SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
i
LISTRIK DINAMIS
Dosen Pengampu : Dr. Andi Faridah Arsal, S.Si., M.Si.
Disusun oleh:
Restidar Sudarto (1814442007)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI ICP
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
A. Arus Listrik
Dalam setiap sumber listrik terdapat kutub positif dan kutub negatif. Jika kedua kutub
dihubungkan dengan kabel, maka akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik adalah aliran
muatan listrik pada rangkaian tertutup yang mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke
tempat yang berpotensial rendah. Tempat yang berpotensial tinggi disebut kutub positif dan
tempat berpotensial rendah disebut kutub negatif.
Perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub positif disebut tegangan listrik
atau potensial listrik. Satuan tegangan listrik adalah volt yang diukur menggunakan alat
voltmeter. Alat pengukur yang merupakan penggabungan dari amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter disebut avometer atau multimeter.
Ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik, muatan mengalami gaya, dan dengan demikian
bergerak. Salah satu definisi arus yang terkait dengan aliran muatan sebagaimana jumlah
muatan Q yang mengalir melewati suatu titik dalam interval waktu ∆�:
�=
∆�
∆�
Satuan arus seperti ini C/s, yang diberi nama Ampere (A). Dengan konvensi, aliran arus
dalam arah gerakan muatan positif.
Salah satu diantara bahan yang dapat menghubungkan arus I adalah bahan dengan sifat
muatan atom. Misalkan dalam bahan ada muatan n per satuan volume, masing-masing
membawa muatan q. ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik muatan ini mulai bergerak,
marilah kita menghubungkan kecepatan aliran rata-rata �d dengan masing-masing muatan
individu.
Listrik dinamis adalah materi pelajaran kelistrikan yang gejalanya banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyatannya siswa cenderung masih kesulitan
karena materi ini termasuk materi yang abstrak dan memiliki kompleksitas yang tinggi
sehingga siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan pemecahan
masalah listrik dinamis (Andriani, Indrawati & Harijanto 2015).
Pada penelitian milik (Herman 2016) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains dengan menggunakan Lembar Kerja, menunjukkan kinerja
praktikum siswa berada pada kategori cukup, semua siswa merespon positif dan semua
aktivitas yang diharapkan muncul dalam pembelajaran terlaksana seluruhnya. Namun, dalam
penerapan Lembar Kerja berbasis keterampilan proses harus dengan mempertimbangkan
prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa seperti kemampuan menggunakan alat ukur basic
meter.
B. Kuat Arus Listrik
Suatu besaran yang menggambarkan jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu
disebut dengan kuat arus listrik. Kuat arus listrik merupakan salah satu dari tujuh besaran
pokok. Besaran ini mempunyai satuan ampere yang disingkat A.
Secara umum, arus listrik yang timbul jika selama t sekon terjadi perpindahan muatan
listrik sebesar q coulomb adalah sebesar dengan
I = kuat arus listrik (ampere)
q = muatan listrik (coulomb)
t = waktu (sekon)
Jika selama 1 s terjadi aliran muatan listrik sebesar 4 C, kita katakana ada arus listrik
sebesar 4 a. jika selama 10 s terjadi aliran 100 c muatan listrik, kita katakan ada arus listrik
sebesar 10 A.
Contoh:
Dalam suatu kabel tembaga terjadi perpindahan 20 mC muatan selama 4 s. berapakah kuat
arus listrik yang mengalir dalam kabel tersebut?
Jawab:
Muatan listrik, q = 20 mC = 0,02 C
Waktu aliran, t = 4 s
Arus yang megalir,
�
� =
�
= 0,005 � = 5��
Jadi, arus listrik yang mengalir adalah 5 mA.
Arah aliran muatan listrik didefinisikan searah dengan arah aliran muatan positif. Dengan
demikian, jika muatan yang mengalir bertanda positif, arah arus listriknya searah dengan arah
aliran muatan. Sebaliknya, jika muatan yang mengalir bertanda negative, arah arus listriknya
berlawanan dengan arah aliran muatan.
Untuk mengukur kuat arus listrik dipergunakan amperemeter (disingkat ammeter). Alat
ini memiliki dua buah kaki penyentuh (probe) yang dipasang di antara kedua titik yang akan
diukur arus listriknya. Besar arus listrik yang terukur dapat dilihat pada penunjukan jarum
(pada ammeter analog) atau angka (pada ammeter digital).
C. Hukum Ohm
George Simon Ohm, yang pada tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamphlet yang
memaparkan hasil-hasil dari usahanya mengukur arus dan tegangan serta hubungan
matematika diantara keduanya. Salah satu yang diperolehnya adalah pernyataan relasi
fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm, meskipun sesungguhnya hal ini
telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry Cavendish. Pamphlet yang
dipublikasikan George Simon Ohm banyak menerima kritik yang pantas dan menjadi bahan
tertawaan selama beberapa tahun setelah publikasi pertamanya sebelum akhirnya karya nya itu
diterima beberapa tahun setelahnya.
George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus listrik (I),
hambatan (R) dan beda potensial (V) yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Jika suatu
kawat diberi beda tegangan pada ujung-ujungnya dan diukur arus yang melewati penghantar
tersebut, maka menurut hukum Ohm akan dipenuhi:
V = I . R
dengan V merupakan beda tegangan kedua ujung kawat, I adalah arus listrik yang lewat pada
penghantar, dan R hambatan penghantar. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Hukum
Ohm berlaku jika hubungan tegangan dan arus adalah linier.
Contoh Soal
Pada ujung-ujung sebuah resistor diberi beda potensial 1,5 volt. Saat diukur kuat arusnya
ternyata sebesar 0,2 A. Jika beda potensial ujung-ujung resistor diubah menjadi 4,5 volt maka
berapakah kuat arus yang terukur?
Penyelesaian:
�1= 1,5 ����
�1 = 0,2 �
�2 = 4,5 ����
Dari keadaan pertama dapat diperoleh nilai hambatan R sebesar:
�1 = �1.� V1
1,5 = 0,2 .�
� = 7,5 Ω
Dari nilai R ini dapat ditentukan �2 sebagai berikut.
�2 = �2.� 4,5 =
�2.7,5
�2 = 0,6 �
D. Rangkaian Seri dan Paralel
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyakjenis komponen yang
terangkain secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya
jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel. Beberapa
resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus (memperkecil arus)
ataupun membagi tegangan atau untuk memperoleh nilai hambatan tertentu yang tidak dapat
diperoleh langsung “dipasaran”.
Hambatan (resistor) R merupakan komponen yang selalu dijumpai di setiap untai
elektronik, baik terjadi oleh hambatan murni maupun komponen untai lain. Misalnya, pada
kapasitor, inductor, diode, ataupun juga oleh kawat atau konduktor. Hambatan itu jika bersuhu
tetap nilainya tetap, sehingga memenuhi hukum Ohm. Secara eksperimen untuk dapat
memperoleh R tetap dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik pada untai pada selang
waktu singkat sehingga kenaikan suhunya kecil sehingga kenaikan R bias diabaikan karena
terlalu kecil.dikenal 4 jenis susunan hambatan, yaitu susunan seri, parallel, campuran dan delta.
a. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan. Susunan seri digunakan
untuk menghasilkan hambatan ekuivalen lebih besar dari pada setiap tahanan. Rangkaian seri
adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, seperti pada gambar berikut:
Rangkaian listrik yang tetdiri dari komponen resistor yang disusun berjajar tanpa
percabangan. Pada rangkaian seri, besar arus di tiap titik adalah sama. Hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
I = I1 = I2
Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar daripada hambatan
penyusunannya. Nilai hambatan pengganti rangkaian seri dapat dirumuskan sebagai berikut.
������ = �1 + �2 = �3
Tegangan atau beda potensial total dari rangkaian seri merupakan hasil penjumlahan
Antara beda tegangan pada tiap resistor.
������ = �1 + �2 + �3 = ��1 + ��2 + ��3
b. Rangkaian Paralel
Rangkaian parallel adalah rangkaian listrik yang komponen
resistornya dipasang bercabang, dan menyebabkan hambatan total
rangkaian inilebih kecil daripada hambatan resistor penyusunnya.
Pada rangkaian parallel, tegangan di setiap titik adalah sama,
sedangkan arusnya di tiap titik berbeda, berdasarkan besar
hambatannya. Hambatan yang kecil memiliki arus yang besar, dan
sebaliknya. Persamaan yang berlaku pada rangkaian parallel ialah:
������ = �1 + �2 + �3
� = �1 = �2
1
������
1
=
�1
1
+
�2
1
+
�3
Hambatan yang disusun parallel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil
hambatan total. Pada susunan parallel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua
terminalnya.
E. Hukum Kirchoff
Arus listrik searah (direct current = DC) adalah arus listrik yang mengalir pada kawat di
untai karena beda potensial oleh 2 kutub yang polaritasnya tetap. Sumber aruds searah
dilambangkan oleh ┤├ yang sebaliknya adalah arus bolak balik (alternating current = AC),
yang disebabkan oleh sumber arus dengan polaritas kedua kutubnya fungsi waktu (Gambar
15.9) sumber arus bolak balik dilambangkan oleh ~o~
Sumber arus listrik searah dan bolak balik disebut dengan gaya gerak listrik (ggl) atau
tenaga gerak listrik (tgl), dan disebut pula emf (electro motive force). Terdapat keanehan pada
penyebutan ggl sebab bermakna gaya gerak listrik, tetapi bersatuan joule. Tgl DC yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari hari adalah baterai dan accu. Tgl AC lebih banyak
digunakan untuk kehidupan sehari hari sebab lebih praktis karena sudah tersambung dengan
PLN, dan jika ingin mengubah ke DC tinggal memberi penyearah atau adaptor, serta ekonomis
sebab dapat diproduksi secara besar besaran. Misalnya, PLTA umumnya berdaya dalam orde
megawatt .
(b) (a)
Gambar bagan arus listrik dan tegangan searah (a) dan bolak balik (b)
Untuk menjelaskan hubungan antara arus listrik, tgl dan tahanan pada untai tertutup berarus
searah dapat digunkan hukum I Kirchoff dan Hukum II Kirchoff yang di uraikan berikut ini .
a. Hukum I Kirchoff
Hukum ini disebut pula hukum kirchoff tentang arus listrik (Kirchoff Current law = KCL).
hukum ini menyatakan bahwa superposisi semua arus listrik yang menuju ke titik cabang
�∶�
adalah nol. Hukum ini dilandasi oleh hukum kekekalan muatan listrik. Pada pristiwa ini
jumlah muatan yang terlibat tidak bertambah ataupun berkurang. Untuk arus listrik di
kawat ke I, yaitu Ii, dari sejumlah N arus yang menuju ke titik cabang maka KCL secara
matematis dapat di tulis :
�
�=� �� = 0; � = 1,2,3, … .,�
Superposisi ini menganut ketentuan bahwa arus listrik yang menuju ke titik cabang ditulis
postif (+) , sedangkan yang meninggalkan titik cabang di tulis negative (-)
Gambar penetapan hukum I kirchoff atau KCL
Maka gambar 15.10 dapat ditulis :
�
∑ �� = 0, ��ℎ����� �1 + �2 − �3 − �4 − �5 = 0
�=�
b. Hukum II Kirchoff
Hukum ini disebut juga hukum kirchoff tentang tegangan (kirchoff voltage law : KVL).
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar beda potensial di untai tertutup adalah nol.
Untuk beda potensial ke I adalah ∆Vi dari N buah kompenen yang memberikan beda
potensial di untai tertutup, secara matematis KVL ditulis :
∑� ∆ �� = 0; � = 1,2,3 … ,… �
∑
Pemanfaatan KVL menggunakan perjanjian bahwa arah yang dilalui arus listrik yang
diandaikan disebut kenaikan tegangan (voltage rise), yaitu dari kutub negative (-) sampai
ke kutub yang lebih positif (+) . untuk sebaliknya disebut penurunan tegangan (voltage
drop), bila arah arus perandaian dari kutub + ke - , . selain itu juga terdapat istilah titik dari
untai yang di ketanahkan (grounded), diartikan bahwa di titik itu berpotensial nol,
sedangakn di titik lain pada untaian tertutup itu potensialnya bernilai relative terhadap titik
yang di ketanahkan .
Kelakuan arus searah itu bila di untai terdapat kompenen lain, yaitu kapasitor (C), sehingga
untai disebut untai RC (Gambar 15.12) .
Gambar 15.12 untai RC yang dialiri arus searah .
Saat awal (t = 0 ) C belum termuati , sehingga muatan awal di C adalah
Q(t = 0 ) = 0 digunakan KVL dan diperoleh hubungan E – Ir - � = 0
�
Mengingat i= �� , maka persamaan itu dapat ditulis dalam bentuk :
��
R
�
�
��
+
�
�
− � = 0, jika persamaan itu diintegralkan. Dan memperhatikan syarat awal (t =
0 ) yaitu q = 0, maka :
�
��
∫
−�� + �
0
�
= − ∫
0
��
��
akhirnya dapat diramalkan jumlah muatan tersimpan di C pada saat t sebagai :
q (t) = CE [ 1− �−�/�� ]
persamaan (15.25) dapat diambil 2 keadaan khusu, yaitu t = 0 dan t = ∞ . Ketika t = 0, maka
q(0) = CE (1 - �0) = 0, dan pada kondisi t = ∞, diperoleh q(t) = CE sehingga garis q
= CE merupakan garis asimtotis. Grafik hubungan antara muatan di C, yaitu q terhadap
waktu (t) diperlihatkan oleh gambar 15.13 . penampilan gambar ini merupakan
karakteristik dari pengisian muatan di kapasitor pada untai RC .
Gambar 15.13 pengisian muatan di kapasitor pada untai RC .
Sebaliknya, jika system itu tanpa sumber arus (E = 0 ) dan semula di C berisi muatan penuh
(= Q ) , makan setelah terhubung dengan R mengalirlah arus listrik (i) dan selanjutnya
muatan di C semakin berkurang. Sifat ini disebut lucutan muatan di kapasitor (gambar
15.14) yang dikuasai juga oleh KVL sehingga di penuhi :
�� −
�
= 0 ; −�
��
=
�
, sehingga :
� �� �
∫
� ��
= −
1
∫ �� . Akhirnya diperoleh penyelesaian :
� � �� �=0
q(t) += Q����
karakteristik sumber arus dinyatakan oleh daya listrik dari sumber itu, untuk sumber arus
berdaya P sehingga mengalirkan arus listrik di untai I dan oleh beda potensial V maka
terdapat hubungan :
P = Iv
Daya listrik itu berubah menjadi panas bila melewati tahanan murni (= tahanan ohm) R,
dan daya listrik yang menjadi panas ini disebut daya listrik terdisipasi (��), yaitu :
��= �2 R
Jika semua daya listrik terdisipasi itu digunakan untuk menaikkan suhu benda yang
bermassa m, berkalor jenis c, sehingga suhunya naik ∆T, maka selama waktu t, tenaga
yang terdisipasi memenuhi hubungan :
� = �� t = �2 Rt = mc∆T
Q tidak lain adalah nilai kalor hasil disipasi tenaga listrik di tahanan, yang bersatuan joule
atau kalori, dimana 1 joule = 0, 24 kalori. Adapun P dan �� bersatuan watt (= joule/sekon)
. sebagai contoh, sebuah batu baterai yang baru dan lama (usang) sama sama memberikan
tegangan keluaran 1,5 V , tetapi baterai baru memiliki tahanan dalam lebih kecil sehingga
mampu memberikan arus listrik keluaran lebih besar .
F. Energi Listrik
Adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian
tertutup. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain. Sumber-sumber
listrik seperti baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia dihasilkan energi listrik dan
ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan energi panas (kalor) menjadi energi listrik.
Sumber-sumber listrik mempunyai kemampuan untuk mempertahankan beda potensial antara
kedua kutubnya.
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi listrik
dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya :
• Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
• Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
• Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.
• Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa
penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).
Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi
(L) dan kapasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan
beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan sedangkan beban listrik yang
digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positi0
membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL,
sedang beban kapasitif (negati0 mengeluarkan daya reahif
Untuk menghitung besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh sumber tegangan, dapat
digunakan konsep beda potensial yaitu dengan persamaan berikut :
Persamaan 1 : V = �
�
Keterangan :
V = Beda potensial dalam satuan volt (V)
W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan dalam satuan joule (J)
Q = Besarnya muatan listrik yang mengalir dalam satuan colomb (C)
Persamaan 1 tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut :
Persamaan 2 :
W = � dimana I = � maka Q = 1.t sehingga menjadi
� �
Persamaan 3 : w = V.1.t
Keterangan :
W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan (J)
V = Beda potensial (V)
l = kuat arus (A)
t = waktu (s)
Contoh Soal Cara Menghitung Besar Energi Listrik
1. Lampu yang dipasang di ruang tamu rumah Bapak Budi tegangannya 220 V mengalir alur
listrik 2 A selama 5 menit. Tentukan besar energi listrik yang diperlukan lampu untuk
menyala dengan baik!
Penyelesaian :
Diketahui :
V (beda potensial) = 220 V
l (kuat arus) = 2 A
t (waktu) 5 menit = 300 s
Ditanyakan : W?
Jawab :
W = V.l.t
= 220.2.300
= 132.000 J
= 132 Kj
2. Sebuah setrika listrik dipasang pada tegangan 220 volt dan kuat arus 2 ampere. Berapa
energi yang diperlukan selama 5 menit?
Sumber soal: Modifikasi Ebtanas 1997
Pembahasan
Menentukan energi listrik jika diketahui tegangan = 220 volt, kuat arus = 2 ampere, dan
waktunya, 5 menit = 300 detik
W = V x I x t
W = 220 x 2 x 300
W = 132000 joule = 132 kJ
G. Daya Listrik
Pada alat listrik biasanya terdapat tulisan. Misalkan 220 V 60 W. Apa maksud dari tulisan
tersebut?
Jika pada alat-alat listrik kita dapati tulisan , misalnya 220 V 50 W, artinya bahwa alat
tersebut akan dapat bekerja dengan baik jika dipasang pada tegangan 220 V dan daya listrik
yang digunakan adalah 50 watt.
Apakah daya listrik itu? Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa setiap
mengalirkan arus listrik, sumber tegangan mengeluarkan energi listrik sebesar W = V.l.t
Besarnya energi listrik yang dikeluarkan tiap satu sekon disebut Daya Listrik yang dapat
ditulis sebagai berikut :
� =
�
�
Keterangan :
P = Daya listrik (W)
W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan (J)
t = Waktu (s)
Contoh Soal Cara Menghitung Besar Daya Listrik
1. Sebuah lampu pijar tertulis 100 watt/100 volt. Jika lampu itu dipasang pada tegangan 80
volt. Diminta menghitung besarnya daya sekarang yang digunakan lampu tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui :
P1 = 100 watt
E1 = 100 Volt
E2 = 80 Volt
Ditanyakan = P2?
Jawab :
P1 : P2 = E12 : E22
100 : P2 = (100) 2 : 802
P2 =
80 2 x 100
= 64 Watt
(100)2
2. Pada sebuah alat listrik tertulis 220 V, 500 watt. Jika alat itu dipasang pada tegangan 110
V. Diminta menghitung daya listrik sekarang setelah dihubungkan pada tegangan 110V?
Penyelesaian :
Diketahui :
E1 = 220 V
P1 = 500 watt
E2 = 110 V
Ditanyakan : P2?
P1:P2=E12 :E22
500 : P2 = (220) 2 : 110 2
P2 =
110 2 � 500
= 64 Watt
(220)2
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sutarno. 2013. Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Abdullah, Mikrajudin. 2007. IPA Fisika SMP dan MTS jilid 3. Jakarta: Esis
H H William, E Jack, Kemmerly, M Steven & Durbin. 2002. Engineering Sircuit Analysis Sixth
Edition. New York: McGraw Hill. 4
Sartono. 2014. Rangkuman Ilmu Super Lengkap. Jakarta: Panda Media
Saripudin A, R K Dede, Suganda, Adit. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: Visindo Media Persada
Khalim, Abdul. Dkk .2005. Sains Fisika. Jakarta : PT Bumi Aksara
Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Lisrik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Subagya, Hari. Dkk. 2007. Sains Fisika 1 SMA/MA. Jakarta : PT Bumi Aksara
Abadi, Prayitno. Dkk. 2008. Fisika dan Kegunaannya. Jakarta : Azka Press
Herman, A. 2016. Pembelajaran fisika berbasis keterampilan proses sains pada topik listrik arus
searah. Jurnal Vidya Karya. 31(2) 111-112
Evin, A., Indrawati,, H Alex., 2015. Remedi miskonsepsi beberapa konsep listrik dinamis pada
siswa sma melalui simulai phet disertai lks. Jurnal Pendidikan Fisika. 3(4) 362
Handayani, S & Damari A. 2009. Fisika untuk SMA & MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Prasetyo, T & Assafat, L., 2010. Efektifitas pemasangan kapasitor sebagai metode alternatif
penghemat energi listrik. Media Elektrika. 3(2) 24-25

More Related Content

What's hot

Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1Sihaqqul Firdaus
 
Presentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis lauraPresentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis lauraRoland Lamba
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisDewi Fitri
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayamagdalena praharani
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamisclaraegi
 
Elektrodinamika arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...
Elektrodinamika   arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...Elektrodinamika   arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...
Elektrodinamika arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...supri yono
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm iiumammuhammad27
 
Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7Arif Wicaksono
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Itha' Nyun
 

What's hot (20)

Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1
 
Presentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis lauraPresentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis laura
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Rangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DCRangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DC
 
Hukum ohm
Hukum ohmHukum ohm
Hukum ohm
 
listrik dinamis sma
listrik dinamis smalistrik dinamis sma
listrik dinamis sma
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
Animasi Fisika
Animasi FisikaAnimasi Fisika
Animasi Fisika
 
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Elektrodinamika arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...
Elektrodinamika   arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...Elektrodinamika   arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...
Elektrodinamika arus, hambatan, energi, daya dan rangkaian listrik, hukum o...
 
12211221000
1221122100012211221000
12211221000
 
Listrik Dinamis
Listrik DinamisListrik Dinamis
Listrik Dinamis
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 

Similar to Listrik dinamis

Similar to Listrik dinamis (20)

08 bab 7
08 bab 708 bab 7
08 bab 7
 
08 bab 7
08 bab 708 bab 7
08 bab 7
 
kls x bab 7
kls x bab 7kls x bab 7
kls x bab 7
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Final efp (repaired)
Final efp (repaired)Final efp (repaired)
Final efp (repaired)
 
Iistrik dinamis
Iistrik dinamisIistrik dinamis
Iistrik dinamis
 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
 
Fisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptx
Fisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptxFisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptx
Fisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptx
 
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronikaHukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronika
 
Tugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknikTugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknik
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
 
ELEKTRONIKA DASAR
ELEKTRONIKA DASARELEKTRONIKA DASAR
ELEKTRONIKA DASAR
 
Modul ardyanto
Modul ardyantoModul ardyanto
Modul ardyanto
 
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYARBahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
 
Modul pet
Modul petModul pet
Modul pet
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Listrik dinamis adiya
Listrik dinamis adiyaListrik dinamis adiya
Listrik dinamis adiya
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Listrik dinamis

  • 1. i LISTRIK DINAMIS Dosen Pengampu : Dr. Andi Faridah Arsal, S.Si., M.Si. Disusun oleh: Restidar Sudarto (1814442007) PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI ICP FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021
  • 2. A. Arus Listrik Dalam setiap sumber listrik terdapat kutub positif dan kutub negatif. Jika kedua kutub dihubungkan dengan kabel, maka akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik adalah aliran muatan listrik pada rangkaian tertutup yang mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial rendah. Tempat yang berpotensial tinggi disebut kutub positif dan tempat berpotensial rendah disebut kutub negatif. Perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub positif disebut tegangan listrik atau potensial listrik. Satuan tegangan listrik adalah volt yang diukur menggunakan alat voltmeter. Alat pengukur yang merupakan penggabungan dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter disebut avometer atau multimeter. Ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik, muatan mengalami gaya, dan dengan demikian bergerak. Salah satu definisi arus yang terkait dengan aliran muatan sebagaimana jumlah muatan Q yang mengalir melewati suatu titik dalam interval waktu ∆�: �= ∆� ∆� Satuan arus seperti ini C/s, yang diberi nama Ampere (A). Dengan konvensi, aliran arus dalam arah gerakan muatan positif. Salah satu diantara bahan yang dapat menghubungkan arus I adalah bahan dengan sifat muatan atom. Misalkan dalam bahan ada muatan n per satuan volume, masing-masing membawa muatan q. ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik muatan ini mulai bergerak, marilah kita menghubungkan kecepatan aliran rata-rata �d dengan masing-masing muatan individu. Listrik dinamis adalah materi pelajaran kelistrikan yang gejalanya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyatannya siswa cenderung masih kesulitan karena materi ini termasuk materi yang abstrak dan memiliki kompleksitas yang tinggi
  • 3. sehingga siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan pemecahan masalah listrik dinamis (Andriani, Indrawati & Harijanto 2015). Pada penelitian milik (Herman 2016) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis keterampilan proses sains dengan menggunakan Lembar Kerja, menunjukkan kinerja praktikum siswa berada pada kategori cukup, semua siswa merespon positif dan semua aktivitas yang diharapkan muncul dalam pembelajaran terlaksana seluruhnya. Namun, dalam penerapan Lembar Kerja berbasis keterampilan proses harus dengan mempertimbangkan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa seperti kemampuan menggunakan alat ukur basic meter. B. Kuat Arus Listrik Suatu besaran yang menggambarkan jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu disebut dengan kuat arus listrik. Kuat arus listrik merupakan salah satu dari tujuh besaran pokok. Besaran ini mempunyai satuan ampere yang disingkat A. Secara umum, arus listrik yang timbul jika selama t sekon terjadi perpindahan muatan listrik sebesar q coulomb adalah sebesar dengan I = kuat arus listrik (ampere) q = muatan listrik (coulomb) t = waktu (sekon) Jika selama 1 s terjadi aliran muatan listrik sebesar 4 C, kita katakana ada arus listrik sebesar 4 a. jika selama 10 s terjadi aliran 100 c muatan listrik, kita katakan ada arus listrik sebesar 10 A. Contoh: Dalam suatu kabel tembaga terjadi perpindahan 20 mC muatan selama 4 s. berapakah kuat arus listrik yang mengalir dalam kabel tersebut? Jawab:
  • 4. Muatan listrik, q = 20 mC = 0,02 C Waktu aliran, t = 4 s Arus yang megalir, � � = � = 0,005 � = 5�� Jadi, arus listrik yang mengalir adalah 5 mA. Arah aliran muatan listrik didefinisikan searah dengan arah aliran muatan positif. Dengan demikian, jika muatan yang mengalir bertanda positif, arah arus listriknya searah dengan arah aliran muatan. Sebaliknya, jika muatan yang mengalir bertanda negative, arah arus listriknya berlawanan dengan arah aliran muatan. Untuk mengukur kuat arus listrik dipergunakan amperemeter (disingkat ammeter). Alat ini memiliki dua buah kaki penyentuh (probe) yang dipasang di antara kedua titik yang akan diukur arus listriknya. Besar arus listrik yang terukur dapat dilihat pada penunjukan jarum (pada ammeter analog) atau angka (pada ammeter digital). C. Hukum Ohm George Simon Ohm, yang pada tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamphlet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika diantara keduanya. Salah satu yang diperolehnya adalah pernyataan relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm, meskipun sesungguhnya hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry Cavendish. Pamphlet yang dipublikasikan George Simon Ohm banyak menerima kritik yang pantas dan menjadi bahan tertawaan selama beberapa tahun setelah publikasi pertamanya sebelum akhirnya karya nya itu diterima beberapa tahun setelahnya. George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus listrik (I), hambatan (R) dan beda potensial (V) yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Jika suatu
  • 5. kawat diberi beda tegangan pada ujung-ujungnya dan diukur arus yang melewati penghantar tersebut, maka menurut hukum Ohm akan dipenuhi: V = I . R dengan V merupakan beda tegangan kedua ujung kawat, I adalah arus listrik yang lewat pada penghantar, dan R hambatan penghantar. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Hukum Ohm berlaku jika hubungan tegangan dan arus adalah linier. Contoh Soal Pada ujung-ujung sebuah resistor diberi beda potensial 1,5 volt. Saat diukur kuat arusnya ternyata sebesar 0,2 A. Jika beda potensial ujung-ujung resistor diubah menjadi 4,5 volt maka berapakah kuat arus yang terukur? Penyelesaian: �1= 1,5 ���� �1 = 0,2 � �2 = 4,5 ���� Dari keadaan pertama dapat diperoleh nilai hambatan R sebesar: �1 = �1.� V1 1,5 = 0,2 .� � = 7,5 Ω Dari nilai R ini dapat ditentukan �2 sebagai berikut. �2 = �2.� 4,5 = �2.7,5 �2 = 0,6 �
  • 6. D. Rangkaian Seri dan Paralel Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyakjenis komponen yang terangkain secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel. Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus (memperkecil arus) ataupun membagi tegangan atau untuk memperoleh nilai hambatan tertentu yang tidak dapat diperoleh langsung “dipasaran”. Hambatan (resistor) R merupakan komponen yang selalu dijumpai di setiap untai elektronik, baik terjadi oleh hambatan murni maupun komponen untai lain. Misalnya, pada kapasitor, inductor, diode, ataupun juga oleh kawat atau konduktor. Hambatan itu jika bersuhu tetap nilainya tetap, sehingga memenuhi hukum Ohm. Secara eksperimen untuk dapat memperoleh R tetap dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik pada untai pada selang waktu singkat sehingga kenaikan suhunya kecil sehingga kenaikan R bias diabaikan karena terlalu kecil.dikenal 4 jenis susunan hambatan, yaitu susunan seri, parallel, campuran dan delta. a. Rangkaian Seri Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan. Susunan seri digunakan untuk menghasilkan hambatan ekuivalen lebih besar dari pada setiap tahanan. Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, seperti pada gambar berikut: Rangkaian listrik yang tetdiri dari komponen resistor yang disusun berjajar tanpa percabangan. Pada rangkaian seri, besar arus di tiap titik adalah sama. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
  • 7. I = I1 = I2 Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar daripada hambatan penyusunannya. Nilai hambatan pengganti rangkaian seri dapat dirumuskan sebagai berikut. ������ = �1 + �2 = �3 Tegangan atau beda potensial total dari rangkaian seri merupakan hasil penjumlahan Antara beda tegangan pada tiap resistor. ������ = �1 + �2 + �3 = ��1 + ��2 + ��3 b. Rangkaian Paralel Rangkaian parallel adalah rangkaian listrik yang komponen resistornya dipasang bercabang, dan menyebabkan hambatan total rangkaian inilebih kecil daripada hambatan resistor penyusunnya. Pada rangkaian parallel, tegangan di setiap titik adalah sama, sedangkan arusnya di tiap titik berbeda, berdasarkan besar hambatannya. Hambatan yang kecil memiliki arus yang besar, dan sebaliknya. Persamaan yang berlaku pada rangkaian parallel ialah: ������ = �1 + �2 + �3 � = �1 = �2 1 ������ 1 = �1 1 + �2 1 + �3 Hambatan yang disusun parallel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total. Pada susunan parallel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya.
  • 8. E. Hukum Kirchoff Arus listrik searah (direct current = DC) adalah arus listrik yang mengalir pada kawat di untai karena beda potensial oleh 2 kutub yang polaritasnya tetap. Sumber aruds searah dilambangkan oleh ┤├ yang sebaliknya adalah arus bolak balik (alternating current = AC), yang disebabkan oleh sumber arus dengan polaritas kedua kutubnya fungsi waktu (Gambar 15.9) sumber arus bolak balik dilambangkan oleh ~o~ Sumber arus listrik searah dan bolak balik disebut dengan gaya gerak listrik (ggl) atau tenaga gerak listrik (tgl), dan disebut pula emf (electro motive force). Terdapat keanehan pada penyebutan ggl sebab bermakna gaya gerak listrik, tetapi bersatuan joule. Tgl DC yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari adalah baterai dan accu. Tgl AC lebih banyak digunakan untuk kehidupan sehari hari sebab lebih praktis karena sudah tersambung dengan PLN, dan jika ingin mengubah ke DC tinggal memberi penyearah atau adaptor, serta ekonomis sebab dapat diproduksi secara besar besaran. Misalnya, PLTA umumnya berdaya dalam orde megawatt . (b) (a) Gambar bagan arus listrik dan tegangan searah (a) dan bolak balik (b) Untuk menjelaskan hubungan antara arus listrik, tgl dan tahanan pada untai tertutup berarus searah dapat digunkan hukum I Kirchoff dan Hukum II Kirchoff yang di uraikan berikut ini . a. Hukum I Kirchoff Hukum ini disebut pula hukum kirchoff tentang arus listrik (Kirchoff Current law = KCL). hukum ini menyatakan bahwa superposisi semua arus listrik yang menuju ke titik cabang
  • 9. �∶� adalah nol. Hukum ini dilandasi oleh hukum kekekalan muatan listrik. Pada pristiwa ini jumlah muatan yang terlibat tidak bertambah ataupun berkurang. Untuk arus listrik di kawat ke I, yaitu Ii, dari sejumlah N arus yang menuju ke titik cabang maka KCL secara matematis dapat di tulis : � �=� �� = 0; � = 1,2,3, … .,� Superposisi ini menganut ketentuan bahwa arus listrik yang menuju ke titik cabang ditulis postif (+) , sedangkan yang meninggalkan titik cabang di tulis negative (-) Gambar penetapan hukum I kirchoff atau KCL Maka gambar 15.10 dapat ditulis : � ∑ �� = 0, ��ℎ����� �1 + �2 − �3 − �4 − �5 = 0 �=� b. Hukum II Kirchoff Hukum ini disebut juga hukum kirchoff tentang tegangan (kirchoff voltage law : KVL). Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar beda potensial di untai tertutup adalah nol. Untuk beda potensial ke I adalah ∆Vi dari N buah kompenen yang memberikan beda potensial di untai tertutup, secara matematis KVL ditulis : ∑� ∆ �� = 0; � = 1,2,3 … ,… � ∑
  • 10. Pemanfaatan KVL menggunakan perjanjian bahwa arah yang dilalui arus listrik yang diandaikan disebut kenaikan tegangan (voltage rise), yaitu dari kutub negative (-) sampai ke kutub yang lebih positif (+) . untuk sebaliknya disebut penurunan tegangan (voltage drop), bila arah arus perandaian dari kutub + ke - , . selain itu juga terdapat istilah titik dari untai yang di ketanahkan (grounded), diartikan bahwa di titik itu berpotensial nol, sedangakn di titik lain pada untaian tertutup itu potensialnya bernilai relative terhadap titik yang di ketanahkan . Kelakuan arus searah itu bila di untai terdapat kompenen lain, yaitu kapasitor (C), sehingga untai disebut untai RC (Gambar 15.12) . Gambar 15.12 untai RC yang dialiri arus searah . Saat awal (t = 0 ) C belum termuati , sehingga muatan awal di C adalah Q(t = 0 ) = 0 digunakan KVL dan diperoleh hubungan E – Ir - � = 0 � Mengingat i= �� , maka persamaan itu dapat ditulis dalam bentuk : �� R � � �� + � � − � = 0, jika persamaan itu diintegralkan. Dan memperhatikan syarat awal (t = 0 ) yaitu q = 0, maka : � �� ∫ −�� + � 0 � = − ∫ 0 �� ��
  • 11. akhirnya dapat diramalkan jumlah muatan tersimpan di C pada saat t sebagai : q (t) = CE [ 1− �−�/�� ] persamaan (15.25) dapat diambil 2 keadaan khusu, yaitu t = 0 dan t = ∞ . Ketika t = 0, maka q(0) = CE (1 - �0) = 0, dan pada kondisi t = ∞, diperoleh q(t) = CE sehingga garis q = CE merupakan garis asimtotis. Grafik hubungan antara muatan di C, yaitu q terhadap waktu (t) diperlihatkan oleh gambar 15.13 . penampilan gambar ini merupakan karakteristik dari pengisian muatan di kapasitor pada untai RC . Gambar 15.13 pengisian muatan di kapasitor pada untai RC . Sebaliknya, jika system itu tanpa sumber arus (E = 0 ) dan semula di C berisi muatan penuh (= Q ) , makan setelah terhubung dengan R mengalirlah arus listrik (i) dan selanjutnya muatan di C semakin berkurang. Sifat ini disebut lucutan muatan di kapasitor (gambar 15.14) yang dikuasai juga oleh KVL sehingga di penuhi : �� − � = 0 ; −� �� = � , sehingga : � �� � ∫ � �� = − 1 ∫ �� . Akhirnya diperoleh penyelesaian : � � �� �=0 q(t) += Q����
  • 12. karakteristik sumber arus dinyatakan oleh daya listrik dari sumber itu, untuk sumber arus berdaya P sehingga mengalirkan arus listrik di untai I dan oleh beda potensial V maka terdapat hubungan : P = Iv Daya listrik itu berubah menjadi panas bila melewati tahanan murni (= tahanan ohm) R, dan daya listrik yang menjadi panas ini disebut daya listrik terdisipasi (��), yaitu : ��= �2 R Jika semua daya listrik terdisipasi itu digunakan untuk menaikkan suhu benda yang bermassa m, berkalor jenis c, sehingga suhunya naik ∆T, maka selama waktu t, tenaga yang terdisipasi memenuhi hubungan : � = �� t = �2 Rt = mc∆T Q tidak lain adalah nilai kalor hasil disipasi tenaga listrik di tahanan, yang bersatuan joule atau kalori, dimana 1 joule = 0, 24 kalori. Adapun P dan �� bersatuan watt (= joule/sekon) . sebagai contoh, sebuah batu baterai yang baru dan lama (usang) sama sama memberikan tegangan keluaran 1,5 V , tetapi baterai baru memiliki tahanan dalam lebih kecil sehingga mampu memberikan arus listrik keluaran lebih besar . F. Energi Listrik Adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain. Sumber-sumber listrik seperti baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia dihasilkan energi listrik dan ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan energi panas (kalor) menjadi energi listrik. Sumber-sumber listrik mempunyai kemampuan untuk mempertahankan beda potensial antara kedua kutubnya.
  • 13. Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya : • Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik. • Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu. • Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik. • Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain). Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan kapasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positi0 membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negati0 mengeluarkan daya reahif Untuk menghitung besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh sumber tegangan, dapat digunakan konsep beda potensial yaitu dengan persamaan berikut : Persamaan 1 : V = � � Keterangan : V = Beda potensial dalam satuan volt (V) W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan dalam satuan joule (J) Q = Besarnya muatan listrik yang mengalir dalam satuan colomb (C) Persamaan 1 tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut : Persamaan 2 : W = � dimana I = � maka Q = 1.t sehingga menjadi � � Persamaan 3 : w = V.1.t
  • 14. Keterangan : W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan (J) V = Beda potensial (V) l = kuat arus (A) t = waktu (s) Contoh Soal Cara Menghitung Besar Energi Listrik 1. Lampu yang dipasang di ruang tamu rumah Bapak Budi tegangannya 220 V mengalir alur listrik 2 A selama 5 menit. Tentukan besar energi listrik yang diperlukan lampu untuk menyala dengan baik! Penyelesaian : Diketahui : V (beda potensial) = 220 V l (kuat arus) = 2 A t (waktu) 5 menit = 300 s Ditanyakan : W? Jawab : W = V.l.t = 220.2.300 = 132.000 J = 132 Kj
  • 15. 2. Sebuah setrika listrik dipasang pada tegangan 220 volt dan kuat arus 2 ampere. Berapa energi yang diperlukan selama 5 menit? Sumber soal: Modifikasi Ebtanas 1997 Pembahasan Menentukan energi listrik jika diketahui tegangan = 220 volt, kuat arus = 2 ampere, dan waktunya, 5 menit = 300 detik W = V x I x t W = 220 x 2 x 300 W = 132000 joule = 132 kJ G. Daya Listrik Pada alat listrik biasanya terdapat tulisan. Misalkan 220 V 60 W. Apa maksud dari tulisan tersebut? Jika pada alat-alat listrik kita dapati tulisan , misalnya 220 V 50 W, artinya bahwa alat tersebut akan dapat bekerja dengan baik jika dipasang pada tegangan 220 V dan daya listrik yang digunakan adalah 50 watt. Apakah daya listrik itu? Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa setiap mengalirkan arus listrik, sumber tegangan mengeluarkan energi listrik sebesar W = V.l.t Besarnya energi listrik yang dikeluarkan tiap satu sekon disebut Daya Listrik yang dapat ditulis sebagai berikut : � = � � Keterangan : P = Daya listrik (W)
  • 16. W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan (J) t = Waktu (s) Contoh Soal Cara Menghitung Besar Daya Listrik 1. Sebuah lampu pijar tertulis 100 watt/100 volt. Jika lampu itu dipasang pada tegangan 80 volt. Diminta menghitung besarnya daya sekarang yang digunakan lampu tersebut? Penyelesaian : Diketahui : P1 = 100 watt E1 = 100 Volt E2 = 80 Volt Ditanyakan = P2? Jawab : P1 : P2 = E12 : E22 100 : P2 = (100) 2 : 802 P2 = 80 2 x 100 = 64 Watt (100)2 2. Pada sebuah alat listrik tertulis 220 V, 500 watt. Jika alat itu dipasang pada tegangan 110 V. Diminta menghitung daya listrik sekarang setelah dihubungkan pada tegangan 110V? Penyelesaian : Diketahui : E1 = 220 V P1 = 500 watt E2 = 110 V
  • 17. Ditanyakan : P2? P1:P2=E12 :E22 500 : P2 = (220) 2 : 110 2 P2 = 110 2 � 500 = 64 Watt (220)2
  • 18.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sutarno. 2013. Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Abdullah, Mikrajudin. 2007. IPA Fisika SMP dan MTS jilid 3. Jakarta: Esis H H William, E Jack, Kemmerly, M Steven & Durbin. 2002. Engineering Sircuit Analysis Sixth Edition. New York: McGraw Hill. 4 Sartono. 2014. Rangkuman Ilmu Super Lengkap. Jakarta: Panda Media Saripudin A, R K Dede, Suganda, Adit. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Visindo Media Persada Khalim, Abdul. Dkk .2005. Sains Fisika. Jakarta : PT Bumi Aksara Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Lisrik. Yogyakarta : Graha Ilmu Subagya, Hari. Dkk. 2007. Sains Fisika 1 SMA/MA. Jakarta : PT Bumi Aksara Abadi, Prayitno. Dkk. 2008. Fisika dan Kegunaannya. Jakarta : Azka Press Herman, A. 2016. Pembelajaran fisika berbasis keterampilan proses sains pada topik listrik arus searah. Jurnal Vidya Karya. 31(2) 111-112 Evin, A., Indrawati,, H Alex., 2015. Remedi miskonsepsi beberapa konsep listrik dinamis pada siswa sma melalui simulai phet disertai lks. Jurnal Pendidikan Fisika. 3(4) 362 Handayani, S & Damari A. 2009. Fisika untuk SMA & MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Prasetyo, T & Assafat, L., 2010. Efektifitas pemasangan kapasitor sebagai metode alternatif penghemat energi listrik. Media Elektrika. 3(2) 24-25