sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
1. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 1
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja Praktik merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana S1 Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat. Kerja praktik ini juga merupakan
salah satu wujud untuk membangun kerja sama yang baik antara
perguruan tinggi dengan instansi atau perusahaan. Dalam hal ini
pengembangan sumber daya manusia bagi para mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa yang nantinya akan memegang kendali di
dunia industri yang akan datang.
Upaya untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
di bangku perkuliahan, maka perlu diadakan suatu aplikasi lebih
lanjut melalui kerja praktik yang dilakukan di salah satu perusahaan
Balangan Coal yaitu PT Semesta Centramas, dengan judul “Studi
Sistem Pengolahan dan Pengelolaan Kualitas Air Asam Tambang PT
Semesta Centramas”. Oleh karena itu kami mengharapkan melalui
kerja praktik ini dapat memperoleh hal-hal yang tidak kami dapatkan
di perkuliahan. Selain itu juga dapat mengenal lebih dekat mengenai
dunia kerja saat ini, salah satunya adalah kegiatan pertambangan
batubara di Kalimantan.
Di Kalimantan, kegiatan pertambangan dilakukan dengan
metode tambang terbuka (open pit mining), yang dimana kegiatannya
dilakukan dengan menggali mineral yang ada pada suatu lahan atau
batuan yang berada didekat permukaan. Terdapat tahapan –
tahapan dalam kegiatan penambangan terbuka, antara lain
persiapan, land clearing, pengupasan top soil, stripping overburden,
2. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 2
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
overburden removal, coal getting, parting removal, backfilling,
spreading, reclamation dan monitoring.
Namun dari semua tahapan dan hasil kegiatan pertambangan
memiliki potensi terbentuknya air asam tambang. Air asam tambang
merupakan limbah dari kegiatan pertambangan yang terjadi karena
adanya kontak batuan-batuan yang digali, yang dimana mengandung
mineral sulfida dengan oksigen dan air, sehingga mengakibatkan air
tersebut bersifat asam dan berbahaya. Air asam tambang juga
merupakan salah satu dampak penting dari kegiatan pertambangan
yang harus dikelola dengan baik sehingga dampaknya terhadap
lingkungan dapat dicegah atau diminimalkan.
Menurut KepMenLH No.113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara,
batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh
panas serta tekanan yang berlangsung lama. Kegiatan
penambangan batubara meliputi pengambilan batu bara yang
meliputi penggalian, pengangkutan dan penimbunan baik pada
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Kegiatan
pengolahan / pencucian batu bara adalah proses peremukan,
pencucian, pemekatan dan atau penghilangan batuan/mineral
pengotor dan atau senyawa belerang dari batubara tanpa mengubah
sifat kimianya.
Kegiatan penambangan tentu saja banyak menimbulkan
dampak negatif terhadap beberapa unsur lingkungan di sekitar
wilayah penambangan, salah satunya adalah tercemarnya kualitas
badan air di sekitar wilayah penambangan. Lebih lanjut lagi,
dampaknya dapat mengganggu kehidupan biota perairan dan dapat
mengakibatkan terjadinya pendangkalan serta penurunan
kemampuan pengaliran yang pada akhirnya dapat mengubah
3. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 3
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
keseimbangan lingkungan. Dengan demikian, air buangan dari
kegiatan penambangan tersebut tidak dapat dibuang langsung ke
lingkungan.
PT Semesta Centramas sebagai salah satu perusahaan
tambang di daerah Kalimantan Selatan yang melakukan eksplotasi
tambang batubara. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan PT
Semesta Centramas berbentuk air asam tambang yang dihasilkan
dari reaksi batuan / mineral sulfida secara kimia dan biologi. Air asam
tambang merupakan sumber kontaminasi lingkungan selain
mempunyai pH rendah, juga mengandung logam berat. Oleh karena
itu PT Semesta Centramas membuat sistem pengolahan air limbah
tersebut dengan menggunakan treatment pada settling pond
sebelum akhirnya akan dibuang kembali ke lingkungan perairan dan
juga pengelolaan kualitas air asam tambang tersebut agar tetap
berada pada kondisi yang tidak membahayakan.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan kerja praktik ini adalah :
1. Mengetahui pengolahan air asam tambang dari sumber sampai
akhir pengolahan serta operasional dan pemantauannya.
2. Mengetahui sistem pengelolaan kualitas air asam tambang pada
PT Semesta Centramas.
1.3 Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini bermanfaat agar :
1. Mengetahui secara langsung kegiatan pertambangan dan
mendapatkan pengalaman kerja di perusahaan.
2. Menjalin kerjasama perguruan tinggi dengan perusahaan.
4. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 4
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
1.4 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam kerja
praktik ini meliputi:
1. Sumber dan proses terbentuknya air asam tambang.
2. Sistem pengolahan dan pengelolaan air asam tambang PT
Semesta Centramas.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja praktik ini dilaksanakan pada :
1. Tanggal : 18 Agustus 2014 – 27 September 2014
2. Tempat : PT Semesta Centramas, Balangan
Coal Group Kecamatan Paringin,
Kabupaten Balangan, Kalimantan
Selatan
3. Waktu Pelaksanaan : Jadwal kerja praktik ini dilakukan setiap
hari kerja yang sesuai dengan hari
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan
PT Semesta Centramas yaitu :
Hari kerja :
Senin – Jumat : 08.30 – 16.30 WITA
Sabtu : 08.00 – 13.00 WITA
5. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 5
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
Balangan Coal merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan batubara. Perusahaan melakukan kegiatan
ekplorasi berdasarkan Surat Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi
sesuai dengan keputusan Bupati Balangan Nomor :
188.45/139/Kum Tahun 2007 tertanggal 16 Juli 2007 tentang
Pemberian Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Balangan Coal.
Berdasarkan kontrak ini, Balangan Coal berhak melakukan
eksplorasi, penambangan dan memasarkan batubara untuk jangka
waktu 40 tahun sejak tahun pertama produksi komersialnya.
Berdasarkan Kepres No.75 tahun 1996, kedudukan Perum
Batubara sebagai principal digantikan oleh Pemerintah dalam hal
ini Departemen Pertambangan dan Energi.
Dengan eksplorasi pertama dilakukan pada tahun 2007,
konstruksi dimulai pada tahun 2010 dan pada 2014 produksi
pertama dimulai. Produksi komersial untuk yang pertama kali
dilakukan pada tahun 2014, dengan demikian kontrak perusahaan
dengan pemerintah untuk melakukan eksplorasi dan pertambangan
berlaku hingga tahun 2047 dan wilayah kontrak Balangan Coal
mencakup areal seluas 10.000 ha.
2.2 Lokasi Perusahaan
Wilayah konsesi Balangan Coal terletak di Kabupaten
Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah ini dilalui oleh jalan
lintas Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin dengan
6. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 6
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Balikpapan. Pencapaian lokasi dapat di tempuh menggunakan
perjalanan darat maupun perjalanan udara.
Dengan mengunakan perjalanan darat lokasi Kerja Praktik
dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 5 jam dari kota
Banjarmasin, dengan tujuan Paringin. Jarak kota Banjarmasin ke
Paringin kurang lebih 215 km disebelah utara. Jika menggunakan
perjalanan udara dapat ditempuh kurang lebih 45 menit, dari
bandara Syamsudinnoor Banjarbaru, dengan tujuan Landasan
Udara Warukin, Tanjung.
Gambar 2.1 Lokasi Balangan Coal
2.3 Topografi dan Iklim
Wilayah kabupaten Balangan terdiri dari 179.269 ha
dataran/pegunungan. Luas areal perairan terdiri dari rawa 3.026 ha
7. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 7
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
dan sungai 5.537 ha. Temperatur udara di daerah ini rata-rata
26 °C yang beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan dengan curah hujan rata-rata 2135 mm per tahun.
Suhu rata-rata setiap tahun sekitar 26ºC. Kelembaban udara rata-
rata 82%, dimana variasi kelembaban dari bulan ke bulan relatif
kecil. Lama penyinaran matahari 56%, dengan lama penyinaran
tertinggi pada bulan Agustus dan terendah pada bulan November.
Pada bulan November sampai Maret bertiup angin Musim Barat
Laut ke arah Selatan yang membawa hujan, sedangkan bulan Juli
sampai September angin bertiup dari Timur atau Tenggara yang
merupakan angin kering.
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
2.4.1 Visi (Vision) :
Visi Balangan Coal adalah menjadi perusahaan
tambang batubara yang terkemuka, terpercaya dan ramah
lingkungan. (To be a leading, respectable, enviromentally
friendly coal mining company)
2.4.2 Misi (Mission) :
Misi Balangan Coal adalah sebagai berikut :
1. Memproduksi batubara secara efisien dan optimal
sesuai dengan prinsip penambangan batubara yang
baik (to produce coal effeciently and optimally
according to good mining practice principles)
2. Memasarkan batubara baik di pasar domestik maupun
internasional secara profesional (market the coal
professionally for domestic and international
consumption to maximize company’s value)
8. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 8
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang
kompeten dan profesional (to develop a competent
and profesional human ressources)
4. Mengutamakan keselamatan dan kelestarian
lingkungan (to promote a safe and sustainable
environment)
5. Mendukung perkembangan masyarakat dan
pembangungan Nasional (to support the community
and national development)
2.4.3 Nilai (Value)
Nilai yang dijunjung tinggi oleh Balangan Coal
adalah I more sebagai berikut :
I ntegrity:
1. Melindungi aset perusahaan dari
penyalahgunaan, pencurian dan penggunaan
yang sah
2. Memprioritaskan kepentingan perusahaan di atas
kepentingan pribadi
3. Hanya memberikan data dan informasi yang
berdasarkan fakta
M eritocracy:
1. Bersaing dengan adil dan beretika dengan
membangun kompetensi dan memberikan kinerja
yang terbaik
2. Mendukung pengembangan bawahan dengan
memberikan peluang yang sama
3. Menilai kinerja bawahan secara objektif
O penness:
9. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 9
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
1. Berani menyampaikan pendapat yang berbeda
demi kepentingan perusahaan
2. Berani mengakui kesalahan
3. Terbuka terhadap masukan yang membangun
dari orang lain
R espect:
1. Berperilaku baik terhadap orang lain dan
menghindari penggunaan bahasa yang kasar
2. Memperlakukan semua orang dengan rasa
hormat dengan menghargai perbedaan yang ada
3. Menunjukkan rasa hormat kepada orang lain
dengan mendengarkan mereka dengan penuh
perhatian
E xcellence:
1. Melaksanakan Plan Do Check Action (PDCA)
secara konsisten demi mencapai tujuan
perusahaan
2. Memberikan upaya yang terbaik untuk mencapai
keseimbangan yang optimal antara kualitas dan
efisiensi
3. Berusaha semaksimal mungkin untuk melampaui
harapan pelanggan.
2.5 Organisasi Perusahaan
Balangan Coal mempunyai kantor pusat di Jakarta yang
merupakan kantor pusat administrasi dari seluruh kegiatan
perusahaan dan kantor di daerah lokasi pertambangan di
Kalimantan Selatan yang merupakan kantor sentral unit produksi.
Agar rangkaian aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar
dan tertib serta sesuai dengan tujuan perusahaan, maka diperlukan
10. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 10
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
dukungan peraturan perusahaan dan aturan pelaksana
berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat. Struktur
organisasi menggambarkan adanya pengelompokkan dari berbagai
kegiatan yang dilakukan secara terarah dan terpimpin. Berdasarkan
asas-asas organisasi yang dilakukan menurut pembagian tugas
dan fungsi yang harus dilakukan.
Struktur organisasi yang lengkap dan terarah diperlukan
untuk dapat mengetahui dengan jelas mengenai tugas, fungsi,
kewajiban, wewenang, serta tanggung jawab dari masing-masing
bagian dari struktur organisasi terdapat dalam perusahaan. Secara
umum, struktur organisasi yang dimiliki Balangan Coal merupakan
sistem staf fungsional. Dalam struktur organisasi terdapat Kepala
Departemen yang memiliki wewenang dan membawahi seksi-seksi
serta bertanggungjawab terhadap atasan dan organisasi mengenai
departemen yang dikepalainya.
Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer
tambang yang bertanggung jawab kepada direksi. Manajer
tambang atau kepala teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi
di lokasi penambangan, yang membawahi 5 divisi organisasi yaitu:
divisi perencanaan, divisi operasi tambang, divisi pengolahan, divisi
perawatan dan lingkungan serta divisi administrasi dan keuangan.
Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan
pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja pertama dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
11. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 11
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut
:
1. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan
bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang , laporan
produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran
produksi dan kualitas produk. Divisi ini bertanggung jawab pada
perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
2. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang
bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh para staf dan
bagian penambangan yang bertanggung jawab pada
pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas
dari bahan galian itu sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai
12. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 12
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan
galian yang akan diolah.
4. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena
operasi tambang, mengontrol, reklamasi dan penghijauan
daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
5. Divisi Administrasi dan Keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan
bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang
mendukung operasi tambang, antara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
Diperlukan adanya kejelasan tugas dan kewajiban masing-
masing bagian di dalam pengendalian perusahaan. Adapun bagian-
bagian yang terdapat pada Balangan Coal, yaitu:
A. Shareholders (Pemegang Saham)
Pemegang saham Balangan Coal adalah :
1. PT. PARAMITHA CIPTA SARANA
2. PT. SEMESTA CENTRAMAS
3. PT. SINAR KEMILAU ABADI
4. PT. LASKAR SEMESTA ALAM
13. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 13
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Pemegang saham merupakan kedudukan yang paling
tinggi dalam organisasi yang terhimpun dalam RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham). Pemegang saham memonitor
jalannya perusahaan, untuk mengetahui perkembangan
operasional perusahaan. Pemegang saham memiliki andil
dalam pembuatan keputusan perusahaan.
B. Direction (Dewan Direksi)
Dewan direksi berkedudukan di Jakarta yang dipimpin
oleh Direktur Utama. Sebagai pimpinan, Direktur Utama
bertanggungjawab mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan
perusahaan secara umum.
Direktur Utama membawahi beberapa direksi :
1. Direktur Umum
Direktur Umum bertanggung jawab dan mengawasi segala
kegiatan perusahaan khususnya kegiatan eksternal
perusahaan.
2. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bertanggung jawab dan mengawasi
kegiatan accounting perusahaan.
3. Direktur Administrasi dan Kepegawaian
Direktur Administrasi dan Kepegawaian bertanggung jawab
dan mengawasi urusan internal perusahaan serta hal-hal
yang berkaitan dengan pegawai dalam perusahaan.
C. General Manager
General Manager bertanggung jawab dan mengawasi
seluruh pelaksanaan kegiatan perusahaan. General Manager
membawahi beberapa bagian:
14. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 14
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
1. Administrasi and HRD Manager
Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi
perusahaan, antara lain mengurusin vestasi barang-barang
milik perusahaan.
2. Marketing Manager
Bertanggung jawab atas segala urusan yang berkaitan
dengan kegiatan pemasaran perusahaan baik di dalam
negeri maupun luar negeri. Marketing Manager juga
bertugas mengawasi perkembangan pasar.
3. Operational Manager
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional
perusahaan yang terbagi atas beberapa departemen :
a. Mining Department, Departemen ini mengurus
pelaksanaan proses pertambangan di tiga lokasi
tambang batubara.
b. Acounting Department, Departemen ini mengurus
pembayaran baik kepada karyawan maupun kepala
relasi dan penagihan kepada para debitur serta
mengurus penerimaan barang dan peralatan
perusahaan berikut pembayarannya.
c. External Relation Department, Departemen ini
mengurus masalah eksternal perusahaan yang
meliputi:
i. Legal Officer, tugasnya mengurus segala
permasalahan dan kasus yang dihadapi
perusahaan berkaitan dengan masalah hukum.
ii. Land Compensation,tugasnya mengurus masalah
pertanahan seperti ganti rugi atas lahan
pertambangan
15. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 15
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
iii. Community Relation, tugasnya mengurus
hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar
lokasi perusahaan
iv. Community Development,tugasnya memberikan
kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur
maupun suprastruktur daerah setempat.
v. Governance Relation, tugasnya mengatur
hubungan dengan pemerintah baik pusat maupun
daerah.
d. Administrasi and HRD Department, Departemen ini
mengatur pelaksanaan administrsi perusahaan, antara
lain mengurusin vestasibarang-barang milik
perusahaan termasuk perumahan karyawan,
penerimaan tamu, masalah telepon, tenaga asing,
transportasi karyawan, alat tulis kantor dan lain-lain.
e. Shipping Departement, Departemenini mengurusi
masalah kegiatan perkapalan seperti pengangkutan
batubara ke kapal untuk dilayarkan dan lain-lain.
f. KelaningCinshing and Barge Departement, Departemen
ini mengurusi kegiatan penimbunan sementara
batubara di tongkang dan tempat penimbunan lain.
4. Accounting and Finance Manager
Bertanggung jawab atas seluruh urusan keuangan
perusahaan dan pelaporannya
5. Shipping Administratioan Manager
Bertanggung jawab dan mengatur urusan administrasi
perkapalan seperti proses perjanjian.
16. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 16
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Jadwal Kerja Praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan pada :
1. Tanggal : 18 Agustus 2014 – 27 September 2014
2. Tempat : PT Semesta Centramas, Balangan Coal
3. Pelaksanaan :
Jadwal kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan setiap hari
kerja yang sesuai dengan hari kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan PT SEMESTA CENTRAMAS, yaitu :
Senin – Jumat : 08.30 – 16.30 WITA
Sabtu : 08.00 – 13.00 WITA
3.2 Uraian Kegiatan Selama Kerja Praktek
Adapun uraian kegiatan selama kerja praktik di PT Semesta
Centramas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Kerja Praktik
Minggu ke Tanggal Kegiatan
Minggu 1
18-Agt-14
Safety Talk,
induksi dan orientasi lapangan di area
pertambangan
19-Agt-14
Orientasi lapangan di area pertambangan,
mengambil data curah hujan, menganalisa hasil
pembubuhan tawas dan kapur, serta melihat
pemetaan kontur pada area settling pond
20-Agt-14 Orientasi lapangan di area pertambangan
21-Agt-14 Observasi area pit dan disposal
22-Agt-14 Menganalisa kualitas air pada hasil laporan BLHK
23-Agt-14
Dokumentasi settling pond yang ada di disposal
dan pit dan pengujian pH
17. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 17
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Minggu ke Tanggal Kegiatan
Minggu 2
8-Sept-14 Safety Talk
9-Sept-14
Identifikasi sistem pengolahan air asam tambang
di area pertambangan,sistem pengolahan air
asam tambang di area pertambangan,
pengenalan struktur PT Semesta Centramas,
pengukuran pH air pada settling pond yang ada di
pit
10-Sept-14 Dokumentasi disposal dan pit
11-Sept-14
Pengujian pH air pada settling pond yang ada di
pit
12-Sept-14 Identifikasi sistem pengelolaan air asam tambang
13-Sept-14
Sistem pengelolaan air asam tambang pada pit
dan disposal
Minggu 3
15-Sept-14 Safety Talk
16-Sept-14
Mengetahui sistem pengelolaan air asam
tambang, pengujian pH air pada settling pond
yang ada di pit
17-Sept-14 Pengawasan pengelolaan air asam tambang
18-Sept-14
Pengujian pH air pada settling pond yang ada di
pit
19-Sept-14 Menganalisa kualitas pH air pada hasil pengujian
20-Sept-14 Evaluasi hasil analisa pH kualitas air
Minggu 4
23-Sept-14 Safety Talk
24-Sept-14 Penyusunan laporan
25-Sept-14 Penyusunan laporan
26-Sept-14 Penyusunan laporan
27-Sept-14 Presentasi kepada user
18. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 18
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB IV
DASAR TEORI
4.1 Air dan Pencemaran Air
4.1.1 Tinjauan Umum Air
Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa
sumber. Berdasarkan letak sumbernya air dibagi menjadi tiga,
yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah. Air hujan
merupakan sumber utama dari air di bumi. Air ini pada saat
pengendapan dapat dianggap sebagai air yang paling bersih,
tetapi pada saat di atmosfer cenderung mengalami
pencemaran oleh beberapa partikel debu, mikroorganisme
dan gas (misal : karbon dioksida, nitrogen dan amonia).
Air permukaan meliputi badan-badan air semacam
sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan sumur permukaan.
Sebagian besar air permukaan ini berasal dari air hujan dan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lainnya.
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi, kemudian mengalami 8 penyerapan ke dalam tanah dan
penyaringan secara alami. Proses-proses ini menyebabkan air
tanah menjadi lebih baik dibandingkan air permukaan
(Chandra,B., 2007).
Air berperan penting dalam kehidupan. Namun
demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana terjadinya
gangguan atau pencemaran pada sumbernya yang
menyediakan air tidak dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-
19. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 19
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat
dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya
mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi
istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah.
Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan
Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup
tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup,
seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air
tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi
pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No.
23/1997.
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab
terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup,
zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering
disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat
rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab
dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat
berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek
akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai
ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi
20. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 20
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara
tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan
tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau
melewati batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk
peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan
No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum
yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan
kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tentang
dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang
terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi,
ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi
peruntukan air tersebut.
4.1.2 Karakteristik Air
4.1.2.1 Karateristik Fisika Air
Karakteristik fisika air meliputi: kekeruhan,
suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan rasa.
Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan
organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah
industri. Suhu air mempengaruhi jumlah oksigen
terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut
makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh
adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi
dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat
disebabkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga, juga oleh adanya gas Hsenyawa organik yang
berlangsung secara anaerobik (Hanum, F., 2002).
21. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 21
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
4.1.2.2 Karakteristik Kimia Air
Karakteristik kimia air meliputi: pH, DO
(dissolved oxygen), BOD (biological oxygent
demand), COD (chemical oxygen demand),
kesadahan dan senyawa kimia beracun. Nilai pH air
dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa
senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul
daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut
dipengaruhi oleh pH. Dissolved Oxygen menunjukkan
jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen
terlarut berasal dari hasil fotosintesa selain dari
absorbsi atmosfer. Makin tinggi jumlah oksigen
terlarut mutu air makin baik.
Biology Oxygen Demand (BOD) menunjukkan
jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk menguraikan bahan organik dalam air secara
biologi. Makin tinggi nilai BOD menunjukkan tingginya
jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah.
Chemical Oxygen Demand (COD) menunjukkan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan
bahan organik dalam air secara kimia. Makin tinggi
nilai COD menunjukkan tingginya jumlah bahan
organik dan mutu air makin rendah. Kesadahan air
mempengaruhi efisiensi pemakaian sabun.
Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam
kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air.
Adanya senyawa arsen meskipun dalam jumlah yang
kecil dapat merupakan racun bagi manusia (Hanum,
F., 2002).
22. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 22
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
4.1.3 Pencemaran Air
Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukanya dapat digunakan
untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Karena air tidak bertambah ataupun berkurang, maka
dengan meningkatnya pemanfaatan air, kualitasnyalah yang
dapat berubah. Hal ini terjadi apabila kemampuan air untuk
23. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 23
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
membersihkan dirinya secara alamiah sudah terlampaui. Oleh
karena itu diperlukan tindakan untuk mencegah terjadinya
pencemaran air. Dengan demikian pengelolaan hidrosfir
dilakukan dengan mengelola pemanfaatan sumber daya air.
Tiga aspek yang perlu diperhatikan adalah (i) penghematan
dan konservasi, (ii) minimasi pengotoran dan pencemaran,
dan (iii) memaksimalkan daur ulang dan pemanfaatan
kembali.
Pencemaran air adalah konsentrasi jenis pencemar di
dalam air dalam suatu periode waktu yang dapat menimbulkan
pengaruh-pengaruh tertentu yang merugikan. Pencemaran air
dapat disebabkan oleh limbah cair maupun limbah padat.
Limbah cair memiliki beragam jenisnya. Volume dari limbah
cair tergantung dari jenis kegiatan dan mode operasi.
Umumnya volume limbah cair ini fluktuatif baik volume
maupun konsentrasinya terhadap waktu. Banyaknya limbah
cair, dipengaruhi oleh proses kontinu, batch atau bergantian
(campuran). Bahan polutan yang dapat mencemari air dapat
berupa bahan polutan yang terapung, tersuspensi maupun
yang berupa bahan terlarut.
Karena sifat-sifat limbah yang sangat kompleks, maka
cara pengolahannya harus disesuaikan dengan sifat-sifat
limbah yang bersangkutan. Oleh karena itu, harus dilakukan
survei, analisa contoh limbah, dan yang paling penting adalah
perlu dilakukannya percobaan dalam skala laboratorium untuk
menentukan parameter-parameter yang akan digunakan
sebagai kriteria perencanaan.
24. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 24
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
4.2 Batubara dan Proses Pembentukannya
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti
C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Batubara terbentuk pada daerah-daerah rawa yang memiliki
vegetasi dengan sistem pengairan yang jelek dalam kondisi reduksi.
Rawa-rawa tersebut dapat terjadi di sungai bermeander, paparan
delta, dan dataran pantai yang sering berasosiasi dengan laguna.
Proses tumbuhan menjadi batubara bermula dari akumulasi
tumbuh-tumbuhan di tempat setelah tumbukan tersebut
ditransportasikan. Akumulasi batubara tersebut berlangsung di
daerah dengan drainase yang tidak baik sirkulasinya sehingga
menimbulkan kondisi anaerob atau kondisi kekurangan oksigen.
Akibatnya organisme pembusuk tidak aktif dan menyebabkan
tumbuh-tumbuhan terawetkan disertai proses karbonisasi. Setelah
akumulasi berlangsung, fasa proses sedimentasi oleh material lain
menutupi bagian atasnya.
Fasa tumbuhan menjadi batubara terjadi melalui beberapa
tingkatan, yaitu pertama perubahan menjadi peat (gambut), dan
seterusnya bisa menjadi lignit, brown coal, coal, dan antrasit.
Perubahan dari gambut menjadi lignit diakibatkan proses diagnosis
dan dari lignit menjadi brown coal atau sampai menjadi antrasit
diakibatkan proses metamorfosa. Perubahan itu tidak sama untuk
25. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 25
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
semua tempat karena dipengaruhi oleh waktu (umur), temperature,
tekanan atau tektonik.
4.3 Air Asam Tambang
Air Asam Tambang (AAT) yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan Acid Mine Drainage (AMD) atau Acid Rock Drainage (ARD)
terjadi sebagai hasil dari proses fisika dan kimia yang cukup
kompleks yang mengakibatkan terbentuknya air yang bersifat asam
(tingkat keasaman yang tinggi dan sering ditandai dengan nilai pH
yang rendah di bawah 4) sebagai hasil dari oksidasi mineral sulfida
yang terpapar (exposed) di udara dengan kehadiran air.
Air asam tambang merupakan limbah pencemar lingkungan
yang terjadi akibat aktifitas pertambangan. Limbah ini terjadi karena
adanya proses oksidasi bahan mineral pirit (FeS2) dan bahan mineral
sulfida lainnya yang tersingkap ke permukaan tanah dalam proses
pengambilan bahan mineral tambang. Proses kimia dan biologi dari
bahan-bahan mineral tersebut menghasilkan sulfat dengan tingkat
kemasaman yang tinggi. Secara langsung maupun tidak langsung
tingkat kemasaman yang tinggi mempengaruhi kualitas lingkungan
dan kehidupan organisme. (Muhammad Yusron, 2009).
Kualitas air digunakan sebagai pembanding dalam usaha
pemantauan ketika tambang sedang berjalan. Pengukuran kualitas
air dapat ditentukan dari beberapa faktor yaitu :
1. Temperatur
Temperatur yang terukur adalah suhu yang dianggap normal
pada daerah tersebut.
2. Derajat keasaman (pH)
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman dalam air
dinyatakan sebagai logaritma konsentrasi ion H+. Larutan bersifat
26. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 26
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
asam bila nilai pH kurang dari 7 dan larutan bersifat basa bila nilai
pH lebih dari 7.
3. Kekeruhan dan padatan terlarut
Kekeruhan, muatan padat tersuspensi dan residu terlarut
merupakan sifa fisik air yan saling berkait. Semakin tinggi muatan
padat tersuspens maka semakin tinggi nilai residu terlarut dan
kekeruhan air.
4. Daya hantar listrik (DHL) atau Electro Conductivity (EC)
Daya hantar listrik menggambarkan jumlah ion-ion yang
terlarut dalam air.
5. DO
Oksigen terlarut merupakan O2 bebas yang terdapat dalam
perairan dan secara kimia tidak bereaksi dengan air serta
berperan dalam proses penguraian bahan organik secara
biologis.
6. Logam
Kandungan logam-logam dapat mempengaruhi kehidupan
biota air terutama logam berat yang dapat meracuni manusia.
Pada aktivitas pertambangan parameter logam berat yang umum
adalah Besi (Fe) dan Mangan (Mn).
Air asam tambang mengandung besi dan mangan, dimana
kedua logam tersebut secara kimiawi serupa dan mereka
menyebabkan masalah yang sama. Besi akan menyebabkan noda
berwarna coklat kemerahan pada cucian, porselen, piring, peralatan,
dan bahkan barang pecah belah. Mangan bertindak dengan cara
yang sama tetapi menyebabkan noda hitam kecoklatan. Sabun dan
detergen tidak menghilangkan noda ini, dan penggunaan pemutih
malah menambah noda.
Adapun ciri - ciri air yang mengandung zat besi (Fe) dan
mangan (Mg) :
27. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 27
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
1. Air Bau
2. Air Keruh
3. Air Menimbulkan endapan berwarna kuning (kadar besi), endapan
berwarna hitam( zat mangan)
4. Air terdapat lapisan minyak diatasnya (kadar besi)
5. Air keluar berwarna kuning (kadar besi tinggi)
6. Air keluar jernih setelah didiamkan beberapa lama berubah
menjadi kuning (kadar besi rendah)
Sumber-sumber air asam tambang ini antara lain berasal dari
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Air dari lokasi penambangan (Pit Area)
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari
terkupasnya lapisan tanah penutup, sehingga sulfur yang
terdapat dalam batubara akan mudah teroksidasi dan bila
bereaksi dengan air akan membentuk air asam tambang.
2. Air dari lokasi penimbunan (Disposal Area)
Timbunan batubara dapat menghasilkan air asam
tambang karena adanya kontak langsung dengan udara bebas
yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya air. Masalah ini
berkaitan erat dengan proses pembentukan batubara dimana
pembentukan batubara terdapat sulfur dan mineral pengotor
yang berupa mineral sulfide. Air lokasi penimbunan ini
merupakan sumber air utama air asam tambang.
4.4 Proses Terbentuknya Air Asam Tambang
Pada pertambangan batubara, lokasi yang paling berpotensi
menghasilkan air asam tambang adalah pit area dan disposal area.
Pit area merupakan lokasi dimana dilakukannya penambangan,
sedangkan disposal area adalah lokasi penumpukan batuan-batuan
yang tidak digunakan.
28. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 28
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Batuan-batuan yang tidak digunakan tersebut biasanya
tergolong PAF (Potentially Acid Forming) dan NAF (Non Acid
Forming). Batuan yang tergolong PAF biasanya dijauhkan dari udara,
sebisa mungkin batuan ini tidak terkontak langsung dengan oksigen
dan air agar tidak teroksidasi membentuk air asam tambang. PAF
merupakan batuan yang berpotensi menghasilkan air asam tambang,
sedangkan NAF merupakan batuan yang tidak berpotensi
membentuk air asam tambang.
Air asam tambang terbentuk saat mineral sulfida tertentu yang
ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan
oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses
oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Hasil reaksi
kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat keluar dari asalnya
jika terdapat air penggelontor yang cukup, umumnya air hujan yang
pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang
keluar dari sumbernya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah air
asam tambang tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila air asam tambang
keluar dari tempat terbentuknya dan masuk ke sistem lingkungan
umum (diluar tambang), maka beberapa faktor lingkungan dapat
terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai bahan
baku air minum, habitat biota air, sumber air untuk tanaman, dan
sebagainya); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora
dan fauna darat), dan sebagainya.
Air asam tambang terbentuk karena selama proses
penambangan, mineral sulfida teroksidasi oleh oksigen menjadi
asam sulfat yang terlarut ke dalam air. Karakteristik kimia
terbentuknya air asam tambang, yaitu:
1. Nilai pH yang rendah
29. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 29
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
2. Konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi,
aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik
dan merkuri
3. Nilai acidity yang tinggi (50 - 1500 mg/L CaCO3)
4. Nilai keasaman/sulphate yang tinggi (500 - 10.000 mg/L
5. Nilai salinitas (1 - 20 mS/cm)
6. Konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
Adapun pada tabel berikut mineral – mineral sulfida penghasil
asam yang paling umum :
Tabel 4.1 Mineral Sulfida Penghasil Asam
Mineral Komposisi
Pirit FeS2
Markasit FeS3
Kalkopirit CuFeS2
Kalkosit Cu2S
Spalerit ZnS
Galena PbS
Milerit NiS
Arsenopirit FeAsS
Sinabar HgS
30. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 30
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 4.1 Sulfida Sebelum dan Setelah Penambangan (Sumber:
Dian Burhani, 2013)
Proses terbentuknya air asam tambang dapat terjadi secara
kimia dan biologi. Proses secara kimia terjadi karena oksidasi
mineral-mineral sulfida (dalam bentuk pirit) yang menyebabkan
keasaman dari air asam tambang dapat dilihat pada gambar berikut:
31. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 31
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 4.2 Mekanisme Pembentukan Air Asam Tambang (Sumber:
Nurul Irfani, 2011)
Mekanisme pembentukan air asam tambang :
1. FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe2+ + 2 SO42- + 2 H+
Pirit teroksidasi membentuk asam (2H+), sulfat dan besi ferrous
T(Fe2+)
2. FeS2 + ¼ O2 + H+ → Fe3+ + 1/2 H2O
Besi ferrous akan teroksidasi membentuk besi ferri (Fe3+) dan air
pada suasana asam,
3. Fe3+ + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 H+
Besi feri (Fe3+) di hidroksida dan membentuk hidroksida besi dan
asam,
4. FeS2 + ¼ Fe3+ + H2O→15Fe2+ +2SO42- +16H+
32. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 32
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Hasil reaksi 2 akan bereaksi dengan pirit yang ada, dimana besi
feri bertindak sebagai katalis, sehingga terbentuk besi ferrous,
sulfat, dan asam.
Sedangkan pembentukkan air asam tambang secara biologi
terjadi karena pH yang cukup rendah (keasaman tinggi). Kondisi ini
memacu pertumbuhan bakteri pengoksidasi sulfur (menjadi sulfat)
seperti Thiobaccilus ferroxidan, Sulfolobus, Acidianus, dan bakteri
lainnya. Bakteri ini menyerang kristal pirit sehingga semakin mudah
teroksidasi.
Persamaan reaksi terbentuknya air asam tambang
berdasarkan aktivitas biologi sebagai berikut :
FeS2 + H2O + 7/2 O2 Fe2+ + 2 SO42-
Fe2+ + ¼ O2 + 5/2 H2O T.Ferroxidans Fe(OH)3 + 2 H+ +
FeS2 + 7/2 H2O + 15/4 O2 Fe(OH)3 + 2 H2SO4
Dari reaksi kimia dan biologi di atas dapat dilihat bagaimana
terbentuknya asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat,
dengan adanya kadar asam sulfat ini menyebabkan air yang
mengalir pada daerah yang terjadi proses kimia dan biologi tersebut
akan bersifat asam, inilah yang disebut air asam tambang. Air asam
tambang ini dapat dikenal dari warna jingga atau merah dari endapan
besi hidroksida di dasar aliran atau bau belerang, tetapi ini tidak
selalu terjadi karena ada air asam tambang yang warnanya agak
jernih.
Kondisi asam yang terjadi karena reaksi kimia dan biologi
tersebut menyebabkan mineral – mineral basa seperti K, Na, Ca dan
Mg mengendap, dan mineral – mineral seperti Fe, Mn, Al, Cu, Zn,
Cd, Zn, Cd, Ni, dan Hg terlarut. Jika mineral ini terbawa ke sumber
air maka akan merusak produktivitas biologis sistem akuatik tersebut.
33. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 33
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Jika parah, air menjadi tidak aman konsumsi dan penggunaan lain,
seperti irigasi, industri, dan rekreasi.
Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya air asam
tambang di suatu tempat, diantaranya adalah konsentrasi, distribusi,
mineralogi dan bentuk fisik dari mineral sulphida, keberadaan
oksigen, termasuk dalam hal ini adalah asupan dari atmosfer melalui
mekanisme adveksi dan difusi, jumlah dan komposisi kimia air yang
ada, temperatur, dan mikrobiologi. Dengan memperhatikan faktor-
faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembentukan air asam
tambang sangat tergantung pada kondisi tempat pembentukannya.
Perbedaan salah satu faktor tersebut diatas menyebabkan proses
pembentukan dan hasil yang berbeda. Terkait dengan faktor iklim di
Indonesia, dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi di
beberapa lokasi dimana terdapat kegiatan penambangan, proses
pembentukan air asam tambang memiliki karakteristik yang berbeda
dengan negara-negara lain, karena memiliki kondisi iklim yang
berbeda.
4.5 Dampak Air Asam Tambang yang Ditimbulkan terhadap
Lingkungan dan Makhluk Hidup
Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri pertambangan
adalah adanya air asam tambang. Kegiatan pertambangan seperti
pengupasan tanah penutup (overburden), penggalian batubara, serta
waste material menyebabkan tersingkapnya tanah/batuan yang
mengandung mineral sulfida , antara lain berupa pirit (pyrit) dan
markasit (marcasite). Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi
dengan oksigen dan air membentuk air asam tambang. Air asam
tambang tersebut akan mengikis tanah dan batuan yang
mengakibatkan larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), kadmium
(Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn). Oleh karena itu, selain memiliki
34. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 34
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
pH yang rendah (nilainya berkisar antara 1,5 hingga 4), air asam
tambang juga mengandung logam-logam dengan konsentrasi tinggi,
sehingga dapat berakibat pada kesehatan masyarakat dan
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik (Juari, 2006;
Marganingrum & Noviardi, 2010).
Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan karena pengaruh
air asam tambang baik selama kegiatan penambangan adalah
menurunnya kualitas air tanah, air permukaan terutama jika dialirkan
ke sungai akan berdampak pada biota yang ada di perairan,
terutama masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai yang
memanfaatkan air sungai untuk keperluan rumah tangga.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang
adalah terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau
kandungan air di daerah yang terkena dampak tersebut akan
berubah sehingga dapat mengurangi kesuburan tanah, mengganggu
kesehatan masyarakat sekitarnya, dan dapat mengakibatkan korosi
pada peralatan tambang.
Air asam tambang berdampak terhadap lingkungan, yaitu;
biotik, abiotik, dan sosial. Dampak biotik yaitu tumbuhan tidak dapat
tumbuh subur atau bahkan mati. Ikan tidak dapat hidup di lingkungan
dengan pH rendah. Sedangkan dampak abiotik dapat mempercepat
korosi pada peralatan tambang dapat mengurangi produktivitas
kinerja alat. Dan dampak sosial yaitu air tidak dapat dipergunakan
oleh masyarakat dan dapat menyebabkan penyakit, misalnya; diare,
kerusakan pada gigi.
Derajat keasaman tanah yang telah tercemar akibat air asam
tambang ini akan semakin meningkat, sehingga tanaman tidak dapat
tumbuh karena derajat keasaman tanahnya terlalu tinggi. Apabila air
asam tersebut mencemari air tanah maupun aliran air sungai dimana
masyarakat memanfaatkan air tersebut maka dapat mengganggu
35. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 35
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
kesehatan masyarakat sekitar, diantaranya dapat menimbulkan
penyakit diare maupun penyakit lainnya yang berhubungan dengan
pencernaan. Sedangkan air asam tambang juga dapat mempercepat
proses pengkaratan pada peralatan tambang, sehingga perlu
penanganan agar pengaruh yang ditimbulkan dari air asam tersebut
tidak merusak peralatan tambang.
4.6 Sistem Pengolahan dan Pengelolaan Air Asam Tambang
Air Asam Tambang akan berbahaya jika sampai ke perairan
dan mencemari lingkungan serta sumber air. Menangani air asam
tersebut, maka perlu adanya sistem pengolahan air asam tambang
sebelum di buang ke perairan. Selain itu juga dilakukannya
pengelolaan agar kualitas air asam tambang terjaga dan tetap pada
kondisi yang tidak berbahaya.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
113 Tahun 2003 bahwa setiap penanggungjawab usaha atau
kegiatan pertambangan wajib melakukan pengolahan air limbah yang
berasal dari kegiatan penambangan dan air limbah yang berasal dari
kegiatan pengolahan/pencucian, sehingga mutu air limbah yang
dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah. Salah
satunya adalah kewajiban setiap penanggung jawab usaha dan atau
kegiatan pertambangan batubara untuk mengelola air yang terkena
dampak dari kegiatan penambangan melalui kolam pengendapan
(pond).
Tabel 4.2 Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan Batubara
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH 6 – 9
Residu tersuspensi mg/l 400
Besi (Fe) total mg/l 7
36. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 36
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Mangan (Mn) total mg/l 4
(Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113
Tahun 2003)
4.6.1 Sistem Pengolahan Air Asam Tambang
Pengolahan air asam tambang diperlukan agar air
limbah dari pertambangan yang menjadi air asam tambang
tersebut memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dilepaskan
ke badan perairan alami (lingkungan). Pengolahan air asam
tambang pada umumya digolongkan menjadi dua yaitu
pengolahan aktif (active treatment) dan pengolahan pasif
(passive treatment) (Johnson & Barrie, 2005).
37. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 37
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 4.3 Alternatif Pemilihan Pengolahan Air Asam Tambang (Sumber:
Johnson and Hallberg, 2005a Dalam Newcombe 2009)
4.6.1.1 Active Treatment
Active Treatment merupakan sistem
pengolahan air asam tambang dengan perlakukan
membubuhkan bahan kimia untuk dapat menetralkan
air asam tambang tersebut. Penetralan air asam
dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti
38. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 38
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate Lime
(Calcium Hydroxide), Caustic Soda (Sodium
Hydroxide), Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate),
Anhydrous Ammoni. Bahan kimia tersebut dapat
menetralkan pH dan logam berat yang terkandung
dalam AAT.
a. Limestone (Calcium Carbonat)
Limestone atau biasa dikenal dengan batu
gamping telah digunakan selama berpuluh-puluh
tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan
logam di dalam air asam. Penggunaan limestone
merupakan penanganan yang termurah, teraman
dan termudah dari semua bahan-bahan kimia.
Kekurangan dari limestone ini ialah mempunyai
keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan
limestone terlapisi.
b. Hydrate Lime (Calcium Hydroxide)
Hydrated lime adalah suatu bahan kimia
yang sangat umum digunakan untuk menetralkan
air asam. Hydrated lime sangat efektif dari segi
biaya dan keadaan acidity yang tinggi. Bubuk
hydrated lime adalah hydrophobic, begitu lama
pencampuran diperlukan untuk membuat hydrated
lime dapat larut dalam air. Hydrated lime
mempunyai batasan keefektifan dalam beberapa
tempat dimana suatu pH yang sangat tinggi
diperlukan untuk mengubah logam seperti
mangan.
39. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 39
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
c. Caustic Soda (Sodium Hydroxide)
Caustic Soda merupakan bahan kimia yang
biasa digunakan dan sering dicoba lebih jauh
(tidak mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran
yang rendah. Caustic menaikkan pH air dengan
sangat cepat, sangat mudah larut dan digunakan
dimana kandungan mangan merupakan suatu
masalah. Penggunaannya sangat sederhana,
yaitu dengan cara meneteskan cairan caustic ke
dalam air asam, karena kelarutannya akan
menyebar di dalam air. Kekurangan utama dari
penggunaan cairan caustic untuk penanganan air
asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam
penanganannya. Penggunaan caustic padat lebih
murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.
d. Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate)
Sodium Carbonate biasanya digunakan
dalam debit kecil dengan kandungan besi yang
rendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air
asam biasanya berdasar pemakaian sebuah kotak
atau tong dengan air masuk dan buangan.
e. Anhydrous Ammonia
Anhydrous Ammonia digunakan dalam
beberapa cara untuk menetralkan acidity dan
untuk mengendapkan logam-logam di dalam air
asam. Ammonia diinjeksikan ke dalam kolam atau
kedalam inlet seperti uap air, kelarutan tinggi,
rekasi sangat cepat dan dapat menaikkan pH.
Ammonia memerlukan asam (H+) dan juga
membentuk ion hydroxyl (OH-) yang dapat
40. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 40
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
bereaksi dengan logam-logam membentuk
endapan. Injeksi ammonia sebaiknya dekat
dengan dasar kolam atau air inlet, karena
ammonia lebih ringan dari pada air dan naik
kepermukaan. Ammonia efektif untuk
membersihkan mangan yang terjadi pada pH 9,5.
f. Penggunaan Tawas Sebagai Bahan Koagulan
Air asam dalam kegiatan penambangan juga bisa
dipastikan akan memiliki kekeruhan yang sangat
tinggi, oleh karena itu untuk menurunkan
kekeruhannya dapat menggunakan bahan kimia
seperti alum atau lebih dikenal dengan tawas atau
rumus kimianya (Al2SO4)3. Tawas merupakan
bahan koagulan yang paling banyak digunakan
karena bahan ini paling ekonomis, mudah
diperoleh dipasaran serta mudah
penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas
tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air.
Semakin tinggi turbidity air maka semakin besar
jumlah tawas yang dibutuhkan. Makin banyak
dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan
semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat
sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif
antara pH 5,8 -7,4. Apabila alkalinitas alami dari
air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu
ditambahkan alkalinitas.
41. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 41
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 4.4 Settling Pond dengan Active Treatment
Adapun spesifikasi settling pond sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Spesifikasi Settling Pond
Parameter
Tipe Kolam
Aerobic
low rate
Aerobic
high rate
Aerobic maturation
facultative
Aerobic
Anaerobic
Aerobic
pond
Aliran air
intermittent
campuran
intermittent
campuran
intermittent
campuran
Lapisan
permukaan
campuran
Luas (Acre) < 10 0,5 – 2 2,0 – 10 2,0 – 10 0,5 – 2
Waktu
detensi
(hari)
10 - 40 4 - 6 5 - 20 5 - 30 20 - 50
kedalaman
(feet)
3 - 4 1 - 1,5 3 – 5 4 - 8 8 – 16
pH 6,5 - 10,5 6,5 - 10,5 6,5 - 10,5 6,5 - 8,5 6,5 - 7,2
Suhu (C) 0 - 30 5 - 30 0 - 30 0 - 50 6 - 50
(Sumber: Daniel Alhabsy, 2011)
42. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 42
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
4.6.1.2 Passive Treatment
Pada pengolahan pasif, tidak lagi
membutuhkan penambahan bahan kimia secara terus
menerus. Ini akan mengurangi peralatan operasional
dan pemeliharaan. Pengolahan secara pasif
mengandalkan terjadinya proses bio-geokimiawi, yang
berlangsung menerus secara alami dalam
peningkatan pH dan pengikatan serta pengendapan
logam-logam terlarut. Jadi jelas, saat ini sistem pasif
tercatat paling efektif dan efisien.
Pada sistem pengolahan pasif, terdapat 2 (dua)
proses utama yang menyebabkan terjadinya
peningkatan pH, yakni larutnya batu gamping dan
reduksi sulfat secara biologis. Kedua proses ini
menghasilkan alkalinitas dalam bentuk bikarbonat
(HCO3-) sebagai senyawa penetral. Adapun
mekanisme terjadinya penurunan logam terlarut,
dimungkinkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses oksidasi dan hidrolisis logam yang
menyebabkan terjadinya pengendapan logam
2. Interaksi antara sulfida (S2-) yang dihasilkan pada
proses reduksi sulfat dengan logam bervalensi 2
(seperti Fe2+ dan Mn2+) membentuk logam sulfida
yang mengendap.
3. Proses adsorpsi logam oleh bahan organik
(kompos)
4. Proses biosorpsi logam oleh vegetasi tumbuhan
air dan mikroorganisme, seperti bakteri, fungi,
dan alga yang tumbuh pada lapisan bahan
organik.
43. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 43
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Selain memperbaiki kualitas air asam tambang,
teknologi pengolahan pasif berupa wetland, menjadi
lingkungan baru bagi kehidupan flora dan fauna
lainnya, seperti ikan, katak, dan serangga. Namun
demikian, terdapat 2 (dua) hal utama yang harus
diperhatikan dalam penerapan pengolahan pasif
tersebut, yaitu:
Kualitas dan debit air asam tambang yang akan
diolah
Ketersediaan dan topografi yang area yang ada
Kedua faktor ini, akan menjadi parameter penentu
terhadap jenis, ukuran dan desain sistem
pengolahan yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing area.
Gambar 4.5 Settling Pond dengan Passive
Treatment
44. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 44
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
4.6.2 Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang
Metode pengelolaan air asam tambang secara umum
terbagi menjadi metode pencegahan dan metode
penanganan. Metode pencegahan terjadinya air asam
tambang pada dasarnya merupakan upaya untuk menghindari
serta menghambat adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya air asam tambang, sedangkan metode
penanganan air asam tambang merupakan upaya yang
dilakukan untuk menangani serta mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh air asam tambang yang sudah terlanjur
terbentuk di lingkungan.
4.6.2.1 Metode Pencegahan
Metode pencegahan air asam tambang antara
lain yaitu dengan karakterisasi batuan, penempatan
selektif overburden, serta inhibisi bakteri.
Karakterisasi batuan bertujuan untuk mengidentifikasi
batuan yang berpotensi membentuk asam (PAF) dan
batuan yang tidak berpotensi membentuk asam
(NAF). Dengan mengetahui distribusi jenis-jenis
batuan yang ada berdasarkan karakteristiknya dalam
pembentukan air asam tambang, maka akan dapat
disusun perencanaan untuk pencegahan air asam
tambang yang baik yang dilakukan sejak tahap
eksplorasi hingga pasca tambang. Untuk dapat
mengidentifikasi batuan tersebut maka diperlukan
pengujian terhadap batuan tersebut.
Upaya selanjutnya dalam metode pencegahan
terbentuknya air asam tambang yaitu dengan
penempatan selektif overburden. Setelah diketahui
45. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 45
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
jenis batuan yang ada berdasarkan hasil uji yang
dilakukan, maka batuan yang berpotensi membentuk
asam dan batuan yang tidak berpotensi membentuk
asam harus ditimbun secara terpisah di tempat yang
berbeda. Lokasi penimbunan batuan yang berpotensi
membentuk asam atau lokasi lain yang
berkemungkinan untuk terkontaminasi harus
ditempatkan jauh dari lokasi tangkapan air bersih.
Timbunan batuan yang memiliki potensi membentuk
asam kemudian diperlakukan sedemikian mungkin
untuk mencegahnya kontak langsung dengan udara
dan air, misalnya dengan encapsulation dan layering.
Pada metode enkapsulasi, batuan/material PAF akan
dipadatkan kemudian dilapisi oleh material NAF serta
bahan sintetik lain yang dapat mencegah aliran air
masuk dan terjadi kontak langsung dengan material
PAF. Pada lapisan paling atas yaitu lapisan top soil,
yang kemudian akan ditanami vegetasi untuk
mencegah terjadinya erosi.
Metode lain yaitu dengan inhibisi bakteri.
Pembentukan air asam tambang dipengaruhi oleh
keberadaan bakteri, terutama bakteri Thiobacillus
ferrooxidans. Penghentian aktivitas bakteri ini akan
menghentikan reaksi kimia pembentukan air asam.
4.6.2.2 Metode Penanganan
Pengolahan air asam tambang dapat
digolongkan menjadi pengolahan aktif (active
treatment), pengolahan pasif (passive treatment), dan
pengolahan di tempat (in situ treatment). Pengolahan
46. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 46
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
aktif air asam tambang yaitu penanganan air asam
tambang dengan melakukan penambahan bahan
kimia yang bersifat basa. Untuk mengondisikan pH
antara 6 – 9 maka diperlukan penambahan basa
melalui :
Proses netralisasi yang merupakan reaksi
penggabungan ion dengan cara mencampurkan
air asam tambang dengan ion hidroksil.
Oksidasi yaitu dengan merubah ion Fe2+ menjadi
Fe3+
Presipitasi
Berikut merupakan beberapa contoh
teknologi pengolahan pasif:
Lahan Basah Aerobik (Aerobic wetland)
Lahan Basah Anaerobik (Anaerobic wetland)
Anoxic Limestone Drain (ALD)
Oxic Limestone Drain (OLD)
Open Limestone Channel (OLC)
Successive Alkalinity Producing System (SAPS)
(Sumber: Satrania M. & Rini I.P, 2012)
Keuntungan dari penggunaan pengolahan
aktif dibandingkan dengan pengolahan pasif yaitu:
Waktu detensi pada proses pengolahan aktif lebih
cepat.
Area yang diperlukan tidak terlalu besar karena
waktu detensi yang cepat.
Kekurangan dari pengolahan aktif untuk air
asam tambang dibanding pengolahan pasif yaitu:
Memerlukan biaya yang lebih besar
47. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 47
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Keuntungan dari penggunaan pengolahan
pasif dalam mengolah air asam tambang yaitu:
Biaya yang diperlukan relatif lebih rendah
Perawatan secara periodik tidak terlalu sering
dilakukan
Dapat menyesuaikan kontur lahan
Kekurangan dari penggunaan pengolahan
pasif yaitu sebagai berikut:
Memerlukan lahan yang lebih besar daripada yang
menggunakan pengolahan aktif.
Efisiensi pengolahan cenderung tidak stabil
dibandingkan dengan proses pengolahan aktif
48. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 48
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Air Asam Tambang PT Semesta Centramas
Air asam tambang terbentuk akibat adanya batuan / mineral
dari lokasi penambangan yang terkontak dengan udara dan air,
sehingga air tersebut bersifat asam atau disebut air asam tambang.
Kegiatan pertambangan PT Semesta Centramas berpotensi
menghasilkan air asam tambang. Air asam tersebut di hasilkan
terutama dari Pit Area dan Disposal Area.
Gambar 5.1 Pit Area PT Semesta Centramas
Pit Area berpotensi menghasilkan air asam tambang karena
pada area tersebut merupakan lokasi penambangan. Lapisan batuan
pada pit area akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan
tanah penutup (top soil dan sub soil), sehingga sulfur yang terdapat
49. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 49
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
dalam batubara akan mudah teroksidasi dan bila bereaksi dengan air
akan membentuk air asam tambang. Masalah ini berkaitan erat
dengan proses pembentukan batubara dimana pembentukan
batubara terdapat sulfur dan mineral pengotor yang berupa mineral
sulfida (pyrit).
Sedangkan pada disposal area, penumpukan batuan yang
bukan mineral seperti overburden, top soil dan sub soil, juga
berpotensi menghasilkan air asam tambang. Overburden masih
mengandung sulfur dan adanya sedikit batubara yang tercampur.
Sehingga pada lokasi ini juga dilakukan pemisahan kembali batubara
yang tercampur dengan overburden.
Gambar 5.2 Disposal Area PT Semesta Centramas
Tanah memiliki lapisan batuan yang berpotensi menghasilkan
asam jika teroksidasi, dikenal dengan PAF dan NAF. Lapisan batuan
ini dapat berupa batuan sisa dari proses penambangan, yaitu
overburden. PAF merupakan lapisan batuan yang berpotensi
50. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 50
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
menghasilkan asam, dan NAF merupakan batuan yang tidak
berpotensi menghasilkan asam.
Oleh karena itu, pada area disposal penumpukan batuan PAF
dan NAF ini dipisahkan. Lapisan batuan PAF diletakkan ditengah
tumpukan, sedangkan lapisan batuan NAF diletakan di sekeliling
tumpukan dan menumpuki lapisan PAF dengan ketebalan tertentu
agar tidak adanya kontak udara dan/atau air dengan material sulfida.
Dengan begitu dapat diharapkan mengurangi terbentuknya air asam
tambang pada area disposal.
PT Semesta Centramas memiliki karakteristik air asam
tambang yang kekeruhannya tinggi. Kekeruhan yang tinggi dapat
berasal dari kandungan logam berat yang ada. Sedangkan untuk
tingkat keasamaannya tergolong aman dan masih sesuai dengan
standar baku mutu.
PT Semesta Centramas hanya melakukan pengecekan pada
parameter pH saja yang dilakukan pada kompartemen kelima dan
keenam. Sedangkan untuk parameter TSS, Fe dan Mn belum
dilakukan. Hal tersebut dikarenakan belum tersedianya alat ukur dan
laboratorium untuk pengecekan internal. Namun, semua parameter
kualitas air akan dilakukan pengecekan di laboratorium yang
terakreditasi oleh BLHK secara rutin per tiga bulan. Pengecekan
kualitas air asam tambang oleh BLHK dilakukan pada titik outlet,
yaitu lokasi dimana air asam tambang keluar menuju badan air
penerima.
51. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 51
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Tabel 5.1 Pengujian pH
Minggu ke- pH Keterangan
1
6,7 -
6,8
setelah ditambah 6 karung kapur dan 10
karung tawas
2
5,5 setelah ditambahkan 10 karung tawas
5,1 -
3
5,1 setelah ditambahkan 2 karung kapur
6,9 -
Rata-Rata 6,0 -
Pada kerja praktik ini pengujian pH yang dilakukan selama tiga
minggu dengan pegujian dua kali dalam seminggu. pH yang diuji
hanya pada kompartemen terakhir saja. Dari data hasil pengujian pH
diatas, jika dirata-ratakan pH yang didapat adalah 6,0. Berdasarkan
Kep Men LH No.113 Tahun 2003 standar pH yang aman untuk
kegiatan pertambangan batubara adalah 6 – 9. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pH air asam tambang PT Semesta Centramas
masih dalam kisaran aman dan sesuai dengan baku mutu.
Adapun hasil pemeriksaan oleh BLHK pada bulan februari lalu
sebagai berikut :
Tabel 5.2 Kualitas Air Asam Tambang PT Semesta Centramas
Berdasarkan Laporan Hasil Uji BLHK
Parameter Satuan
Hasil
Pengujian
Baku Mutu
Spesifikasi Metode
Kls I Kls II Kls III Kls IV
pH - 5,26 6 – 9 6 - 9 6 - 9 6 - 9 SNI 06-6989 11-2004
TSS mg/L 85 50 50 400 400 IKM - K6 - BBTKI
Fe mg/L 2,29 0,3 - - - SNI 06-6989 11-2004
Mn mg/L 0,26 0,1 - - - APHA, section 3500-Mn-B-2005
(Sumber : Laporan Hasil Uji BLHK)
Pada kegiatan pertambangan untuk kualitas air, ada empat
parameter yaitu kekeruhan (TSS), pH, Mn dan Fe. Berdasarkan hasil
52. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 52
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
pengujian yang dilakukan oleh BLHK, menunjukan nilai Fe sebesar
2,29 mg/l. Nilai tersebut melebih baku mutu standar air kelas I, yaitu
0,3 mg/l berdasarkan SNI 06-6989 11-2004. Sedangkan untuk logam
Mn sebesar adalah sebesar 0,26 mg/l dan melebihi baku mutu nya
yaitu 0,1 mg/l berdasarkan APHA, section 3500-Mn-B-2005
TSS pada air asam tambang PT Semesta Centramas sebesar
85 mg/l menurut pengujian oleh BLHK, nilai tersebut juga melebihi
baku mutunya yaitu sebesar 50 mg/l berdasarkan SNI 06-6989 11-
2004. TSS merupakan jumlah endapan / padatan yang tersuspensi.
Endapan tersebut dapat berasal dari logam Fe dan Mn yang
terkandung dalam air tersebut. Besi dan mangan dapat mengendap
jika adanya senyawa karbonat (alkalinitas) seperti kapur. Adanya
kontak dengan udara juga membuat besi semakin cepat mengendap
dan membuat air menjadi tidak jernih.
Adanya logam Fe dan Mn yang terkandung dalam air asam
tambang dan tingkat kekeruhan yang tinggi sangat berbahaya,
karena selain menyebabkan air bau dan keruh juga mempengaruhi
kesehatan dan korosi pada pipa dan alat-alat pertambangan. Oleh
karena itu perlu adanya pengolahan air asam tambang yang tepat
dalam menurunkan Fe dan Mn serta kekeruhannya.
5.2 Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang
5.2.1 Identifikasi Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang
Prinsip utama pengelolaan asam tambang adalah
sedapat mungkin mencegah terbentuknya air asam tambang
atau disebut dengan upaya preventif. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah mencegah terbentuknya air asam
tambang di daerah penimbunan batuan penutup dengan
rencana pengelolaan overburden (overburden management
plan). Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan kerja
53. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 53
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
praktik, bahwa upaya pencegahan yang dilakukan oleh PT
Semesta Centramas yaitu dengan menggunakan metode
encapsulation dan layering.
Gambar 5.3 Upaya pencegahan dengan metode encapsulation dan
layering PT. Semesta Centramas
Bagian tertentu dari lapisan penutup mengandung
bahan sulfida misalnya pirit (FeS2). Senyawa ini stabil ketika
berada di bawah permukaan tanah, namun ketika lapisan
penutup dikupas dan terpapar udara terbuka, bahan sulfida
segera bereaksi dengan oksigen dan air sehingga membentuk
asam. Pengelolaan lapisan penutup dengan jumlah yang
besar merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi
oleh PT Semesta Centramas. Pemindahan dan pengangkutan
lapisan penutup dalam jumlah besar menggunakan HD dan
sarana pengangkut penunjang lainnya.
Pemindahan dan pengangkutan menggunakan HD
dan dump truk beroperasi selama 24 jam terkecuali pada saat
54. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 54
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
hujan pengangkutan dihentikan karena berkaitan dengan K3
para pekerja dilapangan akibat medan jalan yang licin, dan
dilanjutkan kembali saat hujan reda. Lapisan penutup yang
diangkut akan dipindahkan ke disposal area sebagai tempat
penumpukan material PAF dan NAF. Untuk top soil pada
disposal area diberikan pemisahan tempat penumpukannya
dengan material PAF dan NAF.
5.2.2 Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang
PT Semesta Centramas melakukan proses
penambangan batubara dengan menggunakan metode
penambangan terbuka (open pit) dimana lapisan penutup
akan digali kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan
menggunakan dump truck. Material tersebut akan di timbun di
daerah waste dump yang sudah ditentukan baik di lokasi
outside dump maupun lokasi pengisi galian bekas endapan
batubara beserta tanah penutupnya dengan tanah kupasan
biasa disebut dengan lokasi backfilling. Penambangan dengan
metode penambangan terbuka ini akan memberikan dampak
terhadap perubahan topografi di lokasi penambangan akibat
adanya proses penggalian dan penimbunan.
Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi hidrologi
melalui perubahan catchment area. Pola aliran air permukaan
akan mengalami perubahan yang akan mempengaruhi debit
aliran pada sungai di catchment tersebut. Selain itu,
terdapatnya material sulfida pada daerah timbunan akan
berpotensi terhadap pembentukan air asam tambang yang
akan berdampak pada kualitas aliran sungai.
Oleh karena itu, water management menjadi bagian
yang penting dalam upaya pencegahan terhadap
55. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 55
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
pembentukan air asam tambang. Prinsip dari water
management ini adalah bagaimana mengendalikan air dengan
memisahkan air yang tercemar (air asam tambang) terhadap
air yang masih berkualitas baik. Selain dari mengurangi beban
pengolahan dari aliran air yang tercemar, upaya ini dapat
mengisolasi daerah yang terganggu dengan daerah yang tidak
terganggu. Setidaknya ada dua lokasi di area pertambangan
PT Semesta Centramas yang memiliki potensi terhadap
pencemaran air permukaan yakni daerah penambangan aktif
(pit) dan disposal area/penimbunan material penutup.
Gambar 5.4 Konsep Water Management di Pertambangan (Sumber :
Labling Tambang ITB, 2011)
56. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 56
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Adapun alur pengelolaan air (water management)
yang ada di perusahaan PT Semesta Centramas sebagai
berikut:
Gambar 5.5 Konsep Water Management di PT Semesta Centramas
Dari flow chart diatas dapat dilihat sistem pengelolaan
untuk air asam tambang yang berasal dari dua sumber,
disposal area dan pit area. Untuk pit area material sulfida yang
berasal dari dinding pit penambangan akan kontak dengan air
pada saat hujan terjadi, mengalir menuju sump pit untuk
kemudian dipompa menuju ke sistem pengolahan lanjut di
settling pond.
57. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 57
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Sedangkan disposal area adalah daerah kedua yang
memiliki potensi besar pembentukan air asam tambang.
Kondisi daerah disposal yang masih aktif akan menyebabkan
material sulfida masih terekspos dan dengan bebas kontak
dengan udara dan air pada saat hujan terjadi. Hal ini
menyebabkan potensi pembentukan air asam tambang
dengan debit aliran yang besar serta konsentrasi material
erosi yang tinggi akan terjadi. Daerah timbunan tersebut
harus dapat di isolasi agar aliran yang telah terkontaminasi
tidak langsung masuk ke badan air secara langsung yang
dapat menurunkan kualitas aliran air. Melalui pembangunan
saluran-saluran jalur drainase yang tepat sesuai dengan
elevasi tanah di sekitar daerah timbunan, sangat berperan
penting dalam penanganan aliran air yang mengandung air
asam tambang untuk sampai ke kolam pengendap sedimen
(settling pond) pada disposal area, maka aliran air akan dapat
dikendalikan.
58. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 58
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 5.6 Drainase yang ada di disposal area PT Semesta
Centramas
Sistem pengelolaan melalui perencanaan terhadap
desaign daerah penimbunan yang ditujukan untuk
pencegahan air asam tambang sangat diperlukan dalam
meminimalisir pencemaran air yang terkontaminasi dengan
asam. Cara yang efektif dalam pencegahan air asam tambang
terhadap daerah penimbunan material ialah dengan
overburden management yang merupakan upaya pencegahan
air asam tambang di daerah timbunan. Overburden
management yang digunakan pada PT Semesta Centramas
ialah dengan penggunaan metode dry cover.
Metode dry cover yaitu batuan yang berpotensi
membentuk asam di isolasi dari oksigen dan/ atau air dengan
cara menutup batuan tersebut dengan batuan yang netral atau
yang dapat menetralkan asam untuk memutus kontak material
sulfida terhadap udara dan air. Material PAF ditimbun terlebih
dahulu yang akan ditutup dengan lapisan NAF dengan
ketebalan tertentu untuk memutus kontak udara dan/atau air
dengan material sulfida. Dengan mengetahui volume masing-
masing material, maka akan mudah untuk membuat geometri
daerah penimbunan yang ideal.
Selanjutnya seluruh area akan kembali dilapisi oleh
tanah (top soil dan sub soil) sebagai media untuk melakukan
reklamasi. Tetapi pada kenyataannya pada kegiatan
penambangan terbuka hal tersebut tidak dapat mencegah
secara total terjadinya air asam tambang. Untuk upaya
reklamasi pihak PT Semesta Centramas saat ini belum
secara efektif melakukan upaya reklamasi misalnya nursery
area yang belum ada, akan tetapi rencana untuk membuat
59. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 59
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
nursery akan segera dilaksanakan. Adapun pengelolaan
nursery yang sebaiknya akan dilakukan nantinya adalah
sebagai berikut :
1. Pengadaan bibit
Pengadaan bibit yaitu kegiatan yang sangat penting
dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi lahan bekas
tambang. Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu mengadakan sendiri, dimana perusahaan
pertambangan memproduksi sendiri bibit di persemaian.
Dengan membeli bibit dari penakar bibit atau masyarakat
sekitar areal pertambangan. Pengadaan bibit juga dapat
dilakukan melalui kombinasi dua cara tersebut, dimana
perusahaan pertambangan memproduksi bibit sendiri
dalam jumlah tertentu, sedangkan kekurangannya dibeli
dari penakar atau masyarakat. Ketiga cara pengadaan
bibit tersebut sama-sama baiknya asalkan bibit yang
dihasilkan memenuhi syarat untuk digunakan dalam
merehabilitasi lahan bekas tambang.
2. Persemaian
Persemaian merupakan tampilan hasil rehabilitasi
secara keseluruhan. Peran persemaian dalam suatu
perusahaan pertambangan sangat penting dan bukan
hanya sekedar tempat untuk memproduksi bibit untuk
mereklamasi lahan bekas tambang. Jika kondisi
persemaian tidak dikelola dengan baik, misalnya bibit
kurang terawat maka dapat dipastikan upaya reklamasi
tidak berjalan dengan baik dan sebaliknya.
60. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 60
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
5.2.3 Kebijakan dan Perencanaan Pengelolaan Air Asam
Tambang
Salah satu kebijakan dalam sistem manajemen
lingkungan dan diintegrasikan dengan sistem manajemen
perusahaan dengan adanya sasaran lingkungan, salah
satunya menjamin keluaran air dari tambang telah
memenuhi baku mutu limbah cair. Adapun Standard Operating
Procedure (SOP) untuk pengelolaan lingkungan dituangkan
dalam bentuk Tata Laksana (TL) dan Tata Cara Kerja
(TCK) yang disusun dengan mengacu pada Sistem Manajemen
Lingkungan (SML) dan Peraturan perundang-undangan
mengenai baku mutu limbah cair.
Untuk mengefektifkan pelaksanaan SOP di lapangan,
diadakan juga upaya sosialisasi SOP tersebut ke seluruh
bagian yang bertanggungjawab dan juga adanya pelatihan bagi
karyawan mengenai SOP tersebut misalnya pada safety talk.
Evaluasi SOP dilakukan setiap adanya informasi mengenai
metode/teknik yang baru yang lebih efektif dan efisien.
Dalam pengelolaan air asam tambang, PT Semesta
Centramas menggunakan peraturan dari pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Berdasarkan telaah dokumen hasil
pemeriksaan parameter limbah bahwa peraturan yang
digunakan dalam penentuan nilai baku mutu limbah cair yaitu
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 036 Tahun
2008 tentang Baku Mutu Limbah Industri, Hotel, Rumah Sakit,
Domestik dan Pertambangan Batubara dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor.113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan
Batubara.
61. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 61
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
5.2.4 Pemantauan dan Pelaporan Air Asam Tambang
Berdasarkan Kep. Men No. 131 Tahun 2003 tentang
pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air limbah, PT
Semesta Centramas menentukan lokasi pemantauan berada
pada saluran air limbah yaitu di settling pond biasa disebut
dengan titik penataan (point of compliance).
Pemantauan Air Asam Tambang dapat dilakukan
dengan mengontrol setiap bulan hasil laporan kandungan
TSS, logam berat seperti Mn dan Fe serta pH yang terdapat
pada Settling Pond oleh badan uji yang terakreditasi. Indikator
keberhasilan pengelolaan air asam tambang adalah air limbah
keluaran dari unit pengolahan limbah sesuai atau dibawah
Baku Mutu Limbah Cair (BMLC). Dalam Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.113 Tahun 2013 beberapa hal yang
dipersyaratkan dalam peraturan ini yaitu:
a. Melakukan swapantau (self monitoring) kadar
parameter baku mutu air limbah, sekurang-kurangnya
memeriksa pH air limbah. Kegiatan ini dilakukan oleh
Pengelola Lingkungan. Dalam hal ini, PT. Semesta
Centramas telah memenuhi aturan yang berlaku.
b. Mengambil dan memeriksa semua kadar parameter
baku mutu air limbah secara periodik sekurang-
kurangnya 1 kali dalam 1 bulan yang dilaksanakan oleh
pihak laboratorium yang terakreditasi. Pemeriksaan
parameter air limbah bulanan yang dilakukan oleh PT.
Semesta Centramas sebanyak 1 kali, dilakukan oleh
pihak Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL) Banjarbaru yang telah
terakreditasi. Dalam hal ini, perusahaan ini telah
memenuhi aturan yang berlaku.
62. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 62
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
c. Untuk parameter air limbah yang dipantau adalah
pH,TSS, Besi, Mangan. Demikian halnya dengan
perusahaan ini, parameter yang dipantau setiap
bulannya yaitu pH, TSS, Besi, dan Mangan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam pemantauan parameter limbah meliputi penentuan
lokasi titik penaatan dan pemeriksaan parameter limbah di PT
Semesta Centramas telah dilakukan sesuai Kepmen LH No.
113 Tahun 2003.
Pelaporan hasil pengelolaan limbah air asam tambang
akan dilakukan oleh PT Semesta Centramas berdasarkan Kep
Men LH No.113 Tahun 2003 bahwa setiap perusahaan
pertambangan wajib melaporkan hasil analisis air limbah dan
debit air ke pemerintah setempatnya minimal tiga bulan
sekali. Tetapi untuk lebih meningkatkan pengelolaan air asam
tambang, perusahaan ini perlu mencatumkan data lain seperti
data upaya pencegahan dengan metode enkapsulasi.
Meskipun pelaporan data ini tidak diwajibkan oleh
peraturan setempat, tetapi hal ini dapat meningkatkan citra
perusahaan dalam pengelolaan limbah air asam tambang.
5.3 Sistem Pengolahan Air Asam Tambang PT Semesta Centramas
5.3.1 Identifikasi Sistem Pengolahan Air Asam Tambang
Pada pembahasan mengenai pengelolaan air asam
tambang diatas, telah disinggung mengenai sistem pengolahan
air asam tambangnya pula. Sistem pengolahan air asam
tambang termasuk kedalam sistem pengelolaan. Jadi dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa jika membahas mengenai
sistem pengelolaan air asam tambang, maka akan dibahas pula
63. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 63
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
sistem pengolahannya, karena sistem pengelolan dan sistem
pengolahan saling berhubungan.
Berdasarkan hasil analisa pada pembahasan
sebelumnya, kualitas air asam tambang pada aktivitas
pertambangan yang dilakukan oleh PT Semesta Centramas,
memiliki pH yang masih dalam kisaran aman, sedangkan
kekeruhan, Fe dan Mn masih diatas baku mutu. Oleh karena itu
memerlukan pengolahan agar kualitas air asam tambang sesuai
dengan baku mutunya dan tidak berbahaya serta mencemari
lingkungan, khususnya perairan warga sekitar.
Ada dua metode dalam sistem pengolahan air asam
tambang, yaitu metode dengan active treatment dan passive
treatment. Pada pengolahan air asam tambang yang dilakukan
oleh PT Semesta Centramas adalah dengan sistem active
treatment.
Active treatment merupakan pengolahan dengan
pembubuhan bahan kimia untuk menetralkan pH dan
mengendapankan padatan-padatan dari logam yang
menyebabkan kekeruhan. Bahan kimia yang digunakan PT
Semesta Centramas dalam menetralkan air asam tambangnya
adalah limestone atau batu gamping dan tawas (alum).
Limestone yang merupakan kalsium karbonat dapat
menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam air asam.
Selain itu limestone merupakan penanganan yang termurah,
teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia.
Sedangkan tawas yang digunakan adalah alum atau Al2(SO4)3.
Tawas dapat sebagai flokulator yang berfungsi menggumpalkan
kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Tawas dan
kalsium karbonat ini dibubuhkan ke dalam settling pond untuk
treatment air asam tambang sebelum masuk ke perairan warga.
64. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 64
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
5.3.2 Sistem Pengolahan Air Asam Tambang
Pada kerja praktik ini sistem pengolahan air asam
tambang yang diamati hanya pada area pit saja. Sedangkan
pada area disposal tidak dapat diamati karena belum adanya
treatment yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan kolam
settling pond yang baru digali, sehingga air yang tertampung
hanya sedikit.
Air asam yang terbentuk dialirkan dan dikumpulkan
dalam sebuah kolam yang disebut dengan sump. Kemudian
dari sump akan dialirkan lagi dengan pompa menuju kolam
settling pond. Digunakannya pompa karena letak kolam
settling pond lebih tinggi dari sump. Selain itu, pemompaan ini
dilakukan jika kondisi tambang cukup terganggu dengan
adanya genangan air dalam jumlah banyak, sehingga tidak
ada jadwal khusus dalam pemompaan.
PT Semesta Centramas membuat enam kompartemen
pada kolam settling pond di area pit. Air yang dipompakan
dari sump akan masuk ke settling pond kompartemen
pertama. Setelah itu karena mengalami overflow akan masuk
ke kompartemen kedua dan selanjutnya.
65. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 65
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Gambar 5.7 Sump pada Pit Area
Pada kolam settling pond, air asam tambang akan di
treatment. Menetralkan pH dan menurunkan kandungan
logam berat yang terkandung dalam air asam tambang
dilakukan dengan sistem pengolahan active treatment, yaitu
pembubuhan tawas dan kalsium karbonat. Namun, hanya
kolam kompartemen kelima dan keenam saja yang dilakukan
pembubuhan. Sedangkan kompartemen pertama sampai
kompartemen keempat dibiarkan terjadi proses secara fisika
yaitu pengendapan partikel atau lumpur.
Settling pond PT Semesta Centramas ini masih bersifat
temporer. Hal ini dikarenakan kegiatan pertambangan PT
Semesta Centramas tergolong masih baru dan belum ada
kolam settling pond yang bersifat permanen. Selain itu juga
kolam pengolahan air asam tambang ini termasuk dalam tipe
66. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 66
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
settling pond aerobic, karena kolam dibiarkan terbuka dan
terkontak langsung dengan udara.
Gambar 5.8 Kompartemen pada Settling Pond di Pit Area
Settling pond dengan enam kompartemen memiliki
dimensi masing-masing kompartemennya adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.3 Dimensi masing-masing kompartemen settling pond
Kompartemen Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m) (Volume (m3
)
1 21,82 13,52 2,5 737,52
2 28,13 11,05 2,5 777,09
3 25,2 12,56 2,5 791,28
4 17,63 13,34 2,5 587,96
5 22,09 10,81 2,5 596,98
6 22,66 9,49 2,5 537,61
Settling pond kompartemen pertama sampai settling
pond yang kompartemen keempat didiamkan tanpa perlakuan
67. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 67
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
atau tanpa pembubuhan tawas dan kalsium karbonat. Jadi
pada keempat kompartemen tersebut di harapkan terjadi
pengendapan lumpur yang ikut terpompa ke settling pond.
Sedangkan kompartemen kelima dan keenam dilakukan
pembubuhan tawas dan kalsium karbonat untuk penetralan pH
dan pengendapan.
Pada sistem pengolahan tersebut sebenarnya kurang
efektif. Seharusnya pada kompartemen pertama terjadi proses
secara fisika, yaitu pengendapan lumpur air asam tambang
yang dipompakan dari sump. Setelah itu pada kompartemen
kedua dilakukan pembubuhan tawas dan kalsium karbonat,
yang dimana akan terjadi proses secara kimia. Selanjutnya
kompartemen ketiga sampai kompartemen keenam dibiarkan
terjadi proses secara fisika, mengendapkan partikel-partikel
yang telah terendapkan akibat proses kimia pada
kompartemen sebelumnya. Dengan begitu air asam tambang
pada kompartemen keenam (kompartemen terakhir) akan
terlihat jernih, sehingga dapat dilkakukan pengecekan dan
pemantauan kualitas airnya. Selain itu juga dalam pemakaian
kalsium karbonat dan tawas tidak mengalami pemborosan
karena hanya pada satu kompartemen saja yang dibubuhkan.
Dapat dilihat pada gambar 5.9, air asam tambang
berwarna coklat kehitaman. Warna coklat kehitaman tersebut
dapat disebabkan karena kandungan Mn dan Fe yang tinggi.
Sehingga banyaknya kandungan logam menyebabkan
kekeruhan juga tinggi.
Hasil setelah di treatment selama beberapa hari yaitu
dengan pembubuhan tawas dan kalsium karbonat dapat dilihat
pada gambar 5.10. Air asam tambang menjadi jernih,
meskipun pada beberapa bagian permukaannya terdapat
68. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 68
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
gumpalan buih yang berwarna kuning. Gumpalan buih yang
berwarna kuning tersebut merupakan endapan dari logam Fe.
Gambar 5.9 Air Asam Tambang Sebelum Treatment
Gambar 5.10 Air Asam Tambang Setelah Treatment
69. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 69
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Pembubuhan tawas dan kalsium karbonat dilakukan
dengan metode biasa, yaitu hanya secara manual saja, tidak
dengan pipa pembubuh. Tawas dan kalsium karbonat
dibubuhkan tanpa adanya pengadukan. Pada perlakuan ini
sebenarnya kurang efektif karena tidak adanya pengadukan
sehingga kedua bahan kimia tersebut tidak menyebar merata.
Selain itu dengan tidak adanya pengadukan, tawas akan sulit
dan lama dalam mengendapakan partikel-partikel logam untuk
membentuk flok-flok.
Pada sistem pengolahan ini, tawas dan kalsium
karbonat dibubuhkan 5 – 10 karung per kolamnya. Jika kondisi
air di lihat dari pH, warna dan kekeruhannya tinggi, maka akan
semakin banyak dosis tawas dan kalsium karbonat yang
dibubuhkan. Namun kondisi air pada settling pond memiliki
kekeruhan yang tinggi, sehingga lebih banyak penggunaan
tawas daripada kalsium karbonat. Selain itu dikarenakan pH
air asam tambang yang tidak terlalu rendah sehingga
penggunaan kalsium karbonat tidak terlalu banyak.
70. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 70
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik selama satu bulan kerja praktik
di PT Semesta Centramas adalah sebagai berikut :
1. Sumber utama air asam tambang adalah berasal dari lokasi pit dan
disposal. PT Semesta Centramas melakukan pengolahan air asam
tambang dengan sistem active treatment, yaitu membuat settling
pond dengan enam kompartemen dan pengolahan terjadi secara
fisika dan kimia. Setelah itu dilakukan pemantauan kualitas air asam
tambang setiap tiga bulan sekali oleh tim BLHK.
2. Sistem pengelolaan air asam tambang yang dilakukan PT Semesta
Centramas adalah overburden management dan water management.
3. Berdasarkan data dan hasil pengamatan kualitas air asam tambang
PT Semesta Centramas untuk parameter pH memenuhi baku mutu
dari KepMenLH No.113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara, sedangkan
untuk parameter TSS, Fe dan Mn tidak dapat diuji karena belum
tersedianya alat uji. Namun jika dilihat secara visual air asam
tambang yang telah di treatment sudah terlihat jernih.
6.2 Saran
Adanya pengolahan tambahan seperti sistem passive
treatment agar dapat lebih meningkatkan kualitas air asam tambang.
Selain itu untuk meningkatkan operasional dan pemantauannya,
perlu adanya alat penguji TSS, Fe dan Mn serta laboratorium internal
agar dapat dilakukan pengecekan kualitas air asam tambang secara
71. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 71
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
rutin setiap hari atau setiap minggu. Serta adanya dosis optimum
yang diberikan dan metode pengadukan yang tepat.
72. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 72
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F., 2001. Peran Air dalam Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat. Departemen Kesehatan dan Kesos. Jakarta.
Burhani, Dian. 2011. Acid Mine Neutralizer: Penanganan Air Asam
Tambang.
http://missd33dee-pensieve-nyagw.blogspot.com/
Tanggal akses 31 Agustus 2014
Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Habsy, Daniel. 2011. Pengelolaan Aspek Lingkungan Penambangan
Batubara
http://idefa.blogspot.com/2012/10/pengelolaan-aspek-
lingkungan.html
Diakses tanggal 22 Oktober 2014
Hanum F. 2002. Proses pengolahan air sungai untuk keperluan air
minum. http://www.USU digital library
Diakses tanggal 31 Agustus 2014
Irfani, Nurul. 2011. Analisis Air Asam Tambang Batubara Kalimantan.
Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian Program Studi
Agroteknologi Jatinangor
Johnson, D. Barrie & Kevin B. Hallberg. 2005. Acid Mine Drainage
Remediation Options : a review. Science of the Total
Environment 338. School of Biological Sciences, University of
Wales, Bangor’ An International Journal of Environment
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan
Pertambangan Batubara.
73. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 73
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
Marganingrum, Dyah & Noviardi, R. 2010. Pencemaran Air dan Tanah
Di Kawasan Pertambangan Batubara Di PT. Berau Coal
Kalimantan Timur. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. (Riset
Geologi dan Pertambangan),
http://www.geotek.lipi.go.id/riset. 2010
Diakses tanggal 31 Agustus 2014
Yusron, M. 2009. Pengolahan Air Asam Tambang Menggunakan
Biofilm Bakteri Pereduksi Sulfat. Skripsi. Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah
Pascasarjana IPB. Bogor.
74. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 74
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
LAMPIRAN
1. Air Asam Tambang pada Sump di Pit Area
2. Air Asam Tambang pada Settling Pond
75. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 75
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
3. Pengujian pH
4. Pemompaan Air Asam Tambang dari Sump ke Settling Pond
76. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT SEMESTA CENTRAMAS
BALANGAN COAL
STUDI SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN 76
KUALITAS AIR ASAM TAMBANG PT SEMESTACENTRAMAS
5. Drainase pada Disposal Area
6. Pengujian pH Setelah di Treatment dengan Pembubuhan Tawas dan
Kapur