SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Bom Waktu Penyelenggaraan Sistem Pensiun PNS di Indonesia1 
Agustinus Sulistyo Tri P., SE., MSi2 
Pusat Inovasi Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur 
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara 
Lembaga Administrasi Negara 
Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia E-Mail agoes_tinoes@yahoo.com 
Abstraksi 
Penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Ada lima permasalahan mendasar yang berhasil diidentifikasi dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Kelima masalah tersebut adalah pada pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun, peserta pensiun dan manfaat pensiun. Kelima masalah ini mesti dicarikan solusinya secara tepat dan komprehensif. Dalam upaya pembaharuan sistem pensiun PNS ada tiga komponen yang mesti diperbaharui, yaitu terkait dengan peserta, program pensiun yang mencakup pembiayaan program pensiun, investasi dana pensiun dan manfaat pensiun serta lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola program pensiun. 
Kata kunci : program pensiun, permasalahan pensiun, solusi. 
Abstract 
Implementation of civil servant pension system in Indonesia is like a time bomb that could explode at any time. There are five fundamental problems identified in the implementation of civil servant pension system. The problems are the financing of the pension plan, pension fund management, pension fund management institutions, pension participants and pension benefits. The solutions of this problems must be precise and comprehensive. In an effort to reform civil servant pensions system, there are three components that must be updated, (1) the participant, (2) pension program which includes a pension program funding, investment funds, and pension benefits, and (3) institutions with authority to administer the pension plan. 
Keywords: pension plans, retirement issues, solutions. 
1 Disampaikan dalam acara Forum Kelitbangan di PKP2A I LAN, Jatinangor. Paper ini merupakan intisari dari laporan kajian PKKSDA-LAN selama periode tahun 2011-2012 tentang praktik penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. 
2 Peneliti Muda LAN yang ditempatkan di PKKSDA. Konsentrasi pada bidang pengembangan SDM Aparatur.
Pendahuluan 
Masa purna tugas seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan membahagiakan bagi seorang pegawai (PNS) karena akan menyelesaikan masa pengabdiannya pada nusa, bangsa dan pemerintah. Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan PNS merasa tidak nyaman pada saat menjelang pensiun atau memasuki masa persiapan pensiun (MPP). Keresahan mulai dirasakan pada saat dua atau tiga tahun menjelang masa pensiun. Mengapa hal ini bisa terjadi? 
Keresahan dan ketidak-nyamanan PNS menjelang masa purna tugas disebabkan karena adanya gap penerimaan penghasilan (take home pay) yang diterima pada saat masih aktif dan setelah pensiun yang sangat besar. Sebagaimana diketahui, pada saat masih aktif seorang PNS akan menerima penghasilan yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan suami/istri dan tunjangan anak, tunjangan jabatan (bagi yang menjabat jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu) atau tunjangan umum (bagi staf) dan penghasilan lain-lain (tunjangan tambahan penghasilan, honorarium dan lain sebagainya). Sehingga jumlahnya menjadi besar. Akan tetapi pada saat memasuki masa pensiun, yang diterima hanyalah 75% dari gaji pokok terakhir saja. Berbagai macam tunjangan lainnya tidak diterima lagi. Bisa dikatakan penghasilan pada saat masa aktif akan terjun bebas pada saat memasuki masa pensiun. 
Dasar perhitungan nilai manfaat pensiun dan struktur gaji PNS yang lebih besar tunjangan daripada gaji pokoknya menjadi masalah utama yang menyebabkan kecilnya manfaat pensiun. Sehingga kebanyakan PNS akan mengalami “3 S” (sakit, stres, stroke) pada saat memasuki masa pensiun. Akan tetapi apakah benar memang ini yang menjadi permasalahan utama dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia? Dari kajian yang dilakukan oleh PKKSDA-LAN pada tahun 2011-2012 ditemukan adanya permasalahan-permasalahan lain dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Dalam kajian tersebut berhasil diidentifikasi adanya lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS yang harus dibenahi. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dibenahi secara komprehensif dan tepat supaya hasilnya maksimal. Permasalahan tidak bisa diselesaikan secara parsial karena dikhawatirkan justeru akan menimbulkan masalah baru. Tidak salah dan tidak berlebihan apabila kami menyebutnya sebagai bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Bom waktu ini sewaktu-waktu bisa meledak dan menghancurkan
negara kita, khususnya dari aspek keuangan negara. Berikut diulas permasalaan- permasalahan dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. 
Permasalahan 
Seringkali peserta pensiun atau PNS yang menjelang memasuki masa purna tugas hanya melihat atau mempermasalahkan pensiun pada manfaat pensiun yang kecil. Sebagaimana dijelaskan di depan, yaitu hanya 75% dari gaji pokok terakhir. Akan tetapi ternyata permasalahan dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS tidak hanya sekedar manfaat pensiun yang kecil. Manfaat pensiun yang kecil adalah muara dari permasalahan-permasalahan lainnya. Kajian yang dilakukan oleh PKKSDA-LAN pada tahun 2011-2012 mengidentifikasi adanya lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. Yaitu : pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun, peserta program pensiun dan manfaat pensiun. Berikut diulas satu persatu. 
1. Pembiayaan program pensiun 
Saat ini pembiayaan program pensiun PNS dilakukan dengan sistem pay as you go atau dibebankan pada anggaran negara. Iuran PNS sebesar 4,75% dari gaji dikumpulkan dalam dana pensiun yang dikelola oleh PT Taspen akan tetapi belum dimanfaatkan untuk membiayai program pensiun. Mengapa? Karena jumlahnya belum mencukupi. Mengapa belum mencukupi? Karena baru PNS saja yang memberikan iuran, sementara pemerintah belum memberikan iuran. 
Dalam Grafik 1 berikut disajikan data terkait pembayaran atau pembiayaan manfaat pensiun PNS dari tahun 2009 sampai dengan proyeksi pada tahun 2015. Dalam data tersebut terlihat bahwa terjadi kenaikan yang signifikan setiap tahun dalam pembayaran manfaat pensiun PNS.
Grafik 1 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
Karena pembiayaannya dibebankan dalam anggaran negara (pay as you go) 
maka bebannya pun semakin lama semakin meningkat. Dalam Grafik 2 disajikan 
perhitungan prediksi kebutuhan pembiayaan manfaat pensiun dari tahun 2011 
sampai dengan tahun 2095. Dalam grafik tersebut terlihat bahwa jumlahnya 
semakin lama semakin membesar secara signifikan. Pada tahun 2050 diperkirakan 
jumlahnya mencapai kurang lebih 1.000 T. Dalam Grafik 2 terlihat bahwa 
kebutuhan pembiayaan manfaat pensiun meningkat secara signifikan dan semakin 
besar dari tahun ke tahun. Apabila tidak ada perubahan dalam sistem pembiayaan 
manfaat pensiun maka anggaran negara tidak akan mampu membiayai kebutuhan 
pembiayaannya.
Grafik 2 
0 
1.000 
2.000 
3.000 
4.000 
5.000 
6.000 
7.000 
8.000 
Trillions 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
2. Pengelolaan dana pensiun 
Permasalahan berikutnya adalah terkait dengan pengelolaan dana pensiun. 
Iuran yang ditarik dari PNS sebesar 4,75% dari gaji selanjutnya dikumpulkan 
dalam dana pensiun dan dikelola oleh PT Taspen. Pada awalnya, saat penyerahan 
kewenangan pengelolaan sistem pensiun dari Departemen Keuangan kepada PT 
Taspen pada tahun 1985, dana yang diserahkan adalah sebesar Rp 594,08 M. Pada 
bulan Desember tahun 2011 dana pensiun ini berkembang menjadi sebesar Rp 
56,11 T. Sementara itu, dari perhitungan yang dilakukan oleh aktuaria, kebutuhan 
untuk bisa melakukan pembiayaan manfaat pensiun dengan sistem fully funded 
adalah sebesar Rp 2.003 T, sehingga masih ada kekurangan dana sebesar Rp 
1.946,89 T. Mengapa kekurangannya sangat besar? Karena selama ini yang 
membentuk dana pensiun baru dari iuran PNS, pemerintah sebagai pemberi kerja 
belum ikut memberikan iuran. Sehingga jumlahnya masih sangat terbatas. 
Selain itu, ternyata dalam pengelolaan dana pensiun juga tidak bisa maksimal. 
Hal ini disebabkan karena dibatasinya bentuk-bentuk investasi untuk dana 
pensiun. Bentuk investasi yang diperkenankan untuk pengelolaan dana pensiun 
adalah dalam bentuk low risk, yaitu dalam bentuk deposito, obligasi, surat berharga 
pemerintah dan sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena bentuk investasinya adalah
low risk maka return of investment-nya pun tidak maksimal. Bahkan dari data yang 
dirilis oleh PT Taspen, diketahui bahwa prosentasi investasi dana pensiun semakin 
turun dari tahun ke tahun. Dalam Grafik 3 berikut ini disajikan data tersebut. 
Gambaran ini tentunya bukan gambaran yang menggembirakan, tetapi 
mengkhawatirkan kelangsungan dana pensiun PNS. 
Grafik 3 
Hasil Investasi Dana Pensiun PNS (%) 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
3. Lembaga pengelola dana pensiun 
Mengapa dana pensiun tidak bisa berkembang maksimal sebagaimana 
dijelaskan di depan? Selain disebabkan terbatasnya bentuk investasi yang 
diperkenankan untuk dana pensiun, hal ini disebabkan juga karena tidak 
maksimalnya kewenangan yang diberikan kepada PT Taspen sebagai pengelola 
dana pensiun. Meskipun PT Taspen diserahi tugas dan kewenangan untuk 
mengelola dana pensiun, akan tetapi pada praktiknya PT Taspen hanya bertindak 
sebagai juru bayar atau administrator saja. PT Taspen hanya bertindak sebagai 
pengumpul iuran dari PNS dan membayarkan manfaat pensiun kepada peserta. 
Sedangkan untuk pengelolaan dana pensiun atau investasinya dibatasi pada bentuk 
investasi yang low risk. Bentuk investasi yang diperkenankan sebagai dijelaskan di 
depan adalah deposito, obligasi, surat berharga pemerintah dan sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Kondisi ini ibarat dilepas kepala tetapi ekor dipegang, sehingga 
pergerakan tidak maksimal. Padahal sebagai lembaga pengelola dana pensiun PNS, 
PT Taspen telah banyak melakukan inovasi. Terutama terkait dengan pelayanan 
yang diberikan kepada peserta pensiun. Misalnya dengan penyederhanaan formulir 
dari 22 formulir menjadi 2 formulir, penyederhanaan proses klaim dari tujuh 
proses menjadi tiga proses klaim, pengajuan klaim dulu hanya bisa dilayani di 
kantor PT Taspen sekarang bisa dilakukan di semua mitra bayar yang ditunjuk, 
pengembangan klaim dengan menggunakan e-klaim dan lain sebagainya. 
4. Peserta program pensiun 
Permasalahan berikutnya adalah kepesertaan pensiun PNS yang semakin 
lama semakin meningkat jumlahnya. Sebagaimana terlihat dalam Grafik 4 berikut 
ini. 
Grafik 4 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
Dalam Grafik tersebut dapat dilihat bahwa sejak tahun 2009 sampai dengan 
prediksi tahun 2015, peserta pensiun PNS semakin meningkat. Jumlah peserta 
pensiun yang besar mungkin tidak akan menimbulkan masalah apabila 
pembiayaannya sudah dikelola dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya, dana 
pensiun belum dikelola dengan baik sehingga peningkatan jumlah peserta akan 
berdampak pada semakin besarnya beban anggaran negara. Hal ini disebabkan
karena pembiayaan pensiun masih dengan sistem pay as you go (beban APBN) 
belum fully funded (dengan dana pensiun). 
Dalam Grafik 5, disajikan rasio antara PNS aktif dengan peserta pensiun PNS. 
Dalam Grafik tersebut terlihat bahwa rasio antara PNS aktif dengan peserta 
pensiun PNS pada tahun 2011 masih 54,4%. Akan tetapi apabila kita lihat pada 
tahun 2040 maka rasionya meningkat menjadi 83,2%. 
Grafik 5 
54,4% 62,2% 78,8% 83,2% 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa perkembangan jumlah peserta 
pensiun PNS lebih cepat daripada perkembangan jumlah PNS aktif. Hal ini 
disebabkan karena semakin bagusnya tingkat kesehatan masyarakat sehingga 
tingkat harapan hidup juga meningkat. Tingkat usia para peserta pensiun juga 
semakin meningkat. Hal ini menyebabkan jumlahnya semakin lama semakin 
bertambah secara signifikan. Beberapa tahun kedepan sangat dimungkinkan 
jumlah PNS aktif dan peserta pensiun akan sama, atau justeru akan lebih banyak 
peserta pensiun PNS daripada PNS aktifnya. Bahkan apabila peserta meninggal, 
manfaat pensiun masih diteruskan pada suami/istri dan anak-anaknya sebagai 
peserta sambungan.
5. Manfaat pensiun 
Permasalahan terakhir yang diidentifikasi adalah terkait dengan manfaat 
pensiun yang sangat kecil. Yaitu hanya sebesar 75% dari gaji pokok terakhir. 
Sebagaimana dijelaskan di depan, jumlah ini akan menyebabkan take home pay 
atau penghasilan PNS akan terjun bebas. Struktur gaji PNS yang jumlahnya lebih 
besar pada tunjangan sementara gaji pokok kecil dan penempatan basis 
perhitungan manfaat pensiun pada gaji pokok menyebabkan nilai manfaat pensiun 
menjadi sangat kecil. Gap antara penghasilan (take home pay) sewaktu seorang PNS 
masih aktif dengan sewaktu memasuki masa purna tugas atau pensiun menjadi 
sangat besar. 
Akan tetapi dari data yang diperoleh Tim PKKSDA-LAN menunjukkan bahwa 
antara jumlah iuran yang diberikan oleh PNS sewaktu masih aktif dengan jumlah 
manfaat yang diterima pada saat pensiun ada gap yang sangat lebar. Grafik 6 
menunjukkan data tersebut. 
Grafik 6 
3,4 
4,3 5,2 5,8 6,6 
26,7 
33,4 
40,4 
44,5 
52,4 
- 
10,0 
20,0 
30,0 
40,0 
50,0 
60,0 
2007 2008 2009 2010 2011 
Rp triliun 
Iuran Peserta Manfaat 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah manfaat yang diterima peserta 
pensiun PNS jauh lebih besar daripada jumlah iuran yang diberikannya. Meskipun 
sebenarnya iuran yang diberikan belum dimanfaatkan untuk membayar manfaat 
pensiun, karena semua pembiayaan manfaat pensiun masih dibebankan dalam 
anggaran negara (pay as you go). Dalam Grafik 6 dapat dilihat bahwa pada tahun
2011, dana pensiun yang terkumpul dari iuran PNS adalah sebesar Rp 6,6 T dan 
dana yang dibayarkan untuk manfaat pensiun peserta adalah sebesar Rp 52,4 T. 
Ada selisih jumlah yang sangat besar. 
Tawaran solusi 
Permasalahan-permasalahan tersebut akan tetap menjadi masalah yang tidak 
terpecahkan apabila tidak ada solusi yang tepat dan komprehensif. Permasalahan 
tersebut akan menjadi bom waktu yang semakin lama semakin besar daya ledaknya 
karena masalahnya semakin besar. Tim PKKSDA-LAN menawarkan solusi tersebut 
dan digambarkan secara sederhana dalam Gambar 1 sebagaimana disajikan dibawah 
ini. Hal utamanya adalah bahwa pembiayaan pensiun dilakukan dengan sistem fully 
funded, yaitu dengan membentuk dana pensiun. Sementara PNS aktif, gaji dibebankan 
dalam APBN. Sehingga pengelolaan dana untuk pembiayaan pensiun peserta berbeda 
dengan dana yang digunakan untuk membayar gaji PNS aktif. 
Gambar 1 
Pemerintah PNS 
Investasi 
Peserta 
Iuran 
Manfaat 
Dana cadangan 
Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 
Dalam Gambar tersebut digambarkan bahwa ada dua pihak yang terlibat dalam 
upaya pembentukan dana pensiun, yaitu pemerintah sebagai pemberi kerja dan PNS 
sebagai pekerja. Kedua belah pihak sama-sama memberikan iuran sejumlah nominal 
tertentu untuk mengisi dana pensiun. Apabila hanya diisi dari dana iuran kedua belah 
pihak, maka jumlahnya akan sangat kecil dan tidak mencukupi untuk memberikan
manfaat yang maksimal kepada para peserta pensiun. Untuk itu maka dana pensiun harus dikembangkan atau dikelola dan diinvestasikan supaya jumlahnya semakin besar. 
Karena setiap bentuk investasi selalu mengandung resiko maka untuk menjamin pengelolaan dana pensiun ini, pemerintah sebagai pemberi kerja memberikan dana cadangan. Dana cadangan ini dimanfaatkan untuk menjaga supaya pembiayaan manfaat pensiun peserta tetap terjaga, tidak terganggu dengan pola investasi dana pensiun. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa bentuk investasi yang dilakukan oleh Lembaga yang diberi kewenangan tetap dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam melakukan investasi. Tidak dalam bentuk low risk tetapi juga tidak melakukan investasi yang high risk. Untuk itu kontrol pemerintah dan keterbukaan kepada peserta menjadi sangat penting dalam pengelolaan dana pensiun ini. Diversifikasi bentuk investasi dimungkinkan untuk semakin meningkatkan return of investmen dari dana pensiun. Keuntungan yang diperoleh akan dinikmati oleh semua peserta. Dengan gambaran tersebut diharapkan penyelenggaraan pensiun PNS di Indonesia dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada peserta. 
Selanjutnya berikut ini akan dibahas satu persatu terkait tawaran solusi yang diberikan dalam upaya perbaikan pengelolaan sistem pensiun PNS di Indonesia. Pada prinsipnya ada tiga komponen utama dalam pembaharuan sistem pensiun PNS, yaitu terkait dengan kepesertaan, program pensiun dan lembaga pengelolanya. 
1. Peserta 
Perlu ada penegasan peserta yang berhak untuk memperoleh manfaat pensiun. Peserta yang berhak memperoleh hak pensiun adalah peserta yang masuk BUP atau diberhentikan dengan hormat. Bagi PNS yang masuk BUP tetapi menjadi terpidana dengan kasus berat, misalnya karena masalah korupsi maka tidak berhak mendapat manfaat pensiun. Sesuai draft yang ada dalam RUU ASN, maka BUP PNS dibagi sesuai kategori/klasifikasi tertentu (jabatan administrasi dengan BUP 56 tahun, Jabatan Fungsional sesuai kebijakan masing-masing instansi pembina, Pejabat Pimpinan Tinggi Utama dengan BUP 60 tahun, Madya dengan BUP 58 tahun, dan Pratama dengan BUP 58 tahun).
Selanjutnya untuk peserta sambungan setelah peserta meninggal adalah suami/istri dan dua anak kandungnya. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan suami/istri adalah suami/istri yang dinikahi pada saat peserta masih aktif, dan anak yang lahir pada saat peserta masih aktif. Bagi yang menikah kembali atau anak kandung yang lahir pada saat peserta sudah pensiun maka tidak berhak atas manfaat pensiun sambungan. 
Masa kerja minimal untuk memperoleh hak pensiun adalah 20 tahun, bagi PNS yang masa kerjanya belum cukup atau masih dibawah 20 tahun maka hanya menerima akumulasi iuran + perhitungan pengembangannya. 
2. Program pensiun (pembiayaan, investasi dan manfaat) 
Sebagaimana dijelaskan di depan bahwa pada dasarnya pembiayaan program pensiun dengan pay as you go akan membebani anggaran negara maka perlu dilakukan perubahan dengan sistem fully funded. Akan tetapi karena perubahan ini akan mempengaruhi nilai manfaat dan jumlah iuran yang telah dibayarkan oleh PNS maka dalam praktiknya perlu dilakukan cut off. Dimana pegawai lama tetap menggunakan sistem pembiayaan pay as you go, sementara pegawai baru dengan menggunakan sistem fully funded. Hal ini dilakukan supaya tidak ada masalah dalam pengelolaan dana pensiun. Memang pada tahap awal pemerintah akan membiayai dua pengeluaran, akan tetapi kedepan pengeluaran ini justeru akan semakin berkurang karena sudah dilakukan dalam dana pensiun. 
Selanjutnya untuk pengelolaan dana pensiun atau investasinya dilakukan oleh PT Taspen (khusus untuk peserta PNS). Sementara untuk peserta ABRI oleh ASABRI dan peserta dari swasta oleh Jamsostek. Semua lembaga pengelola tersebut dikoordinasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Bentuk investasi lebih beragam tetapi tetap dengan prinsip kehati-hatian (prudent), dengan resiko yang dapat di-manage. Resiko investasi ditanggung Pemerintah. 
Penerima manfaat adalah peserta, atau suami/istri dan dua anak kandung (yaitu sebagai penerima manfaat sambungan). Untuk peserta yang menerima manfaat lebih dari dua, diminta memilih yang paling menguntungkan. Sebagai contoh, pensiunan PNS yang menjadi pejabat negara (anggota DPR). Pada saat pensiun sebagai PNS maka menerima manfaat pensiun PNS, kemudian aktif sebagai anggota DPR maka pensiun PNS di-off-kan karena aktif memberkan iuran lagi
sebagai anggota DPR. Pada saat pensiun sebagai anggota DPR maka dia berhak memilih manfaat pensiun apa yang akan diambil, apakah pensiun PNS atau pensiun anggota DPR? 
Selain itu, jenis manfaat pensiun yang diberikan bukan hanya berupa uang pensiun per bulan akan tetapi bisa berupa pemberian discount untuk pelayanan pemerintah. Misalnya pelayanan transportasi, hiburan, kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga meskipun pendapatannya berkurang tetapi dari sisi pengeluaran juga dapat dikurangi. 
Perhitungan nilai nominal manfaat tetap pda gaji pokok, tetapi perlu ada perubahan struktur gaji. Jumlah gaji pokok dan tunjangan mesti diperbaiki dan wacana ini sesuai dengan wacana single salary. Dimana gaji dan tunjangan akan digabung menjadi satu gaji dengan perhitungan yang lebih rasional. 
3. Lembaga pengelola 
Sebagaimana dijelaskan di depan, pengelolaan pensiun PNS dilakukan oleh PT Taspen (khusus untuk peserta PNS). Sementara untuk peserta ABRI oleh ASABRI dan peserta dari swasta oleh Jamsostek. Semua lembaga pengelola tersebut dikoordinasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. 
PT Taspen sebagai pengelola sistem pensiun PNS dan dana pensiun PNS harus independen, profesional, berbentuk BUMN/profit motive sehingga berhak untuk mencari keuntungan dan apabila ada keuntungan maka akan dikembalikan ke peserta dalam bentuk pemberian bonus. 
Kewenangan yang dimiliki adalah pengelolaan dari hulu ke hilir terkait pengelolaan sistem pensiun (yaitu sejak pendataan peserta, pengumpulan iuran, investasi, pelaporan neraca, dan pembayaran manfaat). 
Kesimpulan 
Bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia bukanlah suatu isapan jempol saja. Gambaran data dan fakta yang diulas dalam tulisan ini mempertegas adanya permasalahan yang mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Solusi yang ditawarkan tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Perlu komitmen dan kemauan kuat dari semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Dukungan teknis, dukungan politis dan dukungan anggaran
sangat diperlukan untuk menjinakkan bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. Semoga sedikit sumbang saran ini bisa membangkitkan semangat juang PNS pada saat aktif maupun pada saat purna tugas. 
∞℗∞ 
Bahan Bacaan 
Achmad Subianto, Reformasi Kesejahteraan Aparatur Negara, Penerbit Yayasan Bermula dari Kanan, Jakarta, Cetakan Kedua, Agustus 2010. 
Bahan Seminar Nasional Grand Design Reformasi Sistem Pensiun PNS di Indonesia (Tantangan dan Solusi), Hotel Borobudur Intercontinental, Jakarta, 13 Desember 2012. 
Direktorat Jenderal Anggaran, Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, Bahan Presentasi Diskusi Terbatas Permasalahan Sistem Pensiun PNS di Indonesia, LAN Jakarta, 30 Maret 2011. 
DPR RI : Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Jakarta, 2011. 
Lembaga Administrasi Negara, Kajian Pembaharuan Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2012. 
Lembaga Administrasi Negara, Kajian Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2011. 
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025. 
PT Taspen, Bahan Paparan Reformasi Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2012. 
Setiawati, Budhi, Wakiran, Hadiyati dan Herman, Reformasi Sistem Pensiun PNS, Badan Kepegawaian Negara dan Kemitraan, Jakarta, 2006. 
Wakiran, Penyelenggaraan Program Pensiun PNS dan Permasalahannya, Bahan Presentasi pada Diskusi Terbatas LAN, Jakarta, 29 April 2011.

More Related Content

Viewers also liked (7)

BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
Dana pensiun
Dana pensiunDana pensiun
Dana pensiun
 
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASNPeran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
 
5 pasos para elegir carrera UNITEC
5 pasos para elegir carrera UNITEC5 pasos para elegir carrera UNITEC
5 pasos para elegir carrera UNITEC
 
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASNPeran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
 
¿Por qué estudiar una Ingeniería?
¿Por qué estudiar una Ingeniería?¿Por qué estudiar una Ingeniería?
¿Por qué estudiar una Ingeniería?
 

Similar to SistemPensiunPNS

Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...National Institute of Public Administration
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasicekkembali dotcom
 
pptx_20230125_103906_0000.pptx
pptx_20230125_103906_0000.pptxpptx_20230125_103906_0000.pptx
pptx_20230125_103906_0000.pptxCitrasari09
 
Makalah Program Pensiun Penguangan.docx
Makalah Program Pensiun Penguangan.docxMakalah Program Pensiun Penguangan.docx
Makalah Program Pensiun Penguangan.docxZuketCreationOfficia
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasBagusichwanto07
 
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptx
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptxBAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptx
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptxMuhammad Rofi'i
 
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...Rustan Amarullah
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Sistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDMSistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDMDanuSetiawan5
 
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...Muh Agus Priyetno
 
Ppt skripsi (1)
Ppt skripsi  (1)Ppt skripsi  (1)
Ppt skripsi (1)P2PTMKeswa
 
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060DaniFauzun
 

Similar to SistemPensiunPNS (20)

Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
 
Bps kesejahteraan-pns
Bps kesejahteraan-pnsBps kesejahteraan-pns
Bps kesejahteraan-pns
 
pptx_20230125_103906_0000.pptx
pptx_20230125_103906_0000.pptxpptx_20230125_103906_0000.pptx
pptx_20230125_103906_0000.pptx
 
Presentasi utari
Presentasi utariPresentasi utari
Presentasi utari
 
Presentasi utari
Presentasi utariPresentasi utari
Presentasi utari
 
Presentasi utari
Presentasi utariPresentasi utari
Presentasi utari
 
Makalah Program Pensiun Penguangan.docx
Makalah Program Pensiun Penguangan.docxMakalah Program Pensiun Penguangan.docx
Makalah Program Pensiun Penguangan.docx
 
56866.pdf
56866.pdf56866.pdf
56866.pdf
 
Bagian 5
Bagian 5Bagian 5
Bagian 5
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
 
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptx
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptxBAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptx
BAB 6 KESEJAHTERAAN PEGAWAI.pptx
 
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
 
Bagian 1
Bagian 1Bagian 1
Bagian 1
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
 
Sistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDMSistem Informasi SDM
Sistem Informasi SDM
 
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
 
Ppt skripsi (1)
Ppt skripsi  (1)Ppt skripsi  (1)
Ppt skripsi (1)
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060
Soal dan jawaban uas dani fauzun 11150060
 

More from Researcher Syndicate68

Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...Researcher Syndicate68
 
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_Researcher Syndicate68
 
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...Researcher Syndicate68
 
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Researcher Syndicate68
 
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo Researcher Syndicate68
 
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmWisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmResearcher Syndicate68
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...Researcher Syndicate68
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Researcher Syndicate68
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Researcher Syndicate68
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Researcher Syndicate68
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Researcher Syndicate68
 

More from Researcher Syndicate68 (20)

Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)
 
Samiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibilitySamiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibility
 
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
 
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
 
Kti tentang elakip
Kti tentang elakipKti tentang elakip
Kti tentang elakip
 
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
 
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
 
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
 
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
 
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmWisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
 
Paper+responsible+innovation evi
Paper+responsible+innovation eviPaper+responsible+innovation evi
Paper+responsible+innovation evi
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
 
Global warming artikel suryanto
Global warming artikel suryantoGlobal warming artikel suryanto
Global warming artikel suryanto
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 

Recently uploaded

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 

SistemPensiunPNS

  • 1. Bom Waktu Penyelenggaraan Sistem Pensiun PNS di Indonesia1 Agustinus Sulistyo Tri P., SE., MSi2 Pusat Inovasi Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia E-Mail agoes_tinoes@yahoo.com Abstraksi Penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Ada lima permasalahan mendasar yang berhasil diidentifikasi dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Kelima masalah tersebut adalah pada pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun, peserta pensiun dan manfaat pensiun. Kelima masalah ini mesti dicarikan solusinya secara tepat dan komprehensif. Dalam upaya pembaharuan sistem pensiun PNS ada tiga komponen yang mesti diperbaharui, yaitu terkait dengan peserta, program pensiun yang mencakup pembiayaan program pensiun, investasi dana pensiun dan manfaat pensiun serta lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola program pensiun. Kata kunci : program pensiun, permasalahan pensiun, solusi. Abstract Implementation of civil servant pension system in Indonesia is like a time bomb that could explode at any time. There are five fundamental problems identified in the implementation of civil servant pension system. The problems are the financing of the pension plan, pension fund management, pension fund management institutions, pension participants and pension benefits. The solutions of this problems must be precise and comprehensive. In an effort to reform civil servant pensions system, there are three components that must be updated, (1) the participant, (2) pension program which includes a pension program funding, investment funds, and pension benefits, and (3) institutions with authority to administer the pension plan. Keywords: pension plans, retirement issues, solutions. 1 Disampaikan dalam acara Forum Kelitbangan di PKP2A I LAN, Jatinangor. Paper ini merupakan intisari dari laporan kajian PKKSDA-LAN selama periode tahun 2011-2012 tentang praktik penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. 2 Peneliti Muda LAN yang ditempatkan di PKKSDA. Konsentrasi pada bidang pengembangan SDM Aparatur.
  • 2. Pendahuluan Masa purna tugas seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan membahagiakan bagi seorang pegawai (PNS) karena akan menyelesaikan masa pengabdiannya pada nusa, bangsa dan pemerintah. Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan PNS merasa tidak nyaman pada saat menjelang pensiun atau memasuki masa persiapan pensiun (MPP). Keresahan mulai dirasakan pada saat dua atau tiga tahun menjelang masa pensiun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Keresahan dan ketidak-nyamanan PNS menjelang masa purna tugas disebabkan karena adanya gap penerimaan penghasilan (take home pay) yang diterima pada saat masih aktif dan setelah pensiun yang sangat besar. Sebagaimana diketahui, pada saat masih aktif seorang PNS akan menerima penghasilan yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan suami/istri dan tunjangan anak, tunjangan jabatan (bagi yang menjabat jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu) atau tunjangan umum (bagi staf) dan penghasilan lain-lain (tunjangan tambahan penghasilan, honorarium dan lain sebagainya). Sehingga jumlahnya menjadi besar. Akan tetapi pada saat memasuki masa pensiun, yang diterima hanyalah 75% dari gaji pokok terakhir saja. Berbagai macam tunjangan lainnya tidak diterima lagi. Bisa dikatakan penghasilan pada saat masa aktif akan terjun bebas pada saat memasuki masa pensiun. Dasar perhitungan nilai manfaat pensiun dan struktur gaji PNS yang lebih besar tunjangan daripada gaji pokoknya menjadi masalah utama yang menyebabkan kecilnya manfaat pensiun. Sehingga kebanyakan PNS akan mengalami “3 S” (sakit, stres, stroke) pada saat memasuki masa pensiun. Akan tetapi apakah benar memang ini yang menjadi permasalahan utama dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia? Dari kajian yang dilakukan oleh PKKSDA-LAN pada tahun 2011-2012 ditemukan adanya permasalahan-permasalahan lain dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Dalam kajian tersebut berhasil diidentifikasi adanya lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS yang harus dibenahi. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dibenahi secara komprehensif dan tepat supaya hasilnya maksimal. Permasalahan tidak bisa diselesaikan secara parsial karena dikhawatirkan justeru akan menimbulkan masalah baru. Tidak salah dan tidak berlebihan apabila kami menyebutnya sebagai bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Bom waktu ini sewaktu-waktu bisa meledak dan menghancurkan
  • 3. negara kita, khususnya dari aspek keuangan negara. Berikut diulas permasalaan- permasalahan dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. Permasalahan Seringkali peserta pensiun atau PNS yang menjelang memasuki masa purna tugas hanya melihat atau mempermasalahkan pensiun pada manfaat pensiun yang kecil. Sebagaimana dijelaskan di depan, yaitu hanya 75% dari gaji pokok terakhir. Akan tetapi ternyata permasalahan dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS tidak hanya sekedar manfaat pensiun yang kecil. Manfaat pensiun yang kecil adalah muara dari permasalahan-permasalahan lainnya. Kajian yang dilakukan oleh PKKSDA-LAN pada tahun 2011-2012 mengidentifikasi adanya lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. Yaitu : pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun, peserta program pensiun dan manfaat pensiun. Berikut diulas satu persatu. 1. Pembiayaan program pensiun Saat ini pembiayaan program pensiun PNS dilakukan dengan sistem pay as you go atau dibebankan pada anggaran negara. Iuran PNS sebesar 4,75% dari gaji dikumpulkan dalam dana pensiun yang dikelola oleh PT Taspen akan tetapi belum dimanfaatkan untuk membiayai program pensiun. Mengapa? Karena jumlahnya belum mencukupi. Mengapa belum mencukupi? Karena baru PNS saja yang memberikan iuran, sementara pemerintah belum memberikan iuran. Dalam Grafik 1 berikut disajikan data terkait pembayaran atau pembiayaan manfaat pensiun PNS dari tahun 2009 sampai dengan proyeksi pada tahun 2015. Dalam data tersebut terlihat bahwa terjadi kenaikan yang signifikan setiap tahun dalam pembayaran manfaat pensiun PNS.
  • 4. Grafik 1 Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 Karena pembiayaannya dibebankan dalam anggaran negara (pay as you go) maka bebannya pun semakin lama semakin meningkat. Dalam Grafik 2 disajikan perhitungan prediksi kebutuhan pembiayaan manfaat pensiun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2095. Dalam grafik tersebut terlihat bahwa jumlahnya semakin lama semakin membesar secara signifikan. Pada tahun 2050 diperkirakan jumlahnya mencapai kurang lebih 1.000 T. Dalam Grafik 2 terlihat bahwa kebutuhan pembiayaan manfaat pensiun meningkat secara signifikan dan semakin besar dari tahun ke tahun. Apabila tidak ada perubahan dalam sistem pembiayaan manfaat pensiun maka anggaran negara tidak akan mampu membiayai kebutuhan pembiayaannya.
  • 5. Grafik 2 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 Trillions Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 2. Pengelolaan dana pensiun Permasalahan berikutnya adalah terkait dengan pengelolaan dana pensiun. Iuran yang ditarik dari PNS sebesar 4,75% dari gaji selanjutnya dikumpulkan dalam dana pensiun dan dikelola oleh PT Taspen. Pada awalnya, saat penyerahan kewenangan pengelolaan sistem pensiun dari Departemen Keuangan kepada PT Taspen pada tahun 1985, dana yang diserahkan adalah sebesar Rp 594,08 M. Pada bulan Desember tahun 2011 dana pensiun ini berkembang menjadi sebesar Rp 56,11 T. Sementara itu, dari perhitungan yang dilakukan oleh aktuaria, kebutuhan untuk bisa melakukan pembiayaan manfaat pensiun dengan sistem fully funded adalah sebesar Rp 2.003 T, sehingga masih ada kekurangan dana sebesar Rp 1.946,89 T. Mengapa kekurangannya sangat besar? Karena selama ini yang membentuk dana pensiun baru dari iuran PNS, pemerintah sebagai pemberi kerja belum ikut memberikan iuran. Sehingga jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu, ternyata dalam pengelolaan dana pensiun juga tidak bisa maksimal. Hal ini disebabkan karena dibatasinya bentuk-bentuk investasi untuk dana pensiun. Bentuk investasi yang diperkenankan untuk pengelolaan dana pensiun adalah dalam bentuk low risk, yaitu dalam bentuk deposito, obligasi, surat berharga pemerintah dan sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena bentuk investasinya adalah
  • 6. low risk maka return of investment-nya pun tidak maksimal. Bahkan dari data yang dirilis oleh PT Taspen, diketahui bahwa prosentasi investasi dana pensiun semakin turun dari tahun ke tahun. Dalam Grafik 3 berikut ini disajikan data tersebut. Gambaran ini tentunya bukan gambaran yang menggembirakan, tetapi mengkhawatirkan kelangsungan dana pensiun PNS. Grafik 3 Hasil Investasi Dana Pensiun PNS (%) Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 3. Lembaga pengelola dana pensiun Mengapa dana pensiun tidak bisa berkembang maksimal sebagaimana dijelaskan di depan? Selain disebabkan terbatasnya bentuk investasi yang diperkenankan untuk dana pensiun, hal ini disebabkan juga karena tidak maksimalnya kewenangan yang diberikan kepada PT Taspen sebagai pengelola dana pensiun. Meskipun PT Taspen diserahi tugas dan kewenangan untuk mengelola dana pensiun, akan tetapi pada praktiknya PT Taspen hanya bertindak sebagai juru bayar atau administrator saja. PT Taspen hanya bertindak sebagai pengumpul iuran dari PNS dan membayarkan manfaat pensiun kepada peserta. Sedangkan untuk pengelolaan dana pensiun atau investasinya dibatasi pada bentuk investasi yang low risk. Bentuk investasi yang diperkenankan sebagai dijelaskan di depan adalah deposito, obligasi, surat berharga pemerintah dan sertifikat Bank
  • 7. Indonesia (SBI). Kondisi ini ibarat dilepas kepala tetapi ekor dipegang, sehingga pergerakan tidak maksimal. Padahal sebagai lembaga pengelola dana pensiun PNS, PT Taspen telah banyak melakukan inovasi. Terutama terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada peserta pensiun. Misalnya dengan penyederhanaan formulir dari 22 formulir menjadi 2 formulir, penyederhanaan proses klaim dari tujuh proses menjadi tiga proses klaim, pengajuan klaim dulu hanya bisa dilayani di kantor PT Taspen sekarang bisa dilakukan di semua mitra bayar yang ditunjuk, pengembangan klaim dengan menggunakan e-klaim dan lain sebagainya. 4. Peserta program pensiun Permasalahan berikutnya adalah kepesertaan pensiun PNS yang semakin lama semakin meningkat jumlahnya. Sebagaimana terlihat dalam Grafik 4 berikut ini. Grafik 4 Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 Dalam Grafik tersebut dapat dilihat bahwa sejak tahun 2009 sampai dengan prediksi tahun 2015, peserta pensiun PNS semakin meningkat. Jumlah peserta pensiun yang besar mungkin tidak akan menimbulkan masalah apabila pembiayaannya sudah dikelola dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya, dana pensiun belum dikelola dengan baik sehingga peningkatan jumlah peserta akan berdampak pada semakin besarnya beban anggaran negara. Hal ini disebabkan
  • 8. karena pembiayaan pensiun masih dengan sistem pay as you go (beban APBN) belum fully funded (dengan dana pensiun). Dalam Grafik 5, disajikan rasio antara PNS aktif dengan peserta pensiun PNS. Dalam Grafik tersebut terlihat bahwa rasio antara PNS aktif dengan peserta pensiun PNS pada tahun 2011 masih 54,4%. Akan tetapi apabila kita lihat pada tahun 2040 maka rasionya meningkat menjadi 83,2%. Grafik 5 54,4% 62,2% 78,8% 83,2% Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 Gambaran tersebut menunjukkan bahwa perkembangan jumlah peserta pensiun PNS lebih cepat daripada perkembangan jumlah PNS aktif. Hal ini disebabkan karena semakin bagusnya tingkat kesehatan masyarakat sehingga tingkat harapan hidup juga meningkat. Tingkat usia para peserta pensiun juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan jumlahnya semakin lama semakin bertambah secara signifikan. Beberapa tahun kedepan sangat dimungkinkan jumlah PNS aktif dan peserta pensiun akan sama, atau justeru akan lebih banyak peserta pensiun PNS daripada PNS aktifnya. Bahkan apabila peserta meninggal, manfaat pensiun masih diteruskan pada suami/istri dan anak-anaknya sebagai peserta sambungan.
  • 9. 5. Manfaat pensiun Permasalahan terakhir yang diidentifikasi adalah terkait dengan manfaat pensiun yang sangat kecil. Yaitu hanya sebesar 75% dari gaji pokok terakhir. Sebagaimana dijelaskan di depan, jumlah ini akan menyebabkan take home pay atau penghasilan PNS akan terjun bebas. Struktur gaji PNS yang jumlahnya lebih besar pada tunjangan sementara gaji pokok kecil dan penempatan basis perhitungan manfaat pensiun pada gaji pokok menyebabkan nilai manfaat pensiun menjadi sangat kecil. Gap antara penghasilan (take home pay) sewaktu seorang PNS masih aktif dengan sewaktu memasuki masa purna tugas atau pensiun menjadi sangat besar. Akan tetapi dari data yang diperoleh Tim PKKSDA-LAN menunjukkan bahwa antara jumlah iuran yang diberikan oleh PNS sewaktu masih aktif dengan jumlah manfaat yang diterima pada saat pensiun ada gap yang sangat lebar. Grafik 6 menunjukkan data tersebut. Grafik 6 3,4 4,3 5,2 5,8 6,6 26,7 33,4 40,4 44,5 52,4 - 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 2007 2008 2009 2010 2011 Rp triliun Iuran Peserta Manfaat Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah manfaat yang diterima peserta pensiun PNS jauh lebih besar daripada jumlah iuran yang diberikannya. Meskipun sebenarnya iuran yang diberikan belum dimanfaatkan untuk membayar manfaat pensiun, karena semua pembiayaan manfaat pensiun masih dibebankan dalam anggaran negara (pay as you go). Dalam Grafik 6 dapat dilihat bahwa pada tahun
  • 10. 2011, dana pensiun yang terkumpul dari iuran PNS adalah sebesar Rp 6,6 T dan dana yang dibayarkan untuk manfaat pensiun peserta adalah sebesar Rp 52,4 T. Ada selisih jumlah yang sangat besar. Tawaran solusi Permasalahan-permasalahan tersebut akan tetap menjadi masalah yang tidak terpecahkan apabila tidak ada solusi yang tepat dan komprehensif. Permasalahan tersebut akan menjadi bom waktu yang semakin lama semakin besar daya ledaknya karena masalahnya semakin besar. Tim PKKSDA-LAN menawarkan solusi tersebut dan digambarkan secara sederhana dalam Gambar 1 sebagaimana disajikan dibawah ini. Hal utamanya adalah bahwa pembiayaan pensiun dilakukan dengan sistem fully funded, yaitu dengan membentuk dana pensiun. Sementara PNS aktif, gaji dibebankan dalam APBN. Sehingga pengelolaan dana untuk pembiayaan pensiun peserta berbeda dengan dana yang digunakan untuk membayar gaji PNS aktif. Gambar 1 Pemerintah PNS Investasi Peserta Iuran Manfaat Dana cadangan Sumber : Kajian Reformasi Sistem Pensiun PNS, PKKSDA-LAN 2012 Dalam Gambar tersebut digambarkan bahwa ada dua pihak yang terlibat dalam upaya pembentukan dana pensiun, yaitu pemerintah sebagai pemberi kerja dan PNS sebagai pekerja. Kedua belah pihak sama-sama memberikan iuran sejumlah nominal tertentu untuk mengisi dana pensiun. Apabila hanya diisi dari dana iuran kedua belah pihak, maka jumlahnya akan sangat kecil dan tidak mencukupi untuk memberikan
  • 11. manfaat yang maksimal kepada para peserta pensiun. Untuk itu maka dana pensiun harus dikembangkan atau dikelola dan diinvestasikan supaya jumlahnya semakin besar. Karena setiap bentuk investasi selalu mengandung resiko maka untuk menjamin pengelolaan dana pensiun ini, pemerintah sebagai pemberi kerja memberikan dana cadangan. Dana cadangan ini dimanfaatkan untuk menjaga supaya pembiayaan manfaat pensiun peserta tetap terjaga, tidak terganggu dengan pola investasi dana pensiun. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa bentuk investasi yang dilakukan oleh Lembaga yang diberi kewenangan tetap dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam melakukan investasi. Tidak dalam bentuk low risk tetapi juga tidak melakukan investasi yang high risk. Untuk itu kontrol pemerintah dan keterbukaan kepada peserta menjadi sangat penting dalam pengelolaan dana pensiun ini. Diversifikasi bentuk investasi dimungkinkan untuk semakin meningkatkan return of investmen dari dana pensiun. Keuntungan yang diperoleh akan dinikmati oleh semua peserta. Dengan gambaran tersebut diharapkan penyelenggaraan pensiun PNS di Indonesia dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada peserta. Selanjutnya berikut ini akan dibahas satu persatu terkait tawaran solusi yang diberikan dalam upaya perbaikan pengelolaan sistem pensiun PNS di Indonesia. Pada prinsipnya ada tiga komponen utama dalam pembaharuan sistem pensiun PNS, yaitu terkait dengan kepesertaan, program pensiun dan lembaga pengelolanya. 1. Peserta Perlu ada penegasan peserta yang berhak untuk memperoleh manfaat pensiun. Peserta yang berhak memperoleh hak pensiun adalah peserta yang masuk BUP atau diberhentikan dengan hormat. Bagi PNS yang masuk BUP tetapi menjadi terpidana dengan kasus berat, misalnya karena masalah korupsi maka tidak berhak mendapat manfaat pensiun. Sesuai draft yang ada dalam RUU ASN, maka BUP PNS dibagi sesuai kategori/klasifikasi tertentu (jabatan administrasi dengan BUP 56 tahun, Jabatan Fungsional sesuai kebijakan masing-masing instansi pembina, Pejabat Pimpinan Tinggi Utama dengan BUP 60 tahun, Madya dengan BUP 58 tahun, dan Pratama dengan BUP 58 tahun).
  • 12. Selanjutnya untuk peserta sambungan setelah peserta meninggal adalah suami/istri dan dua anak kandungnya. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan suami/istri adalah suami/istri yang dinikahi pada saat peserta masih aktif, dan anak yang lahir pada saat peserta masih aktif. Bagi yang menikah kembali atau anak kandung yang lahir pada saat peserta sudah pensiun maka tidak berhak atas manfaat pensiun sambungan. Masa kerja minimal untuk memperoleh hak pensiun adalah 20 tahun, bagi PNS yang masa kerjanya belum cukup atau masih dibawah 20 tahun maka hanya menerima akumulasi iuran + perhitungan pengembangannya. 2. Program pensiun (pembiayaan, investasi dan manfaat) Sebagaimana dijelaskan di depan bahwa pada dasarnya pembiayaan program pensiun dengan pay as you go akan membebani anggaran negara maka perlu dilakukan perubahan dengan sistem fully funded. Akan tetapi karena perubahan ini akan mempengaruhi nilai manfaat dan jumlah iuran yang telah dibayarkan oleh PNS maka dalam praktiknya perlu dilakukan cut off. Dimana pegawai lama tetap menggunakan sistem pembiayaan pay as you go, sementara pegawai baru dengan menggunakan sistem fully funded. Hal ini dilakukan supaya tidak ada masalah dalam pengelolaan dana pensiun. Memang pada tahap awal pemerintah akan membiayai dua pengeluaran, akan tetapi kedepan pengeluaran ini justeru akan semakin berkurang karena sudah dilakukan dalam dana pensiun. Selanjutnya untuk pengelolaan dana pensiun atau investasinya dilakukan oleh PT Taspen (khusus untuk peserta PNS). Sementara untuk peserta ABRI oleh ASABRI dan peserta dari swasta oleh Jamsostek. Semua lembaga pengelola tersebut dikoordinasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Bentuk investasi lebih beragam tetapi tetap dengan prinsip kehati-hatian (prudent), dengan resiko yang dapat di-manage. Resiko investasi ditanggung Pemerintah. Penerima manfaat adalah peserta, atau suami/istri dan dua anak kandung (yaitu sebagai penerima manfaat sambungan). Untuk peserta yang menerima manfaat lebih dari dua, diminta memilih yang paling menguntungkan. Sebagai contoh, pensiunan PNS yang menjadi pejabat negara (anggota DPR). Pada saat pensiun sebagai PNS maka menerima manfaat pensiun PNS, kemudian aktif sebagai anggota DPR maka pensiun PNS di-off-kan karena aktif memberkan iuran lagi
  • 13. sebagai anggota DPR. Pada saat pensiun sebagai anggota DPR maka dia berhak memilih manfaat pensiun apa yang akan diambil, apakah pensiun PNS atau pensiun anggota DPR? Selain itu, jenis manfaat pensiun yang diberikan bukan hanya berupa uang pensiun per bulan akan tetapi bisa berupa pemberian discount untuk pelayanan pemerintah. Misalnya pelayanan transportasi, hiburan, kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga meskipun pendapatannya berkurang tetapi dari sisi pengeluaran juga dapat dikurangi. Perhitungan nilai nominal manfaat tetap pda gaji pokok, tetapi perlu ada perubahan struktur gaji. Jumlah gaji pokok dan tunjangan mesti diperbaiki dan wacana ini sesuai dengan wacana single salary. Dimana gaji dan tunjangan akan digabung menjadi satu gaji dengan perhitungan yang lebih rasional. 3. Lembaga pengelola Sebagaimana dijelaskan di depan, pengelolaan pensiun PNS dilakukan oleh PT Taspen (khusus untuk peserta PNS). Sementara untuk peserta ABRI oleh ASABRI dan peserta dari swasta oleh Jamsostek. Semua lembaga pengelola tersebut dikoordinasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. PT Taspen sebagai pengelola sistem pensiun PNS dan dana pensiun PNS harus independen, profesional, berbentuk BUMN/profit motive sehingga berhak untuk mencari keuntungan dan apabila ada keuntungan maka akan dikembalikan ke peserta dalam bentuk pemberian bonus. Kewenangan yang dimiliki adalah pengelolaan dari hulu ke hilir terkait pengelolaan sistem pensiun (yaitu sejak pendataan peserta, pengumpulan iuran, investasi, pelaporan neraca, dan pembayaran manfaat). Kesimpulan Bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia bukanlah suatu isapan jempol saja. Gambaran data dan fakta yang diulas dalam tulisan ini mempertegas adanya permasalahan yang mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Solusi yang ditawarkan tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Perlu komitmen dan kemauan kuat dari semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Dukungan teknis, dukungan politis dan dukungan anggaran
  • 14. sangat diperlukan untuk menjinakkan bom waktu dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS di Indonesia. Semoga sedikit sumbang saran ini bisa membangkitkan semangat juang PNS pada saat aktif maupun pada saat purna tugas. ∞℗∞ Bahan Bacaan Achmad Subianto, Reformasi Kesejahteraan Aparatur Negara, Penerbit Yayasan Bermula dari Kanan, Jakarta, Cetakan Kedua, Agustus 2010. Bahan Seminar Nasional Grand Design Reformasi Sistem Pensiun PNS di Indonesia (Tantangan dan Solusi), Hotel Borobudur Intercontinental, Jakarta, 13 Desember 2012. Direktorat Jenderal Anggaran, Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, Bahan Presentasi Diskusi Terbatas Permasalahan Sistem Pensiun PNS di Indonesia, LAN Jakarta, 30 Maret 2011. DPR RI : Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Jakarta, 2011. Lembaga Administrasi Negara, Kajian Pembaharuan Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2012. Lembaga Administrasi Negara, Kajian Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2011. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025. PT Taspen, Bahan Paparan Reformasi Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2012. Setiawati, Budhi, Wakiran, Hadiyati dan Herman, Reformasi Sistem Pensiun PNS, Badan Kepegawaian Negara dan Kemitraan, Jakarta, 2006. Wakiran, Penyelenggaraan Program Pensiun PNS dan Permasalahannya, Bahan Presentasi pada Diskusi Terbatas LAN, Jakarta, 29 April 2011.