Modul ini membahas cara menggunakan ohmmeter untuk mengukur impedansi pada beban. Terdapat penjelasan mengenai pengertian beban, resistansi pada beban, cara mengetahui dan mengukur impedansi pada beban menggunakan rumus dan ohmmeter. Modul ini diakhiri dengan latihan dan quiz untuk memperkuat pemahaman.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Modul cara menggunakan ohm meter dalam mengukur beban (load)
1. Modul :
CARA MENGGUNAKAN
OHMMETER DALAM MENGUKUR
BEBAN (LOAD)
Arief Budianto R
TARGET MODUL
1. Memiliki PENGETAHUAN tentang RESISTANSI pada BEBAN.
2. Memiliki KEMAMPUAN menghitung IMPEDANSI suatu BEBAN.
3. Memiliki KEMAMPUAN mengukur IMPEDANSI pada BEBAN.
2. DAFTAR ISI
Target Modul..........................................................................................................................................................1
Kegunaan Ohmmeter Dalam Mengukur Beban (Load)..........................................................................................3
1. Pengertian Beban (Load)...........................................................................................................................3
2. Resistansi Pada Beban (Load) ...................................................................................................................4
3. Cara Mengetahui Impedansi Pada Beban (Load) ......................................................................................6
4. Cara Mengukur Impedansi Pada Beban (Load).........................................................................................9
Latihan..................................................................................................................................................................11
1. Latihan Mengukur Impedasi Pada Beban................................................................................................ 11
Quiz ......................................................................................................................................................................14
Kesimpulan...........................................................................................................................................................15
3. KEGUNAAN OHMMETER DALAM MENGUKUR BEBAN (LOAD)
Dari materi sebelumnya, saat ini anda seharusnya telah MAMPU bagaimana MENGGUNAKAN Ohmmeter
untuk MENGUKUR resistansi pada RESISTOR, dan juga melakukan UJI KONTINYUITAS.
Berikutnya anda akan MENGEMBANGKAN kemampuan anda dalam menggunakan Ohmmeter, sehingga
KEMAMPUAN anda dalam melakukan TROUBLESHOOTING pun dapat MENINGKAT.
1. PENGERTIAN BEBAN (LOAD)
Beban digunakan untuk mengubah ENERGI LISTRIK menjadi energi lainnya yang pada umumnya merupakan
ENERGI MEKANIK seperti panas, putaran, bunyi, cahaya dan lain-lain.
Maksudnya adalah jika suatu TEGANGAN diberikan pada suatu Beban, maka ARUS LISTRIK yang
MENGALIR pada Beban tersebut akan diubah menjadi ENERGI MEKANIK.
Sehingga OUTPUT dari Beban tersebut dapat DIKENALI oleh PANCA INDERA kita dan juga
BERMANFAAT langsung bagi kita.
Beban dinyatakan dalam WATT, yaitu DAYA yang DIBUTUHKAN suatu beban untuk mengubah Energi
Listrik menjadi Energi Mekanik tersebut.
Perubahan Energi Listrik ke Energi Mekanik
Beban juga memiliki SPESIFIKASI seperti Tegangan atau Frekuensi, dimana dia dapat BEKERJA hanya pada
SUMBER yang SESUAI dengan SPESIFIKASINYA.
Jika Beban tersebut diberikan sumber yang TIDAK SESUAI dengan spesifikasinya maka Beban tersebut dapat
mengalami KERUSAKAN, bahkan dapat menimbulkan LEDAKAN bila Tegangan yang diberikan jauh LEBIH
BESAR dari spesifikasi Tegangan yang DIBUTUHKAN Beban.
Spesifikasi Beban pada Name Plate
4. 2. RESISTANSI PADA BEBAN (LOAD)
Jika suatu Komponen Resistansi seperti RESISTOR diberikan sebuah TEGANGAN maka akan menghasilkan
ARUS Listrik. Dan hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi sesuai dengan HUKUM OHM :
V = I . R
Dimana :
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
R = Resistansi (dalam Ohm)
Hubungan antara Tegangan, Arus dan Resistansi
Sehingga dapat DISIMPULKAN bahwa Beban juga memiliki RESISTANSI, karena jika Beban diberikan
sebuah TEGANGAN maka akan menghasilkan ARUS listrik juga.
Beban Listrik
Dan hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi menjadi:
V = I . Z
Dimana :
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
Z = Impedansi (dalam Ohm)
5. Dimana nilai resistansi pada Beban bukanlah nilai RESISTANSI yang SESUNGGUHNYA (Real Resistance),
akan tetapi merupakan GABUNGAN antara RESISTANSI yang SESUNGGUHNYA dengan RESISTANSI
IMAGINER (Imaginer Resitance) atau yang lebih dikenal dengan IMPEDANSI.
Jadi IMPEDANSI merupakan GABUNGAN antara Resistansi yang sesungguhnya dengan Resistansi Imaginer.
Komponen-komponen Internal pada Beban
Resistansi yang sesungguhnya dapat diberikan oleh Komponen RESISTANSI yaitu Internal RESISTOR (R).
Sedangkan Resistansi Imajiner merupakan Resistansi dari Komponen INDUKTANSI yaitu Internal
INDUKTOR (L) dan Komponen KAPASITANSI yaitu Internal KAPASITOR (C).
Jika sebuah Beban DIALIRI Arus Listrik dari Sumber AC, maka Komponen INDUKTANSI dan Komponen
KAPASITANSI pada beban MEMBENTUK sebuah Resistansi baru atau dikenal dengan REAKTANSI yaitu
Reaktansi Induktif (XL) dan Reaktansi Kapasitif (XC).
Sehingga Impedansi dinyatakan dengan,
Z = R + iX
Dimana :
Z = Impedansi (dalam Ohm)
R = Resistansi yang sesungguhnya (dalam Ohm)
i = Bilangan Kompleks
X = Reaktansi Total yaitu Reaktasi Induktif dan Kapasitif (dalam Ohm)
Dan Reaktansi Induktif (XL) dan Reaktansi Kapasitif (XC) ini hanya BEREAKSI jika DIBERIKAN sumber
TEGANGAN AC.
Sehingga untuk Tegangan DC Impedansi dapat dinyatakan dengan,
Z = R
Secara PRAKTIS dalam melakukan TROUBLESHOOTING, kita tidak perlu MEMUSINGKAN bagaimana
menghitung kedua Reaktansi ini. Karena kita hanya perlu mengetahui Nilai Impedansi saja pada Beban tersebut
dengan MENGUKURNYA menggunakan OHMMETER.
Dan perlu anda ketahui bahwa TIDAK SEMUA Beban bisa DIUKUR Impedansinya seperti Lampu fluorescent,
ataupun Beban dengan INTERNAL rangkaian elektronik yang KOMPLEKS.
6. 3. CARA MENGETAHUI IMPEDANSI PADA BEBAN (LOAD)
Untuk mengetahui Impendansi pada Beban, maka anda SEBAIKNYA mengetahui PARAMETER-
PARAMETER dasar yang sering DIGUNAKAN pada rangkaian listrik. Seperti TEGANGAN, ARUS,
IMPEDANSI, dan DAYA.
Dan anda juga sebaiknya mengetahui bagaimana HUBUNGAN antara parameter-parameter tersebut
berdasarkan RUMUS DASAR yang ada.
Sehingga anda akan dapat MENGHETAHUI nilai salah satu parameter (misalkan nilai Impedansi pada Beban),
jika parameter yang lain sudah diketahui, dengan cara MENGHITUNG menggunakan Rumus dasar tersebut.
Untuk MEMUDAHKAN anda dalam MENGANALISA atau melakukan TROUBLESHOOTING, maka
sebaiknya anda MENGHAPALKAN Rumus dasar tersebut.
Rumus dasar hubungan antara TEGANGAN, ARUS dan IMPEDANSI (Resistansi pada beban) adalah :
V = I . Z
Dimana :
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
Z = Impedansi (dalam Ohm)
Rumus dasar hubungan antara DAYA, TEGANGAN dan ARUS adalah :
Tegangan DC :
P = V . I
Tegangan AC
P = V . I . Cos φ
Dimana :
P = Daya (dalam Watt)
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
Cos φ = Faktor Daya
7. Untuk MEMUDAHKAN maka Faktor Daya (Power Factor) pada Tegangan AC kita anggap IDEAL yaitu
nilainya 1.
Sehingga Daya untuk Tegangan AC DISEDERHANAKAN menjadi :
P = V . I
Dari KEDUA rumus diatas maka kita dapat MENCARI nilai Impedansi pada Beban, dengan mengetahui
SPESIFIKASI dari Beban tersebut.
Karena dipasaran umumnya SPESIFIKASI Beban yang diinformasikan adalah DAYA dan TEGANGAN.
Mari kita lanjutkan bagaimana MENGETAHUI Impedansi pada Beban.
Jika,
V = I . Z
Maka didapatkan,
I = Persamaan 1
Dan jika,
P = V . I
Maka didapatkan ,
I = Persamaan 2
Dengan ME-SUBSITUSIKAN antara Persamaan 1 dengan Persamaan 2, didapatkan,
=
V . V = P . Z
Sehingga RUMUS untuk mengetahui atau menghitung Impedansi dari suatu BEBAN adalah :
Z =
V2
P
Dimana :
Z = Impedansi (dalam Ohm)
V = Tegangan (dalam Volt)
P = Daya (dalam Watt)
8. Contoh :
Jika anda menemukan SPESIFIKASI Elemen Pemanas (Heating Element) dengan DAYA 3 KW pada
TEGANGAN 220V, maka berapakah IMPEDANSI dari Heating Element tersebut ?
Heating Element
Z =
2202
3000
Z ≈ 16 Ω
Maka IMPEDANSI dari Heating Element tersebut adalah sekitar 16 Ω.
Jika saat DIUKUR nilai Impedansi tersebut namun JAUH DIATAS 16 Ω, maka Heating Element tersebut sudah
kurang DAYA PANASNYA.
Atau bahkan jika nilai Impedansi yang diukur TAK BERHINGGA, maka sudah dipastikan Heating Element
tersebut sudah PUTUS atau RUSAK.
Contoh :
Jika anda menemukan SPESIFIKASI Kipas Motor dengan DAYA 7.5 KW pada TEGANGAN 220V, maka
berapakah IMPEDANSI dari Kipas Motor tersebut ?
Kipas Motor
Z =
2202
7500
Z ≈ 6.5 Ω
Maka IMPEDASI dari Kipas Motor tersebut adalah sekitar 6.5 Ω.
Jika saat DIUKUR nilai Impedansi tersebut namun JAUH DIATAS 6.5 Ω, maka Kipas Motor tersebut sudah
kurang DAYA PUTARNYA.
Atau bahkan jika nilai Impedansi yang diukur TAK BERHINGGA, maka sudah dipastikan Kipas Motor tersebut
sudah PUTUS atau RUSAK.
9. 4. CARA MENGUKUR IMPEDANSI PADA BEBAN (LOAD)
PERHATIAN!
Bahaya Sengatan Listrik
Mohon ikuti sesuai petujuk yang ada
1. CABUT atau MATIKAN semua TEGANGAN LISTRIK yang terhubung dengan Beban. PASTIKAN tidak
ada tegangan listrik pada Beban yang akan diukur menggunakan Ohmmeter.
PERINGATAN :
HUBUNGAN SINGKAT / KORSLETING listrik dapat terjadi saat MENGUKUR IMPEDANSI
menggunakan Ohmmeter, yang dapat MERUSAK Multimeter dan juga keselamatan anda.
Memutuskan aliran listrik
2. PILIH Ohmmeter yang SESUAI dengan kebutuhan anda, yaitu Analog atau Digital. Namun
DISARANKAN menggunakan Multimeter Digital dengan FITUR “Auto-range” dan dengan SKALA
hingga Mega Ohm (MΩ).
3. PILIH Beban yang akan DIUKUR nilai Impedansi-nya.
Beban
CATATAN :
Jika BEBAN yang akan diukur nilai Impedansi-nya TERHUBUNG pada Rangkaian Listrik
atau Elektronik, maka beban tersebut harus DILEPAS dari Rangkaian terlebih dahulu, atau
MINIMAL KONEKSI salah satu kaki DILEPAS dari Rangkaian.
10. Heating Element terhubung dengan Rangkaian Pemanas Air
4. TEMPELKAN salah satu UJUNG Probe pada salah satu kaki Beban, dan UJUNG Probe yang lain dengan
kaki Beban lainnya.
Mengukur nilai Impedasnsi pada Heating Element
CATATAN :
Dalam PENGUKURAN IMPEDANSI tidak perlu MENGKHAWATIRKAN POSISI Probe
Merah harus dikaki yang satu sedangkan Probe Hitam harus di kaki yang lainnya.
Nilai Impedansi pada Beban akan TETAP SAMA, jika kedua Probe DITUKAR POSISI pada
kaki komponen tersebut.
5. TUNGGU hingga hasil pembacaan sudah TIDAK BERGERAK / BERUBAH, yang menandakan bahwa
pembacaan sudah STABIL. Selanjutnya CATAT hasil pengukuran tersebut.
6. Jika perlu UBAH “SELECTOR” ke Range yang LEBIH MENDEKATI dengan pembacaan saat ini, agar
MENDAPATKAN hasil pembacaan yang LEBIH AKURAT.
Anda sudah mengetahui CARA MENGHITUNG Impedansi dari Beban menggunakan Ohmmeter. Dan anda
juga telah mengetahui bagaimana MENGUKUR IMPEDANSI dari suatu Beban.
Namun untuk MEMILIKI KETERAMPILAN diatas, anda harus MELAKUKAN LATIHAN yang dilakukan
BERULANG-ULANG, sehingga OTOMATIS menancap pada bawah sadar anda.
11. LATIHAN
1. LATIHAN MENGUKUR IMPEDASI PADA BEBAN
PERHATIAN!
Bahaya Sengatan Listrik
Mohon ikuti sesuai petujuk yang ada
Latihan ini BERGUNA agar anda lebih MEMAHAMI cara menggunakan Ohmmeter saat MENGUKUR
BEBAN.
LATIHAN PERTAMA :
1. AMBIL HEATING ELEMENT disekitar anda!
Heating Element
2. CATAT SPESIFIKASI Daya dan Tegangannya!
Spesifikasi Nilai
Daya
Tegangan
3. HITUNG IMPEDANSINYA berdasarkan SPESIFIKASINYA menggunakan Rumus yang ada!
Spesifikasi Nilai
Impedansi
12. 4. UKUR Heating Element tersebut menggunakan Ohmmeter!
Mengukur nilai Impedansi pada Heating Element
5. CATAT Hasil Pembacaannya!
6. BANDINGKAN nilai yang TERBACA pada Ohmmeter dengan hasil PERHITUNGAN-nya!
LATIHAN KEDUA :
1. AMBIL KIPAS ANGIN disekitar anda!
Kipas Angin
2. TEMPELKAN kedua PROBE Ohmmeter pada POWER PLUG Kipas Angin di Titik A dan Titik B!
Power Plug
13. 3. TEKAN salah satu TOMBOL SELEKTOR!
Tombol selektor Kipas Angin
4. UKUR dan CATAT Hasil Pengukuran pada masing-masing Tombol Selektor berikut :
Tombol Nilai Impedansi
1
2
3
5. HITUNG DAYA masing-masing Tombol dari IMPEDANSI hasil PENGUKURAN dengan menggunakan
Rumus yang ada!
Tombol Nilai Daya
1
2
3
14. QUIZ
Jika anda sudah MAMPU menjawab semua pertanyaan ini TANPA BERPIKIR alias OTOMATIS, berarti anda
sudah PAHAM BETUL isi dari modul ini. Jika belum ULANGI membaca isi modul ini, dan LAKUKAN
KEMBALI latihan yang ada.
Pengertian Beban (Load)
1
Jika suatu Tegangan diberikan pada suatu Beban, maka Arus
Listrik yang mengalir pada Beban tersebut akan diubah
menjadi ?
2 Beban dinyatakan dalam ?
3
Beban juga memiliki spesifikasi dimana dia dapat bekerja
hanya pada Sumber yang sesuai dengan spesifikasinya,
umumnya spesifikasinya adalah ?
4
Spesifkasi yang dapat menimbulkan Ledakan bila diberikan
jauh lebih besar dari spesifikasi yang dibutuhkan Beban,
adalah ?
Resistansi Pada Beban (Load)
1
Rumus hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi sesuai dengan
Hukum Ohm adalah?
2
Rumus hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi pada beban
menjadi ?
3
Gabungan antara Resistansi yang sesungguhnya dengan
Resistansi Imaginer, adalah?
4 Rumus Impedansi dinyatakan dengan ?
5
Reaktansi Induktif (XL) dan Reaktansi Kapasitif (XC) hanya
BEREAKSI jika DIBERIKAN sumber ?
6 Untuk Tegangan DC Impedansi dapat dinyatakan dengan ?
7 Beban yang tidak bisa DIUKUR Impedansinya, seperti ?
Cara Mengetahui Impedansi Pada Beban (Load)
1
Rumus dasar hubungan antara Daya, Tegangan dan Arus pada
Tegangan DC, adalah ?
2
Rumus dasar hubungan antara Daya, Tegangan dan Arus pada
Tegangan AC, adalah ?
3
Rumus untuk mengetahui atau menghitung Impedansi dari
suatu Beban adalah ?
4
Jika anda menemukan Spesifikas Elemen Pemanas (Heating
Element) dengan Daya 1000 Watt pada Tegangan 220V, maka
berapakah Impedansi dari Heating Element tersebut ?
5
Jika saat diukur nilai Impedansi Heating Element ternyata
Jauh diatas nilai Impedasi berdasarkan Perhitungan, maka
Heating Element tersebut sudah mengalami penurunan ?
6
Jika saat diukur nilai Impedansi Heating Element ternyata Tak
Berhingga, maka Heating Element tersebut sudah pasti ?
15. Cara Mengukur Impedansi Pada Beban (Load)
1
Sebelum mengukur Beban yang menggunakan Ohmmeter,
maka harus mencabut atau mematikan ?
2
Jika Beban yang akan diukur nilai Impedansi-nya terhubung
dengan Rangkaian Listrik, maka Beban tersebut harus lah ?
3
Apakah benar, Nilai Impedansi Beban akan tetap sama, jika
kedua Probe ditukar posisi pada kaki Beban tersebut ?
KESIMPULAN
Anda sudah MEMAHAMI isi dari MODUL ini, anda sudah melakukan LATIHAN berulang-ulang, dan anda
mampu MENJAWAB semua PERTANYAAN padak Quiz secara otomatis.
Maka saat ini anda telah :
1. Memiliki PENGETAHUAN tentang RESISTANSI pada BEBAN.
2. Memiliki KEMAMPUAN menghitung IMPEDANSI suatu BEBAN.
3. Memiliki KEMAMPUAN mengukur IMPEDANSI pada BEBAN.
16. KUNCI JAWABAN
Pengertian Beban (Load)
1
Jika suatu Tegangan diberikan pada suatu Beban, maka Arus
Listrik yang mengalir pada Beban tersebut akan diubah
menjadi ?
Energi Mekanik
2 Beban dinyatakan dalam ? Watt
3
Beban juga memiliki spesifikasi dimana dia dapat bekerja
hanya pada Sumber yang sesuai dengan spesifikasinya,
umumnya spesifikasinya adalah ?
Tegangan dan Frekuensi
4
Spesifkasi yang dapat menimbulkan Ledakan bila diberikan
jauh lebih besar dari spesifikasi yang dibutuhkan Beban,
adalah ?
Tegangan
Resistansi Pada Beban (Load)
1
Rumus hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi sesuai dengan
Hukum Ohm adalah?
V = I . R
2
Rumus hubungan Tegangan, Arus dan Resistansi pada beban
menjadi ?
V = I . Z
3
Gabungan antara Resistansi yang sesungguhnya dengan
Resistansi Imaginer, adalah?
Impedansi
4 Rumus Impedansi dinyatakan dengan ? Z = R + iX
5
Reaktansi Induktif (XL) dan Reaktansi Kapasitif (XC) hanya
BEREAKSI jika DIBERIKAN sumber ?
Tegangan AC
6 Untuk Tegangan DC Impedansi dapat dinyatakan dengan ? Z = R
7 Beban yang tidak bisa DIUKUR Impedansinya, seperti ?
Fluorescent atau Beban dengan
rangkaian elektronik yang
kompleks
Cara Mengetahui Impedansi Pada Beban (Load)
1
Rumus dasar hubungan antara Daya, Tegangan dan Arus pada
Tegangan DC, adalah ?
P = V . I
2
Rumus dasar hubungan antara Daya, Tegangan dan Arus pada
Tegangan AC, adalah ?
P = V . I . Cos φ
3
Rumus untuk mengetahui atau menghitung Impedansi dari
suatu Beban adalah ?
Z = V2
/ P
4
Jika anda menemukan Spesifikas Elemen Pemanas (Heating
Element) dengan Daya 1000 Watt pada Tegangan 220V, maka
berapakah Impedansi dari Heating Element tersebut ?
48.4 ohm
5
Jika saat diukur nilai Impedansi Heating Element ternyata
Jauh diatas nilai Impedasi berdasarkan Perhitungan, maka
Heating Element tersebut sudah mengalami penurunan ?
Daya Panas
6
Jika saat diukur nilai Impedansi Heating Element ternyata Tak
Berhingga, maka Heating Element tersebut sudah pasti ?
Putus atau Rusak
17. Cara Mengukur Impedansi Pada Beban (Load)
1
Sebelum mengukur Beban yang menggunakan Ohmmeter,
maka harus mencabut atau mematikan ?
Tegangan Listrik
2
Jika Beban yang akan diukur nilai Impedansi-nya terhubung
dengan Rangkaian Listrik, maka Beban tersebut harus lah ?
Dilepas dari Rangkaian Listrik,
atau melepas Koneksi salah satu
kaki Beban tersebut
3
Apakah benar, Nilai Impedansi Beban akan tetap sama, jika
kedua Probe ditukar posisi pada kaki Beban tersebut ?
Benar