3. Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau dibagian
paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rectum). Kanker kolorektal
dapat dinamai kanker kolon atau kanker rectum, tergantung pada lokasi
tumbuhnya kanker.
Kanker kolorektal umunya bermula dari polil usus atau jaringan yang
tumbuh secara tidak normal di dinding dalam kolon atau rectum. Namun,
tidak semua polil berkembang menjadi kanker. Kemungkinan polil berubah
menjadi kanker tergantung pada jenis itu sendiri.
A. Pengertian Kanker Kolorektal
4. Kanker kolorektal dapat terjadi pada semua orang
tampa riwayat keluarga, dimana lebih sering terjadi pada
usia >50 tahun. Kasus sporadic ini sebagian besar terkait
dengan factor resiko dari lingkungan. Sementara, kanker
kolorektal yang bersifat diturunkan dapat terjadi pada usia
muda atau <50 tahun.
B. Etiologi
6. Diare
Sembelit
BABterasatidaktuntas
Beratbadanturun
tanpasebabyangjelas
Perdarahan pada rektum
(bagian ujung usus besar)
Buang air
besar berdarah
Mual
Muntah
D. Tanda dan gejala
Kanker kolorektal biasanya baru menimbulkan gejala ketika sel kanker sudah makin
berkembang. Gejalanya bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker.
Beberapa gejala kanker kolorektal yang dapat muncul adalah:
Perut terasa nyeri, kram, atau kembung
Tubuh mudah lelah
7. Penyebab dan Faktor RisikoKankerKolorektal
Seperti semua jenis kanker, kanker
kolorektal terjadi ketika sel-sel di
dalam tubuh tumbuh secara tidak
normal dan membentuk tumor.
Seiring waktu, tumor ini akan
berkembang dan merusak jaringan
sehat di sekitarnya
Belum diketahui secara pasti apa
yang menyebabkan sel-sel tersebut
berkembang tidak terkendali.
Namun, ada faktor-faktor yang
bisa meningkatkan risiko
seseorang terkena kanker
kolorektal, antara lain:
8. Patofisiologi kanker kolorektal dimulai dari transformasi sel epitel normal kolon menjadi lesi prekanker
dan pada akhirnya menjadi karsinoma invasif. Proses transformasi tersebut diduga melibatkan mutasi
genetik, baik bersifat somatik maupun turunan.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kanker kolon ataupun kanker rektum sering kali berasal dari
polip adenomatosa yang berubah menjadi invasif, dalam waktu 10‒15 tahun. Oleh karena itu,
pengangkatan polip adenomatosa dilaporkan mampu menurunkan risiko kanker kolorektal.
Sejauh ini, terdapat 3 jalur molekular utama yang dihubungkan dengan patofisiologi kanker
kolorektal, yaitu instabilitas kromosom, mismatchrepair, dan hipermetilasi. Analisis genetik molekuler ini
menjadi dasar perkembangan kit tes molekuler dan manajemen kanker kolorektal.
E. Patofisiologi
9. 9
Barium Enema dengan Kontras
Ganda
Endoskopi
F. Pemeriksaan diagnosa
Pemeriksaan penunjang berperan penting dalam mengonfirmasi diagnosis
kanker kolorektal. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain
endoskopi, barium enema dengan kontras ganda, dan CT colonography.
Endoskopi adalah prosedur
diagnostik yang dianjurkan
untuk menunjang diagnosis
kanker kolorektal. Prosedur
yang direkomendasikan adalah
sigmoidoskopi karena >35%
tumor terletak di sigmoid, atau
kolonoskopi total.
Pedoman Kementrian Kesehatan
menyarankan pemeriksaan barium
enema dengan kontras ganda
untuk mendiagnosis kanker
kolorektal.
10. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi keadaan di
luar kolon, sehingga mampu menentukan stadium, invasi
lokal, metastasis hepar, serta kelenjar getah bening.
Namun, modalitas pemeriksaan ini tidak dapat
mendiagnosis polip <10 mm, memaparkan pasien pada
radiasi, tidak dapat menetapkan atau menyingkirkan
metastasis pada kelenjar getah bening jika tidak
didapatkan pembesaran, serta tidak mampu melakukan
biopsi ataupun polipektomi.
CT Colonography Pemeriksaan Molekuler
Pemeriksaan molekuler belum
dilakukan secara rutin, tetapi dapat
bermanfaat dalam menentukan arah
terapi kanker kolorektal berdasarkan
mutasi atau perubahan genetik
penyebab kanker.
11. G. Penata Laksanaan
Penatalaksanaan kanker kolorektal meliputi endoskopi, operasi reseksi,
kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi. Pemilihan terapi berdasarkan stadium
kanker, gambaran histopatologi, efek samping obat, serta kondisi klinis dan
preferensi pasien.
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul akibat kanker kolorektal adalah obstruksi, perdarahan saluran
cerna bagian bawah, dan perforasi kolon. Perforasi kolon juga merupakan komplikasi dari
divertikulitis. Komplikasi juga dapat muncul setelah tindakan operasi, seperti infeksi dan risiko
kebocoran anastomosis.
13. J. Proses Keperawatan
1. Penkajian
Pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil
pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan
informasi dari pasien, membuat data dasar tentang pasien,
dan membuat catatan tentang respons kesehatan pasien.
Pengumpulan data dapat diperoleh dari data subyektif
melalui wawancara dan dari data obyektif melalui observasi,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
14. 14
Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data
Identitas pasien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat psikososial dan spiritual
15. 15
b. Riwayat bio- psiko- sosial- spiritual
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Pola istirahat dan tidur Pola aktivitas dan latihan
Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Hubungan peran
Pola persepsi dan konsep diri
Pola nilai kepercayaan
Pola reproduksi dan seksual
16. c. Riwayat pengkajian nyeri
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan dada
f. Kardiovaskuler
g. System pencernaan / abdomen
h. Pemeriksaan extremitas atas dan bawah
i. Pemeriksaan pelvis/genitalia
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai
akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan. Diagnosa yang mungkin muncul
menurut : Pre kemoterapi
Intra kemoterpi
Post kemoterapi
17. 3. Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan
kesehatan pasien. Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah pemecahan
masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan.
1. Rencana Keperawatan Pre kemoterapi
2. Rencana keperawatan Intra kemoterapi
3. Rencana keperawatan Post kemoterapi
4. Peran dan fungsi perawat
Peran perawat dalam mempersiapkan discharge planning yang maksimal membantu
penerimaan pasien terhadap stoma. Peran perawat sebagai care giver, edukator dan konselor
sangat diperlukan dalam mengatasi masalah fisik dan psikologis pasien dengan kanker
kolorektal.