2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
Cerita PHBS dari Sekolah di Sulawesi Selatan 2017 (Bahasa Inggris)
1. Yayasan Lembaga Mitra Ibu dan Anak (LemINA)
Kantor Makassar :
Jalan Rappocini Raya Lr. 3 No. 3A
Website :
www.lemina.org
Email :
lemina_sulsel@rocketmail.com
LemINA / Sobat Lemina
@SobatLemina
@sobatlemina
Dicetak dengan dukungan:
Cerita
SEKOLAH
Dari
di Sulawesi
Didanai oleh:
Didukung oleh:
Bekerjasama dengan:
Dilaksanakan oleh:
4. Kata Pengantar
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah merupakan salah satu indikator dari Sekolah Dasar
Bersih dan Sehat. Kebijakan Direktorat Sekolah Dasar terkait SD Bersih Sehat adalah sekolah memiliki landasan
menyelenggarakan pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah secara konsisten, meningkatkan kebersihan dan
kesehatanruang,halaman,danlingkungansekolahsertamembudayakanperilakuhidupbersihdansehat.
Program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) in School (Sanitasi Sekolah), kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan dan UNICEF, yang didanai oleh Indomaret dan diimplementasikan oleh Yayasan Lembaga Mitra Ibu dan Anak
(LemINA), merupakan program bantuan yang mendukung pencapaian tujuan Program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat.
Lokasi sasaran program pada tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Takalar, Barru dan Luwu Utara, yang berlangsung tahun
2015-2016.
Buku ini memaparkan kisah pembelajaran dari pelaksanaan pendampingan PHBS di sekolah melalui program WASH in
School, yang melibatkan fasilitator dari Dinas Pendidikan Kabupaten dan program. Buku ini diharapkan dapat
memberikan inspirasi bagi semua pihak di wilayah lain di Indonesia, dalam mendampingi program Sekolah Dasar Bersih
danSehatdisekolahdasar.
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah banyak berperan dalam pelaksanaan Program Sekolah Dasar
Bersih dan Sehat. Peran Pemerintah Kabupaten, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar, Barru dan Luwu Utara
yang tak pernah putus memberi dukungan dan bantuan menjadikan PHBS sebagai kebiasaan di sekolah-sekolah dasar
kita. Para Kepala sekolah dan Guru bekerjasama Yayasan LemINA dan UNICEF telah melakukan kolaborasi yang baik
dalammencapaitujuanprogram.
SemogabukuinibermanfaatdalammeningkatkanderajatkesehatanrakyatIndonesia.
Makassar, 30 Nopember 2016
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan
ii
Ramai
“Selain mengajarkan setiap tahapan mencuci
tangan dengan baik dan benar, sebaiknya kegiatan
cuci tangan selalu dilakukan berkelompok, karena
semakin banyak orang, kegiatan ini semakin
menyenangkan.”
Andre Alexsander H. M
(Dokter Kecil SDN Madello, Kab. Barru)
itu
Seru!
23
5. iii
Kata Pengantar
Air, sanitasi dan kebersihan adalah kunci kesehatan semua orang, tetapi yang terpenting semua anak-anak dapat tetap
tumbuhdanberkembang.Pentingdiketahuibahwaanak-anaksangatrentanterhadapdiaredaninfeksipernafasanketika
anak-anak di sekolah dimana tidak terdapat resiko penularannya. Air bersih dan sanitasi serta kebersihan yang baik
melalui praktek Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara substansial dapat mengurangi risiko ini. Mencuci tangan
dengansabunadalahkebiasanyangsulituntukdilakukantetapiketikadipraktekkandalamkelompokdenganjadwalyang
rutin dapat membantu membentuk kebiasaan anak seumur hidup untuk mencuci tangan mereka dengan baik, terutama
sebelummakandansetelahbuangairbesar.
Program ini dilaksanakan di 120 sekolah di kabupaten Barru, Takalar dan Luwu Utara, hal pertama dilakukan untuk
mempromosikan fasilitas cuci tangan berkelompok digabungkan dengan promosi kesehatan yang kuat di Sulawesi
Selatan. Aspek inovatif dari program ini termasuk desain fasilitas sekolah, masyarakat dan rencana operasional sekolah
serta integrase kebersihan dalam bahan ajar di sekolah. Sekolah dan masyarakat masuk ke dalam sumber daya yang
tersediauntukpembangunanfasilitasyangbaikdimananantinyaakanmenjadikebanggaansekolah.
Saya ingin memberikan penghargaan atas kemitraan yang kuat dari Dinas pendidikan kabupaten dan Dinas Pendidikan
Provinsi, masyarakat lokal, LemINA dan kantor UNICEF Makassar yang sudah membuat fasilitas di sekolah-sekolah,
tetapibukanitusajamerekajugamengikutiprosesyangcukuppanjanguntukkepemilikansekolahyangmerupakankunci
untukkeberlanjutanprogram,tidakhanyafasilitasnyatetapijugakebiasaansiswanya.
Kemampuan LemINA yang sangat baik untuk menghubungkan sekolah-sekolah dan menekankan pada pendekatan
partisipatif untuk pengembangan rencana aksi sekolah dan peningkatan kapasitas sekolah adalah best practice untuk
kabupatenlaindiSulawesidandiIndonesia.
Sekolah dan Dinas Pendidikan sangat reseptif dan mendukung program ini, dan sangat menggembirakan melihat
peningkatan dana mereka (pemerintah) untuk replikasi. Dukungan finansial dari Indomaret dan minat mereka terus-
menerusdalamkemajuansangatdihargai.
Akhirnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada sekolah dan seluruh komunitasnya-kepala sekolah, guru, dokter
kecil,dansemuasiswayangmerupakankuncikeberhasilanprogram.
Jakarta, 27 Februari 2017
Chief of UNICEF Indonesia Water,
and Sanitation Hygiene (WASH)
Aidan Cronin
Berkelompok Lebih
Lingkungan sekolah yang asri dan hijau menyambut
siapa saja yang datang akan langsung betah berlama-
lama di Sekolah Dasar Madello, Kabupaten Barru.
Sekolah ini terletak tak jauh dari jantung kota kabupaten,
bukan hanya itu keistimewaannya, sekolah ini terpilih
menjadi sekolah yang menerapkan Pola Hidup Bersih
dan Sehat melalui program Sanitasi Sekolah sejak
setahun yang lalu.
Sampai saat ini dua anak yang terpilih mengikuti
program dokter kecil hingga kini masih terus
menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik.
Menjadi contoh sekaligus menjadi panutan yang mampu
memotivasi teman-temannya merupakan nilai plus
perjalanan program hasil kerjasama LemINA-Unicef di
sekolah ini. Jika ada teman yang lalai mencuci tangan,
mereka senantiasa mengingatkan dengan ajakan dan
nasihat tentang kesehatan.
“Menasehati tentang pentingnya mencuci tangan,
agar terhindar dari penyakit dan melakukannya secara
berkelompok itu menyenangkan,”ujar Marsya Ayunda
salah seorang dokter kecil yang bercita-cita menjadi
perawat.
Menyenangkan!
22
6. Apresiasi
Penulis & editor : Indah Arifah F.
Andi Arifayani
Andi Bunga Tongeng
Fotografer : Muhaimin Untung
Dede Farsjad
Andi Arifayani
Desain Grafis : Panca Rizky
Penerjemah : Riri Febriany
iv 21
4
Jari berpautan dan menggosok bagan belakang
jari kedua tangan
5
Menggosok ibu jari secara berputar dengan
cara diikuti oleh daerah antara telunjuk dan
ibu jari untuk kedua tangan
6
Menggosok ujung jari pada telapak tangan
menyerupai kuncup bunga, lakukan pada
kedua tangan.
7
Menggosok kedua pergelangan tangan
dengan cara berputar, bilas dan keringkan
dengan benar
7. Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Apresiasi iv
TAHAPAN PROGRAM 1
MONITOR DIRI DENGAN
PAPAN KONTROL 2
KELOMPOK BERSIH 4
MENGAPA HARUS
BERKELOMPOK? 7
PENDEKATAN 3 BINTANG 8
MEMANFAATKAN DANA BOS 11
ASYIKNYA MERANCANG RPP 12
DOKTER KECIL UNTUK
TEMAN SEBAYA 14
KEPALA SEKOLAH DAN
PERAN BESARNYA 16
AYO CUCI TANGAN! 18
CUCI TANGAN YANG
BAIK & BENAR, YUK! 20
BERKELOMPOK LEBIH
MENYENANGKAN 22
Daftar Isi v
Pendanaan Program WinS vi
Rencana Aksi Sekolah vii
v
RAMAI ITU SERU! 23
20
CUCI
TANGAN
YANG
BAIK
&
BENAR,
YUK
!
1
3
Menggosok telapak tangan bersama-sama
2
Menggosok bagian belakang kedua tangan
Jalin jari dan menggosok tangan bersama-sama
8. vi
PEMERINTAH
KABUPATEN
Pendanaan Program WinS 2015
2016
98%
2%
75,56%
24,09%
0,34%
Sumber dana berasal dari
Pemerintah, UNICEF/Indomaret
dan LemINA
Fasilitas cuci tangan berkelompok terdiri dari
10-15kran air
Prosesi cuci tangan dilaksanakan secara
teratur dan dengan cara yang
menyenangkan
Sekolah menyiapkan
sabun cuci tangan
Monitoring jadwal
oleh guru dan kepala sekolah
Menjadikan aktifitas cuci tangan sebagai
kebiasaan baik yang juga dipraktekkan
di rumah
19
9. Rencana Aksi Sekolah
Sebagai tahapan dalam pelaksanaan program Sanitasi Sekolah, pelatihan untuk meningkatkan rencana aksi sekolah
dilaksanakandi120sekolahterpilih.
Melalui pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini, perwakilan dari sekolah diberi pemahaman mengenai arah dan
tujuan program. Guru dan kepala sekolah diberikan pemahaman mengenai fungsi sekolah sebagai pusat informasi Air,
Sanitasi dan Hygiene (ASAH). Tidak hanya itu, penguatan peran sekolah dalam mewujudkan sekolah 3 bintang juga
menjadifokusutama.
Pada akhirnya diharapkan meningkatkan kapasitas pihak sekolah dan komite dalam menyusun rencana aksi air minum,
sanitasi,hygienedisekolahmasing-masing.
Apayangharusadadalamrencanaaksisekolah?
1. Gambaranumumsekolahyangberisidataumumsertakondisisaranasanitasidisekolah.
2. RencanakerjasekolahberisirencanakegiatanpendidikanPHBS,peningkatansaranaairbersih
dansanitasi sekolah,rencanapemeliharaandanjadwalpelaksanaan.
3. Desainsaranacucitanganpakaisabun(CTPS)
4. StrukturorganisasiUnitKesehatanSekolah(UKS)
vii
Sebanyak 120 sarana cuci tangan pakai sabun dibangun
pada 3 kabupaten di Sulawesi Selatan. Dengan bantuan
UNICEF, tahun 2015-2016 telah terbangun fasilitas cuci
tangan berkelompok di 36 sekolah dasar. Sarana ini
diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk menerapkan
PHBS di sekolah.
Ayo Cuci Tangan
18
10. PELATIHAN BAGI GURU
DAN KEPALA SEKOLAH
PENYUSUNAN RENCANA
AKSI SEKOLAH
PELATIHAN PROMOSI
PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT
PELATIHAN PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
TERINTEGRASI PHBS
SURVEY CALON
SEKOLAH DASAR
PENETAPAN SEKOLAH
SASARAN PROGRAM
ORIENTASI
PROGRAM
TAHAPAN PROGRAM
“Programnya sudah
terintegrasi di sejumlah
mata pelajaran sekolah,
khususnya pelajaran
kesehatan. Kami sangat
merespon program ini,
karena banyak
relevansinya dengan
pembelajaran yang
seharusnya diajarkan oleh
para guru di sekolah.”
M. Asikin, S.Pd, M.Si
(Kepsek SDN Madello, Kab. Barru)
17
11. PELATIHAN PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
TERINTEGRASI PHBS
ORIENTASI
PROGRAM
PELATIHAN
DOKTER KECIL
PEMBANGUNAN SARANA
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
PROMOSI
KESEHATAN
DI SEKOLAH
RAPAT KOORDINASI
TAHAPAN PROGRAM
1
Kepala Sekolah dan Peran Besarnya
Program Sanitasi Sekolah agar bisa sukses dan sustainable membutuhkan peran serta guru dan
kepala sekolah dalam mendukung keberlanjutan program ini. Training PHBS yang menghadirkan
guru dan kepala sekolah diharapkan bisa menghasilkan pemahaman baru terkait PHBS dan
implementasinya di Sekolah.
Bagi guru mata pelajaran, mengintegrasikan PHBS ke dalam rancangan pembelajaran menjadi
tugas utama. Namun bagi kepala sekolah, tantangannya adalah untuk mengawal program di
sekolah dan menyebarkan informasi ke guru lain yang tidak mengikuti pelatihan. Tidak hanya itu,
program WinS juga harus didukung dengan aturan sekolah yang tepat.
16
Kepala Sekolah
Peran
Besarnya
12. MONITOR DIRI DENGAN
PAPAN KONTROL
Praktek hygiene oleh masing-masing siswa
dimonitoring dengan pendekatan child to child. Untuk
membantu memudahkan, maka tiap kelas memiliki
Papan Kontrol Sehat yang harus diisi oleh siswa
setiap harinya. Setiap anak yang mengisi satu
indikator perilaku pada papan tersebut, secara
otomatis akan dimonitor oleh kawannya, sehingga
apabila ada yang ketahuan berbohong, maka kawan
lainnya boleh memindahkan tanda pada indikator
tersebut. Papan kontrol terbukti mampu mendorong
kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-
anak di sekolah.
2
Elga Alfionita (Kelas IV), Dokter
kecil dari SDN 099 Balebo
merupakan satu dari sekian banyak
siswa yang dilatih untuk menjadi
dokter kecil dalam program Sanitasi
Sekolah kerjasama UNICEF dan
Lembaga Mitra Ibu dan Anak
(LemINA).
Dokter kecil yang bertugas di
m a s i n g - m a s i n g s e k o l a h
sebelumnya diberikan pelatihan
selama dua hari. Pelatihan ini
mencakup pengenalan dasar dari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta memahami tugas dan
tanggung jawab sebagai dokter
kecil.
Keberadaan dokter kecil
diharapkan bisa menjadi role model
bagi teman sebaya dalam
beraktifitas dan menerapkan PHBS
di lingkungan sekolah. Tentunya
keberadaan dokter kecil harus
didukung oleh guru dan kepala
sekolah agar bisa mencapai
predikat sekolah tiga bintang.
15
14. KELOMPOK BERSIH
Kelompok bersih dibentuk untuk memberi tanggung jawab
kepada siswa secara berkelompok, dalam hal memelihara
kebersihan. Pergantian anggota kelompok dilakukan bergilir setiap
hari, sehingga semua anak akan merasakan tanggung jawab di
semua kelompok.
Kelompok ini terdiri dari kelompok bersih diri, bersih teman, bersih
kelas, bersih wc dan bersih lingkungan.
4 13
*Diadaptasi dari Postma, Leonie, Renata Getkate dan C. Van Wiik 'Keterampilan hidup berbasis pendidikan kesehatan; sebuah
pedoman konsep, perkembangan dan pengalaman dengan pendidikan kesehatan berbasis kecakapan hidup sanitasi dan
program pendidikan kebersihan di Sekolah.' IRC air internasional dan pusat sanitasi, Delft, Belanda, bekerja sama dengan
Unicef, 2004.
15. 5
asyiknya Merancang RPP
Kebingungan tampak pada wajah guru-guru yang
hadir pada pelatihan PHBS dan RPP untuk Guru dan
Kepala Sekolah di Kabupaten Takalar yang
dilaksanakan 28-30 september 2016 lalu. Materi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dianggap sulit
untuk diterapkan dalam mata pelajaran yang bahan
ajarnya sudah tersedia berupa buku maupun Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Olehnya dihadirkan Abdul Aziz yang juga menjadi
fasilitator dalam kegiatan tersebut. Guru SDN No. 81
Kaluku Bodoa, Kec. Galesong Selatan Kabupaten
Takalar ini dengan sabar memberikan penjelasan
mengenai pengintegrasian PHBS dalam mata
pelajaran apa saja di sekolah dasar. Kehadiran pria
yang akrab disapa Daeng Rani ini bisa memberikan
informasi yang menyeluruh dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru dan kepala sekolah yang
mengikuti pelatihan.
Program Pelatihan PHBS bagi guru dan kepala
sekolah ini merupakan bagian dari program Sanitasi
Sekolah yang diharapkan bisa sustainable. Pelatihan
difokuskan pada konten dan metode untuk
mengintegrasikan PHBS dalam mata pelajaran. Untuk
provinsi Sulawesi Selatan program ini terlaksana di tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Takalar, Barru dan Luwu
Utara.
12
16. 6
MEMANFAATKAN
Sekolah memanfaatkan dana
Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) untuk memaksimalkan
sarana cuci tangan pakai sabun
yang dibangun oleh program. Di
beberapa sekolah, dana BOS
digunakan untuk membangun
penampungan air dan dudukannya
serta penambahan lantai atau
dinding keramik.
DANA BOS
11
17. Menumbuhkan kebiasaan
tidaklah mudah. Cuci tangan
p a k a i s a b u n s e c a r a
berkelompok pada jam
istirahat, dimaksudkan agar
menjadi kegiatan rutin.
Dilakukan bersama-sama,
agar semua siswa dapat
serempak menjadikannya
sebagai kebiasaan.
MENGAPA HARUS
BERKELOMPOK?
7
10