Materi kementerian kesehatan sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum dan s...
Sanitasi Sekolah
1. ADVOCACY
BRIEF
Sanitasi di Sekolah
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak adalah hak asasi manusia. Oleh karena itu,
kesempatan untuk mendapatkannya harus dibuka seluas-luasnya. Terutama untuk anakanak, yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Buat mereka, sanitasi adalah hak dasar
untuk bertumbuh kembang di tengah kualitas lingkungan yang sehat.
Sebagai tempat mengenyam pendidikan, sekolah merupakan tempat awal untuk memberikan
pengetahuan tentang kebersihan dan kesehatan kepada anak. Dengan menerima pendidikan
sanitasi di sekolah, maka anak-anak diharapkan akan membawa perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) kepada keluarga di rumah serta menularkannya kepada lingkungan
di sekitar mereka. Sanitasi di sekolah mendukung upaya percepatan pembangunan sanitasi,
serta mengedukasi generasi muda penerus bangsa akan pentingnya sanitasi.
Program Usaha
Kesehatan Sekolah
UKS bukan hanya sarana kesehatan sekolah, tapi juga merupakan wadah untuk menggerakkan
perilaku hidup bersih dan sehat bagi siswa/siswi di sekolah. Dokter kecil merupakan salah
satu bagian dari program UKS, yang bertujuan meningkatkan partisipasi siswa dalam
program UKS. Dokter kecil adalah siswa/siswi kelas 4 atau 5 SD yang memenuhi kriteria dan
telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan, peningkatan kesehatan
dan promosi kesehatan di sekolah. Dokter kecil harus selalu berperilaku bersih dan sehat
serta dapat menggerakan teman-temannya untuk berperilaku sama. Selain itu dokter kecil
harus berusaha untuk membuat lingkungan di sekolahnya lebih sehat, membantu guru
dan petugas kesehatan pada saat pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah, dan juga
berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan di sekolah.
SEMUA HARUS BERGERAK
Kerjasama semua pihak menjadi kunci sukses. Sanitasi dan PHBS bukan hanya tanggung jawab
anak-anak dan warga sekolah. Komitmen pemerintah dan partisipasi aktif dari orangtua melalui
komite sekolah serta tenaga kesehatan, perlu digalang untuk mendukung upaya perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh. Memang ini bukan pekerjaan kecil. Ini
adalah usaha besar dan berkesinambungan. Oleh karena itu, program sanitasi di sekolah harus
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan anak didik yang sadar akan arti
penting dari perilaku hidup bersih dan sehat.
Water, sanitation and hygiene in support of school empowerment
Didukung oleh :
Sekolahku Bersih dan Nyaman
DIMULAI
DARI
SEKOLAH
Pembelajaran
Program
Sanitasi dan
Kesehatan di
Sekolah
Buanglah sampah pada
tempatnya.
Jagalah kebersihan
kamar mandi dan
fasilitas pendukungnya
agar tetap nyaman saat
digunakan.
Jagalah selalu
kebersihan kelas agar
nyaman saat belajar.
2. Kepala Daerah harus menunjukkan
komitmen terhadap pelaksanaan program. Bentuk dan berdayakan Pokja
AMPL, tingkatkan anggaran SKPD terkait,
dan tunjuk penanggung jawab program.
Tujuan harus dirumuskan dengan tepat,
bila perlu buat surat keputusan resmi.
Kendala yang sering terjadi adalah masalah koordinasi antar dinas dan adanya
rotasi kepemimpinan/staff.
Estimasi Biaya
Rp. 500.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia
Timur
Skema ini menjabarkan
langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk mereplikasi
sanitasi di sekolah, dan memberikan kiat sukses untuk setiap
langkahnya.
Rencana
Bangun kesepahaman antara UPTD
dan pihak sekolah yang menjadi target
program. Sekolah kemudian diminta untuk
mengirimkan surat pernyataan minat,
sebagai tanda kesediaan mengikuti program.
Keterbatasan tim dan masalah komunikasi
sering menjadi kendala, karena tidak
semuanya memiliki tingkat pengetahuan
yang sama. Metode penyampaian harus
diperhatikan.
Estimasi Biaya
Rp. 2.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Pelaksanaan survei dilakukan oleh Pokja
AMPL ke sekolah yang mengirimkan surat
pernyataan minat. Hasilnya kemudian
dipresentasikan pada saat proses verifikasi.
Proses verifikasi sebaiknya diikuti oleh semua
pihak terkait, karena keputusan akhir menjadi
tanggung jawab keseluruhan tim. Sekolah
terpilih adalah sekolah yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan. Kendala yang
sering dihadapi adalah keterbatasan tim
survei, karena jumlah tim tidak sebanding
dengan jumlah sekolah.
Estimasi Biaya
Rp. 5.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Komitme Buatlah
dari Pem
Survei dan
erintan Kriteria Sekolah Sosialisasi
h
Program
Ve
rifikasiSekolah
Anggarkan
Aksi Sekolah Dana
Rencana
aksi sekolah disusun untuk merencanakan kegiatan promosi PHBS serta peningkatan akses terhadap fasilitas sanitasi.
Selain kepala sekolah dan guru, komite
sekolah perlu diajak serta. Perlu diadakan
orientasi oleh UPTD kepada pihak sekolah
yang terpilih. Rencana yang disusun harus
disesuaikan dengan ketersediaan dana.
Kendala yang sering dijumpai adalah
mereka tidak terbiasa dalam membuat
rencana program.
Estimasi Biaya
Rp. 3.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Agar tepat sasaran, kriteria sekolah penerima program perlu disusun. Sesuaikan
dengan kondisi, karakteristik daerah serta
masyarakatnya. Langkah selanjutnya, buatlah daftar sekolah dan tentukan jumlah sekolah yang akan dijadikan target. Apabila
jumlahnya cukup banyak, pelaksanaannya
dibuat bertahap. Kendala yang sering terjadi adalah tidak seluruh data terkait jumlah dan kondisi sekolah valid dan lengkap.
Estimasi Biaya
Rp. 500.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Besaran dana yang dibutuhkan secara
garis besar diketahui dari rencana aksi sekolah. Perkiraan biaya dikaitkan dengan
rencana kegiatan perubahan perilaku maupun pembangunan fasilitas di setiap lokasi
sasaran. Hal lain adalah mengidentifikasi
mitra-mitra yang dapat diajak bekerjasama.
Kendala yang sering dijumpai adalah ketersediaan dana yang kurang mencukupi.
Estimasi Biaya
Rp. 500.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Promosi
Perubahan Perilaku
Promosi perubahan perilaku bisa
dilakukan dengan memasukkannya
ke dalam kurikulum atau menjadikannya
kebiasaan sehari-hari. Tenaga Pengajar
sebagai pembawa pesan PHBS harus diberikan
pelatihan supaya bisa menyampaikan
materi dengan baik. Promosi PHBS juga
perlu didukung dengan pengadaan fasilitas.
Tak perlu mahal yang penting layak dan
memenuhi syarat. Kendala yang sering
dijumpai adalah masalah komunikasi dan
guru yang belum terbiasa menerapkannya.
Estimasi Biaya
Rp. 6.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Proses
Konstruksi
Operasional dan
Pemeliharaan
Bila dana tersedia, pembangunan
fasilitas sanitasi yang lebih memadai
bisa dilakukan. Pelatihan konstruksi
perlu
diadakan
untuk
mendukung
pelaksanaannya. Pemilihan tukang dan
sistim pembayarannya juga perlu dipikirkan
dengan baik. Perlu peran aktif dari semua
pihak untuk memastikan pembangunan
sesuai dengan rencana. Kendala biasanya
disebabkan oleh kesalahan pemilihan
tukang, letak geografis yang terpencil dan
masalah keamanan.
Estimasi Biaya
Rp. 27.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
Cara penggunaan fasilitas sanitasi juga
perlu disosialisasikan, agar siswa tahu
cara menggunakan fasilitas dengan baik
dan benar. Pemeliharaan dilakukan dengan membuat jadwal kebersihan. Bagi tugas dan tanggungjawab. Bila ada yang rusak segera ganti supaya kerusakan tidak
semakin parah, dan biaya perbaikan tidak
semakin mahal. Kendala biasanya timbul
dari penggunaan fasilitas yang tidak sebagaimana mestinya.
Estimasi Biaya
Rp. 3.000.000,-/sekolah
Tahun 2012 di Wilayah Indonesia Timur
LAYAK TAK BERARTI MAHAL
Membangun akses fasilitas yang memadai di sekolah, menjadi salah satu faktor pendorong perubahan perilaku. Fasilitas sanitasi di sekolah dibangun sebagai sarana pendukung PHBS bagi
anak-anak. Tidak harus mahal, yang penting memenuhi syarat dan layak untuk digunakan, salah
satu contohnya adalah tippy-tap atau ember yang ditambahkan keran. Konsep pembangunan
harus memperhatikan faktor-faktor seperti, jamban yang cocok digunakan oleh anak, ramah terhadap lingkungan, mudah digunakan dan dibersihkan. Ketersediaan air bersih juga bukan lagi
penghalang besar apabila kita mau sedikit lebih kreatif untuk mendapatkannya.
Cuci Tangan
Pakai Sabun
KUNCI UTAMA
45%
Angka kesakitan
akibat diare
“Perubahan
perilaku hidup
bersih dan sehat
pada anak-anak
sekolah bisa
menurunkan
Cuci tangan dengan
air mengalir
jumlah hari anakanak tidak masuk
sekolah sebanyak
Gunakan sabun, gosok
hingga berbusa
setahun”
Gosok telapak tangan,
punggung tangan,
sela-sela jari dan
bawah kuku
Bilas sampai bersih
Keringkan dengan
lap bersih
8 hari dalam
(Wise Presentation for Dubai
Cares, 20 Pebruari 2012)