Dokumen tersebut memberikan panduan teknis pelaksanaan safari wukuf dan badal haji untuk jemaah haji yang sakit. Safari wukuf adalah proses pemberangkatan jemaah haji sakit ke Arafah dengan menggunakan ambulan atau bus untuk melaksanakan wukuf, sementara badal haji dilakukan untuk jemaah yang terlalu sakit untuk mengikuti safari wukuf. Dokumen ini menjelaskan persiapan, kriteria
1. TEKNIS PELAKSANAAN
SAFARI WUKUF DAN BADAL HAJI
I. PENDAHULUAN
Salah satu rukun haji adalah wukuf. Wukuf ini dilakukan di Arafah pada tanggal 9
Dzulhijjah dimana seluruh jemaah haji berkumpul berdiam diri untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Bagi jemaah yang mengalami sakit hal ini menjadi kendala. Untuk itu Kantor
Kesehatan Haji Daker Makkah selaku pelaksana pelayanan kesehatan di daerah Makkah
melaksanakan kegiatan safari wukuf. Suatu layanan menghadirkan jemaah sakit di Padang
Arafah agar dapat berkumpul dengan jutaan para Hujjaj seluruh dunia.
Berdasarkan data kesehatan selama penyelenggaraan haji di Arab Saudi jumlah jemaah
haji yang dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi
(RSAS) cukup banyak terutama menjelang waktu wukuf, bagi jemaah haji Indonesia yang di
rawat di RSAS Makkah menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi untuk menghadirkan
seluruh jemaah haji di Arafah. Jemaah haji Indonesia yang dirawat di KKHI Makkah menjadi
tanggung jawab Pemerintah Indonesia. Adapun pelaksanaannya dengan menggunakan
kendaraan mobil ambulan dan/atau bus. Dalam penetapan kriteria jemaah yang akan dibawa
dengan oleh kendaraan Safari Wukuf berdasarkan kondisi kesehatan jemaah, posisi
duduk/berbaring dan menggunakan oksigen/tidak.
Bagi jemaah sakit berat yang di rawat di KKHI maupun di RSAS, yang tidak bisa
diikutkan dalam Safari Wukuf ataupun yang telah wafat sebelum pelaksanaan Wukuf, maka
jemaah tersebut akan dibadalhajikan oleh Pemerintah Indonesia.
II. DEFINISI
Safari wukuf adalah proses pemberangkatan jemaah haji sakit yang memenuhi kriteria
dengan pendampingan tenaga medis dari KKHI Makkah menuju Arafah untuk melaksanakan
Wukuf dengan menggunakan ambulan dan/atau bus pada tanggal 9. Dalam proses Safari wukuf
tersebut jemaah sakit selain didampingi oleh petugas kesehatan juga oleh petugas pembimbing
ibadah haji.
2. III. PERSIAPAN SAFARI WUKUF
1. Pertemuan koordinasi persiapan safari wukuf dan penetapan kriteria safari wukuf
2. Pendataan calon petugas safari wukuf, dan menyusun daftar nama petugas yang akan
mengikuti safari wukuf berkoordinasi dengan PJ medis, PJ keperawatan, dan PJ
ambulan.
3. Dokter spesialis terkait melakukan skrining jemaah haji sakit yang di rawat di KKHI
sejak tanggal 2 Dzulhijjah (H-7).
4. Persiapan jamaah sakit yang memenuhi kriteria safari wukuf, seluruh kebutuhan dan
perlengkapan safari wukuf:
a. administrasi (form mengikuti safari wukuf),
b. perlengkapan ibadah
c. obat-obatan.
d. Konsumsi
e. Label jemaah
5. Bersama tim yang telah dibentuk, menentukan status kesehatan jemaah yang dirawat di
KKHI Mekkah pada tanggal 4 Dzulhijjah (H-5), selanjutnya berdasarkan kriteria safari
wukuf, menentukan jemaah yang akan mengikuti safari wukuf atau badal haji pada
tanggal 7 Dzulhijjah (H-2).
6. Melaporkan jemaah yang akan mengikuti safari wukuf dan badal haji kepada Kasubsie
KKHI dan Kasie Kesehatan Daker Mekkah berkoordinasi dengan Seksi Bimbingan
Ibadah Daker Mekkah, dan secara berkala (setiap 2-3 jam) melaporkan penambahan
nama jemaah dari pasien rawat inap baru yang akan mengikuti safari wukuf dan badal
haji, selambat-lambatnya pada tanggal 8 Dzulhijjah pukul 18.00 WAS, dan terakhir
pada tanggal 9 Dzulhijjah pukul 00.00 WAS (malam sebelum wukuf).
7. Melakukan monitoring dan pemeriksaan kesehatan jemaah yang diizinkan untuk
mengikuti safari wukuf.
8. Jemaah haji sakit stabil yang dianggap bisa mengikuti kloter segera dipulangkan ke
kloter yang bersangkutan selambat-lambatnya tanggal 7 Dzulhiijjah (H-2).
9. Jemaah haji sakit yang mengalami perburukan segera di rujuk ke RSAS.
10. Tanggal 9 Dzulhijah (hari H): Prosesi safari wukuf, setelah ± 2 jam, jemaah haji dibawa
kembali ke KKHI Mekkah.
11. H+2 sampai H+3 (13 - 14 Dzulhijah): pengembalian jamaah haji peserta safari wukuf
yang stabil ke kloter.
3. 12. Segala kegiatan ibadah haji selanjutnya menjadi tanggungjawab keluarga dan petugas
kloter masing-masing.
IV. TIM SAFARI WUKUF
1. Penanggung Umum : Kepala Bidang Kesehatan
2. Penanggung Jawab Operasional : Kasi Kesehatan Daker Makkah
3. Penanggung Jawab Umum : Ka Subsie KKHI
4. Koordinator : Dokter spesialis
5. Sekretaris :
6. Wakil sekretaris :
7. Koordinator Tim Penilai Kriteria SW : Dokter spesialis
Anggota Dokter spesialis
8. Koordinator Dokter :
9. Koordinator Perawat :
10. Koordinator Transportasi :
11. Koordinator Perbekalan Kesehatan :
Anggota
12. Koordinator Pelaporan dan SW :
13. Koordinator Gizi :
14. Penanggung Jawab Bus 1 :
15. Penanggung Jawab Bus 2 :
16. Penanggung Jawab Bus 3 :
17. Penanggung Jawab Bus 4 :
18. Penanggung Jawab Bus 5 :
19. Penanggung Jawab Bus 6 :
20. Penanggung Jawab Bus 7 :
21. Penanggung Jawab Bus 8 :
22. Penanggung Jawab Bus 9 :
23. Penanggung Jawab Bus 10 :
24. Penanggung Jawab Ambulance :
4. V. KRITERIA SAFARI WUKUF :
Dengan adanya keterbatasan sarana pra sarana dan sumber daya manusia di KKHI
Makkah, maka tidak semua jemaah yang di rawat di sektor atau KKHI atau yang sakit di kloter
bisa diikutkan dalam safari wukuf. Untuk itu diperlukan suatu kriteria yang telah disepakati
semua disiplin ilmu yang bisa menseleksi semua pasien yang memang betul-betul memerlukan
safari wukuf.
Adapun kriteria Safari Wukuf sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji
Nomor HK.02.07/1/1988/2017 tanggal 27 Agustus 2017 tentang penetapan kriteria
Safari wukuf bagi jemaah haji Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Kesadaran baik ditandai dengan:
a) Airway, Breathing, Circulation baik;
b) Glasgow Coma Scale (GCS) = 15;
c) Kesadaran psikiatris baik (3 P: memusatkan, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian);
d) Kemampuan menilai realita baik (tidak ada halusinasi dan waham)
2) Hemodinamik (sirkulasi) stabil, Mean Arterial Pressure (MAP) paling rendah 65
mmHg;
3) Saturasi oksigen >89 dengan nasal kanula 2-3 ltr/mnt;
4) Transportable, yaitu pada saat pemindahan tidak memperberat kondisi fisik,
berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jemaah haji
sakit;
5) Tidak mengidap penyakit menular/tidak infeksius;
6) Penyakit tidak dalam periode akut;
7) Tidak dalam krisis hipertensi.
VI. Penentuan Calon Jamaah Safari Wukuf
1) Dokter spesialis (Tim Penilai) terkait melakukan skrining jemaah haji sakit yang di
rawat di KKHI Makkah;
2) Jika jemaah sakit yang memenuhi kriteria safari wukuf, maka dilakukan persiapan
baik administrasi (form mengikuti safari wukuf), perlengkapan ibadah serta obat-
obatan.
3) Data jemaah haji sakit tersebut dimasukkan ke petugas Siskohatkes untuk
direkapitulasi dalam daftar peserta safari wukuf.
5. 4) Jemaah haji sakit stabil yang dianggap bisa mengikuti kloter segera dipulangkan ke
kloter yang bersangkutan selambat-lambatnya H-2
5) Jemaah haji sakit yang mengalami perburukan dan dianggap tidak transportable,
maka jemaah haji tersebut segera di rujuk oleh dokter yang ditugaskan melakukan
pelayanan rujukan ke RSAS
VII. Penentuan Fasilitas Safari Wukuf dan Logistik
1. KIT emergensi
2. Obat-obat untuk gawat darurat
3. Tabung oksigen
4. Ventimask dan Obat-obat bronkodilator
5. EKG monitor dan DC shock
6. Konsumsi untuk pasien dan petugas
VIII. Perlengkapan dan Persiapan Jamaah Sakit
1. Jamaah sakit disiapkan untuk berpakaian ihrom
2. Dibimbing niat haji, berdoa dan Talbiah oleh pembimbing ibadah
3. Pemasangan label/identitas pasien
4. Pastikan kondisi jamaah sakit siap untuk berangkat safari wukuf
IX. Proses Pelaksanaan Safari Wukuf :
Jemaah haji yang telah siap diberangkatkan dinaikkan ke dalam bus dengan tertib dan
hati-hati untuk mencegah cedera. Jemaah dengan posisi duduk dinaikkan terlebih dahulu sesuai
nomor bus yang telah ditentukan. Setelah selesai dilanjutkan dengan Jemaah haji posisi baring.
Dokter penanggungjawab bus bertanggungjawab terhadap Jemaah haji dalam busnya masing-
masing sesuai yang telah ditetapkan. Jemaah haji sakit dibawa dengan menggunakan bus
kemudian berangkat ke Arafah secara berombongan didampingi oleh petugas kesehatan dan
pembimbing ibadah haji yang telah ditetapkan menuju Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Kegiatan dimulai dengan loading pasien ke bus masing-masing pada pukul 07.00 WAS,
kemudian berangkat secara bersama-sama dalam satu rombongan pada pukul 11.00 WAS dari
KKHI Makkah. Rombongan safari tiba di Arafah sekitar pukul 11.30 WAS untuk berdiam
sementara dan mendengarkan khutbah wukuf yang disampaikan petugas pembimbing ibadah
di tiap-tiap Bus. Kemudian pada pukul 13.30 WAS rombongan jemaah Safari Wukuf bergerak
6. kembali ke KKHI Makkah untuk kembali mendapatkan pelayanan kesehatan. Proses ini tidak
melewati Musdalifah dan Mina seperti rombongan jamaah haji sehat.
Pada saat tiba di KKHI Makkah, Jemaah haji posisi baring diturunkan dari bus terlebih
dahulu dan langsung dibawa ke ruang perawatan masing-masing. Setelah itu dilanjutkan
dengan Jemaah haji posisi duduk. Evaluasi kondisi medis Jemaah haji setelah tiba di ruang
perawatan.
7. BADAL HAJI
A. DEFINISI
Bagi jamaah sakit yang tidak bisa disertakan dalam kegiatan safari wukuf karena
sebab sakit yang parah ataupun telah meninggal sebelum Wukuf, maka keseluruhan
proses ibadah haji Jemaah tersebut akan digantikan oleh orang lain atau dengan kata
lain dibadalhajikan.
B. KRITERIA BADAL HAJI
Adapun kondisi yang masuk dalam kriteria badal adalah kondisi yang tidak termasuk
dalam kriteria Safari Wukuf, seperti:
1. Gangguan jiwa dengan SNM (Sindroma Neuroleptik Maligna)
2. Gangguan jiwa dengan peningkatan aktivitas psikomotor dan gangguan
menilai realitas (gangguan insight dan gangguan orientasi berat)
3. Infark miokard akut kurang dari 7 hari
4. Acute heart Failure
5. Krisis Hipertensi
6. Aritmia Maligna: VT, VF, AF rapid Ventricular Respons
7. High Degree AV Block
8. Hemoptisis masif
9. Pasien dengan ventilator
10. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
11. Asma persisten berat/ACOS (Asthma COPD Overlapping Syndrome)
12. Penyakit Paru Obstruktif Kronik ekseserbasi akut saat aktivitas ringan
13. Sepsis Berat
14. Pasien yang terinfeksi virus MERS-CoV
15. Pneumothorakx
16. Keganasan paru dengan performance status III-IV
17. Status Epileptikus
18. Stroke akut kurang dari 7 hari
19. Meningitis/encephalitis
20. Guilian barre Syndrome dengan gagal nafas
21. Pasien PPOK/Pneumonia dengan Long Term Oxygen Therapy (LTOT)
8. 22. Cedera kepala dengan penurunan kesadaran
23. Encephalopaty DM dengan Komplikasi akut kecuali hipoglikemia
24. Chronic Kidney Disease dengan sindrome Uremic
25. Hematemesis Melena Massif/Profuse
26. Post Operasi dengan tanda vital yang belum stabil
27. Penyakit keganasan stadium akhir dengan performance status III-IV
28. Pasien yang di rawat di RS Arab Saudi
C. TEKNIS PELAKSANAAN
Adapun dalam pelaksanaannya badal haji baik untuk jemaah yang sakit maupun
wafat dikoordinasikan dengan kantor Daker Mekkah selaku penyelenggara Badal Haji.