Dokumen ini membahas strategi komunikasi untuk Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dengan tujuan meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap pengembangan program UKS/M. Dokumen ini memberikan panduan bagi stakeholder UKS/M untuk melakukan advokasi, mobilisasi sosial, dan komunikasi perubahan perilaku dalam rangka pengembangan UKS/M.
2. 1
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGI KOMUNIKASI USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH
(UKS/M)
Diterbitkan oleh
Sekretariat Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Kemendikbud, Gedung E Lantai 5
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Jakarta, 2019
ISBN:
Pengarah
Dr. Sutanto, S.H., M.A.
Dr. A. Umar, MA
Ketua Penyusun
Drs. Aliyas, M.Pd
Anggota Penyusun
Agus Suharyanto, M.A.
dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Dewi, MKM
Abdullah Faqih, MA, M.Ed
Zulkifli, S.Ag., M.Si.
Helda Nusi, SE, M.Si.
Kontributor
Sari Anggraini (Kementerian Kesehatan), Evasari Ginting (Kementerian Kesehatan),
Achyar, S.Sos (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Endang Triastuti, SE, M.Si
(Kementerian Dalam Negeri), Reza Hendrawan (UNICEF), Yayu Mukaromah (UNICEF),
Aline Ardhiani (UNICEF), Wiwit Heris (SPEAK Indonesia), Yulfarida Arini (SPEAK Indonesia)
Desain
Fauzia Firdanisa (SPEAK Indonesia)
3. 2 3
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
daftar isi
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pengguna Strategi Komunikasi
1.4 Ruang Lingkup Strategi Komunikasi
1.5 Isi dan Struktur
BAB II DASAR-DASAR STRATEGI
KOMUNIKASI
2.1 Komunikasi Efektif
2.2 Strategi Komunikasi
2.3 Pendekatan BCC untuk Penyusunan Isi
Pesan dan Pemilihan Strategi Komunikasi
2.4 Contoh Strategi Komunikasi
BAB III ANALISIS SITUASI
3.1 Penyiapan Generasi Emas
3.2 Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah
3.3 Masalah Kesehatan di Sekolah
3.4 Target Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja 2019
3.5 Target UKS/M dalam RAN Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja
BAB IV USAHA KESEHATAN SEKOLAH/
MADRASAH (UKS/M)
4.1 Konsep UKS/M
4.2 Tantangan Pengembangan UKS/M
BAB V STRATEGI KOMUNIKASI UKS/M
5.1 Perumusan Masalah Komunikasi
5.2 Tujuan Komunikasi
5.3 Khalayak Sasaran Komunikasi UKS/M
5.4 Isi Pesan
5.5 Saluran Komunikasi dan Media
5.6 Monitoring dan Evaluasi
3
7
8
8
9
10
11
12
13
14
23
24
27
28
29
33
34
35
36
37
38
40
41
41
42
44
46
51
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya buku
“Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Buku ini disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Agama dan Kementerian Dalam Negeri melalui dukungan teknis dari UNICEF dan mitra UKS/M.
Proses penyusunan buku Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dilaksanakan
sepanjang tahun 2017 melalui serangkaian lokakarya yang diikuti oleh TP-UKS Pusat dan mitra melalui
identifikasi masalah komunikasi UKS/M, pemetaan stakeholder kunci UKS/M, identifikasi pesan kunci dan
strategi komunikasi UKS/M serta menentukan monitoring strategi komunikasi UKS/M.
Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis untuk melaksanakan strategi komunikasi UKS/M baik
melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial dan kampanye publik yang bisa dilakukan oleh kementerian
dan mitra baik di tingkat nasional maupun daerah. Buku ini juga memberikan gambaran besar tentang
konsep komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah serta memberikan contoh media yang
pernah diproduksi selama tahun 2017.
Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku
strategi komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah ini, khusunya kepada TP-UKS Pusat dari 4
Kementerian, UNICEF dan mitra lainnya. Kami juga berharap buku ini dapat di manfaatkan sebaik-baiknya
dalam rangka meningkatkan cakupan dan kualitas program UKS/M di Indonesia.
KATAPENGANTAR
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
dr. sUTANTO, sh., mh.
4. 4 5
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
Anak usia sekolah merupakan sasaran intervensi kesehatan yang strategis karena jumlahnya besar,
dapat dijangkau melalui sekolah dan menentukan kualitas pada usia produktif. Permenko PMK No. 1
tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja tahun 2017-
2019 mencantumkan strategi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak usia sekolah dan remaja
terhadap 8 isu kesehatan remaja melalui peningkatan jumlah sekolah yang melaksanakan UKS/M secara
aktif.
Berdasarkan peraturan bersama 4 Menteri tahun 2014, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan yang kegiatannya meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat. Kementerian Kesehatan telah melakukan pemodelan, pembinaan, akselerasi
serta turut aktif menyusun berbagai dokumen dan materi KIE yang diperlukan untuk memperkuat UKS/M.
Buku “Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)” adalah salah satu panduan
praktis yang telah dikembangkan bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri melalui dukungan teknis dari UNICEF. Buku ini
ditujukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dasar strategi komunikasi dan
sebagai panduan praktis melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan strategi komunikasi
UKS/M untuk mendukung kegiatan UKS/M.
Kami berharap, buku ini dapat menjadi salah satu acuan bagi TP UKS pusat dan daerah untuk melakukan
advokasi, mobilisasi sosial, dan komunikasi perubahan perilaku. Kami juga menyampaikan penghargaan
dan terimakasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian
Dalam Negeri sebagai Tim Pembina UKS/M Pusat, UNICEF, serta mitra UKS/M yang telah menyusun buku
ini dengan baik.
KATAPENGANTAR
DIREKTUR KESEHATAN KELUARGA
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN
dr. eni gustina, mph
KATAPENGANTAR
DIREKTUR Kurikulum, sarana kelembagaan dan kesiswaan madrasah
kementerian agama
dr. a. umar, ma.
Berdasarkan amanat Peraturan Bersama 4 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri Nomor 6/X/2014, No 73
Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014 dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) Pasal 13, disebutkan bahwa Kementerian Agama
mendapatkan amanat untuk melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui penetapan
standar, prosedur dan pedoman pelaksanaan UKS/M.
Amanat tersebut diberikan karena Kementerian Agama mengelola sejumlah lembaga pendidikan seperti
madrasah, yakni sekolah bercirikan agama Islam. Ada kurang lebih 78 ribu madrasah di Indonesia yang
dikelola oleh Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama, mulai dari jenjang Raudiatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sejumlah madrasah telah mendapatkan penghargaan sebagai
sekolah yang memiliki UKS/M terbaik tingkat nasional. Ini artinya, madrasah-madrasah di Indonesia telah
berkontribusi untuk mewujudkan tujuan program UKS/M.
Oleh sebab itu, amanat tersebut tentu harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Apalagi, kini nama
madrasah sudah langsung disebut di dalam penamaan program ini, yakni UKS/M (Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah). Untuk menjalankan amanat tersebut, langkah awal dan penting yang ditempuh
oleh Kementerian Agama adalah dengan menyusun Dokumen Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M). Dokumen ini memberikan panduan lengkap strategi komunikasi UKS/M
untuk perumusan masalah, tujuan, sasaran, isi pesan, saluran dan media komunikasi serta monitoring dan
evaluasi komunikasi.
Buku ini merupakan panduan praktik yang bisa digunakan di tingkat pusat, maupun daerah yang
dikembangkan serta disempurnakan berdasarkan masukan dari TP UKS/M Pusat bersama dukungan
UNICEF dan SPEAK.
Kementerian Agama berharap Dokumen ini dapat menjadi acuan pelaksanaan program UKS/M khususnya
di lingkup madrasah supaya pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat
dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada empat Kementerian
dalam pelaksanaan program UKS/M, UNICEF dan SPEAK yang sudah terlebih secara intensif dalam
pengembangan dokumen/buku ini. Sekali lagi, kami berharap buku ini dapat segera dimanfaatkan dan
diintegrasikan dengan program-program UKS/M yang sedang dan akan berjalan.
5. 6 7
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya dokumen
Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) yang dapat dijadikan sebagai referensi
bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi, serta
pengembangan UKS/M.
Tujuan strategis dari Strategi Komunikasi UKS/M ini adalah untuk meningkatkan kepedulian semua
pemangku kepentingan terhadap pengembangan program UKS/M. Dokumen ini memberikan panduan bagi
semua stakeholder UKS/M di tingkat pusat maupun daerah untuk melakukan pembinaan pengembangan
UKS/M. Dokumen ini dapat berfungsi sebagai panduan praktis yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi baik dalam bentuk advokasi, mobilisasi sosial, komunikasi
perubahan perilaku, maupun public campaign dari semua pemangku kepentingan UKS/M pemerintah
maupun mitra kerjanya.
Isi pokok dalam dokumen Strategi Komunikasi UKS/M ini adalah dasar strategi komunikasi, analisa situasi,
dan strategi komunikasi UKS/M, disertai dengan contoh-contoh media yang digunakan untuk komunikasi
dalam rangka memasyarakatkan UKS/M. Dokumen in juga memuat tata cara monitoring dan evaluasi
pembinaan pengembangan UKS/M dengan dilengkapi indikator output, outcome, dan impact.
Harapan kami, dengan terbitnya dokumen Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
(UKS/M) ini dapat menjadi pemacu bagi para pemangku kepentingan pembinaan UKS/M untuk
mewujudkan UKS/M yang baik melalui strategi komunikasi yang baik dari semua stakeholder.
Kami sampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini.
Semoga dokumen Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam pembinaan pengembangan UKS/M.
KATAPENGANTAR
DIREKTUR SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAH DAERAH iv
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ir. zanariah, m.sI
BAB1
PENDAHULUAN
14. 24 25
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
Setelah memahami dasar-dasar strategi komunikasi, dengan contoh kasus di Kabupaten X di
bagian sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan strategi komunikasi sebagai berikut:
Strategi Komunikasi UKS/M Kabupaten X
Permasalahan: Hingga saat ini, program UKS/M di Kabupaten X tidak berjalan dengan
baik. Dari laporan yang diterima oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian Kesehatan, daerah tersebut belum membentuk Tim Pembina UKS/M daerah,
dan pemerintah daerah tidak mempunyai program kerja terkait UKS/M, sehingga tidak
ada alokasi anggaran untuk UKS/M, baik melaui program kerja sektor pendidikan, sektor
kesehatan, maupun sektor lain. Padahal laporan menunjukkan di daerah tersebut beberapa
kali terjadi wabah penyakit demam berdarah dengue dengan 80% penderita anak usia
sekolah. Hal ini menunjukkan adanya persoalan kebersihan di sekolah, karena anak-anak
kemungkinan besar tergigit nyamuk aedes pada saat belajar di sekolah.
Tujuan Komunikasi: Meningkatkan kesadaran semua stakeholder di Kabupaten X
untuk mempertimbangkan program UKS/M sebagai program strategis dalam meningkatan
perbaikan lingkungan sekolah
Khalayak
Sasaran
K-A-P saat
ini
K-A-P yang
diharapkan
Isi Pesan Saluran dan
Media
Mekanisme
Umpan Balik
/ Monev
Primer:
Kepala Dinas
Pendidikan
sebagai Ketua
TP UKS/M
Kabupaten X.
Baru menjabat
4 bulan,
belum terlalu
paham fungsi
jabatannya
sebagai Ketua
TP UKS/M.
Memahami
fungsi
jabatannya
sebagai ketua
TP UKS/M.
Program UKS/M
merupakan
program
wajib sektor
pendidikan.
Keberhasilan
program UKS/M
menjadi salah
satu indikator
keberhasilan
program
pendidikan
dan kesehatan
daerah.
Regulasi-
regulasi tentang
kesehatan anak
usia sekolan dan
remaja.
Saluran:
Audiensi.
Media:
Buku Pedoman
Penyelengga-
raan Program
UKS/M.
Follow up hasil
kesepakatan 2
minggu setelah
audiensi.
2.4 contoh strategi komunikasi Khalayak
Sasaran
K-A-P saat
ini
K-A-P yang
diharapkan
Isi Pesan
Saluran dan
Media
Mekanisme
Umpan Balik /
Monev
Sekunder 1:
Bupati X
Peduli pada
masalah
Kesehatan dan
Pendidikan,
tetapi belum
memahami
peran program
UKS/M dalam
peningkatan
mutu
pendidikan.
Memahami peran
UKS/M dalam
peningkatan mutu
pendidikan dan
mendorong Ketua
TP UKS/M untuk
segera aktif dan
menyusun rencana
kerja UKS/M
Kabupaten X.
Persoalan
kesehatan anak
usia sekolah
dan remaja.
Program
UKS/M dapat
dimanfaatkan
untuk
peningkatan
kualitas
lingkungan
sekolah, antara
lain akan
berdampak
menurunkan
angka kejadian
penyakit
demam
berdarah.
Peningkatan
kualitas
lingkungan
sekolah akan
meningkatkan
mutu
pendidikan
daerah.
Contoh
sekolah-
sekolah yang
berhasil meraih
prestasi melalui
program
UKS/M.
Saluran: Audiensi
Media:
Lembar fakta
kondisi progam
UKS/M di
Kabupaten X
dikaitkan dengan
angka kejadian
penyakit.
Follow up hasil
kesepakatan 2
minggu setelah
audiensi.
Sekunder 2:
Kepala Dinas
Kesehatan.
Kepala Dinas
Kesra.
Kepala Kantor
Kementerian
Agama Kab. X.
Sudah
memahami
pentingnya
program
UKS/M, tetapi
beralasan tidak
tahu sumber
anggarannya.
Memahami
sumber-sumber
anggaran program
UKS/M.
Segera
berkomunikasi
dengan Kepala
Dinas Pendidikan
sebagai koordinator
UKS/M untuk
segera melakukan
rapat koordinasi
awal.
Informasi
sumber-sumber
pendanaan
program
UKS/M.
Saluran:
Audiensi dan rapat
TP UKS/M.
Media:
Brosur sumber-
sumber pendanaan
UKS/M.
Materi presentasi.
Follow up hasil
kesepakatan 2
minggu setelah
audiensi.
23. 42 43
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
Khalayak sasaran atau target audience komunikasi TP UKS/M Pusat dikelompokkan ke dalam
3 level, yaitu khalayak sasaran primer, sekunder, dan tersier. Dari hasil diskusi ditetapkan
khalayak sasaran primer adalah kelompok penentu kebijakan UKS/M. Sedangkan kelompok
sekunder adalah TP UKS/M tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dan kelompok tersier adalah
masyarakat umum.
Masing-masing kelompok khalayak sasaran terdiri atas beberapa pihak. Secara lengkap
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Kemeterian Agama
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Dalam Negeri
Masih rendahnya pelibatan
Stakeholder yang potensial
Masih rendahnya
alokasi anggaran di daerah
Masih rendahnya
komitmen kebijakan
Media Sosial
Infografis
Factsheet
Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Kab./Kota
Tim Pembina Kecamatan
Puskesmas
Sekolah/Madrasah
PENETAPAN DAN ANALISIS KHALAYAK SASARAN UKS/M
Masyarakat
Lembaga/Donor
Media
Akademisi
Swasta/BUMN
Dalam kelompok primer terdapat 4 kementerian terkait UKS/M, yaitu Kementerian Agama,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian
Dalama Negeri. Dari analisis didapatkan kesimpulan bahwa persoalan pada kelompok primer
ini adalah masih rendahnya komitmen kebijakan untuk pengembangan UKS/M. Rendahnya
komitmen menyebabkan rendahnya perhatian terhadap program UKS/M dibandingkan
dengan program-program lain di kementerian. Salah satu akibatnya dalah belum tersedianya
sarana prasarana pendukung kerja TP UKS/M Pusat, hampir tidak ada koordinasi lintas
kementerian, dan minimnya alokasi sumber daya untuk program UKS/M yang menjadi
tanggung jawab masing-masing kementerian.
Pada kelompok sekunder terdapat pelaksana UKS di tingkat daerah hingga sekolah.
Persoalan yang dilihat pada kelompok ini adalah rendahnya alokasi anggaran untuk program
UKS/M. Bahkan ada daerah yang belum melaksanakan program UKS/M sama sekali.
Pada kelompok tersier terdapat kelompok-kelompok potensial yang berpotensi membantu
dan mendukung pengembangan UKS/M, seperti media massa, akademisi, lembaga donor,
sektor swasta, LSM, serta masyarakat luas. Persoalan pada kelompok ini adalah kurangnya
pemahaman tentang UKS/M dan perannya dalam perbaikan kualitas hidup sehat melalu
sekolah.
5.3 KHALAYAK SASARAN KOMUNIKASI UKS/M
Khalayak Sasaran K-A-P saat ini
Perubahan K-A-P yang
diharapkan
Primer:
Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Agama
• Masih rendahnya
komitmen kebijakan untuk
pengembangan UKS/M,
menyebabkan rendahnya
perhatian terhadap program
UKS/M dibandingkan
dengan program-program
lain di kementerian. Salah
satu akibatnya adalah
belum tersedianya sarana
prasarana pendukung kerja
TP UKS/M Pusat, hampir
tidak ada koordinasi lintas
kementerian, dan minimnya
alokasi sumber daya untuk
program UKS/M yang
menjadi tanggung jawab
masing-masing kementerian.
• Antara TP UKS/M Pusat
dengan daerah belum
tercipta sistem komunikasi
yang efektif.
• Dicapainya kesamaan
persepsi bahwa program
UKS/M memiliki peran
strategis yang mendukung
tercapainya target kesehatan
anak usia sekolah dan
remaja yang menjadi
tanggung jawab semua
pihak.
• Ke-4 kementerian
meningkatkan komitmen
dalam melaksanakan
perannya sebagai bagian dari
program UKS/M di tingkat
nasional.
• Ke-4 kementerian melalui
TP UKS/M Pusat bersinergi
meningkatkan komunikasi
dengan TP UKS/M Provinsi
dalam rangka mendorong
pelaksanaan program UKS/M
di daerah.
Sekunder:
TP UKS/M Daerah (Provinsi,
Kota/Kabupaten, Kecamatan,
Puskesmas, Sekolah / Madrasah /
Pondok Pesantren).
• Rendahnya alokasi anggaran
untuk program UKS/M.
• Ada daerah yang belum
melaksanakan program
UKS/M sama sekali.
• Segera mengalokasikan
anggaran yang memadai
untuk program UKS/M.
• Segera melaksanakaan
program UKS/M di
daerahnya.
Tersier:
Masyarakat umum, media massa,
akademisi, lembaga donor, sektor
swasta, LSM.
Kurangnya pemahaman tentang
UKS/M dan perannya dalam
perbaikan kualitas hidup sehat
melalu sekolah.
Lebih memahami tentang
UKS/M dan ikut mendorong
pelaksanaannya di tingkat
sekolah.
Analisis K-A-P Khalayak Sasaran
Berdasarkan hasil analisis khalayak sasaran di atas, yang meliputi tingkat pengetahuan,
sikap, dan praktik terkait program UKS/M, baik kondisi saat ini maupun perubahan yang
diharapkan, maka dapat disusun isi pesan yang sesuai dan dipilih saluran komunikasi yang
lebih tepat sasaran.
26. 48 49
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
Berikut ini adalah contoh-contoh produk media yang digunakan untuk komunikasi dengan
masing-masing kelompok stakeholder.
a. Factsheet UKS/M
Latar Belakang
Masalah Gizi
30,6% 9,4% 1,9%
Stunting/pendek Terlalu kurus Kegemukan
(Sumber: Riskesdas, 2013)
Dari data tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia
sebesar 261,89 juta jiwa. 26,21% dari total penduduk
Indonesia atau 69 juta di antaranya adalah anak usia
sekolah berumur 5 hingga 19 tahun. Mereka itulah yang
akan tumbuh menjadi generasi produktif pada saat
Indonesia memasuki usia 100 tahun pada 2045.
Dari data tahun 2017, jumlah
penduduk Indonesia sebesar 261,89 juta jiwa
antara usia
sekolah
5 – 19 tahun
Sebanyak
68,66 juta
atau
26,21%
Pada anak usia sekolah, penyakit infeksi masih dominan,
seperti ISPA, demam tifoid dan demam berdarah. Tetapi
masalah gaya hidup juga menonjol.
Masalah kesehatan serius pada kelompok usia sekolah
adalah stunting, yaitu gangguan pertumbuhan yang
menyebabkan anak-anak tidak mampu mencapai tinggi badan
ideal pada usianya. Stunting ini terjadi pada sekitar 30% anak.
Konsumsi Alkohol
Peningkatan jumlah pengguna narkoba
di usia remaja
2016
1148,2
2017
1172,2
(Sumber: BNN, 2014)
RASIO TOILET SAAT INI LEBIH IDEAL
DATA POKOK PENDIDIKAN (DAPODIK) 2016
1 : 122 1 : 117
IDEAL 1 : 60 IDEAL 1 :50
HANYA 1 DARI 4
TOILET SEKOLAH
DALAM KONDISI BAIK
SATU DARI DUA SEKOLAH
DI INDONESIA TIDAK MEMILIKI JAMBAN
YANG TERPISAH ANTARA SISWA
LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN
Kurang
aktivitas fisik
Kurang makan
sayur dan buah
Tidak cuci tangan
pakai sabun
Kurang
kebersihan gigi
23,7%anak laki-laki
1,5%anak perempuan
Merokok
Gangguan Kejiwaan
52,9%anak perempuan
39,9%anak laki-laki
6,5%anak perempuan
4,5%anak laki-laki
46,8%anak perempuan
37,7%anak laki-laki
(Sumber: GSHS, 2015)
MERASA KESEPIAN
INGIN BUNUH DIRI
MERASA KHAWATIR
(Sumber: GSHS, 2015)
Konsumsi Alkohol & Narkoba
Permasalahan Kesehatan Peserta Didik
Anemia
>20%
sudah mengonsumsi alkohol 13-17 tahun
(Sumber: GSHS, 2015)
Anak Perempuan
Laki-laki
1,6%
7,2%
Pelayanan
Kesehatan
Pembinaan
Lingkungan
Sekolah
Sehat
Pendidikan
Kesehatan
Trias UKS
Pendidikan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Penjaringan dan pemeriksaan,
imunisasi, obat cacing, tablet
tambah darah, P3K
Pembinaan Lingkungan
Sekolah Sehat
Kantin dan PKL, sampah, tanaman pangan,
PSN, kader kesehatan, suasana menyenangkan,
bebas asap rokok, NAPZA dan kekerasan
Pendidikan hidup sehat, cuci tangan
dan sikat gigi, aktivitas fisik, sarapan
dan bekal bergizi
63,62% 65,08%
20,38%
Menolak
melakukan
hubungan seksual
Menghindari
pelecehan
Menahan rasa
marah
L I F E S K I L L E D U C A T I O N
Siswa dan siswi mendapat pendidikan
kecakapan hidup sehat berupa:
FAKTOR RESIKO PERILAKU ANAK USIA SEKOLAH YANG BERPOTENSI
MENYEBABKAN PENYAKIT
(Sumber: Riskesdas 2011 & GSHS 2015)
1 DARI 3 SEKOLAH
DI INDONESIA
TIDAK MEMILIKI
AKSES AIR
Intervensi kesehatan melalui anak usia sekolah dan remaja melalui UKS/M merupakan langkah strategis dan efektif
karena berada dalam suatu institusi yang terorganisir dengan baik.
UKS/M menjadi tanggung jawab 4 kementerian terkait: Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.
a. Penerapan UKS berarti secara langsung maupun tidak langsung dapat menjangkau sedikitnya 68,6 juta anak usia 15-19 tahun
atau 26,21% total penduduk Indonesia
b. Bila diterapkan sekarang juga, UKS/M berkontribusi besar pada penyiapan Generasi Emas 2045
c. UKS/M adalah intervensi strategis yang murah, efektif dan efisien. Karena intervensi dilakukan pada tahap preventif
d. Intervensi anak usia sekolah dan remaja melalui UKS/M merupakan langkah strategis dan efektif karena berada dalam suatu
institusi yang terorganisir, terstruktur secara vertikal dan terintegrasi berbagai isu
UKS/M adalah Solusi
b. Infografis PotensI AngGaran
27. 50 51
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
STRATEGi KOMUNIKASI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH (UKS/M)
c. InfografiS Tim Pembina dan Pelaksana UKS/M
Monitoring dan evaluasi strategi komunikasi harus dilakukan dalam kerangka kegiatan
komunikasi program UKS/M. Karena itu, untuk monev strategi komunikasi, indikator-indikator
yang digunakan untuk mengukur juga terkait kegiatan komunikasi.
Yang diukur adalah output (keluaran), outcome (hasil), dan impact (dampak) dari program
komunikasi. Ketiga indikator tersebut dan cara mengukurnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Indikator Penjelasan Cara Mengukur
Output Mengukur sejauh mana
kegiatan dilakukan sesuai
dengan tahapan/rencana yang
diharapkan.
• Monitoring kegiatan
secara rutin saat
persiapan (mingguan,
bulanan, triwulan dll),
misalnya menggunakan
lembar monitoring.
• Media monitoring
Outcome Mengukur perubahan perilaku
dari sisi K-A-P dari khalayak
sasaran sesuai indikator.
• Survei (wawancara,
pengamatan/observasi).
• Focused Group Discussion
(FGD).
Impact Mengukur dampak setelah
diakukan program komunikasi
dalam jangka 2-5 tahun,
atau kontribusinya terhadap
pencapaian target program.
• Survei (wawancara,
pengamatan/observasi).
• Focused Group Discussion
(FGD).
• Hasil media monitoring.
5.6 MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring hendaknya difokuskan pada upaya pencapaian target-target supaya dapat
dilakukan koreksi di tengah jalan ketika ditemukan ada kegiatan yang tidak berjalan
sebagaimana merstinya. Hasil monitoring akan menjadi bahan laporan perkembangan
(progress report).
Evaluasi difokuskan pada dampak kegiatan komunikasi terhadap pencapaian program.
Misalnya, kegiatan advokasi yang dapat membuat bupati memutuskan penambahan
anggaran untuk program UKS/M ke dalam APBD; penyelenggaraan lomba sekolah sehat
tingkat kota yang menyebabkan sekolah berlomba-lomba meningkatkan pelaksanaan
program UKS/M; sosialisasi media massa secara terus-menerus selama satu tahun membuat
beberapa LSM tergerak untuk melakukan pendampingan penguatan program UKS/M di
sekolah-sekolah; dan sebagainya.