SlideShare a Scribd company logo
1 of 107
Download to read offline
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ......
TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK
NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS
PEMERINTAH PUSAT

MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA
ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP
PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ABSTRAK
Modul Penyusutan Barang Milik Negara (BMN) Berupa Aset Tetap Pada
Entitas Pemerintah Pusat merupakan pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah
Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan
Aset Tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Tujuan modul ini adalah menetapkan serangkaian hal mengenai
apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan
penyusutan BMN berupa Aset Tetap, sehingga penyusutan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi.
I.

LATAR BELAKANG
Sesuai ketentuan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, penetapan nilai BMN dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya berdasarkan Lampiran I
Peraturan

Pemerintah

Nomor

71

Tahun

2010

tentang

Standar

Akuntansi

Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
(PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, Aset Tetap
disajikan

berdasarkan

biaya

perolehan

aset

tersebut

dikurangi

akumulasi

penyusutan.
Sebagai tindak lanjut dari dua ketentuan di atas, saat ini telah diterbitkan
peraturan turunan dari kedua Peraturan Pemerintah terkait, yaitu PMK Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat.
II.

MAKSUD DAN TUJUAN
Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat ini

dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam
melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap
2
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, sehingga
penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan
terintegrasi.
Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas
Pemerintah Pusat, terutama dalam melakukan penghitungan, penyajian dan
pengungkapan penyusutan Aset Tetap. Modul ini berisi ilustrasi kasus-kasus dalam
penerapan penyusutan, mulai dari pemilihan masa manfaat, cara menghitung
penyusutan sampai dengan pengungkapannya dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
III. KETENTUAN UMUM
1. Penyusutan dilakukan atas aset tetap yang berada dalam pengelolaan Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam
rangka pengelolaan BMN.
2. Penyusutan dilakukan oleh satker atas aset tetap berupa gedung dan
bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap
lainnya berupa aset tetap renovasi dan alat musik modern.
3. Aset tetap sebagaimana angka 2 (dua) di atas yang direklasifikasi menjadi Aset
Lainnya dalam neraca disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.
4. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
5. Penyusutan dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
6. Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dalam satuan
mata uang Rupiah dengan pembulatan hingga satuan Rupiah terkecil.
7. Aset Tetap berupa Aset Tetap Renovasi merupakan renovasi atas Aset Tetap
bukan milik suatu satuan kerja atau satuan kerja pemerintah daerah yang
memenuhi persyaratan kapitalisasi Aset

Tetap, disusutkan sebagaimana

layaknya Aset Tetap.
8. Aset Tetap yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca, yaitu berupa
Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle, disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
9. Penyusutan Aset Tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan
di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Kas Menuju Akrual.

3
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

10. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester dan disajikan dalam
akun

Akumulasi

Penyusutan

sebagai

pengurang

nilai

Aset

Tetap

dan

Diinvestasikan dalam Aset Tetap di Neraca.
11. Pelaksanaan penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Penyusutan pertama kali
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek
penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang
digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012.
b. Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya
transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang
mempengaruhi/mengkoreksi ekuitas.
c. Penyusutan yang dilakukan secara periodik
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap
semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan.
IV. ASUMSI
Penyusutan BMN berupa Aset Tetap (selanjutnya disebut Aset Tetap)
memerlukan beberapa asumsi dasar dalam penerapannya. Asumsi tersebut
selanjutnya menjadi dasar dalam mengembangkan aplikasi penyusutan yang akan
digunakan oleh seluruh satuan kerja (satker) pada Kementerian/Lembaga (K/L).
Asumsi dasar dalam penerapan penyusutan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
asumsi pada saat pertama kali diberlakukannya penyusutan dan asumsi pada
periode berjalan (periode setelah pertama kali dilakukannya penyusutan dan
seterusnya).
Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi
penyusutan, sebagai berikut:
Asumsi Penyusutan Pertama Kali
1.

Aset Tetap yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013, menggunakan nilai
buku per 31 Desember 2012 sebagai nilai yang dapat disusutkan.
Catatan: Asumsi ini tidak berlaku untuk Aset Tetap Renovasi. Lihat asumsi
ATR pada Bab VII.4.

2.

Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan.
Dikecualikan untuk penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan
didasarkan pada nilai buku akhir tahun sebelum diberlakukannya
penyusutan.
(Pada penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan
didasarkan pada nilai buku per 31 Desember 2012 walaupun implementasi
penyusutan pertama kali dilakukan di tengah periode semesteran).

4
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3.

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau
pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.

4.

Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap
Aset Tetap.

5.

Aset Tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan Aset Tetap lain
sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok, penghitungan dan
pencatatan penyusutan Aset Tetap juga dilakukan secara berkelompok.

6.

Aset Tetap yang sebelumnya dicatat secara berkelompok dan akan dicatat
secara tersendiri, nilai akumulasi penyusutan Aset Tetap-nya dialokasikan
secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing Aset Tetap.

7.

Aset Tetap yang diperoleh sebelum diberlakukannya penyusutan Aset Tetap,
dikenakan koreksi penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:
a. Aset Tetap yang dilakukan Inventarisasi dan Penilaian dalam rangka
penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan
terhitung mulai perolehan Aset Tetap.
b. Aset Tetap yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal pemerintah
pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset
Tetap.
c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan satu
semester sebelum diberlakukannya penyusutan.
d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai
akun Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca.
e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal
periode berjalan.
f. Koreksi penyusutan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah
dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap.

8.

Seluruh Aset Tetap telah diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN.

9.

Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum 2004 telah dilakukan Inventarisasi
dan Penilaian.

10. Pada tahun pertama penyusutan, terdapat kemungkinan bahwa masa manfaat
aset sudah habis.
11. Masa manfaat Aset Tetap dihitung sejak tahun perolehan.
12. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi tidak berdampak pada perubahan
masa manfaat.
13. Dalam hal masa penyusutan habis, maka nilai yang dapat disusutkan adalah
sebesar nilai yang tersisa.
Asumsi Penyusutan Periode Berjalan
1.

Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan.

2.

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau
pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.

3.

Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi dapat berdampak sebagai berikut:

4.

Menambah masa manfaat aset tetap sebagaimana Tabel Masa Manfaat II.

5.

Tidak menambah masa manfaat.
5
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

6.

Persentase penambahan masa manfaat berdasarkan Tabel Masa Manfaat II
didapat dari perbandingan antara realisasi belanja atas pengembangan nilai
aset dibandingkan dengan nilai buku aset sampai dengan dilakukannya
pengembangan nilai aset (nilai buku tersebut tidak termasuk nilai akumulasi
penyusutan).

7.

Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagaimana
dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis, tidak
dapat melebihi Tabel Masa Manfaat I.

8.

Penambahan masa manfaat sebagai dampak dari pengembangan nilai aset atas
Aset Tetap yang sudah habis masa manfaatnya, diperhitungkan pada akhir
periode penyusutan berikutnya.

9.

Aset Tetap dalam kondisi rusak berat atau hilang dan telah diusulkan
penghapusannya kepada Pengelola Barang tidak disusutkan.

10. Memungkinkan terjadi perubahan nilai yang disusutkan.
11. Memungkinkan terjadi perubahan masa manfaat.
V.

MASA MANFAAT
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, definisi masa

manfaat adalah:
1. Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan
dan/atau pelayanan publik;
2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
Dengan kata lain, Masa Manfaat merupakan perkiraan umur ekonomis suatu
Aset Tetap. Penetapan Masa Manfaat didasarkan pada Kelompok Aset Tetap yang
penyusunannya dilakukan dengan melibatkan 7 (tujuh) K/L yang dapat mewakili
keragaman BMN yang dimiliki/dikuasai K/L.
Pedoman penetapan Masa Manfaat tertuang dalam bentuk Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Terdapat 2 (dua) Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan dalam
KMK nomor 59/KMK.6/2013, sebagai berikut:
1. Tabel Masa Manfaat I : merupakan tabel Masa Manfaat atas Aset Tetap untuk
tahun

pertama

diterapkannya

penyusutan.

Untuk

tahun

kedua

dan

selanjutnya, tabel ini berlaku untuk seluruh Aset Tetap perolehan baru.
2. Tabel Masa Manfaat II : merupakan tabel Masa Manfaat atas Perbaikan
terhadap Aset Tetap yang menambah masa manfaat suatu Aset Tetap.
Perbaikan dimaksud mencakup : renovasi, restorasi dan overhaul.
6
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

VI. FORMULA
Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan penyusutan Aset
Tetap adalah Garis Lurus. Formula metode Garis Lurus digambarkan sebagaimana
ilustrasi sebagai berikut:
Penyusutan per Periode

Nilai Yang Dapat Disusutkan

=

Masa Manfaat

Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan
dengan mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama masa manfaatnya.
VII. KETENTUAN LAIN-LAIN
VII.1. BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar
Dalam melakukan penyusutan BMN, dimungkinkan terdapat suatu kondisi
dimana BMN tersebut memiliki kuantitas dan nilai yang tidak wajar. Beberapa
kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
2. BMN dengan kuantitas kurang dari 0 dan memiliki nilai kurang dari Rp0;
3. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
4. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
5. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
6. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
7. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
8. BMN dengan tanggal perolehan kosong;
9. BMN

dengan

kodefikasi

yang

tidak

sesuai

dengan

ketentuan

PMK

No. 29/PMK.06/2010;
10. BMN dengan kodefikasi kurang dari 10 digit.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan
penyusutan pertama kali:
1. Melakukan konfirmasi pada aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan
Pertama kali, atas data BMN dengan kuantitas dan nilai yang tidak wajar.
2. Melakukan reklasifikasi data BMN tersebut ke dalam Daftar Normalisasi Data
Barang Milik Negara. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak
dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna,
Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan secara
7
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

otomatis melalui aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama
kali).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas dilakukan
dengan menggunakan jenis transaksi koreksi normalisasi atas Aset Tetap (209)
dan koreksi normalisasi atas Aset Lain-lain (299).
4. Setelah melakukan reklasifikasi data BMN, satker diharuskan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Menelusuri keberadaan fisik BMN tersebut.
b. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut ada, maka satker
diharuskan melakukan pencatatan atas BMN tersebut pada Aplikasi SIMAK
BMN melalui menu Transaksi BMN, sub menu Saldo Awal BMN (jenis
transaksi 100).
c. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut tidak ada, maka satker
diharuskan membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa telah
terjadi kesalahan dalam membukukan BMN tersebut di dalam SIMAK-BMN.
Surat

keterangan

tersebut

sekurang-kurangnya

memuat

informasi

mengenai:
1) Kode BMN;
2) Uraian BMN;
3) Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset;
4) Kuantitas BMN;
5) Nilai BMN.
d. Melakukan pengungkapan di dalam Catatan atas Laporan Barang Milik
Negara.
5. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Normalisasi Data Barang Milik Negara dan Laporan Normalisasi Data Barang
Milik Negara, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan
Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar dan Laporan)
6. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.

8
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Bagan Alir 1
BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar

SIMAK-BMN
CEK FISIK
BMN

INPUT SEBAGAI
SALDO AWAL

ADA
KONFIRMASI
DATA
BERMASALAH

FISIK
ADA ?

REKLASIFIKASI DATA KE
DALAM DAFTAR
KARANTINA
PENYUSUTAN

CETAK DAFTAR KARANTINA
PENYUSUTAN, LAPORAN
KARANTINA PENYUSUTAN&
CALBMN

TIDAK ADA

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

VII.2. BMN Dengan Kondisi Rusak Berat
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN
dengan kondisi rusak berat:
1. Pada saat suatu BMN diketahui kondisinya rusak, satker segera melakukan
perubahan kondisi BMN dengan menerbitkan surat keterangan atas kondisi
BMN tersebut.
2. Satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
3. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Rusak Berat.
Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN
tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan
Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Rusak Berat pada aplikasi SIMAK-BMN).
4. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 3 (tiga) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang

Rusak

Berat

dan

Laporan

Barang

Rusak

Berat,

serta

mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas
Laporan Keuangan. (Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak
Berat terlampir)

9
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 3 (tiga) di atas.
Bagan Alir 2
BMN Dengan Kondisi Rusak Berat

SIMAK-BMN

KONDISI BMN
RUSAK BERAT

USULAN
PENGHAPUSAN
KEPADA PENGELOLA
BARANG

INPUT TRANSAKSI
PERUBAHAN KONDISI
BMN

REKLASIFIKASI KE DALAM
DAFTAR BARANG RUSAK
BERAT

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

CETAK DAFTAR BARANG RUSAK
BERAT, LAPORAN BARANG RUSAK
BERAT & CALBMN

VII.3. BMN yang Dinyatakan Hilang
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN yang
dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah:
1. Pada saat suatu BMN dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang
sah,

satker

mengusulkan

kepada

Pengelola

Barang

untuk

dilakukan

penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Hilang. Dampak
dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di
dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku
Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Hilang pada aplikasi SIMAK-BMN).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang, serta mengungkapkannya dalam
Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang
Hilang dan Laporan Barang Hilang terlampir)
4. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.

10
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Dalam hal BMN berupa Aset Tetap yang dinyatakan hilang diketemukan
kembali, dilakukan pencatatan sebagaimana perolehan BMN, yaitu:
a. Dicatat sebagai transaksi perolehannya apabila diperoleh pada tahun
anggaran berjalan.
b. Dicatat sebagai transaksi saldo awal apabila diperoleh sebelum tahun
anggaran berjalan.
Bagan Alir 3
BMN yang Dinyatakan Hilang

SIMAK-BMN

BMN HILANG/
TIDAK DITEMUKAN

USULAN
PENGHAPUSAN KPD
PENGELOLA
BARANG

PENGURUSAN
BERITA ACARA
KEHILANGAN
BARANG

REKLASIFIKASI KE
DALAM DAFTAR
BARANG HILANG

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

CETAK DAFTAR BARANG
HILANG, LAPORAN BARANG
HILANG & CALBMN

VII.4. Aset Tetap Renovasi (ATR)
ATR merupakan renovasi atas aset tetap yang tidak terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja tersebut, melainkan terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja lain atau milik satuan kerja perangkat daerah
yang memenuhi persyaratan kapitalisasi aset tetap. Adanya perbedaan karakteristik
antara

ATR

dengan

Aset

Tetap

secara

umum

mengakibatkan

perlunya

penambahan/pembedaan asumsi atas penyusutan ATR, sebagai berikut:
1.

ATR yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012 diasumsikan tidak
memiliki masa manfaat.

2.

ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan menambah masa manfaat
aset tetap induk.
a. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya
aset tetap.
b. Sebelum proses serah terima ATR kepada K/L dengan Aset Tetap induk
dilakukan, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung
tersendiri di satker yang bersangkutan.
c. Serah terima ATR yang menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset
Tetap induk dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST).
d. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai
buku ATR, sisa masa manfaat ATR dan tanggal penyerahan ATR.
11
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

e. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan, sisa masa
manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap
induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
f.
3.

Apabila ATR diserahkan pada saat nilai buku 0 maka tidak ada
penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk.

ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan tidak menambah masa
manfaat Aset Tetap induk.
a. ATR yang tidak menambah masa manfaat tidak disusutkan.
b. serah terima ATR yang tidak menambah masa manfaat kepada K/L dengan
Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk BAST.
c. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai
ATR, dan tanggal penyerahan ATR.
d. pada saat penyerahan ATR yang tidak menambah masa manfaat ke Aset
Tetap induk, maka nilai ATR akan menambah nilai Aset Tetap induk dan
disusutkan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dengan
penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah
dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal
penyerahan ATR ke Aset Tetap induk.
e. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai
ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk
dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan
Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan.
f.

tanggal perolehan ATR yang tidak menambah masa manfaat adalah tanggal
dimana serah terima dari pihak ke-3 dilakukan.

g. Selanjutnya Aset Tetap induk disusutkan secara normal.
4.

Dalam hal saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya akan
langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.

VII.5. Transfer BMN
Transfer BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satu satker ke
satker lainnya dimana kedua satker tersebut merupakan entitas Pemerintah Pusat.
Pada proses transfer BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
Satker Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
3. Serah terima BMN dilengkapi dengan serah terima Arsip Data Komputer atas
BMN yang ditransfer keluar.
4. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.
12
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal satker
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya.
5. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara melakukan proses terima Arsip Data
Komputer atas BMN yang diterima.
6. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.

VII.6. Hibah BMN
Hibah BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satker (entitas
pemerintah pusat) ke unit lainnya dimana unit lainnya tersebut bukan merupakan
entitas Pemerintah Pusat. Pada proses Hibah BMN ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal unit
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan atas BMN yang diperoleh
13
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

dari Hibah dihitung secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK-BMN pada saat satker
melakukan pencatatan BMN.

14
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ILUSTRASI PENYUSUTAN

15
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

INDEX
Ilustrasi Penyusutan
A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama
1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali
4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian
5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
6. Transaksi Normal Intrakomptabel
7. Transaksi Normal Ekstrakomtabel

B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan
1. Transaksi Saldo Awal
2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel
3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel
4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun
Anggaran Berjalan
6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum
Tahun Anggaran Berjalan
7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama
Dengan Tahun Anggaran Berjalan
8. Transaksi Rampasan
9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung
10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan
Tahun Anggaran Berjalan
16
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis
13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel
ke Intrakomptabel
15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
17. Koreksi Perubahan Nilai
18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Intrakomptabel ke Extrakomptabel
19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Extrakomptabel ke Intrakomptabel
20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan
28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan
29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
31. Pemecahan Aset
C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi
1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan
2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
17
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Selesainya

Pekerjaan

Aset Tetap Induk

ATR),

saat

serah

terima

nilai

buku

0

3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
Selesainya

Pekerjaan

ATR),

saat

serah

terima

nilai

buku

Aset Tetap Induk = 0
4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

0

5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

0

7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

0

9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0

18
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

A.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama

1.

Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008. Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Adapun nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
2.000.000.000
20.000.000
10
200.000.000
1.800.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan

200.000.000
200.000.000
20.000.000
20.000.000

= Nilai Perolehan
= Rp.2.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.2.000.000.000,00 / 100 semester
= Rp.20.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.20.000.000,00 * 10 semester
= Rp.200.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

2.

= Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000.000,00 - Rp.200.000.000,00
= Rp.1.800.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi pada tahun 2009, dengan nilai renovasi
sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur
ekonomis.

19
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
2.500.000.000
25.000.000
10
250.000.000
2.250.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

250.000.000
250.000.000
25.000.000
25.000.000

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi
Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00
Rp.2.500.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000.000,00 / 100 semester
= Rp.25.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.25.000.000,00 * 10 semester
= Rp.250.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

3.

= Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.500.000.000,00 - Rp.250.000.000,00
= Rp.2.250.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Lebih
Dari Satu Kali
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2009 dan
2010, dengan nilai renovasi masing-masing sebesar Rp.500.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
3.000.000.000
30.000.000
10
300.000.000
2.700.000.000

20

*
**
***
****
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

300.000.000
300.000.000
30.000.000
30.000.000

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi
Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00+
Rp.500.000.000,00
Rp.3.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000.000,00 / 100 semester
= Rp.30.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.30.000.000,00 * 10 semester
= Rp.300.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

4.

= Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.3.000.000.000,00 - Rp.300.000.000,00
= Rp.2.700.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP
Sebuah gedung diperoleh Semester I tahun 1980, dengan nilai perolehan
adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2029
1.200.000.000
12.000.000
66
792.000.000
408.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

792.000.000
792.000.000
12.000.000
12.000.000

Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP
Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00
Rp.1.200.000.000,00

21
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

** Penyusutan Per Semester =
=
=
*** Nilai Akum. Penyusutan =

**** Nilai Buku Akhir 2012

5.

=
=
=
=
=

Nilai Perolehan : Masa Manfaat
Rp.1.200.000.000,00 / 100 semester
Rp.12.000.000,00/semester
Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
Rp.12.000.000,00 * 66 semester
Rp.792.000.000,00
Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
Rp.1.200.000.000,00 - Rp.792.000.000,00
Rp.408.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi
Sebuah gedung diperoleh tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah
Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa
manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester.
Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai koreksi IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00. Dalam perjalanannya, gedung tersebut direnovasi pada
Semester I tahun 2010, dengan nilai renovasi sebesar Rp.600.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan menambah umur ekonomis. Masa manfaat Aset
Tetap yang diperoleh dari renovasi gedung sesuai Tabel Masa Manfaat II adalah
selama 10 tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2029
1.800.000.000
18.000.000
66
1.188.000.000
612.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
1.188.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
1.188.000.000
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
18.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
18.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP +
Nilai Renovasi
= Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 +
Rp.600.000.000,00
= Rp.1.800.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.1.800.000.000,00 / 100 semester
= Rp.18.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.18.000.000,00 * 66 semester
= Rp.1.188.000.000,00
22
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

**** Nilai Buku Akhir 2012

6.

= Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.1.800.000.000,00 - Rp.1.188.000.000,00
= Rp.612.000.000,00

Transaksi Normal Intrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2015
20.000.000
2.000.000
3
6.000.000
14.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=

6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

Nilai Perolehan
Rp.20.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 / 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.20.000.000,00 - Rp.6.000.000,00
= Rp.14.000.000,00
7.

Transaksi Normal Ekstrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2017
250.000
25.000
3
75.000
175.000
23

*
**
***
****
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Transaksi yang terjadi pada ekstrakomptabel secara keseluruhan tidak
dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel
juga tidak dilakukan penjurnalan.
* Nilai Yang Disusutkan =
=

Nilai Perolehan
Rp.250.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 / 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 3 semester
= Rp.75.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

= Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 - Rp.75.000,00
= Rp.175.000,00

B.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan

1.

Transaksi Saldo Awal
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut baru dicatat pada bulan Maret
2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000
2013
1
20,000,000
2,000,000 12,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap
5) Semester didapat dari:
24
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
6) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
2.

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

Transaksi Pembelian Intrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
25
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
3.

20.000.000

2.000.000

20.000.000

2.000.000

Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
250,000
25,000

SALDO
BUKU
225,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 *)
Tidak ada Jurnal
30 Juni 2013 *)
Tidak ada Jurnal
*) Transaksi yang terjadi pada ekstrakomtabel secara keseluruhan tidak
dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap
ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan.

26
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4.

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari sesama entitas
pemerintah

pusat

berdasarkan

Berita

Acara

Serah

Terima

nomor

101010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut
mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan
September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki
masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
750.000
2013
1
2.500.000
250.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
=Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00

27
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
5.

2.500.000
2.500.000
750.000
750.000
250.000
250.000

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun
Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari sesama entitas
pemerintah

pusat

berdasarkan

Berita

Acara

1010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013.

Serah

Terima

nomor

Mesin ketik listrik tersebut

mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari
2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3,000,000
300,000

SALDO
BUKU
2,700,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester

28
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

6.

3.000.000
3.000.000
300.000
300.000

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum
Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 041185/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013.

Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan

pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
750.000
2013
1
2.500.000
250.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester

29
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
7.

2.500.000
2.500.000
750.000
750.000
250.000
250.000

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama
Dengan Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 221283/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013.

Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan

pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3,000,000
300,000

SALDO
BUKU
2,700,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester
30
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
8.

3.000.000
3.000.000
300.000
300.000

Transaksi Rampasan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.15.000.000 dirampas pada bulan Mei 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
rampasannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.15.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
15,000,000
1,500,000 13,500,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.15.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.15.000.000,00 : 10 semester
= Rp.1.500.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

15.000.000
15.000.000
1.500.000
1.500.000

31
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

9.

Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung
Sebuah gedung pos jaga selesai dibangun pada bulan Maret 2013, dengan nilai
perolehan sebesar Rp.95.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat
sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung pos
jaga tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.95.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
95,000,000
950,000 94,050,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.95.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.95.000.000,00 : 100 semester
= Rp.950.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

95.000.000
95.000.000
950.000
950.000

10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
September 2011. Sebelumnya mesin LCD projector/infocus dicatat sebagai
OHP (over head projector). Pada bulan Februari 2013 LCD projector/infocus
tersebut

baru

dicatat

melalui

transaksi

reklasifikasi

masuk,

setelah

sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
32
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000
2013
1
20,000,000
2,000,000 12,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan
Tahun Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
Januari 2013. Sebelumnya mesin LCD projector/infocusdicatat sebagai OHP
33
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

(over head projector). Pada bulan Mei 2013 LCD projector/infocustersebut baru
dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan
reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa
Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
20.000.000
2.000.000
2.000.000

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012,
dan telah dicatat pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset
tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin
tersebut

dilakukan

pengembangan

sebesar

Rp.5.000.000,00,

tetapi

pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
34
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan
4,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 2 semester
= Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.5.000.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
21,000,000.00
2,625,000 18,375,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.16.000.000,00 + Rp.5.000.000,00
= Rp.21.000.000,00
2) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.21.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.625.000,00/semester
35
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

4.000.000
4.000.000
5.000.000
5.000.000
2.625.000
2.625.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun
pertama
13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012.
Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi
belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 40% dari nilai
bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar
40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan
4,000,000

TAHUN

SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester

36
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 2 semester
= Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.8.000.000,00

dimana

pengembangan

tersebut

menambah

masa

manfaat selama 1 tahun.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013
1
Penghitungannya:

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
24,000,000.00
2,400,000 21,600,000

1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.16.000.000,00 + Rp.8.000.000,00
= Rp.24.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 8 semester + 2 semester
= 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.24.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.400.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

4.000.000
4.000.000
8.000.000
8.000.000
2.400.000
2.400.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun
pertama

37
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel
ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikembangkan sebesar Rp.500.000,00,
tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
250,000
25,000 225,000.00
2012
2
250,000
25,000 200,000.00
Akumulasi Penyusutan
50,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.500.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.

38
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
700,000
87,500

SALDO
BUKU
612,500

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.200.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.700.000,00
2) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.700.000,00: 8 semester
= Rp.87.500,00/semester
e. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
Tidak ada Jurnal
Mei 2013 **)
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

750.000
750.000
50.000
50.000
87.500
87.500

*)

Tidakada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut
sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset
dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2008. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8 semester.
Pada bulan Mei 2013 printer tersebut dikembangkan sebesar Rp.3.200.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa fisik printer tersebut
bertambah sekitar 25% dari fisik semula. Dari Tabel Masa Manfaat II,
pengembangan atas peralatan komputer sebesar 25% menambah masa
manfaat selama 1 (satu) tahun.
39
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2008
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2009
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2009
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
2010
1
16.000.000
2.000.000
8.000.000
2010
2
16.000.000
2.000.000
6.000.000
NILAI
SALDO
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
1
16.000.000
2.000.000
4.000.000
2011
2
16.000.000
2.000.000
2.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000
0
2012
2
0
0
0
Akumulasi Penyusutan
16,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 8 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 8 semester
= Rp.16.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.3.200.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat
selama 1 tahun.

40
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
TAHUN
2013

SEMESTER
1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3.200.000
1.600.000

SALDO
BUKU
1.600.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.0,00 + Rp.3.200.000,00
= Rp.3.200.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 0 semester + 2 semester
= 2 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.200.000,00 : 2 semester
= Rp.1.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

16.000.000
16.000.000
3.200.000
3.200.000
1.600.000
1.600.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Februari
2013. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Pada bulan Agustus 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar
Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur
ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa
persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar
41
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat
kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

1

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000.00
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
d. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap
sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa
manfaat selama 1 tahun.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

2

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
26,000,000.00
2,600,000 23,400,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.18.000.000,00 + Rp.8.000.000,00
= Rp.26.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 9 semester + 2 semester
= 11 semester
Dikarenakan masa manfaat melebihi masa manfaat menurut Tabel Masa
Manfaat I, sehingga masa manfaat yang dijadikan acuan masa manfaat
menurut Tabel Masa Manfaat I yaitu 10 semester.
42
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.26.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Agustus 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
2.000.000
2.000.000
8.000.000

Tetap
Tetap

8.000.000
2.600.000
2.600.000

17. Koreksi Perubahan Nilai
Suatu mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.2.500.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester.
Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00.Dengan kondisi tersebut, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
2.500.000.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
2013
1
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
1.000.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
43
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
6) Nilai Akumulasi Penyusutan semester 1 sebesar Rp.250.000,00 berasal
dari Penyusutan setiap Semester.
d. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
1.000.000
100.000
2012
1
1.000.000
100.000
2012
2
1.000.000
100.000
2013
1
1.000.000
100.000
Akumulasi Penyusutan
400.000
2013
2
1.000.000
100.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 –Rp.1.000.000,00
= Rp.1.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (4 x Rp.250.000,00) – (4 x Rp.100.000,00)
= Rp.1.000.000,00 – Rp.400.000,00
= Rp.600.000,00
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000,00 : 10 semester
= Rp.100.000,00/semester
44
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Agustus 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi Penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
*)

Tetap

750.000
750.000

Tetap

250.000
250.000

Tetap

1.500.000
1.500.000
600.000

Tetap

600.000

Tetap

100.000
100.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama

18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Intrakomptabel ke Extrakomptabel
Sebuah

mesin

penghancur

dibeli

bulan

Maret

2012

dengan

harga

Rp.2.500.000,00. Aset tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun (10 semester).
Pada

bulan

Mei

2013

mesin

penghancur

dikoreksi

nilainya

menjadi

Rp.250.000,00. Dengan ilustrasi tersebut, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
2,500,000
250,000
2012
2
2,500,000
250,000
Akumulasi Penyusutan
500,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2,250,000
2,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
45
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 2 semester
= Rp.500.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi atas mesin tersebut sehingga
nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut, maka
akumulasi

penyusutan

dihitung

ulang

untuk

mengetahui

akumulasi

penyusutan sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
250,000
25,000
2012
2
250,000
25,000
Akumulasi Penyusutan
50,000
NILAI
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2013
1
250,000
25,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
225,000
200,000
SALDO
BUKU
175,000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 –Rp.250.000,00
= Rp.2.250.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (2 x Rp.250.000,00) – (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.500.000,00 – Rp.50.000,00
= Rp.450.000,00
3) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= (Rp.2.500.000,00 – Rp.2.250.000,00) : 10 semester
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

500.000
500.000

46
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Mei 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi Penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

2.500.000
2.500.000
500.000
500.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 dikarenakan aset tersebut
sekarang dicatat di ekstrakomptabel

19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Extrakomptabel ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikoreksi nilainya menjadi sebesar
Rp.750.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
250,000
25,000
2012
2
250,000
25,000
Akumulasi Penyusutan
50,000
Penghitungannya:
TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
225,000
200,000

1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
47

yaitu
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi nilai terhadap aset tetap sehingga
nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
750,000
75,000
2012
2
750,000
75,000
Akumulasi Penyusutan
150,000
NILAI
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2013
1
750,000
75,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
675,000
600,000
SALDO
BUKU
525,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah koreksi berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Koreksi Aset.
= Rp.250.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.750.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (2 x Rp.75.000,00) – (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.150.000,00 – Rp.50.000,00
= Rp.100.000,00
3) Besar penyusutan pada saat dilakukan koreksi berasal dari:
= Penyusutansetiap Semester sebelum koreksi + Penyesuaian (koreksi)
akumulasi penyusutan
= Rp.50.000,00 + Rp.100.000,00
= Rp.150.000,00
4) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai disusutkan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.750.000,00 : 10 semester
= Rp.75.000,00/semester

48
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
Tidak ada Jurnal
Mei 2013 **)
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

750.000

30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

75.000

750.000
150.000
150.000

75.000

*)

Tidak ada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset
tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset
dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.5.000.000,00.

Mesin

tersebut

memiliki

masa

manfaat

selama

10

semester.Pada bulan November tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya
menjadi Rp.500.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.5.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
5.000.000
500.000
2012
1
5.000.000
500.000
2012
2
5.000.000
500.000
2013
1
5.000.000
500.000
Akumulasi Penyusutan
2.000.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.5.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
49
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Rp.5.000.000,00 : 10 semester
= Rp.500.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.500.000,00 * 3 semester
= Rp.1.500.000,00
d. Pada semester 2 tahun 2015 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.500.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
500.000
50.000
2012
1
500.000
50.000
2012
2
500.000
50.000
2013
1
500.000
50.000
Akumulasi Penyusutan
200.000
2013
2
500.000
50.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.5.000.000,00 –Rp.500.000,00
= Rp.4.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (4 x Rp.50.000,00) - (4 x Rp.500.000,00)
= Rp.200.000,00 - Rp.2.000.000,00
= (Rp.1.800.000,00)
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.500.000,00 : 10 semester
= Rp.50.000,00/semester

50
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
November2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
*)

Tetap

1.500.000
1.500.000

Tetap

500.000
500.000

Tetap

4.500.000
4.500.000
1.800.000

Tetap
Tetap

1.800.000
50.000
50.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama

21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

51
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak keluar,
aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar
Barang Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

6.000.000
6.000.000
20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
52
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada
Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada

Daftar

Barang

Hilang

sebagai

tindak

lanjut

adanya

usulan

penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

6.000.000
6.000.000

53
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset yang hilang
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 usulan
penghapusan dibatalkan.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

54
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat, aset
tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset tersebut
dibatalkan penghapusannya, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal
November 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi penyusutan
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

Tetap

6.000.000
6.000.000

Tetap

20.000.000
20.000.000
6.000.000

Tetap

6.000.000

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
8.000.000
8.000.000

Tetap

2.000.000
2.000.000
55
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada
Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 aset tersebut ditemukan kembali
di gudang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada

Daftar

Barang

Hilang

sebagai

tindak

lanjut

adanya

usulan

penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
DISUSUTKAN
2011
2
20.000.000
2012
1
20.000.000
2012
2
20.000.000
Akumulasi Penyusutan

TAHUN

SEMESTER

SALDO
BUKU
2.000.000 18.000.000
2.000.000 16.000.000
2.000.000 14.000.000
6.000.000

PENYUSUTAN

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester

56
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset ditemukan
kembali, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Dari ilustrasi, maka:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal
November 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi penyusutan
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

Tetap

6.000.000
6.000.000

Tetap

20.000.000
20.000.000
6.000.000

Tetap

6.000.000

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
8.000.000
8.000.000

Tetap

2.000.000
2.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk
mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal
tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar
Barang Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang

57
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah
Sebuahprinter (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat

namun

aset

tersebut belum diusulkan

penghapusannya

kepada

Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2012
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
58
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

6.000.000
6.000.000

Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
16.000.000
CR Peralatan dan Mesin
16.000.000
DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
16.000.000
Dalam Operasi Pemerintahan
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
16.000.000
DR Akumulasi penyusutan aset tetap
6.000.000
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
6.000.000
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
6.000.000
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
6.000.000
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
2.000.000
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
2.000.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi
penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan
aset lainnya
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013dilakukan penghentian dari operasional atas printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1 karena rusak berat namun aset
tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Akan
tetapi ternyata pada bulan Agustus 2013 ditemukan kesalahan dalam
menghentikan dari operasional. Seharusnya yang dihentikan dari operasional
adalah printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 2 bukan printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1.
Perlakuan atas printer (peralatan personal komputer) NUP 1 adalah sebagai
berikut:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

Rp.16.000.000,00.

59

yaitu
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2012
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
e. Pada bulan Agustus 2013 aset tetap yang telah dihentikan dari operasional
tersebut digunakan kembali, sehingga aset tetap yang telah dihentikan dari
operasional tersebut direklasifikasi kembali dari aset lainnya menjadi aset
tetap. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannya juga direklasifikasi dari
akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi akumulasi penyusutan aset
tetap. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester
sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester, yaitu
sebesar Rp.2.000.000,00.

60
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

More Related Content

What's hot

Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaKartika Lukitasari
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiTrisna Wahyuni
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureWahyu Hidayat
 
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanAkuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanToyib Abdulloh
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
Hubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangHubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangahmad aniq azharoni
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangmahesa-jenar
 
Kerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspKerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspvitalfrans
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 

What's hot (20)

Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
 
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanAkuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Ramalan penjualan
Ramalan penjualanRamalan penjualan
Ramalan penjualan
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
Hubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangHubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabang
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Perhitungan Persediaan
Perhitungan PersediaanPerhitungan Persediaan
Perhitungan Persediaan
 
Kerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspKerangka konseptual asp
Kerangka konseptual asp
 
Bab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetapBab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetap
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 

Similar to MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penyusutan aset tetap untuk gkm
Penyusutan aset tetap untuk gkmPenyusutan aset tetap untuk gkm
Penyusutan aset tetap untuk gkmAmbara Sugama
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-finBuletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-finIsmed Nur
 
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1amoyatmo
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentationitafathul
 
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfPerkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfssuser4522cc
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangankppnpelaihari
 
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)Kanaidi ken
 
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxsulaeman56
 
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku BesarShalsabillaDMutiara
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxWahyuWulansari9
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganYABES HULU
 
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...Hasim Rafsanjani
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahEnvaPya
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementNirwan Suparwan
 

Similar to MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT (20)

Penyusutan aset tetap untuk gkm
Penyusutan aset tetap untuk gkmPenyusutan aset tetap untuk gkm
Penyusutan aset tetap untuk gkm
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
DEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSIDEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSI
 
Pmk 01 pmk.06_2013
Pmk 01 pmk.06_2013Pmk 01 pmk.06_2013
Pmk 01 pmk.06_2013
 
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-finBuletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
 
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1
Kasus simulasi 1 hal 1 30 level 1
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
 
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfPerkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangan
 
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)
Laporan Keuangan Program Pendanaan UMK dlm TJSL BUMN (SE No. 02_MBU_2012)
 
Penyusutan
PenyusutanPenyusutan
Penyusutan
 
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
 
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar
13. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Pelaporan dan Buku Besar
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuangan
 
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...
13. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm, sistem ...
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Calk modul 9
Calk modul 9Calk modul 9
Calk modul 9
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
 

More from Sai Jawa Tengah

Proses Bisnis Akuntansi dan Pelaporan
Proses Bisnis Akuntansi dan PelaporanProses Bisnis Akuntansi dan Pelaporan
Proses Bisnis Akuntansi dan PelaporanSai Jawa Tengah
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerSai Jawa Tengah
 
Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Sai Jawa Tengah
 
Modul manajemen dipa satker
Modul manajemen dipa satkerModul manajemen dipa satker
Modul manajemen dipa satkerSai Jawa Tengah
 

More from Sai Jawa Tengah (6)

Proses Bisnis Akuntansi dan Pelaporan
Proses Bisnis Akuntansi dan PelaporanProses Bisnis Akuntansi dan Pelaporan
Proses Bisnis Akuntansi dan Pelaporan
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satker
 
Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2
 
Sakti for satker
Sakti for satkerSakti for satker
Sakti for satker
 
Modul manajemen dipa satker
Modul manajemen dipa satkerModul manajemen dipa satker
Modul manajemen dipa satker
 
Manajemen dipa kl final
Manajemen dipa kl finalManajemen dipa kl final
Manajemen dipa kl final
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

  • 1. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR ...... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
  • 2. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK Modul Penyusutan Barang Milik Negara (BMN) Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat merupakan pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Tujuan modul ini adalah menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penyusutan BMN berupa Aset Tetap, sehingga penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi. I. LATAR BELAKANG Sesuai ketentuan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, penetapan nilai BMN dalam rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, Aset Tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Sebagai tindak lanjut dari dua ketentuan di atas, saat ini telah diterbitkan peraturan turunan dari kedua Peraturan Pemerintah terkait, yaitu PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. II. MAKSUD DAN TUJUAN Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat ini dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap 2
  • 3. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, sehingga penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi. Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat, terutama dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap. Modul ini berisi ilustrasi kasus-kasus dalam penerapan penyusutan, mulai dari pemilihan masa manfaat, cara menghitung penyusutan sampai dengan pengungkapannya dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). III. KETENTUAN UMUM 1. Penyusutan dilakukan atas aset tetap yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam rangka pengelolaan BMN. 2. Penyusutan dilakukan oleh satker atas aset tetap berupa gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap lainnya berupa aset tetap renovasi dan alat musik modern. 3. Aset tetap sebagaimana angka 2 (dua) di atas yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap. 4. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. 5. Penyusutan dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. 6. Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dalam satuan mata uang Rupiah dengan pembulatan hingga satuan Rupiah terkecil. 7. Aset Tetap berupa Aset Tetap Renovasi merupakan renovasi atas Aset Tetap bukan milik suatu satuan kerja atau satuan kerja pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan kapitalisasi Aset Tetap, disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap. 8. Aset Tetap yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca, yaitu berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle, disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap. 9. Penyusutan Aset Tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual. 3
  • 4. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 10. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester dan disajikan dalam akun Akumulasi Penyusutan sebagai pengurang nilai Aset Tetap dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap di Neraca. 11. Pelaksanaan penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Penyusutan pertama kali Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012. b. Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang mempengaruhi/mengkoreksi ekuitas. c. Penyusutan yang dilakukan secara periodik Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan. IV. ASUMSI Penyusutan BMN berupa Aset Tetap (selanjutnya disebut Aset Tetap) memerlukan beberapa asumsi dasar dalam penerapannya. Asumsi tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam mengembangkan aplikasi penyusutan yang akan digunakan oleh seluruh satuan kerja (satker) pada Kementerian/Lembaga (K/L). Asumsi dasar dalam penerapan penyusutan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu asumsi pada saat pertama kali diberlakukannya penyusutan dan asumsi pada periode berjalan (periode setelah pertama kali dilakukannya penyusutan dan seterusnya). Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi penyusutan, sebagai berikut: Asumsi Penyusutan Pertama Kali 1. Aset Tetap yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013, menggunakan nilai buku per 31 Desember 2012 sebagai nilai yang dapat disusutkan. Catatan: Asumsi ini tidak berlaku untuk Aset Tetap Renovasi. Lihat asumsi ATR pada Bab VII.4. 2. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan. Dikecualikan untuk penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku akhir tahun sebelum diberlakukannya penyusutan. (Pada penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku per 31 Desember 2012 walaupun implementasi penyusutan pertama kali dilakukan di tengah periode semesteran). 4
  • 5. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 3. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan. 4. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap Aset Tetap. 5. Aset Tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan Aset Tetap lain sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok, penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap juga dilakukan secara berkelompok. 6. Aset Tetap yang sebelumnya dicatat secara berkelompok dan akan dicatat secara tersendiri, nilai akumulasi penyusutan Aset Tetap-nya dialokasikan secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing Aset Tetap. 7. Aset Tetap yang diperoleh sebelum diberlakukannya penyusutan Aset Tetap, dikenakan koreksi penyusutan Aset Tetap sebagai berikut: a. Aset Tetap yang dilakukan Inventarisasi dan Penilaian dalam rangka penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap. b. Aset Tetap yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap. c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan satu semester sebelum diberlakukannya penyusutan. d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai akun Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca. e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal periode berjalan. f. Koreksi penyusutan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap. 8. Seluruh Aset Tetap telah diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN. 9. Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum 2004 telah dilakukan Inventarisasi dan Penilaian. 10. Pada tahun pertama penyusutan, terdapat kemungkinan bahwa masa manfaat aset sudah habis. 11. Masa manfaat Aset Tetap dihitung sejak tahun perolehan. 12. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi tidak berdampak pada perubahan masa manfaat. 13. Dalam hal masa penyusutan habis, maka nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai yang tersisa. Asumsi Penyusutan Periode Berjalan 1. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan. 2. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan. 3. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi dapat berdampak sebagai berikut: 4. Menambah masa manfaat aset tetap sebagaimana Tabel Masa Manfaat II. 5. Tidak menambah masa manfaat. 5
  • 6. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 6. Persentase penambahan masa manfaat berdasarkan Tabel Masa Manfaat II didapat dari perbandingan antara realisasi belanja atas pengembangan nilai aset dibandingkan dengan nilai buku aset sampai dengan dilakukannya pengembangan nilai aset (nilai buku tersebut tidak termasuk nilai akumulasi penyusutan). 7. Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagaimana dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis, tidak dapat melebihi Tabel Masa Manfaat I. 8. Penambahan masa manfaat sebagai dampak dari pengembangan nilai aset atas Aset Tetap yang sudah habis masa manfaatnya, diperhitungkan pada akhir periode penyusutan berikutnya. 9. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat atau hilang dan telah diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang tidak disusutkan. 10. Memungkinkan terjadi perubahan nilai yang disusutkan. 11. Memungkinkan terjadi perubahan masa manfaat. V. MASA MANFAAT Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, definisi masa manfaat adalah: 1. Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik; 2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik. Dengan kata lain, Masa Manfaat merupakan perkiraan umur ekonomis suatu Aset Tetap. Penetapan Masa Manfaat didasarkan pada Kelompok Aset Tetap yang penyusunannya dilakukan dengan melibatkan 7 (tujuh) K/L yang dapat mewakili keragaman BMN yang dimiliki/dikuasai K/L. Pedoman penetapan Masa Manfaat tertuang dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Terdapat 2 (dua) Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan dalam KMK nomor 59/KMK.6/2013, sebagai berikut: 1. Tabel Masa Manfaat I : merupakan tabel Masa Manfaat atas Aset Tetap untuk tahun pertama diterapkannya penyusutan. Untuk tahun kedua dan selanjutnya, tabel ini berlaku untuk seluruh Aset Tetap perolehan baru. 2. Tabel Masa Manfaat II : merupakan tabel Masa Manfaat atas Perbaikan terhadap Aset Tetap yang menambah masa manfaat suatu Aset Tetap. Perbaikan dimaksud mencakup : renovasi, restorasi dan overhaul. 6
  • 7. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT VI. FORMULA Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan penyusutan Aset Tetap adalah Garis Lurus. Formula metode Garis Lurus digambarkan sebagaimana ilustrasi sebagai berikut: Penyusutan per Periode Nilai Yang Dapat Disusutkan = Masa Manfaat Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan dengan mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama masa manfaatnya. VII. KETENTUAN LAIN-LAIN VII.1. BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar Dalam melakukan penyusutan BMN, dimungkinkan terdapat suatu kondisi dimana BMN tersebut memiliki kuantitas dan nilai yang tidak wajar. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut: 1. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0; 2. BMN dengan kuantitas kurang dari 0 dan memiliki nilai kurang dari Rp0; 3. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0; 4. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0; 5. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0; 6. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0; 7. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0; 8. BMN dengan tanggal perolehan kosong; 9. BMN dengan kodefikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan PMK No. 29/PMK.06/2010; 10. BMN dengan kodefikasi kurang dari 10 digit. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan penyusutan pertama kali: 1. Melakukan konfirmasi pada aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama kali, atas data BMN dengan kuantitas dan nilai yang tidak wajar. 2. Melakukan reklasifikasi data BMN tersebut ke dalam Daftar Normalisasi Data Barang Milik Negara. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan secara 7
  • 8. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT otomatis melalui aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama kali). 3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas dilakukan dengan menggunakan jenis transaksi koreksi normalisasi atas Aset Tetap (209) dan koreksi normalisasi atas Aset Lain-lain (299). 4. Setelah melakukan reklasifikasi data BMN, satker diharuskan melakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Menelusuri keberadaan fisik BMN tersebut. b. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut ada, maka satker diharuskan melakukan pencatatan atas BMN tersebut pada Aplikasi SIMAK BMN melalui menu Transaksi BMN, sub menu Saldo Awal BMN (jenis transaksi 100). c. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut tidak ada, maka satker diharuskan membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa telah terjadi kesalahan dalam membukukan BMN tersebut di dalam SIMAK-BMN. Surat keterangan tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai: 1) Kode BMN; 2) Uraian BMN; 3) Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset; 4) Kuantitas BMN; 5) Nilai BMN. d. Melakukan pengungkapan di dalam Catatan atas Laporan Barang Milik Negara. 5. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Normalisasi Data Barang Milik Negara dan Laporan Normalisasi Data Barang Milik Negara, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar dan Laporan) 6. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 2 (dua) di atas. 8
  • 9. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Bagan Alir 1 BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar SIMAK-BMN CEK FISIK BMN INPUT SEBAGAI SALDO AWAL ADA KONFIRMASI DATA BERMASALAH FISIK ADA ? REKLASIFIKASI DATA KE DALAM DAFTAR KARANTINA PENYUSUTAN CETAK DAFTAR KARANTINA PENYUSUTAN, LAPORAN KARANTINA PENYUSUTAN& CALBMN TIDAK ADA PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN VII.2. BMN Dengan Kondisi Rusak Berat Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN dengan kondisi rusak berat: 1. Pada saat suatu BMN diketahui kondisinya rusak, satker segera melakukan perubahan kondisi BMN dengan menerbitkan surat keterangan atas kondisi BMN tersebut. 2. Satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 3. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Rusak Berat. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke dalam Daftar Barang Rusak Berat pada aplikasi SIMAK-BMN). 4. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 3 (tiga) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak Berat, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak Berat terlampir) 9
  • 10. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 5. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 3 (tiga) di atas. Bagan Alir 2 BMN Dengan Kondisi Rusak Berat SIMAK-BMN KONDISI BMN RUSAK BERAT USULAN PENGHAPUSAN KEPADA PENGELOLA BARANG INPUT TRANSAKSI PERUBAHAN KONDISI BMN REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG RUSAK BERAT PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN CETAK DAFTAR BARANG RUSAK BERAT, LAPORAN BARANG RUSAK BERAT & CALBMN VII.3. BMN yang Dinyatakan Hilang Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah: 1. Pada saat suatu BMN dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah, satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 2. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Hilang. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke dalam Daftar Barang Hilang pada aplikasi SIMAK-BMN). 3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang terlampir) 4. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 2 (dua) di atas. 10
  • 11. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 5. Dalam hal BMN berupa Aset Tetap yang dinyatakan hilang diketemukan kembali, dilakukan pencatatan sebagaimana perolehan BMN, yaitu: a. Dicatat sebagai transaksi perolehannya apabila diperoleh pada tahun anggaran berjalan. b. Dicatat sebagai transaksi saldo awal apabila diperoleh sebelum tahun anggaran berjalan. Bagan Alir 3 BMN yang Dinyatakan Hilang SIMAK-BMN BMN HILANG/ TIDAK DITEMUKAN USULAN PENGHAPUSAN KPD PENGELOLA BARANG PENGURUSAN BERITA ACARA KEHILANGAN BARANG REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG HILANG PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN CETAK DAFTAR BARANG HILANG, LAPORAN BARANG HILANG & CALBMN VII.4. Aset Tetap Renovasi (ATR) ATR merupakan renovasi atas aset tetap yang tidak terdaftar dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna satuan kerja tersebut, melainkan terdaftar dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna satuan kerja lain atau milik satuan kerja perangkat daerah yang memenuhi persyaratan kapitalisasi aset tetap. Adanya perbedaan karakteristik antara ATR dengan Aset Tetap secara umum mengakibatkan perlunya penambahan/pembedaan asumsi atas penyusutan ATR, sebagai berikut: 1. ATR yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012 diasumsikan tidak memiliki masa manfaat. 2. ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan menambah masa manfaat aset tetap induk. a. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap. b. Sebelum proses serah terima ATR kepada K/L dengan Aset Tetap induk dilakukan, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker yang bersangkutan. c. Serah terima ATR yang menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST). d. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR, sisa masa manfaat ATR dan tanggal penyerahan ATR. 11
  • 12. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT e. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan, sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan. f. 3. Apabila ATR diserahkan pada saat nilai buku 0 maka tidak ada penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk. ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan tidak menambah masa manfaat Aset Tetap induk. a. ATR yang tidak menambah masa manfaat tidak disusutkan. b. serah terima ATR yang tidak menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk BAST. c. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR. d. pada saat penyerahan ATR yang tidak menambah masa manfaat ke Aset Tetap induk, maka nilai ATR akan menambah nilai Aset Tetap induk dan disusutkan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dengan penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk. e. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan. f. tanggal perolehan ATR yang tidak menambah masa manfaat adalah tanggal dimana serah terima dari pihak ke-3 dilakukan. g. Selanjutnya Aset Tetap induk disusutkan secara normal. 4. Dalam hal saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya akan langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima. VII.5. Transfer BMN Transfer BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satu satker ke satker lainnya dimana kedua satker tersebut merupakan entitas Pemerintah Pusat. Pada proses transfer BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: Satker Pemberi 1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. 3. Serah terima BMN dilengkapi dengan serah terima Arsip Data Komputer atas BMN yang ditransfer keluar. 4. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut. 12
  • 13. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Satker Penerima 1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal satker pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur berdasarkan perolehan awalnya. 3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah Terima BMN. 4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. 5. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara melakukan proses terima Arsip Data Komputer atas BMN yang diterima. 6. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut. VII.6. Hibah BMN Hibah BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satker (entitas pemerintah pusat) ke unit lainnya dimana unit lainnya tersebut bukan merupakan entitas Pemerintah Pusat. Pada proses Hibah BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: Entitas Pemerintah Pusat sebagai Pemberi 1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. Entitas Pemerintah Pusat sebagai Penerima 1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal unit pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur berdasarkan perolehan awalnya. 3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah Terima BMN. 4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan atas BMN yang diperoleh 13
  • 14. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT dari Hibah dihitung secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK-BMN pada saat satker melakukan pencatatan BMN. 14
  • 15. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ILUSTRASI PENYUSUTAN 15
  • 16. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT INDEX Ilustrasi Penyusutan A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama 1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007) 2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi 3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali 4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian 5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi 6. Transaksi Normal Intrakomptabel 7. Transaksi Normal Ekstrakomtabel B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan 1. Transaksi Saldo Awal 2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel 3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel 4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 8. Transaksi Rampasan 9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung 10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 16
  • 17. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis 13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis 14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel 15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah. 16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I 17. Koreksi Perubahan Nilai 18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Intrakomptabel ke Extrakomptabel 19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel 20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya 21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan 22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan 23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian usulan tersebut dibatalkan 24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian Aset tersebut ditemukan kembali 25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah 26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional 27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan 28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan 29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) 30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) 31. Pemecahan Aset C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi 1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan 2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan 17
  • 18. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Selesainya Pekerjaan Aset Tetap Induk ATR), saat serah terima nilai buku 0 3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0 5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0 7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0 9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 18
  • 19. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama 1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007) Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008. Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Adapun nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2057 2.000.000.000 20.000.000 10 200.000.000 1.800.000.000 * ** *** **** Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan 200.000.000 200.000.000 20.000.000 20.000.000 = Nilai Perolehan = Rp.2.000.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.20.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 * 10 semester = Rp.200.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 2. = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000.000,00 - Rp.200.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00 Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut direnovasi pada tahun 2009, dengan nilai renovasi sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis. 19
  • 20. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2057 2.500.000.000 25.000.000 10 250.000.000 2.250.000.000 * ** *** **** Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 250.000.000 250.000.000 25.000.000 25.000.000 Nilai Perolehan + Nilai Renovasi Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00 Rp.2.500.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000.000,00 / 100 semester = Rp.25.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000.000,00 * 10 semester = Rp.250.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 3. = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.500.000.000,00 - Rp.250.000.000,00 = Rp.2.250.000.000,00 Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut direnovasi 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2009 dan 2010, dengan nilai renovasi masing-masing sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2057 3.000.000.000 30.000.000 10 300.000.000 2.700.000.000 20 * ** *** ****
  • 21. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 300.000.000 300.000.000 30.000.000 30.000.000 Nilai Perolehan + Nilai Renovasi Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00+ Rp.500.000.000,00 Rp.3.000.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.30.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.30.000.000,00 * 10 semester = Rp.300.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 4. = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.3.000.000.000,00 - Rp.300.000.000,00 = Rp.2.700.000.000,00 Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Sebuah gedung diperoleh Semester I tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai IP sebesar Rp.1.200.000.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2029 1.200.000.000 12.000.000 66 792.000.000 408.000.000 * ** *** **** Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 792.000.000 792.000.000 12.000.000 12.000.000 Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 Rp.1.200.000.000,00 21
  • 22. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ** Penyusutan Per Semester = = = *** Nilai Akum. Penyusutan = **** Nilai Buku Akhir 2012 5. = = = = = Nilai Perolehan : Masa Manfaat Rp.1.200.000.000,00 / 100 semester Rp.12.000.000,00/semester Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan Rp.12.000.000,00 * 66 semester Rp.792.000.000,00 Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan Rp.1.200.000.000,00 - Rp.792.000.000,00 Rp.408.000.000,00 Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Sebuah gedung diperoleh tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai koreksi IP sebesar Rp.1.200.000.000,00. Dalam perjalanannya, gedung tersebut direnovasi pada Semester I tahun 2010, dengan nilai renovasi sebesar Rp.600.000.000,00. Renovasi yang dilakukan menambah umur ekonomis. Masa manfaat Aset Tetap yang diperoleh dari renovasi gedung sesuai Tabel Masa Manfaat II adalah selama 10 tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2029 1.800.000.000 18.000.000 66 1.188.000.000 612.000.000 * ** *** **** Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.188.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.188.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 18.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 18.000.000 * Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP + Nilai Renovasi = Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 + Rp.600.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.1.800.000.000,00 / 100 semester = Rp.18.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.18.000.000,00 * 66 semester = Rp.1.188.000.000,00 22
  • 23. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT **** Nilai Buku Akhir 2012 6. = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.1.800.000.000,00 - Rp.1.188.000.000,00 = Rp.612.000.000,00 Transaksi Normal Intrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2015 20.000.000 2.000.000 3 6.000.000 14.000.000 * ** *** **** Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 Nilai Perolehan Rp.20.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 / 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 - Rp.6.000.000,00 = Rp.14.000.000,00 7. Transaksi Normal Ekstrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2017 250.000 25.000 3 75.000 175.000 23 * ** *** ****
  • 24. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Transaksi yang terjadi pada ekstrakomptabel secara keseluruhan tidak dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan. * Nilai Yang Disusutkan = = Nilai Perolehan Rp.250.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 / 10 semester = Rp.25.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 3 semester = Rp.75.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 - Rp.75.000,00 = Rp.175.000,00 B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan 1. Transaksi Saldo Awal Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut baru dicatat pada bulan Maret 2013. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap 5) Semester didapat dari: 24
  • 25. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 6) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 2. 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 Transaksi Pembelian Intrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembeliannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000 2,000,000 18,000,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 25
  • 26. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 3. 20.000.000 2.000.000 20.000.000 2.000.000 Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000 dibeli pada bulan Maret 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembeliannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 250,000 25,000 SALDO BUKU 225,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 *) Tidak ada Jurnal 30 Juni 2013 *) Tidak ada Jurnal *) Transaksi yang terjadi pada ekstrakomtabel secara keseluruhan tidak dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan. 26
  • 27. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari sesama entitas pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 101010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan =Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00 27
  • 28. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 5. 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 250.000 250.000 Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari sesama entitas pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara 1010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Serah Terima nomor Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.3.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3,000,000 300,000 SALDO BUKU 2,700,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000,00 : 10 semester = Rp.300.000,00/semester 28
  • 29. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 6. 3.000.000 3.000.000 300.000 300.000 Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari pemerintah daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 041185/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 29
  • 30. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 7. 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 250.000 250.000 Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari pemerintah daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 221283/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.3.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3,000,000 300,000 SALDO BUKU 2,700,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000,00 : 10 semester = Rp.300.000,00/semester 30
  • 31. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 8. 3.000.000 3.000.000 300.000 300.000 Transaksi Rampasan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.15.000.000 dirampas pada bulan Mei 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan rampasannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.15.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 15,000,000 1,500,000 13,500,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.15.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.15.000.000,00 : 10 semester = Rp.1.500.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 15.000.000 15.000.000 1.500.000 1.500.000 31
  • 32. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung Sebuah gedung pos jaga selesai dibangun pada bulan Maret 2013, dengan nilai perolehan sebesar Rp.95.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung pos jaga tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.95.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 95,000,000 950,000 94,050,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.95.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 100 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.95.000.000,00 : 100 semester = Rp.950.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 95.000.000 95.000.000 950.000 950.000 10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Sebelumnya mesin LCD projector/infocus dicatat sebagai OHP (over head projector). Pada bulan Februari 2013 LCD projector/infocus tersebut baru dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. 32
  • 33. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Januari 2013. Sebelumnya mesin LCD projector/infocusdicatat sebagai OHP 33
  • 34. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT (over head projector). Pada bulan Mei 2013 LCD projector/infocustersebut baru dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000 2,000,000 18,000,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 20.000.000 2.000.000 2.000.000 12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012, dan telah dicatat pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dilakukan pengembangan sebesar Rp.5.000.000,00, tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. 34
  • 35. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000 Akumulasi Penyusutan 4,000,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 2 semester = Rp.4.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.5.000.000,00 yang tidak menambah masa manfaat. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 21,000,000.00 2,625,000 18,375,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.16.000.000,00 + Rp.5.000.000,00 = Rp.21.000.000,00 2) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat = Rp.21.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.625.000,00/semester 35
  • 36. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 4.000.000 5.000.000 5.000.000 2.625.000 2.625.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000 Akumulasi Penyusutan 4,000,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 36
  • 37. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 2 semester = Rp.4.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 24,000,000.00 2,400,000 21,600,000 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.16.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.24.000.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 8 semester + 2 semester = 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.24.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.400.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 4.000.000 8.000.000 8.000.000 2.400.000 2.400.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 37
  • 38. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10 semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikembangkan sebesar Rp.500.000,00, tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 250,000 25,000 225,000.00 2012 2 250,000 25,000 200,000.00 Akumulasi Penyusutan 50,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 2 semester = Rp.50.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.500.000,00 yang tidak menambah masa manfaat. 38
  • 39. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 700,000 87,500 SALDO BUKU 612,500 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.200.000,00 + Rp.500.000,00 = Rp.700.000,00 2) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat = Rp.700.000,00: 8 semester = Rp.87.500,00/semester e. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 750.000 750.000 50.000 50.000 87.500 87.500 *) Tidakada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel 15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah. Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2008. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8 semester. Pada bulan Mei 2013 printer tersebut dikembangkan sebesar Rp.3.200.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa fisik printer tersebut bertambah sekitar 25% dari fisik semula. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas peralatan komputer sebesar 25% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. 39
  • 40. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.16.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2008 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2009 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2009 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 2010 1 16.000.000 2.000.000 8.000.000 2010 2 16.000.000 2.000.000 6.000.000 NILAI SALDO TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 1 16.000.000 2.000.000 4.000.000 2011 2 16.000.000 2.000.000 2.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 0 2012 2 0 0 0 Akumulasi Penyusutan 16,000,000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 8 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 8 semester = Rp.16.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.3.200.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun. 40
  • 41. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Tabel penyusutannya: TAHUN 2013 SEMESTER 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3.200.000 1.600.000 SALDO BUKU 1.600.000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.0,00 + Rp.3.200.000,00 = Rp.3.200.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 0 semester + 2 semester = 2 semester 3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.200.000,00 : 2 semester = Rp.1.600.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 16.000.000 16.000.000 3.200.000 3.200.000 1.600.000 1.600.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Februari 2013. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Agustus 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 41
  • 42. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000.00 2,000,000 18,000,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester d. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 2 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 26,000,000.00 2,600,000 23,400,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.18.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.26.000.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 9 semester + 2 semester = 11 semester Dikarenakan masa manfaat melebihi masa manfaat menurut Tabel Masa Manfaat I, sehingga masa manfaat yang dijadikan acuan masa manfaat menurut Tabel Masa Manfaat I yaitu 10 semester. 42
  • 43. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 3) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.26.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.600.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Agustus 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 Tetap Tetap 20.000.000 2.000.000 2.000.000 8.000.000 Tetap Tetap 8.000.000 2.600.000 2.600.000 17. Koreksi Perubahan Nilai Suatu mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga Rp.2.500.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.1.000.000,00.Dengan kondisi tersebut, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 2.500.000. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 2013 1 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 1.000.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: 43
  • 44. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00 6) Nilai Akumulasi Penyusutan semester 1 sebesar Rp.250.000,00 berasal dari Penyusutan setiap Semester. d. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.1.000.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat akumulasi sesungguhnya. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 1.000.000 100.000 2012 1 1.000.000 100.000 2012 2 1.000.000 100.000 2013 1 1.000.000 100.000 Akumulasi Penyusutan 400.000 2013 2 1.000.000 100.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 900.000 800.000 700.000 600.000 500.000 Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi = Rp.2.500.000,00 –Rp.1.000.000,00 = Rp.1.500.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai = (4 x Rp.250.000,00) – (4 x Rp.100.000,00) = Rp.1.000.000,00 – Rp.400.000,00 = Rp.600.000,00 3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.1.000.000,00 : 10 semester = Rp.100.000,00/semester 44
  • 45. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Agustus 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi Penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan *) Tetap 750.000 750.000 Tetap 250.000 250.000 Tetap 1.500.000 1.500.000 600.000 Tetap 600.000 Tetap 100.000 100.000 Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Intrakomptabel ke Extrakomptabel Sebuah mesin penghancur dibeli bulan Maret 2012 dengan harga Rp.2.500.000,00. Aset tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun (10 semester). Pada bulan Mei 2013 mesin penghancur dikoreksi nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan ilustrasi tersebut, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 2,500,000 250,000 2012 2 2,500,000 250,000 Akumulasi Penyusutan 500,000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 2,250,000 2,000,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 45
  • 46. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 2 semester = Rp.500.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi atas mesin tersebut sehingga nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut, maka akumulasi penyusutan dihitung ulang untuk mengetahui akumulasi penyusutan sesungguhnya. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 250,000 25,000 2012 2 250,000 25,000 Akumulasi Penyusutan 50,000 NILAI TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2013 1 250,000 25,000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 225,000 200,000 SALDO BUKU 175,000 Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi = Rp.2.500.000,00 –Rp.250.000,00 = Rp.2.250.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai = (2 x Rp.250.000,00) – (2 x Rp.25.000,00) = Rp.500.000,00 – Rp.50.000,00 = Rp.450.000,00 3) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = (Rp.2.500.000,00 – Rp.2.250.000,00) : 10 semester = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 500.000 500.000 46
  • 47. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Mei 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi Penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal 2.500.000 2.500.000 500.000 500.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel 19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10 semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikoreksi nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 250,000 25,000 2012 2 250,000 25,000 Akumulasi Penyusutan 50,000 Penghitungannya: TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 225,000 200,000 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: 47 yaitu
  • 48. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 2 semester = Rp.50.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi nilai terhadap aset tetap sehingga nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 750,000 75,000 2012 2 750,000 75,000 Akumulasi Penyusutan 150,000 NILAI TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2013 1 750,000 75,000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 675,000 600,000 SALDO BUKU 525,000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah koreksi berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Koreksi Aset. = Rp.250.000,00 + Rp.500.000,00 = Rp.750.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai = (2 x Rp.75.000,00) – (2 x Rp.25.000,00) = Rp.150.000,00 – Rp.50.000,00 = Rp.100.000,00 3) Besar penyusutan pada saat dilakukan koreksi berasal dari: = Penyusutansetiap Semester sebelum koreksi + Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan = Rp.50.000,00 + Rp.100.000,00 = Rp.150.000,00 4) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari: = Nilai disusutkan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.750.000,00 : 10 semester = Rp.75.000,00/semester 48
  • 49. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 750.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 75.000 750.000 150.000 150.000 75.000 *) Tidak ada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel 20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga Rp.5.000.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester.Pada bulan November tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.500.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.5.000.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 5.000.000 500.000 2012 1 5.000.000 500.000 2012 2 5.000.000 500.000 2013 1 5.000.000 500.000 Akumulasi Penyusutan 2.000.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.5.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat 49
  • 50. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT = Rp.5.000.000,00 : 10 semester = Rp.500.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.500.000,00 * 3 semester = Rp.1.500.000,00 d. Pada semester 2 tahun 2015 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.500.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat akumulasi sesungguhnya. Tabel penyusutannya adalah: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 500.000 50.000 2012 1 500.000 50.000 2012 2 500.000 50.000 2013 1 500.000 50.000 Akumulasi Penyusutan 200.000 2013 2 500.000 50.000 TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi = Rp.5.000.000,00 –Rp.500.000,00 = Rp.4.500.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai = (4 x Rp.50.000,00) - (4 x Rp.500.000,00) = Rp.200.000,00 - Rp.2.000.000,00 = (Rp.1.800.000,00) 3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.500.000,00 : 10 semester = Rp.50.000,00/semester 50
  • 51. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan November2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan *) Tetap 1.500.000 1.500.000 Tetap 500.000 500.000 Tetap 4.500.000 4.500.000 1.800.000 Tetap Tetap 1.800.000 50.000 50.000 Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. Tabel penyusutannya adalah: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 TAHUN SEMESTER 51
  • 52. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak keluar, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal 6.000.000 6.000.000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar 22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 52
  • 53. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. Tabel penyusutannya adalah: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 6.000.000 53
  • 54. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang 23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian usulan tersebut dibatalkan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 usulan penghapusan dibatalkan. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan transaksi saldo awal. Tabel penyusutannya adalah: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 TAHUN SEMESTER 54
  • 55. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset tersebut dibatalkan penghapusannya, yaitu: = 4 x Rp.2.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi penyusutan 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Tetap 6.000.000 6.000.000 Tetap 20.000.000 20.000.000 6.000.000 Tetap 6.000.000 20.000.000 Tetap Tetap 20.000.000 8.000.000 8.000.000 Tetap 2.000.000 2.000.000 55
  • 56. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar 24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian Aset tersebut ditemukan kembali Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 aset tersebut ditemukan kembali di gudang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan transaksi saldo awal. Tabel penyusutannya adalah: NILAI DISUSUTKAN 2011 2 20.000.000 2012 1 20.000.000 2012 2 20.000.000 Akumulasi Penyusutan TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 2.000.000 18.000.000 2.000.000 16.000.000 2.000.000 14.000.000 6.000.000 PENYUSUTAN Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 56
  • 57. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset ditemukan kembali, yaitu: = 4 x Rp.2.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 Dari ilustrasi, maka: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi penyusutan 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Tetap 6.000.000 6.000.000 Tetap 20.000.000 20.000.000 6.000.000 Tetap 6.000.000 20.000.000 Tetap Tetap 20.000.000 8.000.000 8.000.000 Tetap 2.000.000 2.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang 57
  • 58. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT 25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah Sebuahprinter (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.16.000.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset 58
  • 59. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 6.000.000 6.000.000 Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 CR Peralatan dan Mesin 16.000.000 DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 16.000.000 Dalam Operasi Pemerintahan CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 16.000.000 DR Akumulasi penyusutan aset tetap 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 2.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan aset lainnya 26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester. Pada bulan Maret 2013dilakukan penghentian dari operasional atas printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 1 karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Akan tetapi ternyata pada bulan Agustus 2013 ditemukan kesalahan dalam menghentikan dari operasional. Seharusnya yang dihentikan dari operasional adalah printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 2 bukan printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 1. Perlakuan atas printer (peralatan personal komputer) NUP 1 adalah sebagai berikut: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, Rp.16.000.000,00. 59 yaitu
  • 60. MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT Tabel penyusutannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 TAHUN SEMESTER Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00. e. Pada bulan Agustus 2013 aset tetap yang telah dihentikan dari operasional tersebut digunakan kembali, sehingga aset tetap yang telah dihentikan dari operasional tersebut direklasifikasi kembali dari aset lainnya menjadi aset tetap. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannya juga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi akumulasi penyusutan aset tetap. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00. 60