AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
MediaPembelajaran
1. 1
MAKALAH
POLA DAN STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
OLEH :
1. WA ODE HAISAH TANDA
2. WA ODE IFU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2016
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang
” POLA DAN STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES
PEMBELAJARAN” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari
mata kuliah Media Pembelajaran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang
mana di dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan
maupun isi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dalam makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan
kualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Raha, Maret 2016
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………
i
Daftar Isi …………………………………………………………………………….
ii
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………………
1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………
2
D. Manfaat ……………………………………………………………………..
2
BAB II : PEMBAHASAN …………………………………………………………..
3
A. Pola
pemanfaatan……………………………………………….……………….. 3
B. Strategi pemanfaatan…………………………………………………………..
7
C. Contoh kasus penggunaan media dalam pendidikan. ………………………..
8
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………..
9
5. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media
pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain:
terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang
tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika
setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai
media pembelajaran. Dibab terdahulu telah diuraikan bahwa program media di buat
dengan rancangan yang sistematis melalui berbagai langkah pengembangan yang
melibatkan berbagai tenaga trampil dan ahli serta menggunakan berbagai jenis
peralatan. Dengan cara demikian, diharapkan program yang dihasilkan dapat
merupakan program media yang efektif. Namun demikian, betapa baikanya sebuah
program media, bila progma itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentulah tidak akan
banyak gunanya. Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya
pembuatan media itu sendiri. Pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan
dirancang sebaik- baiknya. Lebih –lebih bila media itu merupakan media
pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu harus
direncanakan dan dirancang secara sistematis.
B. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar
kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka
fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada
6. 6
guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang
lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa
yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru
menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru
memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran
dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan
bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar.
Untuk itu guru lebih berfubgsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan
fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.
C. TUJUAN
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran. tujuan penggunaan
media pembelajaran adalah:
1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat guna dan berdaya guna.
2. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik dimana menyampaikan informasi
materi kepada anak didik.
3. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.
4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak
dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik
yang satu
6. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan
motivasi.
D. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Apakah Pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses pembelajaran
2. Strategi Pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses pembelajaran
3. Contoh Kasus Pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran
7. 7
BAB II
PEMBAHASAN
A. POLA PEMANFAATAN
Ada beberapa pola pemanfatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola
pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan :
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting)
Dalam tatanan (setting) ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannyapun dipadukan dengan proses belajar
mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru
harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan itu, serta stategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu,
yang meliputi tujuan, materi dan strategi pembelajaran.
2. Pemanfaatan diluar situasi kelas.
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi dapat dibedakan dalam dua kelompok
utama :
Pemanfaatan Secara Bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media tanpa dikontrol atau diawasi. Pebuat program
media mendistribusikan program media, itu di masyarakat pemakai media, baik
dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas. Hal itu dilakukan
dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan masing
masing. Biasanya pemakai media menggunakannya secara perorangan. Dalam
menggunakan media ini pemakai tidak dituntut untuk mencapai tingkatan
pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk meberikan umpan balik
kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.
Berikut ini contoh jenis pemanfaatan media :
Pemakain kaset pelajaran bahasa inggris
Ditoko banyak dijual kaset pelajaran bahasa inggris untuk melengkapi buku-buku
pelajaran Bahasa Inggris tententu. Orang yang merasa memerlukan program itu
dapat membelinya secara bebas. Menggunakanny pun secara bebas juga. Artinya,
8. 8
kaset itu dapat digunakan kapan saja, dimana saja, dan untuk keperluan apa saja.
Semuanya tergantung kepada pemilik kaset itu sediri. Tidak ada orang yang ikut
mengaturnya. Hasil yang dicapai pun tertgantung pada orang itu sendiri secara
perorangan.
Pemanfaatan Program Siaran Radio Pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio atau televis yang bersifat pendidikan. Program-
program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan
tertentu. Misalnya, siaran pelajaran Bahasa Inggris,Matematika,Bahasa Indonesia
,dan lain-lain.pemanfaatan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh
penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan
dimanfaatkan oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran tidak mengatur
bagaimana program itu didengarkan dan dimanfaatkan. Penyelenggara siaran juga
tidak mengevaluasi hasil pemanfaatan program. Artinya, penyelenggara siaran tidak
meniali sampai seberapa jauh pesan yang telah disampaikan kepada pendengar itu
dapat diterima oleh pendengar dan apa pengaruhnya terhadap kemampuan
keterampilan dan sikap pendengar.
Pemanfaatan Media Secara Terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangakaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila media itu berupa media pembelajaran , sasaran didik (audience)
diorganisasikan dengan baik. Dengan begitu, mereka dapat menggunakan media itu
secara teratur, berkesenambungan, dan mengikuti tujuan pola belajar- mengajar
tertentu. Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok –kelompok belajar. Setiap
kelompok diketahui oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor.
Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau
ditentukan terlebih dahulu.
Hasil belajara mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini
pembuat program media perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Pelaksanaan
evaluasi dapat diatur oleh para tutor. Penilaian juga dapat dilakukan oleh tutor
menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat program.
Berikut ini contoh pemanfaatan program media secara terkontrol :
– Pemanfaatan Siaran Radio Pendidikan untuk penataran Guru
Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKOM) sejak
tahun 1975 telah menyelenggarakan program penataran guru SD melalui radio yang
disebut proyek Teknologi Komunikasi. Pendidikan Dasar (TKPD). Sasaran program
9. 9
penataran ini ialah guru-guru SD yang berada didaerah terpencil dan sulit
berkomunikasi. Mereka yang dijadikan sasaran ialah yang perlu menambah
pengetahuan dan keterampilan mengajarnya, tetapi tidak dapat memperoleh fasilitas
sumber belajar yang memadia dari daerah masing-masing.
Tujuan yang akan dicapai oleh proyek TKPD ialah meningkatkan kemampuan
mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang pelajaran, seperti Bahasa
Indonesia, PMP, IPA, dan sebagainya, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
program-program siaran radio pendidikan ini dibuat oleh Pus-Tekkom bersama
dengan Direktorat Pendidikan Dasar (DITDIKSDAS) Ditjen Dikdasmen. Ditdikdas
ini terutama memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum dan materi program
siaran. Pustekom Kemudian mengkoordinasikan penjabaran materi itu kedalam
naskah siaran dan merekamnya dalam kaset. Kaset Audio itu setelah digandakan
dapat dikirimkan ke RRI dan pemancar radio lain di sebelas provinsi. Peserta siaran
ini didaftar dan cara belajarnya daiatur didalam kelompok-kelompok belajar yang
terdiri dari 6-7 orang guru dan dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Bahan
penyerta siaran (bahan Cetak) disampaikan kepada kelompok pendengar sebelum
siaran dilaksanakan. Guru –Guru anggota kelompok pendengar itu diharapkan telah
membaca bahan penyerta sebelum mendengarkan mendengar siaran, mereka telah
mengetahui tentang tujuan yang akan dicapai, pokok-pokok materi siaran, dan
bahan-bahan yang diperlukan pada saat membaca buku-buku atau bahan lain yang
dianjurkan untuk dibaca.Selesai mendengarkan siaran, guru-guru tersebut
mendiskusikan isi siaran untuk memperdalam pengertian yang mereka peroleh dari
siaran. Kesulitan yang tidak dapat dipecahkan sendiri dapat diajukan kepada BPMR
semarang atau Yogyakarta. Kelompok pendengar juga diharapkan memberikan
umpan balik Feed Back) kepada pembuat program siaran. Umpan balik ini tidak
menyangkut isi siaran, cara penyajian (jelas atau tidak), dan kekualitas teknik
program siaran itu.
– Pemanfaatan Media Untuk Mencapai Ijazah Persamaan SMA di AS
Di Amerika Serikat ada beberapa Negara bagian yang menyelenggarakan program
pendidikan untuk mendapatkan ijazah persamaan SMA (Highschool equevalancy).
Orang- orang yang ingin mendapatkan ijazah itu mendaftarkan diri kepusat Sumber
Belajar (Learning Rasource Center) setempat. Ia kemudian harus megikuti tes awal
(pretest). Hasil tes itu memberikan petunjuk kepada siswa- siswa dan pimpinan
sumber belajar itu. Siswa harus mengikuti tes secara berkala untuk mengetahui
10. 10
kemajuan belajar mereka. Setelah siap, siswa boleh mengajukan permintaan
menempuh ujian akhir untuk mendapatkan ijazah.
– Pemanfaatan Media Secara Perorangan, Kelompok atau Massal
1. Media dapat digunakan secara perorangan. Artinya, media itu digunakan oleh
orang saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara
perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk
pemanfaatan yang jelas sehinggga orang dapat menggunakannya dengan
mandiri. Artinya, orang itu tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang
bagaimana cara menggunakannya, alat apa yang diperlukan, dan bagaimana
mana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Buku petunjuk itu
biasanya mengandung keterangan tentang tujuan pembelajaran yang aan
dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya, komponen-komponen
media itu, alat yang diperlukan untuk menggunkannya, dan alat evaluasi yang
biasanya terdiri dari soal tes. Apabila didalam suatu ruangan ada beberapa
orang yang belajar menggunkan media secara perorangan, sebaiknya masing-
masing menempati karel (Carrel) sdehingga tidak saling mengganggu. Karel
ialah meja belajar yg di sekat-sekat menjadi bagian kecil yang hanya cukup
untuk duduk seorang. Tiap karel dilengakapi dengan perlengkapan media,
seperti tape recorder, proyektor Film bingkai, ear phone, layar kecil dan
sebagainya.
2. Media Dapat Digunakan Secara Berkelompok. Kelompok itu dapat beruba
kelompok kecil dengan anggota 2 s.d 8 orang. Atau berupa kelompok besar
yang beranggotakan 9 s.d 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan
secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini
biasanya ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor atau guru. Kentungan
belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu
dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang di pelajari. Diskusi dapa
dilakukan, baik sebelum, maupun sesudah mereka menggunakan media itu.
Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa
persyaratan.
Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua
anggota kelompok dapat medengarnya.
Gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat
oleh semua anggota kelompok itu.
11. 11
Perlu adat alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier) dan
membesarkan gambar (proyektor).
Medapat juga digunakan secara missal. Orang yang jumlahnya puluhan,
ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media
yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio,
televise, atau digunakan dalam ruangan yang besar seperti film 35mm. untuk
memudahkan orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini
sebiknya kepada para peserta diberikan bahan tercetak sebelumnya. Bahan
cetakan itu setidaknya- tidaknya harus memuat tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, garis besar isi, petunjuk tindak lanjut, dan bahan sumber sumber
lain yang dapat dipelajari untuk memperdalam pemahaman. Bahan cetakan ini
diberikan jauh sebelum penggunaan media dilakukan. Dengan demikian para
peserta dapat menyiapkan diri dalam mengikuti program media itu.
B. STRATEGI PEMANFAATAN
Pada bab-bab terdahulu telah dibicarakan bahwa media ini seharusnya digunakan jika
media itu mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta
sesuai dengan sifat materi instuksionalnya yang telah dirumuskan. Pada bab-bab
sebelumnya juga telah dibicarakan bagaimana cara memilih media yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai itu. Supaya media dapat digunakan secara efektif
dan efisien ada tiga langka utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media,
1. Perisapan Sebelum Menggunakan Media
Supaya penggunan media dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat persiapan
yang baik pula. Pertama –tama pelajari buku petunjuk yang telah disediakan.
Kemudian kita ikuti petunjuk –petunjuk itu. Apabila pada petunjuk kita disarankan
untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, seyogyanya hal tersebut dilakukan. Hal tersebut akan memudahkan kita
dalam belajar dengan media itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan
media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian, pada saat
menggunakannya nanti, kita tidak akan diganggu dengan hal-hal yang mengurangi
kelancaran penggunaan media itu. Jika media itu digunakan secara berkelompok,
sebaiknya tujuan yang akan dicapai dibicarakan terlebih dahulu dengan semua
anggota kelompok. Hal itu penting supaya perhatian dan pikiran terarah kehal yang
sama.Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga kita dapat melihat atau
mendengar programnya dengan enak. Lebih-lebih, apabila media itu digunakan
12. 12
secara berkelompok. Sedapat mungkin, semua anggota kelompok dapat memperoleh
kesempatan yang sama dalam mendengarkan dan atau melihat program media itu.
Layar dan atau pesawat radio atau tape recorder harus ditempatkan begitu rupa
sehingga semua dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.
2. Kegiatan Selama Menggunakan Media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media ialah suasana ketenangan.
Gangguan –gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus
dihindarkan. Kalau mungkin, ruangan jangan digelapkan sama sekali. Hal itu supaya
kita masih dapat menulis jika menjumpai hal-hal penting yang perlu diingat. Kita pun
dapat menulis pertannyaan jika ada bagian yang tidak jelas atau sulit dipahami. Jika
menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat usahakan hal tersebut
tidak mengganggu konsentrasi. Jangan sampai perhatian kita terlalu banyak tercurah
pada apa yang ditulis sehingga kita tidak dapat memperhatikan sajian media yang
sedang berjalan.
Ada kemungkinan selama sajian media berjalan kita diminta melakukan sesuatu,
misalnya menunjuk gambar, membuat garis menyusun sesuatu, menjawab
pertanyaan, dan sebagainnya. Perintah-perintah itu sebaiknya dijalankan dengan
tenang, jangan sampai mengagu teman lain.
C. CONTOH KASUS PENGGUNAAN MEDIA DALAM PENDIDIKAN.
Kasus penggunaan media dalam pedidikan ini, baik yang tedapat di Negara maju
maupun di Negara yang sedang berkembang ratusan jumlahnya. Sungguh diluar
dungaan bahwa sebagaimana dicatat oleh Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus
penerapan teknologi pendidikan dengan media tersebut, 75% atau lebih kurang 170
kasus terdapat dinegara ketiga atau dinegara yang sedang berkembang. Mungkin
memang karena Negara berkembang meupakan sasaran yang empuk sebagai kelinci
percobaan maupun pemasaran produk teknologi yang berupa perangkat keras
peralatan media. Mungkin pula karena Negara berkembang memang mempunyai
banyak persoalan yang harus dipecahkan dan ketinggalan –ketinggalan yang harus
dikejar agar tidak tergilas oleh lajut pesatnya perkembangan pengetahuan dan
teknologi itu sendiri. Selain itu, memang kedua kemungkinan ada. Penarapan
teknologi pendidikan dengan media memang tidak terlepas dri maksud, tujuan,
maupun sasaran yang ingin dicapainya. Hal ini diharapkan akan mempunyai nilai
lebih jika dilihat dari manfaat sosialnya (social benefit).
13. 13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru
untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan
belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan
tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif.