SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Los Felidas adalah nama sebuah jalan di salah satu ibu
    kota negara di Amerika Selatan, yang terletak di
  kawasan terkumuh diseluruh kota . Ada sebuah kisah
Natal yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang.
Cerita ini dimulai dari kisah
seorang pengemis wanita yang
juga ibu seorang gadis kecil.
Seperti kebanyakan kota
besar di dunia ini, kehidupan
masyarakat kota terlalu berat
untuk mereka, Tidak sampai
setahun di kota itu, mereka
sudah kehabisan seluruh
uangnya.
Pada suatu dari, tergerak oleh
semangat untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik, ibu
 itu bangkit dan memutuskan
    untuk bekerja.."Dalam
   beberapa Hari mama akan
   mendapatkan cukup uang
  untuk menyewa kamar kecil
yang berpintu, Dan Kita tidak
    lagi tidur dengan angin
         dirambut Kita"
Maka sang ibu mengatur
kotak kardus dimana
mereka tinggal selama 7
bulan agar tampak
kosong, Dan
membaringkan anaknya
dengan hati-hati di
dalamnya, di sebelahnya
ia meletakkan sepotong
roti, kemudian, dengan
Mata basah ibu itu
menuju kepabrik sepatu.
Tapi siang itu juga sepasang
suami istri pengemis yang
moralnya     amat        rendah
menculik gadis cilik itu dengan
paksa,   Di    situ      mereka
mendandani gadis cilik itu
dengan baju baru, membedaki
wajahnya, menyisir rambutnya
dan membawanya kesebuah
rumah mewah dipusat kota .
Disitu gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami
istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak
sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.
Suami istri dokter tsb memberi nama anak gadis itu
Serrafona, mereka memanjakannya dengan amat sangat…
Pagi itu Serrafona sedang
  membersihkan kamar mendiang
Ayahnya, ia menemukan selembar
   foto seorang anak bayi yang
 digendong Sesuatu ditelinga kiri
   bayi itu membuat jantungnya
 berdegup kencang. Ia mengambil
        kaca pembesar dan
mengkonsentrasikan pandangannya
 pada telinga kiri itu. Kemudian ia
 membuka lemarinya sendiri, dan
 mengeluarkan sebuah kotak kayu
              mahoni.
Di dalam kotak yang berukiran indah
 itu tampak sebentuk anting-anting
   melingkar yang amat sederhana,
ringan dan bukan terbuat dari emas
               murni.
Almarhum ibu memberinya benda itu
      dengan pesan untuk tidak
    menghilangkan nya. Ia sempat
 bertanya, kalau itu anting, dimana
   pasangannya. Ibunya menjawab
   bahwa hanya itu yang ia punya.
Serrafona menaruh anting itu
didekat foto. Sekali lagi ia
mengerahkan seluruh kemampuan
melihatnya dan perlahan-lahan
air matanya berlinang. Kini tak
ada keragu-raguan lagi bahwa
bayi itu adalah dirinya sendiri.

 Foto itu seolah membuka pintu
lebar-lebar pada ruangan yang
selama ini mengungkungi
pertanyaan-pertanya annya,
kenapa bentuk wajahnya berbeda
dengan wajah kedua orang
tuanya, kenapa ia tidak menuruni
golongan darah ayahnya.
 Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat
 abad terpendam, berkilat dibenaknya, bayangan seorang
 wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di
 ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dingin
 sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya
 kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada
 wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat
 dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka
 mati bersama.
Ini semua adalah awal dari
kegiatan baru mereka mencari
masa lalu Serrafonna. Foto
hitam-putih yang kabur itu
diperbanyak puluhan ribu lembar
dan disebar ke seluruh jaringan
kepolisian diseluruh negeriIa
membentuk yayasan-yayasan
untuk mendapatkan data dari
seluruh panti-panti orang jompo
dan badan-badan sosial di
seluruh negeri dan mencari data
tentang seorang wanita.
Bulan demi bulan telah berlalu, tapi
tak ada perkembangan apapun dari
usahanya. Tapi Serrafona tidak punya
pikiran untuk menyerah. Dibantu
suaminya yang begitu penuh
pengertian, mereka terus menerus
meningkatkan pencarian.
 Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih
 daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab
 dengan nasib baik. Tetapi ia tahu, entah
 bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang
 menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya
 keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya
 mengangguk-angguk penuh pengertian.
 Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil,
 dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia
 berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil masih
 berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang
 penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah
 jendela mobil yang terbuka.

 Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai
 menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup
 beri kami seminggu untuk saling memanjakan".
Ketika mereka masuk dibelokan
terakhir. Jalan itu bernama Los
Felidas, panjangnya sekitar 180
meter dan hanya kekumuhan yang
tampak dari sisi ke sisi, dari
ujung keujung. Di tengah-tengah
jalan itu, di depan puing-puing
sebuah toko, tampak onggokan
sampah dan kantong-kantong
plastik, dan ditengah-tengahnya,
terbaring seorang wanita tua
dengan pakaian sehitam jelaga,
tidak bergerak.
 berhenti diantara 4 mobil
  mewah lainnya Dan 3 mobil
  polisi, di belakang mereka
  sebuah ambulans berhenti,
  diikuti empat mobil rumah sakit
  lain. Dari kanan kiri muncul
  pengemis-pengemis yang segera
  memenuhi tempat itu.
  "Belum bergerak dari tadi."
  Lapor salah seorang.
  Pandangan Serrafona gelap tapi
  ia menguatkan dirinya untuk
  meraih kesadarannya dan turun
  dari Mobil,
Ia memandang lantai di
kakinya dan kembali
terlintas bayangan ketika ia
mulai belajar berjalan. Ia
membaui bau jalanan yang
busuk, tapi mengingatkannya
pada masa kecilnya.

Air matanya mengalir keluar
ketika ia melihat suaminya
menyuntikkan sesuatu ke
tangan wanita yang
terbaring itu dan
memberinya isyarat untuk
mendekat.
 "Tuhan", ia meminta dengan seluruh jiwa
 raganya, "Beri kami sehari,Tuhan, biarlah saya
 membiarkan mama mendekap saya dan
 memberinya tahu bahwa selama 25 tahun ini
 hidup saya amat bahagia. Sehingga mama tidak
 sia-sia pernah merawat saya".

    Ia berlutut dan meraih kepala
    wanita itu kedadanya, wanita tua
    itu perlahan membuka matanya
    dan memandang keliling, ke arah
    kerumunan orang-orang berbaju
    mewah dan perlente, ke arah
    mobil-mobil yang mengkilat dan ke
    arah wajah penuh air mata yang
    tampak seperti wajahnya sendiri
    disaat ia masih muda.

    "Mama....", ia mendengar suara itu,
    dan ia tahu bahwa apa yang selama
    ini ditunggunya tiap malam dan
    seiap hari - antara sadar Dan
    tidak kini menjadi kenyataan.
 Dengan perlahan ia membuka
 genggaman tangannya, tampak
 sebuah anting yang sudah
 menghitam. Serrafona mengangguk
 Dan menyadari bahwa itulah
 pasangan anting yang selama ini
 dicarinya dan tanpa perduli
 sekelilingnya ia berbaring di atas
 jalanan itu dan merebahkan
 kepalanya di dada mamanya.

 "Mama, saya tinggal di istana
 dengan makanan enak setiap hari.
 Mama jangan pergi, Kita bisa
 lakukan bersama-sama. Mama ingin
 makan, ingin tidur apapun juga........
 Mama jangan pergi.......
 Ia tersenyum, dan dengan seluruh
 kekuatannya menarik lagi jiwanya .

 Ketika telinganya menangkap detak jantung
 yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan:
 "Tuhan Maha Pengasih dan Pemberi,
 Tuhan..... satu jam saja.......satu jam saja....."

 Tapi dada yang didengarnya kini sunyi,
 sesunyi senja dan puluhan orang yang
 membisu. Hanya senyum itu, yang

 menandakan bahwa penantiannya selama
 seperempat abad tidak berakhir sia-sia.

More Related Content

What's hot (10)

When speak heart
When speak heartWhen speak heart
When speak heart
 
Siti nurbayakasihtaksampai
Siti nurbayakasihtaksampaiSiti nurbayakasihtaksampai
Siti nurbayakasihtaksampai
 
Dewi lestari perahu kertas1-2
Dewi lestari perahu kertas1-2Dewi lestari perahu kertas1-2
Dewi lestari perahu kertas1-2
 
SITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
SITI NURBAYA -- MARAH RUSLISITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
SITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
 
Siti nurbaya marah rusli
Siti nurbaya   marah rusliSiti nurbaya   marah rusli
Siti nurbaya marah rusli
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)
 
Andai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan zAndai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan z
 
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
 
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainalAnalisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
 

Similar to Kisah Haru Penemuan Ibu Kandung di Jalan Los Felidas

SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaGhina Siti Ramadhanty
 
Cintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesirCintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesirbadruz zaman
 
Kutukan di balik cinta
Kutukan di balik cintaKutukan di balik cinta
Kutukan di balik cintaYena You
 
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxTEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxdinamarsela423
 
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)Rizka A. Hutami
 
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Arvinoor Siregar SH MH
 
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Arvinoor Siregar SH MH
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 

Similar to Kisah Haru Penemuan Ibu Kandung di Jalan Los Felidas (20)

SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Cintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesirCintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesir
 
Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)
 
Laila dan majnun
Laila dan majnunLaila dan majnun
Laila dan majnun
 
Kutukan di balik cinta
Kutukan di balik cintaKutukan di balik cinta
Kutukan di balik cinta
 
Hujan februari (tary)
Hujan februari (tary)Hujan februari (tary)
Hujan februari (tary)
 
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxTEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
 
bung!
bung!bung!
bung!
 
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)
Analisis Cerita Pendek (Judul: Pemetik Air Mata)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
 
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
 
Puisi untuk ibu
Puisi untuk ibuPuisi untuk ibu
Puisi untuk ibu
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
Cinta ibu
Cinta ibuCinta ibu
Cinta ibu
 
Cinta ibu
Cinta ibuCinta ibu
Cinta ibu
 
Amhy tugas
Amhy tugasAmhy tugas
Amhy tugas
 
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
 
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
 

More from Steven Sutantro

Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia Kaya
Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia KayaProposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia Kaya
Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia KayaSteven Sutantro
 
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...Steven Sutantro
 
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia KayaPelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia KayaSteven Sutantro
 
Using gamification to enhance students' creative thinking
Using gamification to enhance students' creative thinkingUsing gamification to enhance students' creative thinking
Using gamification to enhance students' creative thinkingSteven Sutantro
 
Ada Cinta dalam Geografi
Ada Cinta dalam GeografiAda Cinta dalam Geografi
Ada Cinta dalam GeografiSteven Sutantro
 

More from Steven Sutantro (9)

Presentasi iklim
Presentasi iklimPresentasi iklim
Presentasi iklim
 
Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia Kaya
Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia KayaProposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia Kaya
Proposal Penelitian Minat Pelestarian Digital Budaya di Galeri Indonesia Kaya
 
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...
Minat Remaja terhadap Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesi...
 
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia KayaPelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya
Pelestarian Digital Budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya
 
Using gamification to enhance students' creative thinking
Using gamification to enhance students' creative thinkingUsing gamification to enhance students' creative thinking
Using gamification to enhance students' creative thinking
 
Ada Cinta dalam Geografi
Ada Cinta dalam GeografiAda Cinta dalam Geografi
Ada Cinta dalam Geografi
 
Friend of god
Friend of godFriend of god
Friend of god
 
Los felidas
Los felidasLos felidas
Los felidas
 
Boneka untuk adikku
Boneka untuk adikkuBoneka untuk adikku
Boneka untuk adikku
 

Kisah Haru Penemuan Ibu Kandung di Jalan Los Felidas

  • 1. Los Felidas adalah nama sebuah jalan di salah satu ibu kota negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota . Ada sebuah kisah Natal yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang.
  • 2. Cerita ini dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, Tidak sampai setahun di kota itu, mereka sudah kehabisan seluruh uangnya.
  • 3. Pada suatu dari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.."Dalam beberapa Hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, Dan Kita tidak lagi tidur dengan angin dirambut Kita"
  • 4. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, Dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya, di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti, kemudian, dengan Mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu.
  • 5. Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya kesebuah rumah mewah dipusat kota .
  • 6. Disitu gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Suami istri dokter tsb memberi nama anak gadis itu Serrafona, mereka memanjakannya dengan amat sangat…
  • 7. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang Ayahnya, ia menemukan selembar foto seorang anak bayi yang digendong Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni.
  • 8. Di dalam kotak yang berukiran indah itu tampak sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan terbuat dari emas murni. Almarhum ibu memberinya benda itu dengan pesan untuk tidak menghilangkan nya. Ia sempat bertanya, kalau itu anting, dimana pasangannya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya.
  • 9. Serrafona menaruh anting itu didekat foto. Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanya annya, kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.
  • 10.  Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat dibenaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dingin sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.
  • 11. Ini semua adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeriIa membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.
  • 12. Bulan demi bulan telah berlalu, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian.
  • 13.  Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.
  • 14.  Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil masih berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan".
  • 15. Ketika mereka masuk dibelokan terakhir. Jalan itu bernama Los Felidas, panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak.
  • 16.  berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya Dan 3 mobil polisi, di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis-pengemis yang segera memenuhi tempat itu. "Belum bergerak dari tadi." Lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun dari Mobil,
  • 17. Ia memandang lantai di kakinya dan kembali terlintas bayangan ketika ia mulai belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.
  • 18.  "Tuhan", ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, "Beri kami sehari,Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberinya tahu bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia. Sehingga mama tidak sia-sia pernah merawat saya".
  • 19. Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya, wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri disaat ia masih muda. "Mama....", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang selama ini ditunggunya tiap malam dan seiap hari - antara sadar Dan tidak kini menjadi kenyataan.
  • 20.  Dengan perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebuah anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk Dan menyadari bahwa itulah pasangan anting yang selama ini dicarinya dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya. "Mama, saya tinggal di istana dengan makanan enak setiap hari. Mama jangan pergi, Kita bisa lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur apapun juga........ Mama jangan pergi.......
  • 21.  Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya . Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan Maha Pengasih dan Pemberi, Tuhan..... satu jam saja.......satu jam saja....." Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia.