SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
MAKALAH
METODE TRANSFORMASI FOURIER
Oleh :
Ardiansyah (5150711141)
Nurhaq Sabani (5150711157)
Muh. Nur satrio M. (5150711161)
Tri Yulianingsih (5150711171)
Arwani Khakim (5150711176)
Yulianto (5150711184)
KELAS: D
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2016
Kata Pengantar
Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam
keadaan
sehat dan longgar. Dan khususnya, kami (penyusun) bisa menyelesaikan
Makalah dengan judul ‘METODE TRANSFORMASI FOURIER.Makalah ini
dibuat sebagai tugas kelompokyang akan dikumpulkan dan di
presentasikan.
Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengampuh yang
memberikan arahan dan pembelajaran.
Adapun yang terakhir, penyusun menyadari makalah ini memiliki
banyak kekurangan, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembacademiperbaikan dan sekaligus memperbesar
manfaat makalah ini sebagai pembelajaran
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR
ISI...............................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 : Latar Belakang...................................................................................4
1.2 : Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3 : Tujuan................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian tranformasi
fourier……………………………………………………………………..5
2. Hukum transformasi fourier…………………………………………….5
3. Tranformasi fourier 1D………………………………………………….6
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................8
Daftar Pustaka………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transformasi Fourier, adalah sebuah transformasi integral yang menyatakan kembali sebuah
fungsi dalam fungsi basis sinusioidal, yaitu sebuah fungsi sinusoidal penjumlahan atau integral
dikalikan oleh beberapa koefisien ("amplitudo"). Transformasi Fourier adalah suatu model
transformasi yang memindahkan domain spasial atau domain waktu menjadi domain
frekwensi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud transformasi fourier?
2. apa rumus-rumus transformasi fourier?
1.3 TUJUAN
Tujuan kami menyelesaikan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian dan rumus transformasi fourier.
2. Untuk mengetahui langkah kerja pada tranformasi fourier.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TRANSFORMASI FOURIER
Transformasi Fourier
Bagaimana transformasi Fourier bekerja? Transformasi Fourier mendekomposisi sinyal
ke bentuk fungsi eksponensial dari frekuensi yang berbeda-beda. Caranya adalah dengan
didefinisikan ke dalam dua persamaan berikut:
∞
X( f ) = ∫ x(t)•e−2πft dt.................(1)
−∞
∞
x(t) = ∫ X( f )•e−2πft df .................(2)
−∞
Dalampersamaan tersebut, t adalah waktu dan f adalah frekuensi. x merupakan notasi sinyal
dalam ruang waktu dan X adalah notasi untuk sinyal dalamdomain frekuensi. Persamaan (1)
disebut Transformasi Fourier dari x(t) sedangkan persamaan (2) disebut Invers Transformasi
Fourier dari X(f), yakni x(t).
Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai :
Cos(2ft)+jSin(2ft).........................................(3)
Transformasi Fourier dapat menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi
tertentu ataukah tidak, tapi tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Misalnya kita
punya dua sinyal yang berbeda. Misalkan pula keduanya mempunyai komponen spectral yang
sama. Katakan sinyal pertama mempunyai 4 frekuensi muncul bersamaan, dan yang satu lagi
mempunyai 4 frekuensi muncul bergantian. Transformasi Fourier keduanya sama sebagaimana.
Deret fourier terdiri dari yaitu
A. Arus bolak-balik (AC)
B. Getaran mekanik
C. Gelombang electromagnet
D. Gelombang air
E. Gelombang bunyi
F. Hantaran panas
G. Vibrasi garpu tala
H. Pendulum
Deret fourier ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun (1768-1830)
Transformasifourier dan Hukum Rangkaian
Kelinieran dari transformasi Fourier menjamin berlakunya relasi hukum Kirchhoff di
kawasan frekuensi. Relasi HTK misalnya, jika ditransformasikan akan langsung memberikan
hubungan di kawasan frekuensi yang sama bentuknya dengan relasinya di kawasan waktu.
Misalkan relasi HTK : v1 (t) + v2 (t) - v3 (t) = 0
jika ditransformasikan : V1 (w) + V3 (w) - V3 (w) = 0
Dengan demikian maka transformasi Fourier dari suatu sinyal akan mengubah pernyataan
sinyal di kawasan waktu menjadi spektrum sinyal di kawasan frekuensi tanpa mengubah bentuk
relasi hukum Kirchhoff.
Melibatkan Persamaan yang Mengandung Fungsi Sinus Cosinus
Digunakan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi periodik/berulang.
Contoh Fungsi Berulang
Gelombang Gigi Gergaji Gelombang Segi Empat
Gelombang Segitiga Gelombang Sinusoida
Menurut Fourier fungsi berulang dapat ditulis dalam bentuk deret sinusoida tak terhingga,
asalkan fungsi tersebut mempunyai syarat Dirichlet.
Jika satu fungsi (F(t)) memenuhi syarat Dirichlet, maka dapat ditulis dalam bentuk deret Fourier
yaitu:
Contoh:
Transformasi fourier 1D
Transformasi Fourier kontinu 1D dari suatu fungsi waktu f(t) didefinisikan dengan:
dimana F() adalah fungsi dalam domain frekwensi
 adalah frekwensi radial 0 – 2f,
atau dapat dituliskan bahwa
 = 2f




 dtetfF tj
 ).()(
Contoh 4.1.
Diketahui fungsi f(t) sebagai berikut:
Transformasi Fourier dari f(t) di atas adalah:
:
Gambar 4.2. Contoh hasil transformasi fourier
 




1
1
1
1
3)3()( dtedteF tjtj 

  





)sin(63
3
1
1





jj
tj
ee
j
e
j
t0 1-1
3
f(t)
Transformasi Fourier 2D
Transformasi Fourier kontinu 2D dari suatu fungsi spasial f(x,y) didefinisikan
dengan:
dimana F(1,2) adalah fungsi dalam domain frekwensi
f(x,y) adalah fungsi spasial atau citra
 dan 2 adalah frekwensi radial 0 – 2.
Transformasi fourier yang digunakan dalam pengolahan citra digital adalah transformasi
fourier 2D.
Contoh 4.2.
Diketahui fungsi spasial f(x,y) berikut:
Transformasi fourier dari f(x,y) di atas adalah:
 
 





 dxdyeyxfF yxj 21
).,(),( 21


xy
f(x,y)
1
1 1
1 2 :
Gambar 4.3. Contoh hasil transformasi fourier 2D
   
12
12
1
1
2
2
1
112
2
1
1 2
2
1
1
1
12
1
1
1
1
21
)sin()sin(
)sin(
.
)sin()sin(
)sin(
).1(,
1
12
1
21




































 


 


 
j
e
dxedxe
j
e
dydxeF
xj
xjyj
xj
yxj
Gambar 4.4. Hasil transformasi fourier dalam surface
Transformasi Fourier semacam ini disebut dengan continuous fourier transform, dan sulit
dikomputasi karena ada operasi integral dan sifat kontinunya itu sendiri.
TransformasiFourierDiskrit
Transformasi fourier diskrit atau disebut dengan Discrete Fourier Transform (DFT)
adalah prosedur yang paling umum dan kuat pada bidang pemrosesan sinyal digital. DFT
memungkinkan untuk menganalisis, memanipulasi, dan mensintesis sinyal dengan cara
yang tidak mungkin dilakukan dalam pemrosesan sinyal analog.
DFT didefinisikan dengan :
Meskipun sekarang digunakan dalam hampir setiap bidang teknik. Aplikasi yang
menggunakan DFT terus berkembang sebagai utilitas yang menjadikan DFT lebih mudah
untuk dimengerti. Karena itu, pemahaman yang kuat tentang DFT adalah wajib bagi siapa
saja yang bekerja di bidang pemrosesan sinyal digital.



N
n
NknTj
enfkF
1
/2
).()( 
DFT merupakan prosedur matematika yang digunakan untuk menentukan harmonik atau
frekuensi yang merupakan isi dari urutan sinyal diskrit. Urutan sinyal diskrit adalah urutan
nilai yang diperoleh dari sampling periodik sinyal kontinu dalam domain waktu. DFT
berasal dari fungsi Transformasi Fourier X(f) yang didefinisikan:
Dalam bidang pemrosesan sinyal kontinu, Persamaan 2.1 digunakan untuk mengubah
fungsi domain waktu kontinu x(t) menjadi fungsi domain frekuensi kontinu X(f). Fungsi
X(f) memungkinkan untuk menentukan kandungan isi frekuensi dari beberapa sinyal dan
menjadikan beragam analisis sinyal dan pengolahan yang dipakai di bidang teknik dan
fisika. Dengan munculnya komputer digital, ilmuwan di bidang pengolahan digital berhasil
mendefenisikan DFT sebagai urutan sinyal diskrit domain frekuensi X(m), dimana:
Meski lebih rumit daripada Persamaan 2.2, Persamaan 2.3 lebih mudah untuk dipahami.
Konstanta j = √−1 hanya membantu membandingkan hubungan fase di
dalam berbagai komponen sinusoidal dari sinyal. Nilai N merupakan parameter
penting karena menentukan berapa banyak sampel masukan yang diperlukan, hasil
domain frekuensi dan jumlah waktu proses yang diperlukan untuk menghitung N-titik
DFT. Diperlukan N-perkalian kompleks dan N-1 sebagai tambahan. Kemudian, setiap
perkalian membutuhkan N-perkalian riil, sehingga untuk menghitung seluruh nilai N (X(0),
X(1), …, X(N-1)) memerlukan N2 perkalian. Hal ini menyebabkan perhitungan DFT
memakan waktu yang lama jika jumlah sampel yang akan diproses dalam jumlah besar.
DFT 1 Dimensi
DFT seperti rumus di atas dinamakan dengan DFT 1 dimensi, DFT semacam ini banyak
digunakan dalam pengolahan sinyal digital.
Contoh 4.3 :
Diketahui f(t) dalam bentuk diskrit f(n) sebagai berikut :
0 1 2 3
t
f(t)
DFT dengan T=1 dari fungsi f(n) di atas adalah :
k=0 
k=1 
k=2 
k=3 
Hasil dari DFT untuk T (periode sampling) yang berbeda akan juga berbeda. Sehingga dalam
proses perhitungan DFT, penentuan nilai T juga merupakan perhatian penting. Sebagai acuan
dapat digunakan aturan frekwensi Niquist bahwa frekwensi sampling minimal dua kali frekwensi
informasi (data), atau dengan kata lain periode sampling maksimalsetengah kali periode dari nilai
fungsinya.
Contoh 4.3 :
Diketahui f(t) dalam bentuk diskrit f(n) sebagai berikut :
41111
)().()0(
3
0
3
0
0

  

nn
jn
nfenfF
0).(
).()1(
3
0
5.0
3
0
4/2








n
jn
n
nj
enf
enfF


0).().()2(
3
0
3
0
4/4
  



n
jn
n
nj
enfenfF 
0).().()3(
3
0
5.1
3
0
4/6
  



n
nj
n
nnj
enfenfF 
0 1 2 3
t
f(t)
2
1
0 1 2 3
DFT dengan T=1 dari fungsi f(n) di atas adalah :
Hasil DFT fungsi f(t) di atas adalah :
k F(k)
0 12
1 0
2 -2 – 2j
3 0
4 0
5 0
6 -2 + 2j
7 0
Terlihat bahwa hasil dari DFT adalah bilangan komplek, yang terdiri dari unsur realdan imaginer.
Sehingga dapat dipisahkan dalam unsur realdan imaginer sebagai berikut :
k Real{F(k)} Im{F(k)}
0 12 0
1 0 0
2 -2 -2
3 0 0
4 0 0
5 0 0
6 -2 2
7 0 0
 




7
0
8/
7
0
8/2
).().()(
n
nkj
n
nkj
enfenfkF 
Dan dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagian Real Bagian Imaginer
Gambar 4.5. Contoh DFT real dan imaginer
Atau dapat dinyatakan dalam magnitude dan phase dengan definisi sebagai berikut :
Magnitude :
Phase :
Magnitude Phase
Gambar 4.6. Contoh DFT real dan imaginer
Bila DFT dihitung untuk k=0 s/d 15 maka hasilnya adalah:
k F(k) K F(k)
0 12 8 12
1 0 9 0
     22
)(Im)(Re)( kfkfkF 
   
 )(Re
)(Im
)(
kF
kF
kFArg 
2 -2 – 2j 10 -2 – 2j
3 0 11 0
4 0 12 0
5 0 13 0
6 -2 + 2j 14 -2 + 2j
7 0 15 0
Terlihat terjadi pengulangan hasil, hal ini disebabkan proses DFT memang
bentuk transformasi fourier. Sehingga dalam proses perhitungan DFT, perhitungan cukup
dilakukan sampai 1/2 periodik saja. Dan perhitungan inilah yang dinamakan dengan FFT
(Fast Fourier Transform).
TransformasiFourierDiskrit2D
Transformasi Fourier Diskrit (DFT) 2 Dimensi adalah tranformasi fourier diskrit yang
dikenakan pada fungsi 2D (fungsi dengan dua variabel bebas), yang didefinisikan sebagai
berikut :
DFT 2D ini banyak digunakan dalam pengolahan citra digital, karena data citra dinyatakan
sebagai fungsi 2D.
 


1
1
2
2
222111
0 0
)//(2
2121 ).,(),(
N
n
N
n
NnkNnkTj
ennfkkF 
Contoh 4.4 :
Diketahui f(x,y) adalah sebagai berikut :
0 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0
Bila digambarkan hasilnya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7. Contoh citra dalam f(x,y)
DFT dari fungsi f(x,y) di atas adalah :
Hasil dari DFT adalah sebagai berikut :
16 0 -2 - 3.46i 0 -2 +
3.46i
0
0 -1.27 -
4.73i
0 0 0 4.73 -
1.27i
0 0 0 0 0 0
0 -4.73+
1.27i
0 0 0 1.27 +
4.73i
Secara Grafis dapat ditunjukkan bahwa :
 


4
0
6
0
)6/4/(2
2121
1 2
2211
).,(),(
n n
nknkTj
ennfkkF 
Bagian Real Bagian Imaginer
Gambar 4.8. Contoh hasil DFT 2D
Hasil DFT dalam bentuk magnitude dan phase adalah sebagai berikut :
Magnitude =
16.0000 0 4.0000 0 4.0000 0
0 4.8990 0 0 0 4.8990
0 0 0 0 0 0
0 4.8990 0 0 0 4.8990
Phase =
0 0 -2.0944 0 2.0944 0
0 -1.8326 0 0 0 -2.8798
0 0 0 0 0 0
0 2.8798 0 0 0 1.8326
Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut :
Magnitude Phase
Gambar 4.9. Contoh hasil DFT 2D dalam magnitude dan phase
Fast Fourier Transform
Meskipun DFT memainkan peranan yang penting sebagai prosedur matematis untuk
menentukan isi frekuensi dari urutan domain waktu, namun sangat tidak efisien. Jumlah
titik dalam DFT meningkat menjadi ratusan atau ribuan, sehingga jumlah- jumlah yang
dihitung menjadi tidak dapat ditentukan. Pada tahun 1965 sebuah makalah diterbitkan
oleh Cooley dan Tukey menjelaskan algoritma yang sangat efisien untuk menerapkan
DFT Cooley, J. & Tukey, J. 1965. Algoritma yang sekarang dikenal sebagai Fast Fourier
Transform (FFT). Sebelum munculnya FFT, seribu titik DFT membutuhkan waktu begitu
lama untuk melakukan perhitungan yang pada saat itu masih terbatas pada komputer-
komputer berspesifikasi rendah. Gagasan Cooley dan Tukey, dan perkembangan industri
semikonduktor menjadikan jumlah N-titik DFT semisal 1024- titik, dapat dilakukan dalam
beberapa detik saja pada komputer berspesifikasi rendah.
Meskipun telah banyak bermacam-macam algoritma FFT yang dikembangkan, algoritma
FFT radix-2 merupakan proses yang sangat efisien untuk melakukan DFT yang memiliki
kendala pada ukuran jumlah titik dipangkatkan dua. FFT radix-2 menghilangkan
redundansi dan mengurangi jumlah operasi aritmatika yang diperlukan. Sebuah DFT 8-
titik, harus melakukan N2 atau 64 perkalian kompleks. Sedangkan FFT melakukan
(N/2)log2N yang memberikan penurunan yang signifikan dari N2 perkalian kompleks.
Ketika N = 512 maka DFT memerlukan 200 kali perkalian kompleks dari yang diperlukan
oleh FFT.
Gambar Perbandingan jumlah perkalian kompleks DFT dengan FFT
FFT beroperasi dimulai dengan menguraikan (dekomposisi) sinyal domain waktu titik N
ke N sinyal domain waktu hingga masing-masing terdiri dari satu titik. Selanjutnya
menghitung N frekuensi spektrum yang berkorespondensi dengan N sinyal domain
waktu. Terakhir, spektrum N disintesis menjadi spektrum frekuensi tunggal.
Gambar Diagram Alir
Dalam proses dekomposisi diperlukan tahapan Log2N. Sebagai contoh, sinyal 16 titik
(24) memerlukan 4 tahapan, sinyal 512 titik (29) membutuhkan 9 tahap, sinyal 4096 titik
(212) membutuhkan 12 tahapan. Dalam Gambar1, sinyal 16 titik terurai melalui empat
tahap yang terpisah. Tahap pertama memisahkan sinyal 16 titik menjadi dua sinyal
masing-masing terdiri dari 8 titik. Tahap kedua menguraikan data menjadi empat sinyal
terdiri dari 4 titik. Pola ini berlanjut sampai sinyal N terdiri dari satu titik. Dekomposisi
digunakan setiap kali sinyal dipecah menjadi dua, yaitu sinyal dipisahkan menjadi sampel
genap dan sample ganjil.
Gambar1
Setelah dekomposisi, dilakukan Pengurutan Pembalikan Bit (Bit Reversal Sorting), yaitu
menata ulang urutan sampel sinyal domain waktu N dengan menghitung dalam biner
dengan bit membalik dari kiri ke kanan. Asumsi N adalah kelipatan dari 2, yaitu N = 2r
untuk beberapa bilangan bulat r=1, 2, dst. Algoritma FFT memecah sampel menjadi dua
bagian yaitu bagian genap dan bagian ganjil.
Tabel Pengurutan Pembalikan Bit
Persamaan 2.2 dibagi menjadi bagian ganjil dan bagian genap sebagai berikut:
Karena rumusan yang didapat panjang, sehingga digunakan notasi standar untuk
menyederhanakannya. Didefenisikan WN = 𝑒−𝑗2𝜋/𝑁 yang merepresentasikan nth root of
unity. Persamaan 2.4 dapat ditulis:
Sintesis domain frekuensi membutuhkan tiga perulangan. Perulangan luar menjalankan
tahapan Log2N (setiap tingkat mulai dari bawah dan bergerak ke atas).
Perulangan bagian tengah bergerak melalui masing-masing spektrum frekuensi individu
dalam tahap sedang dikerjakan (masing-masing kotak pada setiap tingkat). Dalam
pemrosesan sinyal digital dikenal istilah butterfly. Butterfly digunakan untuk
menggambarkan peruraian (decimation) yang terjadi. Karena tampilannya yang bersayap
maka disebut butterfly. Butterfly adalah elemen komputasi dasar FFT, mengubah dua
poin kompleks menjadi dua poin kompleks lainnya. Ada dua jenis peruraian, peruraian
dalam waktu (decimation in time-DIT) dan peruraian dalam frekuensi (decimation in
frekuensi-DIF). Gambar dari butterfly dasar untuk kedua jenis peruraian tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4
Gambar 3 FFT butterfly dasar untuk peruraian dalam waktu Lyons, Richard G. 1997.
Understanding Digital Signal Processing. Prentice Hall PTR.
Gambar 4 FFT
Perulangan paling dalam menggunakan butterfly untuk menghitung poin dalam setiap
spektrum frekuensi (perulangan melalui sampel dalam setiap kotak). Gambar 5
menunjukkan implemetasi FFT dari empat spektrum dua titik dan dua spektrum empat
titik. Gambar 5 terbentuk dari pola dasar pada Gambar 3 berulang-ulang.
Gambar 5 FFT
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Transformasi merupakan suatu langkah yang harus dilakukan untuk mengubah penyajian suatu
sinyal dari suatu domain ke domain yang lain. Dalamhal ini Transformasi Fourier mengubah
sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi, sedangkan Transfomasi wavelet mengubah
sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi dan skala.
Pada konsep pengolahan citra pun, kita harus mengubah suatu citra dari satu domain ke
domain lainnya. Perubahan ini bertujuan untuk mempermudah pengkodean. Dari kedua jenis
transformasi diatas transformasi yang paling cocok untuk kompresi adalah transformasi
wavelet. Hal ini dikarenakan jika kita melakukan kompresi pada bagian detail, citra invers atau
citra hasil rekonstruksi tidak akan terlalu berbeda dengan citra awal
Daftar pustaka
Departmen Teknik Elektro, Modul Praktikum Pengolahan Citra dan Pengenalan Pola,
Institut Teknologi Bandung.
Paul Wintz, 2000, Digital Image Processing, Prentice-Hall.
MatLab 6 Help.
WilliamJ Palm, 2004, Introduction to MatLab 6 for Engineers, The McGraw-Hill
Companies, Inc.
http://iprg.ee.itb.ac.id/lab_works.html http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/citra/2005
http://users.rowan.edu/~polikar/WAVELETS/WTtutorial.html
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-transformasi-fourier-diskrit.html

More Related Content

What's hot

Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixliabika
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Khubab Basari
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourierBeny Nugraha
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik TransistorRyan Aryoko
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu KontinyuTransformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu Kontinyuyusufbf
 
variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangCeria Agnantria
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialMoch Harahap
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gtLukman Hakim
 

What's hot (20)

Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Pertemuan 12 deret fourier
Pertemuan 12  deret fourierPertemuan 12  deret fourier
Pertemuan 12 deret fourier
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu KontinyuTransformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
 
variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluang
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsial
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
 

Similar to TRANSFORMASI FOURIER

Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskritKelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrittri purnomo
 
Metode Transformasi
Metode TransformasiMetode Transformasi
Metode TransformasiRichy Krisna
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritBeny Nugraha
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfkhaerul azmi
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi Madeirawan
 
Bab vii discrete fourier transform
Bab vii   discrete fourier transformBab vii   discrete fourier transform
Bab vii discrete fourier transformRumah Belajar
 
transformasifourier.pdf
transformasifourier.pdftransformasifourier.pdf
transformasifourier.pdfResdiResdi1
 
Pcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensiPcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensidedidarwis
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
 
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrum
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrumTelekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrum
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrumBeny Nugraha
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxAnhonk1402
 
Transformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfTransformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfJohnSaltow
 
Bab v discrete time filter
Bab v   discrete time filterBab v   discrete time filter
Bab v discrete time filterRumah Belajar
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalRumah Belajar
 

Similar to TRANSFORMASI FOURIER (20)

Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskritKelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
 
Metode Transformasi
Metode TransformasiMetode Transformasi
Metode Transformasi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
 
Babiv konvolusi
Babiv konvolusiBabiv konvolusi
Babiv konvolusi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
Fourier
FourierFourier
Fourier
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
Bab vii discrete fourier transform
Bab vii   discrete fourier transformBab vii   discrete fourier transform
Bab vii discrete fourier transform
 
transformasifourier.pdf
transformasifourier.pdftransformasifourier.pdf
transformasifourier.pdf
 
Pcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensiPcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...
 
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrum
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrumTelekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrum
Telekounikasi Analog & Digital - Slide week 2 - lanjutan sinyal & spektrum
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
 
Transformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfTransformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdf
 
Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 
Modul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensiModul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensi
 
Transformasi citra
Transformasi citraTransformasi citra
Transformasi citra
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Bab v discrete time filter
Bab v   discrete time filterBab v   discrete time filter
Bab v discrete time filter
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digital
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

TRANSFORMASI FOURIER

  • 1. MAKALAH METODE TRANSFORMASI FOURIER Oleh : Ardiansyah (5150711141) Nurhaq Sabani (5150711157) Muh. Nur satrio M. (5150711161) Tri Yulianingsih (5150711171) Arwani Khakim (5150711176) Yulianto (5150711184) KELAS: D PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 2016
  • 2. Kata Pengantar Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat dan longgar. Dan khususnya, kami (penyusun) bisa menyelesaikan Makalah dengan judul ‘METODE TRANSFORMASI FOURIER.Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompokyang akan dikumpulkan dan di presentasikan. Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengampuh yang memberikan arahan dan pembelajaran. Adapun yang terakhir, penyusun menyadari makalah ini memiliki banyak kekurangan, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembacademiperbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................3 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 : Latar Belakang...................................................................................4 1.2 : Rumusan Masalah.............................................................................4 1.3 : Tujuan................................................................................................4 BAB II : PEMBAHASAN 1. Pengertian tranformasi fourier……………………………………………………………………..5 2. Hukum transformasi fourier…………………………………………….5 3. Tranformasi fourier 1D………………………………………………….6 BAB III : PENUTUP Kesimpulan.................................................................................................8 Daftar Pustaka………………………………………………………………….
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transformasi Fourier, adalah sebuah transformasi integral yang menyatakan kembali sebuah fungsi dalam fungsi basis sinusioidal, yaitu sebuah fungsi sinusoidal penjumlahan atau integral dikalikan oleh beberapa koefisien ("amplitudo"). Transformasi Fourier adalah suatu model transformasi yang memindahkan domain spasial atau domain waktu menjadi domain frekwensi. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini: 1. Apa yang dimaksud transformasi fourier? 2. apa rumus-rumus transformasi fourier? 1.3 TUJUAN Tujuan kami menyelesaikan makalah ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui pengertian dan rumus transformasi fourier. 2. Untuk mengetahui langkah kerja pada tranformasi fourier.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN TRANSFORMASI FOURIER Transformasi Fourier Bagaimana transformasi Fourier bekerja? Transformasi Fourier mendekomposisi sinyal ke bentuk fungsi eksponensial dari frekuensi yang berbeda-beda. Caranya adalah dengan didefinisikan ke dalam dua persamaan berikut: ∞ X( f ) = ∫ x(t)•e−2πft dt.................(1) −∞ ∞ x(t) = ∫ X( f )•e−2πft df .................(2) −∞ Dalampersamaan tersebut, t adalah waktu dan f adalah frekuensi. x merupakan notasi sinyal dalam ruang waktu dan X adalah notasi untuk sinyal dalamdomain frekuensi. Persamaan (1) disebut Transformasi Fourier dari x(t) sedangkan persamaan (2) disebut Invers Transformasi Fourier dari X(f), yakni x(t). Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai : Cos(2ft)+jSin(2ft).........................................(3) Transformasi Fourier dapat menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak, tapi tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Misalnya kita punya dua sinyal yang berbeda. Misalkan pula keduanya mempunyai komponen spectral yang sama. Katakan sinyal pertama mempunyai 4 frekuensi muncul bersamaan, dan yang satu lagi mempunyai 4 frekuensi muncul bergantian. Transformasi Fourier keduanya sama sebagaimana.
  • 6. Deret fourier terdiri dari yaitu A. Arus bolak-balik (AC) B. Getaran mekanik C. Gelombang electromagnet D. Gelombang air E. Gelombang bunyi F. Hantaran panas G. Vibrasi garpu tala H. Pendulum Deret fourier ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun (1768-1830) Transformasifourier dan Hukum Rangkaian Kelinieran dari transformasi Fourier menjamin berlakunya relasi hukum Kirchhoff di kawasan frekuensi. Relasi HTK misalnya, jika ditransformasikan akan langsung memberikan hubungan di kawasan frekuensi yang sama bentuknya dengan relasinya di kawasan waktu. Misalkan relasi HTK : v1 (t) + v2 (t) - v3 (t) = 0 jika ditransformasikan : V1 (w) + V3 (w) - V3 (w) = 0 Dengan demikian maka transformasi Fourier dari suatu sinyal akan mengubah pernyataan sinyal di kawasan waktu menjadi spektrum sinyal di kawasan frekuensi tanpa mengubah bentuk relasi hukum Kirchhoff. Melibatkan Persamaan yang Mengandung Fungsi Sinus Cosinus Digunakan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi periodik/berulang. Contoh Fungsi Berulang Gelombang Gigi Gergaji Gelombang Segi Empat
  • 7. Gelombang Segitiga Gelombang Sinusoida Menurut Fourier fungsi berulang dapat ditulis dalam bentuk deret sinusoida tak terhingga, asalkan fungsi tersebut mempunyai syarat Dirichlet. Jika satu fungsi (F(t)) memenuhi syarat Dirichlet, maka dapat ditulis dalam bentuk deret Fourier yaitu:
  • 8.
  • 10.
  • 11. Transformasi fourier 1D Transformasi Fourier kontinu 1D dari suatu fungsi waktu f(t) didefinisikan dengan: dimana F() adalah fungsi dalam domain frekwensi  adalah frekwensi radial 0 – 2f, atau dapat dituliskan bahwa  = 2f      dtetfF tj  ).()(
  • 12. Contoh 4.1. Diketahui fungsi f(t) sebagai berikut: Transformasi Fourier dari f(t) di atas adalah: : Gambar 4.2. Contoh hasil transformasi fourier       1 1 1 1 3)3()( dtedteF tjtj           )sin(63 3 1 1      jj tj ee j e j t0 1-1 3 f(t)
  • 13. Transformasi Fourier 2D Transformasi Fourier kontinu 2D dari suatu fungsi spasial f(x,y) didefinisikan dengan: dimana F(1,2) adalah fungsi dalam domain frekwensi f(x,y) adalah fungsi spasial atau citra  dan 2 adalah frekwensi radial 0 – 2. Transformasi fourier yang digunakan dalam pengolahan citra digital adalah transformasi fourier 2D. Contoh 4.2. Diketahui fungsi spasial f(x,y) berikut: Transformasi fourier dari f(x,y) di atas adalah:           dxdyeyxfF yxj 21 ).,(),( 21   xy f(x,y) 1 1 1
  • 14. 1 2 : Gambar 4.3. Contoh hasil transformasi fourier 2D     12 12 1 1 2 2 1 112 2 1 1 2 2 1 1 1 12 1 1 1 1 21 )sin()sin( )sin( . )sin()sin( )sin( ).1(, 1 12 1 21                                               j e dxedxe j e dydxeF xj xjyj xj yxj
  • 15. Gambar 4.4. Hasil transformasi fourier dalam surface Transformasi Fourier semacam ini disebut dengan continuous fourier transform, dan sulit dikomputasi karena ada operasi integral dan sifat kontinunya itu sendiri. TransformasiFourierDiskrit Transformasi fourier diskrit atau disebut dengan Discrete Fourier Transform (DFT) adalah prosedur yang paling umum dan kuat pada bidang pemrosesan sinyal digital. DFT memungkinkan untuk menganalisis, memanipulasi, dan mensintesis sinyal dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dalam pemrosesan sinyal analog. DFT didefinisikan dengan : Meskipun sekarang digunakan dalam hampir setiap bidang teknik. Aplikasi yang menggunakan DFT terus berkembang sebagai utilitas yang menjadikan DFT lebih mudah untuk dimengerti. Karena itu, pemahaman yang kuat tentang DFT adalah wajib bagi siapa saja yang bekerja di bidang pemrosesan sinyal digital.    N n NknTj enfkF 1 /2 ).()( 
  • 16. DFT merupakan prosedur matematika yang digunakan untuk menentukan harmonik atau frekuensi yang merupakan isi dari urutan sinyal diskrit. Urutan sinyal diskrit adalah urutan nilai yang diperoleh dari sampling periodik sinyal kontinu dalam domain waktu. DFT berasal dari fungsi Transformasi Fourier X(f) yang didefinisikan: Dalam bidang pemrosesan sinyal kontinu, Persamaan 2.1 digunakan untuk mengubah fungsi domain waktu kontinu x(t) menjadi fungsi domain frekuensi kontinu X(f). Fungsi X(f) memungkinkan untuk menentukan kandungan isi frekuensi dari beberapa sinyal dan menjadikan beragam analisis sinyal dan pengolahan yang dipakai di bidang teknik dan fisika. Dengan munculnya komputer digital, ilmuwan di bidang pengolahan digital berhasil mendefenisikan DFT sebagai urutan sinyal diskrit domain frekuensi X(m), dimana:
  • 17. Meski lebih rumit daripada Persamaan 2.2, Persamaan 2.3 lebih mudah untuk dipahami. Konstanta j = √−1 hanya membantu membandingkan hubungan fase di dalam berbagai komponen sinusoidal dari sinyal. Nilai N merupakan parameter penting karena menentukan berapa banyak sampel masukan yang diperlukan, hasil domain frekuensi dan jumlah waktu proses yang diperlukan untuk menghitung N-titik DFT. Diperlukan N-perkalian kompleks dan N-1 sebagai tambahan. Kemudian, setiap perkalian membutuhkan N-perkalian riil, sehingga untuk menghitung seluruh nilai N (X(0), X(1), …, X(N-1)) memerlukan N2 perkalian. Hal ini menyebabkan perhitungan DFT memakan waktu yang lama jika jumlah sampel yang akan diproses dalam jumlah besar. DFT 1 Dimensi DFT seperti rumus di atas dinamakan dengan DFT 1 dimensi, DFT semacam ini banyak digunakan dalam pengolahan sinyal digital. Contoh 4.3 : Diketahui f(t) dalam bentuk diskrit f(n) sebagai berikut : 0 1 2 3 t f(t)
  • 18. DFT dengan T=1 dari fungsi f(n) di atas adalah : k=0  k=1  k=2  k=3  Hasil dari DFT untuk T (periode sampling) yang berbeda akan juga berbeda. Sehingga dalam proses perhitungan DFT, penentuan nilai T juga merupakan perhatian penting. Sebagai acuan dapat digunakan aturan frekwensi Niquist bahwa frekwensi sampling minimal dua kali frekwensi informasi (data), atau dengan kata lain periode sampling maksimalsetengah kali periode dari nilai fungsinya. Contoh 4.3 : Diketahui f(t) dalam bentuk diskrit f(n) sebagai berikut : 41111 )().()0( 3 0 3 0 0      nn jn nfenfF 0).( ).()1( 3 0 5.0 3 0 4/2         n jn n nj enf enfF   0).().()2( 3 0 3 0 4/4       n jn n nj enfenfF  0).().()3( 3 0 5.1 3 0 4/6       n nj n nnj enfenfF  0 1 2 3 t f(t) 2 1 0 1 2 3
  • 19. DFT dengan T=1 dari fungsi f(n) di atas adalah : Hasil DFT fungsi f(t) di atas adalah : k F(k) 0 12 1 0 2 -2 – 2j 3 0 4 0 5 0 6 -2 + 2j 7 0 Terlihat bahwa hasil dari DFT adalah bilangan komplek, yang terdiri dari unsur realdan imaginer. Sehingga dapat dipisahkan dalam unsur realdan imaginer sebagai berikut : k Real{F(k)} Im{F(k)} 0 12 0 1 0 0 2 -2 -2 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 -2 2 7 0 0       7 0 8/ 7 0 8/2 ).().()( n nkj n nkj enfenfkF 
  • 20. Dan dapat digambarkan sebagai berikut : Bagian Real Bagian Imaginer Gambar 4.5. Contoh DFT real dan imaginer Atau dapat dinyatakan dalam magnitude dan phase dengan definisi sebagai berikut : Magnitude : Phase : Magnitude Phase Gambar 4.6. Contoh DFT real dan imaginer Bila DFT dihitung untuk k=0 s/d 15 maka hasilnya adalah: k F(k) K F(k) 0 12 8 12 1 0 9 0      22 )(Im)(Re)( kfkfkF       )(Re )(Im )( kF kF kFArg 
  • 21. 2 -2 – 2j 10 -2 – 2j 3 0 11 0 4 0 12 0 5 0 13 0 6 -2 + 2j 14 -2 + 2j 7 0 15 0 Terlihat terjadi pengulangan hasil, hal ini disebabkan proses DFT memang bentuk transformasi fourier. Sehingga dalam proses perhitungan DFT, perhitungan cukup dilakukan sampai 1/2 periodik saja. Dan perhitungan inilah yang dinamakan dengan FFT (Fast Fourier Transform). TransformasiFourierDiskrit2D Transformasi Fourier Diskrit (DFT) 2 Dimensi adalah tranformasi fourier diskrit yang dikenakan pada fungsi 2D (fungsi dengan dua variabel bebas), yang didefinisikan sebagai berikut : DFT 2D ini banyak digunakan dalam pengolahan citra digital, karena data citra dinyatakan sebagai fungsi 2D.     1 1 2 2 222111 0 0 )//(2 2121 ).,(),( N n N n NnkNnkTj ennfkkF 
  • 22. Contoh 4.4 : Diketahui f(x,y) adalah sebagai berikut : 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 Bila digambarkan hasilnya adalah sebagai berikut : Gambar 4.7. Contoh citra dalam f(x,y) DFT dari fungsi f(x,y) di atas adalah : Hasil dari DFT adalah sebagai berikut : 16 0 -2 - 3.46i 0 -2 + 3.46i 0 0 -1.27 - 4.73i 0 0 0 4.73 - 1.27i 0 0 0 0 0 0 0 -4.73+ 1.27i 0 0 0 1.27 + 4.73i Secara Grafis dapat ditunjukkan bahwa :     4 0 6 0 )6/4/(2 2121 1 2 2211 ).,(),( n n nknkTj ennfkkF 
  • 23. Bagian Real Bagian Imaginer Gambar 4.8. Contoh hasil DFT 2D Hasil DFT dalam bentuk magnitude dan phase adalah sebagai berikut : Magnitude = 16.0000 0 4.0000 0 4.0000 0 0 4.8990 0 0 0 4.8990 0 0 0 0 0 0 0 4.8990 0 0 0 4.8990 Phase = 0 0 -2.0944 0 2.0944 0 0 -1.8326 0 0 0 -2.8798 0 0 0 0 0 0 0 2.8798 0 0 0 1.8326 Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut : Magnitude Phase Gambar 4.9. Contoh hasil DFT 2D dalam magnitude dan phase
  • 24. Fast Fourier Transform Meskipun DFT memainkan peranan yang penting sebagai prosedur matematis untuk menentukan isi frekuensi dari urutan domain waktu, namun sangat tidak efisien. Jumlah titik dalam DFT meningkat menjadi ratusan atau ribuan, sehingga jumlah- jumlah yang dihitung menjadi tidak dapat ditentukan. Pada tahun 1965 sebuah makalah diterbitkan oleh Cooley dan Tukey menjelaskan algoritma yang sangat efisien untuk menerapkan DFT Cooley, J. & Tukey, J. 1965. Algoritma yang sekarang dikenal sebagai Fast Fourier Transform (FFT). Sebelum munculnya FFT, seribu titik DFT membutuhkan waktu begitu lama untuk melakukan perhitungan yang pada saat itu masih terbatas pada komputer- komputer berspesifikasi rendah. Gagasan Cooley dan Tukey, dan perkembangan industri semikonduktor menjadikan jumlah N-titik DFT semisal 1024- titik, dapat dilakukan dalam beberapa detik saja pada komputer berspesifikasi rendah. Meskipun telah banyak bermacam-macam algoritma FFT yang dikembangkan, algoritma FFT radix-2 merupakan proses yang sangat efisien untuk melakukan DFT yang memiliki kendala pada ukuran jumlah titik dipangkatkan dua. FFT radix-2 menghilangkan redundansi dan mengurangi jumlah operasi aritmatika yang diperlukan. Sebuah DFT 8- titik, harus melakukan N2 atau 64 perkalian kompleks. Sedangkan FFT melakukan (N/2)log2N yang memberikan penurunan yang signifikan dari N2 perkalian kompleks. Ketika N = 512 maka DFT memerlukan 200 kali perkalian kompleks dari yang diperlukan oleh FFT. Gambar Perbandingan jumlah perkalian kompleks DFT dengan FFT FFT beroperasi dimulai dengan menguraikan (dekomposisi) sinyal domain waktu titik N ke N sinyal domain waktu hingga masing-masing terdiri dari satu titik. Selanjutnya menghitung N frekuensi spektrum yang berkorespondensi dengan N sinyal domain waktu. Terakhir, spektrum N disintesis menjadi spektrum frekuensi tunggal.
  • 25. Gambar Diagram Alir Dalam proses dekomposisi diperlukan tahapan Log2N. Sebagai contoh, sinyal 16 titik (24) memerlukan 4 tahapan, sinyal 512 titik (29) membutuhkan 9 tahap, sinyal 4096 titik (212) membutuhkan 12 tahapan. Dalam Gambar1, sinyal 16 titik terurai melalui empat tahap yang terpisah. Tahap pertama memisahkan sinyal 16 titik menjadi dua sinyal masing-masing terdiri dari 8 titik. Tahap kedua menguraikan data menjadi empat sinyal terdiri dari 4 titik. Pola ini berlanjut sampai sinyal N terdiri dari satu titik. Dekomposisi digunakan setiap kali sinyal dipecah menjadi dua, yaitu sinyal dipisahkan menjadi sampel genap dan sample ganjil.
  • 26. Gambar1 Setelah dekomposisi, dilakukan Pengurutan Pembalikan Bit (Bit Reversal Sorting), yaitu menata ulang urutan sampel sinyal domain waktu N dengan menghitung dalam biner dengan bit membalik dari kiri ke kanan. Asumsi N adalah kelipatan dari 2, yaitu N = 2r untuk beberapa bilangan bulat r=1, 2, dst. Algoritma FFT memecah sampel menjadi dua bagian yaitu bagian genap dan bagian ganjil. Tabel Pengurutan Pembalikan Bit
  • 27. Persamaan 2.2 dibagi menjadi bagian ganjil dan bagian genap sebagai berikut: Karena rumusan yang didapat panjang, sehingga digunakan notasi standar untuk menyederhanakannya. Didefenisikan WN = 𝑒−𝑗2𝜋/𝑁 yang merepresentasikan nth root of unity. Persamaan 2.4 dapat ditulis:
  • 28. Sintesis domain frekuensi membutuhkan tiga perulangan. Perulangan luar menjalankan tahapan Log2N (setiap tingkat mulai dari bawah dan bergerak ke atas). Perulangan bagian tengah bergerak melalui masing-masing spektrum frekuensi individu dalam tahap sedang dikerjakan (masing-masing kotak pada setiap tingkat). Dalam pemrosesan sinyal digital dikenal istilah butterfly. Butterfly digunakan untuk menggambarkan peruraian (decimation) yang terjadi. Karena tampilannya yang bersayap maka disebut butterfly. Butterfly adalah elemen komputasi dasar FFT, mengubah dua poin kompleks menjadi dua poin kompleks lainnya. Ada dua jenis peruraian, peruraian dalam waktu (decimation in time-DIT) dan peruraian dalam frekuensi (decimation in frekuensi-DIF). Gambar dari butterfly dasar untuk kedua jenis peruraian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 Gambar 3 FFT butterfly dasar untuk peruraian dalam waktu Lyons, Richard G. 1997. Understanding Digital Signal Processing. Prentice Hall PTR. Gambar 4 FFT
  • 29. Perulangan paling dalam menggunakan butterfly untuk menghitung poin dalam setiap spektrum frekuensi (perulangan melalui sampel dalam setiap kotak). Gambar 5 menunjukkan implemetasi FFT dari empat spektrum dua titik dan dua spektrum empat titik. Gambar 5 terbentuk dari pola dasar pada Gambar 3 berulang-ulang. Gambar 5 FFT
  • 30. BAB III PENUTUP Kesimpulan Transformasi merupakan suatu langkah yang harus dilakukan untuk mengubah penyajian suatu sinyal dari suatu domain ke domain yang lain. Dalamhal ini Transformasi Fourier mengubah sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi, sedangkan Transfomasi wavelet mengubah sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi dan skala. Pada konsep pengolahan citra pun, kita harus mengubah suatu citra dari satu domain ke domain lainnya. Perubahan ini bertujuan untuk mempermudah pengkodean. Dari kedua jenis transformasi diatas transformasi yang paling cocok untuk kompresi adalah transformasi wavelet. Hal ini dikarenakan jika kita melakukan kompresi pada bagian detail, citra invers atau citra hasil rekonstruksi tidak akan terlalu berbeda dengan citra awal Daftar pustaka Departmen Teknik Elektro, Modul Praktikum Pengolahan Citra dan Pengenalan Pola, Institut Teknologi Bandung. Paul Wintz, 2000, Digital Image Processing, Prentice-Hall. MatLab 6 Help. WilliamJ Palm, 2004, Introduction to MatLab 6 for Engineers, The McGraw-Hill Companies, Inc. http://iprg.ee.itb.ac.id/lab_works.html http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/citra/2005 http://users.rowan.edu/~polikar/WAVELETS/WTtutorial.html http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-transformasi-fourier-diskrit.html