Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang 3 kalimat berikut:
1. Penelitian menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi untuk menilai kualitas air Sungai Wanggu dengan menggunakan makroinvertebrata sebagai indikator.
2. Hasil pengujian parameter fisika dan kimia menunjukkan air sungai tersebut agak tercemar hingga tercemar sangat berat.
3. Analisis makroinvertebrata menunjukkan indeks
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU
1. Ecogreen Vol. 5 No. 1, April 2019
Halaman 63 – 67
ISSN 2407 - 9049
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN
MAKROINVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU
Kahirun*, La Ode Siwi, Ridwan Adi Surya, La Ode Muhammad Erif, Asramid
Yasin dan Ifrianty
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo
Coresspondence author By Email : irkahirun@gmail.com
ABSTRAK
Makroinvertebrata berperan penting dalam suatu perairandan telah lama digunakan sebagai bioindikator
kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu
dengan menggunakan makroinvertebrata. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai September
2017. Sedangkan parameter yang diamati yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi (suhu, TSS,
kekeruhan dan kecepatan arus). Parameter kimia meliputi (pH, COD, BOD dan DO). Sedangkan parameter
biologi yaitu (makroinvertebrata). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk parameter
fisik–kimia perairan, yaitu suhu 340C, 310C dan 350C, TSS 9,26 mg l-1, 13,49 mg l-1 dan 11,53 mg l-1. Kekeruhan
2,15 NTU, 1,86 NTU dan1,95 NTU. Kecepatan arus 35,06 ms-1, 4,77 ms-1 dan 40,48 ms-1. PH 7,16, 7,45 dan
7,78. COD 2,15 mg l-1, 6,38 mg l-1 dan 4,72 mg l-1. BOD 1,09 mg l-1, 1,39 mg l-1 dan 1,18 mg l-1. DO 7,42 mg l-1,
6,95 mg l-1 dan 7,26 mg l-1. Parameter biologi yaitu makroinvertebrata menghasilkan nilai FBI yaitu pada
stasiun-I 4,42 dengan kriteria baik, stasiun-II 4,82 kriteria baik dan pada stasiun-III dengan nilai 7,32 dengan
kriteria buruk sekali. Dengan demikian kualitas perairan agak tercemar dan tercemar sangat berat.
Kata kunci : Makroinvertebrata,Sungai Wanggu, Kualitas Air.
PENDAHULUAN
Sungai sebagai perairan ekosistem terbuka
yang sering juga disebut sebagai perairan umum
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Perubahan kondisi kualitas air pada
aliran sungai merupakan dampak buangan dari
penggunaan lahan yang ada. Dampak langsung
dari pencemaran air serta rusaknya lingkungan
perairan Sungai Wanggu dan anak-anak sungainya
dapat terlihat pada berkurangnya jumlah ikan asli,
terjadinya perubahan warna air dan bau.
Air merupakan salah satu kebutuhan yang
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup,
khususnya manusia, tumbuhan, hewan serta
organisme yang berada dalam air. Perubahan
Kualitas air sungai dapat mempengaruhi
kehidupan Organisme air serta makhluk hidup
lainnya, khususnya masyarakat sekitar sungai
yang memanfaatkan Air sungai tersebut.
Perubahan kualitas air sungai dapat diketahui
dengan cara melakukan biomonitoring kualitas air
sungai dengan menggunakan indikator biologi
yaitu makroinvertebrata.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dilakukannya penelitian mengenai kualitas
perairan Sungai Wanggu, penelitian ini dilakukan
agar dapat mengetahui kriteria kualitas perairan
Sungai, apakah Sungai Wanggu masuk dalam
kondisi perairan tidak tercemar atau tercemar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai
Wanggu dengan menggunakan indikator
makroinvertebrata.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sungai
Wanggu. Waktu penelitian ini di laksanakan pada
bulan Agustus sampai dengan September 2017.
Pengambilan titik sampel pada penelitian ini yaitu
terletak pada stasiun-I dengan titik 04˚ 05’ 46,0”-
122˚ 29’ 33,0” stasiun-II 04˚ 01’ 32,7”-122˚ 30’
24,1” dan stasiun-III terletak pada titik 03˚ 58’
46,8”-122˚ 31’ 53,5”.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Botol sampel, kertas label, Jaring,
Nampan,Thermometer,Kamera, Stopwatch, Buku
Kunci Determinasi dan GPS
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Air Sungai Wanggu, Aquades dan Alkohol 70%
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
famili dan jumlah makroinvertebrata yang
terdapat di Sungai Wanggu. sampel dalam
2. Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
64
penelitian ini yaitu air Sungai dan
makroinvertebrata yang didapatkan pada lokasi
yang di tentukan (pada stasiun-I, stasiun-II dan
stasiun-III) di Sungai Wanggu.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Titik pengambilan sampel pada
penelitian ini antara lain dengan melihat
pertimbangan yang di lakukan saat di lapangan
dan pengambilan sampel pada titik stasiun yang
telah ditentukan yaitu bagian hulu, tengah dan
hilir sungai, kemudian dilakukan pengamatan
dengan menggunakan beberapa parameter yang
dianggap penting oleh peneliti sebagai parameter
kunci yang dapat mewakili serta menggambarkan
kualitas perairan sungai wanggu, yaitu:
1. Parameter Fisik: suhu, kekeruhan, TSS,
kecepatan arus.
2. Parameter Kimia: pH, COD, BOD, DO.
3. Paramer Biologi: Makroinvertebrata.
Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi
menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian di lapangan
2. Pengamatan kondisi sekitar sungai
3. Penentuan titik stasiun (hulu, tengah dan
hilir)
4. Peletakan jaring di lakukan secara
sistematis di bagian tepi kiri, tengah dan
tepi kanan sungai pada setiap stasiun
yang telah ditentukan (hulu, tengah dan
hilir), pengambilan makroinvertebrata
dengan menggunakan jaring, kemudian di
letakan pada nampan plastik, sebelum
makroinvertebrata dimasukkan ke dalam
botol plastik yang telah berisi alkohol
70% terlebih dahulu dilakukan
pemisahan antara substrat serta hewan
yang menempel dijaring agar lebih
memudahkan pengambilan sampel
makroinvertebrata.
5. Sampel air di kedua sisi sungai (kiri,
kanan) dan tengah sungai kemudian di
kompositkan di masing-masing titik
stasiun.
6. Sampel makroinvertebrata diidentifikasi
menggunakan buku identifikasi di
laboratorium. Demikian pula sampel air
yang telah diambil dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
Berdasarkan parameter yang telah
ditentukan yaitu, COD (Chemical Oxygen
Demand), BOD (Biochemical Oxygen
Demand), DO (Disolved Oxygen), pH air,
suhu air, kekeruhan, TSS (Total Suspended
Solid) kemudian di bandingkan dengan
baku mutu air kelas III (Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001), dan
untuk pengukuran kecepatan arus (di
hitung menggunakan stopwatch).
Variabel Penelitian
Variabel yang di amati pada penelitian ini
yaitu Makroinvertebrata berdasarkan famili,
jumlah dan tingkat kepekaan terhadap
pencemaran dan komponen fisik, kimia suatu
perairan. Parameter fisik terdiri atas suhu,
kekeruhan, TSS dan kecepatan arus. Sedangkan
parameter kimia meliputi pH, COD, BOD, DO.
Analisis Data
a. Kondisi Kualitas Air Secara Fisik-Kimia
Parameter yang berkaitan langsung dengan
kehidupan makroinvertebrata yaitu COD, BOD, DO,
pH air, suhu air, kekeruhan, TSS dan kecepatan
arus (dibandingkan dengan baku mutu air
berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas III untuk
biota perairan).
b. Kualitas Air Sungai Berdasarkan
Makroinvertebrata Family Biotic Index (FBI)
Family Biotic Index (FBI) adalah
penghitungan indeks kualitas air yang
dikembangkan oleh Hilsenhoff (1988)
berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap
perubahan lingkungan) dari tiap-tiap famili
(Subekti Rahayu et al, 2009). Menurut Prigi
Arisandi (2012) menyebutkan bahwa perhitungan
nilai indeks biotik makroinvertebrata bentik
dengan Modified Family Biotic Index (FBI) telah
banyak digunakan untuk mengindikasikan tingkat
pencemaran organik di perairan, dimana tiap
family makroinvertebrata memiliki skor tertentu
yang menunjukan tingkat toleransi terhadap
pencemaran organik.
Menurut Prigi Arisandi (2012)
menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks
biotik menggunakan rumus sebagai berikut:
FBI = ∑
.
Keterangan :
FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik
I = urutan kelompok familia yang menyusun
komunitas makroinvertebrata
xi= jumlah individu kelompok famili ke-i
ti= tingkat toleransi kelompok famili ke-i
3. Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67
65
N = jumlah seluruh individu yang menyusun
komunitas makroinvertebrata.
Interpretasi nilai biotik indeks untuk
menentukan tingkat pencemaran organik
dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang
sudah ada seperti yang tertera dalam tabel berikut
:
Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Air berdasarkan
Famili Biotik Indeks (FBI)
Family
Biotik
Indeks
Kualitas Air Tingkat Pencemaran Organik
0, 00 -
3,75
Amat sangat
bagus
(Excellent)
Tidak tercemar bahan organik
(Organic pollution unlikely)
3, 76 -
4,25
Sangat bagus
(Very good)
Sedikit tercemar bahan
organik (Possible slight organic
pollution)
4,26 –
5,00
Baik (Good) Kemungkinan agak tercemar
(Some organic pollution
probable)
5,01 –
5,75
Sedang (Fair) Tercemar sedang (Fairly
substantial pollution likely)
5,76 –
6,50
Agak buruk
(Fairly poor)
Tercemar agak berat
(Substantial pollution likely)
6,51 –
7,25
Buruk (Poor) Tercemar berat (very
substantial pollution likely)
7, 26 –
10,00
Buruk sekali
(Very poor)
Tercemar sangat berat (Severe
organic pollution likely)
Sumber: Hilsenhoff 1988
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Air Sungai Wanggu
No Parameter Satua
n
Stasiun
I
Stasiun
II
Stasiun
III
1. TSS mg l-1 9,26 13,49 11,53
2. Kekeruhan NTU 2,15 1,86 1,95
3. Suhu ℃ 34 31 35
4. Kecepatan
arus
ms-1 35,06 41,77 40,48
5. Ph 7,16 7,45 7,78
6. DO mg l-1 7,42 6,95 7,26
7. BOD mg l-1 1,09 1,39 1,18
8. COD mg l-1 2,15 6,38 4,72
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA
UHO, 2017
Pengamatan Biologi Sungai Wanggu
Pengamatan parameter Biologi yang
dilakukan di lapangan menghasilkan beberapa
famili makroinvertebrata mulai dari famili
makroinvertebrata yang peka terhadap
pencemaran sampai dengan famili
makroinvertebrata yang tidak peka terhadap
pencemaran. Makroinvertebrata yang ditemukan
pada stasiun-I sebanyak tujuh famili yaitu famili
geridae, nepidae, veliidae, pleuroceridae,
viviparidae, atyidae dan planorbidae,
makroinvertebrata yang ditemukan pada stasiun-
II sebanyak lima famili yaitu famili gerridae,
nepidae, vellidae, pleuroceridae dan lumricidae
sedangkan makroinvertebrata yang ditemukan
pada stasiun-III sebanyak enam famili yaitu famili
sphaeriidae, coenagrionidae, shyrpida, corbiculidae,
parathelpusidae dan lumricidae. Jumlah famili dan
jumlah individu masing-masing famili yang
ditemukan pada setiap stasiun di sajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Famili dan Jumlah Individu Setiap
Famili Makroinvertebrata yang Ditemukan Pada
Setiap Stasiun
No. Famili Stasiun
I II III
1. Gerridae 12 13 -
2. Nepidae 15 10 -
3. Veliidae 11 5 -
4. Pleuroceridae 10 8 -
5. Viviparidae 3 - -
6. Atyidae 3 - -
7. Planorbidae 5 - -
8. Sphaeriidae - - 10
9. Coenagrionidae - - 6
10. Shyrpida - - 10
11. Corbiculidae - - 15
12. Parathelpusidae - - 15
13. Lumricidae - 4 6
Jumlah 59 40 62
Sumber: Hasil pengamatan di laboratorium, 2017
Tabel 4. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-I berdasarkan (FBI)
No. Famili Jumlah
(xi)
Toleransi
(ti)
xi×ti
1. Gerridae 12 5 60
2. Nepidae 15 3 45
3. Veliidae 11 6 12
4. Pleuroceridae 10 6 60
5. Viviparidae 3 6 18
6. Atyidae 3 3 9
7. Planorbidae 5 7 35
Jumlah 54 239
Berdasarkan data tabel diatas nilai
perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada
stasiun-I adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 4,42
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-I
termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan
tingkat pencemaran kemungkinan agak
tercemar.
4. Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
66
Tabel 5. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-II berdasarkan (FBI)
No. Famili Jumlah
(xi)
Toleransi
(ti)
xi ×
ti
1. Gerridae 13 5 65
2. Nepidae 10 3 30
3. Veliidae 5 6 30
4. Pleuroceridae 8 6 48
5. Lumricidae 4 5 20
Jumlah 40 193
Berdasarkan data tabel diatas nilai
perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada
stasiun-II adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 4,82
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-II
termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan
tingkat pencemaran kemungkinan agak
tercemar.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-III berdasarkan (FBI)
No. Family Jumla
h (xi)
Tolerans
i (ti)
xi × ti
1. Sphaeriidae 10 6 60
2. Coenagrionidae 6 9 54
3. Shyrpida 10 10 100
4. Corbiculidae 15 6 90
5. Parathelpusida
e
15 8 120
6. Lumricidae 6 5 30
Jumlah 62 454
Berdasarkan data tabel diatas nilai
erhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada stasiun-
III adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 7,32
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-III
termasuk dalam kategori kualitas air buruk sekali
dengan tingkat pencemaran tercemar sangat
berat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kualitas Perairan Sungai Wanggu tergolong
dalam kualitas perairan kemungkinan agak
tercemar dan tercemar sangat berat. Hal ini di
dukung dengan adanya perhitungan yang di
lakukan dengan menggunakan Family Biotic
Indeks (FBI) dan ditemukannya jenis-jenis
makroinvertebrata yang peka terhadap
pencemaran dan tidak peka terhadap
pencemaran lingkungan perairan dengan
tingkat toleransi yang berbeda-beda dan
tergolong tinggi. Seperti pada bagian hulu
telah di temukan tujuh famili
makroinvertebrata yaitu famili Gerridae,
Nepidae, vellidae, Pleuroceridae, viviparidae,
atyidae dan planorbidae dengan nilai toleransi
berkisar antara 3-8 dengan nilai FBI 4,42.
Bagian tengah ditemukan sebanyak lima famili
makroinvertebrata yaitu Gerridae, Nepidae,
vellidae, Pleuroceridae dan lumricidae dengan
nilai FBI 4,82. Sedangkan pada bagian hilir di
temukan enam famili makroinvertebrata
dengan nilai tolensi antara 5-10 dengan nilai
FBI 7,32.
2. Jenis makroinvertebrata yang ditemukan
dengan masing-masing nilai perhitungan
dengan menggunakan FBI dapat disimpulkan
bahwa kualitas perairan Sungai Wanggu
dengan menggunakan makroinvertebrata
pada stasiun-I dan stasiun-II tergolong dalam
kategori kemungkinan agak tercemar,
sedangkan pada stasiun-III tergolong dalam
kualitas perairan tercemar sangat berat.
Saran
Masyarakat sekitar Sungai Wanggu perlu
menyadari pentingnya menjaga kualitas perairan
sungai khususnya masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai dan yang memanfaatkan Sungai
Wanggu, sebaiknya dapat meminimalisir aktivitas
yang dapat semakin merusak kualitas perairan
sungai tersebut. Seperti tingginya bahan organik
di perairan Sungai Wanggu. hal ini dapat dicegah
dengan cara tidak membung sampah baik itu
sampah rumah tangga (domestik) ataupun
sampah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
APHA. 1989. Standar Methods for Examination of
Water and Wastewater. Ed17th.
Washington, D.C.
Arisandi, P. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu
Daerah Aliran Sungai Kali Brantas
Berdasarkan Keragaman Taksa
Ephemeroptera, Plecoptera, dan
Tricoptera. Surabaya
Bahri, S.2007. Prediksi Tingkat Pencemaran Air
Sungai Menggunakan Indeks Kimia-Fisika
dan Metrik Bentik Makroinvertebrata.
Jurnal Teknik Budaya Sumber Daya Air. Vol
III (VI): Jakarta.
5. Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67
67
Daulay, A. B., Pratomo, A., Abdillah, D. 2014.
Karakteristik Sedimen Di Perairan Sungai
Carang Kota Rebah Kota TanjungPinang
Provinsi Kepulauan Riau. Riau
Dini, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung
di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Tahun 2000-2010. [Skripsi]. FKM,
Universitas Indonesia.
Effendi, H. (2003). Telaah KualitasAir: Bagi
Pengelolaan SumberDaya dan
LingkunganPerairan. Yogyakarta:Kanisius.
Fardiaz, S. 1995. Polusi Air dan Udara. Kanisius.
Yogyakarta.
Hawkes, H. A 1979. River Zonation and
Classification River Ecology. Ed. BA.
Oxford.
Komarawidjaja, W dan Titiresmi. 2006. Teknik
Biomonitoring-Sebagai Alternatif “Tool”
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Perairan. Jakarta.
Maruru, S. M. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone
dengan Metode Biomonitoring. [Skripsi]
Gorontalo: Universitas Negri Gorontalo.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi
Ketiga. Penerjemah:Samingan, T. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran
Air.
Prigi, A. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu
Daerah Aliran Sungai Kali Brantas
Berdasarkan Taksa Ephemeroptera,
Plecoptera, dan Trichoptera. [Skripi]
Program Studi Magister Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.
Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordjwijk, M. V.,
Suryadi, I. dan Verbist, B. 2009.
Monitoring air di daerah aliran sungai
bogor, Indonesia. World agroforestry
center-southeast asia regional office.
104p.
Setiawan, D. 2008. Struktur Komunitas
Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator
Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai
Musi. [Tesis]. SekolahPascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Soetjipta. 1999. Dasar-Dasar Ekologi Hewan.
Jakarta: DEPDIKBUD
Stirn J. 1981. Manual of Ecological Assesment of
Pollution Effect Methods In Aquatic
Environmet. Tech. Pap.FAO Rome.209p.
Suriani, N. 2000. Tingkat Pencemaran Sungai
Badung Bagian Hilir Ditinjau dari Sifat
Fisika-Kimia dan Jenis Hewan Makrobentos
di Denpasar Selatan, Bali. [Tesis]. Program
Pascasarjana. IPB. Bogor.
Sutamihardja, R.T. M. dan Y. A. Husin. 1983. Water
Pollution Analysis Technique. In UNESCO-
BIOTROP Training Seminar in
Environmental Science and Management.
SEAMEO-BIOTROP. Bogor.
Tjokrokusumo, S. W. (2006). Bentik
Makroinvertebrata sebagai Bioindikator
Polusi Lahan Perairan. Jurnal Hidrosfir,
vol. 1, nomor 1, 2006, 8-20
. 2000. Biomonitoring Lahan
Perairan Untuk Pengelolaan dan
Pemanfaatan Danau dan Waduk
Serbaguna Secara Berkelanjutan Prosiding
Semiloka Nasional Pengelolaan dan
Pemanfaatan Danau dan Waduk.
Universitas Padjadjaran Bandung, 7
November 2000.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air.
Welch PS. 1952. Limnology. 2rd edition. Mc Graw-
Hill Book Company, Inc. New York. 539h.