1. Tugas Teknologi Antar Jaringan
Konsep Rekayasa Trafik
Nama : Suranto Slamet
NPM : 12105 55201 11 243
Kelas : Komputasi - 1
2. Tujuan Telematika
Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan
dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan
konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai
{the new hybrid technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital.
Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan
informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
1. Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
2. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam
sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan
perantaan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya.
Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi.
3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan
ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa telematika
merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu
arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital.
3. Besaran Trafik
Ukuran atau besaran trafik dapat
ditentukan sebagai berikut :
Misalkan link antar sentral P dan Q terdiri
dari N=3 saluran/sirkit, pengamatan terhadap
sirkit dilakukan selama T=25 menit. Selama
waktu tersebut terdapat n=10 panggilan,
lamanya pendudukan masing-masing panggilan
dinyatakan dengan tv yang besarnya
digambarkan sebagai berikut :
5. Volume trafik : Jumlah waktu dari masing-masing pendudukan
pada seluruh saluran/ sirkit.
Total waktu pendudukan = t1+t2+t3 …………. +t10 = 44 menit.
Dengan cara lain, volume trafik dapat ditentukan dengan
mengalikan jumlah panggilan dengan rata-rata waktu
pendudukan sebagai berikut.
V = n x h
V = Volume Trafik
n = jumlah panggilan
h = Rata-rata waktu pendudukan (mean holding time)
Rata-rata waktu pendudukan = total waktu pendudukan dibagi
jumlah Panggilan = 44 menit / 10 = 4,4 menit.
6. Intensitas Trafik adalah jumlah waktu pendudukan persatuan waktu
atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T) = 44
menit / 25 menit = 1,76
A = Intensitas trafik
Rumus lain dari intensitas trafik dapat diperoleh dengan mengalikan
jumlah panggilan per waktu pengamatan dengan rata-rata waktu pendudukan
atau :
A = y x h
A = Intensitas trafik
y = jumlah panggilan per satuan waktu pengamatan
h = mean holding time
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak
memiliki satuan. Sebagai penghargaan kepada A.K. Erlang yang pertama
menyelidiki trafik telekomunikasi, maka ditetapkanlah satuan intensitas trafik
dalam Erlang, dimana pengertian 1 (satu) Erlang adalah apabila sebuah sirkit
diduduki secara terus menerus selama satu jam.
Istilah intensitas trafik untuk selanjutnya hanya disebutkan dengan
besar trafik atau trafik saja.
7. Jenis Trafik
• Trafik yang ditawarkan ke system jaringan (offered traffic) = Ao
• Trafik yang dimuat dalam system (carried traffic) = Ac
• Trafik yang ditolak oleh system (rejected traffic) = Ar
8. Contoh
• Misalkan ada suatu sentral. Asumsikan bahwa
• Rata-rata terdapat 1800 panggilan baru dalam
1 jam, dan
• Rata-rata waktu pendudukan adalah 3 menit
Maka intensitas trafik adalah
a = 1800x3/60 = 90 Erlang
• Jika rata-rata waktu pendudukan naik dari 3
menit menjadi 10 menit, maka
a = 1800 x 10/60 = 300 Erlang
9. Pemodelan Trafik
• Sifat model yang dikehendaki :
- Model harus dapat disesuaikan dengan proses
pengukuran
- Model harus cukup sederhana agar dapat digunakan
untuk men-dimensi sistem
• Pemodelan adalah proses yang iteratif :
1. Sistem diamati dan trafik diukur
2. Berdasarkan data yang diukur, sebuah model teletraffic
dibuat
3. Model digunakan untuk memprediksi kelakukan sistem
4. Jika akurasi model kurang memadai, model diperbaiki
berdasarkan pengukuran yang baru
10. MODEL SISTEM
• Loss (blocking) systems
- Jika trafik tidak dapat diolah, akses terhadap jaringan akan
ditolak (blocked) dan trafik akan hilang
• Queuing systems
- Bila trafik tidak dapat diolah langsung, trafik akan menunggu
di buffer sampai tersedianya kapasitas yang mencukupi (tidak
pernah ada trafik yang hilang)
• Mixed system
- Gabungan antara loss dan queuing system
• Bila trafik tidak dapat diolah langsung, trafik akan
menunggu di buffer
• Bila kapasitas buffer sudah penuh tetapi masih ada trafik
yang datang, maka trafik tersebut akan di-blok (lost traffic)
11. Kesimpulan
• Tarfik data lebih cocok diaplikasikan untuk softswitch, karena
pada trafik data ini memiliki nilai delay dan paket loss yang lebih
rendah dibandingkan dengan trafik voice. Selain itu juga
throughput yang dihasilkannya juga lebih besar.
• Perubahan jumlah node sumber (user) yang semakin besar akan
menyebabkan nilai delay dan paket loss semakin meningkat. Hal
ini disebabkan karena jumlah paket dari jenis trafik yang
dikirimkan semakin besar juga, akibatnya waktu pelayanan yang
dibutuhkan menjadi banyak sehingga delay yang dibutuhkan
menjadi lebih besar. Dan akibatnya packet loss juga akan
semakin besar. Sementara nilai throughput-nya akan semakin
turun seiring dengan bertambahnya paket loss
• Manajemen antrian DropTail lebih bagus atau sesuai apabila
digunakan untuk melihat kinerja softswitch. Terbukti dari data
yang telah dihasilkan yaitu memiliki nilai delay dan paket loss
yang lebih kecil serta memiliki nilai throughput paling besar.