Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang laporan kinerja Kementerian Keuangan tahun 2016. Laporan tersebut mencakup capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis, realisasi anggaran, evaluasi kinerja, dan inisiatif peningkatan kinerja di masa mendatang.
2. LaporanKinerjaTahun2016
2
Daftar Isi
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang
Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi
Mandat dan Peran Strategis
Program Reformasi Birokrasi Dan
Transformasi Kelembagaan
Sistematika Laporan
14
16
20
24
26
Rencana Strategis
Rencana Kerja, Rencana Kerja Dan
Anggaran, Dan Perjanjian Kinerja
Evaluasi Internal: Evaluasi Renstra Dan
Evaluasi Mandiri Atas Implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah(SAKIP)KementerianKeuangan
Pengukuran Kinerja
30
44
52
56
Pendahuluan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Grafik
Pengantar
Ringkasan Eksekutif
02
04
06
07
08
10
Perencanaan Kinerja
01.
02.
Daftar Isi
3. LaporanKinerjaTahun2016
3
Daftar Isi
Akuntabilitas Kinerja
Inisiatif Peningkatan Kinerja
Kementerian Keuangan
Penutup
Lampiran
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
Capaian Kinerja Organisasi
Realisasi Agenda Prioritas
Realisasi Anggaran
Kinerja Lain
68
180
186
190
212
222
226
230
Tindak Lanjut Atas Evaluasi AKIP
Revitalisasi Manajemen Kinerja
Kementerian Keuangan
Program Peningkatan Integritas
Penguatan Program Reformasi
Birokrasi Dan Transformasi
Kelembagaan (RBTK) Tahun 2017-
2019
Pernyataan Reviu Inspektorat Jenderal
Penutup 236
240
03.
04.
05.
06.
4. LaporanKinerjaTahun2016
4
Daftar Tabel
Daftar Tabel
1.1 Agenda Pembangunan Nasional (Nawa Cita) yang didukung
Kementerian Keuangan
2.1 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung
Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Pertama Pemerintah
2.2 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung
Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Ketiga Pemerintah
2.3 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung
Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Keenam Pemerintah
2.4 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung
Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Ketujuh Pemerintah
2.5 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target Kinerja Kementerian
Keuangan Tahun 2015-2019
2.6 Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan
2.7 Rincian Renja Kementerian Keuangan Tahun 2016
2.8 Hubungan Sasaran dalam Renstra/Renja dengan Perjanjian Kinerja
2.9 Hubungan Indikator Kinerja Renstra dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
2.10 Penyesuaian Target dalam Dokumen Renja/Perjanjian Kinerja Kementerian
Keuangan
2. 11 Hubungan Sasaran Strategis, IKU dan Target IKU
2.12 Periode Monitoring Kinerja berdasarkan Level Unit Organisasi
2.13 Klasifikasi Status Kinerja Pegawai berdasarkan NKP
3.1 Nilai Kinerja Organisasi berdasarkan Perspektif
3.2 Capaian IKU pada SS Kebijakan fiskal yang prudent guna mendukun
pertumbuhan ekonomi yang inklusif
3.3 Capaian IKU Rasio Defisit APBN terhadap PDB 2016
3.4 Realisasi APBN-P tahun 2016 s.d. Desember 2016
3.5 Rincian capaian IKU Rasio utang terhadap PDB 55
3.6 SBN Tradable yang Dimiliki oleh Investor Domestik dan Asing
3.7 Capaian IKU Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB
3.8 Penerimaan Perpajakan Tahun 2015 dan 2016
3.9 Persentase Realisasi Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
3.10 Pertumbuhan penerimaan pajak tahun 2013-2016
3.11 Persentase realisasi penerimaan per jenis pajak tahun 2016
3.12 Realisasi penerimaan DJBC Tahun 2016 dan 2015
3.13 Data realisasi DJBC 3 tahun terakhir
3.14 Capaian IKU pada SS Pemenuhan layanan publik
3.15 Rincian capaian IKU Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kementerian
Keuangan
3.16 Rincian Indeks Kepuasan Pengguna Layanan per unit Eselon I
3.17 Perbandingan indeks kepentingan dan indeks kepuasan per aspek layanan
3.18 Rencana Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kementerian Keuangan
3.19 Perbandingan realisasi IKU tahun 2015 dan 2016
3.20 Waktu penyelesaian proses kepabeanan tahun 2016
3.21 Capaian realisasi SS Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi
3.22 Rasio kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh tahun 2013 s.d. 2016
3.23 Realisasi IKU Kepatuhan Importir Jalur Prioritas tahun 2016
23
33
34
35
36
39
41
47
49
50
53
58
63
63
68
69
70
71
75
77
78
79
80
80
81
85
85
86
87
88
89
90
92
93
96
97
99
5. LaporanKinerjaTahun2016
5
Daftar Tabel
3.24 Capaian IKU pada Sasaran Strategis Formulasi Kebijakan Fiskal yang
Berkualitas
3.25 Capaian IKU Tingkat Akurasi Proyeksi Asumsi Makro
3.26 Deviasi Proyeksi Penerimaan Perpajakan (non-migas)
3.27 Deviasi Proyeksi Belanja K/L
3.28 Capaian IKU Deviasi Proyeksi APBN
3.29 Capaian IKU pada SS Pengelolaan neraca pemerintah pusat dan BUN yang
optimal
3.30 Capaian IKU Indeks Opini BPK atas LKPP tahun 2016
3.31 Perkembangan opini atas LK K/L dan BUN tahun 2009-2015
3.32 Capaian IKU Indeks Opini BPK atas LK BUN
3.33 Capaian IKU Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat
3.34 Capaian IKU Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat, per
bulan tahun 2016
3.35 Capaian IKU pada SS Belanja dan transfer yang optimal
3.36 Capaian IKU Akurasi Perencanaan APBN
3.37 Persentase kesesuaian dengan perencanaan
3.38 Persentase efektivitas pelaksanaan kegiatan
3.39 Persentase efisiensi pelaksanaan kegiatan
3.40 Capaian IKU Persentase kinerja pelaksanaan anggaran Kementerian/
Lembaga
3.41 Perbandingan realisasi Capaian IKU Persentase kinerja pelaksanaan
anggaran Kementerian/Lembaga tahun 2015-2016
3.42 Pembobotan dalam perhitungan Indeks Williamson tahun 2016
3.43 Capaian IKU pada SS Pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan yang
optimal
3.44 Perbandingan Utilisasi Aset Tahun 2010-2014
3.45 Posisi Utang Pemerintah Tahun 2011 -2016
3.46 Pagu dan Realisasi Belanja dan Pembiayan Utang Tahun 2016
3.47 Rincian penerbitan SBSN tahun 2016
3.48 Perkembangan Penerbitan SBSN tahun 2013-2016
3.49 Penawaran SUN yang memenuhi benchmark
3.50 Hasil penerbitan SUN melalui lelang dan private placement tahun 2016
3.51 Penerbitan SUN berdenominasi USD di Pasar Perdana Internasional
3.52 Penerbitan Surat Utang Negara berdenominasi Euro
3.53 Penerbitan SUN berdenominasi Yen
3.54 Penerbitan SUN metode private placement tahun 2016
3.55 Kinerja pengelolaan SUN tahun 2012 – 2016
3.56 Realisasi pengadaan pinjaman program tahun 2016
3.57 Capaian IKU Pengadaan Utang tahun 2014-2016
3.58 Capaian IKU pada SS Pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan yang
optimal
3.59 Realisasi Persentase hasil penyidikan yang telah dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21) – DJP tahun 2016
3.60 Perkembangan capaian IKU Persentase hasil penyidikan yang telah
dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) - DJBC
100
105
106
107
108
109
110
111
114
117
117
119
121
126
126
126
127
127
130
132
133
137
138
140
141
142
142
143
144
145
146
147
148
149
150
152
154
6. LaporanKinerjaTahun2016
6
Daftar Gambar
Daftar Gambar
1.1 Bagan Struktur Organisasi Kementerian Keuangan
1.2 Peran Strategis Kementerian Keuangan dalam Pengelolaan
Keuangan dan Kekayaan Negara
2.1 Alur Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Keuangan
2.2. Alur Penyusunan Dokumen Rencana Kerja, Rencana Kerja dan
Anggaran, dan Perjanjian Kinerja Kementerian Keuangan
2.3 Peta strategi kemenkeu 2016
3.1 Strategi Umum Penerimaan Pajak tahun 2017
3.2 Proses bongkar muat barang
3.3 Komponen dwelling time barang impor
3.61 Hasil penyidikan yang berstatus P-21 tahun 2016
3.62 Persentase penyelesaian rekomendasi BPK atas LKPP
3.63 Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LK BUN
3.64 Capaian IKU Persentase keberhasilan pelaksanaan Joint
Audit
3.65 Capaian IKU pada SS SDM yang kompetitif
3.66 Jumlah pegawai yang telah mengikuti Assessment Centre
tahun 2016
3.67 Capaian IKU Persentase pejabat yang telah memenuhi
standar kompetensi jabatan periode Q4 tahun 2015-2016
3.68 Capaian IKU Nilai peningkatan kompetensi SDM
3.69 Realisasi nilai per jenis diklat
3.70 Capaian IKU pada SS Organisasi yang kondusif
3.71 Capaian Implementasi Program RBTK pada MITRA per 31
Desember 2016
3.72 Persentase tahapan pembentukan jabatan fungsional
3.73 Capaian IKU Tingkat penyelesaian pengembangan jabatan
fungsional
3.74 Capaian IKU pada SS Sistem manajemen informasi yang
andal
3.75 Daftar layanan TIK Kementerian Keuangan dengan tingkat
kritikalitas sangat tinggi
3.76 Rata-rata capaian IKU Tingkat Downtime tahun 2016
3.77 Capaian IKU pada SS Pelaksanaan anggaran yang optimal
3.78 Perkembangan Opini BPK atas LK BA15 tahun 2011-2015
3.79 Capaian realisasi IKU Persentase kualitas pelaksanaan
anggaran
3.80 Persentase kualitas pelaksanaan anggaran per unit eselon I
tahun 2016
3.81 Rincian realisasi per jenis belanja tahun 2012-2016
3.82 Realisasi DIPA per program tahun 2016
3.83 Realisasi pengampunan pajak
3.84 Penghargaan Kementerian Keuangan dalam pemeringkatan
e-government Indonesia tahun 2012-2015
4.1 Target Customs Clearance Time
4.2 Periode Pelaksanaan Monitoring Kinerja sesuai Level Unit
Organisasi
4.3 Status Kinerja Pegawai berdasarkan NKP K3
155
158
158
159
160
161
162
164
165
166
168
169
170
171
172
173
174
177
178
178
187
188
193
208
213
217
225
18
20
32
44
57
85
90
91
7. LaporanKinerjaTahun2016
7
Daftar Grafik
Daftar Grafik
3.1 NKO Kementerian Keuangan Tahun 2012-2015
3.2 Perkembangan Defisit Anggaran Tahun 2012-2017
3.3 Rasio Utang Terhadap PDB
3.4 Tren capaian Indeks Kepuasan Pengguna Layanan
Kementerian Keuangan
3.5 Perkembangan jumlah pengecualian dalam opini WDP atas
LKPP tahun 2009 s.d LKPP tahun 2015
3.6 Tren capaian IKU Akurasi Perencanaan APBN
3.7 Perkembangan capaian IKU Indeks Pemerataan Kemampuan
Keuangan antardaerah
3.8 Perkembangan target dan realisasi IKU Rasio Utilisasi Aset
Terhadap Total Aset Tetap tahun 2010-2016 (triliun rupiah)
3.9 Nilai aset tetap sesuai LBMN
3.10 Kinerja pengelolaan SUN tahun 2012 – 2016
3.11 Tren target dan realisasi IKU Persentase Pejabat
Kementerian Keuangan yang telah memenuhi SKJ Tahun
2012-2016
3.12 Perkembangan target dan realisasi IKU Nilai Peningkatan
Kompetensi SDM tahun 2015-2016
3.13 Tren target dan realisasi capaian IKU implementasi inisiatif
TRBTK tahun 2014-2016
3.14 Realisasi penyerapan DIPA Kementerian Keuangan tahun
2012-2016
3.15 Daerah penerima DID tahun 2016 & 2017
4.1 Pertumbuhan Nilai BMN berupa Aset Tetap Tahun 2004 s.d.
2012 (dalam triliun) Hasil dari Pelaksanaan Invetarisasi dan
Penilaian
4.2 Perkembangan Penyelesaian Sertifikasi BMN berupa Tanah
Periode 2013 s.d. 2016 (dalam bidang)
3.4 Suasana Pelabuhan
3.5 Klasifikasi penjaluran importir
3.6 Aplikasi MITRA
3.7 tampilan portal APBN
3.8 Poster dan Slogan sadar pajak
3.9 Dirjen Perbendaharaan memantau Treasury dealing room
3.10 Penandatanganan MOU penggunaan SIKP dengan Pemda
3.11 Program penjaminan pemerintah tahun 2016
3.12 Tampilan aplikasi e-Rekon-LK
3.13 Sertifikat QMS
3.14 Poster Kemenkeu Mengajar tanggal 24 Oktober 2017 di 6
kota di Indonesia
3.15 Homepage website #SadarAPBN
3.16 Penerima Beasiswa LPDP
4.1 Periode pelaksanaan DKO dan monitoring rencana aksi
4.2 Mekanisme penghitungan NKP K3
4.3 PenyerahanPenghargaanWBK/WBBMolehMenteriPAN-RB
4.4 Conceptual Frame Work Perumusan IS RBTK
4.5 Peta Inisiatif Strategis Program RBTK
94
99
167
190
193
195
197
198
199
203
204
205
208
218
225
228
231
232
69
74
76
88
111
122
131
134
134
147
163
164
168
186
192
214
215
8. LaporanKinerjaTahun2016
8
Sambutan
Sambutan
Menteri Keuangan
Sebagai institusi publik, Kementerian
Keuangan bertanggung jawab melaksanakan
tugas dan fungsi secara akuntabel. Laporan
Kinerja Kementerian Keuangan merupakan
perwujudan akuntabilitas dan transparansi
kinerja Kementerian Keuangan yang didalamnya
menguraikan rencana kinerja yang telah
ditetapkan, pencapaian atas rencana kinerja
tersebut, dan realisasi anggaran.
Peran strategis Kementerian Keuangan tercermin
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJMN) periode 2015-2019 sebagai
bagian dalam pencapaian Sembilan Agenda
Prioritas yang disebut dengan Nawa Cita. Dari
Sembilan Agenda Prioritas tersebut, empat
diantaranya terkait langsung dengan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan yang dijabarkan
menjadi 18 (delapan belas) agenda prioritas
Kementerian Keuangan. Agenda prioritas ini
menjadi dasar dalam penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan.
Renstra Kementerian Keuangan memuat
16 (enam belas) sasaran strategis yang
pencapaiannya didukung oleh serangkaian
rencana kerja, rencana kerja dan anggaran, serta
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan target kinerja
sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Kinerja.
Kementerian Keuangan
mengemban amanah
untuk mengelola
keuangan negara dan
kekayaan negara dalam
rangka mewujudkan
masyarakat adil dan
makmur.
9. LaporanKinerjaTahun2016
9
Saya mengapresiasi kinerja seluruh jajaran di
Kementerian Keuangan yang telah berkontribusi
untuk organisasi ini. Saya melihat masih terdapat
bagian-bagian yang perlu ditingkatkan. Oleh
karena itu, saya mendorong agar seluruh pejabat
dan pegawai bersama-sama dengan saya untuk
terus-menerus mengupayakan perbaikan bagi
Kementerian Keuangan dan bagi Indonesia.
Selain itu, saya mengapresiasi seluruh
pihak eksternal yang telah bekerja sama
dengan Kementerian Keuangan baik seluruh
Kementerian/Lembaga, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan seluruh masyarakat yang kerap
bersentuhan dengan Kementerian Keuangan.
Kami berharap agar ke depannya kerja sama ini
dapat dilanjutkan dengan baik dan kami pun dapat
melayani dengan lebih baik. Kontribusi kita semua
tentu bermanfaat untuk membangun Indonesia
yang lebih sejahtera.
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat
bermanfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban
Kementerian Keuangan dan umpan balik bagi
organisasi untuk mendorong peningkatan kinerja.
Menteri Keuangan
SRI MULYANI INDRAWATI
Sambutan
Penetapan ukuran kinerja, yang dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja di setiap awal tahun berjalan,
tidaklah semata-mata hanya ditujukan untuk
menggambarkan ketercapaian target kinerja
organisasi di akhir tahun. Akan tetapi, ada hal
yang jauh lebih penting dari hal tersebut, dimana
penetapan ukuran kinerja dijadikan sebagai
acuan manajemen dalam mencurahkan segenap
kemampuan untuk mencapai kinerja yang paling
maksimal.
Sehingga, baik ukuran maupun kinerja yang
ditetapkan diupayakan ditetapkan secara lebih
ambisius dan menantang. Kondisi perekonomian
domestik maupun internasional pada tahun 2016
yang cukup bergejolak merupakan tantangan bagi
pencapaian kinerja Kementerian Keuangan dan
mendorong dikeluarkannya berbagai kebijakan
untuk mengamankan kondisi fiskal.
Evaluasi kinerja yang dilakukan secara periodik
menunjukkan meskipun secara umum target
kinerja di tahun 2016 telah terlampaui, masih
terdapat beberapa target kinerja yang masih
memerlukan sejumlah perbaikan inisiatif untuk
mendongkrak kinerja di tahun berikutnya.
Saya mengajak seluruh komponen organisasi
untuk menjadikan sistem pengelolaan kinerja
sebagai instrumen manajemen yang efektif
bukan sekadar pemenuhan formalitas. Seluruh
IKU dan target IKU yang ditetapkan harus
merefleksikan tujuan dan ambisi dalam bekerja
untuk memberikan upaya terbaik bagi organisasi,
bangsa, dan negara.
10. LaporanKinerjaTahun2016
10
Ringkasan Eksekutif
Ringkasan
Eksekutif
Ringkasan
Eksekutif
Visi pemerintah dalam Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri,danberkepribadian
berlandaskan gotong royong”. Sebagai bagian
pemerintah, Kementerian Keuangan mempunyai
tugas strategis berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 28 Tahun 2015 sebagai pengelola fiskal
yang berwenang dalam penyusunan kebijakan
fiskal dan kerangka ekonomi makro.
Peran Kementerian Keuangan juga tercermin
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode 2015-2019 untuk
mendukung Agenda Prioritas yang disebut
Nawa Cita. Ada 4 (empat) Agenda Pembangunan
Nasional yang menjadi bagian Kementerian
Keuangan yaitu: (Nawa Cita 1) Menghadirkan
kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara; (Nawa Cita 3) Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara Kesatuan; (Nawa Cita 6) Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional; dan (Nawa Cita 7) Mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Menteri Keuangan telah menetapkan visi
Kementerian Keuangan yaitu “Kami akan menjadi
penggerak utama pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang inklusif di abad ke-21”. Untuk
mendukung pencapaian Agenda Pembangunan
Nasional (Nawa Cita) serta mewujudkan visi dan
misi organisasi, Kementerian Keuangan telah
menyusun kegiatan prioritas untuk mencapai
agenda prioritas Nawa Cita dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Keuangan Tahun 2015-
2019.
Renstra memuat tujuh tujuan Kementerian
Keuangan yaitu: (1) Terjaganya kesinambungan
fiskal; (2) Optimalisasi penerimaan negara dan
reformasi administrasi perpajakan serta reformasi
kepabeanan dan cukai; (3) Pembangunan sistem
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
handal untuk optimalisasi penerimaan negara; (4)
Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan transfer ke daerah;
(5) Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan
negara dan pembiayaan anggaran; (6) Peningkatan
pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai
serta perbatasan; (7) Kesinambungan reformasi
birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan
kelembagaan.
Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan
yang telah ditetapkan, Kementerian Keuangan
menjabarkan 16 sasaran strategis sebagai rincian
atas tujuan tersebut. Setiap sasaran tersebut
disertai dengan ukuran sebagai alat untuk
mengetahui pencapaian sasaran dimaksud.
Terdapat 20 indikator kinerja utama beserta
targetnya yang ditetapkan sebagai standar
kinerja selama tahun 2015 sampai dengan 2019.
Pencapaian visi dan misi organisasi juga didukung
dengan penetapan serangkaian inisiatif Reformasi
Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
11. LaporanKinerjaTahun2016
11
Ringkasan Eksekutif
sebagai upaya penyempurnaan proses bisnis dan
organisasi yang pada akhirnya diharapkan dapat
mendongkrak kinerja, baik level Kementerian
maupun nasional.
Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2016, secara
keseluruhan kinerja Kementerian Keuangan sudah
baik dimana Nilai Kinerja Organisasi (NKO) adalah
sebesar 106,25.
Dari 26 IKU Kementerian Keuangan, terdapat 20
IKU berstatus hijau (memenuhi ekspektasi), 4 IKU
berstatus kuning (belum memenuhi ekspektasi),
dan 2 IKU berstatus merah (tidak memenuhi
ekspektasi). Selain itu, kementerian juga telah
melakukan pemantauan atas kegiatan prioritas
untuk mendukung empat agenda prioritas
Nawa Cita. Selama tahun 2016, telah dilakukan
serangkaian kegiatan untuk menjamin agenda
prioritas tersebut terlaksana. Pada sisi
pengelolaan anggaran, Kementerian Keuangan
telah merealisasikan penyerapan DIPA TA 2016
untuk semua jenis belanja sebesar 89,52%, yaitu
Rp39.234,46 miliar dari total pagu sebesar Rp
43.829,54 miliar.
Kualitas pemanfaatan anggaran tidak
direfleksikan dengan sekadar menyerap pagu
anggaran, tetapi memperhitungkan juga
ketercapaian output serta upaya efisiensi
penyerapannya. Pemanfaatan anggaran harus
memberikan dampak yang dapat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat luas. Kementerian
Keuangan juga telah melakukan sejumlah inovasi
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Beberapa achievement Kementerian Keuangan
diantaranya adalah penyederhanaan tahapan
penyaluran dana desa dan berbasis kinerja daerah,
penerapan reward bagi daerah melalui dana
insentif daerah, pengampunan pajak, penerapan
Mini ATM secara nasional, telaah sejawat dalam
pengawasan, kegiatan Kemenkeu mengajar, dan
lain sebagainya.
Berbagai improvement dalam internal organisasi
telah mengantarkan Kementerian Keuangan
meraih beberapa penghargaan seperti
penghargaan atas pengelolaan call center,
penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya
Tingkat Mentor dari Presiden RI dalam rangka
implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG),
penghargaan JDIH terbaik dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, BKN Awards tahun
2016 dan lain sebagainya.
Perbaikan terhadap organisasi dilakukan secara
terus menerus melalui berbagai inovasi dan
penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi. Selain itu, internal
organisasi secara aktif melakukan sejumlah
upaya perbaikan dan perencanaan seperti
penyempurnaan sistem pengelolaan kinerja
melalui pengukuran Kualitas Kontrak Kinerja
Pegawai untuk diferensiasi kinerja pegawai yang
lebih objektif, program peningkatan integritas,
dan penguatan Program Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan (RBTK) tahun
2017-2019.
13. A. Latar Belakang
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
C. Mandat dan Peran Strategis
D. Program Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan
E. Sistematika Pelaporan
LaporanKinerjaTahun2016
Pendahuluan
13
BAB 1
15. LaporanKinerjaTahun2016
15
Pemerintah, melalui Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019, berupaya untuk mewujudkan
tujuan nasional yang tentu dalam perjalanannya
menghadapi berbagai tantangan baik yang
berasal dari dalam negeri maupun global. Untuk
itu, pemerintah telah menetapkan visi baru
yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong. Pencapaian visi mulia ini hanya mungkin
diwujudkan apabila segenap jajaran pemerintahan
dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara
tepat yang direfleksikan dengan pencapaian
kinerja untuk mendukung agenda prioritas
nasional.
Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 28 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Keuangan mempunyai tugas yang
sangat strategis dalam pemerintahan Republik
Indonesia.
Hal ini karena Kementerian Keuangan merupakan
pengelola fiskal yang berwenang dalam
penyusunan kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro seperti penganggaran
dan pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan BelanjaNegara (APBN), administrasi
perpajakan, administrasi kepabeanan dan
cukai, perbendaharaan, pengelolaan kekayaan
negara, perimbangan keuangan pusat
dan daerah, serta pengelolaan pembiayaan
dan risiko.
Dalam melaksanakan tugas pengelolaan
keuangan negara tersebut,Kementerian
Keuangandituntutuntukmelaksanakannya dengan
prudent, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Salah satu azas penyelenggaraan good governance
yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor28Tahun 1999adalah azasakuntabilitas
yangmenentukanbahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagaipemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan
dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban Kementerian
Keuangandalammelaksanakan tugas dan fungsi
selama Tahun 2016 dalam rangka melaksanakan
misi dan mencapai visi Kementerian Keuangan
dansekaligussebagaialatkendali dan pemacu
peningkatan kinerja setiap unit organisasi di
lingkungan Kementerian Keuangan, serta sebagai
salah satu alat untuk mendapatkan masukan
bagi stakeholders demi perbaikan kinerja
Kementerian Keuangan.
Selainuntukmemenuhiprinsipakuntabilitas,
Laporan Kinerja tersebut juga merupakan
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor53Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
PendahuluanBAB 1
16. LaporanKinerjaTahun2016
16
Dalam melaksanakan peran strategis seperti diuraikan
diatas, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara dan kekayaan negarauntukmembantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, KementerianKeuangan
mempunyai fungsi:
(a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penganggaran, pajak, kepabeanan dan cukai,
perbendaharaan, kekayaan negara, perimbangan
keuangan, dan pengelolaan pembiayaan dan risiko;
(b) perumusan, penetapan, pemberian rekomendasi
kebijakan fiskal dan sektor keuangan;
(c) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan;
(d) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Keuangan;
(e) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Keuangan;
(f) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah;
(g) pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah;
(h) pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi
kompetensi di bidang keuangan negara; dan
(i) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Keuangan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan,
Menteri Keuangan dibantu oleh Wakil Menteri Keuangan, 11
(sebelas) Unit Eselon I, 8 (delapan) Staf Ahli, dan 5 (lima) Pusat.
Selain itu, untuk mendukung tugasdan fungsi Kementerian
Keuangan telah dibentuk Sekretariat Pengadilan Pajak,
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, dan Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan. Berbeda dengan Kementerian
lainnya yang bersifat integrated type, dimana Direktorat-
Direktorat Jenderalnya melaksanakan tugas yang sejenis.
Kementerian Keuangan memiliki karakteristik holding type
organization dengan permasalahan yangsangatkompleks,
Tugas, Fungsi
dan Struktur
Organisasi
B.
PendahuluanBAB 1
17. LaporanKinerjaTahun2016
17
dimanaKementerianKeuangan memiliki instansi
vertikal terbesar dan tersebar di seluruh
Indonesia untuk mendukungpelaksanaantugasdan
fungsidiwilayah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/
PMK.01/2015 mengakomodir penataan
organisasi dalam rangka pelaksanaan program
kerja Kabinet Jokowi-JK, serta tindak lanjut
ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 28
Tahun 2015 Tentang Kementerian Keuangan
dan Cetak Biru Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan. Secara garis besar,
penataan organisasi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Dalam rangka membantu Direktur Jenderal
Pajak dalam mengoordinasikan pelaksanaan
tugas di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), dilakukan penambahan 3 (tiga)
Staf Ahli Menteri Keuangan dari awalnya
berjumlah 5 (lima) yaitu Staf Ahli Bidang
Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak,
Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak, dan Staf
Ahli Bidang Pengawasan Pajak. Selain itu,
dalam rangka menangani tugas-tugas
perpajakan internasional (optimalisasi
penanganan transfer pricing dan tax treaty)
yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun, dilakukan pembentukan Direktorat
Perpajakan Internasional. Terkait penguatan
instansi perpajakan dan peningkatan
efektivitas pengawasan dalam sistem self
assesment, pencegahan, penangkalan,
dan penanggulangan terhadap setiap
hakikat ancaman yang mungkin timbul dan
mengancam kepentingan penerimaan pajak
secara nasional, serta mengoptimalkan
penerimaan pajak, dilakukan pemecahan
Direktorat Intelijen dan Penyidikan menjadi
Direktorat Intelijen Perpajakan dan Direktorat
Penegakan Hukum.
b. Dalam rangka mendukung pelaksanaan
transformasikelembagaan dan peningkatan
fungsi manajemen khususnya fungsi
perencanaan yang komprehensif di
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC), dilakukan pembentukan
Direktorat Penerimaan dan Perencanaan
Strategis. Selanjutnya dalam rangka
meningkatkankepatuhan, pengawasan,
evaluasi kinerja, penjaminan kualitas, dan
pemeriksaan internal sumber daya aparatur,
dilakukan reposisi Pusat Kepatuhan Internal
Kepabeanan dan Cukai menjadiDirektorat
KepatuhanInternal.
c. Dalam rangka memberikan kemudahan
kepada para investor, lenders, maupun
masyarakat luas untuk lebih mengetahui
pengelolaan pembiayaan dan Surat Berharga
Negara, dilakukan pembentukan Investor
Relation Unit pada Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
(DJPPR) dalam rangka meningkatkan kinerja
pengelolaan utang negara.
d. Perubahan nomenklatur terkait penajaman
tugas dan fungsi,serta penyeimbangan
beban kerja sesuai denganperkembangan
dankebutuhan stakeholder pada beberapa
unit eselon II dilakukan pada unit Sekretariat
Jenderal (Setjen), Direktorat Jenderal
Anggaran (DJA), DJP, DJBC, Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN),
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
(DJPK), Inspektorat Jenderal (Itjen) dan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK).
PendahuluanBAB 1
18. LaporanKinerjaTahun2016
18
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kementerian Keuangan
Bagan struktur organisasi Kementerian Keuangan dapat dilihat dalam gambar berikut :
8 Staf Ahli Sekretariat JenderalInspektorat Jenderal
PendahuluanBAB 1
19. LaporanKinerjaTahun2016
19
Sebagaimanastrukturorganisasidiatas, dalam
menjalankan tugasnya, Kementerian Keuangan
didukung oleh 69.709orangpegawaidariberbagai
bidang keahlian seperti ekonomi, keuangan,
bisnis, hukum, teknis, administrasi, dan lainnya.
Pegawai Kementerian Keuangan tersebut
ditempatkanpada11unitEselon I yang tersebar ke
dalam Kantor Pusat dan Kantor Vertikal di daerah.
Dalam konteks sebaran pegawai, terdapat
17,96% pegawai di Kantor Pusat dan 82,04%
pegawai di kantor Vertikal di daerah. Distribusi
pegawai yang berimbang ini amat perlu dalam
membentuk workforce yang efektif dan
efisien. Selain itu Kementerian Keuangan juga
mempertimbangkan komposisi dari segi jabatan,
golongan, pendidikan dan usia/generasi serta
kompetensi.
Komposisi yang berimbang merupakan dukungan
dalam pencapaian sasaran kinerja Kementerian
Keuangan ini sebagaimana tertuang dalam Peta
Strategi Kementerian Keuangan tahun 2016.
PendahuluanBAB 1
20. LaporanKinerjaTahun2016
20
Mandat
dan Peran
Strategis
C.
KementerianKeuangan mempunyai peran yang strategis
yaitu pengelola keuangan dan kekayaan negara. Sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentangKeuangan Negara, Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara memberi kuasa
kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan, serta kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian Negara/
Lembaga yang dipimpinnya.
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalambidang
keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO),
sementarasetiap menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya
adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang
tertentu pemerintahan.
Presiden
Menteri TeknisMenteri Keuangan
Chief Financial officer (CFO)
Bendahara Umum Negara
Chief Operational Officer
(COO) Pengguna Anggran
Gambar 1.2
Peran Strategis Kementerian Keuangan dalam Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Negara
Prinsip ini perlu dilaksanakan secara konsisten agar terdapat
kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab,
terlaksananya mekanisme checks and balances serta untuk
mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan.
PendahuluanBAB 1
21. LaporanKinerjaTahun2016
21
Dalam rangka melaksanakan kekuasaan sebagai pengelola
fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
2. Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan
APBN;
3. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
4. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
5. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang
telah ditetapkan dengan Undang-Undang;
6. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara (BUN);
7. Menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban APBN;
8. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan
fiskal berdasarkan ketentuan Undang-Undang.
Dalam rangka melaksanakan kekuasaan sebagai pengelola
kekayaan negara, Menteri Keuangan mempunyai tugas
sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang;
2. Melaksanakan kebijakan di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang;
3. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
Peran strategis Kementerian Keuangan juga tercermin dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode 2015-2019. Untuk menunjukkan prioritas pada
jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara
politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian
dalam kebudayaan, telah dirumuskan Sembilan Agenda
Prioritas dalam pemerintahan ke depan, yang disebut
Nawa Cita. Sebagai ruh dalam pembangunan nasional,
Nawa Cita harus menjadi acuan dalam penyusunan RPJMN.
PendahuluanBAB 1
22. LaporanKinerjaTahun2016
22
1. Menghadirkan Kembali Negara untuk Melindungi Segenap
Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
Negara;
2. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih,
Efektif, Demokratis dan Terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat
Daerah-Daerah dan Desa Dalam Kerangka Negara
Kesatuan;
4. Memperkuat Kehadiran Negara Dalam Melakukan
Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum Yang Bebas
Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya;
5. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia;
6. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di
Pasar Internasional;
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakan
Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik;
8. Melakukan Revolusi Karakter Bangsa;
9. Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi
Sosial Indonesia.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian Keuangan
secara langsung mendukung 4 (empat) Agenda Pembangunan
Nasional (Nawa Cita) tersebut yaitu: (1) Menghadirkan Kembali
Negara untuk Melindungi Segenap Bangsa dan Memberikan
Rasa Aman pada Seluruh Warga Negara; (3) Membangun
Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah
dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan; (6) Meningkatkan
Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional;
dan (7) Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan
Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik.
Adapun sasaran yang ingin diwujudkan sebagaimana dimuat
dalam RPJMN terkait agenda Nawa Cita dimaksud adalah
sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
Adapun Nawa Cita tersebut adalah sebagai berikut:
PendahuluanBAB 1
23. LaporanKinerjaTahun2016
23
No. Nawa Cita Sasaran
1. Menghadirkan Kembali Negara untuk Melindungi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
Negara
Memperkuat Jati Diri Sebagai Negara
Maritim
Menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan dalam rangka menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
serta mengamankan sumber daya alam dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Memperkuat Peran Dalam Kerjasama
Global dan Regional
Meningkatnya peran dan kepemimpinan Indonesia di tingkat global G-20
dan APEC;
Meningkatnya pelaksanaan kerjasama pembangunan Selatan-Selatan dan
Triangular;
Menguatnya peran Indonesia dalam kerjasama global dan regional.
3. Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa Dalam Kerangka Negara
Kesatuan
Pengembangan Kawasan Perbatasan Meningkatnya kerjasama dan pengelolaan perdagangan perbatasan dengan
negara tetangga, ditandai dengan meningkatnya perdagangan ekspor-
impor di perbatasan, dan menurunnya kegiatan perdagangan ilegal di
perbatasan.
Pembangunan Desa dan Kawasan
Pedesaan
Mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000 desa atau meningkatkan
desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
Penguatan Tata Kelola Pemerintah
Daerah dan Peningkatan Kualitas
Pemerintahan Daerah
Meningkatnya kemampuan fiskal
dan kinerja keuangan daerah.
Tabel 1.1 Agenda Pembangunan Nasional (Nawa Cita) yang Didukung Kementerian Keuangan
5. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Di Pasar International
Membangun Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Optimalisasi penyediaan layanan air minum, melalui fasilitasi Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yaitu
bantuan program PDAM menuju 100% PDAM Sehat
Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi
dalam Pembiayaan Infrastruktur
Menyediakan dukungan pembiayaan untuk memenuhi target pembangunan
infrastruktur melalui penyediaan alternatif pembiayaan, seperti melalui
skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPS), pembentukan
bank pembangunan/infrastruktur dan skema innovative financing lainnya.
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Nasional Melalui Peningkatan Hasil
Tambang
Meningkatnya nilai tambah komoditas mineral dan pertambangan di dalam
negeri;
Terlaksananya kegiatan pertambangan yang memenuhi persyaratan teknis
dan lingkungan (sustainable mining), baik untuk perusahaan besar maupun
pertambangan rakyat
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik
Penguatan Sektor Keuangan Meningkatnya daya saing sektor keuangan nasional ditopang oleh
ketahanan dan stabilitas sistem keuangan yang sehat, mantap dan efisien.
Penguatan Kapasitas Fiskal Negara Meningkatnya kapasitas fiskal negara dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi
industrialisasi dalam rangka transformasi ekonomi dengan tetap
mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui peningkatan mobilisasi
penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja Negara serta
optimalisasi pengelolaan risiko pembiayaan/utang.
PendahuluanBAB 1
24. LaporanKinerjaTahun2016
24
Program
Reformasi
Birokrasi dan
Transformasi
Kelembagaan
D.
Pimpinan Kementerian Keuangan, telah menyatakan
komitmen untuk meneruskan pemantapan dan
pengembangan upaya transformasi yang sudah diraih
sebelumnya.
Dalam dekade terakhir, gelombang pertama percepatan
reformasi birokrasi dalam Kementerian Keuangan dimulai
sejak 2005, dimana kegiatan reformasi ini berfokus pada
transformasi Kementerian Keuangan menjadi organisasi
berkinerja dan meningkatkan tata kelola dan transparansi pada
organisasi-organisasi yang berfokus pada pendapatan, yaitu
DJP dan DJBC.
Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
(RBTK) Kementerian Keuangan diinisiasi mulai tahun 2014,
dan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 36/
KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan tahun 2014-
2025. Program RBTK ini merupakan program strategis
Kementerian Keuangan dalam upaya merespon dan
mengantisipasi perubahan, peluang, dan tantangan yang
terjadi baik dalam skala nasional, regional, maupun global
untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang lebih
efektif, efisien, beretika, dan kredibel, serta dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan kepuasan stakeholders.
PendahuluanBAB 1
25. LaporanKinerjaTahun2016
25
Program RBTK ini merumuskan kembali cara kerja Kementerian
Keuangan dengan menyempurnakan, memperbaiki dan
merampingkan proses bisnis utama dalam tiap bidang
operasional inti, yaitu: pajak, bea dan cukai, penganggaran
dan perbendaharaan. Hal ini tercermin melalui lima tema
transformasi yang menjadi dasar pembangunan keseluruhan
program RBTK:
1. Memperkuat budaya akuntabilitas berorientasi outcome;
2. Merevisi model operasional, merampingkan proses bisnis,
mempercepat digitalisasi pada skala besar;
3. Membuat struktur organisasi lebih “fit-for-purpose” dan
efektif;
4. Menghargai kontribusi pegawai berprestasi dengan
mengembangkan dan memberdayakan mereka untuk
memperoleh dan membangun keahlian fungsional yang
vital;
5. Menjadi lebih proaktif dalam mempengaruhi stakeholders
untuk menghasilkan terobosan nasional.
PendahuluanBAB 1
26. LaporanKinerjaTahun2016
26
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Kementerian
Keuangan Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,
dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi
serta permasalahan utama (strategic issues) yang
sedang dihadapi organisasi.
2. Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan rencana strategis, rencana kerja,
rencana kerja anggaran dan perjanjian kinerja tahun
2016. Selain itu juga diuraikan evaluasi internal atas
pelaksanaan rencana strategis dan pelaksanaan
program, serta evaluasi yang dilaksanakan oleh APIP.
Lebih lanjut diuraikan pula mengenai pengukuran
kinerja organisasi.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja
organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi.
B. Realisasi Program Agenda Prioritas
Pada sub bab ini diuraikan realisasi program
agenda prioritas yang mendukung pencapaian
Nawa Cita pemerintah.
C. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang
digunakan dan yang telah digunakan untuk dalam
rangka mewujudkan mendukung kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Sistematika
Laporan
E.
PendahuluanBAB 1
27. LaporanKinerjaTahun2016
27
D. Kinerja Lain
Pada subbab ini diuraikan kinerja-kinerja lain yang
tidak masuk dalam Perjanjian Kinerja Menteri
Keuangan, namun terkait dengan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan.
4. Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja Kementerian
Keuangan
Pada bab ini diuraikan langkah-langkah perbaikan
(tindak lanjut) hasil rekomendasi Kementerian PAN
dan RB atas evaluasi AKIP Kementerian Keuangan
Tahun 2015. Selain itu juga diuraikan tindak lanjut
rekomendasi evaluasi internal yang dilakukan oleh
Itjen, pengembangan pengelolaan kinerja dan risiko
Kementerian Keuangan upaya revitalisasi manajemen
kinerja, program-program yang dilakukan dalam rangka
peningkatan integritas, serta penguatan program
RBTK Tahun 2017
5. Bab V Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian
kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang
yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
6. Lampiran
Pernyataan Reviu oleh Inspektorat Jenderal
PendahuluanBAB 1
29. LaporanKinerjaTahun2016
29
A. Rencana Strategis
B. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan
Anggaran, dan Perjanjian Kinerja
LaporanKinerjaTahun2016
Perencanaan Kinerja
29
BAB 2
C. Evaluasi Internal: Evaluasi Renstra dan
Evaluasi Mandiri atas implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja instansi
Pemerintah (SAKIP) kementerian
Keuangan
D. Pengukuran Kinerja
30. LaporanKinerjaTahun2016
30
Perencanaan KinerjaBAB 2
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
tentang Keuangan Negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Kekuasaan tersebut meliputi kewenangan yang bersifat umum
dan kewenangan yang bersifat khusus.
Dalam rangka membantu Pemerintah dalam penyelenggaraan
pengelolaan keuangan negara, sebagian dari kekuasaan
tersebut dikuasakan kepada Kementerian Keuangan selaku
Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta kepada Kementerian/
Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.
Kementerian Keuangan sebagai pembantu Pemerintah dalam
bidang keuangan pada hakekatnya adalah merupakan Chief
Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia,
sementara setiap Kementerian/Lembaga pada hakekatnya
adalah merupakan Chief Operational Officer (COO) untuk
suatu bidang tertentu dalam pemerintahan. Prinsip ini perlu
dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam
pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya
mekanisme checks and balances serta untuk mendorong
upaya peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan
tugas pemerintahan.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan pengelolaan
administrasi yang bijak dan transparansi penggunaan dana
publik serta adanya tuntutan stakeholders atas perbaikan
kinerja dan pelayanan publik, Kementerian Keuangan
menjalankan program Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan. Dalam konteks ini Kementerian Keuangan
kembali menyempurnakan visi kementerian yang berorientasi
pada outcome serta mencerminkan peralihan dari pola pikir
lama yang berorientasi kepada kepatuhan dan proses.
Rencana
Strategis
A.
31. LaporanKinerjaTahun2016
31
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Penggerak utama berarti bahwa Kementerian
Keuangan, dalam perannya sebagai pengatur dan
pengelola keuangan negara, berperan sebagai
prime mover dalam mendorong pembangunan
nasional di masa depan. Melalui manajemen
pendapatan dan belanja negara yang proaktif,
Kementerian Keuangan menggerakkan
dan mengarahkan perekonomian negara
menyongsong masa depan.
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif
mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan
pembangunan yang diarahkan oleh Kementerian
Keuangan akan menghasilkan dampak yang
merata di seluruh Indonesia, hal ini akan tercapai
melalui koordinasi yang solid antar pemangku
kepentingan dalam pemerintahan serta melalui
penetapan kebijakan fiskal yang efektif.
Menekankan abad ke-21 sebagai periode waktu
yang menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan
menyadari peran yang dapat dan harus dijalankan
di dunia modern, dengan menghadirkan teknologi
informasi serta proses-proses yang modern guna
mewujudkan peningkatan yang berkelanjutan.
Kami akan menjadi penggerak
utama pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang inklusif
diabad ke-21
“
Dalamrangkapencapaianvisi,Kementerian
Keuangan juga memformulasikan misinya agar
mencerminkan kegiatan inti dan mandatnya
dengan lebih baik. Misi Kementerian Keuangan
yaitu:
1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan
cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan
penegakan hukum yang ketat;
2. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent;
3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan
risiko minimum;
4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan
secara efektif dan efisien; dan
5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik
di kelasnya dengan menawarkan proposisi
nilai pegawai yang kompetitif.
Untuk mendukung pencapaian Agenda
Pembangunan Nasional (Nawa Cita) sebagaimana
tertuang dalam RPJMN serta mewujudkan visi
dan misi organisasi, Kementerian Keuangan
telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019. Secara
umum alur penyusunan Renstra Kementerian
Keuangan adalah sebagaimana dalam gambar
berikut:
32. LaporanKinerjaTahun2016
32
Perencanaan KinerjaBAB 2
Penyusunan Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 berpedoman
pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas No.5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Strategis Kementerian/LembagaTahun2015-2019.
Sesuai dengan peraturan dimaksud, selain visi dan misi, dalam Renstra
Kementerian Keuangan juga memuat tujuan, sasaran strategis, arah
kebijakan dan strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta
target kinerja dan kerangka pendanaan Kementerian Keuangan untuk tahun
2015 sampai dengan 2019.
Selain itu, penyusunan Renstra Kementerian Keuangan juga memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
yang di dalamnya terdapat sembilan prioritas nasional yang dikenal dengan
Nawa Cita. Sesuai dengan tugas dan fungsi, dari sembilan prioritas nasional
Gambar 2.1 Alur Penyusunan Renstra Kementerian Keuangan
KSKK
TK
RPJMN
QW-
PL
33. LaporanKinerjaTahun2016
33
BAB 2 Perencanaan Kinerja
dimaksud Kementerian Keuangan mendukung beberapa tema serta arah kebijakan dan strategi
nasional khususnya pada Nawa Cita 1, 3, 6, dan 7. Kegiatan prioritas Kementerian Keuangan dalam
mendukung arah kebijakan dan strategi nasional tersebut dijabarkan dalam Renstra Kementerian.
Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman
Pada Seluruh Warga Negara.
Memperkuat Jatidiri Sebagai Negara Maritim Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan Meningkatkan pengawasan dan penjagaan, serta
penegakan hukum di laut dan daerah perbatasan;
Meningkatkan sarana dan prasarana pengamanan
daerah perbatasan;
Meningkatkan sinergitas antar institusi
pengamanan laut.
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan dan
Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan
Perundangan, Intelejen dan Penyidikan
Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai
DJBC
Strategi Meningkatkan operasi pengamanan dan
keselamatan di laut dan wilayah perbatasan;
Menambah dan meningkatkan pos pengamanan
perbatasan darat dan pulau terluar;
Intensifikasi dan ekstensifikasi operasi bersama.
Memperkuat Peran Dalam Kerjasama Global dan Regional Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan Meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia
di G-20 dan APEC;
Meningkatkan pelaksanaan kerjasama
pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular;
Menguatnya peran Indonesia dalam kerjasama
global dan regional.
1. Kegiatan Perumusan Kebijakan
Pembiayaan Perubahan Iklim dan
Multilateral,
2. Kegiatan Perumusan Kebijakan
dan Pelaksanaan Kerja Sama
Keuangan Regional dan Bilateral
BKF
Strategi 1. Perumusan Cetak Biru peran Indonesia di
APEC dan G-20 untuk memperjuangkan
kerjasama yang berimbang dan relevan;
2. Pelaksanaan partisipasi aktif dan strategis
Indonesia di forum APEC dan G-20;
3. ntervensi kebijakan pengembangan kerja
sama Selatan-Selatan dan Triangular;
4. Mendorong peran aktif Indonesia dalam forum
multilateral;
5. Peran aktif Indonesia dalam forum G-20 akan
dititikberatkan pada upaya-upaya untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
yang tinggi dan berkualitas, dengan tetap
memperhatikan kestabilan ekonomi dan
keuangan.
6. Meningkatkan peran Indonesia dalam
kerjasama keuangan regional
Nawa Cita Pertama:
Tabel 2.1 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Pertama Pemerintah
34. LaporanKinerjaTahun2016
34
Perencanaan KinerjaBAB 2
Membangun Indonesia dari Pinggiran Dengan memperkuat Daerah-Daerah dan Desa Dalam
kerangka Negara Kesatuan.
Pengembangan Kawasan Perbatasan Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan Mempercepat pembangunan kawasan perbatasan
di berbagai bidang, terutama peningkatan
bidang ekonomi, sosial dan keamanan, serta
menempatkan kawasan perbatasan sebagai pintu
gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga secara terintegrasi dan
berwawasan lingkungan.
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan dan
Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan
Perundangan, Intelejen dan Penyidikan
Tindak Pidana Kepabean dan Cukai
DJBC
Strategi Melakukan transformasi kelembagaan lintas
batas negara, yaitu Custom, Immigration,
Quarantine, Security (CIQS) sesuai dengan standar
internasional dalam suatu sistem pengelolaan
yang terpadu;
Meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta
standarisasi sarana-prasarana pertahanan
dan pengamanan perbatasan laut dan darat,
serta melibatkan peran aktif masyarakat dalam
mengamankan batas dan kedaulatan Negara.
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan Pengawalan implementasi UU Desa secara
sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui
koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.
Kegiatan Perumusan Kebijakan,
Pembinaan, dan Pengelolaan Transfer
ke Daerah dan Dana Desa
DJPK
Strategi Memastikan berbagai perangkat peraturan
pelaksanaan UU Desa sejalan dengan substansi,
jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk
penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;
Memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi
Dana Desa berjalan secara efektif, berjenjang, dan
bertahap.
Penguatan Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Peningkatan Kualitas
Pemerintahan Daerah
Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan Peningkatan Kemampuan Fiskal dan Kinerja
Keuangan Daerah.
1. Kebijakan, Pembinaan, dan
Pengelolaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa,
DJPK
Nawa Cita Ketiga:
Tabel 2.2 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Ketiga Pemerintah
35. LaporanKinerjaTahun2016
35
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Tabel 2.3 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Keenam Pemerintah
Pengembangan Kawasan Perbatasan Kegiatan Prioritas UIC
2. Kegiatan Perumusan Kebijakan,
Pemantauan dan Evaluasi di Bidang
Pendanaan Daerah dan Ekonomi
Daerah, Penyusunan Laporan
Keuangan Transfer ke Daerah,
serta Pengembangan Sistem
Informasi Keuangan Daerah,
3. Kegiatan Perumusan Kebijakan,
dan Pembinaan di Bidang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
Strategi Meningkatkan kemampuan fiskal daerah;
Meningkatkan kualitas belanja dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan pemerintah daerah; dan
Meningkatkan keterkaitan alokasi dana transfer
dan pelayanan publik.
Membangun Perumahan dan Kawasan Permukiman Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan
danStrategi
Sasaran yang ingin diwujudkan adalah optimalisasi
penyediaan layanan air minum, melalui fasilitasi
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) yaitu bantuan program
PDAM menuju 100% PDAM Sehat.
Kegiatan Manajemen Investasi dan
Penerusan Pinjaman
DJPB
Peningkatan efektifitas dan Efisiensi Dalam Pembiayaan Infrastruktur Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan dan
Strategi
Pengembangan alternatif pembiayaan
infrastruktur dengan strategi:
1. Mengadopsi sistem penganggaran tahun
jamak jangka panjang (lebih dari 5 tahun)
dalam UU No. 17/2003 Tentang Keuangan
Negara.
2. Mengkaji dan mengujicobakan berbagai
model KPS berbasis pendanaan Pemerintah
(innovative financing scheme).
1. Kegiatan Perumusan Kebijakan,
Standarisasi, Bimbingan Teknis,
Evaluasi, dan Pengelolaan
Kekayaan Negara Dipisahkan,
Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional.Nawa Cita Keenam:
36. LaporanKinerjaTahun2016
36
Perencanaan KinerjaBAB 2
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
Nawa Cita Ketujuh:
1. Menyempurnakan mekanisme pemberian
berbagai bentuk dukungan Pemerintah
termasuk viability gap funding (VGF) untuk
proyek KPS berbasis pendanaan swasta.
2. Pembentukan fasilitas pembiayaan
infrastruktur berupa pembentukan
bank pembangunan/infrastruktur, dana
amanah (trust fund) infrastruktur, obligasi
infrastruktur, dan instrumen pembiayaan lain
khusus untuk infrastruktur.
2. Kegiatan Pengelolaan Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan
Infrastruktur
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Hasil
Tambang
Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan dan
Strategi
Penerapan Insentif Fiskal dan Non-Fiskal, untuk
mendorong investasi pengembangan industri
pengolahan dan pemurnian di dalam negeri melalui
pengembangan insentif keringanan bea keluar,tax
allowance,danskemapembayaran royalti bagi
pengusahaan smelter yang terintegrasi dengan
pengusahaan tambang.
Kegiatan Perumusan Kebijakan Pajak,
Kepabeanan, Cukai, dan PNBP
BKF
Penguatan Sektor Keuangan Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan dan
Strategi
Peningkatan koordinasi kebijakan terkait stabilitas
sistem keuangan dan penyusunan payung regulasi
UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan.
Kegiatan Perumusan Kebijakan
Sektor Keuangan
BKF
Penguatan Kapasitas Fiskal Negara Kegiatan Prioritas UIC
Arah Kebijakan dan
Strategi
1. Sinkronisasi antara perencanaan
pembangunan dan alokasi anggaran;
2. Evaluasi kinerja kenaikan penerimaan
pajak seiring dengan potensinya (seperti
pertumbuhan PDB);
3. Merancang ulang lembaga pajak, berikut
peningkatan kuantitas dan kualitas aparatur
perpajakan;
1. Kegiatan Pengelolaan Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat;
2. Kegiatan Penyusunan
Rancangan APBN;
3. Kegiatan Pengembangan
Sistem Penganggaran;
DJA
DJP
DJPB
DJPK
DJPPR
Tabel 2.4 Kegiatan Prioritas Kementerian Keuangan dalam Rangka Mendukung Agenda Pembangunan Nasional Nawa Cita Ketujuh Pemerintah
37. LaporanKinerjaTahun2016
37
BAB 2 Perencanaan Kinerja
4. Peningkatan realisasi anggaran untuk
pembangunan infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan perumahan;
5. Pemberian insentif bagi lembaga dan
daerah yang memiliki penyerapan anggaran
yang tinggi dalam mendukung prioritas
pembangunan dan kebocorannya rendah
6. Pengurangan utang negara secara bertahap
sehingga rasio utang terhadap PDB
mengecil;
7. Utang baru hanya ditujukan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah yang produktif.
4. Kegiatan Perumusan
Kebijakan, Standarisasi dan
Bimbingan Teknis, Evaluasi dan
Pelaksanaan di Bidang Analisis
dan Evaluasi Penerimaan
Perpajakan;
5. Kegiatan Peningkatan
Pembinaan dan Pengawasan
Sumber Daya Manusia dan
Pengembangan Organisasi;
38. LaporanKinerjaTahun2016
38
Perencanaan KinerjaBAB 2
Selanjutnya, dalam Renstra Kementerian
Keuangan juga ditetapkan tujuan yang akan
dicapai pada tahun 2019 Kebijakan fiskal
pada tahun 2015-2019 diarahkan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif
dan berkeadilan serta mendorong strategi
reindustrialisasi dalam transformasi ekonomi
dengan tetap mempertahankan keberlanjutan
fiskal.
Pencapaian tujuan dilakukan melalui peningkatan
mobilisasi penerimaan negara, peningkatan
kualitas belanja Negara, optimalisasi pengelolaan
risiko pembiayaan/utang, dan peningkatan
kualitas pengelolaan kekayaan negara.
Tujuan Kementerian Keuangan untuk periode
2015-2019 adalah:
1. Terjaganya kesinambungan fiskal;
2. Optimalisasi penerimaan negara dan
reformasi administrasi perpajakan serta
reformasi kepabeanan dan cukai;
3. Pembangunan sistem Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk
optimalisasi penerimaan negara;
4. Peningkatan kualitas perencanaan
penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan
transfer ke daerah;
5. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan
negara dan pembiayaan anggaran;
6. Peningkatan pengawasan di bidang
kepabeanan dan cukai serta perbatasan;
7. Kesinambungan reformasi birokrasi,
perbaikan governance, dan penguatan
kelembagaan.
Tujuan Kementerian Keuangan ‘terjaganya
kesinambungan fiskal’ merupakan ultimate
goal dan isu strategis Kementerian Keuangan
sebagai pengelola fiskal. Adapun keenam
tujuan yang lain merupakan intermediate goals
Kementerian Keuangan yang akan dicapai oleh
unit-unit eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan selama periode 2015-2019. Untuk
mendukung pencapaian tujuan agar terukur dan
dapat dicapai secara nyata, telah ditetapkan 16
sasaran strategis yang merupakan kondisi riil yang
diinginkan/dicapai oleh Kementerian Keuangan
pada akhir periode perencanaan (tahun 2019).
Untuk mengukur pencapaian Sasaran Strategis,
ditetapkan indikator-indikator kinerja beserta
targetnya yang di-break-down per tahun.
Penetapan indikator kinerja Sasaran Strategis
menggunakan kriteria SMART-C yaitu Specific
(spesifik), Measurable (dapat diukur), Agreeable
(dapat disetujui), Realistic (realistis, dapat dicapai
namun menantang), Time-bounded (memiliki
batas waktu pencapaian), dan Countinously
improved (dapat menyesuaikan dengan
perkembangan strategi oganisasi). Demikian pula
dengan target indikator Sasaran Strategis.
Penentuan besaran target ditetapkan berdasarkan
harapan stakeholder, atau melihat kondisi internal
dan eksternal. Selain itu, penetapan target
dilakukan melalui pembahasan bersama dengan
seluruh jajaran pimpinan Kementerian Keuangan.
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan target
kinerja Kementerian Keuangan sesuai Renstra
Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
39. LaporanKinerjaTahun2016
39
BAB 2 Perencanaan Kinerja
No
Tujuan/ Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Target
UIC
2015 2016 2017 2018 2019
1 Terjaganya Kesinambungan Fiskal
Meningkatnya tax ratio
Rasio penerimaan pajak
terhadap PDB
12%
(Arti
Luas)
13%
(Arti
Luas)
14%
(Arti
Luas)
15%
(Arti
Luas)
16%
(Arti
Luas)
DJP,
DJBC, DJA
dan BKF
(Kebijakan)
Terjaganya rasio utang
pemerintah
Rasio utang terhadap PDB 25% 24% 23% 22% 21%
DJPPR,
dan BKF
(Kebijakan)
Terjaganya defisit
anggaran
Rasio defisit APBN
terhadap PDB
-1,9 -1,8 -1,68 -1,48 -1,17
DJA,
dan BKF
(Kebijakan)
2 Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan serta reformasi kepabeanan dan cukai
Penerimaan pajak
negara yang optimal
Persentase realisasi
penerimaan pajak
terhadap target
100% 100% 100% 100% 100% DJP
Penerimaan negara di
sektor kepabeanan dan
cukai yang optimal
Persentase realisasi
penerimaan bea dan cukai
terhadap target
100% 100% 100% 100% 100% DJBC
Peningkatankelancaran
arus barang dalam
rangka mendukung
Sistem Logistik
Nasional
Waktu penyelesaian
proses kepabeanan
(customs clearance)
1,5 hari 1,4 hari 1,3 hari 1,2 hari 1 hari DJBC
3 Pembangunan sistem PNBP yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara
Sistem Pelayanan
PNBP yang optimal
Persentase implementasi
Single Source Database
PNBP
5% 25% 50% 80% 100% DJA
4 Peningkatankualitasperencanaanpenganggaran,pelaksanaananggaran,dantransferkedaerah
Perencanaan dan
Pelaksanaan Anggaran
yang berkualitas
Akurasi Perencanaan APBN 95% 95% 96% 97% 98% DJA
Persentase kinerja
pelaksanaan anggaran
Kementerian/Lembaga
70% 75% 75% 80% 80% DJPB
Hubungan Keuangan
Pusat dan Daerah yang
Adil dan Transparan.
Indeks pemerataan
keuangan antar daerah
0,74 0,74 0,73 0,73 0,72 DJPK
5 Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan pembiayan anggaran
Pengelolaan kekayaan
negara yang optimal
Rasio utilisasi aset
terhadap total aset tetap
35% 40% 44% 48% 52% DJKN
Rasio Dana Aktif BUMN/
lembaga di Bawah
Kementerian Keuangan
terhadap total ekuitas
2,23 2,29 2,66 3,04 3,44 DJKN
Pembiayaan yang aman
untuk mendukung
kesinambungan fiskal
Persentase pengadaan
utang sesuai kebutuhan
pembiayaan
100% 100% 100% 100% 100% DJPPR
6 Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan
Tabel 2.5 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target Kinerja Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019
40. LaporanKinerjaTahun2016
40
Perencanaan KinerjaBAB 2
Optimalisasi
pengawasan dalam
rangka mendukung
fungsi community
protection serta
melaksanakan fungsi
sebagai border
management
Persentase tindak lanjut
temuan pelanggaran
kepabeanan dan cukai
80% 80% 80% 80% 80% DJBC
7 Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaan
Organisasi yang fit for
purpose
Indeks kepuasan pengguna
layanan
4,02
(skala 5)
4,07
(skala
5)
4,12
(skala
5)
4,17
(skala
5)
4,22
(skala
5)
SETJEN
Indeks kesehatan
organisasi
75 76 77 78 80 SETJEN
SDM yang kompetitif
Persentase Pejabat
yang memenuhi Standar
Kompetensi Jabatan
85% 85% 85% 85% 85% SETJEN
Nilai peningkatan
kompetensi SDM
22 22 23 23 24 BPPK
Sistem informasi
manajemen yang
terintegrasi
Persentase integrasi TIK 100% 100% 100% 100% 100% SETJEN
Peningkatan
kepercayaan publik
terhadap pengelolaan
Keuangan Kementerian
Rata-rata indeks opini BPK
RI atas LK BA 015 dan LK
BUN
WTP
(skala
4)
WTP
(skala
4)
WTP
(skala
4)
WTP
(skala
4)
WTP
(skala
4)
ITJEN
Sasaran Strategis Kementerian Keuangan di atas
akan dicapai melalui 11 (sebelas) Program yang
dilaksanakan oleh masing-masing unit eselon I
sesuai tugas dan fungsinya. Adapun kesebelas
Program tersebut adalah:
a. Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Keuangan;
b. Program Pengelolaan Anggaran Negara;
c. Program Peningkatan dan Pengamanan
Penerimaan Pajak;
d. Program Pengawasan, Pelayanan, dan
Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
e. Program Pengelolaan Perbendaharaan
Negara;
f. Program Pengelolaan Kekayaan Negara,
Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan
Pelayanan Lelang;
g. Program Peningkatan Kualitas Hubungan
Keuangan Pusat dan Daerah;
h. Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko;
i. Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Keuangan;
j. Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan
Sektor Keuangan; dan
k. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di
Bidang Keuangan Negara.
Perencanaan strategis Kementerian Keuangan
juga mengacu pada Inisiatif Reformasi
Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan.
Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan (RBTK) Kementerian Keuangan
yang telah diinisiasi mulai tahun 2014.
Inisiatif strategis RBTK terdiri dari lima tema
utama transformasi, yaitu Tema Sentral, Tema
Perpajakan, Tema Kepabeanan dan Cukai, Tema
Penganggaran dan Tema Perbendaharaan.
Program RBTK Kementerian Keuangan
merupakan program jangka panjang yang akan
dilaksanakan pada tahun 2014-2025 melalui
inisiatif strategis pada tiap unit Eselon I
sebagai berikut:
No
Tujuan/ Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Target
UIC
2015 2016 2017 2018 2019
41. LaporanKinerjaTahun2016
41
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Fungsi Utama Inisiatif Strategis
Pajak (DJP) • Memperbaiki segmentasi wajib pajak dan coverage model
• Menjangkau ekonomi informal melalui pendekatan end-to-end
• Membenahi sistem administrasi PPN
• Mengembangkan model kepatuhan yang prediktif, berbasis-risiko terkait dengan proses
bisnis
• Meningkatkan efektivitas pemeriksaan dan penagihan (hingga CRM terimplementasi
penuh)
• Memastikan kualitas dan konsistensi penegakan hukum
• Meluncurkan strategi komunikasi terintegrasi
• Secara sistematis melibatkan pihak ketiga untuk data, penegakan dan penjangkauan wajib
pajak
• Menyempurnakan KPP
• Secara selektif memperluas jangkauan DPC dan meningkatkan kapabilitas perolehan data
• Migrasi wajib pajak ke e-filing
• Secara drastis meningkatkan kapasitas call centers
• Memperluas fungsionalitas website
• Menyelaraskan kembali staf fungsional dan secara selektif meningkatkan kapasitas
• Merestrukturisasi organisasi
• Menjamin adanya otonomi yang diperlukan untuk transformasi
Perbendaharaan (DJPB,
DJPU, DJKN)
• Menuju sistim pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verisifikasi yang bersifat
elektronik serta dengan saluran pembayaran yang modern
• Meluncurkan basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan
modern
• Memusatkan fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, di Kementerian
Keuangan
• Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end
• Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR
• Memandu perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi
• Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker
• Mempererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia
• Memperluas jangkauan TSA
• Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk
pengelolaan likuiditas
• Mengenalkan platform perdagangan elektronik
• Meluncurkan sistem baru primary dealer
• Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan
• Mengelola utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik
• Memperkuat Hubungan Investor (IR)
• Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam
Tabel 2.6 Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
42. LaporanKinerjaTahun2016
42
Perencanaan KinerjaBAB 2
Fungsi Utama Inisiatif Strategis
• Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama
• Mengoordinasikan tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk
• Meluncurkan kerangka kerja risiko yang bersifat holistik
• Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama
• Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian
• Membuatpengelolaanasetdanpengelolaanportofoliodalambentukdigital
• Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara
penuh oleh K/L
• Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian
Keuangan langsung
• Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset
• Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun
• Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja
mereka
• Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas
• Menempatkan proses-proses yang tepat
• Implementasi road map strategi akuntansi akrual
• Mengintegrasikan sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah
• Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN
• Meningkatkan sistem pengendalian internal
Bea dan Cukai (DJBC) • Memperbaiki system manajemen kinerja
• Pilot kantor pelayanan modern 2.0 untuk menurunkan dwelling time
• Meluncurkan customs call center
• Future proofing kawasan berikat
• Memperbaikilayanandanmengoptimasipengawasanimpormelaluikantorpos
• Otomasi proses pelayanan dan pengawasan
• Meningkatkan citra dengan mengoptimalkan kegiatan kehumasan
• Mengintegrasikan sistem manajemen risiko
• Memulai lab stakeholder eksternal untuk mengurangi waktu impor
• Menyelaraskan fondasi dengan mandat
Penganggaran (DJA) • Menuju kepada Arsitektur anggaran yang terfokus pada outcome
• Memperkuat monitoring dan evaluasi pada outcome anggaran
• Merampingkan proses anggaran end-to-end
• Memperkuat efektivitas interaksi dengan para stakeholder eksternal
• Membangun kapabilitas K/L
• Meningkatkan kapabilitas internal DJA
Teknologi
Informasi (SetJen)
• Mulai menjalankan arsitektur aplikasi dan data end-state
• Membentuk struktur organisasi TI dan proses tata kelola
• Menetapkan proses penganggaran TI dengan tanggung jawab yang jelas
• Membuat arsitektur keamanan end-state dan mengembangkan langkah-langkah
penanganan ancaman utama
• MenetapkanorganisasiDisaster Recovery danprosedurpengoperasiannya
• Membuat e-Catalogue untuk semua produk TI standar
• Mengonsolidasikan semua kontrak pemeliharaan di bawah Pusintek
• Memperkenalkan program pelatihan bertarget guna memenuhi kebutuhan Teknologi
Informasi Kementerian Keuangan
43. LaporanKinerjaTahun2016
43
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Fungsi Utama Inisiatif Strategis
Fungsi-fungsi Strategis dan
Layanan
Korporat (SetJen)
• Memperkuat organisasi dan tata kelola Kementerian Keuangan
• Memfokuskan kembali organisasi Sekretariat jenderal
• Merevitalisasi manajemen kinerja
• Menyelaraskan strategi, perencanaan dan kinerja melalui penganggaran berbasis kinerja
• Memusatkan dan memperkuat pengadaan
• Memperkuat proses hukum
Sumber Daya Manusia • Menstandardisasi dan melembagakan mekanisme perencanaan pegawai yang dikendalikan
oleh Unit Eselon I (termasuk perencanaan suksesi)
• Melembagakan inisiatif khusus: Mendirikan redeployment unit untuk menyeimbangkan
kebutuhan pegawai
• Memperkenalkan program Government Goes to Campus (bekerja sama dengan KemenPAN
RB) yang dikendalikan unit Eselon I dengan proposisi nilai yang diperbarui
• Melakukan rekrutmen eksternal untuk jabatan-jabatan strategis
• Melembagakan mekanisme end-to-end appraisal yang menyertakan manajemen rewards
dan konsekuensi
• Meninjau dan menyempurnakan desain skema benefit bagi unit-unit operasional utama
dengan kebutuhan khusus
• Mendesain dan melembagakan program pengembangan end-to-end talent pool: penilaian,
penempatan, pelatihan, pembinaan
• Menetapkan jenjang karier untuk jabatan-jabatan strategis: middle management dan
spesialis fungsional berprestasi
• Merancang rencana transisi menuju organisasi SDM terintegrasi, dengan pemberdayaan
Unit Eselon I
• Memperbaiki dan melembagakan HRIS
Untuk membantu proses monitoring implementasi 87 inisiatif strategis
RBTK saat ini digunakan aplikasi Ministry of Finance Institutional
Transformation Application (MITRA). Aplikasi MITRA ini merupakan salah
satu tools yang membantu pemantauan penyelesaian seluruh tindakan
yang dijabarkan dari seluruh milestones pada Initiatives Charter. Selain
menggunakan aplikasi ini, digunakan juga sarana-sarana yang lain seperti
pelaksanaan pertemuan one-on-one dengan PMO-CTO-Initiative Owner
juga laporan PMO secara tertulis. Kinerja 87 inisiatif strategis program RBTK
pada tahun 2014-2016 telah diukur dengan IKU “Persentase implementasi
inisiatif Transformasi Kelembagaan” untuk monitoring progress pelaksanaan
terobosan dan milestones pada Kemenkeu-Wide dan Kemenkeu-One di unit
eselon I yang menjadi initiative owner.
44. LaporanKinerjaTahun2016
44
Perencanaan KinerjaBAB 2
Rencana Kerja,
Rencana Kerja
Dan Anggaran,
Dan Perjanjian
Kinerja
B. Dokumen Renstra selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Tahunan (Renja) yang disusun dengan mengacu pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Renja memuat kebijakan,
program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta
kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai
program induk. Renja dirinci menurut indikator keluaran,
sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran tahun
berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi pagu anggaran,
serta cara pelaksanaannya.
Renja Kementerian Keuangan selanjutnya dijadikan acuan dalam
penyusunan Peta Strategi dan IKU Kementerian Keuangan dan
unit eselon I, yang selanjutnya ditetapkan dalam Kontrak Kinerja.
Seluruh sasaran yang terdapat dalam Renstra diterjemahkan
kedalam Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan. Adapun
indikator yg ada pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan
diselaraskan dengan indikator yang ada di dokumen perencanaan
penganggaran misalnya di RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran
K/L). Alur penyusunan dokumen Rencana Kerja, Rencana Kerja
dan Anggaran, dan Perjanjian Kinerja Kementerian Keuangan
dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
Gambar 2.2
Alur Penyusunan Dokumen Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, dan
Perjanjian Kinerja Kementerian Keuangan
*) Kebijakan stategis
Kementerian Keuangan
tahun 2014- 2014
sesuai KMK nomor 183/
KMK01/2013
**) Nawa Cita dijabarkan dalam
RPJMN dan RKP
Renstra K/L
Renja K/L
46. LaporanKinerjaTahun2016
46
Perencanaan KinerjaBAB 2
Berdasarkan RKP dan Pagu Anggaran serta Renja yang telah ditetapkan,
Kementerian Keuangan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). RKA
memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran
kinerja, serta rincian anggaran. Informasi pendanaan dalam RKA memuat
informasi Rincian Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis
belanja, dan kelompok belanja.
Proses penyusunan renja diawali dengan arahan dari Sekretariat Jenderal
pada Forum Sekretaris terkait perencanaan penganggaran Tahun 2017,
dan ditindaklanjuti dengan melaksanakan Resource Forum dalam bentuk
Bilateral Meeting. Resource Forum merupakan sarana koordinasi antara
fungsi pengelola sumber daya dan fungsi teknis yang diinisiasi oleh fungsi
perencanaan kinerja dan anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan.
Forum ini diselenggarakan dalam rangka penetapan target kinerja dan
anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sesuai
sasaran strategis Kementerian Keuangan serta memberikan panduan dalam
rangka penyusunan Renja Kementerian Keuangan.
Resource Forum melibatkan beberapa unit di Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan antara lain Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro
Organisasi dan Ketatalaksanaan, Biro Hukum, Biro Sumber Daya Manusia,
Biro Perlengkapan, Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan, Pusat Layanan
Pengadaan Secara Elektronik.
Pelaksanaan Resource Forum diatur oleh Surat Edaran Menteri Keuangan
Nomor SE-6/MK.1/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Resource Forum
dalam Rangka Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Keuangan. Resource
Forum bersifat terbuka, dua arah, berbasis bukti dan berorientasi pada
perbaikan ke depan serta fokus pada pencapaian outputs dan outcomes.
Resource Forum dilaksanakan oleh seluruh unit eselon I sebagai bahan
dalam pelaksanaan Bilateral Meeting dan Trilateral Meeting.
Resource Forum dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyusunan
renja lingkup Kementerian Keuangan dalam mengimplementasikan
Penganggaran Berbasis Kinerja.
Disamping itu, Resource Forum dilakukan untuk mewujudkan komitmen,
koordinasi dan rasa memiliki (sense of ownership) dalam proses perencanaan
anggaran dengan melibatkan semua sumber daya organisasi (resource).
Sejalan dengan tujuan peningkatan kualitas penyusunan renja,
penyelenggaraan Resource Forum diselaraskan dengan struktur rencana
kerja berdasarkan logic model penataan Arsitektur Dan Informasi Kinerja
(ADIK). Sehingga, pelaksanaan dialog difokuskan pada Outcome, Output,
Aktivitas, Input, serta indikator kesuksesan dari suatu output dan outcome.
Resource Forum mengacu pada beberapa prespektif yaitu historis
pencapaian tahun lalu, proyeksi pelaksanaan anggaran tahun berjalan, dan
usulan rencana kerja serta inisiatif strategis tahun yang akan datang.
47. LaporanKinerjaTahun2016
47
BAB 2 Perencanaan Kinerja
No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Strategis
Target
2016
1 Meningkatnya tax ratio Rasio penerimaan pajak terhadap PDB 13 %
2 Terjaganya rasio utang pemerintah Rasio utang terhadap PDB 24 %
3 Terjaganya defisit anggaran Rasio defisit APBN terhadap PDB -1,8 %
4 Penerimaan pajak negara yang optimal Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap
target
100 %
5 Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan
cukai yang optimal
Persentase realisasi penerimaan bea dan cukai
terhadap target
100%
6 Peningkatan kelancaran arus barang dalam rangka
mendukung Sistem Logistik Nasional
Waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs
clearance)
1,4 hari
7 Sistem Pelayanan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang optimal
Persentase implementasi Single Source Database
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
25%
8 Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang
berkualitas
Akurasi Perencanaan APBN 95%
Persentase kinerja pelaksanaan anggaran
Kementerian/Lembaga
75%
9 Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Adil
dan Transparan.
Indeks pemerataan keuangan antar daerah 0,74
10 Pengelolaan kekayaan negara yang optimal Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap 40 %
Rasio Dana Aktif BUMN/lembaga di Bawah
Kementerian Keuangan terhadap total ekuitas
2,29 %
11 Pembiayaan yang aman untuk mendukung
kesinambungan fiskal
Persentase pengadaan utang sesuai kebutuhan
pembiayaan
100 %
12 Optimalisasi pengawasan dalam rangka
mendukung fungsi community protection serta
melaksanakan fungsi sebagai border management
Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran
kepabeanan dan cukai
80 %
13 Organisasi yang fit for purpose Indeks kepuasan pengguna layanan 4,07
Indeks kesehatan organisasi 76
14 SDM yang kompetitif Persentase Pejabat yang memenuhi Standar
Kompetensi Jabatan
85 %
Nilai peningkatan kompetensi SDM 22
15 Sistem informasi manajemen yang terintegrasi Persentase integrasi TIK 100 %
16 Peningkatan kepercayaan publik terhadap
pengelolaan Keuangan Kementerian
Rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA 015 dan LK
BUN
4 (WTP)
Tabel 2.7 Rincian Renja Kementerian Keuangan Tahun 2016
Mengacu pada Renstra Kementerian Keuangan dan Renja Kementerian
Keuangan Tahun 2016, dilakukan penyusunan Perjanjian Kinerja Menteri
Keuangan (Kemenkeu-Wide) dan seluruh pejabat Eselon I Kementerian
Keuangan yang kemudian dituangkan dalam Kontrak Kinerja. Hal ini
menjadi dasar penetapan Kontrak Kinerja seluruh pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan.
Penyusunan Kontrak Kinerja dimulai dari level pejabat tertinggi sampai ke
pelaksana berdasarkan tugas dan fungsi serta hasil turunan dari Kontrak
Kinerja atasannya sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/
KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan yang telah diubah dengan KMK 556/KMK.01/2015 tentang
Renja Kementerian Keuangan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
48. LaporanKinerjaTahun2016
48
Perencanaan KinerjaBAB 2
Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Kontrak Kinerja untuk level organisasi dimulai
sejak tahun 2009, sedangkan Kontrak Kinerja
untuk semua pegawai Kementerian Keuangan
mulai tahun 2011
Pada tahun 2016, Kementerian Keuangan
menetapkan Kontrak Kinerja yang terdiri dari:
1. Pernyataan Kesanggupan;
2. Peta Strategi, untuk unit pemilik peta
strategi;
3. Perjanjian Kinerja, untuk unit pemilik peta
strategi;
4. Rincian Target Kinerja (Trajectory Indikator
Kinerja Utama);
5. Inisiatif Strategis, untuk unit pemilik peta
strategi; dan
6. Sasaran Kerja Pegawai.
Penyusunan dokumen Renja, RKA dan Kontrak
Kinerja telah melalui koordinasi beberapa unit
kerja seperti Biro Perencanaan dan Keuangan
serta Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.
Sinergi ini menghasilkan dokumen perencanaan,
penganggaran dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi dengan strategi organisasi dan juga
sekaligus mempunyai indikator kinerja selaras
pada semua dokumen tersebut.
Sasaran dan Indikator pada Renstra dan Renja
dijabarkan dalam perjanjian kinerja/ kontrak
kinerja tahun 2016, baik pada level Kementerian
Keuangan maupun level eselon I. Keterkaitan
antara Sasaran pada Renstra/Renja dan Kontrak
Kinerja adalah sebagai berikut
49. LaporanKinerjaTahun2016
49
BAB 2 Perencanaan Kinerja
No Tujuan pada Renstra
Sasaran Strategis (SS) pada Renstra 2015-
2019
SS pada Kontrak Kinerja
Tahun 2016
Level
Kemenkeu
Level
Eselon I
1 Terjaganya kesinambungan fiskal Meningkatnya Tax Ratio √ √
2 Terjaganyarasioutangpemerintah √ √
3 Terjaganya defisit anggaran √ √
4 Optimalisasi penerimaan negara dan
reformasi administrasi perpajakan serta
reformasi kepabeanan dan cukai
Penerimaan pajak negara yang optimal √ √
5 Penerimaan negara di sektor Kepabenanan
dan Cukai yang optimal
√ √
6 Peningkatan kelancaran arus barang dalam
rangka mendukung sistem logistik nasional
√ √
7 Pembangunan Sistem PNBP yang andal
untuk optimalisasi penerimaan negara
Sistem pelayanan PNBP yang optimal √ √
8 Peningkatan kualitas perencanaan
penganggaran, pelaksanaan anggaran,
dan transfer ke daerah
Perencanaan dan pelaksanaan anggaran
yang berkualitas
√ √
9 Hubungan keuangan pusat dan daerah yang
adil dan transparan
√ √
10 Peningkatan kualitas pengelolaan
kekayaan negara dan pembiayan anggaran
Pengelolaan kekayaan negara yang optimal √ √
11 Pembiayaan yang aman untuk mendukung
kesinambungan fiskal
√ √
12 Peningkatan pengawasan di bidang
kepabeanan dan cukai serta perbatasan
Optimalisasi pengawasan dalam rangka
mendukung fungsi community protector
serta melaksanakan fungsi sebagai border
management
√ √
13 Kesinambungan reformasi birokrasi,
perbaikan governance, dan penguatan
kelembagaan
Organisasi yang fit for purpose √ √
14 SDM yang kompetitif √ √
15 Sistem Manajemen Informasi yang
terintegrasi
√ √
16 Peningkatan kepercayaan terhadap
pengelolaan keuangan Kementerian
Keuangan
√
Tabel 2.8 Hubungan Sasaran dalam Renstra/Renja dengan Perjanjian Kinerja
√
√
√
√
√
50. LaporanKinerjaTahun2016
50
Perencanaan KinerjaBAB 2
Adapun indikator kinerja yang terdapat pada Renstra Kementerian Keuangan tahun 2015-2019 telah
tertuang dalam kontrak kinerja tahun 2016. Rincian indikator dimaksud adalah sebagai berikut:
No IKU pada Renstra
IKU pada KK Kementerian Keuangan
Level Kemenkeu Level Eselon I
1 Rasio penerimaan pajak terhadap PDB √ -
2 Rasio utang terhadap PDB √ -
3 Rasio defisit APBN terhadap PDB √ -
4 Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap target - √
(DJP)
5 Persentase realisasi penerimaan bea dan cukai terhadap target - √
(DJBC)
6 Waktu penyelesaian proses kepabeanan √ √
(DJBC)
7 Persentase implementasi single source database - √
(DJA)
8 Akurasi perencanaan APBN √ √
(DJA)
9 Persentase kinerja pelaksanaan anggaran K/L √ √
(DJPB)
10 Indeks pemerataan keuangan antar daerah √ √
(DJPK)
11 Rasio utilisasi aset terhadap total aset √ √
(DJKN)
12 Rasio dana aktif BUMN/lembaga di bawah Kementerian Keuangan
terhadap total ekuitas
- √
(DJKN)
13 Persentase pengadaan utang sesuai kebutuhan pembiayaan √ √
(DJPPR)
14 Persentase Tindak Lanjut temuan pelanggaran Kepabeanan dan
Cukai
- √
(DJBC)
15 Indeks kepuasan layanan pengguna √ √
(Seluruh unit eselon I)
16 Indeks kesehatan organisasi √ √
(Seluruh unit eselon I)
17 Persentase pejabat yang memenuhi SKJ √ √
(Seluruh unit eselon I)
18 Nilai peningkatan kompetensi SDM √ √
(BPPK)
19 Persentase integrasi TIK √ -
20 Rata-rata indeks Opini BPK RI atas LK BA 015 dan LK BUN √ √
(Setjen dan Itjen)
Tabel 2.9 Hubungan Indikator Kinerja Renstra dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
52. LaporanKinerjaTahun2016
52
Perencanaan KinerjaBAB 2
Evaluasi
internal:
Evaluasi Renstra dan
Evaluasi Mandiri atas
Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
(SAKIP) Kementerian
Keuangan
C.
Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pertanggungjawaban
atas pelaksanaan program yang tertuang dalam Renstra
dan untuk mengetahui perkembangan capaian Renstra
Kementerian Keuangan Tahun 2015 – 2019 terhadap target
jangka menengah, dilakukan evaluasi untuk menilai apakah
pelaksanaan program-program tersebut telah sesuai dan
mencapai target yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan, dalam pasal 15 ayat (1) yang menyebutkan
bahwa Pimpinan Kementerian/ Lembaga melakukan
evaluasi pelaksanaan Renstra-K/L. Dalam pasal 12 ayat (1)
juga menyebutkan bahwa evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan dilakukan terhadap pelaksanaan Renja K/L
dan RKP untuk menilai keberhasilan pelaksanaan dari suatu
program/kegiatan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja
yang tercantum dalam Renstra K/L dan RPJM Nasional.
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan,
serta untuk menilai pencapaian pelaksanaan agenda prioritas
nasional (nawa cita), tujuan dan sasaran strategis, sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen Renstra tersebut.
Berdasarkan hasil evaluasi renstra baik terhadap pencapaian
agenda prioritas nasional (nawa cita) maupun pelaksanaan
program, dilakukan proses penyesuaian dalam pencapaian
target jangka menengah Kementerian Keuangan yang
dituangkan dalam nota kesepakatan meliputi:
53. LaporanKinerjaTahun2016
53
BAB 2 Perencanaan Kinerja
No Indikator Kinerja
Target
Renstra
Target
Kontrak
Kinerja
1 Rasio Defisit APBN terhadap PDB -1,80% -2,15%
2 Rasio utang terhadap PDB 24% 26,87%
3 Rasio penerimaan pajak terhadap
PDB
13% 12,17%
Berdasarkan hasil forum Trilateral Meeting Kementerian PPN/
Bappenas dan Kementerian Keuangan c.q DJA, disepakati
bahwa proses penyesuaian ini tidak perlu dilakukan dengan
melakukan perubahan Renstra Kementerian Keuangan,
namun cukup dengan melakukan penyesuaian target dalam
dokumen Renja maupun pada Kontrak Kinerja Kementerian
Keuangan . Hal tersebut sesuai dengan pada pasal 14 Permen
PPN/Kepala Bappenas no. 5 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L tahun 2015-2019
yang menyebutkan bahwa perubahan terhadap Renstra K/L
2015-2019 berjalan dapat dilakukan sepanjang (1) terdapat UU
yang mengamanatkan perubahan Renstra K/L; atau (2) adanya
perubahan struktur organisasi dan/atau tugas dan fungsi K/L.
Selanjutnya, dalam rangka penyusunan Renja pada tahun-
tahun berikutnya, apabila terdapat kondisi dimana terdapat
perundang-undangan yang mengharuskan perubahan atas
target kinerja pada Renja/RKA-K/L Kementerian Keuangan,
disepakati bahwa Kementerian Keuangan selaku K/L cukup
menyampaikan informasi perubahan tersebut kepada
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan
c.q. DJA untuk selanjutnya ditetapkan dalam dokumen
kesepakatan selayaknya forum Trilateral Meeting.
Selain melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan renstra
maupun renja, Kementerian Keuangan juga melaksanakan
evaluasi mandiri atas implementasi SAKIP Kementerian
Keuangan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penilaian atas
implementasi SAKIP tingkat Kementerian Keuangan sehingga
dapat diperoleh gambaran mengenai penyelenggaraan SAKIP di
lingkungan Kementerian Keuangan secara menyeluruh.
Selain itu juga ditujukan untuk melakukan perbaikan,
peningkatan manajemen serta akuntabilitas kinerja
Kementerian Keuangan. Evaluasi mandiri atas Implementasi
SAKIP Kementerian Keuangan dilaksanakan sesuai dengan
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang diterbitkan
oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).
Tabel 2.10 Penyesuaian Target dalam Dokumen Renja/Perjanjian
Kinerja Kementerian Keuangan
54. LaporanKinerjaTahun2016
54
Perencanaan KinerjaBAB 2
Ruang lingkup evaluasi mandiri atas Implementasi
SAKIP Kementerian Keuangan mencakup
penilaian atas lima komponen manajemen kinerja
di lingkungan Kementerian Keuangan, yaitu:
a. perencanaan kinerja, meliputi aspek
pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatan
perencanaan strategis serta perencanaan
kerja tahunan;
b. pengukuran kinerja, meliputi aspek
pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatan hasil
pengukuran kinerja;
c. pelaporan kinerja, meliputi aspek
pemenuhan, penyajian informasi, dan
pemanfaatan informasi kinerja dalam Laporan
Kinerja;
d. evaluasi internal, meliputi aspek pemenuhan,
kualitas, dan pemanfaatan hasil evaluasi
internal; serta
e. pencapaian kinerja, meliputi capaian kinerja
output, capaian kinerja outcome, serta
capaian kinerja lainnya.
Berdasarkan evaluasi mandiri yang dilakukan oleh
APIP Kementerian Keuangan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Terkait komponen perencanaan kinerja,
Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015-2019 (Renstra Kementerian
Keuangan) serta Rencana Kerja dan Kontrak
Kinerja Kementerian Keuangan Tahun 2015
(Renja dan KK) secara umum telah memenuhi
kriteria yang diharapkan, baik dari aspek
pemenuhan, kualitas, maupun implementasi.
Namun demikian, terdapat satu hal yang
perlu mendapat perhatian untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas perencanaan
kinerja, yaitu perlunya penjelasan mengenai
hubungan logis antara Tujuan, Sasaran,
Indikator Kinerja, dan Program pada Renstra
Kementerian Keuangan dengan Sasaran
Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada KK dalam Laporan Kinerja
Kementerian Keuangan
b. Dalam hal pengukuran kinerja, Kementerian
Keuangan telah memiliki dan melaksanakan
mekanisme pengumpulan dan pengukuran
data kinerja yang memadai.
Namun demikian, perlu dilakukan
pengembangan terhadap aplikasi
e-performance Kementerian Keuangan yang
lebih mempermudah pengukuran kinerja
secara berjenjang di lingkungan Kementerian
Keuangan.
c. Terkait komponen pelaporan kinerja, Laporan
Kinerja Kementerian Keuangan tahun
2015 umumnya telah memenuhi kriteria
pemenuhan, penyajian, dan pemanfaatan
informasi kinerja dengan baik.
d. Dalam hal evaluasi internal, Kementerian
Keuangan telah melaksanakan monitoring
dan evaluasi capaian kinerja triwulanan oleh
manajemen serta evaluasi akuntabilitas
kinerja akhir tahun oleh Itjen selama tahun
2015. Evaluasi triwulanan dilaksanakan
melalui evaluasi capaian IKU serta
pemantauan pelaksanaan inisiatif strategis
dan rencana aksi untuk mengendalikan
pencapaian kinerja.
Evaluasi akuntabilitas kinerja tahun
2015 telah dilakukan oleh Itjen terhadap
implementasi SAKIP pada 11 (sebelas)
Unit Eselon I Kementerian Keuangan. Itjen
telah menyampaikan rekomendasi untuk
perbaikan implementasi SAKIP di masing-
masing Unit Eselon I yang pelaksanaannya
dipantau melalui aplikasi teamcentral yang
memungkinkan auditi menindaklanjuti
rekomendasi secara web-based.
e. Terakhir, terkait pencapaian kinerja tahun
2015, Kementerian Keuangan telah
menunjukkan capaian kinerja, baik capaian
kinerja output (IKU), capaian kinerja outcome
(SS), dan capaian kinerja lainnya, yang
cukup optimal. Nilai Kinerja Organisasi
(NKO) Kementerian Keuangan tahun 2015,
yang menggambarkan capaian IKU dan SS
Kementerian Keuangan secara keseluruhan.
Kinerja lainnya dalam hal inovasi dalam
manajemen kinerja dan penghargaan-
penghargaan yang diperoleh selama tahun
2015 juga menunjukkan kinerja yang
memuaskan. Namun, informasi mengenai
inisiatif pemberantasan korupsi di Kementerian
Keuangan yang diakui oleh masyarakat, misalnya
hasil survei eksternal, belum cukup memadai
disajikan dalam Laporan Kinerja Kementerian
Keuangan.
56. LaporanKinerjaTahun2016
56
Perencanaan KinerjaBAB 2
Pengukuran
Kinerja
D.
Komitmen Kinerja Menteri Keuangan dan Wakil
Menteri Keuangan, serta Kontrak Kinerja pejabat
eselon I, eselon II, dan eselon III unit vertikal
berisikan Peta Strategi yang terdiri dari kumpulan
beberapa sasaran strategis yang dikelompokkan
dalam empat perspektif yaitu stakeholders,
customers, internal process, dan learning and
growth. Sasaran strategis dirumuskan dari visi
dan misi organisasi serta tugas dan fungsi utama
unit kerja serta kondisi terkini organisasi.
57. LaporanKinerjaTahun2016
57
Kebijakan fiskal yang prudent guna
mendukung pertumbuhan ekonomi
yang inklusif
3
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Gambar 2.3 Peta Strategi Kementerian Keuangan Tahun 2016
Stakeholder Perspective
Presiden , DPR, BPK
Masyarakat, Bondholders
Customer Perspective
Wajib Pajak, Pengguna
jasa Kepabeanan,
Pengusaha Kena Cukai,
Kementerian/Lembaga
Internal Process
Perspective
Perencanaan Pengelolaan APBN Pengendalian mutu dan penegakan hukum yang efektif
Learning and Growth
Perspective
Pemenuhan layanan
publik
Formulasi
kebijakan
fiskal yang
berkualitas
SDM yang
kompetitif
Organisasi
yang kondusif
Sistem manajemen
informasi yang
andal
Pengelolaan
anggaran yang
optimal
Pengelolaan
neraca
pemerintah pusat
dan BUN yang
optimal
Belanja dan
transfer yang
optimal
Pengelolaan
kekayaan negara
dan pembiayaan
yang optimal
Pengendalian
mutu dan
penegakan
hukum yang
efektif
1
Visi:
2
4
9 10 11 12
5 6 7 8
Kami akan menjadi penggerak utama
pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang inklusif di abad ke-21.
Visi Kementerian Keuangan
Kepatuhan atas pengelolaan
keungan negara yang tinggi
Kepatuhan pengguna layanan
yang tinggi
58. LaporanKinerjaTahun2016
58
Perencanaan KinerjaBAB 2
Peta Strategi Kementerian Keuangan 2016
memuat 12 Sasaran Strategis (SS). Sasaran-
sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan fiskal yang prudent guna
mendukung pertumbuhan ekonomi yang
inklusif;
2. Pemenuhan layanan publik;
3. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi;
4. Formulasi kebijakan fiskal yang berkualitas;
5. Pengelolaan neraca pemerintah pusat dan
BUN yang optimal;
6. Belanja dan transfer yang optimal;
7. Pengelolaan kekayaan negara dan
pembiayaan yang optimal;
8. Pengendalian mutu dan penegakan hukum
yang efektif;
9. Sumber Daya Manusia yang kompetitif;
10. Organisasi yang kondusif;
11. Sistem manajemen informasi yang andal;
12. Pelaksanaan anggaran yang optimal.
Pencapaian sasaran strategis diukur dengan
Indikator Kinerja Utama (IKU). Kementerian
Indikator Kinerja Satuan Target
Sasaran Strategis 1
Kebijakan fiskal yang prudent guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif;
1a Rasio Defisit APBN terhadap PDB % -2,15
1b Rasio utang terhadap PDB % 26,87
1c Rasio penerimaan pajak terhadap PDB % 12,17
Sasaran Strategis 2
Pemenuhan Layanan Publik
2a Indeks kepuasan pengguna layanan Indeks 4,07
(skala 5)
2b Waktu penyelesaian proses kepabeanan hari 1,2
Sasaran Strategis 3
Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi
3a Rata-rata persentase kepatuhan pengguna layanan % 76,25
Sasaran Strategis 4
Formulasi kebijakan fiskal yang berkualitas
4a Tingkat akurasi proyeksi asumsi makro % 100
4b Deviasi proyeksi APBN % 5
Sasaran Strategis 5
Pengelolaan neraca pemerintah pusat dan BUN yang optimal
Keuangan telah menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara
formal. Penyusunan IKU disesuaikan dengan level
organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh
pejabat yang bersangkutan. Semakin tinggi level
organisasi atau kewenangan yang dimiliki pejabat
terkait, semakin bersifat outcome atau impact.
Kualitas IKU juga sangat tergantung kepada
besarnya coverage IKU terhadap pencapaian SS.
Semakin besar coverage IKU terhadap pencapaian
SS, semakin bernilai exact. Sebaliknya, semakin
kecil coverage IKU terhadap pencapaian SS,
semakin bersifat activity. IKU pada level Menteri
(Kemenkeu-Wide) sudah bersifat output atau
outcome. Bahkan beberapa IKU pencapaian
targetnya sangat dominan dipengaruhi oleh
pihak eksternal seperti Rasio penerimaan negara
terhadap PDB, Rasio utang terhadap PDB, Rasio
Defisit APBN terhadap PDB, dan Indeks kepuasan
pengguna layanan.
Keterkaitan antara sasaran strategis dan IKU
serta target IKU dapat disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 2.11 Hubungan Sasaran Strategis, IKU dan Target IKU
59. LaporanKinerjaTahun2016
59
BAB 2 Perencanaan Kinerja
Indikator Kinerja Satuan Target
5a Indeks opini BPK atas LKPP Indeks 4 (WTP)
5b Indeks opini BPK atas LK BUN Indeks 4 (WTP)
5c Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat % 5
Sasaran Strategis 6
Belanja dan transfer yang optimal
6a Akurasi Perencanaan APBN % 95
6b Persentase kinerja pelaksanaan anggaran Kementerian/Lembaga % 75
6c Indeks pemerataan keuangan antar daerah Indeks 0,725
(Skala 1)
Sasaran Strategis 7
Pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan yang optimal
7a Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap % 45
7b Persentase pengadaan utang sesuai kebutuhan pembiayaan % 100
Sasaran Strategis 8
Pengendalian mutu dan penegakan hukum yang efektif
8a Persentase hasil penyelidikan yang telah dinyatakan lengkap oleh
kejaksaan (P21)
% 55
8b Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah
ditindaklanjuti
% 45
8c Persentase keberhasilan pelaksanaan Joint Audit % 88,2
Sasaran Strategis 9
Sumber Daya Manusia yang kompetitif
9a Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan % 89
9b Nilai peningkatan kompetensi SDM Indeks 23
Sasaran Strategis 10
Organisasi yang kondusif
10a Persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan % 87
10b Rata-rata penyelesaian pengembangan jabatan fungsional % 75
Sasaran Strategis 11
Sistem informasi manajemen yang andal
11a Tingkat downtime sistem TIK % 1
Sasaran Strategis 12
Pelaksanaan anggaran yang optimal
12a Rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA 15 Indeks 4 (WTP)
12b Persentase kualitas pelaksanaan anggaran % 95
60. LaporanKinerjaTahun2016
60
Perencanaan KinerjaBAB 2
Dalam rangka menjamin tercapainya sasaran strategis agar lebih optimal,
maka Kementerian Keuangan melakukan penyempurnaan atas pada
beberapa IKU pada tahun 2016. Penyesuaian yang dilakukan diantaranya
Perubahan IKU dan Target IKU, Penetapan IKU Baru, dan Penghapusan IKU.
Perubahan ruang lingkup IKU dan target IKU atas dua IKU sebagai berikut:
1. Perubahan ruang lingkup IKU dan target IKU atas dua IKU sebagai
berikut:
a. IKU “Rasio defisit APBN terhadap PDB”
Target IKU ini bersifat dinamis sesuai amanat pasal 22 UU
No. 14 Tahun 2015 tentang APBN TA 2016 yang memberikan
kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk melakukan
perubahan perkiraan defisit. Dasar penetapan target Defisit
APBN-P 2015 menggunakan PMK nomor 163/PMK.05/2015,
yang mendasarkan pada UU nomor 27 tahun 2014 tentang
APBN 2015, dan KMK nomor 1275/KMK.05/2015. Pada tahun
2016, Kementerian Keuangan tetap menggunakan target
defisit sesuai APBN-P 2016 sehingga menjadikan target IKU ini
lebih menantang.
b. IKU ”Rasio penerimaan pajak terhadap PDB”
Target IKU ini berdasarkan Renstra Kementerian
Keuangan menggunakan definisi penerimaan pajak dalam arti
luas dimana mencakup penerimaan pajak daerah. Mengingat
sulitnya memperoleh data penerimaan pajak daerah pada
akhir tahun penilaian, maka pada tahun 2015, ruang lingkup
yang diukur dalam IKU ini mencakup penerimaan pajak,
penerimaan bea dan cukai dan penerimaan negara bukan
pajak. Pada tahun 2016, ruang lingkup IKU ini dibatasi hanya
pada penerimaan pajak serta penerimaan bea dan cukai agar
lebih menggambarkan usaha Kementerian Keuangan dalam
mencapainya.
2. Pemisahan IKU atas IKU “Rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA 15
dan LK BUN” menjadi 2 (dua) IKU yaitu:
a. Indeks opini BPK RI atas LK BUN
IKU ini merupakan reposisi IKU Rata-rata indeks opini BPK atas
LK BA 15 dan LK BUN yang diletakkan ke Internal Proses untuk
merefleksikan fungsi Menteri Keuangan sebagai Chief Financial
Officer (CFO). IKU ini merupakan joint KPI antara DJPB
dan Itjen.
b. Indeks opini BPK atas LK BA 15
Rewording IKU ini merupakan penyempurnaan atas IKU
Rata-rata indeks opini BPK atas LK BA 15 dan LK BUN” agar
lebih merefleksikan fungsi Menteri Keuangan sebagai Chief
Operating Officer (COO). IKU ini merupakan joint KPI antara
Setjen dan Itjen.
3. Penetapan IKU Baru, yaitu:
a. IKU “Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat”
dengan target 5%.
b. IKU “Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang
telah ditindaklanjuti” dengan target 50%.