuk dan tersumbat sehingga tidak efisien. Filter yang terbuat
dari botol plastik yang diisi dengan benang harus diganti dengan filter yang
mempunyai efisiensi lebih tinggi, sebagai contoh nano filter yang terbuat
dari arang. Nano filter bisa diterapkan pada pabrik Sari Murni, dikarenakan
14
arang sangat murah dan megandung karbon yang dapat diaktifkan untuk
menyerap partikel partikel pengotor sehingga limbah yang dihasilkan
memiliki nilai bahaya yang lebih rendah.
Selain itu, pabrik tahu Sari Murni bersama pabrik tahu sekitar
dapat menerapkan isi pada jurnal Sudaryati, dkk, 2007 dapat
memanfaatkan 50% air tahu sisa yang dibuang ke sungai dengan
cara membuat saluran penangan limbah berbentuk lumpur aktif
dengan cara memcampur bahan 50% air limbah tahu, 25% lumpur
aktif dari rumah pemotongan hewan, dan 25% lumpur dari sungai di
Mojosongo. Sehingga kawasan pabrik tahu Mojosongo dapat meminimalisir
limbah cair tahu yang keluar.
Asisten Pembimbing,
(Ika Anik Trisnani)
15
B. DOKUMENTASI
Gambar 10. Bahan baku pembuatan
tahu
Gambar 3. Kedelai yang direndam
Gambar 4. Limbah padat dari pabrik
tahu
Gambar 5. Alat penggiling kedelai
Gambar 6. Proses pembuatan tahu
sutra
Gambar 7. Perebusan Bubur
Kedelai
Gambar 8. Proses penyaringan sari
tahu dan ampas tahu
Gambar 9. Sungai sekitar tercemar
16
Gambar 10. Steam untuk proses
pemasakan
Gambar 11. Pemanfaatan biogas
sebagai pengganti
LPG
Gambar 12. Pemanfaatan limbah cair
tahu yang digunakan
sebagai asam cuka alami
Gambar 13. Proses pencetakan tahu
Gambar 14. Kolam yang berisi ikan
sebagai indikator
keberhasilan
pengolahan limbah
cair tahu

More Related Content

What's hot (20)

Edible film
Edible film Edible film
Edible film
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Sokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatanSokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran
 
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidratMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Makalah amilosa
Makalah amilosaMakalah amilosa
Makalah amilosa
 
5 lipid
5 lipid5 lipid
5 lipid
 

Similar to TEKNOLOGI BERSIH PABRIK TAHU

Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khHasan Basri Zulkhan
 
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi Mustikawati
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.Phaphy Wahyudhi
 
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85Teknik elektronika 1 elektronika hal 85
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85Eko Supriyadi
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfThifalHazimah
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...Muhammadiyah University Of Jember
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotiksay ahmad
 
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfhasna37
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACS
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACSSistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACS
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACSFazal Akbar V
 
Laporan praktikum biologi gulma k10
Laporan praktikum biologi gulma k10Laporan praktikum biologi gulma k10
Laporan praktikum biologi gulma k10Afifah Shobah
 
Analisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananAnalisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananNuzul Dianperdana
 

Similar to TEKNOLOGI BERSIH PABRIK TAHU (20)

Probiotik
ProbiotikProbiotik
Probiotik
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-AYUN DKK.
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
Biologi 1
Biologi 1Biologi 1
Biologi 1
 
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85Teknik elektronika 1 elektronika hal 85
Teknik elektronika 1 elektronika hal 85
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdf
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
 
1. Cover
1. Cover1. Cover
1. Cover
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotik
 
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACS
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACSSistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACS
Sistem pengelolaan limbah di PT. AEROFOOD ACS
 
Laporan praktikum biologi gulma k10
Laporan praktikum biologi gulma k10Laporan praktikum biologi gulma k10
Laporan praktikum biologi gulma k10
 
usulan penelitian
usulan penelitianusulan penelitian
usulan penelitian
 
Analisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananAnalisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makanan
 
LAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAHLAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAH
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 

Recently uploaded (8)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 

TEKNOLOGI BERSIH PABRIK TAHU

  • 1. i LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN “TEKNOLOGI BERSIH” PABRIK TAHU SARI MURNI MOJOSONGO Dosen Pembimbing Ir. Haryanto AR, MS NIP. 19630705 199003 1 002 KELOMPOK 8 1. ABDUL AZIS (D500130055) 2. SABDA AJI KURNIAWAN (D500130058) 3. DENITA RAYANIE S. (D500130064) 4. MOCHAMMAD RENDRA P. (D500130077) 5. KEKSI LUKITA SIWI (D500130086) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
  • 2. ii UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA JUDUL : LAPORAN TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN TEKNOLOGI BERSIH PABRIK TAHU SARI MURNI MOJOSONGO Kelompok : Abdul Azis D500130055 Sabda Aji Kurniawan D500130058 Denita Rayanie S. D500130064 Mochammad Rendra P. D500130077 Keksi Lukita Siwi D500130086 Dosen Pembimbing : Ir. Haryanto AR, MS Surakarta, 9 Juni 2015 Menyetujui, Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan Ir. H. Haryanto AR, MS NIP. 19630705 199003 1 002 Mengetahui, Kepala Laboratorium Teknik Kimia Tri Widayatno, ST, M.Sc NIK. 960 Bapak Aco Warso
  • 3. iii KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini dapat diselesaikan untuk memenuhi syarat Praktikum Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Limbah (PTPPL) jurusan Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 2015. Praktikum ini telah dilaksanakan di Pabrik Tahu Sari Murni Mojosongo. Dengan tujuan utama, yaitu untuk mengetahui proses pembuatan dan pengolahan limbah pabrik tahu Sari Murni. Dalam menyusun laporan ini ada beberapa kendala yang ditemui, namun berkat kerjasama tim dan bimbingan dari para pembimbing kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini sudah disiapkan oleh penulis dengan segenap hati, tetapi penulis sadar masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan laporan ini. Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan oleh penulis ke depannya. Surakarta, 4 Juni 2015 Penulis
  • 4. iv DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. i Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii Kata Pengantar................................................................................................. iii Daftar isi ........................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Tujuan................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2 BAB III LIMBAH TAHU...................................................................................... 4 BAB IV HASIL DISKUSI.................................................................................... 7 BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12 LAMPIRAN ....................................................................................................... 13 A. TUGAS KHUSUS.................................................................................. 13 B. DOKUMENTASI.................................................................................... 15 C. LOG BOOK........................................................................................... 17
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tahu merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat di Indonesia, yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Selain mengandung gizi yang baik, rasanya yang enak serta harganya terjangkau, disamping itu pembuatan tahu juga relatif murah dan sederhana. Hal tersebut menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia memilih untuk menjalankan bisnis industri pembuatan tahu skala rumahan tangga (industri kecil), dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) dirasakan masih rendah dan dapat dipastikan tingkat produksi limbah yang dihasilkan juga sangat tinggi. Kegiatan industri tahu di Indonesia di dominasi oleh usaha-usaha kecil dengan skala terbatas. Dari segi lokasi, usaha ini juga sangat tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sumber daya manusia yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang relatif rendah, serta belum banyak yang melakukan pengolahan limbah. Limbah hasil sisa produksi tahu pada umumnya dibuang langsung ke lingkungan sehingga mengakibatkan dampak pencemaran yang cukup besar. Limbah produksi tahu yang berupa limbah cair dan limbah padat bila dibuang langsung ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti polusi (air, udara), kesehatan masyarakat disekitar industri, serta dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem dalam batasan ekosistem lokal hingga biosfer. Sebelum limbah di buang ke lingkungan, sangat perlu adanya suatu proses pengolahan pada limbah untuk menghilangkan atau paling tidak meminimalisisr dampak dari limbah sisa industri tahu terhadap ekosistem sekitar, terutama terhadap kesehatan masyarakat sekitar industri. Hal itulah yang telah di terapkan oleh home industry yang dimiliki bapak Aco Warso. Beliau telah berinisiatif untuk mendirikan usaha yang dapat memenuhi salah satu kebutuhan masyarakat sekitar, yaitu industri tahu Sari Murni yang terletak di Mojosongo dengan jumlah pegawai 16 orang. Industri tersebut berkapasitas 8 kwintal per hari yang beroperasi tiap hari. Industri tahu Sari Murni milik bapak Aco Warso tersebut, telah menerapkan prinsip 3R yaitu Reuse, Recycle dan Recovery. Dengan bantuan pemerintah dan mahasiswa UMS, limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu tersebut sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas, dan limbah padatnya dapat digunakan sebagai bahan baku tempe gembus, makanan ternak, dan lain-lain. B. TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum teknologi bersih, sebagai berikut : 1. Mempelajari diskripsi proses produksi tahu dengan tujuan untuk menemukan peluang untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. 2. Mencari penyelesaian atas peluang yang telah ditemukan dengan memanfaatkan dasar-dasar teknologi kimia. ‘
  • 6. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tahu Menurut Hardjo, 1964 dalam Suhaidi, 2003 pengertian kedelai (Glycine max Merr) merupakan salah satu hasil pertanian yang sangat penting artinya sebagai bahan makanan, karena jumlah dan mutu protein yang dikandungnya sangat tinggi yaitu sekitar 40 % dan susunan asam amino essensialnya lengkap serta sesuai sehingga protein kedelai mempunyai mutu yang mendekati mutu protein hewani Tahu menurut standar industri Indonesia, adalah makanan padat yang dicetak dari susu kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya tanpa atau dengan penambahan bahan lain yang diijinkan (Anonim, 1990). Sarwono dan Saragih, 2003 dalam Pamungkas dan Brahmana, 2015 berpendapat bahwa tahu merupakan salah satu komoditas potensial di Indonesia. Karena selain harganya yang relatif terjangkau, apabila dibandingkan dengan produk lain seperti daging, tahu juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, selaras dengan bahan bakunya yaitu kedelai yag juga mengandung protein yang tinggi. Jenis-jenis tahu Menurut Sarwono dan Saragih 2003, dalam Saputra, 2006, menyatakan bahwa tahu terdiri dari berbagai jenis, yaitu tahu putih, tahu kuning, tahu sutra, tahu cina, tahu keras, dan tahu kori. Perbedaan dari berbagai jenis tahu tadi adalah pada proses pengolahannya dan jenis penggumpal yang digunakannya. Tahu merupakan merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, terutama karena mutu protein dan daya cerna yang tinggi. Akan tetapi tahu termasuk bahan pangan yang mudah rusak sehingga digolongkan dalam High Perisable Food (Saputra, 2006). Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi pada 100 g Tahu Segar (Depkes, 1996) : Komposisi Jumlah Energi (kal) Air (g) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Abu (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Vitamin B1(mg) Vitamin B2 (mg) Niacin (mg) 6 86,7 7,9 4,1 0,4 0,1 0,9 150 0,2 0,04 0,02 0,4 B. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Tahu Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mikrobiologis pada tahu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Mustafa, 2006). : 1. Adanya bakteri yang tahan panas seperti golongan pembentuk spora dan bersifat termodurik 2. Adanya bakteri kontaminan yang mencemari tahu pada saat proses pembuatan tahu sampai selesai
  • 7. 3 3. Suhu penyimpanan 4. Adanya enzim tahan panas yang dihasilkan oleh jenis mikroba tertentu yang dapat menghidrolisis lemak tahu Berdasarkan Suprapti, 2005 dalam Rosida, dkk, 2011 beberapa hal yang menyebabkan kondisi (kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kepadatan Pembuatan tahu padat seperti halnya tahu kediri, memerlukan bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan yang diperlukan dalam pembuatan tahu gembur. 2. Adanya bau asam Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih mudah rusak (karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu, umumnya tahu gembur dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam air. Selain mengawetkan, perlakuan ini juga dapat mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan airnya keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut harus diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir, berbau dan berasa asam. 3. Penampilan Penampilan produk tahu menyangkut warna serta keseragaman bentuk dan ukurannya. Warna yang biasa digunakan untuk tahu adalah kuning, disamping warna aslinya (putih). Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang sama dapat digunakan cetakan. 4. Cita rasa tahu Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam bakal tahu (sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan. Sedangkan pemanfaatkan limbah tahu yang berupa padat yaitu dapat dapat diolah kembali menjadi tempe gembus, oncom atau dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.
  • 8. 4 BAB III LIMBAH TAHU Industri tahu saat ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu industri rumah tangga yang tersebar luas, baik dikota besar maupun kecil. Industri tahu dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair dan padat Limbah padat dari hasil proses produksi tahu berupa ampas tahu. Sedangkan limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan tahu sehingga kuantitas limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi (Husni dan Esmiralda, 2010). Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam limbah industri tahu yakni karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi kekeruhan, zat padat, suhu, bau, dan lain-lain. Sedangkan karakteristik kimia dibedakan menjadi dua, yaitu (Husin, 2008) : 1. Kimia Organik, yang meliputi kandungan organik (BOD, COD, TOC), oksigen terlarut (DO), minyak/lemak, nitrogen total,dan lain lain. 2. Kimia Anorganik, yang meliputi pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, Sulfur, H2S, dan lain lain. Menurut MetCalf dan Eddy, 2003 Beberapa karakteristik limbah cair industri tahu antara lain: 1. Padatan tersuspensi, yaitu padatan yang melayang layang dan tidak terlarut dalam air. Padatan tersuspensi sangat erat hubungannya dengan kekeruhan air. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, maka air semaik keruh. 2. BOD (Biological Oxygen Demand), parameter untuk menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah Oksigen yang diperlukan untuk mengurai zat organik. 3. COD (Chemical Oxygen Demand), jumlah oksigen yang diperlukan oleh oksidator untuk mengoksidasi seluruh material, baik organik maupun non organik yang terdapat dalam air. 4. Nitrogen-Total (N-Total), terdiri atas campuran N-Organik, N- amonia, nitrat dan nitrit (Sawyer et al, 1994 dalam Husin, 2008). Dapat dihitung dengan analitik dengan metode Kjeldahl. 5. Derajat keasaman (pH), Air limbah tahu sifatnya cenderung asam, Hal ini mengakibatkan air limbah tahu mengeluarkan bau busuk. Menurut Nuriswanto, 1995 yang diacu dalam Sudaryati, dkk, 2007 dalam penelitiannya bahwa air limbah industri tahu memiliki angka COD (Chemical Oxygen Demand) antara 1940-4800 mg/L, BOD (Biological Oxygen Demand) antara 1070-2600 mg/L, padatan tidak larut antara 2100-3800 mg/L dan pH antara 4,5 – 5,7. Air limbah tersebut dihasilkan dari ± 875 L per 35 kg bahan baku kedelai. Sementara menurut kajian analisis resiko dari limbah tahu oleh Damayanti, dkk, 2004 diperoleh rata-rata kandungan pencemaran limbah tahu yaitu COD 7050 mg/l, BOD 5389,5 mg/l, N-Total 161,5 mg/l, P-Total 81,6 mg/l, dan pH 4,11. Adapun standar baku mutu limbah air tahu yang dapat dilepas ke badan sungai menurut Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004, dapat dilihat pada Tabel 1.
  • 9. 5 Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Tahu No. Parameter Industri Tahu Kadar Maks (Mg/l) Beban Pencemaran (Kg/ton kedelai) 1. Temperatur 38 - 2. BOD 150 3 3. COD 275 5,5 4. TSS 100 22 5. pH 6,0 – 9,0 6. Debit Maksimal 20 m2/ton kedelai Sumber: Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 Menurut Husni dan Esmiralda, 2010 Selain bahan bahan diatas, pada pabrik tahu umumnya juga memproduksi gas-gas yang biasa ditemukan seperti gas nitrogen (N2), oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan. Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri-industri masih menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri-industri, terutama industri rumah tangga mengalirkan langsung air limbahnya ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Demikian pula dengan industri tahu yang pada umumnya merupakan industri rumah tangga (Husni dan Esmiralda, 2010). Keadaan ini akibat masih banyaknya pengrajin tahu yang belum mengerti akan kebersihan lingkungan dan disamping itu pula tingkat ekonomi yang masih rendah, sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi mereka. Namun demikian keberadaan industri tahu harus selalu didukung baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat karena makanan tahu merupakan makanan yang digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, disamping nilai gizinya tinggi harganya pun relatif murah (Husni dan Esmiralda, 2010). Herlambang, 2002 dalam Husni dan Esmiralda, 2010 menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah gangguan terhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya bahan organik. Apabila konsentrasi bahan organik terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa amonia, karbondioksida, asam asetat, hidrogen sulfida, dan metana. Senyawa tersebut sangat toksit bagi sebagian besar hewan air, dan dapat menimbulkan gangguan terhadap keindahan yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau. Bila kondisi anaerobik terus dibiarkan maka air limbah akan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Di pabrik tahu Sari Murni untuk pengolahan limbah cair menggunakan bak penampung air limbah dengan proses anaerob, sehingga akan
  • 10. 6 menghasilkan gas metan yang kemudian dimanfaatkan kembali sebagai gas rumah tangga yang dipergunakan untuk mendukung proses pemasakan/ pembuatan tahu. Gas ini dialirkan melalui pipa-pipa yang tersambang dalam suatu rangkaian ke bak penampung air limbah tersebut. Dalam skala rumah tangga gas ini sangatlah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga namun dalam skala industri seperti pembuatan tahu sendiri masih kurang dan membutuhkan gas lain/ bahan bakar lain. Kelemahannya penggunaan gas ini hanya dapat dimanfaatkan dalam jarak yang berdekatan dari suatu bak penampung air limbah tahu, maksimal jarak yang dapat memanfaatkan gas ini yaitu sekitar 30 meter. Untuk pengolahan limbah padat yaitu memanfaatkan limbah padat tersebut untuk pakan ternak dan pupuk kompos. Pengolahan dalam pabrik Sari Murni dapat juga melakukan inovasi dengan menggunakan lumpur aktif untuk menurunkan kadar BOD, seperti yang ttertera dalam jurnal Sudaryati, dkk, 2007. Ia meneliti bahwa pengolahan limbah tahu cair dapat dilakukan dengan pembuatan lumpur aktif dengan bahan 50% bahan limbah cair tahu, 25% lumpur aktif dari rumah pemotongan hewanpesanggrahan, dan 25% lumpur dari sungai Badung. Pembuatan lumpur aktif ini terbukti dapat menurunkan kadar COD hingga 46,645 mg/L, kadar VSS 2.265 mg/L.
  • 11. 7 BAB IV HASIL DAN DISKUSI A. Karakteristik Pabrik Tahu Sari Murni Pada umumnya tahu dibuat oleh para pengrajin atau industri rumah tangga dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Urutan proses atau cara pembuatan tahu pada semua industri kecil tahu pada umumnya hampir sama dan kalaupun ada perbedaan hanya pada urutan kerja atau jenis zat penggumpal protein yang digunakan. Pada pabrik tahu yang dikunjungi, Pabrik Sari Murni tidak ada perbedaan dengan pabrik tahu pada umumnya. Dengan teknologi yang sudah maju sejak berdirinya pada tahun 1993, pengembangan terdapat pada cara pemasakan menggunakan steam yang lebih efisien. Selain itu mesin penggiling dimodifikasi agar dapat menambah kapasitas bahan baku. Dari proses, kendala yang dihadapi hampir tidak ada. Yang menjadi faktor kendala yaitu mutu kedelai yang berbeda-beda. Dapat terlihat dari pati (sari tahu) yang dihasilkan, jika dihasilkan lapisan pati tahu yang kurang tebal maka pati dari tahu tersebut kurang bagus. Dan untuk mengatasi hal tersebut, biasanya Pabrik Sari Murni menambah bahan baku pembuatan tahu, sehingga dihasilkan tahu yang sesuai dengan resep resep pabrik. Pabrik Tahu Sari Murni memproduksi lebih dari satu jenis tahu.Tahu yang diprooduksi yaitu, Tahu Solo, Tahu Sumedang, dan Tahu Keras (Tahu Wonogiri). Produksi tahu Sari Murni selalu menyesuaikan dengan permintaan konsumen sekitar. Permintaan konsumen yang tinggi, pabrik tahupun juga memadai dengan fasilitas yang ada, dengan lahan yang luas dimanfaat untuk 4 proses pembuatan tahu sekaligus. Spesifikasi alat pada Pabrik Sari Murni yang digunakan pada proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut : 1. Ketel  Bahan : stainless steel  Tinggi : 110 cm  Diameter : 120 cm  Motor : 7,5 kW  Penggilingan (healer) : 10 inchi 2. Filtrasi  Bahan : Kain Sifon  Ukuran : 1,5m x 1,5m 3. Pencetakan  Bahan : Kayu dan Besi  Ukuran : 52 x 52 cm yang berisi 90 tahu setelah dicetak
  • 12. 8 Adapun diagram alir proses pembuatan tahu pada Pabrik Tahu Sari Murni, sebagai berikut : Gambar 1. Diagram Alir proses pembuatan tahu di Pabrik Tahu Sari Murni SISA AIR ASAM AMPAS TAHU ASAM CUKA Penyaringan Bak Pengasam an Pencetakan Penggilingan Bahan baku (kedelai) STEAM AIR Bubur Kedelai Perebusan Perendaman (sekaligus pencucian) AIR CUCIAN
  • 13. 9 B. Pengolahan Limbah Tahu Gambar 2. Diagram Alir Proses pengolahan limbah tahu Pabrik Sari Murni Pada Pabrik tahu Sari Murni, sudah terdapat pengolahan limbah cair yang dimanfaatkan sebagai biogas seperti gambar di atas. Pada awalnya, dana diperoleh dari bantuan pemerintah (Kementrian Lingkungan Hidup) serta banyaknya akademika yang tertarik untuk mengembangkan pengolahan limbah tahu. Dan pada tahun 1999, dibangun sistem bak anaerob untuk menampung gas yang dihasilkan dari limbah cair tahu. Untuk limbah cair, ada dua sumber (seperti pada Gambar 1.), air cucian dan sisa air asam. Untuk air cucian, langsung mengalir pada pipa yang menuju pada sistem pengolahan limbah. Sedangkan 50% air asam digunakan kembali untuk pengasaman pada pengolahan tahu esok hari, dan 50% lainnya langsung dialirkan menuju sistem pengolahan limbah. Pengolahan limbah yang ada yaitu proses biologi anaerobik merupakan sistem pengolahan air limbah tahu yang banyak digunakan. Pertimbangan yang dilakukan adalah mudah, murah dan hasilnya bagus. Proses biologi anaerobik merupakan salah satu sistem pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bekerja pada kondisi anaerob. Kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri, terlibat dalam transformasi senyawa komplek organik menjadi metana. Selebihnya terdapat interaksi sinergis antara bermacammacam kelompok bakteri yang berperan dalam penguraian limbah. Kelompok bakteri non metanogen yang bertanggung jawab untuk proses hidrolisis dan fermentasi terdiri dari bakteri anaerob fakultatif dan obligat. Mikroorganisme yang diisolasi dari digester anaerobik adalah Clostridium spp., Peptococcus anaerobus, Bifidobacterium spp., Desulphovibrio spp., Corynebacterium spp., Lactobacillus, Actonomyces, Staphylococcus, and Eschericia coli. Ada tiga tahapan dasar yang termasuk dalam keseluruhan proses pengolahan limbah secara oksidasi anaerobik, yaitu : hidrolisis, fermentasi (yang juga dikenal dengan sebutan asidogenesis), dan metanogenesis. Selama proses hidrolsis, bakteri fermentasi mengubah materi organik kompleks yang tidak larut, seperti selulosa menjadi molekul-molekul yang dapat larut, seperti asam lemak, asam amino dan gula. Materi polimer komplek dihidrolisa menjadi monomer-monomer, contoh : selulosa menjadi gula atau alkohol. Molekul-molekul monomer ini dapat langsung dimanfaatkan
  • 14. 10 oleh kelompok bakteri selanjutnya. Hidrolisis molekul kompleks dikatalisasi oleh enzim ekstra seluler seperti selulase, protease, dan lipase. Walaupun demikian proses penguraian anaerobik sangat lambat dan menjadi terbatas dalam penguraian limbah selulolitik yang mengandung lignin. Pada proses fermentasi (asidifikasi), bakteri asidogenik (pembentuk asam) merubah gula, asam amino, dan asam lemak menjadi asam- asam organik (asam asetat, propionate, butirat, laktat, format) alkohol dan keton (etanol, methanol, gliserol dan aseton), asetat, CO2 dan H2. Produk utama dari proses fermentasi ini adalah asetat. Hasil dari fermentasi ini bervariasi tergantung jenis bakteri dan kondisi kultur seperti pH dan suhu. Tahap ketiga yaitu tahap metagogenesis (metanasi), merupakan tahap pembentukan gas metan dari asam asetat dan H2 serta CO2. Proses Metanasi dilakukan oleh dua grup mikroorganisme yang secara kolektif disebut metanogenik. Kelompok pertama, aceticlastic methanogens, membagi asetat ke dalam metan dan karbondioksida. Kelompok kedua, hydrogen memanfaatkan metanogen, yaitu menggunakan hidrogen sebagai donor elektron dan CO2 sebagai aseptor elektron untuk memproduksi metan. Bakteri di dalam proses anaerobik, yaitu bakteri acetogens, juga mampu menggunakan CO2 untuk mengoksidasi dan bentuk asam asetat. Dimana asam asetat dikonversi menjadi metan. Sekitar 72% metan yang diproduksi dalam digester anaerobik adalah formasi dari asetat. Salah satu contoh pengolahan limbah secara anerob adalah system anaerobik biogas. Penggunaan system anaerobik biogas ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan, karena dengan fermentasi bakteri anaerob (bakteri metan) maka tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter BOD, COD akan berkurang sampai 90%. Sistem ini banyak dipakai dengan pertimbangan ada manfaat yang bisa diambil yaitu pemanfaatan biogas yang sangat memungkinkan digunakan sebagai sumber energi karena gas metan sama dengan gas elpiji (liquid petroleum gas/LPG).
  • 15. 11 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari praktikum pencemaran lingkungan dengan konsentrasi teknologi bersih, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kunjungan ke Pabrik Tahu, limbah yang ada berupa padat, cair, dan udara. Padat berupa ampas tahu dari sisa penyaringan. Limbah cair ada dua sumber, yaitu air cucian kedelai, dan air sisa pengasaman. Untuk udara yaitu asap hitam dari hasil pembakaran kayu untuk penghasil steam. 2. Sistem pengolahan limbah yang ada baru lingkup limbah cair berupa sistem bak anaerob. Selain bak anaerob, air pengasaman juga dapat digunakan kembali sebagai bahan lumpur aktif dengan penambahan lumpur sungai, dan lumpur rumah pemotongan hewan. Lumpur ini dapat mengurangi kadar COD, sehingga 50% air tahu yang dibuang ke sungai pada pabrik Sari Murni mengalami treatment ini dan kandungan berbahayanya dapat berkurang. Selain itu untuk limbah padat digunakan untuk kebutuhan ternak dan untuk udara belum ada penanganan limbahnya. 3. Saran untuk pabrik Tahu Sari Murni yaitu, tempat yang digunakan harus dalam keadaan yang bersih agar sterilnya tahu terjaga. Penggantian filter pada bak anaerob harus dikontrol dan pemasangan elektrostatis presipitator (ESP) untuk pengelolaan asap hitam (karbon).
  • 16. 12 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1990. Mutu dan Cara Uji Tahu. Jakarta: Depatemen Perindustrian RI. Damayanti A, J Hermana, A Masduqi. 2004. Analisis Resiko Lingkungan dari Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.). Jurnal Purifikasi, (4)5:151-156. Darsono V. 2007. Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob. Jurnal Teknologi Industri 1 1(1): 9-20. Depkes. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Husin, Amir. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed-Bed. Tesis. Universitas Sumatra Utara. Husni, Hayatul dan Esmiralda. 2010. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin). Universitas Andalas. MetCalf dan Eddy. 1930. Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse, 4th ed. McGraw Hill Book Co. New York. Mustafa, R. M. 2006. Studi Efektivitas Bahan Pengawet Alami dalam Pengawetan Tahu. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal: 9-12. Pamungkas, R. B., Brahmana, R. K. M. R. 2015 Analisa Strategi Pengembangan Bisnis Melalui Metode Competitive Posiotioning Analysis Terhadap Perusahaan Tahu Eka Sari. Jurnal Agora 3 (1) : 105-112 Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004. Rosida, D. F., Hardiyanti, Qomariah., Murtiningsih. 2011. Kajian Dampak Substitusi Kacang Tunggak pada Kualitas Fisik dan Kimia Tahu. Jurnal UPN Veteran 5(2):138-149. Saputra, Sigit Jaya. 2006 Pemilihan Bahan Pengawet yang Sesuai pada Produk Tahu Putih. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Suhaidi, I. 2003. Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat Penggumpal terhadap Mutu Tahu . Fakultas Pertanian. Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Sumatra Utara, USU Digital Library. Sudaryati NLG, IW Kasa, IWB Suyasa. 2007. Pemanfaatan Sedimen Perairan Tercemar sebagai Bahan Lumpur Aktif dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Ecotrophic 3(1 ):21 -29.
  • 17. 13 LAMPIRAN A. TUGAS KHUSUS SOAL 1. Carilah 2 masalah yang dialami eoleh pabrik tahu tersebut yang berkaitan dengan kurang efisiennya proses produksi sehingga tidak sesuai dengan teknologi bersih 2. Berdasarkan masalah yang ada maka carilah solusi dengan memanfaatkan teknologi kimia JAWAB Dari survei di Mojosongo, didapatkan dua permasalahan pencemaran limbah ke lingkungan. Yang pertama adalah masalah limbah pabrik di Sari Murni, yang kedua adalah tidak sesuai dengan green technologi. Dari pengolahan pabrik tahu Sari Murni di Mojosongo, limbah buangan yang dihasilkan ada tiga, yaitu limbah padat (ampas tahu), sisa air asam, dan air cucian yang banyak mengandung protein. Sayangnya, limbah cair yang ada tidak semuanya diolah oeleh Pabrik Sari Murni, hanya 50% yang diolah dari limbah cair dan 100% untuk ampas tahu. Pada pabrik tahu Sari Murni, limbah padat (ampas tahu) diolah sebagai pakan ternak, sedangkan hanya 50% limbah cair yang diolah menjadi bahan baku pembuatan biogas. Sehingga 50% air limbah di pabrik tersebut dibuang ke kali. Sedangkan untuk kaitannya dengan green chemistry adalah lingkungan sekitar yang terpapar limbah. Ada dua bagian lingkungan yang terkena, yaitu udara dan air. Untuk udara, penyebaran asap hitam hasil pembakaran kayu yang panasnya dimanfaatkan untuk pengasil steam. Dalam asap hitam yang langsung dilepas ke udara lingkungan mengandung karbon, karbon monoksida, dan pengotor lainnya. Selain itu, dari lingkup air ada sisa pembuatan tahu yang tidak melewati sistem pengolahan limbah. Dari kunjungan ke pabrik, terlihat pada kali yang terletak tepat dibelakangnya, air yang mengalir keruh dan banyak sampah yang tertumpuk pada kali tersebut. Ini jelas sangat merugikan lingkungan yang ada disekitar pabrik tahu, belum lagi bila ada sumur yang digunakan didekat kali tersebut. Solusi untuk permasalahan diatas adalah dengan pemasangan elektrostatis presipitator (ESP) pada proses pembakaran kayu untuk penghasil steam. Dengan adanya ESP ini, partikel partikel mikron sisa pembakaran kayu bisa tertangkap, karena tingkat efisiensi ESP ini bisa mencapai 99%. Sehingga udara yang dihasilkan bisa tidak mencemari lingkungan, khususnya lingkungan pabrik tahu yang memapari karyawan. Tetapi, pemasangan ESP di Indonesia masih belum bisa digunakan, dikarenakan kondisi pengrajin tahu yang menengah ke bawah dan tempat yang teerbatas. Sedangkan harga ESP sendieri yang cukup mahal menyebabkan sulit dijagkau oleh masyarakate pengrajin tahu. Sedangkan untuk pemecahan masalah green chemistry adalah dengan pembersihan saluran menuju ke sungai secara beerkala oleh warga sekitar. Selain sungai, kontrol terhadap sistem pengolahan limbah yang harus terjaga. Sebab, jika tidak dikontrol, filter yang ada pada sistem dapat menumpuk dan tersumbat sehingga tidak efisien. Filter yang terbuat dari botol plastik yang diisi dengan benang harus diganti dengan filter yang mempunyai efisiensi lebih tinggi, sebagai contoh nano filter yang terbuat dari arang. Nano filter bisa diterapkan pada pabrik Sari Murni, dikarenakan
  • 18. 14 arang sangat murah dan megandung karbon yang dapat diaktifkan untuk menyerap partikel partikel pengotor sehingga limbah yang dihasilkan memiliki nilai bahaya yang lebih rendah. Selain itu, pabrik tahu Sari Murni bersama pabrik tahu sekitar dapat menerapkan isi pada jurnal Sudaryati, dkk, 2007 dapat memanfaatkan 50% air tahu sisa yang dibuang ke sungai dengan cara membuat saluran penangan limbah berbentuk lumpur aktif dengan cara memcampur bahan 50% air limbah tahu, 25% lumpur aktif dari rumah pemotongan hewan, dan 25% lumpur dari sungai di Mojosongo. Sehingga kawasan pabrik tahu Mojosongo dapat meminimalisir limbah cair tahu yang keluar. Asisten Pembimbing, (Ika Anik Trisnani)
  • 19. 15 B. DOKUMENTASI Gambar 10. Bahan baku pembuatan tahu Gambar 3. Kedelai yang direndam Gambar 4. Limbah padat dari pabrik tahu Gambar 5. Alat penggiling kedelai Gambar 6. Proses pembuatan tahu sutra Gambar 7. Perebusan Bubur Kedelai Gambar 8. Proses penyaringan sari tahu dan ampas tahu Gambar 9. Sungai sekitar tercemar
  • 20. 16 Gambar 10. Steam untuk proses pemasakan Gambar 11. Pemanfaatan biogas sebagai pengganti LPG Gambar 12. Pemanfaatan limbah cair tahu yang digunakan sebagai asam cuka alami Gambar 13. Proses pencetakan tahu Gambar 14. Kolam yang berisi ikan sebagai indikator keberhasilan pengolahan limbah cair tahu