Teks tersebut merangkum tentang usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi murid-murid sekolah dasar melalui kegiatan promosi, preventif, dan kuratif seperti penyuluhan, sikat gigi bersama, dan pengobatan. UKGS dilaksanakan oleh tim kesehatan gigi dan dukungan dari guru dan orang tua murid.
1. Tugas Makalah
SITTI HALIMAH, AMKG
ASKEP GIGI DAN MULUT INDIVIDU I
Oleh
Kelompok
Nama-nama anggota kelompok
1. Wa Ode Yuli Kope
2. Isnah Ziun
3. Wa Ode Samsia
4. Darman
5. Nasir
STIKES AMANAH MAKASSAR KELAS RAHA
TAHUN 2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah pengendalian
infeksi silang.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Raha, 27 April 2014
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................
1.2 Rumusan masalah.........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang telah berdiri sejak tahun 1951
merupakan suatu kegiatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya
penanggulangan penyakit gigi dan mulut. Hal ini disebabkan karena kegiatanya diarahkan
kepada penanaman kebiasaan pemeliharaan kesehatan gigi sejak dini.
Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
pengembangan Kesehatan yang penting dan wajib dalam upaya puskesmas melayani dan
bersifat sebagai penunjang kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan gigi masyarakat dimulai sejak usia dini. Apabila perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan secara spesifik di daerah tersebut maka
dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan yang berupa suatu inovasi
yang sesuai dengan kebutuhan. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang telah berdiri
sejak tahun 1951 merupakan suatu kegiatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya
penanggulangan penyakit gigi dan mulut. Hal ini disebabkan karena kegiatanya diarahkan
kepada penanaman kebiasaan pelihara diri kesehatan gigi sejak dini.
UKGS diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, di bawah binaan puskesmas
dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk pemerataan jangkauan UKGS, penerapan
UKGS disesuaikan dengan paket-paket UKS yaitu, UKGS Tahap I/Paket Minimal UKS
diselenggarakan oleh guru penjaskes dan guru pembina UKGS, UKGS Tahap II/Paket
Standar UKS diselenggarakan oleh guru dan tenaga kesehatan puskesmas, sedangkan UKGS
Tahap III/Tahap Optimal UKS diselenggarakan oleh guru, tenaga puskesmas dan tenaga
kesehatan gigi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud d
b. Bagaimana
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui
b. Untuk mengetahui
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. USAHA KESEHATAN SEKOLAH/USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
Program Uks/Ukgs termasuk upaya preventif/penyuluhan yang merupakan
strategi yang sangat penting sekali untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat terutama anak-anak sekolah. Selama ini kita lihat program Uks/Ukgs
kurang maksimal di lakukan di setiap sekolah, ini diperlukan pemahaman,
pengertian dan kesatuan gerak langkah dari stekholder/instansi terkait untuk lebih
memaksimalkan program Uks/ukgs di setiap sekolah.
Pemerintah telah mengeluarkan SK 4 kementerian bersama terkait untuk
meningkatkan kegiatan-kegiatan Uks, 4 menteri tersebut antara lain menteri
pendidikan dan kebudayaan, menteri kesehatan, menteri agama dan menteri dalam
negeri yang mana kelanjutan dari ini dibentuknya Tim Pembina Uks ( TPU ) tingkat
provinsi , Kabupaten dan Kecamatan. Koordinasi dari stakeholder ini yang belum
maksimal, kalo hanya dinas kesehatan dalam hal ini Puskesmas atau pun dinas
Pendidikan dalam hal ini sekolah yang punya keinginan maka target yang kita capai
di Uks/Ukgs belum maksimal, jadi kita harapkan masing-masing stakeholder
mengambil peran dalam meningkatkan Uks/Ukgs di setiap sekolah.
Kegiatan-Kegiatan yang dapat kita lakukan di Program Uks/Ukgs antara lain :
1. Penyuluhan dan demo Cuci Tangan Pakai Sabun dengan air yang mengalir
kesemua murid SD/MI
Penyuluhan ini dapat mengurangi penyakit menular dari virus atau pun bakteri
yang dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama dapat mengurangi setengah
angka penyakit Diare. Materi yang diberikan olehtenaga kesehatan adalah :
a) Tujuan dari pada sikat gigi masal adalah agar tangan kita bersih dari
kuman-kuman penyakit.
b) Waktu kita harus cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir :
Sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar dan buang air
kecil, sesudah bermain, sesudah memegang hewan.
6. 2. Penyuluhan dan demo sikat gigi masal
Materi yang diberikan adalah :
a) Tujuan dari pada sikat gigi adalah agar mulut bersih dari sisa-sisa
makanan .
b) Waktu kita harus sikat gigi adalah : pagi sesudah sarapan dan malam
sebelum tidur.
3. Dokter Kecil
Dokter kecil merupakan konselor dari pada teman sebayanya tentang
pengetahuan kesehatan dan menjadi contoh bagi teman-temannya dalam
berperilku kesehatan diingkat SD/MI yang jumlahnya minimal 20 orang
disetiap sekolah, yang mana materi yang diberikan kepada dokter kecil
adalah : UKS, Gizi, Imunisasi, Kesehatan lingkungan, Pembrantasan
penyakit menular, Pertolongan pertama.
4. Penyuluhan Bahaya rokok narkoba, kesehatan reproduksi remaja dan PHBS
di tingkat SLTP/SLTA.
Penyuluhan ini diberikan kepada anggota osis yang kemudian
anggota osis la yang bertanggung jawab menyampaikannya kepada teman-
teman sebayanya dalam kegiatan osis atau pramuka.
5. Lomba penyuluhan kesehatan yang diikuti oleh anak sekolah SD/MI, SLTP,
SLTA
Lomba ini dilakukan dengan tujuan agar anak didik selalu
bersemangat menambah pengetahuan tentang kesehatan dan memiliki
kemapuan yang baik mampu untuk menyampaikan ke masyarakat terutama
teman-temanya disekolah.
Kegiatan-kegiatan yang di atas sangat besar sekali manfaat untuk generasi
muda Indonesia dalam melindungi dirinya dari penyakit-penyakit yang kemudian
bisa belajar lebih maksimal dan aktif yang kemudian dapat meningkatkan
kecerdasan anak didik kita. Untuk itu kepada stakeholder/dinas terkait terutama
peran dari kecamatan dalam hal ini bapak/ibuk camat agar lebih dapat merangkul
dan mengajak dinas terkait untuk melakukan gerak kesatuan langkah dalm
meningkatkan kegiatan-kegiatan UKS di kecamatan.
7. B. USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)
UKGS adalah upaya kesehatan gigi sekolah yang ditujukan bagi anak usia
sekolah di lingkungan sekolah dari tingkat pelayanan promotif, promotif-preventif,
hingga pelayanan paripurna.10 UKGS menurut Depkes RI adalah bagian integral
dari UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana,
pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu
tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket
minimal, paket standar dan paket optimal.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi.
Kegiatan berupa :
a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh para guru sesuai
dengan kurikulum Departemen dan Kebudayaan 1994.
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai
dengan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan
kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai
pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care of
demand).
g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih (kelas VI) sesuai kebutuhan
(treatment need).
h. Rujukan bagi yang memerlukan.
Tujuan UKGS
Perubahan perilaku individu dapat terjadi secara alamiah melalui
lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Namun ada pula perubahan yang terjadi
secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu perubahan melalui
pendidikan. UKGS merupakan sarana dalam upaya mengubah perilaku siswa dalam
memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa.
8. Tujuan UKGS yaitu :
1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan
usaha preventif dan promotif.
2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan
taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).
3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau memelihara kebersihan
mulutnya di rumah (habit formation).
4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan
menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal melalui sistem selektif.
5. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem pembiayaan yang
bersifat praupaya (prepayment system).
Lingkup yang dilayani oleh Kegiatan UKGS
Lingkup kegiatan UKGS melayani setiap aspek pelayanan kesehatan gigi
tiap – tiap sekolah di masing – masing kecamatan. UKGS di lingkungan Sekolah
Dasar Tingkat (SDT) mempunyai sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan
dasar (6-14 tahun) sampai usia 18 tahun. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
diberikan pada anak usia sekolah agar mendapatkan generasi yang sehat dan bangsa
yang kuat.
Dalam wilayah kerja Puskesmas, program UKGS harus meliputi sasaran
sabagai berikut :
1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi masal.
3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan
(care on demand).
4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas kebutuhan
perawatan (treatment need).
9. Fasilitas dan Peralatan UKGS
Fasilitas dan peralatan perlu juga diperhatikan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tempat dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, baik di dalam maupun di
luar ruangan. Alat bantu pelaksanaan UKGS dapat berupa poster mengenai bentuk
gigi, gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi, sikat gigi
dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan.
Tenaga Pelaksana UKGS
UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi dan mulut seperti dokter gigi,
perawat gigi, dan dibantu oleh wakil masyarakat sekolah yaitu kepala sekolah, guru
kelas dan orang tua murid. Tim kesehatan gigi dan mulut sebagai tenaga inti dalam
pelaksanaan UKGS. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena
kegiatan UKGS dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah
dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah
besar artinya dalam keberhasilan UKGS tersebut.
Pelaksanaan UKGS
Pelaksanaan program UKGS dapat melalui upaya promotif dan preventif.
Upaya promotif lebih diarahkan pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Upaya
ini biasanya dilakukan oleh guru setelah guru sekolah memperoleh
pegangan/pedoman hasil dari penataran, mereka dapat menjalankan program
penerangan pendidikan kesehatan gigi dengan jalan memasukkan pelajaran
tentang kesehatan gigi dan mulut. Upaya preventif meliputi upaya pembersihan
karang gigi, sikat gigi massal dan pemberian fluor. Pembersihan karang gigi
dilakukan secara selektif kepada anak-anak yang membutuhkan.
Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada
murid-murid sekolah, antara lain melalui program UKGS untuk mencegah atau
mengurangi karies gigi atau penyakit gigi lainnya.
Program ini meliputi pencegahan penyakit gigi dan perawatan, yaitu :
1. Pemeriksaan teratur.
2. Diagnosa untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan.
3. Pembersihan rongga mulut.
10. 4. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik.
5. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut.
6. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi.
7. Pencabutan gigi susu dengan Chlor Acethyl.
8. Penambalan gigi tetap dengan amalgam.
Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan
melalui program UKGS, yaitu :
a). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu gambar-gambar dan
alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga
penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi,
diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang
nantinya akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah
sangat diperlukan karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan
seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran.
Tujuan penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana
seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru
kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan
penyuluhan tersebut. Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh
pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit,
dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan
perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data setiap siswa/i.
Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan
kartu status tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut
secara keseluruhan. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai
berapa jumlah siswa/i yang memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat
untuk ditandatangani orang tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya
diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka
perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang
sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan
kerusakan lebih lanjut.
11. b). Menyikat gigi dengan pasta fluoracil.
Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan
sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri
pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh
perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i
telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang
berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel
akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang
belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan
menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai
pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat
gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa
kali dalam satu bulan.
c). Kumur-kumur dengan larutan fluor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi
yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa
makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan
terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
Status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah ditentukan berdasarkan Indeks karies dan
OHI-S. Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan
indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan
indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Menurut WHO, anak usia 12 tahun adalah
usia penting, karena selain anak akan meninggalkan bangku SD, juga merupakan usia gigi
bercampur karena gigi permanen telah erupsi, kecuali gigi molar ketiga. Anak usia 12 tahun
adalah sebuah sampel yang reliable, dan mudah diperoleh di sekolah.
Karies Gigi
12. Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dialami oleh setiap orang dan sering
terjadi pada anak-anak. Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur,
bangsa ataupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian di Negara-negara Eropa, Amerika dan
Asia, termasuk Indonesia, ternyata 80-95% dari anak-anak di bawah umur 18 tahun terserang
karies gigi. Walaupun demikian, karies gigi dapat dicegah dan dirawat.
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai
dari permukaan gigi (pit, fisur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi
yang disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur
jaringan gigi (enamel, dentin dan sementum) sehingga menyebabkan lubang pada gigi.
Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies. Dalam hal
ini, indeks karies yang dipakai adalah indeks yang diperkenalkan oleh Wim Van Palenstein.
Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut tidak tumbuh.
Indeks karies terdiri atas komponen D, M, F dan P, U, F, A sebagai berikut :
1. Komponen D (decayed) meliputi gigi tetap dengan satu lesi karies yang belum mengenai
pulpa.
2. KomponenM (missing) yaitu gigi tetap yang sudah dicabut.
3. Komponen F (filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan
sempurna.
4. Komponen P (pulp involvement) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa.
5. Komponen U (traumatic ulceration) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa
dan menyebabkan ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah dan mukosa bukal.
6. Komponen F (fistula) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya
saluran pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa pada gigi.
7. Komponen A (abscess) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya
pembengkakan yang mengandung pus.
Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dicegah dan dirawat. Ada beberapa usaha
pencegahan yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan rongga mulut, yaitu menjaga
kebersihan mulut, pengaturan makanan, serta terapi fluorida.
13. 1. Menjaga Kebersihan Mulut
Kebersihan mulut yang baik diperlukan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut
dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan
pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur. Salah satu cara menjaga kebersihan mulut yaitu
dengan menyikat gigi secara teratur, kumur-kumur memakai alat semprot dimana sisa
makanan setelah sikat gigi dan pemakaian benang gigi dapat dihilangkan dengan kumur-
kumur yang kuat, yaitu dengan cara menghisap-hisap cairan tersebut di antara gigi dan mulut
dengan gerakan otot-otot bibir lidah dan pipi di mana gigi dalam keadaan tertutup ± 30
detik.29 Data SKRT 2001 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%)
menyikat gigi kurang sesuai dengan anjuran gigi, yakni setelah makan dan sebelum tidur,
bahkan 16,6% tidak menyikat giginya, padahal plak hanya dapat dihilangkan dengan
menyikat gigi.
2. Pengaturan Makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula perlu diperhatikan. Gula yang tersisa pada
mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xylitol
dapat melindungi gigi. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri
memetabolisme xylitol. Riset terkini menegaskan, kebiasaan mengunyah permen karet
dengan pemanis xylitol sangat efektif mencegah kerusakan gigi. Xylitol mampu
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans saat mengubah gula dan karbohidrat lain
menjadi asam. Hal ini dapat dilakukannya mengingat xylitol tidak dapat difermentasikan
oleh bakteri tersebut. Oleh karena itu, pertumbuhan Streptococcus mutans menjadi demikian
terhambat.
3. Terapi Fluorida
Terapi fluorida dapat menjadi pilihan untuk mencegah karies. Cara ini telah terbukti
menurunkan kasus karies gigi. Fluorida dapat membuat enamel resisten terhadap karies.
Fluorida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Oral Higiene
14. Indeks Oral Higiene (OHI) mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi,
dan terdiri atas dua komponen : indeks debris dan indeks kalkulus yang masing-masingnya
mempunyai rentangan skor 0-3. Jika yang diukur hanya ke-enam gigi indeks, indeksnya
dinamakan Indeks Oral Higiene Simplified (OHI-S), dilakukan melalui pemeriksaan pada 6
gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat permukaan
bukalnya sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Apabila gigi 11 tidak ada diganti
dengan gigi 21 dan sebaliknya.
Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat di atas permukaan gigi yang terdiri atas
mucin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga.
Gigi yang diperiksa adalah gigi yang telah erupsi sempurna dan jumlah gigi yang diperiksa
ada enam buah gigi tertentu dan permukaan yang diperiksa tertentu pula. Skor debris
diperoleh dari jumlah skor permukaan gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas
kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan, bakteri-bakteri
dan sel-sel epitel yang telah mati. Berdasarkan lokasi perlekatannya dikaitkan dengan tepi
gingival, kalkulus dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah oklusal dari tepi free
gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan. Konsistensinya keras seperti
batu apung, dan mudah dilepas dari perlekatannya ke permukaan gigi.
2. Kalkulus sub gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva
bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur dengan darah.
Konsistensinya keras seperti batu api, dan melekat sangat erat kepermukaan gigi.
Psikologi anak
1. Apabila satu anak takut, secara langsung akan mempengaruhi anak yang lain ikut takut
untuk diperiksa sehingga sangat menyulitkan perawat untuk bekerja secara optimal. Hal ini
disebabkan karena pada saat perawat melakukan perawatan pada satu anak, secara tidak
15. langsung anak yang lain ikut melihat yang pada akhirnya menimbulkan rasa takut dan
akhirnya menimbulkan ke engganan untuk diperiksa.
2. Image tentang perawat dan dokter UKGS yang tidak bersahabat di mata anak – anak
sehingga menyebabkan anak cenderung menolak sebelum akan diperiksa dan dirawat
giginya.
Image dokter gigi
Dianggap sebagai sesuatu hal yang menakutkan bagi masyarakat terutama anak – anak
sehingga mengakibatkan anak merasa takut untuk dirawat dan diperiksa.
Usaha-usaha Meningkatkan Pelayanan UKGS
1. Aspek Fungsi
a. Bagaimana menentukan spesifikasi pra sarana peralatan medis pelayanan Usaha
Kesehatan gigi Seklah ( UKGS ) yang disesuaikan dengan tindakan medis yang diperlukan
b. Pemanfaatan lebih efisiensi penggunaan space ruang interior kendaraan pelayanan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah dari kendaraan yang ada sebelumnya( UKGS ).
c. penataan ulang system konfigurasi furniture medis pelayanan kesehatan gigi yang
digunakan dalam kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi sekolah sehingga performa
pelayanan dapat ditingkatkan.
d. Pemelihan chasis dan jenis kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang
tepat guna sehingga kegiatan dapat berjalan lebih optimal.
e. Penyediaan pelayanan kesehatan gigi yang terintregrasi
2. Aspek estetika
a. Bagaimana mendesain eksterior kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah agar
dapat menimbulkan suatu image yang menarik, dan menyenangkan untuk anak – anak.
b. Bagaimana menampilkan image interior kendaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang
dapat memberikan kemudahan bagi dokter dan perawat yang bekerja di dalamnya.
16. c. Bagaimana mendesain furniture untuk kendaraan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
dengan desain yang tepat guna.
3. Aspek produksi
a. Bagaimana mendesain furniture kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling yang mudah
diproduksi
b. Bagaimana memilih basis kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling yang dapat
menampung spesifikasi peralatan medis yang dibutuhkan
4. Aspek teknologia. Bagaimana memilih stretcher pasien gigi dengan spesifikasi yang tepat
sehingga sesuai dengan kebutuhan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
b. Bagaimana menetukan sumber tenaga yang sesuai dengan kebutuhan opersional
kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling.
c. Bagaimana memilih teknologi penerangan yang sesuai dengan skala tindakan medis yang
dilakukan pada kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang terencana, ditujukan pada kelompok tertentu, yang dapat
diikuti dalam satu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara
berkesinambungan untuk mencapai tujuan "Kesehatan Gigi dan Mulut yang
Optimal"
B. Menurut Undang-undang RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan,
menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
17. (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Program ini dilaksanakan secara
terencana, menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, ditujukan pada
kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam suatu kurun waktu tertentu, untuk
mencapai tujuan “kesehatan gigi dan mulut yang optimal” (UU RI., 2009).
C. Macam-Macam Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Subyektif
2) Pemeriksaan Obyektif
3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini yaitu kami memohon saran dan kritik dari
dosen dan teman-teman sekalian guna perbaikan pembuatan makalah selanjutnya,
karena pembuatan makalah ini belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://uks-ukgs.blogspot.com/2013/02/usaha-kesehatan-sekolah-usaha-kesehatan.html