Vaksin HIV pertama yang menunjukkan efektivitas adalah RV144 yang diuji di Thailand pada 2003-2009. Sampai saat ini belum ada vaksin HIV yang sepenuhnya efektif karena HIV memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya sulit untuk dikembangkan vaksinnya, seperti infeksi laten dan kemampuan menghindari sistem kekebalan tubuh. Beberapa pendekatan baru seperti menggunakan virus HIV yang sudah dimodifikasi se
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
Artikel Vaksin HIV
1. Artikel Vaksin HIV
Sampai saat ini belum tersedia Vaksin HIV. Satu-satunya kandidat vaksin
HIV yang menunjukkan khasiat adalah RV 144, yang merupakan vaksin HIV
percobaan yang diuji di Thailand dimulai pada tahun 2003 dan melaporkan hasil
yang positif di tahun 2009. RV 144, atau Thai Trial, adalah nama vaksin HIV
percobaan yang menggabungkan dua vaksin (ALVAC dan AIDSVAX) yang
keduanya gagal secara tunggal.[1][2][3]
Pada tahun 1984, setelah konfirmasi agen etiologi AIDS oleh para ilmuwan
di U.S. National Institutes of Health dan Pasteur Institute, Sekretaris Pelayanan
Kesehatan dan Kemanusiaan Amerika Serikat (United States Health and Human
Services Secretary) Margaret Heckler menyatakan bahwa vaksin HIV akan tersedia
dalam waktu dua tahun. Namun, pendekatan vaksinasi klasik yang telah berhasil
mengendalikan berbagai penyakit yang disebabkan virus telah gagal dalam kasus
HIV-1. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa vaksin HIV tidak mungkin
dilakukan tanpa ada kemajuan teoritis yang signifikan. Ada sejumlah faktor yang
menyebabkan pengembangan vaksin HIV berbeda dengan pengembangan vaksin
klasik lainnya:
- Vaksin klasik meniru kekebalan alami terhadap infeksi ulang yang umumnya
terlihat pada individu yang sembuh dari infeksi; Hampir tidak ada pasien AIDS
yang sembuh.
- Sebagian besar vaksin melindungi terhadap penyakit, bukan melawan infeksi;
Infeksi HIV mungkin tetap laten dalam waktu lama sebelum menyebabkan
AIDS.
- Vaksin yang paling efektif adalah organisme yang terbunuh total atau
dilemahkan; Membunuh HIV-1 tidak mempertahankan antigenisitas dan
penggunaan vaksin retrovirus hidup menimbulkan masalah keamanan.[4][5][6]
Menurut Gary J. Nabel dari Pusat Penelitian Vaksin, NIH, di Bethesda,
Maryland, beberapa rintangan harus diatasi sebelum penelitian ilmiah menentukan
vaksin HIV yang pasti. Pertama, terjemahan atau salinan yang lebih besar antara
model hewan dan uji coba manusia harus dilakukan. Kedua, vektor yang baru, lebih
efektif, dan lebih mudah diproduksi harus diidentifikasi. Akhirnya, dan yang
2. terpenting, harus ada pemahaman kuat tentang respon imun terhadap calon vaksin
potensial. Teknologi baru yang memungkinkan identifikasi spesifisitas reseptor sel
T dan profil sitokin akan sangat berharga dalam mempercepat proses ini. Pada bulan
Juli 2012 sebuah kelompok sains berspekulasi bahwa vaksin HIV yang efektif akan
selesai pada tahun 2019.[7][8]
Vaksin HIV SAV001 telah berhasil dalam uji klinis manusia FDA fase 1 di
AS pada bulan September 2013. Vaksin HIV ini menggunakan versi HIV "yang
sudah mati" untuk pertama kalinya. Hasil percobaan klinis manusia fase 1 telah
menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak menunjukkan efek samping yang serius
saat meningkatkan antibodi spesifik HIV-1. Menurut Dr. Chil-Yong Kang dari
Western University's Schulich School of Medicine & Dentistry Canada,
pengembang vaksin ini, antibodi terhadap antigen permukaan gp120 dan anemi
kapsid p24 meningkat menjadi 8 kali lipat dan 64 kali lipat, masing-masing setelah
vaksinasi.[9]
Pendekatan baru yang menjanjikan terhadap vaksin HIV-1 yang dilemahkan
hidup sedang dikejar oleh para ilmuwan, menggunakan bentuk virus HIV yang
dimodifikasi secara genetik. Metode baru ini melibatkan manipulasi kodon virus,
merupakan urutan dari tiga nukleotida yang membentuk kode genetik, bergantung
pada asam amino yang tidak alami untuk mendapatkan terjemahan protein yang
tepat, yang memungkinkannya untuk bereplikasi. Karena asam amino ini asing bagi
tubuh manusia, virus tidak bisa terus bereproduksi. Salah satu yang terbaru dan
paling menjanjikan dilakukan oleh para ilmuwan di The Scripps Research Institute
(TSRI), yang menemukan cara untuk mengikat antibodi yang melawan HIV ke sel
imun tubuh, menciptakan populasi sel yang resistan terhadap HIV.[10][11]
Pada tanggal 16 Juli 2012, FDA menyetujui obat pertama yang terbukti
mengurangi risiko infeksi HIV. Badan ini menyetujui pil Gilead Sciences yaitu
Truvada (Emtricitabine dan Tenofovir) sebagai tindakan preventif bagi orang-orang
yang berisiko tinggi terkena HIV melalui aktivitas seksual. Obat ini dimaksudkan
untuk digunakan dengan praktik seks aman termasuk penggunaan kondom. Obat
profilaksis ini juga digunakan dalam kombinasi dengan media lain untuk mengobati
anak positif HIV di atas usia dua belas tahun dan orang dewasa positif HIV. Dokter
diminta untuk menguji pasien HIV sebelum meresepkan Truvada setiap tiga bulan
3. sekali. Para profesional juga diminta untuk menyaring pasien mereka yang tertular
HIV saat sedang menkonsumsi obat untuk melacak resistensi profilaksis.[12][13]
[1] Healy, Melissa. (25 April 2013). Government shuts down AIDS vaccine trial.
latimes.com.
[2] Rerks-Ngarm, S., et al. (2009). Vaccination with ALVAC and AIDSVAX to
Prevent HIV-1 Infection in Thailand. The New England Journal of
Medicine.
[3] RV144 Phase III HIV Vaccine Trial Press Release. (27 September 2009). HIV
Vaccine Study First to Show Some Effectiveness in Preventing HIV. US
Military HIV Research Program.
[4] Shilts, Randy (1987). And the Band Played On: Politics, People, and the AIDS
Epidemic. Edisi 2007. St. Martin's Press. Halaman 451.
[5] Watkins, D. I. (2008). Basic HIV Vaccine Development. International AIDS
Society–USA. Topics in HIV Medicine. 16 (1). Halaman 7-8.
[6] Fauci A. S. (1996). An HIV Vaccine: Breaking The Paradigms. Proc. Am.
Assoc. Phys. 108. Halaman 6.
[7] Nabel, G. J. (2001). Challenges and Opportunities for Development of an AIDS
Vaccine. Nature 410. Halaman 1002-1007.
[8] Steenhuysen, J. (15 Juli 2012). Scientists See AIDS Vaccine Within Reach After
Decades. reuters.com.
[9] Scutti, S. (4 September 2013). New HIV Vaccine Proves Successful In Phase 1
Human Trial. medicaldaily.com.
[10] Wang, N., et al. (2014). Construction of a Live-Attenuated HIV-1 Vaccine
through Genetic Code Expansion. Angewandte Chemie. 53 (19). Halaman
4867–4671.
[11] Medixfrontiers. (15 April 2017). Potential HIV Cure With Cells Resistant to
HIV. medixfrontiers.com.
[12] Perrone, M. (16 Juli 2012). FDA Approves First Pill to Help Prevent HIV.
nbcnews.com.
[13] Clarke, T. (16 Juli 2012). Gilead Wins First Approval of Drug to Prevent HIV.
reuters.com.