SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Ecogreen Vol. 5 No. 1, April 2019
Halaman 63 – 67
ISSN 2407 - 9049
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN
MAKROINVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU
Kahirun*, La Ode Siwi, Ridwan Adi Surya, La Ode Muhammad Erif, Asramid
Yasin dan Ifrianty
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo
Coresspondence author By Email : irkahirun@gmail.com
ABSTRAK
Makroinvertebrata berperan penting dalam suatu perairandan telah lama digunakan sebagai bioindikator
kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu
dengan menggunakan makroinvertebrata. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai September
2017. Sedangkan parameter yang diamati yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi (suhu, TSS,
kekeruhan dan kecepatan arus). Parameter kimia meliputi (pH, COD, BOD dan DO). Sedangkan parameter
biologi yaitu (makroinvertebrata). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk parameter
fisik–kimia perairan, yaitu suhu 340C, 310C dan 350C, TSS 9,26 mg l-1, 13,49 mg l-1 dan 11,53 mg l-1. Kekeruhan
2,15 NTU, 1,86 NTU dan1,95 NTU. Kecepatan arus 35,06 ms-1, 4,77 ms-1 dan 40,48 ms-1. PH 7,16, 7,45 dan
7,78. COD 2,15 mg l-1, 6,38 mg l-1 dan 4,72 mg l-1. BOD 1,09 mg l-1, 1,39 mg l-1 dan 1,18 mg l-1. DO 7,42 mg l-1,
6,95 mg l-1 dan 7,26 mg l-1. Parameter biologi yaitu makroinvertebrata menghasilkan nilai FBI yaitu pada
stasiun-I 4,42 dengan kriteria baik, stasiun-II 4,82 kriteria baik dan pada stasiun-III dengan nilai 7,32 dengan
kriteria buruk sekali. Dengan demikian kualitas perairan agak tercemar dan tercemar sangat berat.
Kata kunci : Makroinvertebrata,Sungai Wanggu, Kualitas Air.
PENDAHULUAN
Sungai sebagai perairan ekosistem terbuka
yang sering juga disebut sebagai perairan umum
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Perubahan kondisi kualitas air pada
aliran sungai merupakan dampak buangan dari
penggunaan lahan yang ada. Dampak langsung
dari pencemaran air serta rusaknya lingkungan
perairan Sungai Wanggu dan anak-anak sungainya
dapat terlihat pada berkurangnya jumlah ikan asli,
terjadinya perubahan warna air dan bau.
Air merupakan salah satu kebutuhan yang
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup,
khususnya manusia, tumbuhan, hewan serta
organisme yang berada dalam air. Perubahan
Kualitas air sungai dapat mempengaruhi
kehidupan Organisme air serta makhluk hidup
lainnya, khususnya masyarakat sekitar sungai
yang memanfaatkan Air sungai tersebut.
Perubahan kualitas air sungai dapat diketahui
dengan cara melakukan biomonitoring kualitas air
sungai dengan menggunakan indikator biologi
yaitu makroinvertebrata.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dilakukannya penelitian mengenai kualitas
perairan Sungai Wanggu, penelitian ini dilakukan
agar dapat mengetahui kriteria kualitas perairan
Sungai, apakah Sungai Wanggu masuk dalam
kondisi perairan tidak tercemar atau tercemar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai
Wanggu dengan menggunakan indikator
makroinvertebrata.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sungai
Wanggu. Waktu penelitian ini di laksanakan pada
bulan Agustus sampai dengan September 2017.
Pengambilan titik sampel pada penelitian ini yaitu
terletak pada stasiun-I dengan titik 04˚ 05’ 46,0”-
122˚ 29’ 33,0” stasiun-II 04˚ 01’ 32,7”-122˚ 30’
24,1” dan stasiun-III terletak pada titik 03˚ 58’
46,8”-122˚ 31’ 53,5”.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Botol sampel, kertas label, Jaring,
Nampan,Thermometer,Kamera, Stopwatch, Buku
Kunci Determinasi dan GPS
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Air Sungai Wanggu, Aquades dan Alkohol 70%
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
famili dan jumlah makroinvertebrata yang
terdapat di Sungai Wanggu. sampel dalam
Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
64
penelitian ini yaitu air Sungai dan
makroinvertebrata yang didapatkan pada lokasi
yang di tentukan (pada stasiun-I, stasiun-II dan
stasiun-III) di Sungai Wanggu.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Titik pengambilan sampel pada
penelitian ini antara lain dengan melihat
pertimbangan yang di lakukan saat di lapangan
dan pengambilan sampel pada titik stasiun yang
telah ditentukan yaitu bagian hulu, tengah dan
hilir sungai, kemudian dilakukan pengamatan
dengan menggunakan beberapa parameter yang
dianggap penting oleh peneliti sebagai parameter
kunci yang dapat mewakili serta menggambarkan
kualitas perairan sungai wanggu, yaitu:
1. Parameter Fisik: suhu, kekeruhan, TSS,
kecepatan arus.
2. Parameter Kimia: pH, COD, BOD, DO.
3. Paramer Biologi: Makroinvertebrata.
Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi
menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian di lapangan
2. Pengamatan kondisi sekitar sungai
3. Penentuan titik stasiun (hulu, tengah dan
hilir)
4. Peletakan jaring di lakukan secara
sistematis di bagian tepi kiri, tengah dan
tepi kanan sungai pada setiap stasiun
yang telah ditentukan (hulu, tengah dan
hilir), pengambilan makroinvertebrata
dengan menggunakan jaring, kemudian di
letakan pada nampan plastik, sebelum
makroinvertebrata dimasukkan ke dalam
botol plastik yang telah berisi alkohol
70% terlebih dahulu dilakukan
pemisahan antara substrat serta hewan
yang menempel dijaring agar lebih
memudahkan pengambilan sampel
makroinvertebrata.
5. Sampel air di kedua sisi sungai (kiri,
kanan) dan tengah sungai kemudian di
kompositkan di masing-masing titik
stasiun.
6. Sampel makroinvertebrata diidentifikasi
menggunakan buku identifikasi di
laboratorium. Demikian pula sampel air
yang telah diambil dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
Berdasarkan parameter yang telah
ditentukan yaitu, COD (Chemical Oxygen
Demand), BOD (Biochemical Oxygen
Demand), DO (Disolved Oxygen), pH air,
suhu air, kekeruhan, TSS (Total Suspended
Solid) kemudian di bandingkan dengan
baku mutu air kelas III (Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001), dan
untuk pengukuran kecepatan arus (di
hitung menggunakan stopwatch).
Variabel Penelitian
Variabel yang di amati pada penelitian ini
yaitu Makroinvertebrata berdasarkan famili,
jumlah dan tingkat kepekaan terhadap
pencemaran dan komponen fisik, kimia suatu
perairan. Parameter fisik terdiri atas suhu,
kekeruhan, TSS dan kecepatan arus. Sedangkan
parameter kimia meliputi pH, COD, BOD, DO.
Analisis Data
a. Kondisi Kualitas Air Secara Fisik-Kimia
Parameter yang berkaitan langsung dengan
kehidupan makroinvertebrata yaitu COD, BOD, DO,
pH air, suhu air, kekeruhan, TSS dan kecepatan
arus (dibandingkan dengan baku mutu air
berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas III untuk
biota perairan).
b. Kualitas Air Sungai Berdasarkan
Makroinvertebrata Family Biotic Index (FBI)
Family Biotic Index (FBI) adalah
penghitungan indeks kualitas air yang
dikembangkan oleh Hilsenhoff (1988)
berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap
perubahan lingkungan) dari tiap-tiap famili
(Subekti Rahayu et al, 2009). Menurut Prigi
Arisandi (2012) menyebutkan bahwa perhitungan
nilai indeks biotik makroinvertebrata bentik
dengan Modified Family Biotic Index (FBI) telah
banyak digunakan untuk mengindikasikan tingkat
pencemaran organik di perairan, dimana tiap
family makroinvertebrata memiliki skor tertentu
yang menunjukan tingkat toleransi terhadap
pencemaran organik.
Menurut Prigi Arisandi (2012)
menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks
biotik menggunakan rumus sebagai berikut:
FBI = ∑
.
Keterangan :
FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik
I = urutan kelompok familia yang menyusun
komunitas makroinvertebrata
xi= jumlah individu kelompok famili ke-i
ti= tingkat toleransi kelompok famili ke-i
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67
65
N = jumlah seluruh individu yang menyusun
komunitas makroinvertebrata.
Interpretasi nilai biotik indeks untuk
menentukan tingkat pencemaran organik
dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang
sudah ada seperti yang tertera dalam tabel berikut
:
Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Air berdasarkan
Famili Biotik Indeks (FBI)
Family
Biotik
Indeks
Kualitas Air Tingkat Pencemaran Organik
0, 00 -
3,75
Amat sangat
bagus
(Excellent)
Tidak tercemar bahan organik
(Organic pollution unlikely)
3, 76 -
4,25
Sangat bagus
(Very good)
Sedikit tercemar bahan
organik (Possible slight organic
pollution)
4,26 –
5,00
Baik (Good) Kemungkinan agak tercemar
(Some organic pollution
probable)
5,01 –
5,75
Sedang (Fair) Tercemar sedang (Fairly
substantial pollution likely)
5,76 –
6,50
Agak buruk
(Fairly poor)
Tercemar agak berat
(Substantial pollution likely)
6,51 –
7,25
Buruk (Poor) Tercemar berat (very
substantial pollution likely)
7, 26 –
10,00
Buruk sekali
(Very poor)
Tercemar sangat berat (Severe
organic pollution likely)
Sumber: Hilsenhoff 1988
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Air Sungai Wanggu
No Parameter Satua
n
Stasiun
I
Stasiun
II
Stasiun
III
1. TSS mg l-1 9,26 13,49 11,53
2. Kekeruhan NTU 2,15 1,86 1,95
3. Suhu ℃ 34 31 35
4. Kecepatan
arus
ms-1 35,06 41,77 40,48
5. Ph 7,16 7,45 7,78
6. DO mg l-1 7,42 6,95 7,26
7. BOD mg l-1 1,09 1,39 1,18
8. COD mg l-1 2,15 6,38 4,72
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA
UHO, 2017
Pengamatan Biologi Sungai Wanggu
Pengamatan parameter Biologi yang
dilakukan di lapangan menghasilkan beberapa
famili makroinvertebrata mulai dari famili
makroinvertebrata yang peka terhadap
pencemaran sampai dengan famili
makroinvertebrata yang tidak peka terhadap
pencemaran. Makroinvertebrata yang ditemukan
pada stasiun-I sebanyak tujuh famili yaitu famili
geridae, nepidae, veliidae, pleuroceridae,
viviparidae, atyidae dan planorbidae,
makroinvertebrata yang ditemukan pada stasiun-
II sebanyak lima famili yaitu famili gerridae,
nepidae, vellidae, pleuroceridae dan lumricidae
sedangkan makroinvertebrata yang ditemukan
pada stasiun-III sebanyak enam famili yaitu famili
sphaeriidae, coenagrionidae, shyrpida, corbiculidae,
parathelpusidae dan lumricidae. Jumlah famili dan
jumlah individu masing-masing famili yang
ditemukan pada setiap stasiun di sajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Famili dan Jumlah Individu Setiap
Famili Makroinvertebrata yang Ditemukan Pada
Setiap Stasiun
No. Famili Stasiun
I II III
1. Gerridae 12 13 -
2. Nepidae 15 10 -
3. Veliidae 11 5 -
4. Pleuroceridae 10 8 -
5. Viviparidae 3 - -
6. Atyidae 3 - -
7. Planorbidae 5 - -
8. Sphaeriidae - - 10
9. Coenagrionidae - - 6
10. Shyrpida - - 10
11. Corbiculidae - - 15
12. Parathelpusidae - - 15
13. Lumricidae - 4 6
Jumlah 59 40 62
Sumber: Hasil pengamatan di laboratorium, 2017
Tabel 4. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-I berdasarkan (FBI)
No. Famili Jumlah
(xi)
Toleransi
(ti)
xi×ti
1. Gerridae 12 5 60
2. Nepidae 15 3 45
3. Veliidae 11 6 12
4. Pleuroceridae 10 6 60
5. Viviparidae 3 6 18
6. Atyidae 3 3 9
7. Planorbidae 5 7 35
Jumlah 54 239
Berdasarkan data tabel diatas nilai
perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada
stasiun-I adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 4,42
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-I
termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan
tingkat pencemaran kemungkinan agak
tercemar.
Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
66
Tabel 5. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-II berdasarkan (FBI)
No. Famili Jumlah
(xi)
Toleransi
(ti)
xi ×
ti
1. Gerridae 13 5 65
2. Nepidae 10 3 30
3. Veliidae 5 6 30
4. Pleuroceridae 8 6 48
5. Lumricidae 4 5 20
Jumlah 40 193
Berdasarkan data tabel diatas nilai
perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada
stasiun-II adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 4,82
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-II
termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan
tingkat pencemaran kemungkinan agak
tercemar.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata
pada Stasiun-III berdasarkan (FBI)
No. Family Jumla
h (xi)
Tolerans
i (ti)
xi × ti
1. Sphaeriidae 10 6 60
2. Coenagrionidae 6 9 54
3. Shyrpida 10 10 100
4. Corbiculidae 15 6 90
5. Parathelpusida
e
15 8 120
6. Lumricidae 6 5 30
Jumlah 62 454
Berdasarkan data tabel diatas nilai
erhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada stasiun-
III adalah sebagai berikut:
FBI =
×
= = 7,32
Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-III
termasuk dalam kategori kualitas air buruk sekali
dengan tingkat pencemaran tercemar sangat
berat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kualitas Perairan Sungai Wanggu tergolong
dalam kualitas perairan kemungkinan agak
tercemar dan tercemar sangat berat. Hal ini di
dukung dengan adanya perhitungan yang di
lakukan dengan menggunakan Family Biotic
Indeks (FBI) dan ditemukannya jenis-jenis
makroinvertebrata yang peka terhadap
pencemaran dan tidak peka terhadap
pencemaran lingkungan perairan dengan
tingkat toleransi yang berbeda-beda dan
tergolong tinggi. Seperti pada bagian hulu
telah di temukan tujuh famili
makroinvertebrata yaitu famili Gerridae,
Nepidae, vellidae, Pleuroceridae, viviparidae,
atyidae dan planorbidae dengan nilai toleransi
berkisar antara 3-8 dengan nilai FBI 4,42.
Bagian tengah ditemukan sebanyak lima famili
makroinvertebrata yaitu Gerridae, Nepidae,
vellidae, Pleuroceridae dan lumricidae dengan
nilai FBI 4,82. Sedangkan pada bagian hilir di
temukan enam famili makroinvertebrata
dengan nilai tolensi antara 5-10 dengan nilai
FBI 7,32.
2. Jenis makroinvertebrata yang ditemukan
dengan masing-masing nilai perhitungan
dengan menggunakan FBI dapat disimpulkan
bahwa kualitas perairan Sungai Wanggu
dengan menggunakan makroinvertebrata
pada stasiun-I dan stasiun-II tergolong dalam
kategori kemungkinan agak tercemar,
sedangkan pada stasiun-III tergolong dalam
kualitas perairan tercemar sangat berat.
Saran
Masyarakat sekitar Sungai Wanggu perlu
menyadari pentingnya menjaga kualitas perairan
sungai khususnya masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai dan yang memanfaatkan Sungai
Wanggu, sebaiknya dapat meminimalisir aktivitas
yang dapat semakin merusak kualitas perairan
sungai tersebut. Seperti tingginya bahan organik
di perairan Sungai Wanggu. hal ini dapat dicegah
dengan cara tidak membung sampah baik itu
sampah rumah tangga (domestik) ataupun
sampah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
APHA. 1989. Standar Methods for Examination of
Water and Wastewater. Ed17th.
Washington, D.C.
Arisandi, P. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu
Daerah Aliran Sungai Kali Brantas
Berdasarkan Keragaman Taksa
Ephemeroptera, Plecoptera, dan
Tricoptera. Surabaya
Bahri, S.2007. Prediksi Tingkat Pencemaran Air
Sungai Menggunakan Indeks Kimia-Fisika
dan Metrik Bentik Makroinvertebrata.
Jurnal Teknik Budaya Sumber Daya Air. Vol
III (VI): Jakarta.
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67
67
Daulay, A. B., Pratomo, A., Abdillah, D. 2014.
Karakteristik Sedimen Di Perairan Sungai
Carang Kota Rebah Kota TanjungPinang
Provinsi Kepulauan Riau. Riau
Dini, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung
di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Tahun 2000-2010. [Skripsi]. FKM,
Universitas Indonesia.
Effendi, H. (2003). Telaah KualitasAir: Bagi
Pengelolaan SumberDaya dan
LingkunganPerairan. Yogyakarta:Kanisius.
Fardiaz, S. 1995. Polusi Air dan Udara. Kanisius.
Yogyakarta.
Hawkes, H. A 1979. River Zonation and
Classification River Ecology. Ed. BA.
Oxford.
Komarawidjaja, W dan Titiresmi. 2006. Teknik
Biomonitoring-Sebagai Alternatif “Tool”
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Perairan. Jakarta.
Maruru, S. M. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone
dengan Metode Biomonitoring. [Skripsi]
Gorontalo: Universitas Negri Gorontalo.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi
Ketiga. Penerjemah:Samingan, T. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran
Air.
Prigi, A. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu
Daerah Aliran Sungai Kali Brantas
Berdasarkan Taksa Ephemeroptera,
Plecoptera, dan Trichoptera. [Skripi]
Program Studi Magister Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.
Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordjwijk, M. V.,
Suryadi, I. dan Verbist, B. 2009.
Monitoring air di daerah aliran sungai
bogor, Indonesia. World agroforestry
center-southeast asia regional office.
104p.
Setiawan, D. 2008. Struktur Komunitas
Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator
Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai
Musi. [Tesis]. SekolahPascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Soetjipta. 1999. Dasar-Dasar Ekologi Hewan.
Jakarta: DEPDIKBUD
Stirn J. 1981. Manual of Ecological Assesment of
Pollution Effect Methods In Aquatic
Environmet. Tech. Pap.FAO Rome.209p.
Suriani, N. 2000. Tingkat Pencemaran Sungai
Badung Bagian Hilir Ditinjau dari Sifat
Fisika-Kimia dan Jenis Hewan Makrobentos
di Denpasar Selatan, Bali. [Tesis]. Program
Pascasarjana. IPB. Bogor.
Sutamihardja, R.T. M. dan Y. A. Husin. 1983. Water
Pollution Analysis Technique. In UNESCO-
BIOTROP Training Seminar in
Environmental Science and Management.
SEAMEO-BIOTROP. Bogor.
Tjokrokusumo, S. W. (2006). Bentik
Makroinvertebrata sebagai Bioindikator
Polusi Lahan Perairan. Jurnal Hidrosfir,
vol. 1, nomor 1, 2006, 8-20
. 2000. Biomonitoring Lahan
Perairan Untuk Pengelolaan dan
Pemanfaatan Danau dan Waduk
Serbaguna Secara Berkelanjutan Prosiding
Semiloka Nasional Pengelolaan dan
Pemanfaatan Danau dan Waduk.
Universitas Padjadjaran Bandung, 7
November 2000.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air.
Welch PS. 1952. Limnology. 2rd edition. Mc Graw-
Hill Book Company, Inc. New York. 539h.
Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
68

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...Repository Ipb
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganAri Sugiarto
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutU Lhia Estrada
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_revFarid Yagami
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 

What's hot (20)

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakat Kesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik air
 
Kadar COD
Kadar CODKadar COD
Kadar COD
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
158 128-1-pb
158 128-1-pb158 128-1-pb
158 128-1-pb
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 

Similar to INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU

Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiIndaru Meinika Adnin
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirSabarudin saba
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dilarahmadawal
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatanhidnisa
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptxPengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptxhidnisa
 
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersihPkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersihDidik Setyawarno
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfDody Perdana
 

Similar to INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU (20)

Tambak udang
Tambak udangTambak udang
Tambak udang
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dila
 
Laporan ria sekanak
Laporan ria sekanakLaporan ria sekanak
Laporan ria sekanak
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdfALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
 
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Bab_III instrumen.docx
Bab_III instrumen.docxBab_III instrumen.docx
Bab_III instrumen.docx
 
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptxPengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
 
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersihPkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Limbah tekstil
Limbah tekstilLimbah tekstil
Limbah tekstil
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 

INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU

  • 1. Ecogreen Vol. 5 No. 1, April 2019 Halaman 63 – 67 ISSN 2407 - 9049 INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKROINVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU Kahirun*, La Ode Siwi, Ridwan Adi Surya, La Ode Muhammad Erif, Asramid Yasin dan Ifrianty Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo Coresspondence author By Email : irkahirun@gmail.com ABSTRAK Makroinvertebrata berperan penting dalam suatu perairandan telah lama digunakan sebagai bioindikator kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu dengan menggunakan makroinvertebrata. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai September 2017. Sedangkan parameter yang diamati yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi (suhu, TSS, kekeruhan dan kecepatan arus). Parameter kimia meliputi (pH, COD, BOD dan DO). Sedangkan parameter biologi yaitu (makroinvertebrata). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk parameter fisik–kimia perairan, yaitu suhu 340C, 310C dan 350C, TSS 9,26 mg l-1, 13,49 mg l-1 dan 11,53 mg l-1. Kekeruhan 2,15 NTU, 1,86 NTU dan1,95 NTU. Kecepatan arus 35,06 ms-1, 4,77 ms-1 dan 40,48 ms-1. PH 7,16, 7,45 dan 7,78. COD 2,15 mg l-1, 6,38 mg l-1 dan 4,72 mg l-1. BOD 1,09 mg l-1, 1,39 mg l-1 dan 1,18 mg l-1. DO 7,42 mg l-1, 6,95 mg l-1 dan 7,26 mg l-1. Parameter biologi yaitu makroinvertebrata menghasilkan nilai FBI yaitu pada stasiun-I 4,42 dengan kriteria baik, stasiun-II 4,82 kriteria baik dan pada stasiun-III dengan nilai 7,32 dengan kriteria buruk sekali. Dengan demikian kualitas perairan agak tercemar dan tercemar sangat berat. Kata kunci : Makroinvertebrata,Sungai Wanggu, Kualitas Air. PENDAHULUAN Sungai sebagai perairan ekosistem terbuka yang sering juga disebut sebagai perairan umum yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak buangan dari penggunaan lahan yang ada. Dampak langsung dari pencemaran air serta rusaknya lingkungan perairan Sungai Wanggu dan anak-anak sungainya dapat terlihat pada berkurangnya jumlah ikan asli, terjadinya perubahan warna air dan bau. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia, tumbuhan, hewan serta organisme yang berada dalam air. Perubahan Kualitas air sungai dapat mempengaruhi kehidupan Organisme air serta makhluk hidup lainnya, khususnya masyarakat sekitar sungai yang memanfaatkan Air sungai tersebut. Perubahan kualitas air sungai dapat diketahui dengan cara melakukan biomonitoring kualitas air sungai dengan menggunakan indikator biologi yaitu makroinvertebrata. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukannya penelitian mengenai kualitas perairan Sungai Wanggu, penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui kriteria kualitas perairan Sungai, apakah Sungai Wanggu masuk dalam kondisi perairan tidak tercemar atau tercemar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu dengan menggunakan indikator makroinvertebrata. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Wanggu. Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2017. Pengambilan titik sampel pada penelitian ini yaitu terletak pada stasiun-I dengan titik 04˚ 05’ 46,0”- 122˚ 29’ 33,0” stasiun-II 04˚ 01’ 32,7”-122˚ 30’ 24,1” dan stasiun-III terletak pada titik 03˚ 58’ 46,8”-122˚ 31’ 53,5”. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Botol sampel, kertas label, Jaring, Nampan,Thermometer,Kamera, Stopwatch, Buku Kunci Determinasi dan GPS Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Air Sungai Wanggu, Aquades dan Alkohol 70% Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua famili dan jumlah makroinvertebrata yang terdapat di Sungai Wanggu. sampel dalam
  • 2. Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al. 64 penelitian ini yaitu air Sungai dan makroinvertebrata yang didapatkan pada lokasi yang di tentukan (pada stasiun-I, stasiun-II dan stasiun-III) di Sungai Wanggu. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Titik pengambilan sampel pada penelitian ini antara lain dengan melihat pertimbangan yang di lakukan saat di lapangan dan pengambilan sampel pada titik stasiun yang telah ditentukan yaitu bagian hulu, tengah dan hilir sungai, kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa parameter yang dianggap penting oleh peneliti sebagai parameter kunci yang dapat mewakili serta menggambarkan kualitas perairan sungai wanggu, yaitu: 1. Parameter Fisik: suhu, kekeruhan, TSS, kecepatan arus. 2. Parameter Kimia: pH, COD, BOD, DO. 3. Paramer Biologi: Makroinvertebrata. Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 1. Persiapan penelitian di lapangan 2. Pengamatan kondisi sekitar sungai 3. Penentuan titik stasiun (hulu, tengah dan hilir) 4. Peletakan jaring di lakukan secara sistematis di bagian tepi kiri, tengah dan tepi kanan sungai pada setiap stasiun yang telah ditentukan (hulu, tengah dan hilir), pengambilan makroinvertebrata dengan menggunakan jaring, kemudian di letakan pada nampan plastik, sebelum makroinvertebrata dimasukkan ke dalam botol plastik yang telah berisi alkohol 70% terlebih dahulu dilakukan pemisahan antara substrat serta hewan yang menempel dijaring agar lebih memudahkan pengambilan sampel makroinvertebrata. 5. Sampel air di kedua sisi sungai (kiri, kanan) dan tengah sungai kemudian di kompositkan di masing-masing titik stasiun. 6. Sampel makroinvertebrata diidentifikasi menggunakan buku identifikasi di laboratorium. Demikian pula sampel air yang telah diambil dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Berdasarkan parameter yang telah ditentukan yaitu, COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biochemical Oxygen Demand), DO (Disolved Oxygen), pH air, suhu air, kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid) kemudian di bandingkan dengan baku mutu air kelas III (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001), dan untuk pengukuran kecepatan arus (di hitung menggunakan stopwatch). Variabel Penelitian Variabel yang di amati pada penelitian ini yaitu Makroinvertebrata berdasarkan famili, jumlah dan tingkat kepekaan terhadap pencemaran dan komponen fisik, kimia suatu perairan. Parameter fisik terdiri atas suhu, kekeruhan, TSS dan kecepatan arus. Sedangkan parameter kimia meliputi pH, COD, BOD, DO. Analisis Data a. Kondisi Kualitas Air Secara Fisik-Kimia Parameter yang berkaitan langsung dengan kehidupan makroinvertebrata yaitu COD, BOD, DO, pH air, suhu air, kekeruhan, TSS dan kecepatan arus (dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas III untuk biota perairan). b. Kualitas Air Sungai Berdasarkan Makroinvertebrata Family Biotic Index (FBI) Family Biotic Index (FBI) adalah penghitungan indeks kualitas air yang dikembangkan oleh Hilsenhoff (1988) berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap perubahan lingkungan) dari tiap-tiap famili (Subekti Rahayu et al, 2009). Menurut Prigi Arisandi (2012) menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks biotik makroinvertebrata bentik dengan Modified Family Biotic Index (FBI) telah banyak digunakan untuk mengindikasikan tingkat pencemaran organik di perairan, dimana tiap family makroinvertebrata memiliki skor tertentu yang menunjukan tingkat toleransi terhadap pencemaran organik. Menurut Prigi Arisandi (2012) menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks biotik menggunakan rumus sebagai berikut: FBI = ∑ . Keterangan : FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik I = urutan kelompok familia yang menyusun komunitas makroinvertebrata xi= jumlah individu kelompok famili ke-i ti= tingkat toleransi kelompok famili ke-i
  • 3. Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67 65 N = jumlah seluruh individu yang menyusun komunitas makroinvertebrata. Interpretasi nilai biotik indeks untuk menentukan tingkat pencemaran organik dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang sudah ada seperti yang tertera dalam tabel berikut : Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Air berdasarkan Famili Biotik Indeks (FBI) Family Biotik Indeks Kualitas Air Tingkat Pencemaran Organik 0, 00 - 3,75 Amat sangat bagus (Excellent) Tidak tercemar bahan organik (Organic pollution unlikely) 3, 76 - 4,25 Sangat bagus (Very good) Sedikit tercemar bahan organik (Possible slight organic pollution) 4,26 – 5,00 Baik (Good) Kemungkinan agak tercemar (Some organic pollution probable) 5,01 – 5,75 Sedang (Fair) Tercemar sedang (Fairly substantial pollution likely) 5,76 – 6,50 Agak buruk (Fairly poor) Tercemar agak berat (Substantial pollution likely) 6,51 – 7,25 Buruk (Poor) Tercemar berat (very substantial pollution likely) 7, 26 – 10,00 Buruk sekali (Very poor) Tercemar sangat berat (Severe organic pollution likely) Sumber: Hilsenhoff 1988 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Air Sungai Wanggu No Parameter Satua n Stasiun I Stasiun II Stasiun III 1. TSS mg l-1 9,26 13,49 11,53 2. Kekeruhan NTU 2,15 1,86 1,95 3. Suhu ℃ 34 31 35 4. Kecepatan arus ms-1 35,06 41,77 40,48 5. Ph 7,16 7,45 7,78 6. DO mg l-1 7,42 6,95 7,26 7. BOD mg l-1 1,09 1,39 1,18 8. COD mg l-1 2,15 6,38 4,72 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA UHO, 2017 Pengamatan Biologi Sungai Wanggu Pengamatan parameter Biologi yang dilakukan di lapangan menghasilkan beberapa famili makroinvertebrata mulai dari famili makroinvertebrata yang peka terhadap pencemaran sampai dengan famili makroinvertebrata yang tidak peka terhadap pencemaran. Makroinvertebrata yang ditemukan pada stasiun-I sebanyak tujuh famili yaitu famili geridae, nepidae, veliidae, pleuroceridae, viviparidae, atyidae dan planorbidae, makroinvertebrata yang ditemukan pada stasiun- II sebanyak lima famili yaitu famili gerridae, nepidae, vellidae, pleuroceridae dan lumricidae sedangkan makroinvertebrata yang ditemukan pada stasiun-III sebanyak enam famili yaitu famili sphaeriidae, coenagrionidae, shyrpida, corbiculidae, parathelpusidae dan lumricidae. Jumlah famili dan jumlah individu masing-masing famili yang ditemukan pada setiap stasiun di sajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Famili dan Jumlah Individu Setiap Famili Makroinvertebrata yang Ditemukan Pada Setiap Stasiun No. Famili Stasiun I II III 1. Gerridae 12 13 - 2. Nepidae 15 10 - 3. Veliidae 11 5 - 4. Pleuroceridae 10 8 - 5. Viviparidae 3 - - 6. Atyidae 3 - - 7. Planorbidae 5 - - 8. Sphaeriidae - - 10 9. Coenagrionidae - - 6 10. Shyrpida - - 10 11. Corbiculidae - - 15 12. Parathelpusidae - - 15 13. Lumricidae - 4 6 Jumlah 59 40 62 Sumber: Hasil pengamatan di laboratorium, 2017 Tabel 4. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun-I berdasarkan (FBI) No. Famili Jumlah (xi) Toleransi (ti) xi×ti 1. Gerridae 12 5 60 2. Nepidae 15 3 45 3. Veliidae 11 6 12 4. Pleuroceridae 10 6 60 5. Viviparidae 3 6 18 6. Atyidae 3 3 9 7. Planorbidae 5 7 35 Jumlah 54 239 Berdasarkan data tabel diatas nilai perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada stasiun-I adalah sebagai berikut: FBI = × = = 4,42 Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-I termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan tingkat pencemaran kemungkinan agak tercemar.
  • 4. Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al. 66 Tabel 5. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun-II berdasarkan (FBI) No. Famili Jumlah (xi) Toleransi (ti) xi × ti 1. Gerridae 13 5 65 2. Nepidae 10 3 30 3. Veliidae 5 6 30 4. Pleuroceridae 8 6 48 5. Lumricidae 4 5 20 Jumlah 40 193 Berdasarkan data tabel diatas nilai perhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada stasiun-II adalah sebagai berikut: FBI = × = = 4,82 Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-II termasuk dalam kategori kualitas air baik dengan tingkat pencemaran kemungkinan agak tercemar. Tabel 6. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun-III berdasarkan (FBI) No. Family Jumla h (xi) Tolerans i (ti) xi × ti 1. Sphaeriidae 10 6 60 2. Coenagrionidae 6 9 54 3. Shyrpida 10 10 100 4. Corbiculidae 15 6 90 5. Parathelpusida e 15 8 120 6. Lumricidae 6 5 30 Jumlah 62 454 Berdasarkan data tabel diatas nilai erhitungan Famili Biotik Indeks (FBI) pada stasiun- III adalah sebagai berikut: FBI = × = = 7,32 Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun-III termasuk dalam kategori kualitas air buruk sekali dengan tingkat pencemaran tercemar sangat berat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Kualitas Perairan Sungai Wanggu tergolong dalam kualitas perairan kemungkinan agak tercemar dan tercemar sangat berat. Hal ini di dukung dengan adanya perhitungan yang di lakukan dengan menggunakan Family Biotic Indeks (FBI) dan ditemukannya jenis-jenis makroinvertebrata yang peka terhadap pencemaran dan tidak peka terhadap pencemaran lingkungan perairan dengan tingkat toleransi yang berbeda-beda dan tergolong tinggi. Seperti pada bagian hulu telah di temukan tujuh famili makroinvertebrata yaitu famili Gerridae, Nepidae, vellidae, Pleuroceridae, viviparidae, atyidae dan planorbidae dengan nilai toleransi berkisar antara 3-8 dengan nilai FBI 4,42. Bagian tengah ditemukan sebanyak lima famili makroinvertebrata yaitu Gerridae, Nepidae, vellidae, Pleuroceridae dan lumricidae dengan nilai FBI 4,82. Sedangkan pada bagian hilir di temukan enam famili makroinvertebrata dengan nilai tolensi antara 5-10 dengan nilai FBI 7,32. 2. Jenis makroinvertebrata yang ditemukan dengan masing-masing nilai perhitungan dengan menggunakan FBI dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan Sungai Wanggu dengan menggunakan makroinvertebrata pada stasiun-I dan stasiun-II tergolong dalam kategori kemungkinan agak tercemar, sedangkan pada stasiun-III tergolong dalam kualitas perairan tercemar sangat berat. Saran Masyarakat sekitar Sungai Wanggu perlu menyadari pentingnya menjaga kualitas perairan sungai khususnya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan yang memanfaatkan Sungai Wanggu, sebaiknya dapat meminimalisir aktivitas yang dapat semakin merusak kualitas perairan sungai tersebut. Seperti tingginya bahan organik di perairan Sungai Wanggu. hal ini dapat dicegah dengan cara tidak membung sampah baik itu sampah rumah tangga (domestik) ataupun sampah pertanian. DAFTAR PUSTAKA APHA. 1989. Standar Methods for Examination of Water and Wastewater. Ed17th. Washington, D.C. Arisandi, P. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu Daerah Aliran Sungai Kali Brantas Berdasarkan Keragaman Taksa Ephemeroptera, Plecoptera, dan Tricoptera. Surabaya Bahri, S.2007. Prediksi Tingkat Pencemaran Air Sungai Menggunakan Indeks Kimia-Fisika dan Metrik Bentik Makroinvertebrata. Jurnal Teknik Budaya Sumber Daya Air. Vol III (VI): Jakarta.
  • 5. Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67 67 Daulay, A. B., Pratomo, A., Abdillah, D. 2014. Karakteristik Sedimen Di Perairan Sungai Carang Kota Rebah Kota TanjungPinang Provinsi Kepulauan Riau. Riau Dini, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2000-2010. [Skripsi]. FKM, Universitas Indonesia. Effendi, H. (2003). Telaah KualitasAir: Bagi Pengelolaan SumberDaya dan LingkunganPerairan. Yogyakarta:Kanisius. Fardiaz, S. 1995. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. Hawkes, H. A 1979. River Zonation and Classification River Ecology. Ed. BA. Oxford. Komarawidjaja, W dan Titiresmi. 2006. Teknik Biomonitoring-Sebagai Alternatif “Tool” Pemantauan Kualitas Lingkungan Perairan. Jakarta. Maruru, S. M. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone dengan Metode Biomonitoring. [Skripsi] Gorontalo: Universitas Negri Gorontalo. Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Penerjemah:Samingan, T. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran Air. Prigi, A. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu Daerah Aliran Sungai Kali Brantas Berdasarkan Taksa Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera. [Skripi] Program Studi Magister Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordjwijk, M. V., Suryadi, I. dan Verbist, B. 2009. Monitoring air di daerah aliran sungai bogor, Indonesia. World agroforestry center-southeast asia regional office. 104p. Setiawan, D. 2008. Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. [Tesis]. SekolahPascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Soetjipta. 1999. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Jakarta: DEPDIKBUD Stirn J. 1981. Manual of Ecological Assesment of Pollution Effect Methods In Aquatic Environmet. Tech. Pap.FAO Rome.209p. Suriani, N. 2000. Tingkat Pencemaran Sungai Badung Bagian Hilir Ditinjau dari Sifat Fisika-Kimia dan Jenis Hewan Makrobentos di Denpasar Selatan, Bali. [Tesis]. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Sutamihardja, R.T. M. dan Y. A. Husin. 1983. Water Pollution Analysis Technique. In UNESCO- BIOTROP Training Seminar in Environmental Science and Management. SEAMEO-BIOTROP. Bogor. Tjokrokusumo, S. W. (2006). Bentik Makroinvertebrata sebagai Bioindikator Polusi Lahan Perairan. Jurnal Hidrosfir, vol. 1, nomor 1, 2006, 8-20 . 2000. Biomonitoring Lahan Perairan Untuk Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk Serbaguna Secara Berkelanjutan Prosiding Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. Universitas Padjadjaran Bandung, 7 November 2000. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Welch PS. 1952. Limnology. 2rd edition. Mc Graw- Hill Book Company, Inc. New York. 539h.
  • 6. Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al. 68