SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
TKE-5205-BAB V
BAB V
Filter Waktu Diskrit
Filter waktu diskrit mengolah deret input waktu diskrit x(n) dan menghasilkan
output waktu diskrit y(n). Kelas khusus dari sistem linier waktu diskrit tidak
berubah oleh waktu (LTI) dapat dikarakteristikkan oleh respons sample unit h(n),
fungsi sistem H(z), atau realisasi persamaan perbedaan. Fungsi transfer dari
suatu persamaan perbedaan adalah:







N
k
k
k
M
k
k
k
za
zb
zH
0
0
)(
Jika sistem stabil BIBO, maka respons frekuensi diperoleh dengan menggantikan
nilai z pada persamaan di atas dengan ej.
Gambar 4.1 Simulasi Filter Analog
1
TKE-5205-BAB V
Download slide di http://rumah-belajar.org
TKE-5205-BAB V
Beberapa cara desain filter digital adalah:
1. Desain menggunakan solusi secara numeric dari persamaan perbedaan
(menggunakan transformasi bilinier)
2. Desain Analog menggunakan Filter Digital
3. Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Digital-to-Digital
4. Desain Impulse Tidak berubah
5. Desain FIR Filter
4.1 Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Bilinier
Spesifikasi desain filter digital yang perlu diperhatikan adalah (1) frekuensi-frekuensi
kritis (1, 2, 3,….) dan (2) magnitude (K1, K2, K3, …) pada frekuensi-frekuensi kritis
tersebut. Jika menggunakan filter analog sebagai protipe desain filter digital maka dapat
dilihat hubungannya sebagai frekuensi kritisnya berikut:
)2/ωtan(
2
i
'
T
i 
 2/tan2ω '1
i Ti 
2
TKE-5205-BAB V
     11 1/1/2
)()(  

zzTsa sHzH





 





 

11
112
zT
z
s
 
 2/1
2/1
sT
sT
z



dan hubungan fungsi transfernya adalah:
dimana:
Transformasi ini tidak akan mengubah persyaratan magnitude analog dan sama dengan
persyaratan digitalnya.
Karena T pada dan T pada transformasi bilinear pada desain low pass filter
dihilangkan, maka T = 1 pada kedua tempat. Lebih mudah dilihat jika dilihat dari
transformasi analog-to-analog pada frekuensi radian, dimana s s/ dan jika
menggunakan transformasi bilinear s2(1-z-1)/ [T(1+z-1)] maka transformasi
kaskadenya adalah:
 
 
 
    
 
   2/ωtan1
1
2/ωtan/21
12
1
12
1
1
`
1
'1
1
iii z
z
TzT
z
zT
z
s















'
i
'
i
'
i
3
TKE-5205-BAB V
Prosedurnya dapat dilihat pada gambar 4.2, yaitu:
Gambar 4.2 Prosedur desain filter digital menggunakan metode bilinier
Tahapan mendesain filter dengan transformasi bilinier.
Tahap 1. Ubah spesifikasi digital menjadi spesifikasi analog
Tahap 2. Desain filter analog dari hasil pengubahan nilai digital menjadi analog
Tahap 3. Gunakan transformasi bilinear.
Contoh:
Desain dan realisasikan filter low-pass digital menggunakan metode transformasi
bilinear untuk mendapatkan karakteristik: (a) monotonic stopband dan passband; (b)
frekuensi cut-off –3.01 dB pada 0.4 rad; (c) Penurunan magnitude pada 0.75 rad
minimal 15 dB.
4
TKE-5205-BAB V
Gambar 4.3 Frekuensi Respons yang diinginkan
Tahap 1.
2)2/ωtan(
2
i
'
1 
T
8282.4)2/ωtan(
2
i
'
2 
T
Tahap 2 Desain filter low-pass analog dengan frekuensi kritis dan
'
1 '
2
1
'
1 01.3)(log200 KdBjHa 
2
'
2 15)(log20 KdBjHa 
5
TKE-5205-BAB V
1
'
1 01.3)(log200 KdBjHa 
2
'
2 15)(log20 KdBjHa 
    
  






 


8282.4/2log2
110/110log
10
10/1510/01.3
10
n
  2110/000.2
4/110/01.3
 
c
=[1.9241] = 2
Filter Butterworth digunakan untuk memenuhi sifat monotonic, sedangkan orde n filter,
dan frekuensi kritis dengan diperoleh dengan cara sebagai berikut:
Untuk transformasi lowpass-to-lowpasss, sesuai tabel butterworth pada bab 3. maka
diperoleh:
422
4
122
1
)(
22/2



 
ssss
sH ssa
Tahap 3. Gunakan trnsformasi bilinear (T=1).
4
)1(
)1(2
22
)1(
)1(2
4
122
1
)(
1
12
1
1)]1/()1(2[2 11




























 
z
z
z
zss
zH
zzs
6
TKE-5205-BAB V
1
21
5857876.04142135.3
21
)( 




z
zz
zH
sedangkan y(n) dapat diperoleh dengan cara: H(z)=Y(z)/X(z), dan dicari Invers
Transformasi Z-nya.
4.2 Desain Analog menggunakan Filter Digital
Diberikan syarat-syarat filter analog yaitu: 1, 2,… N dan magnitude frekuensi respons
dalam decibel pada frekuensi-frekuensi tersebut. Kecepatan sampling 1/T dari konverter
A/D akan ditentukan atau dapat dicari dari sinyal input. Prosedurnya:
Gambar 4.4 Ilustrasi konsep prosedur desain filter analog yang menggunakan struktur
A/D-H(z)-D/A
7
TKE-5205-BAB V
input untuk ekivalen filter analog:
xa(t)=sin ct
Output konverter A/D dengan kecepatan sampling 1/T adalah:
x(n)=xa(nT) = sin (cT.n) = sin in
Jadi magnitude sinyal sinus waktu diskrit sama dengan sinusoida waktu kontinyu apabila
k diberikan dalam bentuk frekuensi analog i sbb:
I = iT
Contoh:
Desain filter digital H(z) yang digunakan pada struktur A/D-H(z)-D/A, dengan
spesifikasi analog ekivalennya: (a) cutoff –3.01 dB pada frekuensi 500 Hz, (b) Stop dan
passband monotonic, (c) Magnitude respons frekuensi berkurang minimal 15 dB pada
750 Hz, (d) Kecepatan sample-nya 2000 sample/detik.
8
TKE-5205-BAB V
Spesifikasi analog:
1=2pf1 = 2p.500  p. 103 rad/detik K1= -3.01 dB
2=2pf2 = 2p.750  1.5p. 103 rad/detik K2= -15 dB
Dan Spesifikasi Digitalnya:
1 = iT = p. 103 1/2000  0.5p rad/det K1= -3.01 dB
2 = 2T = 1.5 p.103 1/2000 0.75p. rad/detik K2= -15 dB
Prosedur selanjutnya adalah mendesain filter digital H(z) sesuai dengan spesifikasi
digitalnya.
4.3 Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Digital-to-Digital
Sama halnya dengan mendesain filter analog, yaitu transformasi dari digital
low pass filter yang diubah menjadi bandpass filter, highpass, bandstop, atau
low-pass filter dalam bentuk lain.
9
TKE-5205-BAB V
4.4 Desain Filter FIR
Pada bagian sebelumnya, filter digital didesain untuk memberikan magnitude
respons frekuensi tanpa memperhatikan respons fasanya. Pada beberapa kasus
karakteristik fasa linier diperlukan pada passband suatu filter untuk menjaga
bentuk sinyal pada daerah passband.
Teorema: Jika h(n) merupakan representasi dari respons impuls sistem waktu
diskrit, kondisi fasa linier yang perlu dan cukup bahwa h(n) mempunyai N finit
durasi, dan simetris pada titik tengahnya.
Pada filter FIR kausal dimana respons impulsenya dimulai pada 0 dan berakhir
pada N-1, h(n) harus memenuhi syarat:
h(n) = h(N - 1- n) n = 0, …, N-1 4.8
Untuk kondisi ini bentuk umum h(n) yang memberikan fasa linier baik untuk N
genap maupun N ganjil adalah seperti gambar berikut.
10
TKE-5205-BAB V
Gambar 4.5 Bentuk umum respons impuls h(n) yang memberikan fasa linier untuk N
genap dan ganjil
Jika h(n) sesuai dengan teori di atas, maka H(ejw) adalah fasa linier. Untuk kasus ini
apabilan N genap:
 





n
N
n
njnjej
enhenheH
1
0
)()()( 
 





12/
0
1
2/
)()()(
N
n
N
Nn
njnjej
enhenheH 
Dapat dipecah menjadi 2 bagian:
11
TKE-5205-BAB V
  

 

12/
0
0
12/
)1(
)1()(
N
n Nm
mNjnj
emNhenh 
 





12/
0
12/
0
)1(
)()()(
N
n
N
m
mNjnjej
emhenheH 






12/
0
)]
2
1
(ω[
]}
2
1
[ωcos{)(2)(
N
n
N
ej N
nenheH 







 12/
0
)]
2
1
(ω[ ]}
2
1
[ωcos{)(2
)(
N
n
N
ej
N
nnh
eeH  N genap 4.9
fasa liner magnitude
Misalkan m = N-1-n pada penjumlahan kedua:
dan h(N-1-m) =h(m) menjadi:
jika gabungkan menjadi:
dengan memfaktorkan maka H(ejw) dapat dibagi menjadi 2 bagian:
12
TKE-5205-BAB V
Oleh sebab itu, apabila bernilai positif, maka H(ejw) mempunyai fasa linier
dengan slopenya: -(N-1)/2.
Untuk N ganjil:
 













 




 2/3
0
)]
2
1
(ω[
]}
2
1
[ωcos{)(2
2
1
)(
N
n
N
ej N
nnh
N
heeH 
Pada N genap, slope –(N-1)/2 menyebabkan delay pada output (N-1)/2 yang
merupakan sample integer, sedangkan pada N genap menyebabkan delay tidak
integer. Noninteger delay dapat menyebab nilai deret berubah, dimana dalam
beberapa kasus perubahan ini tidak diinginkan.
Dapat dilihat dari teori bahwa fasa linier lebih mudah diselesaikan jika respons
impuls dibentuk simetris.
13
TKE-5205-BAB V
4.4.1 Desain FIR menggunakan Windows
Cara mudah membuat filter FIR adalah dengan memotong respons impuls filter
IIR. Apabila hd(n) adalah respons impuls suatu filter IIR, maka filter FIR dengan
h(n) dpt diperoleh sebagai berikut:


 
lainnuntuk
NnNnh
nh d
0
)(
)( 21
Secara umum h(n) dapat dibentuk dengan mengalikan hd(n) dan ‘fungsi
window’, w(n), sebagai berikut:
h(n) = hd(n) . w(n) 4.12
Dengan Tranformasi fourier:
4.11
)((*)())(()(
2
1
)( p
pp
 jeHWjeHjeWjedHjeH 

14
TKE-5205-BAB V
Contoh dengan rectangular window
Gambar 4.6 Respons frekuensi yang dihasilkan dengan menambahkan rectangular
window pada respons impuls lowpass ideal
Beberapa window yang digunakan adalah window rectangular, Bartlett,
Hanning, Hamming, Blackman, dan Keiser, dan didefinisikan secara
matematis sebagai berikut:
15
TKE-5205-BAB V
16
TKE-5205-BAB V
 π2
0
θcos
0 θ/2)( pdexI x
dimana I0(x) fungsi Bessel orde 0 yang telah dimodifikasi yang diperoleh dari
Prosedur Desain:
Filter low-pass ideal dengan slope fasa linier - dan c cutoff mempunyai
karakterisktik pada domain frekuensi:






p


c
c
j
j
d
e
eH
,0
,
)(
 
)(
)(sin
)(
pp




n
nh c
d
Respons Impulsnya dapat dihitung menggunakan Inverse Transformasi Fourier,
dan diperoleh:
17
TKE-5205-BAB V
Filter FIR kausal fasa linier dengan respons impuls h(n) dapat diperoleh
dengan cara mengalikan hd(n) dengan window yang dimulai pada origin
dan berakhir pada N-1, yaitu sebagai berikut:
  )(
)(
)(sin
)( nw
n
nh c
pp




Agar h(n) filter fasa linier maka  dipilih sehingga hasil h(n) simetris. Sin
[c(n-)]/(n-) simetris pada n =  dan window simetris pada n =(N-1)/2
adalah hasil filter fasa linier jika perkaliannya simetris. Syaratnya adalah:
 = (N-1)/2
18
TKE-5205-BAB V
Beberapa sifat window:
1. Gain Stopband untuk filter low-pass didesain secara relatif tidak dapat
dilihat pada panjang window dan pemilihan nilai c tergantung pada tipe
window.
2. Lebar transisi filter lowpass yang didesain dapat dikatakan sama dengan
main lobe window yang digunakan.
19
TKE-5205-BAB V
Download slide di http://rumah-belajar.org

More Related Content

What's hot

Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pidSupar Ramah
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskritSimon Patabang
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amFurwadi Rider
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state spaceRumah Belajar
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistorandhi_setyo
 
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14Tri Budi Santoso
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemSetyo Wibowo'
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolarie eric
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplaceyusufbf
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshMuhammad Dany
 
Konsep Rekayasa Trafik
Konsep Rekayasa TrafikKonsep Rekayasa Trafik
Konsep Rekayasa TrafikSuranto Slamet
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi zIbnu Hakim
 
Contoh Soal DC to DC Converter
Contoh Soal DC to DC ConverterContoh Soal DC to DC Converter
Contoh Soal DC to DC ConverterUniv of Jember
 
Transistor PNP
Transistor PNPTransistor PNP
Transistor PNPKifa Ulya
 
7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital Converter7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital ConverterSimon Patabang
 

What's hot (20)

1 konsep sinyal
1 konsep sinyal1 konsep sinyal
1 konsep sinyal
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state space
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
 
Teori Sampling and Hold
Teori Sampling and HoldTeori Sampling and Hold
Teori Sampling and Hold
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
 
Konsep Rekayasa Trafik
Konsep Rekayasa TrafikKonsep Rekayasa Trafik
Konsep Rekayasa Trafik
 
Divergensi
DivergensiDivergensi
Divergensi
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Contoh Soal DC to DC Converter
Contoh Soal DC to DC ConverterContoh Soal DC to DC Converter
Contoh Soal DC to DC Converter
 
Transistor PNP
Transistor PNPTransistor PNP
Transistor PNP
 
7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital Converter7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital Converter
 

Viewers also liked

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...Beny Nugraha
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritBeny Nugraha
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
Bab2 1 model matematis sistem dinamis
Bab2 1 model matematis sistem dinamisBab2 1 model matematis sistem dinamis
Bab2 1 model matematis sistem dinamisRumah Belajar
 

Viewers also liked (6)

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 3 - sistem & sinyal waktu diskrit - pr...
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Diktat sistem-linier
Diktat sistem-linierDiktat sistem-linier
Diktat sistem-linier
 
Bab2 1 model matematis sistem dinamis
Bab2 1 model matematis sistem dinamisBab2 1 model matematis sistem dinamis
Bab2 1 model matematis sistem dinamis
 

Similar to Bab v discrete time filter

Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04Tri Budi Santoso
 
perancangan filter BPF
perancangan filter BPFperancangan filter BPF
perancangan filter BPFsofyah annisaa
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfkhaerul azmi
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasimnssatrio123
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converterSimon Patabang
 
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan NyquistRespon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan NyquistFadhly Yusuf
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlabSimon Patabang
 
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020Tri Budi Santoso
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalRumah Belajar
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxFeriRamadhan6
 

Similar to Bab v discrete time filter (20)

Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
 
perancangan filter BPF
perancangan filter BPFperancangan filter BPF
perancangan filter BPF
 
Babiv konvolusi
Babiv konvolusiBabiv konvolusi
Babiv konvolusi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
Band pass filter
Band pass filterBand pass filter
Band pass filter
 
Modul psd2
Modul psd2Modul psd2
Modul psd2
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
 
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan NyquistRespon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
 
Uts siskom-2005
Uts siskom-2005Uts siskom-2005
Uts siskom-2005
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
 
Slide minggu 6 jul
Slide minggu 6 julSlide minggu 6 jul
Slide minggu 6 jul
 
Filter
FilterFilter
Filter
 
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digital
 
PPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptxPPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptx
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
 
3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
 
Transformasi citra
Transformasi citraTransformasi citra
Transformasi citra
 

More from Rumah Belajar

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2 Rumah Belajar
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyRumah Belajar
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrixRumah Belajar
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysisRumah Belajar
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detectionRumah Belajar
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurementRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary Rumah Belajar
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahRumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif Rumah Belajar
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyRumah Belajar
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysisRumah Belajar
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Rumah Belajar
 

More from Rumah Belajar (20)

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Bab v discrete time filter

  • 1. TKE-5205-BAB V BAB V Filter Waktu Diskrit Filter waktu diskrit mengolah deret input waktu diskrit x(n) dan menghasilkan output waktu diskrit y(n). Kelas khusus dari sistem linier waktu diskrit tidak berubah oleh waktu (LTI) dapat dikarakteristikkan oleh respons sample unit h(n), fungsi sistem H(z), atau realisasi persamaan perbedaan. Fungsi transfer dari suatu persamaan perbedaan adalah:        N k k k M k k k za zb zH 0 0 )( Jika sistem stabil BIBO, maka respons frekuensi diperoleh dengan menggantikan nilai z pada persamaan di atas dengan ej. Gambar 4.1 Simulasi Filter Analog 1
  • 2. TKE-5205-BAB V Download slide di http://rumah-belajar.org
  • 3. TKE-5205-BAB V Beberapa cara desain filter digital adalah: 1. Desain menggunakan solusi secara numeric dari persamaan perbedaan (menggunakan transformasi bilinier) 2. Desain Analog menggunakan Filter Digital 3. Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Digital-to-Digital 4. Desain Impulse Tidak berubah 5. Desain FIR Filter 4.1 Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Bilinier Spesifikasi desain filter digital yang perlu diperhatikan adalah (1) frekuensi-frekuensi kritis (1, 2, 3,….) dan (2) magnitude (K1, K2, K3, …) pada frekuensi-frekuensi kritis tersebut. Jika menggunakan filter analog sebagai protipe desain filter digital maka dapat dilihat hubungannya sebagai frekuensi kritisnya berikut: )2/ωtan( 2 i ' T i   2/tan2ω '1 i Ti  2
  • 4. TKE-5205-BAB V      11 1/1/2 )()(    zzTsa sHzH                11 112 zT z s    2/1 2/1 sT sT z    dan hubungan fungsi transfernya adalah: dimana: Transformasi ini tidak akan mengubah persyaratan magnitude analog dan sama dengan persyaratan digitalnya. Karena T pada dan T pada transformasi bilinear pada desain low pass filter dihilangkan, maka T = 1 pada kedua tempat. Lebih mudah dilihat jika dilihat dari transformasi analog-to-analog pada frekuensi radian, dimana s s/ dan jika menggunakan transformasi bilinear s2(1-z-1)/ [T(1+z-1)] maka transformasi kaskadenya adalah:                 2/ωtan1 1 2/ωtan/21 12 1 12 1 1 ` 1 '1 1 iii z z TzT z zT z s                ' i ' i ' i 3
  • 5. TKE-5205-BAB V Prosedurnya dapat dilihat pada gambar 4.2, yaitu: Gambar 4.2 Prosedur desain filter digital menggunakan metode bilinier Tahapan mendesain filter dengan transformasi bilinier. Tahap 1. Ubah spesifikasi digital menjadi spesifikasi analog Tahap 2. Desain filter analog dari hasil pengubahan nilai digital menjadi analog Tahap 3. Gunakan transformasi bilinear. Contoh: Desain dan realisasikan filter low-pass digital menggunakan metode transformasi bilinear untuk mendapatkan karakteristik: (a) monotonic stopband dan passband; (b) frekuensi cut-off –3.01 dB pada 0.4 rad; (c) Penurunan magnitude pada 0.75 rad minimal 15 dB. 4
  • 6. TKE-5205-BAB V Gambar 4.3 Frekuensi Respons yang diinginkan Tahap 1. 2)2/ωtan( 2 i ' 1  T 8282.4)2/ωtan( 2 i ' 2  T Tahap 2 Desain filter low-pass analog dengan frekuensi kritis dan ' 1 ' 2 1 ' 1 01.3)(log200 KdBjHa  2 ' 2 15)(log20 KdBjHa  5
  • 7. TKE-5205-BAB V 1 ' 1 01.3)(log200 KdBjHa  2 ' 2 15)(log20 KdBjHa                    8282.4/2log2 110/110log 10 10/1510/01.3 10 n   2110/000.2 4/110/01.3   c =[1.9241] = 2 Filter Butterworth digunakan untuk memenuhi sifat monotonic, sedangkan orde n filter, dan frekuensi kritis dengan diperoleh dengan cara sebagai berikut: Untuk transformasi lowpass-to-lowpasss, sesuai tabel butterworth pada bab 3. maka diperoleh: 422 4 122 1 )( 22/2      ssss sH ssa Tahap 3. Gunakan trnsformasi bilinear (T=1). 4 )1( )1(2 22 )1( )1(2 4 122 1 )( 1 12 1 1)]1/()1(2[2 11                               z z z zss zH zzs 6
  • 8. TKE-5205-BAB V 1 21 5857876.04142135.3 21 )(      z zz zH sedangkan y(n) dapat diperoleh dengan cara: H(z)=Y(z)/X(z), dan dicari Invers Transformasi Z-nya. 4.2 Desain Analog menggunakan Filter Digital Diberikan syarat-syarat filter analog yaitu: 1, 2,… N dan magnitude frekuensi respons dalam decibel pada frekuensi-frekuensi tersebut. Kecepatan sampling 1/T dari konverter A/D akan ditentukan atau dapat dicari dari sinyal input. Prosedurnya: Gambar 4.4 Ilustrasi konsep prosedur desain filter analog yang menggunakan struktur A/D-H(z)-D/A 7
  • 9. TKE-5205-BAB V input untuk ekivalen filter analog: xa(t)=sin ct Output konverter A/D dengan kecepatan sampling 1/T adalah: x(n)=xa(nT) = sin (cT.n) = sin in Jadi magnitude sinyal sinus waktu diskrit sama dengan sinusoida waktu kontinyu apabila k diberikan dalam bentuk frekuensi analog i sbb: I = iT Contoh: Desain filter digital H(z) yang digunakan pada struktur A/D-H(z)-D/A, dengan spesifikasi analog ekivalennya: (a) cutoff –3.01 dB pada frekuensi 500 Hz, (b) Stop dan passband monotonic, (c) Magnitude respons frekuensi berkurang minimal 15 dB pada 750 Hz, (d) Kecepatan sample-nya 2000 sample/detik. 8
  • 10. TKE-5205-BAB V Spesifikasi analog: 1=2pf1 = 2p.500  p. 103 rad/detik K1= -3.01 dB 2=2pf2 = 2p.750  1.5p. 103 rad/detik K2= -15 dB Dan Spesifikasi Digitalnya: 1 = iT = p. 103 1/2000  0.5p rad/det K1= -3.01 dB 2 = 2T = 1.5 p.103 1/2000 0.75p. rad/detik K2= -15 dB Prosedur selanjutnya adalah mendesain filter digital H(z) sesuai dengan spesifikasi digitalnya. 4.3 Desain Filter Digital menggunakan Transformasi Digital-to-Digital Sama halnya dengan mendesain filter analog, yaitu transformasi dari digital low pass filter yang diubah menjadi bandpass filter, highpass, bandstop, atau low-pass filter dalam bentuk lain. 9
  • 11. TKE-5205-BAB V 4.4 Desain Filter FIR Pada bagian sebelumnya, filter digital didesain untuk memberikan magnitude respons frekuensi tanpa memperhatikan respons fasanya. Pada beberapa kasus karakteristik fasa linier diperlukan pada passband suatu filter untuk menjaga bentuk sinyal pada daerah passband. Teorema: Jika h(n) merupakan representasi dari respons impuls sistem waktu diskrit, kondisi fasa linier yang perlu dan cukup bahwa h(n) mempunyai N finit durasi, dan simetris pada titik tengahnya. Pada filter FIR kausal dimana respons impulsenya dimulai pada 0 dan berakhir pada N-1, h(n) harus memenuhi syarat: h(n) = h(N - 1- n) n = 0, …, N-1 4.8 Untuk kondisi ini bentuk umum h(n) yang memberikan fasa linier baik untuk N genap maupun N ganjil adalah seperti gambar berikut. 10
  • 12. TKE-5205-BAB V Gambar 4.5 Bentuk umum respons impuls h(n) yang memberikan fasa linier untuk N genap dan ganjil Jika h(n) sesuai dengan teori di atas, maka H(ejw) adalah fasa linier. Untuk kasus ini apabilan N genap:        n N n njnjej enhenheH 1 0 )()()(         12/ 0 1 2/ )()()( N n N Nn njnjej enhenheH  Dapat dipecah menjadi 2 bagian: 11
  • 13. TKE-5205-BAB V        12/ 0 0 12/ )1( )1()( N n Nm mNjnj emNhenh         12/ 0 12/ 0 )1( )()()( N n N m mNjnjej emhenheH        12/ 0 )] 2 1 (ω[ ]} 2 1 [ωcos{)(2)( N n N ej N nenheH          12/ 0 )] 2 1 (ω[ ]} 2 1 [ωcos{)(2 )( N n N ej N nnh eeH  N genap 4.9 fasa liner magnitude Misalkan m = N-1-n pada penjumlahan kedua: dan h(N-1-m) =h(m) menjadi: jika gabungkan menjadi: dengan memfaktorkan maka H(ejw) dapat dibagi menjadi 2 bagian: 12
  • 14. TKE-5205-BAB V Oleh sebab itu, apabila bernilai positif, maka H(ejw) mempunyai fasa linier dengan slopenya: -(N-1)/2. Untuk N ganjil:                       2/3 0 )] 2 1 (ω[ ]} 2 1 [ωcos{)(2 2 1 )( N n N ej N nnh N heeH  Pada N genap, slope –(N-1)/2 menyebabkan delay pada output (N-1)/2 yang merupakan sample integer, sedangkan pada N genap menyebabkan delay tidak integer. Noninteger delay dapat menyebab nilai deret berubah, dimana dalam beberapa kasus perubahan ini tidak diinginkan. Dapat dilihat dari teori bahwa fasa linier lebih mudah diselesaikan jika respons impuls dibentuk simetris. 13
  • 15. TKE-5205-BAB V 4.4.1 Desain FIR menggunakan Windows Cara mudah membuat filter FIR adalah dengan memotong respons impuls filter IIR. Apabila hd(n) adalah respons impuls suatu filter IIR, maka filter FIR dengan h(n) dpt diperoleh sebagai berikut:     lainnuntuk NnNnh nh d 0 )( )( 21 Secara umum h(n) dapat dibentuk dengan mengalikan hd(n) dan ‘fungsi window’, w(n), sebagai berikut: h(n) = hd(n) . w(n) 4.12 Dengan Tranformasi fourier: 4.11 )((*)())(()( 2 1 )( p pp  jeHWjeHjeWjedHjeH   14
  • 16. TKE-5205-BAB V Contoh dengan rectangular window Gambar 4.6 Respons frekuensi yang dihasilkan dengan menambahkan rectangular window pada respons impuls lowpass ideal Beberapa window yang digunakan adalah window rectangular, Bartlett, Hanning, Hamming, Blackman, dan Keiser, dan didefinisikan secara matematis sebagai berikut: 15
  • 18. TKE-5205-BAB V  π2 0 θcos 0 θ/2)( pdexI x dimana I0(x) fungsi Bessel orde 0 yang telah dimodifikasi yang diperoleh dari Prosedur Desain: Filter low-pass ideal dengan slope fasa linier - dan c cutoff mempunyai karakterisktik pada domain frekuensi:       p   c c j j d e eH ,0 , )(   )( )(sin )( pp     n nh c d Respons Impulsnya dapat dihitung menggunakan Inverse Transformasi Fourier, dan diperoleh: 17
  • 19. TKE-5205-BAB V Filter FIR kausal fasa linier dengan respons impuls h(n) dapat diperoleh dengan cara mengalikan hd(n) dengan window yang dimulai pada origin dan berakhir pada N-1, yaitu sebagai berikut:   )( )( )(sin )( nw n nh c pp     Agar h(n) filter fasa linier maka  dipilih sehingga hasil h(n) simetris. Sin [c(n-)]/(n-) simetris pada n =  dan window simetris pada n =(N-1)/2 adalah hasil filter fasa linier jika perkaliannya simetris. Syaratnya adalah:  = (N-1)/2 18
  • 20. TKE-5205-BAB V Beberapa sifat window: 1. Gain Stopband untuk filter low-pass didesain secara relatif tidak dapat dilihat pada panjang window dan pemilihan nilai c tergantung pada tipe window. 2. Lebar transisi filter lowpass yang didesain dapat dikatakan sama dengan main lobe window yang digunakan. 19
  • 21. TKE-5205-BAB V Download slide di http://rumah-belajar.org