SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang
tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki
keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma
ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling
sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon
sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan
Martin Tucker, 1998).
Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum,
asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan
membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS
1998 ).
B. Etiologi
Penyebab dari kanker kolon antara lainny:
1. Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus
besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi
asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus
besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah
yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
- Makanan yang harus di hindari:
2
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng
panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
- Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan
cukup terutama air.
2. Kelainan kolon
Adenoma di kolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis: Polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.
Kondisi ulserative: Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang
tuanya sehat.
C. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya
tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas
dan menyusup, serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur
sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,
dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin).
Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
3
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan
darah balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
a. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding
usus besar (lapisan mukosa).
b. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
c. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe
yang banyak terdapat di sekitar usus.
d. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar
limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses.
Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon.
4
1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan
besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk
buang air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
D. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan
kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala
dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan
berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah
kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala
yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan
distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan
dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna
terapi komponen darah dapat diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain
5
pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau
imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini
sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas
terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU,
levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan
pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.
2. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon
dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan
dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk
kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang
dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam
situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup
struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
3. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
b. Meningkatkan kenyamanan.
c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d. Mencegah komplikasi.
e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
4. Penatalaksanaan Diet
a. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
6
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun
yang memicu sel kanker.
b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari).
c. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
d. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
e. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
f. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
F. Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Kolon
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
perasaan lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi,
frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi); pola eliminasi
terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses,
mencakup adanya darah atau mukus.informasi usus inflamasi kronis atau
polip kolorektal; riwayat keluarga dari penyakit kolorektal; dan terapi obat
saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan/atau
serat serta jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan berat badan adalah
penting.
Pengkajian objektif mencakup auskultasi abdomen terhadap bising
usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat.
Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup
sebagai berikut:
a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi.
b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
7
c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon
pembedahan.
d. Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan anoreksia.
f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi.
g. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis
kanker.
h. Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan
perawatan diri setelah pulang.
i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen
dan perianal), pembetukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap kual
periostoma.
j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi.
3. Intervensi
a. Nyeri b.d iritasi intestinal, respon pembedahan
Tujuan :
dalam waktu 2x24 jam pasca bedah nyeri berkurang atau teradaptasi
Kriteria :
- Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau teradaptasi.
- Skala nyeri (0-4).
- TTV dalam batas normal, wajah pasien rileks.
Intervensi Rasional
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi
dan noninvansif Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi :
- Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
8
- Beri oksigen nasal apabila skal nyeri ≥ 3 ( 0-4).
- Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.
- Atur posisi fisiologis.
- Ajarkan teknik relaxasi pernafasan dalam pada saat nyeri muncul.
- Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
- Lakukan manajemen sentuhan.
Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi
nyeri pasien apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4) , keadaan ini
merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai karena memberikan
manifestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pasca bedah reseksi
kolon.
Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada saat pasien mengalami nyeri pasca bedah yang dapat
mengganggu kondisi hemodinamik.
Istirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal.
Pengaturan posisi semifowler dapat membantu merelaxasi otot-otot
abdomen pasca bedah sehingga dapat menurunkan stimulus nyeri dari
luka pasca bedah.
Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri
sekunder dari penurunan oksigen lokal.
Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal.
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik melalui
intravena. Analgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus
nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat
berkurang.
b. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
makanan yang kurang adekuat
Tujuan :
9
Setelah 3x24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7x24 jam pasca
bedah, intake nutrisi dapat optima dilakukan.
Kriteria evaluasi :
- Pasien dapat menunjukkan metode menelan makan yang tepat.
- Terjadi penurunan gejala refluks esofagus, meliputi : odinovagia
berkurang, pirosis berkurang, RR dalam batas normal 12-20
kali/menit.
- Berat badan pada hari ke7 pasca bedah meningkat minimal 0,5 kg.
Intervensi Rasional
Intervensi nonbedah
- Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan mengunyah makanan
dengan saksama.
- Sajikana makanan dengan cara yang menarik.
- Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan kandungan serat
tinggi.
- Pantau intake dan output anjurkan untuk timbang berat badan secara
periodik (sekali seminggu).
Makanan dapat lewat dengan mudah ke lambung.
Membantu merangsang nafsu makan.
Kandungan serat tinggi dapat membentuk massa feses yang optimal dan
menurunkan kondisi diverkolosis menjadi divertikulatis. Komponen
buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan asupan tinggi serat
Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
Intervensi dengan pembedahan:
- Berikan diet prabedah.
- Kaji kondisi dan toleransi gasxtrointestinal pasca reseksi kolon.
- Lakukan perawatan mulut.
- Kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan
pasien.
10
Diet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan selama beberapa
hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi pasien
memungkinan.
Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan praoperatif
dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya.
Parameter penting adalah dengan melakukan auskultasi bising usus
artinya untuk fungsi gastrointestinal sudah pulih pasca anestesi umum.
Kembalinya diet kepola normal berlangsung sangat cepat.
Sebaiknya 2 liter cairan/hari dianjurkan.
c. Kecemasan b.d. promosis penyakit, misinterpretasi informasi
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam secara subjektif melaporkan rasa cemas
berkurang.
Kriteria evaluasi :
- Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat.
- Pasien dapat mendemonstrasikan keterampilan pasca bedah
masalahnya dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi
yang dihadapi.
- Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah
standar.
- Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah
standar.
- Pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik.
Intervensi Rasional
- Monitor respons fisik seperti : kelemahan, perubahan tanda-tanda
vital, gerakan yang berulang-ulang, serta catat kesesuaian respons
verbal dan nonverbal selama komunikasi.
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan rasa takutnya.
- Beri dukungan prabedah.
11
- Digunakan dalam mengevaluasi derajat/ tingkat kesedaran/
konsentrasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal.
- Pada kondisi klinik, pasien biasanya merasa sedih akibat diagnosis
penyakit dan rencana pembedahan. Pasien yang mengalami
pembedahan untuk kolostomi sementara dapat mengekspresikan rasa
takut dan masalah yang serupa dengan individu yang memiliki stoma
permanen.
Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa
takut, dan mengurangi cemas yang berlebihan.
- Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan
memengaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan.
- Aktif mendengar semua kekhawatiran dan keprihatinan pasien
adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif.
- Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang akan dilakukan, pilihan
anestesi, dan perubahan atau kejadian pasca operatif yang
diharapkan akan menghilangkan banyak tak berdasar terhadap
anestesi.
- Bantu pasien meningkatkan citra tubuh memberi kesempatan pasien
mengungkapkan perasaannya. Perubahan yang terjadi pada citra
tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, oleh karena itu
pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba
menyesuaikannya. Oleh karena stoma ditempatkan pada abdomen
pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi.
- Perawat dapat membantu informasi aktual tentang prosedur pembedahan
dan pembentukan, serta penatalaksaan ostomi. Apabila pasien
menghendaki, diagram, foto dan slat dapat digunakan untuk menjelaskan
dan memperjelas. Pasien juga dapat mengalami stres emosional, perawat
perlu mengulang beberapa intonasi. Berikan kesempatan pada pasien
untuk mengajukan pertanyaan.
Kolaborasi : Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya
diazepam. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
12
d. Risiko injuri b.d. pasca-prosedur reseksi kolon
Tujuan :
Dalam waktu 2 X 24 jam pascaintervensi reseksi kolon, pasien tidak
mengalami injuri.
Kriteria evaluasi:
- TTV dalam batas normal.
- Kondisi kepatenan selang dada optimal.
- Tidak terjadi infeksi pada insisi.
Intervensi Rasional
- Kaji faktor-faktor yang meningkatkan risiko injuri. Pascabedah
pasien akan terdapat drain pada tubuh pasien. Keterampilan
keperawatan kritis diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis
dilakukan.
- Monitor adanya komplikasi pasca bedah. Perawat memonitor
adanya komplikasi pasca bedah seperti kebocoran dari sisi
anastomosis, prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, inpaksi fekal
dan iritasi kulit, serta komplikasi paru yang dihubungkan dengan
abdomen. Andomen dipantau terhadap tanda kembalinya peristaltil
dan kaji karakteristik feses.
- Bantu ambulasi dini. Paisen yang menjalani kolostomi dibantu
turun dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong
untuk mulai berpartisipasi dalam menghadapi kolostomi.
- Beri perhatian khusus pada pasien usia lanjut. Pasien lansia dapat
mengalami penurunan penglihatan sampai beberapa derajat dan
kerusakan pendengaran, serta kesulitan melakukan keterampilan
yang memerlukan koordinasi motorik halus. Oleh karenanya,
membantu pasien memegang alat ostomi pada periode praoperatif
dan simulasi perbersihan kulit periostomal, seta irigasi stoma akan
membantu pasien.
13
- Jatuh akibat ketidaksengajaan sering terjadi pada lansia. Oleh karena
itu, penting untuk memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa
bantuan kekamar mandi.
Perawatan kulit adalah masalah utama untuk para lansia dengan
ostoma, karena pada lansia terjadi perubahan pada kulit akibat proses
penuaan. Lapisan lemak subkutan dan epitel menjadi tipis dan kulit
mudah teriritasi. Untuk mencegah krusakan, perhatian khusus
diberikan pada hygiene kulit dan penempatan alat yang tepat.
Arteri sklerosis terjadi akibat penurunan aliran darah pada luka dan
sisi stoma.
- Pertahankan status hemodinamik yang optimal. Pasien akan
mendapat cairan intravena sebagai pemeliharaan status
hemodinamik.
Kolaborasi untuk pemberian antibiotic pasca bedah. Antibiotik
menurunkan risiko infeksi yang akan menimbulkan reaksi inflamasi local
dan dapat memeperlama proses penyembuhan pasca-funduplikasi
lambung.
e. Risiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka
pembedahaan
Tujuan :
Dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada
integritas jaringan lunak.
Kriteria evaluasi:
- Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan
peradangan pada area luka pembedahan.
- Leukosit dalam batas normal.
- TTV dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Kaji jenis pembedahan, hari pembedahan, dan apakah adanya order
khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.
14
Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang
diharapkan.
Buat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan kering. Kondisi bersih
dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan
menyebabkan respons inflamasi lokal, serta akan memperlama
penyembuhan luka.
Lakukan perawatan luka:
- Lakukan perawatan luka steril pada hari kedua pasca bedah dan
diulang setiap dua hari sekali pada luka abdomen.
- Lakukan perawatan luka pada sekitar drain.
- Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptic, jenis iodine
providium dengan caraswabbing dari arah dalam keluar.
- Bersihkan bekas sisa iodine providium dengan alcohol 70% atau
normal salin dengan cara swabbing dari arah dalam keluar.
- Tutup luka dengan kasa steril dan tuutp dengan plester adhesive
yang menyeluruh menutupi kasa.
Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak
tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah
kontaminasi kuman ke luka bedah.
Drain pasca bedah merupakan material yang menjadi jalan
masuk kuman. Perawat melakukan perawatan luka setiap hari atau
disesuaikan dengan kondisi pembalut drain, apabila kotor maka harus
diganti.
Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan kuman
sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine providium
sebagai antiseptic dan dengan arah dari dalam keluar sehingga dapat
mencegah kontaminasi kuman ke jaringan luka.
Antiseptic iodine providium mempunyai kelemahan dalam
menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambat
pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alcohol atau normal
salin.
15
Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi
dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah.
Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan medis. Pelepasan sesuai
indikasi bertujuan untuk menurunkan risiko infeksi.
Kolaborasi penggunaan antibiotic. Antibiotic injeksi diberikan
selama tiga hari pascabedah yang kemudian dilanjutkan antibiotic oral
sampai jahitan dilepas. Peran perawat mengkaji adanya reaksi dan
riwayat alergi antibiotic, serta memberikan antibiotic sesuai pesanan
dokter.
4. Evaluasi
Hasil yang Diharapkan
a. Mempertahankan eliminasi usus adekuat.
b. Mengalami sedikit nyeri.
c. Meningkatkan toleransi aktivitas.
d. Mencapai tingkat nutrisi optimal.
e. Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori.
f. Kram abdomen berkurang.
g. Keseimbangan cairan tercapai.
h. Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual.
i. Berkemih sedikitnya 1½ liter per 24 jam.
j. Mengalami penurunan ansietas.
k. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan
diri setelah pulang.
- Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah, dan perawatan diri
pascaoperatif.
- Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi.
l. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal.
- Secara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma.
m. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal.
16
n. Tidak mengalami komplikasi.
- Menggunakan antibiotic oral sesuai resep.
- Bekerjasama dalam protocol pembersihan usus.
- Tidak demam.
- Bisisng usus ada.
- Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun.
- Tidak ada bukti perforasi atau pendarahan.

More Related Content

What's hot

KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxMERYMARLINA1
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluargaPerencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikAsuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikMarles Okta
 
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptxTrend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptxRAFIHENDARESKI
 
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod l...
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  l...Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  l...
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod l...Operator Warnet Vast Raha
 
Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaPengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaWarung Bidan
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulitAsuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulit
 
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
 
Lk
LkLk
Lk
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
Ppt askep kami
Ppt askep kamiPpt askep kami
Ppt askep kami
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluargaPerencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Asuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikAsuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servik
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptxTrend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
 
Askep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-strokeAskep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-stroke
 
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod l...
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  l...Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  l...
Kti asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod l...
 
Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaPengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga
 
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 

Similar to ca colon

Refca colonfh
Refca colonfhRefca colonfh
Refca colonfhAri Anta
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalRizky maulana
 
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.pptfdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.pptOdesyafar
 
Tumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedhaTumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedhaRiedha Poenya
 
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptxmateri KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptxssuser869bf7
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyEgy Bora
 
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxPPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxadoctor277
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxNhini3
 
CO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxCO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxDianaAjeng3
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-fesesEka Selvina
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxnandananda776342
 
Referat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalReferat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalSetyawan TaxTax
 

Similar to ca colon (20)

Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Refca colonfh
Refca colonfhRefca colonfh
Refca colonfh
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
 
CA Rectum
CA RectumCA Rectum
CA Rectum
 
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.pptfdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
 
Tumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedhaTumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedha
 
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptxmateri KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti Egy
 
Kanker Pankreas
Kanker PankreasKanker Pankreas
Kanker Pankreas
 
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxPPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
 
Ca boli makalah
Ca boli makalahCa boli makalah
Ca boli makalah
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
 
CO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxCO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptx
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
 
Detection of the Invisible
Detection of the InvisibleDetection of the Invisible
Detection of the Invisible
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
 
Liza
LizaLiza
Liza
 
Referat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalReferat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma Rektal
 
Ca Hepar
Ca HeparCa Hepar
Ca Hepar
 
Biologi - Kolon
Biologi - KolonBiologi - Kolon
Biologi - Kolon
 

More from Selvia Agueda

penyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteripenyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteriSelvia Agueda
 
13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utamiSelvia Agueda
 
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
13.0601.0045  wisnu abdi santoso13.0601.0045  wisnu abdi santoso
13.0601.0045 wisnu abdi santosoSelvia Agueda
 
13.0601.0044 fitri jayanti
13.0601.0044  fitri jayanti13.0601.0044  fitri jayanti
13.0601.0044 fitri jayantiSelvia Agueda
 
13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahyaSelvia Agueda
 
13.0601.0042 novia sofiyanti
13.0601.0042  novia sofiyanti13.0601.0042  novia sofiyanti
13.0601.0042 novia sofiyantiSelvia Agueda
 
13.0601.0041 saprida apriani
13.0601.0041  saprida apriani13.0601.0041  saprida apriani
13.0601.0041 saprida aprianiSelvia Agueda
 
13.0601.0040 candra satrio
13.0601.0040  candra satrio13.0601.0040  candra satrio
13.0601.0040 candra satrioSelvia Agueda
 
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandariSelvia Agueda
 
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
13.0601.0038  hida dwi ning tyas13.0601.0038  hida dwi ning tyas
13.0601.0038 hida dwi ning tyasSelvia Agueda
 
13.0601.0037 iin rafiah
13.0601.0037  iin rafiah13.0601.0037  iin rafiah
13.0601.0037 iin rafiahSelvia Agueda
 
13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyantiSelvia Agueda
 
13.0601.0035 ririn setyowati
13.0601.0035  ririn setyowati13.0601.0035  ririn setyowati
13.0601.0035 ririn setyowatiSelvia Agueda
 
13.0601.0034 rizki ulfa alana
13.0601.0034  rizki ulfa alana13.0601.0034  rizki ulfa alana
13.0601.0034 rizki ulfa alanaSelvia Agueda
 
13.0601.0033 oktavia indri h
13.0601.0033  oktavia indri h13.0601.0033  oktavia indri h
13.0601.0033 oktavia indri hSelvia Agueda
 
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
13.0601.0032  hasna miftakhul safitri13.0601.0032  hasna miftakhul safitri
13.0601.0032 hasna miftakhul safitriSelvia Agueda
 
13.0601.0030 ganda ardi pameling
13.0601.0030  ganda ardi pameling13.0601.0030  ganda ardi pameling
13.0601.0030 ganda ardi pamelingSelvia Agueda
 
13.0601.0029 odji riswanda saputra
13.0601.0029  odji riswanda saputra13.0601.0029  odji riswanda saputra
13.0601.0029 odji riswanda saputraSelvia Agueda
 
13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul lailySelvia Agueda
 

More from Selvia Agueda (20)

penyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteripenyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteri
 
ide mutu
ide mutuide mutu
ide mutu
 
13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami
 
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
13.0601.0045  wisnu abdi santoso13.0601.0045  wisnu abdi santoso
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
 
13.0601.0044 fitri jayanti
13.0601.0044  fitri jayanti13.0601.0044  fitri jayanti
13.0601.0044 fitri jayanti
 
13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya
 
13.0601.0042 novia sofiyanti
13.0601.0042  novia sofiyanti13.0601.0042  novia sofiyanti
13.0601.0042 novia sofiyanti
 
13.0601.0041 saprida apriani
13.0601.0041  saprida apriani13.0601.0041  saprida apriani
13.0601.0041 saprida apriani
 
13.0601.0040 candra satrio
13.0601.0040  candra satrio13.0601.0040  candra satrio
13.0601.0040 candra satrio
 
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
 
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
13.0601.0038  hida dwi ning tyas13.0601.0038  hida dwi ning tyas
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
 
13.0601.0037 iin rafiah
13.0601.0037  iin rafiah13.0601.0037  iin rafiah
13.0601.0037 iin rafiah
 
13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti
 
13.0601.0035 ririn setyowati
13.0601.0035  ririn setyowati13.0601.0035  ririn setyowati
13.0601.0035 ririn setyowati
 
13.0601.0034 rizki ulfa alana
13.0601.0034  rizki ulfa alana13.0601.0034  rizki ulfa alana
13.0601.0034 rizki ulfa alana
 
13.0601.0033 oktavia indri h
13.0601.0033  oktavia indri h13.0601.0033  oktavia indri h
13.0601.0033 oktavia indri h
 
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
13.0601.0032  hasna miftakhul safitri13.0601.0032  hasna miftakhul safitri
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
 
13.0601.0030 ganda ardi pameling
13.0601.0030  ganda ardi pameling13.0601.0030  ganda ardi pameling
13.0601.0030 ganda ardi pameling
 
13.0601.0029 odji riswanda saputra
13.0601.0029  odji riswanda saputra13.0601.0029  odji riswanda saputra
13.0601.0029 odji riswanda saputra
 
13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

ca colon

  • 1. 1 LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 ). B. Etiologi Penyebab dari kanker kolon antara lainny: 1. Diet Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists). - Makanan yang harus di hindari:
  • 2. 2 Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring). - Makanan yang harus di konsumsi Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan cukup terutama air. 2. Kelainan kolon Adenoma di kolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. Familial poliposis: Polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma. Kondisi ulserative: Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon. 3. Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat. C. Patofisiologi Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir. Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
  • 3. 3 Tumor dapat menyebar melalui : 1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). 2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon. 3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal. Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya: a. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa). b. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa. c. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus. d. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain. Komplikasi Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu: 1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. 2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung. 3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi. 4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. 5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok. 6. Pembentukan abses. Pencegahan Pencegahan Kanker Kolon.
  • 4. 4 1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. 2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu. 3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin. 4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus. 5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar. 6. Hidup rileks dan kurangi stress. D. Manifestasi Klinis Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah. E. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan medis Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain
  • 5. 5 pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi. Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi. 2. Penatalaksanaan bedah Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor. 3. Penatalaksanaan Keperawatan a. Dukungan adaptasi dan kemandirian. b. Meningkatkan kenyamanan. c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. d. Mencegah komplikasi. e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. 4. Penatalaksanaan Diet a. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
  • 6. 6 karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker. b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari). c. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan. d. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker. e. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. f. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur. F. Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Kolon 1. Pengkajian Riwayat kesehatan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perasaan lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi, frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi); pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus.informasi usus inflamasi kronis atau polip kolorektal; riwayat keluarga dari penyakit kolorektal; dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan/atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan berat badan adalah penting. Pengkajian objektif mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat. Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah. 2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup sebagai berikut: a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi. b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
  • 7. 7 c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon pembedahan. d. Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia. e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan anoreksia. f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi. g. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker. h. Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah pulang. i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan perianal), pembetukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap kual periostoma. j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi. 3. Intervensi a. Nyeri b.d iritasi intestinal, respon pembedahan Tujuan : dalam waktu 2x24 jam pasca bedah nyeri berkurang atau teradaptasi Kriteria : - Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau teradaptasi. - Skala nyeri (0-4). - TTV dalam batas normal, wajah pasien rileks. Intervensi Rasional Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvansif Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri. Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi : - Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
  • 8. 8 - Beri oksigen nasal apabila skal nyeri ≥ 3 ( 0-4). - Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul. - Atur posisi fisiologis. - Ajarkan teknik relaxasi pernafasan dalam pada saat nyeri muncul. - Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri. - Lakukan manajemen sentuhan. Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi nyeri pasien apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4) , keadaan ini merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai karena memberikan manifestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pasca bedah reseksi kolon. Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada saat pasien mengalami nyeri pasca bedah yang dapat mengganggu kondisi hemodinamik. Istirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal. Pengaturan posisi semifowler dapat membantu merelaxasi otot-otot abdomen pasca bedah sehingga dapat menurunkan stimulus nyeri dari luka pasca bedah. Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen lokal. Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik melalui intravena. Analgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat berkurang. b. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang kurang adekuat Tujuan :
  • 9. 9 Setelah 3x24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7x24 jam pasca bedah, intake nutrisi dapat optima dilakukan. Kriteria evaluasi : - Pasien dapat menunjukkan metode menelan makan yang tepat. - Terjadi penurunan gejala refluks esofagus, meliputi : odinovagia berkurang, pirosis berkurang, RR dalam batas normal 12-20 kali/menit. - Berat badan pada hari ke7 pasca bedah meningkat minimal 0,5 kg. Intervensi Rasional Intervensi nonbedah - Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan mengunyah makanan dengan saksama. - Sajikana makanan dengan cara yang menarik. - Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan kandungan serat tinggi. - Pantau intake dan output anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik (sekali seminggu). Makanan dapat lewat dengan mudah ke lambung. Membantu merangsang nafsu makan. Kandungan serat tinggi dapat membentuk massa feses yang optimal dan menurunkan kondisi diverkolosis menjadi divertikulatis. Komponen buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan asupan tinggi serat Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan. Intervensi dengan pembedahan: - Berikan diet prabedah. - Kaji kondisi dan toleransi gasxtrointestinal pasca reseksi kolon. - Lakukan perawatan mulut. - Kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan pasien.
  • 10. 10 Diet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan selama beberapa hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi pasien memungkinan. Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan praoperatif dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya. Parameter penting adalah dengan melakukan auskultasi bising usus artinya untuk fungsi gastrointestinal sudah pulih pasca anestesi umum. Kembalinya diet kepola normal berlangsung sangat cepat. Sebaiknya 2 liter cairan/hari dianjurkan. c. Kecemasan b.d. promosis penyakit, misinterpretasi informasi Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurang. Kriteria evaluasi : - Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat. - Pasien dapat mendemonstrasikan keterampilan pasca bedah masalahnya dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi. - Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah standar. - Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah standar. - Pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik. Intervensi Rasional - Monitor respons fisik seperti : kelemahan, perubahan tanda-tanda vital, gerakan yang berulang-ulang, serta catat kesesuaian respons verbal dan nonverbal selama komunikasi. - Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutnya. - Beri dukungan prabedah.
  • 11. 11 - Digunakan dalam mengevaluasi derajat/ tingkat kesedaran/ konsentrasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal. - Pada kondisi klinik, pasien biasanya merasa sedih akibat diagnosis penyakit dan rencana pembedahan. Pasien yang mengalami pembedahan untuk kolostomi sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang serupa dengan individu yang memiliki stoma permanen. Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut, dan mengurangi cemas yang berlebihan. - Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan memengaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan. - Aktif mendengar semua kekhawatiran dan keprihatinan pasien adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif. - Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang akan dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan atau kejadian pasca operatif yang diharapkan akan menghilangkan banyak tak berdasar terhadap anestesi. - Bantu pasien meningkatkan citra tubuh memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya. Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, oleh karena itu pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba menyesuaikannya. Oleh karena stoma ditempatkan pada abdomen pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi. - Perawat dapat membantu informasi aktual tentang prosedur pembedahan dan pembentukan, serta penatalaksaan ostomi. Apabila pasien menghendaki, diagram, foto dan slat dapat digunakan untuk menjelaskan dan memperjelas. Pasien juga dapat mengalami stres emosional, perawat perlu mengulang beberapa intonasi. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengajukan pertanyaan. Kolaborasi : Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
  • 12. 12 d. Risiko injuri b.d. pasca-prosedur reseksi kolon Tujuan : Dalam waktu 2 X 24 jam pascaintervensi reseksi kolon, pasien tidak mengalami injuri. Kriteria evaluasi: - TTV dalam batas normal. - Kondisi kepatenan selang dada optimal. - Tidak terjadi infeksi pada insisi. Intervensi Rasional - Kaji faktor-faktor yang meningkatkan risiko injuri. Pascabedah pasien akan terdapat drain pada tubuh pasien. Keterampilan keperawatan kritis diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis dilakukan. - Monitor adanya komplikasi pasca bedah. Perawat memonitor adanya komplikasi pasca bedah seperti kebocoran dari sisi anastomosis, prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, inpaksi fekal dan iritasi kulit, serta komplikasi paru yang dihubungkan dengan abdomen. Andomen dipantau terhadap tanda kembalinya peristaltil dan kaji karakteristik feses. - Bantu ambulasi dini. Paisen yang menjalani kolostomi dibantu turun dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong untuk mulai berpartisipasi dalam menghadapi kolostomi. - Beri perhatian khusus pada pasien usia lanjut. Pasien lansia dapat mengalami penurunan penglihatan sampai beberapa derajat dan kerusakan pendengaran, serta kesulitan melakukan keterampilan yang memerlukan koordinasi motorik halus. Oleh karenanya, membantu pasien memegang alat ostomi pada periode praoperatif dan simulasi perbersihan kulit periostomal, seta irigasi stoma akan membantu pasien.
  • 13. 13 - Jatuh akibat ketidaksengajaan sering terjadi pada lansia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa bantuan kekamar mandi. Perawatan kulit adalah masalah utama untuk para lansia dengan ostoma, karena pada lansia terjadi perubahan pada kulit akibat proses penuaan. Lapisan lemak subkutan dan epitel menjadi tipis dan kulit mudah teriritasi. Untuk mencegah krusakan, perhatian khusus diberikan pada hygiene kulit dan penempatan alat yang tepat. Arteri sklerosis terjadi akibat penurunan aliran darah pada luka dan sisi stoma. - Pertahankan status hemodinamik yang optimal. Pasien akan mendapat cairan intravena sebagai pemeliharaan status hemodinamik. Kolaborasi untuk pemberian antibiotic pasca bedah. Antibiotik menurunkan risiko infeksi yang akan menimbulkan reaksi inflamasi local dan dapat memeperlama proses penyembuhan pasca-funduplikasi lambung. e. Risiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahaan Tujuan : Dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunak. Kriteria evaluasi: - Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan peradangan pada area luka pembedahan. - Leukosit dalam batas normal. - TTV dalam batas normal. Intervensi Rasional Kaji jenis pembedahan, hari pembedahan, dan apakah adanya order khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.
  • 14. 14 Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan. Buat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan kering. Kondisi bersih dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan menyebabkan respons inflamasi lokal, serta akan memperlama penyembuhan luka. Lakukan perawatan luka: - Lakukan perawatan luka steril pada hari kedua pasca bedah dan diulang setiap dua hari sekali pada luka abdomen. - Lakukan perawatan luka pada sekitar drain. - Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptic, jenis iodine providium dengan caraswabbing dari arah dalam keluar. - Bersihkan bekas sisa iodine providium dengan alcohol 70% atau normal salin dengan cara swabbing dari arah dalam keluar. - Tutup luka dengan kasa steril dan tuutp dengan plester adhesive yang menyeluruh menutupi kasa. Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman ke luka bedah. Drain pasca bedah merupakan material yang menjadi jalan masuk kuman. Perawat melakukan perawatan luka setiap hari atau disesuaikan dengan kondisi pembalut drain, apabila kotor maka harus diganti. Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine providium sebagai antiseptic dan dengan arah dari dalam keluar sehingga dapat mencegah kontaminasi kuman ke jaringan luka. Antiseptic iodine providium mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambat pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alcohol atau normal salin.
  • 15. 15 Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah. Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan medis. Pelepasan sesuai indikasi bertujuan untuk menurunkan risiko infeksi. Kolaborasi penggunaan antibiotic. Antibiotic injeksi diberikan selama tiga hari pascabedah yang kemudian dilanjutkan antibiotic oral sampai jahitan dilepas. Peran perawat mengkaji adanya reaksi dan riwayat alergi antibiotic, serta memberikan antibiotic sesuai pesanan dokter. 4. Evaluasi Hasil yang Diharapkan a. Mempertahankan eliminasi usus adekuat. b. Mengalami sedikit nyeri. c. Meningkatkan toleransi aktivitas. d. Mencapai tingkat nutrisi optimal. e. Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori. f. Kram abdomen berkurang. g. Keseimbangan cairan tercapai. h. Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual. i. Berkemih sedikitnya 1½ liter per 24 jam. j. Mengalami penurunan ansietas. k. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan diri setelah pulang. - Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah, dan perawatan diri pascaoperatif. - Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi. l. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal. - Secara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma. m. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal.
  • 16. 16 n. Tidak mengalami komplikasi. - Menggunakan antibiotic oral sesuai resep. - Bekerjasama dalam protocol pembersihan usus. - Tidak demam. - Bisisng usus ada. - Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun. - Tidak ada bukti perforasi atau pendarahan.