SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan factor yang
timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera lahir (Prawirohardjo,
Sarwono, 1997).
Asfiksia akan bertambah buruk jika penangan bayi tidak dilakukan dengan
sempurna. Oleh sebab itu tindakan keperawatan dilaksanakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang
mungkin timbul.
B. Etiologi dan Faktor Predisposisi Asfiksia
a) Faktor Ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya.
Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian
analgetika atau anesthesia dalam gangguan kontraksi uterus, hipotensi
mendadak karena pendarahan, hipertensi karena eklamsia, penyakit
jantung dan lain-lain.
b) Faktor Plasenta
Meliputi solution plasenta, pendarahan pada plasenta privea, plasenta
tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada tempatnya.
c) Faktor Janin dan Neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, komprgesi tali pusat
antara janin dan jalan lahir, gemelli, IUGR, kelainan kongenental dan lain
– lain.
d) Faktor Persalinan
Meliputi partus lama , partus tindakan dan lain – lain (Ilyas Jumiarni, 1995)
C. Patofiologi
Selama kehidupan dalam rahim, paru janin tidak berperan dalam pertukaran
gas oleh karena plasenta menyediakan oksigen dan mengangkat CO2 keluar
dari tubuh janin. Pada keadaan ini paru janin tidak berisi udara, sedangkan
alveoli janin berisi cairan yang diproduksi didalam paru sehingga paru janin tidak
berfungsi untuk respirasi. Sirkulasi darah dalam paru sangat rendah
dibandingkan dengan setelah lahir, hal ini disebabkan konstriksi dan arteriol
dalam paru janin. Sebagian besar sirkulasi darah melewati duktus Arteriosus
tidak banyak yang masuk kedalam arteriol paru.
Bayi menarik nafas pertama kali / menangis saat itu paru janin mulai berfungsi
untuk respirasi. Alveoli akan mengembang udara akan masuk dan cairan yang
ada dalam alveoli akan meninggalkan alveoli secara bertahap. Arteriol paru
mengembang dan aliran darah kedalam paru meningkat secara memadai.
Duktus arteriosus mulai menutup bersamaan dengan meningkatnya tekanan
oksigen dalam aliran darah. Darah dari jantung kanan melewati DA masuk
kedalam Aorta akan mulai memberi aliran darah yang cukup kedalam arteriole
paru yang mulai mengembang DA tetap tertutup sehingga bentuk sirkulasi
extraukterin akan dipertahankan.
Saat lahir alveoli berisi cairan paru, suatu tekanan ringan diperlukan untuk
membantu mengeluarkan cairan tersebut dan alveoli mengembang untuk
pertama kali. Beberapa tarika nafas diperlukan untuk mengawali dan menamin
keberhasilan pernafasan bayi. Proses persalinan normal berperan penting dalam
mempercepat keluarnya cairan yang ada dalam alveoli melalui ruang
perivaskuler dan absorbsi kedalam aliran darah atau limfe. Gangguan
pernafasan pada keadaan ini apabila paru tidak mengembang dengan sempurna
pada saat tarikan nafas pertama. Disebabkan oleh alveoli tidak mampu
mengembang atau masih berisi cairan dengan gerakan pernafasan yang lemah
dan dangkal tidak efektif untuk memenuhi kebutuhan O2 tubuh. Terjadi pada
bayi kurang bulan, asfeksia intrauterine, pengaruh obat yang dikonsumsi ibu saat
hamil, pengaruh obat anestesi pada operasi sesar.
Sirkulasi dalam paru yang berperan dalam pertukaran gas. Gangguan
vasokonstriksi pembuluh darah paru yang berakibat menurunya perfusi paru.,
sehingga oksigen akan menurun dan terjadi asidosis. Pada keadaan ini arteiol
akan tetap tertutup dan duktus arteriosus akan tetap terbuka dan pertukaran gas
paru tidak terjadi.
Selama penurunan perfusi paru masih ada, oksigen ke jaringan tubuh tidak
mungkin terjadi. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
tergantung dari berat dan amanya asfeksia, fungsi tadi dapat reversible atau
menetap sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi, gejala sisa atau
kematian penderita.
Pada tingkat permulaan gangguan ambilan oksigen dan pengeluaran CO2 tubuh
ini hanya menimbulkan asidosis respiratorik. Jika berlangsung terus menerus
akan terjadi metabolisme anaerobic berupa asidosis metaboik. Keadaan ini akan
mengganggu fungsi organ tubuh sehingga mungkin terjadi perubahan sirkulasi
kardiovaskuler yang ditandai oleh penurunan tekanan darah dan frekuensi
denyut jantung. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penderita asfeksia
akan terlihat tahapan proses kejadian yaitu menurunnya kadar PaO2 tubuh,
menurunnya pH darah, dipakainya sumber glikogen tubuh dan gangguan
sirkulasi darah. Perubahan inilah yang biasanya menimbulkan masalah dan
menyebabkan terjadinya gangguaan pada bayi saat lahir atau mungkin berakibat
lanjut pada masa neonatus dan masa pasca neonatus.
Hipoksia janin atau bayi baru lahir sebagai akibat dari vasokonstriksi dan
penurunan perfusi paru yang berlanjut dengan asfeksia, awalnya akan terjadi
konstriksi arteriol pada usus, ginjal, otot dan kulit sehingga persdiaan oksigen
untuk irgan fital akan meningkat. Apabila terjadi asfeksia berlanjut maka terjadi
gangguan pada fungsi miokard dan cardiac output. Sehingga terjadi penurunan
penyediaan oksigen pada organ vital dan mulai terjadi suatu “Hypoxic Ischemic
Enchephalopathy (HIE) yang akan memberikan gangguan menetap pada bayi
sampai dengan kematian bayi baru lahir. HIE pada bayi baru lahir akan terjadi
secara cepat dalam waktu 1-2 jam, bila tidak diatasi scara cepat dan tepat
(Aliyah Anna, 1997).
D. Gejala Klinik
Gejala Klini Asfeksia Neonatorum, meliputi :
a. Pernafasan Terganggu
b. Detik jantung berkurang
c. Refleks / Respon Bayi Melemah
d. Tonus otot menurun
e. Warna kulit biru / pucat
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia
dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
-Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat.
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
- Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan
janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan
lahir dan lain-lain.
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.
Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika
atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
E.Derajat berat ringannya Asfiksia
a. Normal bila nilai APGAR 7 – 10
b. Asfiksia sedang bila nilai APGAR score 4 – 6
c. Asfiksia berat bila nilai APGAR score 0 – 3
F. Faktor predisposisi
- Ibu :
1. Gangguan his misalnya hipertoni dan tetani
2. Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahan misalnya plasenta
previa
3. Hipertensi pada eklamsi
4. Gangguan mendadak pada plasenta seperti salutio plasenta
- Janin :
1. gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
2. Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi/analgesik yang diberikan
kepada ibu, pendarahan intrakranial dan kelainan bawaan
3. Ketuban keruh/meconium
G. Penatalaksanaan klinis
a. Tindakan Umum
- Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir
mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu
penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam.
- Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan
tanda achiles.
- Mempertahankan suhu tubuh.
b. Tindakan khusus
- Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal.
dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2.
Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak
timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan
sternum 80 –100 x/menit.
- Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik.
Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala
bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka
tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur
20x/menit
- Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi
H. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH
- Pemeriksaan fungsi paru
- Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler
- Gambaran patologi
G. Komplikasi
a. Sembab otak
b. Pendarahan Otak
c. Anuria atau Oliguria
d. Hyperbilirubinemia
e. Obstruksi usus funsional
f. Kejang sampai koma
g. Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : pnemonthhorax
H. Prognosa
1. Asfiksia ringan / normal : baik
2. Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan , jika cepat
prognosa baik.
3. Asfiksia berat badan dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama,
kelainan saraf permanent. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan
kejang sampai koma dan kelainan neorologis yang permanent , misalnya
cerebal, mental rectadation (Wiryoatmodjo, 1994 : 68
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah konsepsi pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat
menidentifikasi , mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
pasien , baik (Effendi Nasrul, 1995 : 3).
Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah presepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
( Allen Carol, 1993 : 28)
.
a. Biodata
Bayi : Nama bayi, tempat tanggal lahir bayi, jenis kelamin bayi.
Orang tua : Nama ayah/ibu, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan
dan alamat
.
b. Riwayat Kesehatan
Yang perlu dikaji adalah : Riwayat antenatal pada kasus asfiksia berat yaitu :
(1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok,
ketergantungan obat-obatan , diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
(2) Kehamilan dengan resiko praterm misalnya kelahiran multiple, inkopensia
serviks, hidramion, kelainan congenital, riwayat persalinan preterm.
(3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur atau periksa kepada yang bukan
petugas kesehatan.
(4) Gerakan janin selama kehamilan, aktif atau tidak.
(5) Hari pertama dengan hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
c. Riwayat natal komplikasi persalinan juga ada kaitannya dengan masalah bayi
baru lahir, yang perlu dikaji adalah :
(1) Kala I : ketuban keruh, bau, mekoneal, antepartum baik sulusio plasenta
maupun plasenta privea.
(2) Kala II : Persalinan lama, partus kasep, fetal distress, ibu kelelahan,
persalinan dengan tindakan (vakum ekstraksi, forcep ekstraksi).
(3) Adanya trauma lahir yang dapat mengganggu system pernafasan.
d. Riwayat Post Natal
Yang perlu dikaji adalah :
(1) Agar score bayi lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia
berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
(2) BB : kurang atau lebih dari normal (2500-4000 gram)
(3) Preterm / BBLR <>2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal
(34-36 cm).
e. Pola Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah :
Kebutuhan Parenatal
(1) Bayi BBLR <> 1500 gram menggunakan D10 %.
Kebutuhan nutrisi internal
(1) BB < gram =" 24" gram =" 12"> 2000 gram = 8 kali per 24 jam.
Kebutuhan minum pada neonatus
(1) Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB per hari
(2) Hari ke 2 = 90 cc/kg BB per hari
(3) Hari ke 3 = 120 cc/kg BB per hari
(4) Hari ke 4 = 150 cc/kg BB per hari
f. Pola Eliminasi
Yang dikaji adalah :
BAB : frekuensi, jumlah, konsistensi.
BAK : Frekuensi, jumlah.
f. Latar Belakang Sosbud.
(1) Ibu merokok
(2) Ketergantungan obat terutama psikotropika.
(3) Minum alcohol
(4) Diet ketat atau pantang makanan tertentu
g. Hubungan Psikologis
Sebaiknya setelah bayi lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu. Dimana bayi
akan mendapatkan kasih sayang ibunya.
2. Data obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi
Nasrul, 1995).
a. Keadaan Umum
Pada neonatus post asfiksia berat, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik jika menunjukkan gerakan aktif dan
menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari respon terhadap
rangsangan. Adanya BB stabil, panjang badan sesuai usia , tidak ada
pembesaran lingkar kepala , dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
Neonatus post asfiksia berat akan baik kondisinya jika penanganannya benar,
tepat dan cepat. Bayi preterm beresiko terjadi hipothermi bila suhu tubuh < 36
0 C dan hipertermi jika suhu tubuh < 370 C, norma : 36,5-37,50 C . Nadi norma
: 120-140 kali per menit, respirasi norma : 40-60 kali per menit, bayi post
asfiksia berat pernafasan belum teratur ( Potter Patricia A, 1996 : 87).
b. Pemeriksaan Fisik
(1) Kulit
Warna kulit tubuh : merah, ekstremitas berwarna : biru, pada bayi preterm
terdapat lanogo dan verniks.
(2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-
ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intracranial.
(3) Mata
Warna konjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna slera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
(4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lender.
(5) Mulut
Bibir warna pucat atau merah, ada lender atau tidak.
(6) Telingga
Perhatikan kebersihan dan adanya kelainan.
(7) thorax
Bentuk semetris, ada tarikan intercostals, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 1000 kali per menit.
(8) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costae pada garis
papilla mammae. Lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2
jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum
sempurna.
(9) Umbikulus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda-tanda
infeksi pada tali pusat.
(10) Genetalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat ada kelainan letak muara uretra
pada neonatus laki-laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor,
adanya sekresi mucus keputihan, kadang pendarahan.
(11) Anus
Perhatikan adanya adarah dalam tinja, frekuensi buang air besar, warna dari
feces.
(12) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
kelumpuhan saraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
(13) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat refleks moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan saraf
pusat (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356).
3. Data penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
a. Darah
Nlilai Darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :
(1) Hb (normal 15-19 gr %) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb
cenderungturun karena O2 dalam darah sedikit.
(2) Leukositnya lebih dari 10,3 x gr/ct (normal 4,3-10,3 – 10,3 x 10 gr/ct) karena
bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resikonya tinggi.
(3) Trombosit (normal 350 X 10 gr/ct) , distrosfiks pada bayi preterm dengan post
asfiksia cenderung turun karena sering terjadi hipoglikemi.
b. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksia terdiri dari :
(1) pH (Normal 7,36 – 7,44) , kadar pH censerung turun karena terjadi asidosis
metaboik.
(2) PCO2 (normal : 35-45 mm Hg), kadar PCO2 pada bayi post asfiksia
cenderung naik, dan sering terjadi hiperapnea.
(3) PO2 (normal : 75-100 mmHg) , Kadar PO2 pada bayi post asfiksia cenderung
turun karena terjadi hipoksia progresif.
(4) HCO3 (normal : 24-28 mEq/L)
(5) Urine
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
o Natrium (normal : 134 - 150 mEq/L)
o Kalium (normal : 3,6 - 5,8 mEq/L)
o Kalsium (normal : 8,1 – 10,4 mEq/L)
(6) Photo torax
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah-masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang actual atau potensial (Allen Carol Vestal, 1998 : 67).
Gangguan yang sering timbul dalam pasien post asfiksia berat , yaitu :
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan asfiksia berat.
1. Gangguan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
cairan duktus nasal pada bayi
2. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan/ penurunan ekspani paru
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahann imunologi, factor
lingkungan
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
imaturitas, kurangnuya pengetahuan orang tua
5. resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu
yang imatur , perubahan suhu lin
INTERVENSI
DX. jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi cairan duktus nasal
bayi
Tujuan : mempertahankan jalan nafas paten, ventilasi/ oksigenasi adekuat
Kriteria hasil : jalan nafas paten, pernafasan teratur dan tidak sulit, frekuensi
nafas dalam batas normal
Intervensi :
1. hisap mulut dan nasofaring untuk membebaskan jalan nafas
2. posisikan bayi miring kekanan
3. ukur tanda vital
4. observasi adanya tanda-tanda distress penafasan dan lapokan segera
bila terdapat , pernafasan cuping hidung, sianosis atau pucat
5. bersihkan lubang hidung
6. periksa kepatenan lubang hidung
DX. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
/penurunan ekspansi paru
Tujuan : fungsi pernafasan adekuat
Kriteria hasil : menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman
dalam rentang normal dan paru jelas atau bersih
Intervensi :
1. kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
2. tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi bayi
3. jumlahkan pernafasan bayi selama satu menit penuh dan bandingkan
untuk menyusun frekuensi yang di inginkan / Ventilator, bila oksigenasi
di butuhkan
4. ukur tanda-tanda vital
DX. Resiko tingg infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis,
fakctor lingkungan
Tujuan : pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Kriteria Hasil : bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau inflamsi
Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
2. pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
3. jaga bayi dari sumber potensial infeksi
4. pertahankan potonga imbilikus bersih dan kering
5. kaji warna, bau dan drainase pada pusra tiap hari
Dx. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan,
Tujuan : memertahankan suhu tubuh bayi
Kriteria hasil : suhu bayi tetap pada tingkat yang optimal
Intervensi :
1.tempat tidur harus slalu kering
2.letakkan bayi baru lahir pada ruang hangat atau incubator
3.gunakan pembungkus bayi yang adekuat untuk mengurangi
kehilangan panas akibat Evaporasi dan konveksi
4.ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu
5.pertahankan suhu lingkungan sesuai kebutuhan bayi
DX. perubahan nutrisi kurang dari kebutuha berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan orang tua
Tujuan : pasien mandapat nutrisi yang optimal
Kriteria Hasil : Asupan nutrisi yang Adekuat
Intervensi :
1. Berikan ASI
2. Timbang berat badan Bayi
3. Ukur tanda-tanda Vital
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asfiksia neonatus akan terjadi apabila saat lahir mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan O2 dan
kesulitan pengeluaran CO2 . pada keadaan ini biasanya bayi tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sampai sekarang
asfiksia masih merupakan salah satu penyebab penting mortalitas dan mortalitas
perinatal. Banyak kelainan pada masa neonatus mempunyai kaitan dengan
faktor asfiksia ini
Pada penderita asfiksia di dapatkan bahwa sindrom gangguan nafas asfirasi
melonium, infeksi dan kejang merupakan penyakit yang sering terjadi pasca
asfiksia. Pada penderita asfiksia dapat pula ditemukan penyakit lain yaitu
ganggan fungsi jantung, renjatan neonatus, gangguan fungsi gijal atau kelainan
gastrointestinal, kamjuan ilmu dan tekhnologi kedokteran telah banyak berperan
dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan neonatus
B. TUJUAN
Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memberiakn asuhan keperawatan pada anak dengan
gangguan sistem pernafasan asfiksia
Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang Asfiksia
b. Agar mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada
penderita Asfiksia
c. Agar mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala asfiksia
d. Agar mahasiswa dapat memahami proses terjadinya asfiksia pada
neonatus
C. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan tentang penyakit Asfiksia dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Bagaimana mengetahi tentang pengertian penyakit Asfiksia,
patofisiologi,etiologi, manifestasi klinik,dan komplikasinya
2) Bagaimana penanganan penyakit Asfiksia mulai dari
pengkajian,diagnosa, intervensi dan evaluasinya.
Tugas kelompok :MATERNITAS I
Dosen pembimbing :NIRWANA BURHAN S.Kep,Ns
Asuhan Keperawatan Asfiksia
O L E H :
Kelompok III
NURHIFMAWATI ARIEF YUSNIAR
SRI NURADMI MULIADI MARIA TS.MANTOUW
IKSAN MAPO WAODE JUNIANTI
RUPIANA FARIDA LATIF
NAOMI PAGORAI ASRULLAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan
yang Maha Esa,karena berkat rahmat ,taufik dan hidayahnya sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, walaupun dalam bentuk sangat
sederhana dengan judul “Asuha keperawatan pada asfiksia
Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami harapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun kepada para pembaca, teman – teman, dan
dosen pembimbing untuk kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya khususnya
dalam menambah ilmu pengetahuan kami.
Kendari, Januari, 2009
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Asfiksia Pada Bayi. http://www.google.com/.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Edisi 1. Jakarta
: Salemba Medika.
Doenges, Marlyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan .Edisi III. EGC : Jakarta

More Related Content

What's hot

Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurOperator Warnet Vast Raha
 
Askep asfiksia mekonium
Askep asfiksia mekoniumAskep asfiksia mekonium
Askep asfiksia mekoniumHome Care
 

What's hot (10)

Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
 
Askep asfiksia mekonium
Askep asfiksia mekoniumAskep asfiksia mekonium
Askep asfiksia mekonium
 
Asfiksia
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan partus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan partus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan partus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan partus lama
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 

Viewers also liked

Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohana
Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohanaCopy of asfiksia bayi baru lahir bu yohana
Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohanapossrikandi
 
Asfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalAsfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalharry christama
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanSusanti Suhartati
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirDeGirl's ZeViey
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)Chiyapuri
 

Viewers also liked (9)

Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohana
Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohanaCopy of asfiksia bayi baru lahir bu yohana
Copy of asfiksia bayi baru lahir bu yohana
 
Asfiksia
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia
 
Asfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalAsfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir final
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
R E N J A T A N
R E N J A T A NR E N J A T A N
R E N J A T A N
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahir
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
A S F I K S I A
A S F I K S I AA S F I K S I A
A S F I K S I A
 

Similar to KONSEP MEDIS

100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksiaWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaWarnet Raha
 

Similar to KONSEP MEDIS (20)

100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Bab i8
Bab i8Bab i8
Bab i8
 
Asfiksia AKPER PEMKAB MUNA
Asfiksia AKPER PEMKAB MUNA Asfiksia AKPER PEMKAB MUNA
Asfiksia AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNAAsfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

KONSEP MEDIS

  • 1. BAB II PEMBAHASAN KONSEP MEDIS A. Defenisi Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan factor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera lahir (Prawirohardjo, Sarwono, 1997). Asfiksia akan bertambah buruk jika penangan bayi tidak dilakukan dengan sempurna. Oleh sebab itu tindakan keperawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul. B. Etiologi dan Faktor Predisposisi Asfiksia a) Faktor Ibu Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian analgetika atau anesthesia dalam gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak karena pendarahan, hipertensi karena eklamsia, penyakit jantung dan lain-lain. b) Faktor Plasenta Meliputi solution plasenta, pendarahan pada plasenta privea, plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada tempatnya. c) Faktor Janin dan Neonatus Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, komprgesi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemelli, IUGR, kelainan kongenental dan lain – lain.
  • 2. d) Faktor Persalinan Meliputi partus lama , partus tindakan dan lain – lain (Ilyas Jumiarni, 1995) C. Patofiologi Selama kehidupan dalam rahim, paru janin tidak berperan dalam pertukaran gas oleh karena plasenta menyediakan oksigen dan mengangkat CO2 keluar dari tubuh janin. Pada keadaan ini paru janin tidak berisi udara, sedangkan alveoli janin berisi cairan yang diproduksi didalam paru sehingga paru janin tidak berfungsi untuk respirasi. Sirkulasi darah dalam paru sangat rendah dibandingkan dengan setelah lahir, hal ini disebabkan konstriksi dan arteriol dalam paru janin. Sebagian besar sirkulasi darah melewati duktus Arteriosus tidak banyak yang masuk kedalam arteriol paru. Bayi menarik nafas pertama kali / menangis saat itu paru janin mulai berfungsi untuk respirasi. Alveoli akan mengembang udara akan masuk dan cairan yang ada dalam alveoli akan meninggalkan alveoli secara bertahap. Arteriol paru mengembang dan aliran darah kedalam paru meningkat secara memadai. Duktus arteriosus mulai menutup bersamaan dengan meningkatnya tekanan oksigen dalam aliran darah. Darah dari jantung kanan melewati DA masuk kedalam Aorta akan mulai memberi aliran darah yang cukup kedalam arteriole paru yang mulai mengembang DA tetap tertutup sehingga bentuk sirkulasi extraukterin akan dipertahankan. Saat lahir alveoli berisi cairan paru, suatu tekanan ringan diperlukan untuk membantu mengeluarkan cairan tersebut dan alveoli mengembang untuk pertama kali. Beberapa tarika nafas diperlukan untuk mengawali dan menamin keberhasilan pernafasan bayi. Proses persalinan normal berperan penting dalam mempercepat keluarnya cairan yang ada dalam alveoli melalui ruang perivaskuler dan absorbsi kedalam aliran darah atau limfe. Gangguan pernafasan pada keadaan ini apabila paru tidak mengembang dengan sempurna pada saat tarikan nafas pertama. Disebabkan oleh alveoli tidak mampu mengembang atau masih berisi cairan dengan gerakan pernafasan yang lemah dan dangkal tidak efektif untuk memenuhi kebutuhan O2 tubuh. Terjadi pada
  • 3. bayi kurang bulan, asfeksia intrauterine, pengaruh obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, pengaruh obat anestesi pada operasi sesar. Sirkulasi dalam paru yang berperan dalam pertukaran gas. Gangguan vasokonstriksi pembuluh darah paru yang berakibat menurunya perfusi paru., sehingga oksigen akan menurun dan terjadi asidosis. Pada keadaan ini arteiol akan tetap tertutup dan duktus arteriosus akan tetap terbuka dan pertukaran gas paru tidak terjadi. Selama penurunan perfusi paru masih ada, oksigen ke jaringan tubuh tidak mungkin terjadi. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan tergantung dari berat dan amanya asfeksia, fungsi tadi dapat reversible atau menetap sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi, gejala sisa atau kematian penderita. Pada tingkat permulaan gangguan ambilan oksigen dan pengeluaran CO2 tubuh ini hanya menimbulkan asidosis respiratorik. Jika berlangsung terus menerus akan terjadi metabolisme anaerobic berupa asidosis metaboik. Keadaan ini akan mengganggu fungsi organ tubuh sehingga mungkin terjadi perubahan sirkulasi kardiovaskuler yang ditandai oleh penurunan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penderita asfeksia akan terlihat tahapan proses kejadian yaitu menurunnya kadar PaO2 tubuh, menurunnya pH darah, dipakainya sumber glikogen tubuh dan gangguan sirkulasi darah. Perubahan inilah yang biasanya menimbulkan masalah dan menyebabkan terjadinya gangguaan pada bayi saat lahir atau mungkin berakibat lanjut pada masa neonatus dan masa pasca neonatus. Hipoksia janin atau bayi baru lahir sebagai akibat dari vasokonstriksi dan penurunan perfusi paru yang berlanjut dengan asfeksia, awalnya akan terjadi konstriksi arteriol pada usus, ginjal, otot dan kulit sehingga persdiaan oksigen untuk irgan fital akan meningkat. Apabila terjadi asfeksia berlanjut maka terjadi gangguan pada fungsi miokard dan cardiac output. Sehingga terjadi penurunan penyediaan oksigen pada organ vital dan mulai terjadi suatu “Hypoxic Ischemic Enchephalopathy (HIE) yang akan memberikan gangguan menetap pada bayi sampai dengan kematian bayi baru lahir. HIE pada bayi baru lahir akan terjadi
  • 4. secara cepat dalam waktu 1-2 jam, bila tidak diatasi scara cepat dan tepat (Aliyah Anna, 1997). D. Gejala Klinik Gejala Klini Asfeksia Neonatorum, meliputi : a. Pernafasan Terganggu b. Detik jantung berkurang c. Refleks / Respon Bayi Melemah d. Tonus otot menurun e. Warna kulit biru / pucat Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari: 1. Faktor Ibu a. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin. b. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada : -Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat. - Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan. - Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain. 2. Faktor plasenta Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain. 3. Faktor fetus Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan
  • 5. lahir dan lain-lain. 4. Faktor Neonatus Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena : 1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin. 2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain. E.Derajat berat ringannya Asfiksia a. Normal bila nilai APGAR 7 – 10 b. Asfiksia sedang bila nilai APGAR score 4 – 6 c. Asfiksia berat bila nilai APGAR score 0 – 3 F. Faktor predisposisi - Ibu : 1. Gangguan his misalnya hipertoni dan tetani 2. Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahan misalnya plasenta previa 3. Hipertensi pada eklamsi 4. Gangguan mendadak pada plasenta seperti salutio plasenta - Janin : 1. gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat 2. Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi/analgesik yang diberikan kepada ibu, pendarahan intrakranial dan kelainan bawaan 3. Ketuban keruh/meconium G. Penatalaksanaan klinis a. Tindakan Umum - Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam. - Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
  • 6. memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles. - Mempertahankan suhu tubuh. b. Tindakan khusus - Asfiksia berat Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit. - Asfiksia sedang/ringan Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit - Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi H. Pemeriksaan Diagnostik - Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH - Pemeriksaan fungsi paru - Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler - Gambaran patologi G. Komplikasi a. Sembab otak b. Pendarahan Otak c. Anuria atau Oliguria d. Hyperbilirubinemia e. Obstruksi usus funsional f. Kejang sampai koma g. Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : pnemonthhorax
  • 7. H. Prognosa 1. Asfiksia ringan / normal : baik 2. Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan , jika cepat prognosa baik. 3. Asfiksia berat badan dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama, kelainan saraf permanent. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neorologis yang permanent , misalnya cerebal, mental rectadation (Wiryoatmodjo, 1994 : 68
  • 8. KONSEP KEPERAWATAN PENGKAJIAN Pengkajian adalah konsepsi pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat menidentifikasi , mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien , baik (Effendi Nasrul, 1995 : 3). Pengumpulan Data 1. Data Subyektif Data subyektif adalah presepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan ( Allen Carol, 1993 : 28) . a. Biodata Bayi : Nama bayi, tempat tanggal lahir bayi, jenis kelamin bayi. Orang tua : Nama ayah/ibu, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat . b. Riwayat Kesehatan Yang perlu dikaji adalah : Riwayat antenatal pada kasus asfiksia berat yaitu : (1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok, ketergantungan obat-obatan , diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru. (2) Kehamilan dengan resiko praterm misalnya kelahiran multiple, inkopensia serviks, hidramion, kelainan congenital, riwayat persalinan preterm. (3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur atau periksa kepada yang bukan petugas kesehatan. (4) Gerakan janin selama kehamilan, aktif atau tidak. (5) Hari pertama dengan hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
  • 9. c. Riwayat natal komplikasi persalinan juga ada kaitannya dengan masalah bayi baru lahir, yang perlu dikaji adalah : (1) Kala I : ketuban keruh, bau, mekoneal, antepartum baik sulusio plasenta maupun plasenta privea. (2) Kala II : Persalinan lama, partus kasep, fetal distress, ibu kelelahan, persalinan dengan tindakan (vakum ekstraksi, forcep ekstraksi). (3) Adanya trauma lahir yang dapat mengganggu system pernafasan. d. Riwayat Post Natal Yang perlu dikaji adalah : (1) Agar score bayi lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan. (2) BB : kurang atau lebih dari normal (2500-4000 gram) (3) Preterm / BBLR <>2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm). e. Pola Nutrisi Yang perlu dikaji adalah : Kebutuhan Parenatal (1) Bayi BBLR <> 1500 gram menggunakan D10 %. Kebutuhan nutrisi internal (1) BB < gram =" 24" gram =" 12"> 2000 gram = 8 kali per 24 jam. Kebutuhan minum pada neonatus (1) Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB per hari (2) Hari ke 2 = 90 cc/kg BB per hari (3) Hari ke 3 = 120 cc/kg BB per hari (4) Hari ke 4 = 150 cc/kg BB per hari f. Pola Eliminasi Yang dikaji adalah : BAB : frekuensi, jumlah, konsistensi. BAK : Frekuensi, jumlah.
  • 10. f. Latar Belakang Sosbud. (1) Ibu merokok (2) Ketergantungan obat terutama psikotropika. (3) Minum alcohol (4) Diet ketat atau pantang makanan tertentu g. Hubungan Psikologis Sebaiknya setelah bayi lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu. Dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang ibunya. 2. Data obyektif Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi Nasrul, 1995). a. Keadaan Umum Pada neonatus post asfiksia berat, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik jika menunjukkan gerakan aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari respon terhadap rangsangan. Adanya BB stabil, panjang badan sesuai usia , tidak ada pembesaran lingkar kepala , dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik. Neonatus post asfiksia berat akan baik kondisinya jika penanganannya benar, tepat dan cepat. Bayi preterm beresiko terjadi hipothermi bila suhu tubuh < 36 0 C dan hipertermi jika suhu tubuh < 370 C, norma : 36,5-37,50 C . Nadi norma : 120-140 kali per menit, respirasi norma : 40-60 kali per menit, bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur ( Potter Patricia A, 1996 : 87). b. Pemeriksaan Fisik (1) Kulit Warna kulit tubuh : merah, ekstremitas berwarna : biru, pada bayi preterm terdapat lanogo dan verniks. (2) Kepala Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-
  • 11. ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intracranial. (3) Mata Warna konjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna slera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya. (4) Hidung Terdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lender. (5) Mulut Bibir warna pucat atau merah, ada lender atau tidak. (6) Telingga Perhatikan kebersihan dan adanya kelainan. (7) thorax Bentuk semetris, ada tarikan intercostals, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 1000 kali per menit. (8) Abdomen Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costae pada garis papilla mammae. Lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna. (9) Umbikulus Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat. (10) Genetalia Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat ada kelainan letak muara uretra pada neonatus laki-laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang pendarahan. (11) Anus Perhatikan adanya adarah dalam tinja, frekuensi buang air besar, warna dari feces. (12) Ekstremitas
  • 12. Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau kelumpuhan saraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya. (13) Refleks Pada neonatus preterm post asfiksia berat refleks moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan saraf pusat (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356). 3. Data penunjang Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah : a. Darah Nlilai Darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari : (1) Hb (normal 15-19 gr %) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb cenderungturun karena O2 dalam darah sedikit. (2) Leukositnya lebih dari 10,3 x gr/ct (normal 4,3-10,3 – 10,3 x 10 gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resikonya tinggi. (3) Trombosit (normal 350 X 10 gr/ct) , distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksia cenderung turun karena sering terjadi hipoglikemi. b. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksia terdiri dari : (1) pH (Normal 7,36 – 7,44) , kadar pH censerung turun karena terjadi asidosis metaboik. (2) PCO2 (normal : 35-45 mm Hg), kadar PCO2 pada bayi post asfiksia cenderung naik, dan sering terjadi hiperapnea. (3) PO2 (normal : 75-100 mmHg) , Kadar PO2 pada bayi post asfiksia cenderung turun karena terjadi hipoksia progresif. (4) HCO3 (normal : 24-28 mEq/L) (5) Urine
  • 13. Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari : o Natrium (normal : 134 - 150 mEq/L) o Kalium (normal : 3,6 - 5,8 mEq/L) o Kalsium (normal : 8,1 – 10,4 mEq/L) (6) Photo torax Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah-masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial (Allen Carol Vestal, 1998 : 67). Gangguan yang sering timbul dalam pasien post asfiksia berat , yaitu : Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan asfiksia berat. 1. Gangguan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi cairan duktus nasal pada bayi 2. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan/ penurunan ekspani paru 3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahann imunologi, factor lingkungan 4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan imaturitas, kurangnuya pengetahuan orang tua 5. resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur , perubahan suhu lin
  • 14. INTERVENSI DX. jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi cairan duktus nasal bayi Tujuan : mempertahankan jalan nafas paten, ventilasi/ oksigenasi adekuat Kriteria hasil : jalan nafas paten, pernafasan teratur dan tidak sulit, frekuensi nafas dalam batas normal Intervensi : 1. hisap mulut dan nasofaring untuk membebaskan jalan nafas 2. posisikan bayi miring kekanan 3. ukur tanda vital 4. observasi adanya tanda-tanda distress penafasan dan lapokan segera bila terdapat , pernafasan cuping hidung, sianosis atau pucat 5. bersihkan lubang hidung 6. periksa kepatenan lubang hidung DX. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan /penurunan ekspansi paru Tujuan : fungsi pernafasan adekuat Kriteria hasil : menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas atau bersih Intervensi : 1. kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada 2. tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi bayi 3. jumlahkan pernafasan bayi selama satu menit penuh dan bandingkan untuk menyusun frekuensi yang di inginkan / Ventilator, bila oksigenasi di butuhkan 4. ukur tanda-tanda vital
  • 15. DX. Resiko tingg infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis, fakctor lingkungan Tujuan : pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi Kriteria Hasil : bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau inflamsi Intervensi : 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi 2. pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh 3. jaga bayi dari sumber potensial infeksi 4. pertahankan potonga imbilikus bersih dan kering 5. kaji warna, bau dan drainase pada pusra tiap hari Dx. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur, perubahan suhu lingkungan, Tujuan : memertahankan suhu tubuh bayi Kriteria hasil : suhu bayi tetap pada tingkat yang optimal Intervensi : 1.tempat tidur harus slalu kering 2.letakkan bayi baru lahir pada ruang hangat atau incubator 3.gunakan pembungkus bayi yang adekuat untuk mengurangi kehilangan panas akibat Evaporasi dan konveksi 4.ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu 5.pertahankan suhu lingkungan sesuai kebutuhan bayi
  • 16. DX. perubahan nutrisi kurang dari kebutuha berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua Tujuan : pasien mandapat nutrisi yang optimal Kriteria Hasil : Asupan nutrisi yang Adekuat Intervensi : 1. Berikan ASI 2. Timbang berat badan Bayi 3. Ukur tanda-tanda Vital
  • 17. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asfiksia neonatus akan terjadi apabila saat lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 . pada keadaan ini biasanya bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sampai sekarang asfiksia masih merupakan salah satu penyebab penting mortalitas dan mortalitas perinatal. Banyak kelainan pada masa neonatus mempunyai kaitan dengan faktor asfiksia ini Pada penderita asfiksia di dapatkan bahwa sindrom gangguan nafas asfirasi melonium, infeksi dan kejang merupakan penyakit yang sering terjadi pasca asfiksia. Pada penderita asfiksia dapat pula ditemukan penyakit lain yaitu ganggan fungsi jantung, renjatan neonatus, gangguan fungsi gijal atau kelainan gastrointestinal, kamjuan ilmu dan tekhnologi kedokteran telah banyak berperan dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan neonatus B. TUJUAN Tujuan umum Agar mahasiswa dapat memberiakn asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan sistem pernafasan asfiksia Tujuan khusus a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang Asfiksia b. Agar mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada penderita Asfiksia c. Agar mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala asfiksia d. Agar mahasiswa dapat memahami proses terjadinya asfiksia pada neonatus
  • 18. C. RUMUSAN MASALAH Yang menjadi permasalahan tentang penyakit Asfiksia dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana mengetahi tentang pengertian penyakit Asfiksia, patofisiologi,etiologi, manifestasi klinik,dan komplikasinya 2) Bagaimana penanganan penyakit Asfiksia mulai dari pengkajian,diagnosa, intervensi dan evaluasinya. Tugas kelompok :MATERNITAS I
  • 19. Dosen pembimbing :NIRWANA BURHAN S.Kep,Ns Asuhan Keperawatan Asfiksia O L E H : Kelompok III NURHIFMAWATI ARIEF YUSNIAR SRI NURADMI MULIADI MARIA TS.MANTOUW IKSAN MAPO WAODE JUNIANTI RUPIANA FARIDA LATIF NAOMI PAGORAI ASRULLAH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI 2008 KATA PENGANTAR
  • 20. Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,karena berkat rahmat ,taufik dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, walaupun dalam bentuk sangat sederhana dengan judul “Asuha keperawatan pada asfiksia Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun kepada para pembaca, teman – teman, dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya khususnya dalam menambah ilmu pengetahuan kami. Kendari, Januari, 2009 Penulis DAFTAR PUSTAKA
  • 21. Anonim. Asfiksia Pada Bayi. http://www.google.com/. Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika. Doenges, Marlyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan .Edisi III. EGC : Jakarta