Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas upaya SLB Mutiara di Tanjungpinang dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan khususnya bidang pendidikan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
2. SLB Mutiara telah memenuhi beberapa indikator fasilitas sekolah yang disyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan berkelanjutan seperti listrik, j
1. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)SLB
Mutiara DiTanjungpinang Sebagai Upaya Untuk
Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tyasa Obieta Yuliadri Yanti Putri
NIM. 21102044
Lecturer: Shahril Budiman, S.Sos, MPM
Mata Kuliah Teori Pembangunan
3. Pada tahun 2015 dibuat program agenda pembangunan global baru untuk
periode 2016-2030 yang disebut dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) untuk meneruskan dan
menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah atau tujuan yang ditinggalkan oleh
MDGs. Sebagaimana tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang keempat
yaitu merupakan pendidikan berkualitas dengan memuat target yang salah
satunya adalah menyatakan bahwa mendirikan dan meningkatkan fasilitas
pendidikan yang ramah anak, ramah penyandang disabilitas dan gender, serta
mempersiapkan lingkungan belajar yang aman, tanpa kekerasan, komprehensif
dan efektif untuk semua siswa. Kemudian dalam target tersebut memuat suatu
indikator yaitu proporsi sekolah dengan akses ke: listrik; internet; komputer;
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa penyandang cacat; air minum
layak; fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin; dan fasilitas cuci tangan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang keempat, SLB Mutiara
memperhatikan indikator tersebut dan melaksanakan kegiatan usaha kesehatan sekolah
(UKS) untuk memperkenalkan kepada siswa-siswi di sekolah terhadap dunia kesehatan,
mengarah pada praktek untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat
mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan bebas dari penyakit, sehingga dapat
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang keempat, yaitu pendidikan berkualitas.
5. Penelitian yang berkaitan dengan fasilitas sanitasi dan kegiatan
usaha kesehatan sekolah (UKS) telah banyak dilakukan oleh peneliti
lain, diantaranya jurnal dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Tiga
Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (Trias UKS) di Sekolah Luar
Biasa Negeri 1 Sleman, Yogyakarta Tahun 2016”. Jurnal ini ditulis oleh
Dara Puspita Lestari, Theresia Puspitawati, dan Choirul Anwar dari
Universitas Respati Yogyakarta. Hasil dari penelitian di atas yaitu tiga
program pokok UKS seluruhnya telah dilaksanakan oleh SLBN 1
Sleman, namun masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan
pedoman dikarenakan beberapa hambatan. Jurnal di atas
menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dijelaskan dan dibahas secara
mendetail tentang kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) SLB
Mutiara di Tanjungpinang sebagai upaya untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
7. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, potret
permasalahan yang akan dibahas kali ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan,
apa saja tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)
tersebut?
2. Bagaimana target dan indikator dari tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) yang keempat terkait dengan SLB
Mutiara sebagai sekolah anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana fasilitas sanitasi serta perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yang seharusnya dimiliki dan dilakukan
terutama di lingkungan sekolah?
4. Bagaimana fasilitas sanitasi dan kegiatan uks di SLB Mutiara
sebagai upaya untuk mencapai pendidikan berkualitas
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang
keempat?
9. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan segala
bentuk upaya atau kemampuan yang dilakukan secara sadar dan terencana baik dalam
aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga dapat membangun kesejahteraan masyarakat, menjamin keselamatan dan
mutu hidup bagi generasi sekarang maupun generasi di masa yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan/sustainable development (SDGs) memiliki 17 tujuan,
dengan 169 target, dan 319 indikator yang kemudian tergolong menjadi pilar sosial,
ekonomi, lingkungan, hukum dan tata kelola secara sistematis. Berikut 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs) yaitu antara lain:
1. Tanpa Kemiskinan (7 Target)
2. Tanpa Kelaparan (8 Target)
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera (13
Target)
4. Pendidikan Berkualitas (10 Target)
5. Kesetaraan Gender (9 Target)
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak (8
Target)
7. Energi Bersih dan Terjangkau (5
Target)
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi (12 Target)
9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (8 Target)
10. Berkurangnya Kesenjangan (10 Target)
11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan (10 Target)
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab (11 Target)
13. Penanganan Perubahan Iklim (5 Target)
14. Ekosistem Lautan (10 Target)
15. Ekosistem Daratan (12 Target)
16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan
yang Tangguh (12 Target)
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (19
Target)
1.
10. Tujuan ke 4 dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yaitu
pendidikan berkualitas. Tujuan ini menjamin dan memastikan pendidikan yang
merata untuk semua selama hidupnya dengan pendidikan yang berkualitas secara
inklusif, serta meningkatkan kesempatan belajar yang sama untuk semua selama
hidupnya. Dijelaskan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang
keempat yaitu pendidikan berkualitas bahwa terdapat target 4.A yang berbunyi
mendirikan dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, ramah
penyandang disabilitas dan gender, serta mempersiapkan lingkungan belajar yang
aman, tanpa kekerasan, komprehensif dan efektif untuk semua. Indikator 4.A.1 dari
pendidikan berkualitas yaitu proporsi sekolah dengan akses ke:
Listrik
Internet sebagai pelengkap pengajaran
Komputer sebagai pelengkap pengajaran
Infrastruktur dan materi memadai bagi siswa penyandang cacat
Air minum layak
Fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin
Fasilitas cuci tangan (terdiri dari air, sanitasi, dan higienis untuk semua)
Indikator 4.A.1 dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ini
digunakan untuk menilai akses di sekolah (setiap jenjang pendidikan) terhadap
upaya memasukkan layanan dasar yang diperlukan untuk menjamin dan
memastikan lingkungan belajar yang aman dan efektif bagi semua siswa.
2.
11. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009, kesehatan merupakan adanya kesejahteraan terhadap badan, jiwa,
dan sosial setiap orang yang diharuskan hidup produktif baik secara sosial
dan ekonomis, sehingga untuk mewujudkan kesehatan tersebut dibutuhkan
pelayanan kesehatan yang baik dan memadai.
Sanitasi yang tidak memadai, perilaku kebersihan yang buruk, serta
air minum yang tidak layak dan tidak aman berkontribusi terhadap 88%
kematian anak di seluruh dunia yang diakibatkan oleh diare. Mencuci tangan
denegan cara yang tepat sesuai dengan protokol dapat mengurangi resiko
penyakit diare hingga 47%. Sanitasi yang tidak memadai, perilaku kebersihan
yang buruk, serta air minum yang tidak layak dan tidak aman juga dapat
menyebabkan penyakit tipus, hepatitis, malaria, kudis, demam berdarah,
disentri, kolera, penyakit pernapasan kronis, leptospirosis, dan infeksi parasit
usus.
Sanitasi di lingkungan sekolah (setiap jenjang pendidikan) dilakukan
sebagai upaya untuk mengendalikan dan mengawasi faktor lingkungan fisik
sekolah. Adapun indikator sanitasi lingkungan sekolah antara lain: fasilitas air
bersih, fasilitas tempat pembuangan sampah, fasilitas jamban, fasilitas
saluran pembuangan air limbah, dan fasilitas cuci tangan.
3.
12. Berdasarkan Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di SLB,
penyelenggaraan kesehatan untuk anak berkebutuhan khusus di SLB harus
dilaksanakan sama dan sebanding seperti anak sekolah pada umumnya,
yaitu melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di sekolah merupakan sebuah perilaku yang
dilakukan oleh seluruh warga sekolah atas dasar kesadaran diri sendiri
sehingga secara mandiri mampu melakukan upaya pencegahan terhadap
penyakit, meningkatkan mutu kesehatannya, serta turut berperan aktif
dalam mecapai cita-cita lingkungan yang sehat. Indikator perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di sekolah yaitu antara lain:
Cuci tangan pakai sabun
Memilih jajanan/makanan sehat
Membuang sampah pada tempatnya
Beraktivitas fisik/mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
Melakukan penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badan
secara berkala
Membebaskan diri dari asap rokok
Memberantas jentik nyamuk
Buang air besar dan buang air kecil di jamban yang sehat
3.
13. SLB Mutiara merupakan sekolah anak berkebutuhan khusus
yang beralamat di Jalan Kota Piring Nomor 15 A, Batu Delapan, Air
Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang,
Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan indikator 4.A.1, SLB Mutiara
memiliki sumber listrik dan daya listrik dari PLN dengan 9.100
watt. Memiliki jaringan internet dari Telkom Speedy dengan
bandwidth 12-33 Mbps. SLB Mutiara juga memiliki laboratorium
komputer dengan jumlah komputer utama 1 unit, serta 10 unit
komputer milik dan 5 unit komputer bukan milik. Sekolah ini
menggunakan kurikulum pendidikan khusus SDLB 2013.
Berdasarkan data kemdikbud, sanitasi SLB Mutiara memiliki
sumber air yang berasal dari sumur yang terlindungi. Mengenai air
minum, siswa SLB Mutiara membawa air minum dari rumah
masing-masing. Tipe jamban yang digunakan di SLB Mutiara
merupakan jamban leher angsa. SLB Mutiara juga memperhatikan
fasilitas tempat cuci tangan, memiliki 3 tempat cuci tangan dengan
air yang cukup dan mengalir.
4.
14. SLB Mutiara juga melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) seminggu sekali, yaitu pada hari selasa yang diikuti oleh
semua jenjang SDLB, SMPLB, dan SMALB. Melalui kegiatan UKS ini,
dapat memperkenalkan kepada siswa-siswi di sekolah terhadap dunia
kesehatan, dan juga mengarah pada praktek untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat. Kegiatan UKS ini dilakukan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga para siswa-siswi secara mandiri
dapat meningkatkan kesehatan serta aktif dalam mewujudkan
lingkungan hidup yang sehat dan bebas dari penyakit.
Beberapa kegiatan UKS yang sudah dilakukan oleh SLB Mutiara
yaitu antara lain:
1. Mengenal alat-alat kebersihan.
2. Mengenal langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu mengenal nama peralatan
untuk mencuci tangan, siswa mampu memilih alat untuk mencuci
tangan dengan tepat, siswa mampu menggunakan peralatan
mencuci tangan dengan benar, serta siswa mampu melaksanakan
aktivitas mencuci tangan dengan baik dan benar.
4.
16. Kesimpulan
Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang keempat yaitu pendidikan
berkualitas memuat target yang menyatakan bahwa mendirikan dan
meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, ramah penyandang
disabilitas dan gender, serta mempersiapkan lingkungan belajar yang aman,
tanpa kekerasan, komprehensif dan efektif untuk semua. Target tersebut
memuat indikator yaitu proporsi sekolah dengan akses ke: listrik; internet untuk
tujuan pengajaran; komputer untuk tujuan pengajaran; infrastruktur dan materi
memadai bagi siswa penyandang cacat; air minum layak; fasilitas sanitasi dasar
per jenis kelamin; dan fasilitas cuci tangan (terdiri dari air, sanitasi, dan higienis
untuk semua).
SLB Mutiara memiliki fasilitas sanitasi yang cukup memadai (seperti tempat cuci
tangan, jamban) dan melakukan kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) serta menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehta (PHBS) di sekolah. Namun dalam pelaksanaan kegiatan usaha
kesehatan sekolah (UKS), SLB Mutiara belum menerapkan semua perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di sekolah.
17. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, pihak sekolah disarankan
untuk melengkapi dan memperbaiki fasilitas sanitasi dengan
memenuhi syarat kesehatan yang ada di sekolah, seperti
membersihkan jamban secara terus menerus, dan menyediakan
handuk untuk mengeringkan selepas mencuci tangan. Mengenai
kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS), pihak sekolah disarankan
untuk melakukannya lebih sering, mengajarkan dan melaksanakan
semua perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah, seperti
membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya. Dengan
memperbaiki fasilitas sanitasi dan melaksanakan semua perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dapat menciptakan dan
menjamin lingkungan belajar yang aman dan efektif untuk semua
siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang keempat, yaitu pendidikan berkualitas.