2. Asuhan kebidanan ?
Asuhan kebidanan pada
neonatus,bayi dan balita ?
Neonatus bayi dan balita
dengan masalah ?
3. Definisi asuhan kebidanan
neonatus dan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan
oleh bidan
Asuhan kebidanan pada neonatus,bayi dan balita adalah
perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru
lahir,bayi dan balita
Neonatus bayi dan balita dengan masalah adalah suatu
penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi dan balita apabila tidak diberikan asuhan
yang tepat dan benar.
4. Definisi Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4
minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi
berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur
Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal
adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat
5. Manifestasi klinis neonatus normal
Bunyi jantung dalam menit pertama
kira-kira 180/menit yang kemudian
turun sampai 140/menit – 120/menit
pada waktu bayi berumur 30 menit.
Pernapasan cepat pada menit-menit
pertama (kira-kira 80/menit) disertai
dengan pernapasan cuping hidung,
serta rintihan hanya berlangsung 10
sampai 15 menit.
Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar
Score).
Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
Panjang badan lahir 48-52 cm.
Lingkar kepala 33-35cm.
Lingkar dada 30-38 cm.
Lingkar dada 30-38 cm.
Lingkar lengan atas 11 cm.
• Reflek isap dan menelan sudah
terbentuk dengan baik.
• Reflek moro sudah baik, apabila
dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan memeluk.
• Grasping reflek sudah baik, apabila
diletakan suatu benda di atas telapak
tangan, bayi akan mengengam.
• iGenatalia : labia mayora sudah
menutupi labia minora ( pada
perempuan).
• Testis sudah turun di scortum (pada
laki-laki).
• Eliminasi : baik urin, mekonium akan
keluar dalam 24 jam
pertama.mekonium bewarna coklat
kehijauan.
• Kesadaran
6. Karakteristik Khusus Neonatus menurut
Hamilton (2005 : 217-221)
a. Kepala
Kepala neonatus ¼ dari panjang tubuh keseluruhan. Lingkar kepala
bayi berkisar 31-35,5 cm, pada tulang kepala dapat terjadi saling
tindih yang disebut molding.
b. Kulit
Kulit bayi sangat halus, merah kehitaman karena tipis dan lapisan
lemak subkutan belum melapisi kapiler. Karakteristik pada kulit bayi
berupa: Vernik kaseosa, milia, lanugo, Eritema toksikum, Bercak
Mongolian, Tanda lahir (nevi), Ikterik.
c. Rambut dan kuku
Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu
mata dan alis terdapat sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan
cukup tajam.
7. Lanjutan...
d. Payudara
Payudara pada bayi laki-laki dan perempuan mungkin terlihat
membesar karena banyaknya hormon wanita dan darah ibu,
kadang mensekresi colostrom.
e. Genetalia
Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan
intrauterin dan telah berada pada kantung skrotum pada saat
lahir. Pada bayi perempuan labia minora dan klitorisnya
mungkin membengkak saat lahir akibat tingginya hormon
wanita dalam darah ibu. Keluaran lendir putih pada vagina
kadang dengan darah (perdarahan withdrawal).
f. Reflek normal pada bayi lahir
9. Adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis
ini disebut juga Homeostatis
10. Perubahan fisiologis yang
dialami bayi baru lahir
Pernafasan
Suhu tubuh
Metabolisme
Sistem peredaran darah
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Keseimbangan asam basa
Warna kulit
11. Dasar asuhan bayi baru lahir
Menurut Depkes (2010; h. 10), dalam setiap persalinan,
penatalaksanaan bayi baru lahir menganut beberapa prinsip
yang penting diantaranya:
Jaga bayi tetap hangat
Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)
Keringkan
Pemantauan tanda bahaya
Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-
kira 2 menit setelah lahir
Lakukan inisiasi menyusui dini
Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusu dini
Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
Pemeriksaan fisik
Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan
anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamn K1.
12. Dalam asuhan bayi baru lahir lakukan
juga hal-hal sebagai berikut :
Teruskan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit
ibu bayi selama 1 jam pertama.
Anjurkan ibu untuk menyusui jika bayi sudah
menunjkkan tanda ingin menyusu.
Jangan memberikan dot atau makanan apapun sebelum
diberi ASI. Juga tidak dianjurkan untuk memberikan air,
air gula, dan susu formula.
Lakukan pemantauan terhadap bayi yang diletakkan
pada dada ibu setiap 15 menit setelah 1-2 jam pertama
kehidupan
13. STANDAR PELAYANAN NIFAS DAN
BAYI BARU LAHIR
Ada tiga standar dalam asuhan nifas dan bayi baru lahir, dan satu
standar kegawatan neonatus
Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir
Pernyataan standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
Standar 14: Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah
Persalinan
Pernyataan standar;
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan
ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
14. Lanjutan...
Standar 15: Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Pernyataan standar;
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelaan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawtan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonatorum
Pernyataan standar;
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan
asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan
bantuan medis yang diperlukan dan meberikan perawatan lanjutan.
15. Rencana Asuhan bayi usia 2-6 hari
Perencanaan asuhan bayi usia 2-6 hari menurut Wafi Nur Muslihatun,
2010 adalah :
a. Minum bayi
Beri minum ASI segera mungkin setelah lahir yaitu dalam waktu 30 menit
atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian
minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi di rawat dirumah
sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. BAB (Buang Air Besar)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari pertama adalah
mekonium. Mekonium adalah ekskresi gastro intestinal bayi baru lahir
yang diakumulasikan dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia
kehamilan 16 minggu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah
lahir, Warna feses akan berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur
4-5 hari. Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering
16. Lanjutan....
c. Buang air kecil (BAK)
Bayi lahir akan BAK dalam 24 jam setelah lahir.
Selanjutnya, bayi akan BAK 6 kali/hari.
d. Tidur
Bayi pada kehidupan pertamanya akan menghapiskan
waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif
atau tidur ringan dan tidur lelap. Pda siang hari hanya 15
% waktu digunakan bayi dalam keadaaan terjaga, yaitu
untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan
mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan
untuk tidur.
17. Lanjutan...
d. Kebersihan kulit
Kulit bayi sangat sensitif. Untuk mencegah terjadinya infeksi
pada kulit bayi maka keutuhan kulit harus dijaga.Verniks
caseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga
jangan diberikan pada saat memandikan bayi.
e. Perawatan tali pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat
merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan
bisa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak
manajemenaktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi.
Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka
dan ditutupi kain bersih dan longgar. Pemakaian popok
sebaiknya popok dilipat dibawah tali pusat.
18. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Tucker et all (1998:883) pemeriksaan
penunjang berupa:
Sample darah
Tali pusat
Pemeriksaan screening bayi baru lahir
Hematokrit.
19. Tanda bahaya dan masalah pada
bayi baru lahir
Tanda bahaya BBL
Tidak dapat menyusu
Kejang
Mengantuk dan tidak
sadar
Nafas cepat (>60 per
menit)
Merintih
Retraksi dinding dada
bawah
Sianosis sentral
Masalah BBL
Asfiksia
Gangguan nafas
Hipotermi / hipertermi
BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah)
Dehidrasi
Ikterus
Infeksi / sepsis
Tetanus neonatonum
Kejang
Cidera lahir
20. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
pembersihan lendir pada saat
kepala keluar dengan pembersihan
mulut, hidung, dan mata dengan
kapas atau kasa steril.
Jam lahir dicatat dengan stop-
watch.
Tali pusat diikat dengan baik dan
bekas luka diberi antiseptik
kemudian dijepit dengan klem jepit
plastik atau diikat dengan pita atau
benang tali pusat.
Segera setelah lahir, bayi yang
sehat akan menangis kuat,
bernapas, serta menggerakkan
tangan dan kakinya, kulit akan
bewarna kemerahan.
Jangan lupa menilai bayi dengan
nilai Apgar.
o Bayi ditimbang berat badanya
dan diukur panjang badan
lahirnya kemudian dicatat
dalam status.
o Perawatan mata bayi : mata
bayi dibersihkan, kemudian
diberikan obat untuk
mencegah Blenorrhoe.
o Diperiksa juga anus,
genetalia eksterna, dan jenis
kelamin pada bayi.
o Bayi dimandikan dan dibersihkan
dengan air hangat-hangat kuku
dari lumuran darah, air ketuban,
mekonium, dan vernik kaseosa.
Adapula yang membersihkannya
dengan minyak kelapa atau
minyak zaitun. 6 jam setelah
kelahiran
21. Penanganan bayi selama dalam
perjalanan ke tempat rujukan
Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak
kulit bayi ke kulit ibu atau orang lain
Selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada
kepala bayi
Lindungi bayi dari sinar matahari langsung
Mendorong ibu menyusui selama perjalanan
Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan
memakan waktu lenih dari 3 jam, mintalah ibu untuk
memeras ASI dan memberikannya ke bayi dengan
cangkir
22. PELAKSANAAN PELAYANANAN
KESEHATAN NEONATUS (MTBM)
1. Kunjungan Neonatal hari k – 1 (KN 1)
Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan
dapat dilaksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas
kesehatan ( ≥24 jam)
Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan
bayi sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada
6 - 24 jam setelah lahir.
Hal yang dilaksanakan :
Jaga kehangatan tubuh bayi
Barikan Asi Eksklusif
Cegah infeksi
Rawat tali pusat
23. Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2)
Jaga kehangatan tubuh
bayi
Barikan Asi Eksklusif
Cegah infeksi
Rawat tali pusat
Kunjungan Neonatal
minggu ke - 3 (KN 3)
Periksa ada / tidak
tanda bahaya dan atau
gejala sakit
Lakukan :
Jaga kehangatan
tubuh
Beri ASI Eksklusif
Rawat tali pusat
24. Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima
tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY,
(2010), Balita adalah istilah umum bagi anak
usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3-5 tahun).
25. PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN
BALITA/ DETEKSI DINI
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan
anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak prasekolah.
26. Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh
tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
(pengukuran BB, TB., Lingkar kepala)
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan(
skrining dgn KPSP, test daya dengar, test daya
lihat)
a. Deteksi dini penyimpangan mental omosional
(kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya masalah mental emosional, autism dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi)