Laporan ini merangkum hasil praktikum sampling dan pengamatan air di dua lokasi di Kota Palangka Raya untuk mengetahui tingkat pencemaran air. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia di dua lokasi menunjukkan air sungai tercemar organik dan tidak memenuhi standar kebersihan air minum. Sumber pencemaran diperkirakan berasal dari limbah industri dan domestik.
1. Laporan Praktikum Lokasi I dan II
Sampling dan Pengamatan Air
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2014
Oleh :
Kelompok 2
2. 1.Tujuan Praktikum
Mengetahui tingkat pencemaran air di kota palangka raya.
Air merupakan pelarut yang baik, sehingga air di alam tidak
pernah murni akan tetapi selalu mengandung berbagai zat
terlarut maupun zat tidak terlarut sertamengandung
mikroorganisme atau jasad renik. Apabila kandungan
berbagai zatmaupun mikroorganisme yang terdapat di
dalam air melebihi ambang batas yangdiperbolehkan,
kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan
untuk berbagai keperluan baik untuk air minum, mandi,
mencuci atau keperluan lainya.
2. DasarTeori
4. Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No Parameter Satuan Kadar Maksimum
Golong
an A
Golong
an B
Golong
an C
Golongan
D
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala
NTU
5
4 Rasa -
5 Warna Skala
TCU
15
6 Suhu oC Suhu
udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos
/cm
2250
6. 3. Bahan dan Alat
a.Alat yang digunakan:
1. Thermometer
2. Ph meter
3. Meteran
4. Dissolved oxygen (DO) meter
5. Lc50
a. Bahan yang digunakan:
Botol 2 buah
7. 4. Prosedur percobaan :
Melakukan observasi terhadap lokasi yang akan
diamati, terdapat 2 lokasi yang berbeda yang
harus diamati
Melakukan pengamatan dan pengambilan data
langsung terhadap pencemaran yang terjadi
disungai berdasarkan komposisi suhu, DO,
toksisitas, warna dan bau dari lokasi pengamatan.
Membawa sampel air ke laboratorium analitik
untuk di analisis kadar toksisitasnya.
Memotret keadaan lokasi perairan.
8. Sample A Air sungai
jln.Dr.murjani :
Parameter Fisika :
Suhu 27 derajat C
Kedalaman 100 cm
Warnakeruh kehitaman
Bau tidak sedap
Parameter Kimia :
pH 7,46
D.O (Oksigen terlarut) 0,51
Sample B Air sungai
jln.Adonis Samad
Parameter Fisika :
Suhu 28 derajat C
Kedalaman 120 cm
Warna keruh kehitaman
dan terdapat buih/busa
Bau tidak sedap
Parameter Kimia :
pH 7,27
D.O (Oksigen terlarut)
0,52
5. Hasil Pengamatan
9. Lokasi pengamatan jalan Dr. Murjani Gg. Suka Damai Kel.
Panarung Kec. Pahandut Kota Palangka Raya
10. Sample A : air sungai jalan Dr.Murjani
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa suhu air sungai
sample A yaitu 27 derajat Celsius, dengan kedalaman air 100
cm, dengan warna keruh kehitaman dan bau yang tidak sedap
hal ini menerangkan bahwa air sungai tersebut tidak
memenuhi standar persyaratan air bersih, yaitu harus
memiliki syarat fisik sebagai berikut : jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau. Walau pun Temperatur tidak
melebihi suhu udara yaitu 27 derajat C, pH air sungai adalah
7,46 yaitu masuk katagori normal (pH normal adalah 6-8),
DO air sungai adalah 0,51 sedangkan agar ikan dapat hidup,
air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau
5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm, ikan akan mati namun disungai tersebut masih dijumpai
beberapa jenis ikan seperti ikan pepuyu dan ikan gabus,
tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih
rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Pembahasan
11. Air sungai tersebut tercemar oleh
Limbah Industri yaitu pabrik tahu yang
berada di dekat sungai. Adanya
sebagian industri yang membuang
limbahnya ke air. Macam polutan yang
dihasilkan tergantung pada jenis
industri. Mungkin berupa polutan
organik (berbau busuk) dan juga
Limbah rumah tangga yang cair
merupakan sumber pencemaran air.
Dari limbah rumah tangga cair dapat
dijumpai berbagai bahan organik (misal
sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air
buangan manusia) yang terbawa air
got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
12. Adapula bahan-bahan anorganik
seperti plastik, alumunium, dan botol
yang hanyut terbawa arus air. Sampah
bertimbun, menyumbat saluran air, dan
mengakibatkan banjir. Bahan pencemar
lain dari limbah rumah tangga adalah
pencemar biologis berupa bibit penyakit,
bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air
akan mengalami penguraian dan
pembusukan. Akibatnya kadar oksigen
dalam air turun dratis sehingga biota air
akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, kita dapat menemui
cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan
petunjuk biologis (bioindikator)
parahnya pencemaran oleh bahan
organik dari limbah pemukiman.
,
15. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
kedua air sungai yang dijadikan objek
penelitian/praktikum tergolong air sungai yang
tercemar dan tidak memenuhi persyaratan air bersih
yaitu :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan air
bersih, harus memiliki syarat fisik sebagai berikut :
Jernih
Tidak berwarna
Tidak berasa
Tidak berbau
Temperatur tidak melebihi suhu udara.
Kesimpulan