SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Cerita Pendek (Cerpen) 
• Achmad Farhan XI MIA 5 
• Arvel Giffary M. 
• Khoiriyyah Amalia A. 
• Nurmalita Galuh 
• Rizka Amalia H. 
• Silvia Dwi L.
Pemetik Air Mata 
Karya : Agus Noor 
Mereka hanya muncul malam hari. Peri-peri pemetik air mata. 
Selalu datang berombongan—kadang lebih dari dua puluh—seperti 
arak-arakan capung, menjinjing cawan mungil keemasan, yang melekuk 
dan mengulin di bagian ujungnya. Ke dalam cawan mungil itulah mereka 
tampung air mata yang mereka petik. Cawan itu tak lebih besar dari biji 
kenari, tapi bisa untuk menampung seluruh air mata kesedihan di dunia 
ini. Saat ada yang menangis malam-malam, peri-peri itu akan berkitaran 
mendekati, menunggu air mata itu menggelantung di pelupuk, 
kemudian pelan-pelan memetiknya. Bila sebulir air mata bergulir jatuh, 
mereka akan buru-buru menadahkan cawan itu. Begitu tersentuh jari-jari 
mereka yang ajaib, setiap butir air mata akan menjelma kristal. 
Mereka tinggal di ceruk gua-gua purba. Ke sanalah butir-butir air 
mata yang dipetik itu dibawa. Di selisir ulir batu alir, di antara galur batu 
kapur berselubung tirai marmer bening yang licin dan basah, di jejulur 
akar-akar kalsit yang bercecabang di langit-langit stalagtit, peri-peri itu 
membangun sarang. Butir-butir air mata itu ditata menjadi sarang 
mereka, serupa istana-istana kecil yang saling terhubung jembatan 
gantung yang juga terbuat dari untaian air mata. Di langit-langit gua itu 
pula butir-butir air mata itu dironce terjuntai menyerupai jutaan lampu 
kristal yang berkilauan.
Seorang pencuri sarang walet menemukan tempat peri-peri 
pemetik air mata itu tak sengaja. Setelah berhari-hari menyelusup 
celah gua, ia merasakan kelembaban udara yang tak biasa, hawa 
yang membuat kuduknya meriap, dan menyadari dirinya telah 
tersesat dan tak akan lagi melihat dunia karena setiap kali 
bersikeras mencari jalan keluar ia justru merasa semakin mendekati 
kematian. Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan 
kelelawar, ular dan lintah pun seperti memilih menjahuinya. Sayup 
jeritan dan gema kelepak ribuan walet seperti berada di dunia yang 
berbeda. Semua suara seperti lesap— bahkan ia tak mendengar 
suara napasnya sendiri —dan ia merasakan betapa udara tipis dan 
bau memualkan yang bukan berasal dari tumpukan kotoran 
kelelawar atau lumpur belerang membuatnya limbung dan perlahan-lahan 
seperti mulai mengapung. 
Saat kesadarannya seperti terisap, lamat-lamat didengarnya 
tangisan yang begitu gaib, menggema dari palung gua. Sampai 
kemudian ia menyadari betapa tangisan itu berasal dari butir-butir 
kristal bening yang menempel dan bergelantungan nyaris 
memenuhi seluruh langit-langit stalagtit di mana ribuan peri mungil 
tampak beterbangan lalu lalang. Pada saat-saat tertentu butir-butir 
kristal air mata itu memang memperdengarkan kembali kesedihan 
yang masih tersimpan di dalamnya. Tak ada yang bisa menghapus 
kesedihan bukan, bahkan ketika kesedihan itu telah menjelma 
kristal? Di lambung gua itu bergaung jutaan tangisan yang 
terdengar bagaikan simfoni kesedihan yang agung.
Ketika akhirnya lelaki pencuri sarang walet itu meninggalkan 
jazirah peri dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung 
kristal air mata yang kemudian dijualnya eceran. Kristal-kristal air 
mata itulah yang kini banyak dijajakan di pinggiran dan perempatan 
jalan. Sandra tak percaya cerita itu. Meski ia sering melihat para 
pengasong menjajakan kristal air mata itu. Sering mereka 
mengetuk-ngetuk kaca mobilnya, setengah memaksa. 
”Air mata, Bu? Murah… Seribu tiga, Bu… Seribu tiga…” 
Dulu, semasa kanak, setiap kali melihat Mamanya diam-diam 
menangis, Sandra selalu berharap peri-peri pemetik air mata itu 
muncul. Mamanya memang sering menangis terisak malam-malam. 
Ia pun selalu menangis bila melihat Mamanya menangis. Tapi 
Sandra berusaha menahan tangisnya karena Mamanya pasti akan 
langsung membentak bila tahu ia menangis.
“Jangan cengeng anak setan!” Kadang teriakan itu disertai 
lembaran kaleng bir yang segera bergemerontangan di lantai yang 
penuh puntung dan debu rokok. Rumahnya memang selalu 
berantakan. (telah direvisi) *Selalu ada pakaian Mamanya yang 
berceceran begitu saja di lantai.* Tumpahan bir di meja, bercak-bercak 
sisa muntahan di pojokan, botol-botol minuman yang 
menggelinding ke mana-mana. Kasur yang selalu melorot 
seprainya. Bantal- bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah 
tertutup dan sejumlah manusia yang terus- menerus mendengkur, 
bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah. 
Suara Mama memang nyaris selalu membentak. Pernah sekali 
Sandra bertanya soal Papanya, tetapi ia langsung disemprot 
mulutnya yang berbau alkohol, ”Belajarlah untuk hidup tanpa 
seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!” Meski begitu Sandra 
tahu kalau sesungguhnya perempuan itu menyayanginya. Bila 
pulang setelah pergi berhari-hari— Mamanya memang selalu pergi 
berhari-hari keluar kota atau entah ke mana, kadang mendadak 
pergi terburu-buru begitu saja malam-malam setelah menerima 
pager — selalu ada oleh-oleh menyenangkan untuk Sandra. Sering 
boneka. Tapi Sandra lebih senang bila ia dioleh-olehi buku cerita.
Sering, bila hari Minggu, Mamanya juga mengajaknya jalan-jalan. 
Membelikannya baju, mengajak makan kentang goreng atau 
ayam goreng. Saat Sandra menikmati es krim, perempuan itu 
tampak selalu menatap dengan mata penuh cinta. Tanpa sadar ia 
akan bergumam, “Sandra, Sandra….” Sambil membersihkan mulut 
Sandra yang belepotan. 
Tapi saat-saat paling menyenangkan bagi Sandra adalah saat 
perempuan itu membacakannya cerita dari buku berbahasa Inggris 
dengan gambar-gambar berwarna. Kadang tanpa sadar di tengah-tengah 
cerita yang dibacakannya, air mata Mamanya menetes. 
“Kenapa Mama menangis?” 
“Tidak, Sandra… Mama tidak menangis.” 
“Kenapa manusia bisa menangis, Mama?” 
“Karena manusia diciptakan dari kesedihan.” 
“Kenapa mesti ada kesedihan, Mama?” 
“Diamlah. Jangan cerewet. Atau Mama hentikan bacanya!” 
Lalu Mama kembali membacakan cerita tentang peri-peri 
pemetik air mata.
Pada mulanya adalah sebutir air mata. Saat itu Tuhan begitu 
sedih dan kesepian, hingga meneteskan sebutir air mata. Dari 
sebutir air mata sejernih putih telur itulah tercipta semesta, 
hamparan kabut, langit lakmus yang belum dihuni bintang-bintang, 
makhluk-makhluk gaib, pepohonan dan sungai-sungai madu. 
Kemudian, pada hari ke tujuh, barulah terbit cahaya. Dari sebutir air 
mata itu pula muncul sepasang manusia pertama. Karena tahu 
manusia akan mengenal kesedihan, maka sebelum menciptakan 
maut, Tuhan menciptakan lebih dulu peri-peri pemetik buah 
kesedihan. Saat itu memang ada tumbuh Pohon Kesedihan, yang 
buah-buah bening segarnya selalu bercucuran dari ranting-rantingnya. 
Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang 
selalu memetiki buah-buah kesedihan yang telah ranum, yang 
membuat manusia tergoda menikmatinya. 
Saat manusia sedih karena harus pergi dari surga, peri-peri 
pemetik air mata turun menyertai. Maka, sejak saat itu, bila ada 
manusia menangis malam-malam, peri-peri itu akan muncul dan 
memetik air matanya yang bercucuran.
Setiap kali mendapati Mamanya menangis, Sandra pun 
berharap peri-peri pemetik air mata itu muncul. Ia tahu peri-peri itu 
bisa menghapus kesedihan dari mata Mamanya. Tapi Sandra tak 
pernah melihat peri itu muncul, dan Mamanya terus terisak 
menahan tangis, sembari kadang-kadang memeluk dan dengan 
lembut menciumi Sandra yang pura-pura tertidur pulas. Setiap 
malam Sandra memang selalu pura-pura bisa tertidur lelap, 
terutama bila ada laki-laki entah siapa datang ke rumahnya. Sandra 
tak pernah lupa ketika suatu malam Mamanya pelan-pelan 
memindahkannya ke kolong ranjang dan mengira ia sudah tertidur, 
(telah direvisi) *padahal ia bisa mendengar suara Mamanya dan laki-laki 
itu di atas ranjang*. Juga suara dengus sebal Mamanya ketika 
akhirnya laki-laki itu mendengkur keras sekali. Di kolong ranjang 
Sandra terisak pelan, “Mama… Mama….” Pipinya basah air mata. 
Bahkan saat itu peri-peri pemetik air mata yang diharapkannya 
tak pernah muncul. Itulah sebabnya ia tak percaya.
Bita menyimpan koleksi kristal air matanya di kotak kecil, dan 
selalu menaruhnya di sisi bantal tidurnya. Kadang Bita terbangun 
ketika didengarnya kristal-kristal air mata itu mengeluarkan 
tangisan. “Bita senang mendengar tangisan mereka yang merdu, 
Mama,” katanya. ”Apa Mama juga suka menangis kalau malam?” 
Tidak, tidak — tapi Sandra tak mengucapkannya. 
“Apakah kalau Bita menangis, peri-peri itu juga akan muncul, 
Mama?” 
Sandra mencoba tersenyum. 
“Sekarang tidurlah,” Sandra berusaha menghentikan 
percakapan, kemudian dengan lembut menyelimuti dan mencium 
keningnya. Baru saja beranjak hendak keluar kamar, terdengar 
suara Bita, 
“Apa besok Papa jadi ngajak Bita jalan- jalan?” 
Sandra tersenyum. ”Nanti Mama tanyakan Papamu, ya. Kamu 
kan tahu, Papamu sibuk.…” 
Lalu mematikan lampu.
Suaminya tengah berbaring di ranjang ketika Sandra masuk. 
Senyumnya masih tetap memikat seperti saat pertama kali Sandra 
melihatnya, ketika suatu malam ia menyanyi di sebuah kafe. 
Senyum yang membuatnya jatuh cinta. Ia bukannya tak berdaya 
oleh senyum itu. Namun senyum itu sejak mula memang telah 
membuatnya percaya, bahwa ia akan menemukan hidup yang lebih 
baik. Sandra memang tak ingin nasibnya berakhir celaka seperti 
Mamanya: digerogoti penyakit kelamin saat tua dan ditemukan mati 
tergorok di losmen murahan. 
Tidak. Tidak. Sandra tidak ingin seperti Mamanya. Bahkan 
Sandra tahu kalau Mamanya tak pernah menginginkan ia menjadi 
seperti Mamanya. Sandra selalu ingat, dulu, di saat-saat Mamanya 
begitu tampak mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya 
erat-erat sembari sesekali berbisik terisak, “Berjanjilah pada Mama, 
kamu akan menjadi wanita baik -baik, Sandra.” 
“Seperti Mama?” 
“Tidak. Kamu jangan seperti Mama, Sandra. Jangan seperti 
Mama….”
Sandra merasa hidupnya jauh lebih beruntung dari hidup 
Mamanya karena punya suami yang mencukupi hidupnya. 
Bagaimana pun suaminya memang laki-laki penuh perhatian yang 
pernah dikenalnya. Setidaknya dibanding puluhan laki-laki yang 
hanya iseng terhadapnya. 
(telah di revisi) 
*Sandra menghampiri suaminya yang sedang berbaring di atas 
kasur. 
“Kamu terlihat cantik sekali malam ini,” sambut laki-laki itu 
dengan tersenyum. 
“Makanya, kamu nginep saja malam ini. Biar besok kita berdua 
bisa ngajak Bita jalan- jalan.”* 
Laki-laki itu hanya diam, Sandra tahu kalau ia telah meminta 
yang tak mungkin laki-laki itu penuhi. Selama ini mereka memang 
sepakat, Sandralah yang akan mengurus Bita. Mengantar jemput ke 
sekolah. Menemani jalan-jalan atau pergi makan. Dan Sandra selalu 
mengatakan “Papamu sibuk…”, setiap kali Bita bertanya kenapa 
Papa enggak pernah ikut?
Sandra tahu malam ini laki-laki itu pun harus pergi. Sandra 
sudah terbiasa dengan pertemuan-pertemuan yang cuma sebentar 
seperti ini. Tapi, ketika selepas jam 2 dini hari, Sandra mendengar 
derum mobil laki-laki itu keluar rumahnya, ia benar-benar tak kuasa 
menahan air matanya. Dulu, saat ia seusia Bita, Sandra selalu pura-pura 
tertidur ketika ada laki-laki keluar masuk rumahnya. Apakah 
Bita kini juga pura-pura tak mendengar suara mobil itu pergi? 
Sandra ingin semua ini akan berjalan baik seterusnya. Ia 
berusaha serapi mungkin menyembunyikan. Ia tak ingin Bita sedih. 
Ia ingin Bita menikmati masa-masa sekolahnya dengan nyaman dan 
tak cemas menghadapi pelajaran mengarang. Sandra kembali 
merasakan saat-saat paling sedih masa kanak-kanaknya, saat ia 
tahu kalau ibunya pelacur. Sungguh, ia tak ingin Bita tahu, kalau 
ibunya hanya istri simpanan. 
Sandra merasa bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh 
berharap, para peri pemetik air mata itu muncul malam ini.
Unsur Intrinsik 
• Tema 
Cerpen Pemetik Air Mata merupakan cerpen yang mengengkat kisah 
tentang kesedihan dan air mata seorang anak yang nasibnya tidak jauh 
berbeda dari nasib ibunya. Di dalamnya mengungkapakan kehidupan 
seorang anak yaitu tokoh Sandra yang merupakan anak seorang pelacur. Ia 
berharap tidak akan memiliki nasib sama seperti Mamanya namun 
ternyata yang nasib hidupnya tidak jauh berbeda dengan Mamanya, hanya 
saja ia lebih sedikit beruntung karena semua kebutuhannya terpenuhi. 
Namun tokoh Sandra sendiri berharap agar anaknya kelak tidak akan 
bernasib sama dengan apa yang dialaminya saat kecil. 
• Alur 
Cerpen Pemetik Air Mata disajikan menggunakan alur campuran 
yaitu alur maju dan mundur. Analisis tahap alur dalam novel Pemetik Air 
Mata dapat dipaparkan sebagai berikut: 
 Tahap Eksposision (paparan awal cerita) 
Cerpen Pemetik Air Mata diawali dengan menampilkan sebuah cerita 
mengenai peri-peri air mata yang dibacakan oleh tokoh Mama kepada 
tokoh Sandra.
 Tahap Inciting Moment (peristiwa mulai adanya konflik) 
Pada tahap ini mulai terlihat permasalahan yang mengenai tokoh 
dalam cerita. Gambaran permasalahan tokoh cerpen Pemetik Air Mata 
yaitu Sandra yang tidak memepercayai cerita tentang peri-peri air 
mata. 
 Tahap Rising Action (penanjakkan konflik) 
Peristiwa yang terjadi dalam cerpen Pemetik Air Mata terus 
berkembang mengalami penanjakkan konflik cerita. Pada tahap ini 
terlihat alur mundur atau flashback. Konflik terasa saat tokoh Sandra, 
semasa kecil sering melihat Mamanya menangis, ia juga selalu ikut 
menangis satiap kali melihat Mamanya menangis. Dan jika Mamanya 
melihat ia ikut menangis maka Sandra akan dibentak. 
Selain itu masalah lain yaitu mengenai keadaan rumah dari tokoh 
Sandra sendiri yang sangat tidak wajar atau selalu berantakan. 
 Tahap Complication (puncak konflik) 
Perkembangan pada tahap ini lebih kompleks. Dalam cerpen Pemetik 
Air Mata. Dalam tahap ini permasalahan lebih berkembang saat tokoh 
Sandra selalu dibentak oleh Mamanya jika menanyakan soal Papanya.
 Tahap Klimaks (puncak dari keseluruhan cerita) 
Pada tahap ini rangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi mencapai 
klimaks. Pada cerpen Pemetik Air Mata permasalahan yang dialami 
tokoh Sandra makin rumit. Hal tersebut terjadi saat Sandra selalu 
berharap peri – peri air mata datang saat Mamanya menangis. Selain 
itu tokoh Sandra juga tak pernah melupakan saat Mamanya 
memindahkannya yang pura-pura tertidur ke kolong tempat tidur saat 
ada laki – laki datang. 
 Tahap Falling Action (penurunan masalah) 
Setelah mencapai klimaks dengan mengungkapkan permasalahan – 
permasalahan tokoh kemudian pada tahap tertentu konflik cerita 
mulai menurun. Pada bagian ini, sosok Sarah sudah dewasa dan sudah 
memiliki anak. Dalam tahap ini terlihat alur maju. Tokoh Sandra 
merasa beruntung beruntung kerena memiliki suami yang mencukupi 
kebutuhan hidupnya dan itu sangat berbeda dengan sosok Papa yang 
sangat diharapkannya dulu, yang tidak pernah ia ketahui 
keberadaannya apalagi memenuhi kebutuhannya dan Mamanya. Ingin 
anaknya tahu bahwa dirinya adalah istri simpanan.
 Tahap Denovement (penyelesaian) 
Setelah melalui proses penurunan konflik, dalam tahap ini tokoh 
Sandra berharap bahwa anaknya kelak tidak akan bernasib sama 
seperti dia, sebagaimana yang tokoh Sandra alami saat kecil dulu, 
tokoh Sanda juga tidak ingin anaknya tahu bahwa dirinya adalah istri 
simpanan. 
• Penokohan 
– Sandra = merupakan tokoh utama yang mengalami 
banyak peristiwa dan keterlibatannya dalam cerpen. Tokoh sandra 
adalah tokoh protagonis, anak yang menyayangi mamanya, sosok 
penyabar yang menerima keadaan mamanya. 
– Mama Sandra = merupakan tokoh yang memiliki watak seorang 
pelacur, suka membentak, jorok, pemabuk tapi ia sangat menyayangi 
Sandra dan mengharapkan anaknya tidak seperti dirinya. 
– Bita = merupakan tokoh pendukung cerita, ia adalah 
anaknya Sandra yang masih kecil, mempunyai sifat yang sama seperti 
mamanya yaitu selalu menanyakan mengenai air mata kepada 
mamanya, dan masih polos.
• Latar 
– Latar waktu = 
Sebagian besar menggunakan latar waktu pada malam hari. 
– Latar tempat = 
Rumah Sandra, Sekolah Bita, Kamar. 
– Latar Suasana = 
• Suasana menyedihkan 
Salah satunya terbukti saat Sandra selalu miris setiap kali melihat 
Mamanya menangis, bahkan ia juga ikut menangis. 
• Susana menyenangkan 
Dalam cerpen ini juga terdapat suasana menyenangkan. Salah 
satunya terbukti jika setiap hari minggu Mamanya sering mengajak 
Sandra jalan – jalan dan membersihkan bibir Sandra yang 
belepotan es krim. 
• Suasana menegangkan 
Suasana menegangkan juga terdapat dalam cerpen ini, salah 
satunya pada saat Sandra menanyakan soal Papanya.
• Sudut pandang 
Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ketiga yang 
serba tahu. Karena, dalam cerpen tersebut penulis atau pengarang 
sebagai narator dan berada di luar cerita, tetapi ia mengetahui semua hal 
mengenai pikiran, perasaan, perbuatan tokoh – tokoh ceita dan lingkungan 
yang ada di sekitarnya. 
• Amanat 
Seorang ibu pasti menyayangi anaknya bagaimanapun keadaannya, 
berharaplah yang baik untuk masa depan, dan tetap menyayangi ibu 
bagaimanapun keadaannya dan profesinya. 
• Gaya Bahasa 
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen Pemetik Air Mata adalah 
bahasa indonesia yang diasa digunakan dalam kehidupan sehari–hari dan 
tentunya mudah diterima bagi pembaca.
Unsur Ekstrinsik 
• Nilai yang terkandung pada cerpen 
– Nilai sosial 
Saling berkomunikasi adalah salah satu bentuk kasih sayang 
seperti yang sering dilakukan oleh Mama Sandra seperti 
mengajaknya jalan-jalan dan membacakan buku cerita, 
walaupun jarang tapi itu adalah salah satu bentuk rasa cinta 
Mama kepada Sandra. 
– Nilai moral 
Menghormati dan menyayangi ibu adalah kewajiban yang 
harus dilakukan oleh seluruh anak tidak peduli pekerjaan, sikap, 
dan sifat ibu kita.
• Lingkungan Pengarang 
Kemungkinan, lingkungan di sekitar pengarang adalah tempat 
yang nyaman sehingga pengarang dapat menciptakan suatu karya 
salah satunya cerpen Pemetik Air Mata. 
• Identitas Pengarang 
Agus Noor dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, 26 Juni 1968. 
Menulis cerita pendek dan esai, dan dipublikasikan antara lain di 
Horison, Kompas, Jawa Pos. Karya-karyanya: Bapak Presiden yang 
Terhormat (1999) dan Memorabilia (2000). Selain itu, tersebar di 
berbagai antologi, antara lain: Lukisan Matahari (1993), Lampor 
(1994; kumpulancerita pendek terbaik Kompas).
Being a mother is 
learning about strengths 
you didn't know you had, 
and have to dealing with 
fears you didn't know 
existed. 
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Cerita dongeng dunia
Cerita dongeng duniaCerita dongeng dunia
Cerita dongeng duniaDAHNIARLUBIS
 
Dongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILDongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILHerawati18
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisFirdika Arini
 
Cerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurCerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurEdy Sujiyono
 
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggrisKata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggrisOperator Warnet Vast Raha
 
Cerita Kupu-kupu dan semut
Cerita Kupu-kupu dan semutCerita Kupu-kupu dan semut
Cerita Kupu-kupu dan semutrifkatulkhaerah
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
Hikayat Bunga Kemuning
Hikayat Bunga KemuningHikayat Bunga Kemuning
Hikayat Bunga KemuningSatria
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Satrio Arismunandar
 
Dongeng sikancil kena batunya
Dongeng sikancil kena batunyaDongeng sikancil kena batunya
Dongeng sikancil kena batunyaHerawati93
 
Cerita rakyat legenda roro jongrang
Cerita rakyat legenda roro jongrangCerita rakyat legenda roro jongrang
Cerita rakyat legenda roro jongrangMuhammad Ali Yasir
 
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-Hana Medina
 
Dongeng putri salju dan 7 kurcaci
Dongeng putri salju dan 7 kurcaciDongeng putri salju dan 7 kurcaci
Dongeng putri salju dan 7 kurcacimohammad aminuddin
 

What's hot (20)

Dongeng cinderella
Dongeng cinderellaDongeng cinderella
Dongeng cinderella
 
Cerita dongeng (sage)
Cerita dongeng (sage)Cerita dongeng (sage)
Cerita dongeng (sage)
 
Cerita dongeng dunia
Cerita dongeng duniaCerita dongeng dunia
Cerita dongeng dunia
 
Dongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILDongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCIL
 
Kancil dan buaya dalam bahasa inggris
Kancil dan buaya dalam bahasa inggrisKancil dan buaya dalam bahasa inggris
Kancil dan buaya dalam bahasa inggris
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
 
Cerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurCerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timur
 
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggrisKata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris
 
Cerita Kupu-kupu dan semut
Cerita Kupu-kupu dan semutCerita Kupu-kupu dan semut
Cerita Kupu-kupu dan semut
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Membandingkan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Membandingkan Teks Cerita Fiksi dalam NovelMembandingkan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Membandingkan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
 
Batu Menangis
Batu MenangisBatu Menangis
Batu Menangis
 
Hikayat Bunga Kemuning
Hikayat Bunga KemuningHikayat Bunga Kemuning
Hikayat Bunga Kemuning
 
Dongeng kisah cinderella
Dongeng kisah cinderellaDongeng kisah cinderella
Dongeng kisah cinderella
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
Dongeng sikancil kena batunya
Dongeng sikancil kena batunyaDongeng sikancil kena batunya
Dongeng sikancil kena batunya
 
Cerita rakyat legenda roro jongrang
Cerita rakyat legenda roro jongrangCerita rakyat legenda roro jongrang
Cerita rakyat legenda roro jongrang
 
Drama 7 orang
Drama 7 orangDrama 7 orang
Drama 7 orang
 
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-
[Bahasa Jepang] Latihan Rudoku (Membaca Huruf Hiragana) -Repost-
 
Dongeng putri salju dan 7 kurcaci
Dongeng putri salju dan 7 kurcaciDongeng putri salju dan 7 kurcaci
Dongeng putri salju dan 7 kurcaci
 

Similar to Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)

Similar to Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata) (20)

bung!
bung!bung!
bung!
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Doa emak untuk asa
Doa emak untuk asaDoa emak untuk asa
Doa emak untuk asa
 
Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
 
Cerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docxCerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docx
 
Cerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docxCerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docx
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
 
Antologi Cerpen Budi Hatees
Antologi Cerpen Budi HateesAntologi Cerpen Budi Hatees
Antologi Cerpen Budi Hatees
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Los felidas
Los felidasLos felidas
Los felidas
 
Los felidas
Los felidasLos felidas
Los felidas
 
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko PinurboSebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
 
Karangan naratif
Karangan naratifKarangan naratif
Karangan naratif
 
Persahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuhPersahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuh
 
Karangan naratif menggunakan teknik struktural
Karangan naratif menggunakan teknik strukturalKarangan naratif menggunakan teknik struktural
Karangan naratif menggunakan teknik struktural
 
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
 
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
Perempuan bunga kertas (yetti a ka)
 

More from Rizka A. Hutami

Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarRizka A. Hutami
 
Gerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik SederhanaGerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik SederhanaRizka A. Hutami
 
Analisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorAnalisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorRizka A. Hutami
 
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)Rizka A. Hutami
 
Reaksi Endotermis (Kimia)
Reaksi Endotermis (Kimia)Reaksi Endotermis (Kimia)
Reaksi Endotermis (Kimia)Rizka A. Hutami
 
Datangnya Belanda dan Inggris ke Indonesia
Datangnya Belanda dan Inggris ke IndonesiaDatangnya Belanda dan Inggris ke Indonesia
Datangnya Belanda dan Inggris ke IndonesiaRizka A. Hutami
 
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945Rizka A. Hutami
 
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar Asia
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar AsiaHasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar Asia
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar AsiaRizka A. Hutami
 
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XNila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XRizka A. Hutami
 

More from Rizka A. Hutami (20)

Kerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi HiasKerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi Hias
 
Seni Barok dan Rokoko
Seni Barok dan RokokoSeni Barok dan Rokoko
Seni Barok dan Rokoko
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Pemanasan Global
Pemanasan GlobalPemanasan Global
Pemanasan Global
 
Gerak Gelombang
Gerak GelombangGerak Gelombang
Gerak Gelombang
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
 
Rumus-Rumus Segitiga
Rumus-Rumus SegitigaRumus-Rumus Segitiga
Rumus-Rumus Segitiga
 
Usaha dan Energi
Usaha dan EnergiUsaha dan Energi
Usaha dan Energi
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Gerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik SederhanaGerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik Sederhana
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasi
 
Analisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorAnalisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara Vektor
 
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)
Materi Musik Tradisional (Karawitan Sunda)
 
Reaksi Endotermis (Kimia)
Reaksi Endotermis (Kimia)Reaksi Endotermis (Kimia)
Reaksi Endotermis (Kimia)
 
Datangnya Belanda dan Inggris ke Indonesia
Datangnya Belanda dan Inggris ke IndonesiaDatangnya Belanda dan Inggris ke Indonesia
Datangnya Belanda dan Inggris ke Indonesia
 
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
 
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar Asia
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar AsiaHasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar Asia
Hasil Karya Pelukis Mancanegara di Luar Asia
 
Pupuh dan Sisindiran
Pupuh dan SisindiranPupuh dan Sisindiran
Pupuh dan Sisindiran
 
Procedure text
Procedure textProcedure text
Procedure text
 
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XNila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 

Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)

  • 1. Cerita Pendek (Cerpen) • Achmad Farhan XI MIA 5 • Arvel Giffary M. • Khoiriyyah Amalia A. • Nurmalita Galuh • Rizka Amalia H. • Silvia Dwi L.
  • 2. Pemetik Air Mata Karya : Agus Noor Mereka hanya muncul malam hari. Peri-peri pemetik air mata. Selalu datang berombongan—kadang lebih dari dua puluh—seperti arak-arakan capung, menjinjing cawan mungil keemasan, yang melekuk dan mengulin di bagian ujungnya. Ke dalam cawan mungil itulah mereka tampung air mata yang mereka petik. Cawan itu tak lebih besar dari biji kenari, tapi bisa untuk menampung seluruh air mata kesedihan di dunia ini. Saat ada yang menangis malam-malam, peri-peri itu akan berkitaran mendekati, menunggu air mata itu menggelantung di pelupuk, kemudian pelan-pelan memetiknya. Bila sebulir air mata bergulir jatuh, mereka akan buru-buru menadahkan cawan itu. Begitu tersentuh jari-jari mereka yang ajaib, setiap butir air mata akan menjelma kristal. Mereka tinggal di ceruk gua-gua purba. Ke sanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa. Di selisir ulir batu alir, di antara galur batu kapur berselubung tirai marmer bening yang licin dan basah, di jejulur akar-akar kalsit yang bercecabang di langit-langit stalagtit, peri-peri itu membangun sarang. Butir-butir air mata itu ditata menjadi sarang mereka, serupa istana-istana kecil yang saling terhubung jembatan gantung yang juga terbuat dari untaian air mata. Di langit-langit gua itu pula butir-butir air mata itu dironce terjuntai menyerupai jutaan lampu kristal yang berkilauan.
  • 3. Seorang pencuri sarang walet menemukan tempat peri-peri pemetik air mata itu tak sengaja. Setelah berhari-hari menyelusup celah gua, ia merasakan kelembaban udara yang tak biasa, hawa yang membuat kuduknya meriap, dan menyadari dirinya telah tersesat dan tak akan lagi melihat dunia karena setiap kali bersikeras mencari jalan keluar ia justru merasa semakin mendekati kematian. Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan kelelawar, ular dan lintah pun seperti memilih menjahuinya. Sayup jeritan dan gema kelepak ribuan walet seperti berada di dunia yang berbeda. Semua suara seperti lesap— bahkan ia tak mendengar suara napasnya sendiri —dan ia merasakan betapa udara tipis dan bau memualkan yang bukan berasal dari tumpukan kotoran kelelawar atau lumpur belerang membuatnya limbung dan perlahan-lahan seperti mulai mengapung. Saat kesadarannya seperti terisap, lamat-lamat didengarnya tangisan yang begitu gaib, menggema dari palung gua. Sampai kemudian ia menyadari betapa tangisan itu berasal dari butir-butir kristal bening yang menempel dan bergelantungan nyaris memenuhi seluruh langit-langit stalagtit di mana ribuan peri mungil tampak beterbangan lalu lalang. Pada saat-saat tertentu butir-butir kristal air mata itu memang memperdengarkan kembali kesedihan yang masih tersimpan di dalamnya. Tak ada yang bisa menghapus kesedihan bukan, bahkan ketika kesedihan itu telah menjelma kristal? Di lambung gua itu bergaung jutaan tangisan yang terdengar bagaikan simfoni kesedihan yang agung.
  • 4. Ketika akhirnya lelaki pencuri sarang walet itu meninggalkan jazirah peri dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung kristal air mata yang kemudian dijualnya eceran. Kristal-kristal air mata itulah yang kini banyak dijajakan di pinggiran dan perempatan jalan. Sandra tak percaya cerita itu. Meski ia sering melihat para pengasong menjajakan kristal air mata itu. Sering mereka mengetuk-ngetuk kaca mobilnya, setengah memaksa. ”Air mata, Bu? Murah… Seribu tiga, Bu… Seribu tiga…” Dulu, semasa kanak, setiap kali melihat Mamanya diam-diam menangis, Sandra selalu berharap peri-peri pemetik air mata itu muncul. Mamanya memang sering menangis terisak malam-malam. Ia pun selalu menangis bila melihat Mamanya menangis. Tapi Sandra berusaha menahan tangisnya karena Mamanya pasti akan langsung membentak bila tahu ia menangis.
  • 5. “Jangan cengeng anak setan!” Kadang teriakan itu disertai lembaran kaleng bir yang segera bergemerontangan di lantai yang penuh puntung dan debu rokok. Rumahnya memang selalu berantakan. (telah direvisi) *Selalu ada pakaian Mamanya yang berceceran begitu saja di lantai.* Tumpahan bir di meja, bercak-bercak sisa muntahan di pojokan, botol-botol minuman yang menggelinding ke mana-mana. Kasur yang selalu melorot seprainya. Bantal- bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan sejumlah manusia yang terus- menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah. Suara Mama memang nyaris selalu membentak. Pernah sekali Sandra bertanya soal Papanya, tetapi ia langsung disemprot mulutnya yang berbau alkohol, ”Belajarlah untuk hidup tanpa seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!” Meski begitu Sandra tahu kalau sesungguhnya perempuan itu menyayanginya. Bila pulang setelah pergi berhari-hari— Mamanya memang selalu pergi berhari-hari keluar kota atau entah ke mana, kadang mendadak pergi terburu-buru begitu saja malam-malam setelah menerima pager — selalu ada oleh-oleh menyenangkan untuk Sandra. Sering boneka. Tapi Sandra lebih senang bila ia dioleh-olehi buku cerita.
  • 6. Sering, bila hari Minggu, Mamanya juga mengajaknya jalan-jalan. Membelikannya baju, mengajak makan kentang goreng atau ayam goreng. Saat Sandra menikmati es krim, perempuan itu tampak selalu menatap dengan mata penuh cinta. Tanpa sadar ia akan bergumam, “Sandra, Sandra….” Sambil membersihkan mulut Sandra yang belepotan. Tapi saat-saat paling menyenangkan bagi Sandra adalah saat perempuan itu membacakannya cerita dari buku berbahasa Inggris dengan gambar-gambar berwarna. Kadang tanpa sadar di tengah-tengah cerita yang dibacakannya, air mata Mamanya menetes. “Kenapa Mama menangis?” “Tidak, Sandra… Mama tidak menangis.” “Kenapa manusia bisa menangis, Mama?” “Karena manusia diciptakan dari kesedihan.” “Kenapa mesti ada kesedihan, Mama?” “Diamlah. Jangan cerewet. Atau Mama hentikan bacanya!” Lalu Mama kembali membacakan cerita tentang peri-peri pemetik air mata.
  • 7. Pada mulanya adalah sebutir air mata. Saat itu Tuhan begitu sedih dan kesepian, hingga meneteskan sebutir air mata. Dari sebutir air mata sejernih putih telur itulah tercipta semesta, hamparan kabut, langit lakmus yang belum dihuni bintang-bintang, makhluk-makhluk gaib, pepohonan dan sungai-sungai madu. Kemudian, pada hari ke tujuh, barulah terbit cahaya. Dari sebutir air mata itu pula muncul sepasang manusia pertama. Karena tahu manusia akan mengenal kesedihan, maka sebelum menciptakan maut, Tuhan menciptakan lebih dulu peri-peri pemetik buah kesedihan. Saat itu memang ada tumbuh Pohon Kesedihan, yang buah-buah bening segarnya selalu bercucuran dari ranting-rantingnya. Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang selalu memetiki buah-buah kesedihan yang telah ranum, yang membuat manusia tergoda menikmatinya. Saat manusia sedih karena harus pergi dari surga, peri-peri pemetik air mata turun menyertai. Maka, sejak saat itu, bila ada manusia menangis malam-malam, peri-peri itu akan muncul dan memetik air matanya yang bercucuran.
  • 8. Setiap kali mendapati Mamanya menangis, Sandra pun berharap peri-peri pemetik air mata itu muncul. Ia tahu peri-peri itu bisa menghapus kesedihan dari mata Mamanya. Tapi Sandra tak pernah melihat peri itu muncul, dan Mamanya terus terisak menahan tangis, sembari kadang-kadang memeluk dan dengan lembut menciumi Sandra yang pura-pura tertidur pulas. Setiap malam Sandra memang selalu pura-pura bisa tertidur lelap, terutama bila ada laki-laki entah siapa datang ke rumahnya. Sandra tak pernah lupa ketika suatu malam Mamanya pelan-pelan memindahkannya ke kolong ranjang dan mengira ia sudah tertidur, (telah direvisi) *padahal ia bisa mendengar suara Mamanya dan laki-laki itu di atas ranjang*. Juga suara dengus sebal Mamanya ketika akhirnya laki-laki itu mendengkur keras sekali. Di kolong ranjang Sandra terisak pelan, “Mama… Mama….” Pipinya basah air mata. Bahkan saat itu peri-peri pemetik air mata yang diharapkannya tak pernah muncul. Itulah sebabnya ia tak percaya.
  • 9. Bita menyimpan koleksi kristal air matanya di kotak kecil, dan selalu menaruhnya di sisi bantal tidurnya. Kadang Bita terbangun ketika didengarnya kristal-kristal air mata itu mengeluarkan tangisan. “Bita senang mendengar tangisan mereka yang merdu, Mama,” katanya. ”Apa Mama juga suka menangis kalau malam?” Tidak, tidak — tapi Sandra tak mengucapkannya. “Apakah kalau Bita menangis, peri-peri itu juga akan muncul, Mama?” Sandra mencoba tersenyum. “Sekarang tidurlah,” Sandra berusaha menghentikan percakapan, kemudian dengan lembut menyelimuti dan mencium keningnya. Baru saja beranjak hendak keluar kamar, terdengar suara Bita, “Apa besok Papa jadi ngajak Bita jalan- jalan?” Sandra tersenyum. ”Nanti Mama tanyakan Papamu, ya. Kamu kan tahu, Papamu sibuk.…” Lalu mematikan lampu.
  • 10. Suaminya tengah berbaring di ranjang ketika Sandra masuk. Senyumnya masih tetap memikat seperti saat pertama kali Sandra melihatnya, ketika suatu malam ia menyanyi di sebuah kafe. Senyum yang membuatnya jatuh cinta. Ia bukannya tak berdaya oleh senyum itu. Namun senyum itu sejak mula memang telah membuatnya percaya, bahwa ia akan menemukan hidup yang lebih baik. Sandra memang tak ingin nasibnya berakhir celaka seperti Mamanya: digerogoti penyakit kelamin saat tua dan ditemukan mati tergorok di losmen murahan. Tidak. Tidak. Sandra tidak ingin seperti Mamanya. Bahkan Sandra tahu kalau Mamanya tak pernah menginginkan ia menjadi seperti Mamanya. Sandra selalu ingat, dulu, di saat-saat Mamanya begitu tampak mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya erat-erat sembari sesekali berbisik terisak, “Berjanjilah pada Mama, kamu akan menjadi wanita baik -baik, Sandra.” “Seperti Mama?” “Tidak. Kamu jangan seperti Mama, Sandra. Jangan seperti Mama….”
  • 11. Sandra merasa hidupnya jauh lebih beruntung dari hidup Mamanya karena punya suami yang mencukupi hidupnya. Bagaimana pun suaminya memang laki-laki penuh perhatian yang pernah dikenalnya. Setidaknya dibanding puluhan laki-laki yang hanya iseng terhadapnya. (telah di revisi) *Sandra menghampiri suaminya yang sedang berbaring di atas kasur. “Kamu terlihat cantik sekali malam ini,” sambut laki-laki itu dengan tersenyum. “Makanya, kamu nginep saja malam ini. Biar besok kita berdua bisa ngajak Bita jalan- jalan.”* Laki-laki itu hanya diam, Sandra tahu kalau ia telah meminta yang tak mungkin laki-laki itu penuhi. Selama ini mereka memang sepakat, Sandralah yang akan mengurus Bita. Mengantar jemput ke sekolah. Menemani jalan-jalan atau pergi makan. Dan Sandra selalu mengatakan “Papamu sibuk…”, setiap kali Bita bertanya kenapa Papa enggak pernah ikut?
  • 12. Sandra tahu malam ini laki-laki itu pun harus pergi. Sandra sudah terbiasa dengan pertemuan-pertemuan yang cuma sebentar seperti ini. Tapi, ketika selepas jam 2 dini hari, Sandra mendengar derum mobil laki-laki itu keluar rumahnya, ia benar-benar tak kuasa menahan air matanya. Dulu, saat ia seusia Bita, Sandra selalu pura-pura tertidur ketika ada laki-laki keluar masuk rumahnya. Apakah Bita kini juga pura-pura tak mendengar suara mobil itu pergi? Sandra ingin semua ini akan berjalan baik seterusnya. Ia berusaha serapi mungkin menyembunyikan. Ia tak ingin Bita sedih. Ia ingin Bita menikmati masa-masa sekolahnya dengan nyaman dan tak cemas menghadapi pelajaran mengarang. Sandra kembali merasakan saat-saat paling sedih masa kanak-kanaknya, saat ia tahu kalau ibunya pelacur. Sungguh, ia tak ingin Bita tahu, kalau ibunya hanya istri simpanan. Sandra merasa bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh berharap, para peri pemetik air mata itu muncul malam ini.
  • 13. Unsur Intrinsik • Tema Cerpen Pemetik Air Mata merupakan cerpen yang mengengkat kisah tentang kesedihan dan air mata seorang anak yang nasibnya tidak jauh berbeda dari nasib ibunya. Di dalamnya mengungkapakan kehidupan seorang anak yaitu tokoh Sandra yang merupakan anak seorang pelacur. Ia berharap tidak akan memiliki nasib sama seperti Mamanya namun ternyata yang nasib hidupnya tidak jauh berbeda dengan Mamanya, hanya saja ia lebih sedikit beruntung karena semua kebutuhannya terpenuhi. Namun tokoh Sandra sendiri berharap agar anaknya kelak tidak akan bernasib sama dengan apa yang dialaminya saat kecil. • Alur Cerpen Pemetik Air Mata disajikan menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan mundur. Analisis tahap alur dalam novel Pemetik Air Mata dapat dipaparkan sebagai berikut:  Tahap Eksposision (paparan awal cerita) Cerpen Pemetik Air Mata diawali dengan menampilkan sebuah cerita mengenai peri-peri air mata yang dibacakan oleh tokoh Mama kepada tokoh Sandra.
  • 14.  Tahap Inciting Moment (peristiwa mulai adanya konflik) Pada tahap ini mulai terlihat permasalahan yang mengenai tokoh dalam cerita. Gambaran permasalahan tokoh cerpen Pemetik Air Mata yaitu Sandra yang tidak memepercayai cerita tentang peri-peri air mata.  Tahap Rising Action (penanjakkan konflik) Peristiwa yang terjadi dalam cerpen Pemetik Air Mata terus berkembang mengalami penanjakkan konflik cerita. Pada tahap ini terlihat alur mundur atau flashback. Konflik terasa saat tokoh Sandra, semasa kecil sering melihat Mamanya menangis, ia juga selalu ikut menangis satiap kali melihat Mamanya menangis. Dan jika Mamanya melihat ia ikut menangis maka Sandra akan dibentak. Selain itu masalah lain yaitu mengenai keadaan rumah dari tokoh Sandra sendiri yang sangat tidak wajar atau selalu berantakan.  Tahap Complication (puncak konflik) Perkembangan pada tahap ini lebih kompleks. Dalam cerpen Pemetik Air Mata. Dalam tahap ini permasalahan lebih berkembang saat tokoh Sandra selalu dibentak oleh Mamanya jika menanyakan soal Papanya.
  • 15.  Tahap Klimaks (puncak dari keseluruhan cerita) Pada tahap ini rangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi mencapai klimaks. Pada cerpen Pemetik Air Mata permasalahan yang dialami tokoh Sandra makin rumit. Hal tersebut terjadi saat Sandra selalu berharap peri – peri air mata datang saat Mamanya menangis. Selain itu tokoh Sandra juga tak pernah melupakan saat Mamanya memindahkannya yang pura-pura tertidur ke kolong tempat tidur saat ada laki – laki datang.  Tahap Falling Action (penurunan masalah) Setelah mencapai klimaks dengan mengungkapkan permasalahan – permasalahan tokoh kemudian pada tahap tertentu konflik cerita mulai menurun. Pada bagian ini, sosok Sarah sudah dewasa dan sudah memiliki anak. Dalam tahap ini terlihat alur maju. Tokoh Sandra merasa beruntung beruntung kerena memiliki suami yang mencukupi kebutuhan hidupnya dan itu sangat berbeda dengan sosok Papa yang sangat diharapkannya dulu, yang tidak pernah ia ketahui keberadaannya apalagi memenuhi kebutuhannya dan Mamanya. Ingin anaknya tahu bahwa dirinya adalah istri simpanan.
  • 16.  Tahap Denovement (penyelesaian) Setelah melalui proses penurunan konflik, dalam tahap ini tokoh Sandra berharap bahwa anaknya kelak tidak akan bernasib sama seperti dia, sebagaimana yang tokoh Sandra alami saat kecil dulu, tokoh Sanda juga tidak ingin anaknya tahu bahwa dirinya adalah istri simpanan. • Penokohan – Sandra = merupakan tokoh utama yang mengalami banyak peristiwa dan keterlibatannya dalam cerpen. Tokoh sandra adalah tokoh protagonis, anak yang menyayangi mamanya, sosok penyabar yang menerima keadaan mamanya. – Mama Sandra = merupakan tokoh yang memiliki watak seorang pelacur, suka membentak, jorok, pemabuk tapi ia sangat menyayangi Sandra dan mengharapkan anaknya tidak seperti dirinya. – Bita = merupakan tokoh pendukung cerita, ia adalah anaknya Sandra yang masih kecil, mempunyai sifat yang sama seperti mamanya yaitu selalu menanyakan mengenai air mata kepada mamanya, dan masih polos.
  • 17. • Latar – Latar waktu = Sebagian besar menggunakan latar waktu pada malam hari. – Latar tempat = Rumah Sandra, Sekolah Bita, Kamar. – Latar Suasana = • Suasana menyedihkan Salah satunya terbukti saat Sandra selalu miris setiap kali melihat Mamanya menangis, bahkan ia juga ikut menangis. • Susana menyenangkan Dalam cerpen ini juga terdapat suasana menyenangkan. Salah satunya terbukti jika setiap hari minggu Mamanya sering mengajak Sandra jalan – jalan dan membersihkan bibir Sandra yang belepotan es krim. • Suasana menegangkan Suasana menegangkan juga terdapat dalam cerpen ini, salah satunya pada saat Sandra menanyakan soal Papanya.
  • 18. • Sudut pandang Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Karena, dalam cerpen tersebut penulis atau pengarang sebagai narator dan berada di luar cerita, tetapi ia mengetahui semua hal mengenai pikiran, perasaan, perbuatan tokoh – tokoh ceita dan lingkungan yang ada di sekitarnya. • Amanat Seorang ibu pasti menyayangi anaknya bagaimanapun keadaannya, berharaplah yang baik untuk masa depan, dan tetap menyayangi ibu bagaimanapun keadaannya dan profesinya. • Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen Pemetik Air Mata adalah bahasa indonesia yang diasa digunakan dalam kehidupan sehari–hari dan tentunya mudah diterima bagi pembaca.
  • 19. Unsur Ekstrinsik • Nilai yang terkandung pada cerpen – Nilai sosial Saling berkomunikasi adalah salah satu bentuk kasih sayang seperti yang sering dilakukan oleh Mama Sandra seperti mengajaknya jalan-jalan dan membacakan buku cerita, walaupun jarang tapi itu adalah salah satu bentuk rasa cinta Mama kepada Sandra. – Nilai moral Menghormati dan menyayangi ibu adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh anak tidak peduli pekerjaan, sikap, dan sifat ibu kita.
  • 20. • Lingkungan Pengarang Kemungkinan, lingkungan di sekitar pengarang adalah tempat yang nyaman sehingga pengarang dapat menciptakan suatu karya salah satunya cerpen Pemetik Air Mata. • Identitas Pengarang Agus Noor dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, 26 Juni 1968. Menulis cerita pendek dan esai, dan dipublikasikan antara lain di Horison, Kompas, Jawa Pos. Karya-karyanya: Bapak Presiden yang Terhormat (1999) dan Memorabilia (2000). Selain itu, tersebar di berbagai antologi, antara lain: Lukisan Matahari (1993), Lampor (1994; kumpulancerita pendek terbaik Kompas).
  • 21. Being a mother is learning about strengths you didn't know you had, and have to dealing with fears you didn't know existed. Terima Kasih