Dokumen tersebut membahas tentang observasi Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) yang dilakukan di SMAN 2 Samarinda. Ada beberapa poin utama yang diangkat, yaitu:
1. Karakteristik peserta didik di SMAN 2 Samarinda dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut.
2. Modul ajar yang disusun guru sudah sistematis dan sesuai dengan kompetensi dasar.
3. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada
2. 03.
Manajemen Sekolah, Rapat, Piket dan
kegiatan Ekstrakurikuler
04.
01.
Karakteristik Peserta Didik,
Pelaksanaan Pembelajaran, Kegiatan
Ekstrakurikuler di Sekolah
02.
Praktik pembelajaran terbimbing
Kegiatan Non Mengajar Penelitian Tindakan Kelas
Kolaboratif (PTKK)
Observasi PPL II
Pembelajaran Mandiri
Siklus I
POKOK BAHASAN
3. Karakteristik Peserta Didik, Pelaksanaan
Pembelajaran, Kegiatan Ekstrakurikuler di
SMAN 2 Samarinda
Observasi
PPL II
4. Observasi PPL II: Karakteristik Peserta Didik
1. Budaya sekolah dan kelas
Suasana sekolah mendukung pembelajaran dan profil
pelajar Pancasila dihidupkan dalam sekolah, seperti
sekolah memiliki program salah satunya adalah
membiasakan peserta didik untuk membaca kitab suci
sebelum pembelajaran dimulai.
2. Keterlibatan Peserta Didik
Sebagian peserta didik terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Bertanya, berargumen, dan melakukan
presentasi. Guru juga secara aktif memberikan stimulus,
pujian dan motivasi kepada peserta didik
5. Observasi PPL II: Karakteristik Peserta Didik
3. Perkembangan Sosial, Emosional dan Moral/Spritual
● Sepanjang pembelajaran, guru menghadirkan ruang ekspresi diri yang sehat
untuk peserta didik. Hal itu dilihat dari kreativitas yang dibebaskan untuk peserta
didik dalam mendesain PPT materi kelompok dengan beberapa ketentuan yang
standar.
● Peserta didik dapat melatih kemampuan berkomunikasi atau bersosial melalui
kegiatan presentasi hasil karya.
● Guru menekankan etika ketika peserta didik akan mengambil sebuah materi atau
data dengan selalu menuliskan sumber dari mana materi/data tersebut didapat.
Hal itu mengajarkan kejujuran peserta didik ketika mengutip sebuah materi atau
data dari sebuah sumber.
● Dalam pembelajaran dikelas, guru menekankan profil pelajar pancasila melalui
proses pembelajaran berupa kolaborasi atau bekerja kelompok dan mengasah
kemampuan berpikir kritis. Yang dalam hal ini guru memberikan contoh
bagaimana peserta didik menanggapi dan menyikapi sebuah kasus secara kritis.
6. Modul yang dibuat oleh guru sudah tersusun secara
runtut, sistematis, sesuai dengan alokasi waktu
untuk setiap kegiatan. Kemudian modul ajar
memuat tujuan pembelajaran yang dimuat sudah
sesuai atau selaras dengan CP dan kegiatan yang
tercantum sudah berorientasi pada penguatan
kompetensi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Sedangkan terkait asesmen, guru sudah membuat
asesmen yang selaras dengan pembelajaran.
Asesmen pada modul aja juga dibuat menjadi bagian
terpadu dengan kegiatan pembelajaran
Observasi PPL II: Modul Ajar
7. Dari hasil pengamatan terdapat 3 peserta didik yang
tertidur dan ada sebagian kecil yang bermain gadget. Melalui
pengamatan, ada dua hal yang menjadi masalah yaitu
penggunaan gadget yang tidak sesuai fungsinya dan
perpindahan waktu istirahat.
Upaya yang telah dilakukan guru adalah mengembalikan
fokus mereka.Hal menariknya adalah ketika melihat audiens
yang tidak memperhatikan, guru menyadari kondisi tersebut
tidak murni disebabkan karena dua permasalah sebelumnya.
Ada satu hal yang disadari guru yaitu bahwa narasumber
menjelaskan dengan volume suara kecil. Sehingga bukan saja
dengan meminta audien fokus, namun guru meminta dan
mencontohkan kepada tim narasumber bagaimana cara
mempresentasikan materi dan mengajak audien untuk
memperhatikan presentasi.
Observasi PPL II: Pelaksanaan Pembelajaran
8. Observasi PPL II: Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Samarinda
Banyak sekali kegiatan yang bisa dimunculkan di
SMAN 2 Samarinda yang berhubungan dengan
kegiatan ekskul, seperti; Pramuka, PMR Pecinta,
Klub Fotografi, English Club, Paskibraka,
berbagai Eskul Olahraga, Tari Daerah, dan lain
sebagainya.
Total ada 26 Ekstrakurikuler yang ada di SMADA.
Biasanya sekolah memberikan waktu khusus untuk
kegiatan ekskul ini, contohnya, hari Sabtu sore, hari
Minggu atau hari-hari lain setelah jam pelajaran,
yang waktu pelaksanaan kegiatannya bisa diatur.
Dengan ikut sertanya anak-anak ke dalam kegiatan ekskul ini, diharapkan
kepribadian anak menjadi berkembang, anak akan lebih dewasa dalam
berpikir, tidak kuper alias kurang pergaulan.
10. 01.
Penyusunan perangkat
pembelajaran telah
dilaksanakan dengan baik dan
dapat dilanjutkan pada tahap
pelaksanaan pembelajaran (Do).
02.
Materi penyebab
keterbatasan energy,
dampak keterbatasan
energy, upaya
menyikapi keterbatasan
energy telah terlaksana
sesuai dengan modul
ajar yang telah
dirancang.
03.
Evaluasi dan Refleksi (See)
siklus I mendapatkan hasil
yang baik, pembelajaran
yang dilaksanakan telah
sesuai dengan modul ajar
yang dirancang sebelumnya.
Tidak terdapat kendala yang
bersifat mayor, sehingga
pembelajaran dinilai telah
berhasil dan dapat
melaksanakan siklus kedua.
Lesson Study Season I
Plan Do See
11. Beberapa siswa terlambat masuk
ke dalam kelas karena harus
melakukan punishment akibat
terlambat hadir ke sekolah.
Kendala (Lesson Learned)
• Pengaturan alokasi waktu
sangat penting pada proses
pembelajaran.
• Proses pengelompokkan
merupakan suatu hal yang
sangat penting.
• Teknik penguasaan kelas
merupakan hal yang perlu
dimiliki oleh seorang guru.
Kendala dan Solusi Pelajaran berharga
Perlu adanya himbauan untuk
siswa agar datang ke sekolah
tepat waktu.
Solusi
15. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENT) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-I PADA MATERI PERUBAHAN
IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL DI
SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN
AJARAN 2022/2023
Triyana Meirlin / 2205037027
Judul Penelitian:
17. 1
Berdasarkan hasil observasi pada peserta
didik bahwa peserta didik memiliki
karakteristik yang beragam dari
kemampuan awalnya yang bebeda-beda.
Terdapat peserta didik dengan memiliki
kemampuan awal yang rendah, sedang dan
tinggi. dan hampir rata-rata seluurh peserta
didik memiliki kemampuan rendah dan nilai
dibawah KKM dan belum mencapai KKM
yang diterapkan di sekolah yaitu 70 untuk
mata pelajaran fisika. dengan artian bahwa
peserta didik memiliki nilai hasil belajar
yang rendah dan kurangnya minat dalam
kegiatan pembelajaran fisika yang
dilaksanakan.
Dewasa ini banyak kalangan pelajar
yang menganggap bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas yang membosankan, mereka
hanya duduk diam mendengarkan
guru menjelaskan materi pelajaran,
tanpa adanya suatu tindakan atau
kegiatan sebagai pengalaman dalam
belajar. Menurunnya semangat dan
keinginan siswa dalam belajar akan
sangat berdampak buruk terhadap
hasil belajar yang dicapai.
2
Latar Belakang Masalah
18. TGT
Berdasarkan kondisi tersebut, salah satu model pembelajaran
yang dapat dilakukan adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
memungkinkan seluruh siswa dapat secara aktif berinteraksi
antara satu dengan yang lain dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dipilih
karena model pembelajaran tersebut selain melibatkan seluruh
peserta didik dan kerjasama kelompok juga sesuai dengan
perkembangan peserta didik yang masih berada pada akhir masa
remaja. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournaments juga menuntut peserta didik untuk berkompetisi
melalui turnamen dalam permainan sehingga akan memicu untuk
memperbaiki hasil belajar fisika
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti melakukan penelitian mengenai “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-I”
19. Rumusan Masalah Tujuan
Apakah penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) dapat meningkatkan
hasil belajar fisika pada siswa kelas
X-I di SMA Negeri 2 Samarinda
(Perubahan Iklim dan Pemanasan
Global)?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar fisika pada
siswa kelas X-I di SMA Negeri 2
Samarinda (Perubahan Iklim dan
Pemanasan Global) dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament).
Rumusan Masalah dan Tujuan
21. Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan
Kelas Kolaboratif
April – Mei 2023
Kelas X-I berjumlah 35
orang di SMAN 2
Samarinda
SMA Negeri 2
Samarinda
Subjek/Partisipan
Waktu
Tempat
Metode Penelitian
24. Tes (Evaluasi)
Tes digunakan untuk
mengetahui hasil
belajar Fisika siswa yang
dilakukan setiap akhir
pertemuan
Observasi Dokumentasi
Observasi dilakukan untuk
menemukan data dan
informasi yang terjadi di
dalam kelas saat proses
pembelajaran dengan
menerapkan model
Cooperative Learning type
Teams Games Tournament
Dokumentasi diperoleh
dengan cara mengambil
gambar segala bentuk
aktivitas siswa pada
saat proses belajar
mengajar berlangsung
Teknik Pengumpulan Data
25. Teknik Analisis Data
Hasil tes yang diperoleh dari tes siswa pada setiap akhir siklusnya, selanjutnya dihitung nilai rata-
ratanya. Setelah diperoleh nilai reratanya, kemudian dibandingkan dengan rerata tes di setiap siklus
tindakan dari siklus I sampai siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Rumus rerata nilai
Presentase Aktivitas
Siswa dan Guru
Peningkatan Hasil
Belajar Siswa
Keterangan :
𝑋 = Rata–rata (mean)
∑𝑋 = Jumlah skor/nilai siswa
N = Jumlah siswa
P =
𝐹
𝑁
𝑥 100 %
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang
dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensi atau
banyaknya individu
P =
𝑎
𝑏
𝑥 100 %
Keterangan :
P = Persentase
a = selisih skor rata – rata hasil
belajar siswa
b = skor rata – rata belajar
siswa pada siklus sebelumnya
𝑋 =
𝑋
𝑁
27. Hasil Penelitian
Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II
Hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT) pada
materi perubahan iklim dan pemanasan
global di siklus I dan II dapat dilihat pada
tabel berikut :
1. Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II
No Aspek Siklus I (%) Siklus II (%)
1 Aktivitas Guru 78,12% 93,75%
2 Aktivitas Siswa 73,61% 88,80%
3
Hasil Belajar
Siswa
60% 88,57%
28. Hasil Penelitian
Grafik Indikator Ketercapaian
Penelitian
Grafik Indikator Ketercapaian Penelitian
aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) pada materi perubahan
iklim dan pemanasan global di siklus I dan II
dapat dilihat disamping.
2.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus 1 Siklus 2
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Hasil Belajar
29. Hasil Penelitian
Dari grafik tersebut, dapat diketahui bahwa indikator ketercapaian penelitian sebagai
berikut :
1. Aktivitas guru selama proses belajar mengajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi
perubahan iklim dan pemanasan global dari siklus I mengalami peningkatan
sebesar 15,63% ke siklus II.
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi
perubahan iklim dan pemanasan global dari siklus I mengalami peningkatan
sebasar 15,19% ke siklus II.
3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
28,57%.
.
31. Aktivitas Guru
Pada proses pembelajaran siklus I, guru belum mencapai target penyampaian
proses pembelajaran yang telah ditentukan peneliti yaitu 80%. Namun guru telah
menyampaikan pembelajaran dengan cukup baik. Tingkat keberhasilan yang
diperoleh adalah 78,12%. Kekurangan guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I
adalah guru kurang menguasai kelas. Guru masih belum mengerti karakter siswa
secara keseluruhan. Selain itu, dalam menjelaskan materi perubahan iklim dan
pemanasan global, guru masih berbelit-belit sehingga masih banyak siswa yang
kurang jelas dalam memahami materi tersebut. Guru masih kurang rinci dalam
menjelaskan aturan game yang akan dilaksanakan siswa sehingga siswa masih
merasa kebingungan.
Pada proses pembelajaran siklus II, menunjukkan bahwa aktivitas guru
meningkat dan dilakukan dengan sangat baik dengan persentase 93,75%. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas guru telah mencapai target yang ditentukan oleh
peneliti yaitu 80% dan dinyatakan tuntas. Pada siklus II ini guru sudah
menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan sangat baik sehingga suasana kelas menyenangkan
serta hasil belajar yang diperoleh siswa juga meningkat.
Pembahasan
32. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan hasil persentase sebesar 73,61% dan
dikategorikan baik. Hasil kegiatan siswa ini belum mununjukkan ketuntasan karena
belum mencapai target peniliti yatiu 80%. Hal ini dikarenakan partisipasai siswa
kurang terhadap pembelajaran karena siswa belum terbiasa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Kekurangan
siswa pada saat pembelajaran siklus I disebabkan karena saat pembelajaran
berlangsung masih terdapat siswa yang mengobrol sendiri dengan temannya dan
kurang berkonsentrasi. Selain itu, masih banyak siswa yang belum mengerti apa yang
harus dilakukan dalam kelompoknya sehingga banyak siswa yang bertanya kepada
guru karena guru kurang jelas dalam menjelaskan pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif. Sebagian siswa masih belum berani bertanya dan siswa terlihat
kebingungan serta tidak mengerti apa yang harus dilakukan saat melaksanakan game.
Pada siklus II menunjukkan persentase 88,80% dan dikategorikan sangat baik sekali.
Hal ini terbukti dengan siswa yang lebih mengerti proses pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT), suasana kerja sama dalam kelompok sudah
muncul dan setiap kelompok menunjukkan yang terbaik serta sangat antusias dalam
mengikuti game. Dengan demikian aktivitas siswa dinyatakan tuntas karena telah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan peniliti yaitu 80%.
Pembahasan
33. Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 60% dengan
rata-rata 66,4. Hal tersebut telah menunjukkan hasil belajar siswa masih belum
mencapai target peneliti yaitu 80%. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran
siklus I, masih banyak siswa yang mengobrol sendiri dengan temannya sehingga
tidak konsentrasi untuk mendengarkan penjelasan guru. Selain itu, guru terlalu
cepat saat menyampaikan materi sehingga siswa kurang bisa menyerap materi
dengan baik. Pada siklus II menunjukkan persentase 88,57%, dengan nilai rata-
rata 82,7. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai target
yang ditentukan peneliti yaitu 80%. Sebagian besar siswa telah menunjukkan
hasil belajarnya dengan nilai yang baik namun masih terdapat beberapa siswa
yang belum tuntas. Walaupun demikian pada siklus II target peneliti telah
terpenuhi yaitu 80% dan pembelajaran dinyatakan tuntas.
Pembahasan
34. Dilihat dari semua hasil yang telah diperoleh pada proses pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dapat memberikan kontribuasi yang besar terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan Taniredja (2011:72),
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mengembangkan
seluruh potensi yang ada dalam dirinya, selain itu dengan adanya kerja sama
akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak
membosankan. Rasa percaya diri siswa menjadi semakin lebih tinggi dan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru juga menjadi lebih
mendalam. Selain itu, siswa menjadi lebih termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran di kelas dan siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan
menggunakan pendapatnya
Pembahasan
36. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) pada materi
perubahan iklim dan pemanasan global
pada siklus II telah berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
X-I di SMA Negeri 2 Samarinda
37. Saran
Penulis sangat menyadari dalam penulisan
penelitian tindakan kelas ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan yang
dikarenakan masih kurangnya keterampilan
dan penegtahuan penulis yang terbatas. Oleh
karenanya penulis sangat mengharapkan
masukan dan saran yang mendukung dari
para pembaca dalam upaya perbaikan
penelitian selanjutnya