Flow cytometry adalah metode untuk mengukur sifat seluler dengan mengalirkan sel melalui laser. Terdiri dari sistem fluida, optik, dan elektronik. Digunakan untuk menganalisis ekspresi permukaan sel, mengklasifikasi jenis sel, dan memisahkan subpopulasi sel dengan aplikasi di bidang biomedis dan biologi.
3. • Metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat berbagai komponen
selular (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah
sempit yang ditembus oleh seberkas sinar laser.
• Setiap sel yang melewati berkas sinar laser menimbulkan sinyal
elektronik yang dicatat oleh instrumen sebagai karakteristik sel
bersangkutan
• instrumen ini dapat meneliti ekspresi permukaan sel dan molekul
sellular, menggolongkan dan mendeskripsikan tipe sel yang berbeda
dalam populasi sel yang heterogen, menaksirkan kemurnian
subpopulasi yang terisolasi, dan menganalisis ukuran dan jumlah sel.
5. Sistem Fluida
• Sistem fluida mengarahkan sel melalui cahaya (laser) untuk dianalisis,
terdiri dari sheath fluid dancentral channel. Tenaga
hidrodinamik mengakibatkan sel satu per satu melewati central
channel. Fluida merupakan bagian yang paling sensitif pada flow
cytometer.
6. Sistem Optik
• Sistem optik terdiri atas laser sebagai sumber cahaya dan
mengeksitasi (fluorokrom) sel dalam aliran sampel, serta filter optik
untuk mengarahkan sinyal cahaya yang dihasilkan ke detektor yang
sesuai.
• Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan
menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-
komponen fluida terkait. Laser memancarkan cahaya koheren dan
merupakan berkas sangat pararel. Hal ini memungkinkan dasar
pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance)
dapat dilakukan (forward scatter, side scatter).
7. Sistem Elektronik
• Sistem elektronik berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan
mengubahnya ke bentuk sinyal digital. Data yang dihasilkan oleh flow
cytometer dapat diplot dalam satu dimensi, untuk menghasilkan
histogram atau dalam dua dimensi plot titik, atau bahkan dalam tiga
dimensi. Plot sering dibuat pada skala logaritmik, karena emisi
pewarna fluoresen yang berbeda
9. Kegunaan
Flow cytometry dengan cell sorting (fluorescence activated cell sorter, FACS)
memiliki aplikasi dalam sejumlah bidang, termasuk biologi molekuler,
patologi, imunologi, biologi tanaman, dan biologi kelautan. Beberapa di
antaranya, meliputi:
• Analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan
antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan yang diberi label
dengan zat warna fluorokrom.
• Pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin
dengan menggunakan antibodimonoklonal terhadap kelas dan subkelas Ig
spesifik dan tipe L-chain.
• Memisahkan sel hidup dari sel mati.
10. Prinsip Dasar Analisis
• Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan menyebabkan sinar laser
terpencar (scattered) ke dua arah, yaitu forward scatter (FSC) yang pararel
dengan arah sinar danside scatter (SSC) yang arahnya tegak lurus pada arah
sinar laser.
• Besarnya FSC berbanding lurus dengan atau menggambarkan volume atau
ukuran sel; Sel yang mati (walaupun penampakan mikroskopis sebaliknya),
terlihat lebih kecil dibanding sel hidup.
• Adapun SSC ditentukan oleh morfologi dan emisi sinar fluoresen yang
dipancarkan oleh fluorokrom yang digunakan untuk mewarnai sel.
• Sinyal-sinyal itu dikonversikan menjadi angka digital dan diperlihatkan pada
suatu histogram yang dapat dianalisis untuk memperoleh informasi
tentang karakteristik sel bersangkutan.
13. Hasil Pengamatan
Gambar: Analysis of a marine sample of photosynthetic picoplankton by flow cytometry showing three different
populations (Prochlorococcus, Synechococcus, and picoeukaryotes)
14. Perkembangan Alat
• Pada 1934, Moldavan pertama kali memperkenalkan alat hitung sel
darah otomatik dengan metode flow through
• Kemudian, pada 1950 dikomersialkan alat dengan metode impedansi,
tetapi masih menggunakan pengenceran bahan di luar alat
• Sepuluh tahun kemudian, pengenceran tidak dilakukan di luar alat,
tapi secara otomatis.
• Pada 1953, Crossland and Taylor memperkenalkan teknik
penghitungan sel darah, di mana sel dialirkan dalam saluran tunggal,
menggunakan bahan cair sebagai laminar sheat flow, dan sel
diperiksa dengan metode pendar cahaya.
15. • Pada 1965, diperkenalkan pengukuran sel dengan pendar cahaya yang
ditangkap oleh detektor di lebih dari satu sudut dan menggunakan
sinar dengan intensitas kuat, yaitu sinar laser. Sinar ini oleh sel itu
dapat dipantulkan, dibias, bahkan tembus ke dalam sel, sehingga
dapat mendeteksi intrasel.
• Metode flow cytometry terus berkembang dengan perkembangan
elektrik komputer dan reagen, termasuk digunakannya monoklonal
antibodi. Sampai saat ini, pengukuran dengan metode flow
cytometry menggunakan label fluoresensi, selain mengukur jumlah,
ukuran sel, juga dapat mendeteksi petanda dinding sel, granula
intraselular, struktur intra sitoplasmik, dan inti sel.
17. gating
• Data yang dihasilkan oleh cytometers aliran dapat diplot dalam
satu dimensi , untuk menghasilkan histogram , atau dalam dua-
dimensi plot titik atau bahkan dalam tiga dimensi.
• Daerah di plot ini dapat dipisahkan secara berurutan, berdasarkan
intensitas fluoresensi, dengan menciptakan serangkaian ekstraksi
subset, disebut gating/gerbang
• Plot sering dibuat pada skala logaritmik. Karena emisi pewarna
fluorescent yang berbeda dan tumpang tindih pada spektrum
18. Analisis Komputasi
• Identifikasi membantu sistem berpotensi secara otomatis
menemukan populasi langka dan tersembunyi pada sampel yang
dimasukan
20. Analisis DNA (Analisa status ploidi tanaman)
Analisa ploidi tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan flow
cytometry. Sampel dapat berupa jaringan daun tanaman yang
kemudian dilisiskan dalam larutan buffer pelisis dan DAPI (4’,6-
diamidino-2-phenylindole). Selanjutnya larutan difiltrasi untuk
memisahkan debris. Filtrat kemudian dideteksi kandungan DNA-nya
dengan flow cytometry. Ploidi dari tanaman ditentukan dengan
mengamati peak atau puncak yang ditunjukkan pada layar monitor.
21. Uji Fungsi Neutrofil
• Uji fungsi neutrofil merupakan parameter penting dalam menganalisis
respon imun seluler nonspesifik.
• Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara uji fagositosis partikel
bakteri dan uji aktivitas phagocyte respiratory burst menggunakan
metode flow cytometry. Prinsip uji fagositosis adalah menganalisis
jumlah neutrofil yang mengandung bakteri berlabel yang dibubuhkan.