SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1. BATUAN BEKU 
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, 
"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang 
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, 
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) 
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). 
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun 
batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. 
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses 
berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau 
perubahan komposisi. Magma yang membeku di bawah 
permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat 
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal 
yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku 
intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran 
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di 
sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya 
atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di 
sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur 
batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya 
adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik. 
1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling 
besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong 
lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit 
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi 
yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan 
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit 
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. 
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite 
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, 
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena 
besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. 
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh 
magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada 
proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan 
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini 
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat 
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat 
mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut 
dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap 
di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada 
dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan 
Xenolith. 
2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya 
lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. 
Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian 
atas batholit. 
3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi 
yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. 
Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, 
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. 
4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah 
yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah 
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku 
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari 
topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya 
disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. 
· Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar 
terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk 
tabular dan sisi-sisinya sejajar. 
· Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk 
bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau 
cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, 
bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses 
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, 
batuan beku dapt tersingka di permukaan. 
· Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas 
dan bawahnya cekung ke atas. 
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk 
tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan 
pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar 
secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku 
fanerik. 
Batuan Beku Luar 
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui 
rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, 
mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. 
Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut 
sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang 
viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi 
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang 
keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi
sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava 
atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. 
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda 
komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma 
membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow 
lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah 
tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar 
terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. 
Klasifikasi Batuan Beku 
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara 
sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. 
Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah 
pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung 
pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan 
krsitalisasinya. Tekstur Batuan Beku Beberapa tekstur batuan beku 
yang umum adalah: 
1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf) 
2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya 
dapat dilihat dengan mikroskop. 
3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga 
komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara 
megaskopis. 
4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat 
campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan 
butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya 
relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di 
sekitar fenokrist disebut massa dasar. 
2. BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen termasuk dalam batuan sekunder Karena 
material pembentuknya merupakan hasil dari aktivitas kimia dan 
mekanik denudasi terhadap batuan yang sudah ada. Diendapkan 
dari larutan atau suspense dalam air atau udara pada suhu dan 
tekanan normal. Endapannya adalah hasil rombakan dan 
hancuran batuan kerak bumi, terdiri dari fragmen batuan, mineral 
dan berbagai material lainnya. 
Material sedimen dapat berupa: 
a. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. 
Misalnya kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut 
atau danau. 
b. Material organic, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa 
cangkang organisme air dan vegetasi di rawa-rawa. 
c. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau 
payau dan kalsium karbonat di laut dangkal. 
Kelompok dalam klasifikasi tekstur batuan sedimen adalah: 
1. Tekstur batuan sedimen klastik 
2. Tekstur batuan sedimen non klastik 
- Porositas 
- Permeabilitas 
Besar porositas batuan tergantung pada beberapa factor, 
diantaranya adalah: 
a. Tatanan partikel, sisi-sisi partikel yang saling bersentuhan atau 
saling mengunci seperti pada batuan beku, tidak akan 
memungkinkan adanya ruang diantaranya, sehingga kecil. 
b. Besar dan bentuk partikel. 
c. Jumlah ukuran yang berbeda. 
Pengelompokan dalam batuan sedimen adalah dua kelompok 
besar yaitu:
- Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen 
batuan, atau sisa-sisa cangkang binatang laut atau air tawar, 
baik yang masih utuh maupun hancurannya. Contohnya 
seperti rudaceus, konglomerat, breksi, arenaseous, batu pasir, 
arkose, greywacke, argillaceous, dan batu lempung 
- Batuan sedimen nonklastik, atau kimia dan organic terbentuk 
oleh proses kimia atau proses biologi. Yang termasuk dalam 
batuan sedimen nonklastik adalah sedimen biogenic, sedimen 
sillikaan, rijang, sedimen karbonatan, travertine atau tufa, 
caliche, dolomite, endapan organic, calcareous ooze, 
diatome, batu gamping fosilan, kapur, dan napal. 
Acuan butir dalam klasifikasi atau yang disebut skala Wenthworth 
Nama Ukuran 
Boulder ≥ 256 mm 
Cabble 64-256 mm 
Pebble 4-64 mm 
Granule 2-4 mm 
Sand 1/16-2 mm 
Silt 1/256-1/16 mm 
Clay ≤ 1/256 mm 
Pada pertengahan abad 17 tepatnya pada tahun 1669 
Nicolaus Steno mencetuskan tiga prinsip dasar pengendapan yang 
lebih dikenal dengan Hukum Steno: 
 Hukum super posisi, yang menyatakan bahwa dalam urutan 
pengendapan batuan yang belum mengalami perubahan 
(dalam keadaan normal), batuan yang tua ada di bawah 
dan yang muda berada di atas. 
 Hokum horizontalitas, pada awalnya sedimen akan 
diendapkan sebagai lapisan-lapisan mendatar. 
Apabila dijumpai lapisan yang miring, berarti sudah 
mengalami deformasi terlipat atau tersesarkan.
 Hokum kemenerusan lateral (lateral continuity), menyatakan 
bahwa pengendapan lapisan batuan sedimen akan 
menyebar secara mendatar, sampai menipis atau 
menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan. 
Struktur sedimen yang dijumpai pada batuan sedimen adalah 
lapisan bersusun (graded bedding), lapisan silang-siur (cross 
bedding), dan gelembur gelombang (mud crucks). 
Fasies sedimentasi dapat diartikan sebagai kenampakan 
atau sifat fisik umum satu bagian dari tubuh batuan yang berbeda 
dari bagian yang lainnya. Dengan mempelajari perbedaan 
karakteristik pada lapisan-lapisan batuan serta fasiesnya dapat 
diketahui mekanisme, kondisi, dan tempat pengendapatn sedimen 
sebelum menjadi batuan yang dinamakan lingkungan 
pengendapan . 
3. BATUAN METAMORFOSA 
Batuan metamorfosa juga disebut sebagai batuan malihan 
atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. 
Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan 
tekanan yang tinggi, di atas 2000 C dan 300 Mpa (mega pascal) 
dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesanya 
berlangsung pada suhu di bawah 2000 C dan proses pelapukan 
pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya dalam 
lingkungan atmosfer. Proses metamorfosa dapat diartikan sebagai 
perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan 
(fasa)padat (solid state) dan pada suhu diatas 2000 C dan tekanan 
300 Mpa.
Ada beberapa factor-faktor yang akan mempengaruhi 
proses metamorfisme adalah sebagai berikut: 
a. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia 
Pada suhu yang tinggi cairan intragranular ini lebih bersifat 
uap dari pada cair dan mempunyai peran yang penting 
dalam metamorfisme. Fungsi cairan ini sebagai media 
transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya sehingga 
dapat mempercepat proses metamorfisme. 
b. Suhu dan tekanan 
Batuan apabila dipanaskan pada suhu-suhu tertentu akan 
membentuk mineral-meneral baru, yang hasil akhirnya 
adalah batuan metamoft, sumber panasnya dari dalam 
bumi. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai 
stress yang mempunyai besaran dan arah 
c. Waktu 
Batuan berbutir kasar merupakan haisl metamorfisme dalam 
waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi. 
Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu 
dan tekanan yang rendah. 
Jenis batuan metamorf dari serpih sampai mudstone adalah 
batusabak (slate), filit (phyllite), sekis (schist) dan gneiss. Jenis 
batuan metamorf dari basalt adalah sekis hijau (green schist), 
amfibolit dan granulit (amphibolites and granulite). Jenis batu 
gamping dari batupasir adalah marmer (marbel), dan kuarsit. 
Beberapa jenis metamorfisme adalah sebagai berikut: 
a. Metamorfisme kataklastik (cataclastic metamorphism) 
b. Metamorfisme kontak (contact metamorphism) 
c. Metamorfisme timbunan (burial metamorphism) 
d. Metamorfisme regional
Metamorfisme regional terjadi pada batas subduksi 
lempeng. Sedangkan metamorfisme timbunan terjadi pada bagian 
bawah dari tumpukan tebal sedimen yang terakumulasi pada 
paparan benua dan lereng benua. Kondisi karakteristik fasies 
metamorf sekis hijau dan amfibiolit terdapat dimana kerak menebal 
akibat tumpukan benua atau mengalami pemanasan oleh 
magma yang naik. Tumbukan benua umumnya merupakan 
penyebab metamorfisme regional dan aktivitas magma. Adanya 
sumber daya mineral di bumi, adalah berkat kombinasi proses-proses 
magmatic, metamorfisme dan metasomatik yang semuanya 
terjadi akibat tektonik lempeng.
Metamorfisme regional terjadi pada batas subduksi 
lempeng. Sedangkan metamorfisme timbunan terjadi pada bagian 
bawah dari tumpukan tebal sedimen yang terakumulasi pada 
paparan benua dan lereng benua. Kondisi karakteristik fasies 
metamorf sekis hijau dan amfibiolit terdapat dimana kerak menebal 
akibat tumpukan benua atau mengalami pemanasan oleh 
magma yang naik. Tumbukan benua umumnya merupakan 
penyebab metamorfisme regional dan aktivitas magma. Adanya 
sumber daya mineral di bumi, adalah berkat kombinasi proses-proses 
magmatic, metamorfisme dan metasomatik yang semuanya 
terjadi akibat tektonik lempeng.

More Related Content

What's hot (20)

Ppt metamorf
Ppt metamorfPpt metamorf
Ppt metamorf
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 
batuan metamorf
batuan metamorfbatuan metamorf
batuan metamorf
 
Petrologi batuan beku
Petrologi batuan bekuPetrologi batuan beku
Petrologi batuan beku
 
Batuan
BatuanBatuan
Batuan
 
Batuan
BatuanBatuan
Batuan
 
Batuan sediment
Batuan sedimentBatuan sediment
Batuan sediment
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
2 litosfer
2   litosfer2   litosfer
2 litosfer
 
Klasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan bekuKlasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan beku
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimen
 
Geologi umum
Geologi umumGeologi umum
Geologi umum
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Litsfer
LitsferLitsfer
Litsfer
 
Geografi indhprmtillhi
Geografi indhprmtillhiGeografi indhprmtillhi
Geografi indhprmtillhi
 
Pengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuanPengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuan
 
Metamorfic Rocks
Metamorfic RocksMetamorfic Rocks
Metamorfic Rocks
 
Siklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografiSiklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografi
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuan
 
Materi Lengkap Batuan & Lapisan Lapisan Bumi
Materi Lengkap Batuan & Lapisan Lapisan BumiMateri Lengkap Batuan & Lapisan Lapisan Bumi
Materi Lengkap Batuan & Lapisan Lapisan Bumi
 

Viewers also liked (20)

susunan dan penyusun bumi edited 06 09 2004
susunan dan penyusun bumi   edited 06 09 2004susunan dan penyusun bumi   edited 06 09 2004
susunan dan penyusun bumi edited 06 09 2004
 
Açikkaynak
AçikkaynakAçikkaynak
Açikkaynak
 
Evaluation question 1 magazine
Evaluation question 1 magazine Evaluation question 1 magazine
Evaluation question 1 magazine
 
СМОТРЕТЬ НА СИРИЮ, ВИДЕТЬ АФГАНИСТАН
СМОТРЕТЬ НА СИРИЮ, ВИДЕТЬ АФГАНИСТАНСМОТРЕТЬ НА СИРИЮ, ВИДЕТЬ АФГАНИСТАН
СМОТРЕТЬ НА СИРИЮ, ВИДЕТЬ АФГАНИСТАН
 
Conventions
ConventionsConventions
Conventions
 
Session 11 Talking about yourself
Session 11 Talking about yourselfSession 11 Talking about yourself
Session 11 Talking about yourself
 
Alexander calder
Alexander calderAlexander calder
Alexander calder
 
Artikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirArtikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witir
 
Cara cara membuat nasi goreng
Cara cara  membuat  nasi  gorengCara cara  membuat  nasi  goreng
Cara cara membuat nasi goreng
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Andywarhol new
Andywarhol newAndywarhol new
Andywarhol new
 
Turkiyenin en kalabalik ilceleri 2013 tui̇k
Turkiyenin en kalabalik ilceleri 2013 tui̇kTurkiyenin en kalabalik ilceleri 2013 tui̇k
Turkiyenin en kalabalik ilceleri 2013 tui̇k
 
Unfriended
UnfriendedUnfriended
Unfriended
 
Bil tek resmi
Bil tek resmiBil tek resmi
Bil tek resmi
 
Dünyanın En Büyük Gölleri
Dünyanın En Büyük GölleriDünyanın En Büyük Gölleri
Dünyanın En Büyük Gölleri
 
013_38S1286
013_38S1286013_38S1286
013_38S1286
 
Question 2 media evaluation
Question 2 media evaluationQuestion 2 media evaluation
Question 2 media evaluation
 
Unfriended
UnfriendedUnfriended
Unfriended
 
Pertanian di australia
Pertanian di australiaPertanian di australia
Pertanian di australia
 
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
Final report 2014 Septembrie (Only Ontario)
 

Similar to BATUAN BEKU DAN SEDIMEN

PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANNaila N. K
 
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGDasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGhishirolife
 
Sedimentary Rocks
Sedimentary RocksSedimentary Rocks
Sedimentary RocksDedy Aslam
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Verani Nurizki
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptMuhammadAlifFA
 
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12DifaNet
 
49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosferWagi Dealoved
 

Similar to BATUAN BEKU DAN SEDIMEN (20)

Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 
(147654721) struktur batuan
(147654721) struktur batuan(147654721) struktur batuan
(147654721) struktur batuan
 
(147654721) struktur batuan
(147654721) struktur batuan(147654721) struktur batuan
(147654721) struktur batuan
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
 
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGDasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Dasar-dasar Biologi untuk Mahasiswa S1 - UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
 
Bab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdfBab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdf
 
Sedimentary Rocks
Sedimentary RocksSedimentary Rocks
Sedimentary Rocks
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
 
Geostruk
GeostrukGeostruk
Geostruk
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer
 
Batuan(1)
Batuan(1)Batuan(1)
Batuan(1)
 
Litosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas XLitosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas X
 
Litosfer 1
Litosfer 1Litosfer 1
Litosfer 1
 

More from 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar

More from 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar (20)

Document 50
Document 50Document 50
Document 50
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific
 
laporan penginderaan jauh tahap 5
laporan penginderaan jauh tahap 5laporan penginderaan jauh tahap 5
laporan penginderaan jauh tahap 5
 
laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4
 
laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3
 
Cosmografi
CosmografiCosmografi
Cosmografi
 
Sulawesi pertanian
Sulawesi pertanianSulawesi pertanian
Sulawesi pertanian
 
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengahPeta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
 
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisaMetode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
 
tugas geografi industri
tugas geografi  industri tugas geografi  industri
tugas geografi industri
 
ekologi lingkungan
ekologi lingkunganekologi lingkungan
ekologi lingkungan
 
ekologi
ekologiekologi
ekologi
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
skenario stella
skenario stellaskenario stella
skenario stella
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
biogeografi
biogeografibiogeografi
biogeografi
 
tugas biogeografi
tugas  biogeografitugas  biogeografi
tugas biogeografi
 
Tugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkunganTugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkungan
 
Tugas geo industri
Tugas geo industri Tugas geo industri
Tugas geo industri
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

BATUAN BEKU DAN SEDIMEN

  • 1. 1. BATUAN BEKU Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik. 1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
  • 2. didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith. 2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit. 3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. 4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
  • 3. Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. · Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar. · Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan. · Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas. Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik. Batuan Beku Luar Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi
  • 4. sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Klasifikasi Batuan Beku Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya. Tekstur Batuan Beku Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah: 1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf) 2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop. 3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis. 4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massa dasar. 2. BATUAN SEDIMEN
  • 5. Batuan sedimen termasuk dalam batuan sekunder Karena material pembentuknya merupakan hasil dari aktivitas kimia dan mekanik denudasi terhadap batuan yang sudah ada. Diendapkan dari larutan atau suspense dalam air atau udara pada suhu dan tekanan normal. Endapannya adalah hasil rombakan dan hancuran batuan kerak bumi, terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material lainnya. Material sedimen dapat berupa: a. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau danau. b. Material organic, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organisme air dan vegetasi di rawa-rawa. c. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan kalsium karbonat di laut dangkal. Kelompok dalam klasifikasi tekstur batuan sedimen adalah: 1. Tekstur batuan sedimen klastik 2. Tekstur batuan sedimen non klastik - Porositas - Permeabilitas Besar porositas batuan tergantung pada beberapa factor, diantaranya adalah: a. Tatanan partikel, sisi-sisi partikel yang saling bersentuhan atau saling mengunci seperti pada batuan beku, tidak akan memungkinkan adanya ruang diantaranya, sehingga kecil. b. Besar dan bentuk partikel. c. Jumlah ukuran yang berbeda. Pengelompokan dalam batuan sedimen adalah dua kelompok besar yaitu:
  • 6. - Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen batuan, atau sisa-sisa cangkang binatang laut atau air tawar, baik yang masih utuh maupun hancurannya. Contohnya seperti rudaceus, konglomerat, breksi, arenaseous, batu pasir, arkose, greywacke, argillaceous, dan batu lempung - Batuan sedimen nonklastik, atau kimia dan organic terbentuk oleh proses kimia atau proses biologi. Yang termasuk dalam batuan sedimen nonklastik adalah sedimen biogenic, sedimen sillikaan, rijang, sedimen karbonatan, travertine atau tufa, caliche, dolomite, endapan organic, calcareous ooze, diatome, batu gamping fosilan, kapur, dan napal. Acuan butir dalam klasifikasi atau yang disebut skala Wenthworth Nama Ukuran Boulder ≥ 256 mm Cabble 64-256 mm Pebble 4-64 mm Granule 2-4 mm Sand 1/16-2 mm Silt 1/256-1/16 mm Clay ≤ 1/256 mm Pada pertengahan abad 17 tepatnya pada tahun 1669 Nicolaus Steno mencetuskan tiga prinsip dasar pengendapan yang lebih dikenal dengan Hukum Steno:  Hukum super posisi, yang menyatakan bahwa dalam urutan pengendapan batuan yang belum mengalami perubahan (dalam keadaan normal), batuan yang tua ada di bawah dan yang muda berada di atas.  Hokum horizontalitas, pada awalnya sedimen akan diendapkan sebagai lapisan-lapisan mendatar. Apabila dijumpai lapisan yang miring, berarti sudah mengalami deformasi terlipat atau tersesarkan.
  • 7.  Hokum kemenerusan lateral (lateral continuity), menyatakan bahwa pengendapan lapisan batuan sedimen akan menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan. Struktur sedimen yang dijumpai pada batuan sedimen adalah lapisan bersusun (graded bedding), lapisan silang-siur (cross bedding), dan gelembur gelombang (mud crucks). Fasies sedimentasi dapat diartikan sebagai kenampakan atau sifat fisik umum satu bagian dari tubuh batuan yang berbeda dari bagian yang lainnya. Dengan mempelajari perbedaan karakteristik pada lapisan-lapisan batuan serta fasiesnya dapat diketahui mekanisme, kondisi, dan tempat pengendapatn sedimen sebelum menjadi batuan yang dinamakan lingkungan pengendapan . 3. BATUAN METAMORFOSA Batuan metamorfosa juga disebut sebagai batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, di atas 2000 C dan 300 Mpa (mega pascal) dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesanya berlangsung pada suhu di bawah 2000 C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya dalam lingkungan atmosfer. Proses metamorfosa dapat diartikan sebagai perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa)padat (solid state) dan pada suhu diatas 2000 C dan tekanan 300 Mpa.
  • 8. Ada beberapa factor-faktor yang akan mempengaruhi proses metamorfisme adalah sebagai berikut: a. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia Pada suhu yang tinggi cairan intragranular ini lebih bersifat uap dari pada cair dan mempunyai peran yang penting dalam metamorfisme. Fungsi cairan ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya sehingga dapat mempercepat proses metamorfisme. b. Suhu dan tekanan Batuan apabila dipanaskan pada suhu-suhu tertentu akan membentuk mineral-meneral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamoft, sumber panasnya dari dalam bumi. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai besaran dan arah c. Waktu Batuan berbutir kasar merupakan haisl metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang rendah. Jenis batuan metamorf dari serpih sampai mudstone adalah batusabak (slate), filit (phyllite), sekis (schist) dan gneiss. Jenis batuan metamorf dari basalt adalah sekis hijau (green schist), amfibolit dan granulit (amphibolites and granulite). Jenis batu gamping dari batupasir adalah marmer (marbel), dan kuarsit. Beberapa jenis metamorfisme adalah sebagai berikut: a. Metamorfisme kataklastik (cataclastic metamorphism) b. Metamorfisme kontak (contact metamorphism) c. Metamorfisme timbunan (burial metamorphism) d. Metamorfisme regional
  • 9. Metamorfisme regional terjadi pada batas subduksi lempeng. Sedangkan metamorfisme timbunan terjadi pada bagian bawah dari tumpukan tebal sedimen yang terakumulasi pada paparan benua dan lereng benua. Kondisi karakteristik fasies metamorf sekis hijau dan amfibiolit terdapat dimana kerak menebal akibat tumpukan benua atau mengalami pemanasan oleh magma yang naik. Tumbukan benua umumnya merupakan penyebab metamorfisme regional dan aktivitas magma. Adanya sumber daya mineral di bumi, adalah berkat kombinasi proses-proses magmatic, metamorfisme dan metasomatik yang semuanya terjadi akibat tektonik lempeng.
  • 10. Metamorfisme regional terjadi pada batas subduksi lempeng. Sedangkan metamorfisme timbunan terjadi pada bagian bawah dari tumpukan tebal sedimen yang terakumulasi pada paparan benua dan lereng benua. Kondisi karakteristik fasies metamorf sekis hijau dan amfibiolit terdapat dimana kerak menebal akibat tumpukan benua atau mengalami pemanasan oleh magma yang naik. Tumbukan benua umumnya merupakan penyebab metamorfisme regional dan aktivitas magma. Adanya sumber daya mineral di bumi, adalah berkat kombinasi proses-proses magmatic, metamorfisme dan metasomatik yang semuanya terjadi akibat tektonik lempeng.