SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Flow Cytometry
Pengertian
• Metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat berbagai komponen
selular (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah
sempit yang ditembus oleh seberkas sinar laser.
• Setiap sel yang melewati berkas sinar laser menimbulkan sinyal
elektronik yang dicatat oleh instrumen sebagai karakteristik sel
bersangkutan
• instrumen ini dapat meneliti ekspresi permukaan sel dan molekul
sellular, menggolongkan dan mendeskripsikan tipe sel yang berbeda
dalam populasi sel yang heterogen, menaksirkan kemurnian
subpopulasi yang terisolasi, dan menganalisis ukuran dan jumlah sel.
Komponen Penyususn
Sistem
Fluida
Sistem
Optik
Sistem
Elektronik
Sistem Fluida
• Sistem fluida mengarahkan sel melalui cahaya (laser) untuk dianalisis,
terdiri dari sheath fluid dancentral channel. Tenaga
hidrodinamik mengakibatkan sel satu per satu melewati central
channel. Fluida merupakan bagian yang paling sensitif pada flow
cytometer.
Sistem Optik
• Sistem optik terdiri atas laser sebagai sumber cahaya dan
mengeksitasi (fluorokrom) sel dalam aliran sampel, serta filter optik
untuk mengarahkan sinyal cahaya yang dihasilkan ke detektor yang
sesuai.
• Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan
menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-
komponen fluida terkait. Laser memancarkan cahaya koheren dan
merupakan berkas sangat pararel. Hal ini memungkinkan dasar
pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance)
dapat dilakukan (forward scatter, side scatter).
Sistem Elektronik
• Sistem elektronik berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan
mengubahnya ke bentuk sinyal digital. Data yang dihasilkan oleh flow
cytometer dapat diplot dalam satu dimensi, untuk menghasilkan
histogram atau dalam dua dimensi plot titik, atau bahkan dalam tiga
dimensi. Plot sering dibuat pada skala logaritmik, karena emisi
pewarna fluoresen yang berbeda
Sumber: www.mpi-bremen.de
Kegunaan
Flow cytometry dengan cell sorting (fluorescence activated cell sorter, FACS)
memiliki aplikasi dalam sejumlah bidang, termasuk biologi molekuler,
patologi, imunologi, biologi tanaman, dan biologi kelautan. Beberapa di
antaranya, meliputi:
• Analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan
antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan yang diberi label
dengan zat warna fluorokrom.
• Pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin
dengan menggunakan antibodimonoklonal terhadap kelas dan subkelas Ig
spesifik dan tipe L-chain.
• Memisahkan sel hidup dari sel mati.
Prinsip Dasar Analisis
• Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan menyebabkan sinar laser
terpencar (scattered) ke dua arah, yaitu forward scatter (FSC) yang pararel
dengan arah sinar danside scatter (SSC) yang arahnya tegak lurus pada arah
sinar laser.
• Besarnya FSC berbanding lurus dengan atau menggambarkan volume atau
ukuran sel; Sel yang mati (walaupun penampakan mikroskopis sebaliknya),
terlihat lebih kecil dibanding sel hidup.
• Adapun SSC ditentukan oleh morfologi dan emisi sinar fluoresen yang
dipancarkan oleh fluorokrom yang digunakan untuk mewarnai sel.
• Sinyal-sinyal itu dikonversikan menjadi angka digital dan diperlihatkan pada
suatu histogram yang dapat dianalisis untuk memperoleh informasi
tentang karakteristik sel bersangkutan.
Sumber: www.umassmed.edu
Hasil Pengamatan
Gambar: Analysis of a marine sample of photosynthetic picoplankton by flow cytometry showing three different
populations (Prochlorococcus, Synechococcus, and picoeukaryotes)
Perkembangan Alat
• Pada 1934, Moldavan pertama kali memperkenalkan alat hitung sel
darah otomatik dengan metode flow through
• Kemudian, pada 1950 dikomersialkan alat dengan metode impedansi,
tetapi masih menggunakan pengenceran bahan di luar alat
• Sepuluh tahun kemudian, pengenceran tidak dilakukan di luar alat,
tapi secara otomatis.
• Pada 1953, Crossland and Taylor memperkenalkan teknik
penghitungan sel darah, di mana sel dialirkan dalam saluran tunggal,
menggunakan bahan cair sebagai laminar sheat flow, dan sel
diperiksa dengan metode pendar cahaya.
• Pada 1965, diperkenalkan pengukuran sel dengan pendar cahaya yang
ditangkap oleh detektor di lebih dari satu sudut dan menggunakan
sinar dengan intensitas kuat, yaitu sinar laser. Sinar ini oleh sel itu
dapat dipantulkan, dibias, bahkan tembus ke dalam sel, sehingga
dapat mendeteksi intrasel.
• Metode flow cytometry terus berkembang dengan perkembangan
elektrik komputer dan reagen, termasuk digunakannya monoklonal
antibodi. Sampai saat ini, pengukuran dengan metode flow
cytometry menggunakan label fluoresensi, selain mengukur jumlah,
ukuran sel, juga dapat mendeteksi petanda dinding sel, granula
intraselular, struktur intra sitoplasmik, dan inti sel.
Metode Analisis
gating
• Data yang dihasilkan oleh cytometers aliran dapat diplot dalam
satu dimensi , untuk menghasilkan histogram , atau dalam dua-
dimensi plot titik atau bahkan dalam tiga dimensi.
• Daerah di plot ini dapat dipisahkan secara berurutan, berdasarkan
intensitas fluoresensi, dengan menciptakan serangkaian ekstraksi
subset, disebut gating/gerbang
• Plot sering dibuat pada skala logaritmik. Karena emisi pewarna
fluorescent yang berbeda dan tumpang tindih pada spektrum
Analisis Komputasi
• Identifikasi membantu sistem berpotensi secara otomatis
menemukan populasi langka dan tersembunyi pada sampel yang
dimasukan
Contoh Analisis
Analisis DNA (Analisa status ploidi tanaman)
Analisa ploidi tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan flow
cytometry. Sampel dapat berupa jaringan daun tanaman yang
kemudian dilisiskan dalam larutan buffer pelisis dan DAPI (4’,6-
diamidino-2-phenylindole). Selanjutnya larutan difiltrasi untuk
memisahkan debris. Filtrat kemudian dideteksi kandungan DNA-nya
dengan flow cytometry. Ploidi dari tanaman ditentukan dengan
mengamati peak atau puncak yang ditunjukkan pada layar monitor.
Uji Fungsi Neutrofil
• Uji fungsi neutrofil merupakan parameter penting dalam menganalisis
respon imun seluler nonspesifik.
• Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara uji fagositosis partikel
bakteri dan uji aktivitas phagocyte respiratory burst menggunakan
metode flow cytometry. Prinsip uji fagositosis adalah menganalisis
jumlah neutrofil yang mengandung bakteri berlabel yang dibubuhkan.

More Related Content

What's hot

Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
Widya Wirandika
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
tristyanto
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
tristyanto
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
IndahAipassa1
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Surya Seftiawan Pratama
 
Pemeriksaan (crp) xi tlm
Pemeriksaan (crp) xi tlmPemeriksaan (crp) xi tlm
Pemeriksaan (crp) xi tlm
materipptgc
 
Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)
Ahmad Fadli
 

What's hot (20)

Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan AutoimnitasToleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
 
Pemeriksaan agregasi trombosit.
Pemeriksaan agregasi trombosit.Pemeriksaan agregasi trombosit.
Pemeriksaan agregasi trombosit.
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
 
Pemeriksaan (crp) xi tlm
Pemeriksaan (crp) xi tlmPemeriksaan (crp) xi tlm
Pemeriksaan (crp) xi tlm
 
Elektroforesis
ElektroforesisElektroforesis
Elektroforesis
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)
 
Pengantar imunoasai
Pengantar imunoasaiPengantar imunoasai
Pengantar imunoasai
 

Viewers also liked (8)

Flow cytometry: Principles and Applications
Flow cytometry: Principles and ApplicationsFlow cytometry: Principles and Applications
Flow cytometry: Principles and Applications
 
flow cytometry presentation
flow cytometry  presentationflow cytometry  presentation
flow cytometry presentation
 
Tutor hema meiti baru [compatibility mode]
Tutor hema meiti baru [compatibility mode]Tutor hema meiti baru [compatibility mode]
Tutor hema meiti baru [compatibility mode]
 
Flow cytometry
Flow cytometryFlow cytometry
Flow cytometry
 
Flow cytometry
Flow cytometryFlow cytometry
Flow cytometry
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Introduction to Flow Cytometry
Introduction to Flow CytometryIntroduction to Flow Cytometry
Introduction to Flow Cytometry
 
Flow Cytometry - basics, principles and applications
Flow Cytometry - basics, principles and applicationsFlow Cytometry - basics, principles and applications
Flow Cytometry - basics, principles and applications
 

Similar to Flow cytometry (20)

12
1212
12
 
12
1212
12
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Sel
SelSel
Sel
 
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptxPPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
 
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptxPPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
 
Bab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptxBab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptx
 
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx.pdf
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx.pdfPPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx.pdf
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx.pdf
 
Sel
SelSel
Sel
 
Analisis dalam jaringan ppt
Analisis dalam jaringan pptAnalisis dalam jaringan ppt
Analisis dalam jaringan ppt
 
Tour of the cell terjemahan
Tour of the cell terjemahanTour of the cell terjemahan
Tour of the cell terjemahan
 
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.pptkel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
 
Biocell
BiocellBiocell
Biocell
 
Biocell
BiocellBiocell
Biocell
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 
Bab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.pptBab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.ppt
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
bab SEL.ppt
bab SEL.pptbab SEL.ppt
bab SEL.ppt
 
Siklus sel mitosis (Universitas Kuningan)
Siklus sel mitosis (Universitas Kuningan)Siklus sel mitosis (Universitas Kuningan)
Siklus sel mitosis (Universitas Kuningan)
 
Bab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.pptBab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.ppt
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 

Flow cytometry

  • 3. • Metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat berbagai komponen selular (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah sempit yang ditembus oleh seberkas sinar laser. • Setiap sel yang melewati berkas sinar laser menimbulkan sinyal elektronik yang dicatat oleh instrumen sebagai karakteristik sel bersangkutan • instrumen ini dapat meneliti ekspresi permukaan sel dan molekul sellular, menggolongkan dan mendeskripsikan tipe sel yang berbeda dalam populasi sel yang heterogen, menaksirkan kemurnian subpopulasi yang terisolasi, dan menganalisis ukuran dan jumlah sel.
  • 5. Sistem Fluida • Sistem fluida mengarahkan sel melalui cahaya (laser) untuk dianalisis, terdiri dari sheath fluid dancentral channel. Tenaga hidrodinamik mengakibatkan sel satu per satu melewati central channel. Fluida merupakan bagian yang paling sensitif pada flow cytometer.
  • 6. Sistem Optik • Sistem optik terdiri atas laser sebagai sumber cahaya dan mengeksitasi (fluorokrom) sel dalam aliran sampel, serta filter optik untuk mengarahkan sinyal cahaya yang dihasilkan ke detektor yang sesuai. • Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen- komponen fluida terkait. Laser memancarkan cahaya koheren dan merupakan berkas sangat pararel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter).
  • 7. Sistem Elektronik • Sistem elektronik berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital. Data yang dihasilkan oleh flow cytometer dapat diplot dalam satu dimensi, untuk menghasilkan histogram atau dalam dua dimensi plot titik, atau bahkan dalam tiga dimensi. Plot sering dibuat pada skala logaritmik, karena emisi pewarna fluoresen yang berbeda
  • 9. Kegunaan Flow cytometry dengan cell sorting (fluorescence activated cell sorter, FACS) memiliki aplikasi dalam sejumlah bidang, termasuk biologi molekuler, patologi, imunologi, biologi tanaman, dan biologi kelautan. Beberapa di antaranya, meliputi: • Analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan yang diberi label dengan zat warna fluorokrom. • Pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin dengan menggunakan antibodimonoklonal terhadap kelas dan subkelas Ig spesifik dan tipe L-chain. • Memisahkan sel hidup dari sel mati.
  • 10. Prinsip Dasar Analisis • Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan menyebabkan sinar laser terpencar (scattered) ke dua arah, yaitu forward scatter (FSC) yang pararel dengan arah sinar danside scatter (SSC) yang arahnya tegak lurus pada arah sinar laser. • Besarnya FSC berbanding lurus dengan atau menggambarkan volume atau ukuran sel; Sel yang mati (walaupun penampakan mikroskopis sebaliknya), terlihat lebih kecil dibanding sel hidup. • Adapun SSC ditentukan oleh morfologi dan emisi sinar fluoresen yang dipancarkan oleh fluorokrom yang digunakan untuk mewarnai sel. • Sinyal-sinyal itu dikonversikan menjadi angka digital dan diperlihatkan pada suatu histogram yang dapat dianalisis untuk memperoleh informasi tentang karakteristik sel bersangkutan.
  • 11.
  • 13. Hasil Pengamatan Gambar: Analysis of a marine sample of photosynthetic picoplankton by flow cytometry showing three different populations (Prochlorococcus, Synechococcus, and picoeukaryotes)
  • 14. Perkembangan Alat • Pada 1934, Moldavan pertama kali memperkenalkan alat hitung sel darah otomatik dengan metode flow through • Kemudian, pada 1950 dikomersialkan alat dengan metode impedansi, tetapi masih menggunakan pengenceran bahan di luar alat • Sepuluh tahun kemudian, pengenceran tidak dilakukan di luar alat, tapi secara otomatis. • Pada 1953, Crossland and Taylor memperkenalkan teknik penghitungan sel darah, di mana sel dialirkan dalam saluran tunggal, menggunakan bahan cair sebagai laminar sheat flow, dan sel diperiksa dengan metode pendar cahaya.
  • 15. • Pada 1965, diperkenalkan pengukuran sel dengan pendar cahaya yang ditangkap oleh detektor di lebih dari satu sudut dan menggunakan sinar dengan intensitas kuat, yaitu sinar laser. Sinar ini oleh sel itu dapat dipantulkan, dibias, bahkan tembus ke dalam sel, sehingga dapat mendeteksi intrasel. • Metode flow cytometry terus berkembang dengan perkembangan elektrik komputer dan reagen, termasuk digunakannya monoklonal antibodi. Sampai saat ini, pengukuran dengan metode flow cytometry menggunakan label fluoresensi, selain mengukur jumlah, ukuran sel, juga dapat mendeteksi petanda dinding sel, granula intraselular, struktur intra sitoplasmik, dan inti sel.
  • 17. gating • Data yang dihasilkan oleh cytometers aliran dapat diplot dalam satu dimensi , untuk menghasilkan histogram , atau dalam dua- dimensi plot titik atau bahkan dalam tiga dimensi. • Daerah di plot ini dapat dipisahkan secara berurutan, berdasarkan intensitas fluoresensi, dengan menciptakan serangkaian ekstraksi subset, disebut gating/gerbang • Plot sering dibuat pada skala logaritmik. Karena emisi pewarna fluorescent yang berbeda dan tumpang tindih pada spektrum
  • 18. Analisis Komputasi • Identifikasi membantu sistem berpotensi secara otomatis menemukan populasi langka dan tersembunyi pada sampel yang dimasukan
  • 20. Analisis DNA (Analisa status ploidi tanaman) Analisa ploidi tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan flow cytometry. Sampel dapat berupa jaringan daun tanaman yang kemudian dilisiskan dalam larutan buffer pelisis dan DAPI (4’,6- diamidino-2-phenylindole). Selanjutnya larutan difiltrasi untuk memisahkan debris. Filtrat kemudian dideteksi kandungan DNA-nya dengan flow cytometry. Ploidi dari tanaman ditentukan dengan mengamati peak atau puncak yang ditunjukkan pada layar monitor.
  • 21. Uji Fungsi Neutrofil • Uji fungsi neutrofil merupakan parameter penting dalam menganalisis respon imun seluler nonspesifik. • Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara uji fagositosis partikel bakteri dan uji aktivitas phagocyte respiratory burst menggunakan metode flow cytometry. Prinsip uji fagositosis adalah menganalisis jumlah neutrofil yang mengandung bakteri berlabel yang dibubuhkan.