SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Neonatus memiliki basal metabolic rate (BMR) yang tinggi, sehingga membutuhkan oksigen
lebih banyak dibanding bayi yang telah lahir. Konsentrasi hemoglobin fetus in utera yang
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi hemoglobin bayi yang telah lahir. Dalam
beberapa minggu pertama setelah bayi dilahirkan, keadaan darah janin in utero kembali ke
yang lazim ditemukan pada orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena sel darah merah
neonatus kurang lama dapat bertahan dibandingkan dengan eritrosit orang dewasa, disamping
menurunnya kapasitas sumsun tulang dalam menghasilkan eritrosit. Hal ini disebabkan oleh
karena ketidakmampuan hepar bayi untuk meniadakan sampah hemoglobin.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
- Untuk menjelaskan perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra
uterus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pernapasan
Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang dipantau
dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli paruparu. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam
tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi
apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun,
maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu
menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%. Keadaan
ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan plasenta).
Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen lebih
menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya
maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin
tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paruparu yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama
oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan negatif di dalam dada
lebih kurang 40 cm air- karena tekanan paru-paru waktu lahir sewaktu bayi menarik nafas
pertama kali.
Adanya lipoprotein tersebut di atas, khususnya kadar lesitin yang tinggi, mencerminkan paruparu itu telah matur. Lesitin adalah bagian utama dari
2lapisan di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui biosintesis. Pada
waktu partus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui jalan lahir, paru-paru seakanakan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan yang mungkin ada di jalan pernapasan
dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya bagian-bagian paru-paru yang tidak
berfungsi segera oleh karena tersumbat. Yang diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa
atau dengan asfiksia livide ialah membersihkan segera jalan nafas dan memberikan pada bayi
tersebut oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting dipahami oleh setiap
penolong persalinan. Ketika partus, uterus berkontraksi, dalam keadaan ini darah di dalam
sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis dan sirkulasi janin,
sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya, apabila diperhatikan
bunyi jantung janin segera setelah kontraksi uterus hilang, akan terdengar melambat.
Keadaan ini fisiologik, bukan patologik, dan dikenal sebagai refleks Marey. Ada yang
mengemukakan bahwa timbulnya bradikardia pada his disebabkan oleh adanya asfiksia tali
pusat dan meningkatnya vena kava inferior pada janin. Hon mempelajari bradikardia pada
janin sewaktu ada his dengan fetal heart rate meter. Ia menemukan denyutan 140 per menit
dapat menurun sampai 110 – 120 pada multipara, sedangkan pada nullipara kadang-kadang
denyutan dapat menurun sampai 60 – 70 per menit, bradikardia ini terjadi segera pada
permulaan his dan menghilang beberapa detik sesudah his berhenti. Hon dan kawankawannya mengemukakan bahwa bradikardia tersebut di atas tidak disebabkan oleh hipoksia
janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala janin oleh jalan lahir pada waktu ada his.
Gejala ini biasanya ditemukan pada pembukaan 4 – 8 cm dan bila pada kepala bayi juga
diadakan penekanan seperti pada waktu ada his.
3
Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyutan jantung ini untuk mengetahui apakah
ada gawat janin. Denyutan jantung beberapa detik sesudah his sebanyak 100 per menit atau
kurang menunjukkan akan adanya gawat janin. Dalam keadaan normal frekuensi denyut
jantung janin berkisar antara 120 – 140 denyutan per menit. Ketika partus denyut jantung ini
sebaiknya didengar satu menit setelah his terakhir. Cara menghitung bunyi jantung janin
adalah sebagai berikut : kita hitung denyut jantung dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik
ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya sampai mencapai satu menit. Dengan cara ini dapat
diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Tiap menit
mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah permenit berbeda lebih dari 8, maka denyutan
jantung itu umumnya tidak teratur jika jumlah denyutan jantung lebih dari 160 per menit,
disebut ada takikardia : sedangkan jika kurang dari 120 menit, disebut ada bradikardia.
Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his,
dapat diramalkan ada atau tidak adanya hipoksia pada janin. Takikardia saja kadang-kadang
dapat ditemukan pada ibu yang menderita panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan
dengan alat kardiotokograf.
2.2 Sirkulasi
Pada janin masih terdapat fungsi :
1) Foramen ovale
2) Duktus arteriosus botalli
3) Arteria umbilikaler laterales
4) Duktus venosus arantii
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena
umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus
venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian
besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang
terletak diantara atrium dekstra dan
4 atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang
kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium kanan mengatur ke
ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru yang belum
berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya megnalir
melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi
nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta
penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2
arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot
dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini
berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera bayi
mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya akan
berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paruparu. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan
dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut
selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis
dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan demikian, setelah bayi lahir
maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi
dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini, daspat dipantau
peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat.
2.3 Traktus Digestivus
Pada kehamilan empat bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian janin
membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi melalui mukosa
seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya
lanugo, verniks kaseosa
5dimekonium setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh
pemecahan bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga
usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh.
Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijauhijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga menekan isi abdomen
janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari
anus. Juga obat yang meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui
plasenta dan memberi akibat yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata
450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai
peranan dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen
mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi
dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati.
Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah
dilahirkan, dinyatakan oleh ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian
kecil bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana
dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium
kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas
metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat,
umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat
mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat
ditemukan di dalam air ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk
membuat diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas
hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai kekurangan enzim
glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa neonatus dan dalam waktu yang
berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur yang tidak mudah meniadakan hasil
6pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini
agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas. Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat
terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya
meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya
hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam
hal diabetes melitus belum ada.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra melalui beberapa tahap
yang perlu dipelajari diantaranya pernapasan, sirkulasi dan trafetus digestivus.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono, Ilmu Kebidanan. 2006. YBP-SP. Jakarta

More Related Content

What's hot

What's hot (15)

100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Adaptasi BBL pada Sistem Integumen (Patologis)
Adaptasi BBL pada Sistem Integumen (Patologis)Adaptasi BBL pada Sistem Integumen (Patologis)
Adaptasi BBL pada Sistem Integumen (Patologis)
 
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
 
Anba1
Anba1Anba1
Anba1
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Asuhan Neonatus
Asuhan NeonatusAsuhan Neonatus
Asuhan Neonatus
 
Adaptasi fisiologi neonatus
Adaptasi fisiologi neonatusAdaptasi fisiologi neonatus
Adaptasi fisiologi neonatus
 
Weno
WenoWeno
Weno
 
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
 
Irds AKPER PEMKAB MUNA
Irds AKPER PEMKAB MUNA Irds AKPER PEMKAB MUNA
Irds AKPER PEMKAB MUNA
 
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balitaLingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
 
Pp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbPp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anb
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA Keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan anak dengan MAS
Asuhan keperawatan anak dengan MASAsuhan keperawatan anak dengan MAS
Asuhan keperawatan anak dengan MAS
 

Similar to BAB I PENDAHULUAN

Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janinNs. Lutfi
 
3. fisiologi janin
3. fisiologi janin3. fisiologi janin
3. fisiologi janinfikri asyura
 
Bblr skenario 2
Bblr skenario 2Bblr skenario 2
Bblr skenario 2ochayuchan
 
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaLaporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaakuyohoyo
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksiaWarnet Raha
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananWarnet Raha
 
Peredaran Darah Janin
Peredaran Darah JaninPeredaran Darah Janin
Peredaran Darah JaninUFDK
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Asih Astuti
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 
Adaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdfAdaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdfVivin Wiji
 
4. pertumbuhan janin--.ppt
4. pertumbuhan janin--.ppt4. pertumbuhan janin--.ppt
4. pertumbuhan janin--.pptkenrindang
 

Similar to BAB I PENDAHULUAN (20)

Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janin
 
3. fisiologi janin
3. fisiologi janin3. fisiologi janin
3. fisiologi janin
 
Bblr skenario 2
Bblr skenario 2Bblr skenario 2
Bblr skenario 2
 
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaLaporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Peredaran Darah Janin
Peredaran Darah JaninPeredaran Darah Janin
Peredaran Darah Janin
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Adaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdfAdaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdf
 
4. pertumbuhan janin--.ppt
4. pertumbuhan janin--.ppt4. pertumbuhan janin--.ppt
4. pertumbuhan janin--.ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

BAB I PENDAHULUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus memiliki basal metabolic rate (BMR) yang tinggi, sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding bayi yang telah lahir. Konsentrasi hemoglobin fetus in utera yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi hemoglobin bayi yang telah lahir. Dalam beberapa minggu pertama setelah bayi dilahirkan, keadaan darah janin in utero kembali ke yang lazim ditemukan pada orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena sel darah merah neonatus kurang lama dapat bertahan dibandingkan dengan eritrosit orang dewasa, disamping menurunnya kapasitas sumsun tulang dalam menghasilkan eritrosit. Hal ini disebabkan oleh karena ketidakmampuan hepar bayi untuk meniadakan sampah hemoglobin. 1.2 Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain : - Untuk menjelaskan perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra uterus.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pernapasan Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli paruparu. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paruparu yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air- karena tekanan paru-paru waktu lahir sewaktu bayi menarik nafas pertama kali. Adanya lipoprotein tersebut di atas, khususnya kadar lesitin yang tinggi, mencerminkan paruparu itu telah matur. Lesitin adalah bagian utama dari 2lapisan di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui biosintesis. Pada waktu partus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui jalan lahir, paru-paru seakanakan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan yang mungkin ada di jalan pernapasan dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya bagian-bagian paru-paru yang tidak berfungsi segera oleh karena tersumbat. Yang diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa atau dengan asfiksia livide ialah membersihkan segera jalan nafas dan memberikan pada bayi tersebut oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting dipahami oleh setiap penolong persalinan. Ketika partus, uterus berkontraksi, dalam keadaan ini darah di dalam sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis dan sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin segera setelah kontraksi uterus hilang, akan terdengar melambat.
  • 3. Keadaan ini fisiologik, bukan patologik, dan dikenal sebagai refleks Marey. Ada yang mengemukakan bahwa timbulnya bradikardia pada his disebabkan oleh adanya asfiksia tali pusat dan meningkatnya vena kava inferior pada janin. Hon mempelajari bradikardia pada janin sewaktu ada his dengan fetal heart rate meter. Ia menemukan denyutan 140 per menit dapat menurun sampai 110 – 120 pada multipara, sedangkan pada nullipara kadang-kadang denyutan dapat menurun sampai 60 – 70 per menit, bradikardia ini terjadi segera pada permulaan his dan menghilang beberapa detik sesudah his berhenti. Hon dan kawankawannya mengemukakan bahwa bradikardia tersebut di atas tidak disebabkan oleh hipoksia janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala janin oleh jalan lahir pada waktu ada his. Gejala ini biasanya ditemukan pada pembukaan 4 – 8 cm dan bila pada kepala bayi juga diadakan penekanan seperti pada waktu ada his. 3 Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyutan jantung ini untuk mengetahui apakah ada gawat janin. Denyutan jantung beberapa detik sesudah his sebanyak 100 per menit atau kurang menunjukkan akan adanya gawat janin. Dalam keadaan normal frekuensi denyut jantung janin berkisar antara 120 – 140 denyutan per menit. Ketika partus denyut jantung ini sebaiknya didengar satu menit setelah his terakhir. Cara menghitung bunyi jantung janin adalah sebagai berikut : kita hitung denyut jantung dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya sampai mencapai satu menit. Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Tiap menit mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah permenit berbeda lebih dari 8, maka denyutan jantung itu umumnya tidak teratur jika jumlah denyutan jantung lebih dari 160 per menit, disebut ada takikardia : sedangkan jika kurang dari 120 menit, disebut ada bradikardia. Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his, dapat diramalkan ada atau tidak adanya hipoksia pada janin. Takikardia saja kadang-kadang dapat ditemukan pada ibu yang menderita panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan dengan alat kardiotokograf. 2.2 Sirkulasi Pada janin masih terdapat fungsi : 1) Foramen ovale 2) Duktus arteriosus botalli 3) Arteria umbilikaler laterales 4) Duktus venosus arantii Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena
  • 4. umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan 4 atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paruparu. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini, daspat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat. 2.3 Traktus Digestivus Pada kehamilan empat bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya lanugo, verniks kaseosa 5dimekonium setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijauhijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga menekan isi abdomen
  • 5. janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur yang tidak mudah meniadakan hasil 6pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas. Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum ada.
  • 6. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra melalui beberapa tahap yang perlu dipelajari diantaranya pernapasan, sirkulasi dan trafetus digestivus.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo Sarwono, Ilmu Kebidanan. 2006. YBP-SP. Jakarta