1. ETIKA PROFESI
KODE ETIK PROFESI
AKUNTAN PUBLIK
KELOMPOK 3:
Rangga Adyaksa P (126221031)
Greta Graheni W (126221032)
Hanifa Dhiyaa A (126221033)
2. Agenda
1. Pengantar
2. Organisasi Penyusun Kode Etik Profesi Akuntan
Publik/Akuntan;
3. Struktur Kode Etik Profesi Akuntan Publik/Akuntan;
4. KEPAP: 5 Prinsip Dasar Etika;
5. Jenis-jenis Ancaman terhadap Prinsip Dasar Etika.
4. Dilansir dari laman Kemenkeu, yang dimaksud dengan
etika adalah:
• Etika dalam arti sempit sering dipahami masyarakat sebagai
sopan santun.
• Sedangkan etika secara umum/luas adalah suatu norma atau
aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di
masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
• Etika merupakan suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku
manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang
menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar.
Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab
moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.
Etika
5. • Etika Profesi adalah sarana untuk praktisi profesi
mengendalikan diri (internal control) agar tetap menjaga
profesionalitasnya.
• Etika Profesi paling tidak menjaga profesi agar selalu
mengingat bahwa profesi adalah untuk kepentingan public
dan selalu ingat dengan sifat altruisme yang melekat pada
profesi.
• Dengan adanya etika profesi, maka praktisi profesi diharapkan
melaksanakan tugas profesi berdasarkan kecintaan dan
tanggung jawab profesi, bukan ketakutan tuntutan hukum
ataupun karena kehilangan reputasi dan nama baik.
Etika Profesi
6. Banyak eksekutif menggunakan rule of thumb dalam proses pengambilan keputusan beretika,
dengan contoh sebagai berikut:
Rule of Thumb dari Etika
Golden Rule Jangan perlakukan orang lain yang kamu tidak ingin mereka lakukan terhadapmu
Disclosure Rule
Jika Anda nyaman dengan tindakan dan keputusan yang akan diambil setelah
menanyakan kepada diri sendiri, apakah Anda tidak keberatan jika rekan kerja, dan
keluarga Anda mengetahui hal ini
Intuition Ethics Lakukan apa yang “kata hati” Anda katakan
Categorical Imperative
Anda dapat menerapkan prinsip ini jika secara konsisten juga dapat diterapkan oleh
orang lain
Professional Ethics
Lakukan hanya yang dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan kepada Komite,
jika diminta
Prinsip Utilitarian Lakukan yang terbaik (paling bermanfaat) bagi sebanyak mungkin orang
Prinsip Virtue Lakukan apa yang dapat menggambarkan virtue yang diharapkan
7. Stakeholder impact analysis merupakan penerapan teori utilitarianisme dalam keputusan bisnis.
Kelebihan dari stakeholder impact analysis ini adalah memberikan kerangka analisis mengenai pihak-
pihak yang kemungkinan terkena pengaruh dari keputusan yang diambil.
Tahapan dalam stakeholder impact analysis adalah sebagai berikut:
1. Analisis kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan;
2. Hitung laba yang dapat dikuantifikasi
a. Laba
b. Dampak yang tidak tercakup dalam laba, namun dapat diukur langsung. Biasanya adalah
biaya eksternalitas, misalnya biaya kerusakan lingkungan akibat tidak dilakukan pengelolaan
limbah.
c. Dampak yang tidak tercakup dalam laba dan tidak dapat diukur langsung. Misalnya biaya
pengobatan dari penyakit yang mungkin terjadi akibat polusi yang dilakukan perusahaan.
d. Hitung risk benefit analysis
e. Identifikasi pemangku kepentingan yang berpotensi terkena pengaruh dari keputusan dan
buat peringkat.
3. Lakukan penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasi
a. Keadilan dan kesetaraan antar pemangku kepentingan
b. Hak-hak dari pemangku kepentingan
Stakeholder Impact Analysis
9. Organisasi Penyusun Kode Etik Profesi Akuntan Publik
• Kode Etik Akuntan Indonesia disusun bersama oleh tiga asosiasi
profesi akuntansi di Indonesia yaitu:
• Ikatan Akuntan Indonesia (IAI);
• Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI); dan
• Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI)
yang didukung oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(PPPK) Kementerian Keuangan. Kode Etik Akuntan Indonesia
diterbitkan secara paralel oleh IAI dan IAMI, serta oleh IAPI
dengan nama Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
10. Organisasi Penyusun Kode Etik Profesi Akuntan
• Kode Etik Akuntan Indonesia (KEAI) merupakan adopsi penuh
atas Handbook of International Code of Ethics for Professional
Accountants yang diterbitkan oleh International Ethics Standard
Board for Accountants (IESBA) dari International Federation of
Accountants (IFAC).
• KEAI akan selalu dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan dan
perubahan yang diterjadi di IESBA – IFAC. Proses pemutakhiran
tersebut merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh IAI
sebagai konsekuensi atas keanggotannya dalam IFAC yaitu
kepatuhan terhadap Statements of Membership of
Obligation (SMO).
• Komite Etika IAI pada tahun 2016 menerbitkan kode etik secara
independen dengan nama Kode Etik Akuntan Profesional yang
mengadopsi Handbook of the Code of Ethics for Professional
Accountant 2016 edition (IESBA-IFAC).
11. Organisasi Penyusun Kode Etik Profesi Akuntan
• Di tahun 2019, ketiga asosiasi profesi (IAI, IAPI dan IAMI) bersinergi
bersama dengan dukungan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(PPPK) dalam proses penyusunan Kode Etik yang
mengadopsi Handbook of the Code of Ethics for Professional
Accountans 2018 edition yang dikeluarkan oleh International Ethics
Standars Board for Accountants of The International Federation of
Accountants (IESBA-IFAC) yang kemudian berubah nama menjadi
Kode Etik Akuntan Indonesia.
• Kemudian di tahun 2021, ketiga asosisiasi melakukan revisi atas Kode
Etik Akuntan Indonesia. Kode etik tersebut yang mencakup Revision
to the Code Promote the Role and Mindset Expected of Professional
Accountants yang diterbitkan oleh IESBA pada Oktober 2020,
tambahan pengaturan tentang hubungan yang berlangsung lama
antara personil dengan klien audit.
13. Struktur Organisasi IAPI
2021-2025
KOMITE
ORGANISASI
DAN HUBUNGAN
KELEMBAGAAN
KOMITE SMALL
AND MEDIUM
SIZED
PRACTICES
KOMITE
KEANGGOTAAN
DAN ADVOKASI
FORUM
AKUNTAN
SEKTOR
JASA
KEUANGAN
KOMITE
PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN
PROFESI
KOMITE
ETIKA
PROFESI
KOMITE
ASISTENSI
DAN
IMPLEMENTASI
STANDAR
PROFESI
KOMITE
DISIPLIN
DAN
INVESTIGASI
KOMITE
PERPAJAKAN
KOMITE JASA
INVESTIGASI
KOORDINATOR
WILAYAH
DEWAN
SERTIFIKASI
DSPAP I
DEWAN STANDAR
PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK II
DEWAN
REVIU MUTU
DEWAN PENGURUS
RAPAT UMUM ANGGOTA /
RAPAT UMUM ANGGOTA
LUAR BIASA
DEWAN PENGAWAS
14. • Ketua : Djohan Pinnarwan
• Anggota : Adeyana Widjaja
• Anggota : Bambang Haryanto Prayitno
• Anggota : Budi Frensidy
• Anggota : Eduard Luntungan
• Anggota : Gilang Pamungkas
• Anggota : Indra Halim
Komite Etika Profesi (KEP) IAPI 2021-2025
• Anggota : Muhammad Iqbal Arrizqi BSR
• Anggota : Muhammad Razikun
• Anggota : Palti Federico T.H.S
• Anggota : Rianita Soelaiman
• Anggota : Widya Arijanti
• Anggota : Xenia Ayubudhi
18. PRINSIP DASAR ETIKA
• Prinsp dasar etika akuntan sendiri tertuang pada Kode Etik
Akuntan Indonesia seksi 110
• Subseksi 110.1-A1 menjelaskan lima prinsip dasar etika akuntan
antara lain: integritas, objektivitas, kompetensi, kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional.
integritas objektivitas
Kompetensi dan
kehati-hatian
Profesional
kerahasiaan
perilaku
profesional
19. INTEGRITAS
Bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Seorang akuntan tidak melanggar
paragraph 111.2 sepanjang
akuntan tersebut memberikan
laporan yang telah diperbaiki terkait
dengan permasalahan yang
terdapat di paragraph tersebut.
20. Tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
OBJEKTIVITAS
• Bias
• Benturan kepentingan
• Pengaruh atau
ketergantungan yang
tidak semestinya
terhadap individu,
organisasi, teknologi,
atau faktor lain.
menerapkan
pertimbangan
profesional atau bisnis
tanpa dikompromikan
oleh:
P112.1
• Akuntan harus mematuhi prinsip
objektivitas yang mensyaratkan
akuntan tidak mengompromikan
pertimbangan professional atau
bisnis karena adanya bias,
benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak semestinya
dari pihak lain
P112.2
• Akuntan tidak boleh melakukan
aktivitas professional jika suatu
keadaan atau hubungan terlalu
mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya atas aktivitas
tersebut
21. PRINSIP DASAR ETIKA
KERAHASIAAN
PERILAKU
PROFESIONAL
Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil
hubungan profesional dan bisnis
Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan menghindari perilaku apa pun yang diketahui oleh
Akuntan mungkin akan mendiskreditkan profesi Akuntan
22. PRINSIP DASAR ETIKA
KOMPETENSI DAN
KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
P113.1 Mencapai dan
mempertahankan pengetahuan
dan keahlian profesional pada
level yang disyaratkan untuk
memastikan bahwa klien atau
organisasi tempatnya bekerja
memperoleh jasa profesional yang
kompeten, berdasarkan standar
profesional dan standar teknis
terkini serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
P113.2 Bertindak sungguh-
sungguh dan sesuai dengan
standar profesional dan standar
teknis yang berlaku
23. KOMPETENSI DAN
KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
P113-A1 Akuntan harus menggunakan pertimbangan yang baik Dalam
menerapkan pengetahuan dan keahlian ketika akan melakukan aktivitas
professional.
P113.2 Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian
professional, akuntan harus mengambil langkah langkah yang memadai
untuk memastikan bahwa mereka yang bekerja professional dibawah
pengawasan telah memperoleh pelatihan dan supervise yang tepat.
P113-3 Jika diperlukan, akuntan harus membuat klien, organisasi
tempatnya bekerja atau pengguna lain atas jasa atau aktivitas
professional akuntan, untuk menyadari keterbatasan yang melekat pada
jasa aktivitas tersebut.
24. KERAHASIAAN
Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis.
Yang harus dilakukan oleh seorang akuntan adalah sebagai Berikut :
• Waspada terhadap kemungkinan pengunngkapan informasi yang tidak disengaja
• Menjaga kerahasiaan informasi di dalam kantor atau organissasi tempat bekerja
• Menjaga kerahasiaan informasi yang di ungkapkan oleh calon klien
• Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan bisnis diluar kantor
• Tidak menggunakan informasi yg diperoleh untuk kepentingan pribadi
• Memastikan bahwa personel yang berada dibawah pengawasan nya Dengan memberikan saran dan bantuan
professional untuk menghormati kewajiban akuntan guna menjaga kerahasiaan informasi.
Pengungkapan diisyaratkan oleh hukum, misalnya :
(i) Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti Dalam proses
hukum.
(ii) Pengungkapan Kepada otoritas public yang berwenang atas
terjadinya indikasi pelanggaran hukum
25. KERAHASIAAN
Apakah kepentingan
semua pihak dirugikan,
termasuk pihak ketiga
yang kepentingan nya
terpengaruh.
Apakah semua informasi
yang relevan diketahui
dan didukung Bukti yang
kuat
Komunikasi yang
digunakan dan pihak yang
dituju Dalam komunikasi
tersebut.
Apakah pihak pihak yang
dituju Dalam komunikasi
tersebut merupakan
penerima yang tepat
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan atau tidak terkait informasi rahasia, akuntan harus
mempertimbangkan beberapa keadaan yang relevan, termasuk:
26. Mematuhi prinsip professional dan perundang-undangan yang berlaku. Akuntan tidak boleh terlibat Dalam bisnis,
pekerjaan atau apapun yang dinilai dapat merusak integritas, objektivitas, atau reputasi.
PRILAKU PROFESIONAL
27. Akuntan dilarang mencemarkan nama baik profesi.
Akuntan harus bersikap jujur dan mengatakan yang
sebenarnya, serta tidak:
• Membuat pernyataan yang berlebihan tentang jasa
professional yang dapat diberikan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang diperoleh
• Membuat pernyataan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak di dukung Bukti
terhadap hasil pekerjaan pihak lain.
Prilaku yang mungkin mendiskreditkan
profesi termasuk prilaku yang menurut
pihak ketiga yang rasional dan memiliki
informasi yang memadai, sangat mungkin
kaan menyimpulkan bahwa prilaku tersebut
mengakibatkan pengaruh negative terhadap
reputasi baik profesi
Get a modern PowerPoint Presentation that
is beautifully designed. I hope and I believe
that this Template will your Time.
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Reports.
SWO
T
PRILAKU PROFESIONAL
30. Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman
berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain
yang akan memengaruhi pertimbangan atau perilaku
Akuntan secara tidak tepat.
Ancaman telaah pribadi, yaitu ancaman ketika
Akuntan tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi
atas pertimbangan yang telah dibuatnya; atau
aktivitas yang dilakukan oleh Akuntan atau individu
dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja,
yang diandalkan oleh Akuntan Ketika membuat suatu
pertimbangan sebagai bagian dari pelaksanaan
aktivitas yang sedang diberikan.
31. Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi
ketika Akuntan mendukung posisi klien atau
organisasi tempatnya bekerja sampai pada titik yang
dapat mengurangi objektivitasnya.
Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi
karena hubungan yang lama atau hubungan yang
dekat dengan klien atau organisasi tempatnya
bekerja, Akuntan terlalu bersimpati pada kepentingan
klien atau organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu
mudah menerima hasil pekerjaan mereka.
32. Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi
ketika Akuntan dihalangi untuk bertindak secara
objektif karena tekanan yang nyata atau dirasakan,
termasuk upaya memengaruhi Akuntan secara tidak
semestinya.
33. Case 1:
ABC Company has asked your firm to audit its financials for the current
year.
The only problem is it hasn't generated any financial statements.
The client's accounting department manager asks if you could prepare the
financials using source documentation that he will provide.
34. Case 1:
This situation describes a self-review threat as you would be responsible for
preparing the financials and then auditing your own work.
35. Case 2:
Your firm's audit client, Big Biz, is planning on issuing stocks in the
following quarter.
The client is looking to generate some buzz in the industry to ensure a
successful issuance and has asked you to write an article on your firm's
website promoting the stocks.
36. Case 2:
This circumstance is a clear example of the advocacy threat as the member
would impair their independence in appearance, and possibly in fact, by
promoting the shares of an audit client.
37. Case 3:
ABC Company has been audited by the same auditor for over 10 years and
the auditor regularly plays golf with the CEO and CFO of ABC Company.
38. Case 3:
The auditor may have become too familiar with the client and, thus, lack
objectivity in their work.
39. Case 4:
ABC Company is unhappy with the conclusion of the audit report and
threatens to switch auditors next year. ABC Company is the biggest client
of the auditor.
40. Case 4:
The auditor’s independence may be compromised, as ABC Company is
their biggest client and they, quite naturally, do not want to lose such a
client. Therefore, the auditor may issue a report that appeases ABC
Company.
41. Case 5:
The audit team is preparing to conduct its 2020 audit for ABC Company.
However, the audit team has not received its audit fees from ABC Company
for its 2019 audit.
42. Case 5:
The audit team might be tempted to issue a favorable report so that the
company is able to secure a loan to settle the fees outstanding for their
2019 audit.
43. Real-Case
Perusahaan firma akuntan Ernst & Young didenda US$100
juta atau sekitar Rp1,48 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per
dolar AS) oleh pemerintah AS. Pasalnya, regulator
menemukan beberapa auditor dalam perusahaan tersebut
curang dalam tes akuntan publik bersertifikat (CPA) dan
kursus lainnya untuk mempertahankan lisensi.
Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengatakan yang lebih
mengejutkan bahwa Ernts & Young justru tak
mempermasalahkan kecurangan yang dilakukan
auditornya pada ujian etika CPA.
Selain denda, SEC memerintahkan Ernst & Young untuk
menunjuk dua konsultan independen untuk membantu
memperbaiki kekurangannya, satu akan meninjau
kebijakan perusahaan tentang tindakan etis, dan yang lain
akan meninjau kegagalannya untuk mendeteksi penipuan
dengan benar.