SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
METODE HERMENEUTIKA DAN PENERAPANNYA PADA PSIKOANALISA 
1. Metode Hermeneutika 
Hermeneutika adalah kata yang sering didengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan 
sastra. Hermeneutik Baru muncul sebagai sebuah gerakan dominan dalam teologi Protestan 
Eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan “titik fokus” dari isu-isu teologis 
sekarang. Martin Heidegger tak henti-hentinya mendiskusikan karakter hermeneutis dari 
pemikirannya. Filsafat itu sendiri, kata Heidegger, bersifat (atau harus bersifat) 
“hermeneutis”. Sesungguhnya istilah hermeneutika ini bukanlah sebuah kata baku, baik 
dalam filsafat maupun penelitian sastra; dan bahkan dalam bidang teologi penggunaan term 
ini sering muncul dalam makna yang sempit yang berbeda dengan penggunaan secara luas 
dalam “Hermeneutika Baru” teologis kontemporer. 
Hermeneutika selalu berpusat pada fungsi penafsiran teks. Meski terjadi perubahan 
dan modifikasi radikal terhadap teori-teori hermeneutika, tetap saja berintikan seni 
memahami teks. Pada kenyataannya, hermeneutika pra-Heidegger (sebelum abad 20) tidak 
membentuk suatu tantangan pemikiran yang berarti bagi pemikiran agama, sekalipun telah 
terjadi evaluasi radikal dalam aliran-aliran filsafat hermeneutika. Sementara itu, 
hermeneutika filosofis dan turunannya dalam teori-teori kritik sastra dan semantik telah 
merintis jalan bagi tantangan serius yang membentur metode klasik dan pengetahuan agama 
Metode hermeneutika lahir dalam ruang lingkup yang khas dalam tradisi Yahudi- 
Kristen. Perkembangan khusus dan luasnya opini tentang sifat dasar Perjanjian Baru, dinilai 
memberi sumbangan besar dalam mengentalkan problem hermeneutis dan usaha 
berkelanjutan dalam menanganinya. 
Para filosof hermeneutika adalah mereka yang sejatinya tidak membatasi petunjuk 
pada ambang batas tertentu dari segala fenomena wujud. Mereka selalu melihat segala 
sesuatu yang ada di alam ini sebagai petunjuk atas yang lain. Jika kita mampu membedakan 
dua kondisi ini satu dan yang lainnya, maka kita dapat membedakan dua macam fenomena: 
ilmu dan pemahaman. Masalah ilmu dikaji dalam lapangan epistemologi, sedangkan masalah 
pemahaman dikaji dalam lapangan hermeneutika. Sehingga dengan demikian, baik 
epistemologi dan hermeneutika adalah ilmu yang berdampingan. 
2. Defenisi Hermeneutika 
Sebelum kita mendefinisikan hermeneutika, kita akan mengetahui terlebih dahulu 
asal-mula kata hermeneutika. Sudah umum diketahui bahwa dalam masyarakat Yunani tidak 
terdapat suatu agama tertentu, tapi mereka percaya pada Tuhan dalam bentuk mitologi. 
Sebenarnya dalam mitologi Yunani terdapat dewa-dewi yang dikepalai oleh Dewa Zeus dan
Maya yang mempunyai anak bernama Hermes. Hermes dipercayai sebagai utusan para dewa 
untuk menjelaskan pesan-pesan para dewa di langit. Dari nama Hermes inilah 
konsep hermeneutic kemudian digunakan. Kata hermeneutika yang diambil dari peran 
Hermes adalah sebuah ilmu dan seni menginterpretasikan sebuah teks. 
Hermeneutika (berasal dari bahasa Yunani: hermēneuō yaitu: menafsirkan) adalah 
aliran filsafat yang bisa didefinisikan sebagai teori interpretasi dan penafsiran sebuah naskah 
melalui percobaan. Kata tersebut berhubungan dengan dewa Hermes, dewa dalam mitologi 
Yunani yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa kepada manusia. Dewa ini juga 
dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni tulis dan kesenian. Hermeneutika umumnya 
dipakai untuk menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai Alkitab. 
Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi 
hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering 
didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation).Akan tetapi, secara 
luas, hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran Kitab Suci 
(theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum 
(general philological methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua 
pemahaman bahasa (science of all linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai 
landasan metodologis dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of 
Geisteswissenschaften). Lima, hermeneutika sebagai pemahaman eksistensial dan 
fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of existential understanding). Dan 
enam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika 
sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, 
untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. 
Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan 
pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi 
tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam 
hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat 
dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia menafsirkan, terutama penafsiran teks. 
Menurut Carl Braathen hermeneutika adalah ilmu yang merefleksikan bagaimana satu 
kata atau satu peristiwa di masa dan kondisi yang lalu bisa dipahami dan menjadi bermakna 
di masa sekarang sekaligus mengandung aturan – aturan metodologis untuk diaplikasikan 
dalam penafsiran dan asumsi-asumsi metodologis dari aktivitas pemahaman. Semula
hermeneutika berkembang di kalangan gereja dan dikenal sebagai gerakan eksegegis 
(penafsiran teks-teks agama) dan kemudian berkembang menjadi filsafat penafsiran. Sebagai 
sebuah metode penafsiran, hermeneutika memperhatikan tiga hal sebagai komponen pokok 
dalam kegiatan penafsiran yakni teks, konteks dan kontekstualisasi. 
Dengan demikian setidaknya terdapat tiga pemahaman mengenai hermeneutika yakni : 
 Sebagai teknik praksis pemahaman atau penafsiran, dekat dengan eksegegis, yakni 
kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu atau kegiatan untuk mengungkapkan 
makna tentang sesuatu agar dapat dipahami. 
 Sebagai sebuah metode penafsiran, tentang the conditions of possibility sebuah 
penafsiran. Hal – hal apa yang dibutuhkan atau langkah-langkah bagaimana harus 
dilakukan untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap teks. 
 Sebagai penafsiran fisafat. 
3. Aplikasi Pada Psikoanalisa 
Menurut Ruth Berry (2001: 2) Psikoanalisa adalah sistem menyeluruh dalam 
psikologi yang dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang 
mengalami neurosis dan masalah mental lainnya. Psikoanalisa adalah sebuah model 
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara 
historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua 
adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik. 
Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat 
menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu 
terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan-dorongan 
(Fudyartanta, 2005: 89). Freud membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih 
kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa 
yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan daerah ketidaksadaran 
(Koswara, 1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu ditemukan dorongan-dorongan, 
nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan.
Bagi freud kepribadian manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam 
kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu: 
1) Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan 
merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat 
individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita. 
2) Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang 
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita 
berusaha mengingatnya kembali. 
3) Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian 
besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang 
dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan 
didalamnya. 
Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif 
maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos 
ataupun simbol-simbol. Misalnya pada konsep psikolanalisa yang menekankan pengaruh 
masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang 
mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi 
anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, 
Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat 
tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa 
datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. 
Menurut teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam 
proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan, ini memberi arti bahwa materi, metode 
dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena 
pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu konselor yang 
melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan perkembangan ini, bila ingin 
bimbingannya menjadi efektif. 
REFERENSI 
 Bernard Ramm, Protetant Biblical Interpretation, trans. Silas C.Y. Chan (Monterey 
Park, Ca.: Living Spring Publishing, 1983), hal. 10. Arndt and Gingrich, A Greek- 
English Lexicon of The New Testament and Other Early Christian Literature 
(Chicago: The Univ, of Chicago Press, 1957), hal. 309-310 
 http://binham.wordpress.com/2012/04/27/teori-kepribadian-psikoanalisa/ 
 http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/filsafat-hermeneutika/ 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis

More Related Content

What's hot

Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Irvan Khoerul
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemNailul Hasibuan
 
ALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEReni Nazta
 
Konsep profesi keguruan
Konsep profesi keguruanKonsep profesi keguruan
Konsep profesi keguruanSigitpga
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiimas lusyani
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismAnggi Triani
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010swirawan
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakRatna Widiastuti
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewinAfrils
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1elmakrufi
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganAtika Aziz
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaLia Oktafiani
 
Ruang lingkup desain pembelajaran
Ruang lingkup desain pembelajaranRuang lingkup desain pembelajaran
Ruang lingkup desain pembelajaranUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
 
ALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISME
 
Konsep profesi keguruan
Konsep profesi keguruanKonsep profesi keguruan
Konsep profesi keguruan
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autism
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anak
 
Metode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinisMetode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinis
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewin
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remajaPerkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Ruang lingkup desain pembelajaran
Ruang lingkup desain pembelajaranRuang lingkup desain pembelajaran
Ruang lingkup desain pembelajaran
 

Viewers also liked (20)

Unfriended
UnfriendedUnfriended
Unfriended
 
Annabelle
AnnabelleAnnabelle
Annabelle
 
Extinction
ExtinctionExtinction
Extinction
 
Condo report q4-2014vby TREB
Condo report q4-2014vby TREBCondo report q4-2014vby TREB
Condo report q4-2014vby TREB
 
Unfriended
UnfriendedUnfriended
Unfriended
 
Cara cara membuat nasi goreng
Cara cara  membuat  nasi  gorengCara cara  membuat  nasi  goreng
Cara cara membuat nasi goreng
 
Question 2 media evaluation
Question 2 media evaluationQuestion 2 media evaluation
Question 2 media evaluation
 
Guitarra Rock - Sergio Solimando
Guitarra Rock - Sergio SolimandoGuitarra Rock - Sergio Solimando
Guitarra Rock - Sergio Solimando
 
Geografi industri
Geografi  industriGeografi  industri
Geografi industri
 
En kalabalik sehirler
En kalabalik sehirlerEn kalabalik sehirler
En kalabalik sehirler
 
The devil made me do it A2 media Analysis
The devil made me do it A2 media AnalysisThe devil made me do it A2 media Analysis
The devil made me do it A2 media Analysis
 
ekologi
ekologiekologi
ekologi
 
Surrealism
SurrealismSurrealism
Surrealism
 
Marketing campaign
Marketing campaign Marketing campaign
Marketing campaign
 
Annabelle
AnnabelleAnnabelle
Annabelle
 
Chikunguña
ChikunguñaChikunguña
Chikunguña
 
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
 
Improvements
ImprovementsImprovements
Improvements
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Evaluation question 1 magazine
Evaluation question 1 magazine Evaluation question 1 magazine
Evaluation question 1 magazine
 

Similar to Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa

filsafat Fenomenologi.docx
filsafat Fenomenologi.docxfilsafat Fenomenologi.docx
filsafat Fenomenologi.docxAyuDiah46
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docxKonsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docxMaulanamoel
 
Hermenutik double movement fazlur rahman
Hermenutik double movement fazlur rahmanHermenutik double movement fazlur rahman
Hermenutik double movement fazlur rahmanaristophan firdaus
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiIchdaAsy
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiGalihSetyo5
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiAyuNurCahya
 
Annisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkAnnisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkDinda Tugas
 
01 Teologia 1
01 Teologia 101 Teologia 1
01 Teologia 1danur
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin Amq
 

Similar to Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa (20)

Hermeneutika
HermeneutikaHermeneutika
Hermeneutika
 
Makalah filsafat or soni
Makalah filsafat or soniMakalah filsafat or soni
Makalah filsafat or soni
 
Interpretivist Hermeneutic
Interpretivist HermeneuticInterpretivist Hermeneutic
Interpretivist Hermeneutic
 
Kajian Hermeneutika
Kajian HermeneutikaKajian Hermeneutika
Kajian Hermeneutika
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Definisi hermeneutika
Definisi hermeneutikaDefinisi hermeneutika
Definisi hermeneutika
 
filsafat Fenomenologi.docx
filsafat Fenomenologi.docxfilsafat Fenomenologi.docx
filsafat Fenomenologi.docx
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docxKonsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
 
Hermenutik double movement fazlur rahman
Hermenutik double movement fazlur rahmanHermenutik double movement fazlur rahman
Hermenutik double movement fazlur rahman
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Epistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan IslamEpistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan Islam
 
asrangeofisika
asrangeofisikaasrangeofisika
asrangeofisika
 
Annisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkAnnisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkk
 
01 Teologia 1
01 Teologia 101 Teologia 1
01 Teologia 1
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
 

More from 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar

More from 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar (20)

Document 50
Document 50Document 50
Document 50
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific
 
laporan penginderaan jauh tahap 5
laporan penginderaan jauh tahap 5laporan penginderaan jauh tahap 5
laporan penginderaan jauh tahap 5
 
laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4
 
laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3
 
Cosmografi
CosmografiCosmografi
Cosmografi
 
Sulawesi pertanian
Sulawesi pertanianSulawesi pertanian
Sulawesi pertanian
 
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengahPeta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
 
Pertanian di australia
Pertanian di australiaPertanian di australia
Pertanian di australia
 
tugas geografi industri
tugas geografi  industri tugas geografi  industri
tugas geografi industri
 
geologi umum
geologi umum geologi umum
geologi umum
 
ekologi lingkungan
ekologi lingkunganekologi lingkungan
ekologi lingkungan
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
skenario stella
skenario stellaskenario stella
skenario stella
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
biogeografi
biogeografibiogeografi
biogeografi
 
tugas biogeografi
tugas  biogeografitugas  biogeografi
tugas biogeografi
 
Tugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkunganTugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkungan
 
Tugas geo industri
Tugas geo industri Tugas geo industri
Tugas geo industri
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa

  • 1. METODE HERMENEUTIKA DAN PENERAPANNYA PADA PSIKOANALISA 1. Metode Hermeneutika Hermeneutika adalah kata yang sering didengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan sastra. Hermeneutik Baru muncul sebagai sebuah gerakan dominan dalam teologi Protestan Eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan “titik fokus” dari isu-isu teologis sekarang. Martin Heidegger tak henti-hentinya mendiskusikan karakter hermeneutis dari pemikirannya. Filsafat itu sendiri, kata Heidegger, bersifat (atau harus bersifat) “hermeneutis”. Sesungguhnya istilah hermeneutika ini bukanlah sebuah kata baku, baik dalam filsafat maupun penelitian sastra; dan bahkan dalam bidang teologi penggunaan term ini sering muncul dalam makna yang sempit yang berbeda dengan penggunaan secara luas dalam “Hermeneutika Baru” teologis kontemporer. Hermeneutika selalu berpusat pada fungsi penafsiran teks. Meski terjadi perubahan dan modifikasi radikal terhadap teori-teori hermeneutika, tetap saja berintikan seni memahami teks. Pada kenyataannya, hermeneutika pra-Heidegger (sebelum abad 20) tidak membentuk suatu tantangan pemikiran yang berarti bagi pemikiran agama, sekalipun telah terjadi evaluasi radikal dalam aliran-aliran filsafat hermeneutika. Sementara itu, hermeneutika filosofis dan turunannya dalam teori-teori kritik sastra dan semantik telah merintis jalan bagi tantangan serius yang membentur metode klasik dan pengetahuan agama Metode hermeneutika lahir dalam ruang lingkup yang khas dalam tradisi Yahudi- Kristen. Perkembangan khusus dan luasnya opini tentang sifat dasar Perjanjian Baru, dinilai memberi sumbangan besar dalam mengentalkan problem hermeneutis dan usaha berkelanjutan dalam menanganinya. Para filosof hermeneutika adalah mereka yang sejatinya tidak membatasi petunjuk pada ambang batas tertentu dari segala fenomena wujud. Mereka selalu melihat segala sesuatu yang ada di alam ini sebagai petunjuk atas yang lain. Jika kita mampu membedakan dua kondisi ini satu dan yang lainnya, maka kita dapat membedakan dua macam fenomena: ilmu dan pemahaman. Masalah ilmu dikaji dalam lapangan epistemologi, sedangkan masalah pemahaman dikaji dalam lapangan hermeneutika. Sehingga dengan demikian, baik epistemologi dan hermeneutika adalah ilmu yang berdampingan. 2. Defenisi Hermeneutika Sebelum kita mendefinisikan hermeneutika, kita akan mengetahui terlebih dahulu asal-mula kata hermeneutika. Sudah umum diketahui bahwa dalam masyarakat Yunani tidak terdapat suatu agama tertentu, tapi mereka percaya pada Tuhan dalam bentuk mitologi. Sebenarnya dalam mitologi Yunani terdapat dewa-dewi yang dikepalai oleh Dewa Zeus dan
  • 2. Maya yang mempunyai anak bernama Hermes. Hermes dipercayai sebagai utusan para dewa untuk menjelaskan pesan-pesan para dewa di langit. Dari nama Hermes inilah konsep hermeneutic kemudian digunakan. Kata hermeneutika yang diambil dari peran Hermes adalah sebuah ilmu dan seni menginterpretasikan sebuah teks. Hermeneutika (berasal dari bahasa Yunani: hermēneuō yaitu: menafsirkan) adalah aliran filsafat yang bisa didefinisikan sebagai teori interpretasi dan penafsiran sebuah naskah melalui percobaan. Kata tersebut berhubungan dengan dewa Hermes, dewa dalam mitologi Yunani yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa kepada manusia. Dewa ini juga dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni tulis dan kesenian. Hermeneutika umumnya dipakai untuk menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai Alkitab. Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation).Akan tetapi, secara luas, hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran Kitab Suci (theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum (general philological methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of all linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai landasan metodologis dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of Geisteswissenschaften). Lima, hermeneutika sebagai pemahaman eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of existential understanding). Dan enam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia menafsirkan, terutama penafsiran teks. Menurut Carl Braathen hermeneutika adalah ilmu yang merefleksikan bagaimana satu kata atau satu peristiwa di masa dan kondisi yang lalu bisa dipahami dan menjadi bermakna di masa sekarang sekaligus mengandung aturan – aturan metodologis untuk diaplikasikan dalam penafsiran dan asumsi-asumsi metodologis dari aktivitas pemahaman. Semula
  • 3. hermeneutika berkembang di kalangan gereja dan dikenal sebagai gerakan eksegegis (penafsiran teks-teks agama) dan kemudian berkembang menjadi filsafat penafsiran. Sebagai sebuah metode penafsiran, hermeneutika memperhatikan tiga hal sebagai komponen pokok dalam kegiatan penafsiran yakni teks, konteks dan kontekstualisasi. Dengan demikian setidaknya terdapat tiga pemahaman mengenai hermeneutika yakni :  Sebagai teknik praksis pemahaman atau penafsiran, dekat dengan eksegegis, yakni kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu atau kegiatan untuk mengungkapkan makna tentang sesuatu agar dapat dipahami.  Sebagai sebuah metode penafsiran, tentang the conditions of possibility sebuah penafsiran. Hal – hal apa yang dibutuhkan atau langkah-langkah bagaimana harus dilakukan untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap teks.  Sebagai penafsiran fisafat. 3. Aplikasi Pada Psikoanalisa Menurut Ruth Berry (2001: 2) Psikoanalisa adalah sistem menyeluruh dalam psikologi yang dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang mengalami neurosis dan masalah mental lainnya. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik. Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan-dorongan (Fudyartanta, 2005: 89). Freud membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan daerah ketidaksadaran (Koswara, 1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan.
  • 4. Bagi freud kepribadian manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu: 1) Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita. 2) Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali. 3) Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya. Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. Misalnya pada konsep psikolanalisa yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Menurut teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan, ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu konselor yang melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan perkembangan ini, bila ingin bimbingannya menjadi efektif. REFERENSI  Bernard Ramm, Protetant Biblical Interpretation, trans. Silas C.Y. Chan (Monterey Park, Ca.: Living Spring Publishing, 1983), hal. 10. Arndt and Gingrich, A Greek- English Lexicon of The New Testament and Other Early Christian Literature (Chicago: The Univ, of Chicago Press, 1957), hal. 309-310  http://binham.wordpress.com/2012/04/27/teori-kepribadian-psikoanalisa/  http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/filsafat-hermeneutika/  http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab  http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis